Tag Archives: Podcast

Noice Layoff

Noice Lakukan Restrukturisasi, Sejumlah Karyawan Terdampak PHK [UPDATED]

Kabar layoff santer terdengar datang dari industri startup tanah air. Salah satu platform konten audio lokal Noice juga diketahui melakukan restrukturisasi dan penyesuaian fokus bisnis. Langkah ini diambil untuk bisa tumbuh lebih relevan dan berkelanjutan serta berinovasi lebih baik di tengah tantangan ekonomi global yang dinamis.

Setelah melakukan serangkaian evaluasi dan peninjauan komprehensif terhadap operasional dan tujuan strategis ke depan, perusahaan mengaku dengan berat hati harus mengambil langkah untuk perampingan pada jumlah tim. Keputusan ini dikabarkan berdampak pada sekitar 25 orang karyawan di perusahaan.

Tertulis dalam keterangan resmi, “Dengan berat hati, langkah sulit ini harus kami ambil sebagai upaya agar Noice tetap bisa beradaptasi dengan situasi pasar dan tantangan yang ada sehingga masa depan perusahaan dapat terus terjaga.”

Perusahaan berkomitmen untuk mendukung para karyawan yang terdampak dari langkah perampingan ini melalui kompensasi yang sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku dari pemerintah Indonesia terkait ketenagakerjaan serta dukungan untuk karir mereka.

Melalui pernyataan resmi, CEO Noice Rado Ardian juga mengungkapkan, “Restrukturisasi ini tidak akan mengubah komitmen kami kepada jutaan pendengar dan ribuan kreator Noice di berbagai daerah untuk terus fokus menghadirkan konten serta produk yang berkualitas di dalam aplikasi Noice. Ke depannya, kami berharap bisa semakin mewujudkan komitmen untuk mengembangkan ekosistem konten audio di Indonesia.”

Perjalanan Noice membangun konten audio di Indonesia

Sebagai startup lokal yang didirikan pada tahun 2018 dan berada di bawah naungan PT Mahaka Radio Integra Tbk, Noice awalnya hanya berfokus pada penyediaan konten radio streaming. Seiring perkembangan bisnis, platform ini mulai menjangkau konten podcast dan pada akhirnya fokus untuk mengembangkan ekosistem konten audio di Indonesia.

Noice juga mengembangkan fitur Noice Live yang memungkinkan para kreator berinteraksi dengan pendengar secara real-time. Fitur lainnya yang turut melengkapi ambisi Noice sebagai rumah konten audio adalah audiobook yang dinamai NoiceBook.

Di akhir tahun 2022 lalu, Noice juga resmi menghadirkan “Noicemaker Studio”, sebuah ruang digital tanpa batas bagi para kreator untuk dapat mengoptimalkan karya mereka di industri konten audio tanah air. Fitur ini merupakan langkah awal yang kami hadirkan untuk mengembangkan potensi konten kreator yang bergabung dan tumbuh di dalam ekosistem NOICE.

Belum lama ini, Noice resmi memperkenalkan fitur video podcast dan video livestream. Fitur ini dibuat sebagai alternatif bagi pengguna untuk memperkaya pengalaman dalam menikmati konten dari kreator favorit. Selain itu memungkinkan para kreator untuk membangun koneksi yang lebih dekat dengan pendengarnya fitur ini juga memperluas kesempatan para kreator untuk melakukan monetisasi lewat konten berbasis audio dan juga visual.

Selama 5 tahun berdiri, perusahaan sudah mendapatkan pendanaan dalam beberapa tahapan. Mulai dari pendanaan tahap awal dari Kenangan Kapital, Alpha JWC, dan Kynesis Group. Lalu diikuti putaran pra-seri A yang dipimpin oleh Alpha JWC Ventures dan Argor Capital.

Teranyar, Noice meraih pendanaan seri A dipimpin oleh Northstar pada awal tahun 2022 lalu. Putaran ini juga diikuti oleh investor-investor  sebelumnya, gencarkan percepatan akuisisi konten serta pengembangan platform teknologi audio untuk kreator.

*update: Pihak Noice mengatakan bahwa total layoff sebanyak 25 karyawan

Application Information Will Show Up Here
Co-Founder & CEO Brick Gavin Tan bersama Co-Founder & CEO KeTitik Bipin Mishra

Dorongan Pendiri Brick Berpindah Profesi dari Bidang Legal ke Teknologi Finansial

Berawal dari mengembangkan layanan pengelolaan data kesehatan finansial berbasis API (Application Programming Interface), Brick kini telah berkembang menjadi sebuah layanan treasury tool yang dapat digunakan untuk semua aspek bisnis.

Dalam kanal podcast bertajuk “Startup Simplified, a Ketitik Podcast”, Co-Founder & CEO Brick Gavin Tan mengungkap perjalanan kariernya dengan latar belakang pendidikan di bidang hukum, hingga akhirnya memutuskan terjun ke dunia fintech. 

Gavin mengakui punya ketertarikan kuat dengan angka dan hal-hal yang berbau finansial. Beranjak dewasa, ia mulai diharuskan fokus pada hal yang akan menjadi pilihan karirnya. Sempat mempertimbangkan beberapa hal, ia akhirnya memutuskan untuk fokus masuk ke jurusan hukum.

Setelah lulus kuliah, Gavin sempat menjalani karier sebagai pengacara yang fokus pada kasus kriminal, kepentingan publik, juga untuk pemerintahan Singapura selama sekitar dua tahun.

“Saya melihat yang dilakukan pengacara itu baik, memutuskan ini sebagai pilihan karier. Ilmu ini tidak hanya tentang berpikir logis, tetapi juga ada unsur humanity yang mengharuskan kita untuk bisa memproses banyak hal dalam waktu singkat,” jelasnya Gavin kepada Co-Founder & CEO KeTitik Bipin Mishra yang menjadi pembawa acara dalam podcast.

Lalu, di satu waktu ia kembali teringat masa kecilnya yang diisi oleh angka dan ketertarikan di industri finansial.

Ia berpikir keras dan akhirnya berbicara pada dirinya sendiri, “Jika aku terus menggeluti bidang hukum, maka akan sangat mudah untuk terjebak di sini.” Sementara cinta pertamanya masih pada financial markets, ia terus berpikir keras bagaimana bisa mengawinkan keduanya. Ketika itu, fintech belum jadi apa-apa, bahkan tidak dianggap pekerjaan.

Dari situ, ia mulai mengikuti komunitas terkait fintech, wealthtech, dan menghadiri berbagai acara. Sampai pada akhirnya ia menerima tawaran untuk bekerja pada sebuah perusahaan e-money asal Kuala Lumpur yang beroperasi di Myanmar. Ia mulai kembali membangun mimpinya di industri finansial bersama platform fintech Aspire.

Gavin menghabiskan 8 tahun terakhir untuk membantu mengembangkan platform fintech di Asia Tenggara. Di Aspire, timnya berhasil melakukan ekspansi ke tiga negara hanya dalam waktu 6 bulan. Ia melihat banyak tantangan ketika bekerja di Aspire, salah satu yang utama adalah infrastruktur yang masih kurang di pasar yang tengah berkembang.

“Hal ini sebenarnya yang menginspirasi saya untuk mengembangkan Brcik,” ungkapnya.

Mengembangkan Brick

Gavin belajar banyak hal dan mendapat mentor yang luar biasa selama di Aspire. Salah satu pelajaran terbaik yang ia dapatkan adalah “momentum is the lifeblood of startups“, bahwa momentum itu sangat penting. Ketika kamu sudah mengetahui arahnya, kamu harus bergerak, cepat.

Hal ini juga yang meyakinkan Gavin untuk memulai Brick. Ia mengaku bahwa motivasi awalnya adalah rasa takut akan melewatkan kesempatan yang baik. Sementara ia tidak merasa sebagai seorang pengusaha “by nature“, bahkan tidak pernah terpikir menjadi salah satunya. Namun ia bekerja di antara pemilik bisnis dan “got hit by entrepreneurship bug“.

Memulai bisnis sama sekali tidak mudah, ada banyak hal yang harus bisa dipersatukan. “Tidak cukup hanya dengan mendapatkan ide yang cemerlang, kamu juga harus mencintai ide itu. Dari situ, ide harus bisa dieksekusi menjadi bisnis yang profitable. Waktu juga sangat krusial. Ketika sudah banyak sekali kompetitor di pasar, akan lebih sulit melakukan penetrasi,” jelasnya.

Selain itu, ia juga mengaku bahwa memiliki co-founder dengan value yang sama adalah esensial. Ia bertemu dengan Deepak Malhotra yang juga Co-Founder dan CTO Brick ketika mereka dijadikan satu tim di Antler. Mereka berinteraksi secara sosial melalui akselerator ini dan menemukan bahwa keduanya memiliki ketertarikan yang kuat di satu subjek yang sama, fintech.

Mereka memulai Brick sebagai pengembang layanan pengelolaan data kesehatan finansial berbasis API (Application Programming Interface), kapabilitasnya memungkinkan pelaku fintech atau perusahaan teknologi untuk mendapatkan insight lebih dalam terkait kesehatan keuangan para penggunanya. Tujuannya untuk membawa aplikasi finansial yang lebih personal dan inklusif.

Ketika menginisiasi platform ini, Gavin sadar bahwa suatu saat mereka akan semakin berkembang dan masuk ke ranah money movement. Dengan klien yang kebanyakan datang dari industri fintech, bookeeping, maka semakin banyak permintaan akan layanan yang semakin menyeluruh. Dari situ, mereka akhirnya masuk ke ranah transaksi.

“Saat ini, aku memosisikan Brick sebagai treasury tool yang membantu para pemilik bisnis, juga divisi finansial untuk bisa meningkatkan fungsi finansial di perusaaan dengan pembayaran pintar, automasi pekerjaan, dan menentukan kesepakatan finansial secara cepat. Kami telah berkembang sangat pesat dari hanya sebuah platform open finance

Rencana ke depan

Belum genap tiga tahun beroperasi, Brick sudah mengumpulkan total pendanaan lebih dari $8 juta dalam 2 kali putaran pendanaan. Dalam perjalanannya, Gavin juga mengaku bahwa tidak mudah menjalani bisnis di tengah gempuran pandemi. Perusahaan sempat menganut nilai “grow at any cost“, namun pada akhirnya harus mulai bergeser menjadi “revenue oriented”.

Satu hal yang ia bangga adalah, sejauh ini perusahaan masih bisa mempertahankan healthy runway yang membuat mereka bisa dengan mudah melakukan pivot atau mengganti fokus. Sebagai perusahaan, bahkan di saat genting Brick masih bisa bertahan. Hal itu tidak terlepas dari orang-orang yang ada di dalam perusaaan.

“Sebagai founder, saya sendiri harus bisa mengelola pengeluaran dengan baik sembari memastikan bahwa kita tetap bisa melakukan eksperimen. Saya melihat di beberapa negara Eropa, iklim investasi sudah mulai membaik. Harapannya adalah hal itu akan terjadi di Indonesia,” ujarnya.

Terkait rencana ke depan, Gavin menegaskan bahwa saat ini mereka tengah fokus untuk bisa doubling down for being a treasury tool. Pergerakan uang sangat esensial, hal ini menyentuh seluruh aspek dalam bisnis.

“Yang kami lakukan sekarang adalah melihat celah use case yang besar dan masih belum bisa terselesaikan, lalu datang sebagai solusi. Harapannya, tidak hanya terkait dengan dunia pembayaran, tetapi juga dalam hal automasi,” jelasnya.

Untuk platform real-time financial data, Gavin juga mengungkapkan bahwa mereka telah span off menjadi Boiva, sistem autentikasi yang memudahkan konsumen untuk login tanpa proses onboarding yang panjang dan berulang.

“The vision for Brick from day one was always to make financial services to be more accessible, across SEA. Indonesia is just the first stop. We also plans to expand to the second and third markets in the next one to two years. However, right now we are still focusing on the Indonesian market before we get out to other markets,” tutup Gavin.

Disclosure: DailySocial.id merupakan print partner dari program “Startups Simplified, a Ketitik Podcast”

Wafa Taftazani Podcast

Cerita Wafa Taftazani Mengembangkan Bisnis di Tiga Startup

Saat ini kehadiran usaha kreatif menjadi penting untuk mendorong inovasi, membentuk budaya, dan memajukan pertumbuhan ekonomi. Namun, tantangan yang masih mereka hadapi terkait dengan akses pembiayaan kerap menghambat upaya mereka untuk berkarya.

Ekonomi kreatif ini sering kali menghadapi tantangan unik dalam mendapatkan dukungan keuangan, sehingga penting untuk memahami secara mendalam kesulitan keuangan yang mereka hadapi dan mengeksplorasi solusi potensial.

Berangkat dari latar belakang yang dimiliki, Wafa Taftazani kemudian meluncurkan Upbanx, platform yang relevan untuk usaha kreatif mendapatkan akses pembiayaan bersama Co-founder lainnya yaitu Hendri Wijaya, dan Alif Jafar Fatkhurrohman.

Dalam diskusinya bersama Co-Founder & CEO KeTitik Bipin Mishra, Wafa mengungkapkan strategi membangun bisnis. Berikut rekaman diskusi tersebut selengkapnya:

 

Dukung konten kreator

Usaha kreatif dibangun berdasarkan aset yang tidak berwujud (intangible assets) seperti kekayaan intelektual, ekuitas merek, dan bakat kreatif. Menilai aset-aset yang tidak berwujud ini menjadi sangat sulit dilakukan, karena nilai tersebut kerap melebihi nilai pasar.

Institusi keuangan tradisional seperti bank akan kesulitan memahami atau menguantifikasi aset-aset yang tidak berwujud dari usaha kreatif, yang mengakibatkan penilaian potensi kesuksesan mereka yang rendah.

Upbanx hadir membantu usaha kreatif di Indonesia untuk mendapatkan akses pembiayaan. Saat ini platform tersebut sudah bekerja dengan berbagai konten kreator, mulai dari musisi, penerbit, hingga influencer yang memiliki akun media sosial di YouTube, Instagram, juga TikTok.

Memanfaatkan data dari akun media sosial konten kreator tersebut,  Upbanx mampu mengambil data untuk membuat credit profiling yang kemudian digabungkan dengan credit model yang sudah ada di mitra finansial Upbanx, seperti perbankan hingga multifinace.

Saat ini Upbank telah memiliki ratusan pegawai dengan 2 ribu pelanggan yang terdiri dari 60% brand adalah korporasi dan 40% adalah kreator.

“Karena secara tradisional usaha kreatif di Indonesia tidak dapat memperoleh akses ke pembiayaan, karena sifat bisnis ini kebanyakan adalah didorong oleh kepribadian secara individu atau personal dibandingkan dengan produk dan model bisnis,” kata Wafa.

Awal tahun 2022 lalu Upbanx telah mendapatkan pendanaan pra-pendanaan awal dengan nilai $5,2 juta atau sekitar 74 miliar Rupiah dengan klaim valuasi $120 juta (centaur) hanya dalam 6 bulan beroperasi atau 1 bulan berdiri resmi.

Bulan Mei 2022 lalu, Upbanx juga mulai membuka diri ke publik, setelah melewati stealth mode selama hampir satu tahun beroperasi. Perusahaan memanfaatkan lisensi p2p lending milik Modal Rakyat untuk mengembangkan platform perbankan digital buat kreator dan brand.

Fokus mengembangkan bisnis

Selain Upbanx, Wafa Taftazani juga memimpin beberapa perusahaan lainnya. Di antaranya adalah posisi dirinya sebagai Board Member di Modal Rakyat dan Co-founder VCGamers. Disinggung seperti apa rencana Wafa terkait dengan perusahaan yang ia pimpin saat ini, ditegaskan olehnya, fokus dirinya bersama dengan para pendiri lainnya adalah meningkatkan sustainability dan unit ekonomi di seluruh perusahaan.

Untuk mempercepat pertumbuhan perusahaan, kegiatan penggalangan dana juga akan terus dilakukan. Kondisi saat ini menurut Wafa tidak menjadi alasan untuk menunda kegiatan tersebut. Langkah yang tepat saat ini adalah memastikan semua perusahaan bisa terus tumbuh walaupun tanpa kegiatan penggalangan dana.

Secara keseluruhan saat ini Wafa sudah memiliki sekitar 250 pegawai yang berasal dari gabungan perusahaan yangg ia pimpin. Tentunya didukung oleh pendiri yang saat ini berjumlah 12 orang di masing-masing perusahaan. Menurut Wafa kesuksesan seorang entrepreneur tidak bisa berjalan secara sendiri, harus didukung oleh mitra yang tepat dan tentunya pegawai.

“Saya percaya tidak ada entrepreneur yang sukses sendiri, dilihat dari para co-founder yang mendukung semua bisnis. Saya tidak percaya seorang Elon Musk bisa sukses sendiri, dia mungkin memiliki tim pendukung yang melakukan oprasional setiap harinya. Namun Elon Musk adalah figur yang menghubungkan semua,” kata Wafa.

Disclosure: DailySocial.id merupakan print partner dari program “Startups Simplified, a Ketitik Podcast”

Momen Penandatangan kesepakatan oleh PT Dektos Digital Corbuzier dengan Flux Creative Universe

Dektos Digital Corbuzier Berikan Investasi ke Flux Creative Universe

Anak perusahaan PT Digital Mediatama Maxima, PT Dektos Digital Corbuzier, tengah menggencarkan ekspansi bisnis dengan berinvestasi pada sebuah creative holding grup Flux Creative Universe yang sebelumnya bernama Flux Design. Dalam kolaborasi ini, Flux akan membawa keahlian dan kreativitasnya untuk melengkapi ekosistem konten digital “Close the Door”.

Didirikan oleh selebritas Deddy Corbuzier, PT Dektos Digital Corbuzier berfokus pada pengembangan ekositem digital podcast dan entertainment. Sebagai pionir konten siniar di Indonesia dengan lebih dari 20 juta subscriber, perusahaan juga menaungi sekitar 31 kreator konten dengan lebih dari 50 juta subscriber. 

Sebelumnya, PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) dan PT SiCepat Ekspres Indonesia juga telah berinvestasi menjadi salah satu pemegang saham di PT Dektos Digital Corbuzier. Tidak mau ketinggalan, Prestige Corp ikut bergabung menjadi pemilik saham di perusahaan Deddy Corbuzier ini.

Kolaborasi Dektos Digital Corbuzier dengan Flux Creative Universe akan saling melengkapi layanan yang ditawarkan masing-masing entitas. Infrastruktur kreatif yang dimiliki Flux dapat membantu meningkatkan kualitas inovasi kreatif yang ditawarkan kepada klien PT Dektos Digital Corbuzier, dan sebaliknya.

Resmi didirikan pada 2021, Flux Creative Universe memiliki 5 pilar bisnis di area utama, seperti bisnis kreatif, agensi media, rumah produksi, penyelenggara event/aktivasi, dan investasi digital yang menaungi 10 entitas. Perusahaan juga telah bekerja sama dengan berbagai industri bisnis di Indonesia, seperti ritel, F&B dan masih banyak lagi.

Kolaborasi ini diharapkan dapat membawa warna baru bagi industri kreatif dan hiburan Indonesia yang diakui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai salah satu elemen penting yang berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia.

“Dengan demikian, selain lebih kaya kreativitas, klien kami juga akan dimudahkan dengan layanan end-to-end mulai dari kreatif hingga implementasi melalui talenta PT. Dektos Digital Corbuzier”, tambah Deddy.

Investasi pada kreator konten

Pandemi Covid-19 yang kini sudah tidak lagi dinyatakan sebagai kondisi darurat kesehatan global telah menjadi faktor penting yang mendukung penguatan ekosistem digital tanah air. Berdasarkan data dari perusahaan riset YouGov, penggunaan media sosial naik hingga 38% selama pandemi Covid-19. Hal ini dilihat sebagai peluang bagi industri kreatif di Indonesia.

Dengan peningkatan yang signifikan pada aktivitas daring dan melesatnya angka penggunaan media sosial, tak ayal banyak orang yang mencoba peruntungan di bidang ini. Kreator konten kini telah menjadi sebuah kareiryang cukup menjanjikan. Namun, industri ini masih sangat terfragmentasi, sehingga banyak inisiatif yang dilakukan untuk bisa mengeratkan para penggiatnya.

Di Indonesia sendiri, selain Dektos Digital Corbuzier, beberapa nama yang juga dikenal menaungi banyak kreator konten termasuk platform influencer marketing Famous All Stars (FAS) dan RANS Entertainment. FAS telah mendapat pendanaan dari perusahaan konglomerasi media EMTEK Group dan bersinergi dengan RANS Entertainment di 2021.

Pada tahun 2022 lalu, RANS Entertainment milik Raffi Ahmad dan Nagita Slavina ini juga mengumumkan investasi strategis pada platform konten audio NOICE. Sebagai tahap awal kemitraan strategisnya, RANS akan menghadirkan konten podcast original secara eksklusif di platform Noice.

Seiring berjalannya waktu, investasi pada kreator konten semakin masif. Beberapa perusahaan bahkan ikut meluncurkan creator fund yang berfokus untuk mendukung para kreator seperti yang dilakukan Goplay. Perusahaan menyiapkan Rp15 miliar untuk para kreator terpilih sebagai program apresiasi dalam membangun basis penggemar loyal (true fans) mereka.

FAS menyebutkan bahwa nilai pasar industri konten kreator di Indonesia bisa mencapai Rp4 triliun hingga Rp7 triliun. Nilainya akan meningkat lima kali lipat pada 2027. Perkembangannya begitu cepat, pasarnya sangat antusias, dan ada banyak ruang yang dapat dieksplorasi, baik dari sudut pandang kreator, inovator, hingga pemilik brand. 

Startup kreatif dan media berbasis digital Bingkai Karya mengumumkan perolehan pendanaan pra-awal dari investor lokal dan NGO

Startup Media “Bingkai Karya” Umumkan Pendanaan Pra-Awal

Startup kreatif dan media berbasis digital “Bingkai Karya” mengumumkan perolehan pendanaan pra-awal dengan nominal hingga ratusan juta Rupiah. Investor yang berpartisipasi dalam putaran tersebut dirahasiakan identitasnya, hanya disebutkan dari sebuah perusahaan lokal dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Keduanya tertarik dengan pergerakan progresif yang berhasil dicapai perusahaan.

Dana tersebut nantinya akan dimanfaatkan untuk mengembangkan produk media property (MP) dan intellectual property (IP) Bingkai Karya secara keseluruhan sebelum menuju web3. Selanjutnya, mengembangkan sumber daya manusia dengan merekrut talenta terbaik.

“Sesuai dengan target kami di tahun 2022, yaitu bisa eksponensial dan bisa bekerja sama di luar Indonesia. Kemungkinan besar yang terdekat adalah bekerja sama dengan Eropa untuk strategi pengembangan IP dan MP digital kami. Karenanya, saat ini kami berupaya maksimal memperkuat kualitas konten kami, terutama yang berbahasa Inggris,” ucap CEO Bingkai Karya Rizal Rosyadi dalam keterangan resmi, Senin (2/1).

Perjalanan Bingkai Karya

Startup ini dirintis pada 2018 dengan model bisnis awalnya sebagai jasa desain grafis dan ilustrasi untuk manajemen media sosial UMKM di Malang. Kemudian pada akhir 2018 mulai bergerak untuk memproduksi podcast. Seiring bertambahnya podcaster, lambat laun bertransformasi menjadi podcast network dan portal berita online yang ditujukan untuk generasi muda.

Terhitung, perusahaan telah mengembangkan enam kanal podcast, di antaranya Bingkai Suara (2018), Enpacking Podcast (2019), Chromatica Podcast (2020), Before and at 30’s (2020), Bingkai Gadis (2020), dan Bingkai Sains (2021). Visi dari jaringan podcast Bingkai Karya adalah menjadi media podcast yang mengedukasi, menghibur, dan dekat dengan pendengar.

Alhasil kini jaringan podcast Bingkai Karya telah dipercaya oleh beberapa brand, artis lokal, nasional, hingga internasional untuk melakukan promosi. “Pada saat itu, kami sudah berkeinginan untuk fokus ke market southeast Asia. Jadi dari segi branding, treatment komersil, dan kurasi sudah kami ubah sesuai standar target market media internasional.”

Menginjak tahun keempat, Bingkai Karya menyajikan berita dalam dwi bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris di situs dan media sosialnya. Berita yang dibawakan ialah seputar perubahan iklim, lingkungan, dan hal yang terjadi di Asia. Berita tersebut kemudian dipublikasikan di Instagram Bingkai Karya.

Di samping itu, perusahaan melebarkan sayap ke dunia edtech dengan merilis aplikasi belajar berbasis audio bernama Pernahdengar. Pernahdengar menjadi salah satu media edukasi yang mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang pendidikan di berbagai perusahaan di Indonesia, khususnya di masa pandemi. Diklaim perusahaan mampu mengembangkan diri dengan growth hingga lebih dari delapan kali lipat dalam berbagai aspek.

podcast

Podcast Adalah: Pengertian, Jenis dan Contoh Aplikasinya

Dahulu, orang-orang mendengarkan radio sebagai media informasi dan hiburan. Namun, perkembangan teknologi di era digital ini pelan-pelan membuat posisi radio tergeser oleh podcast.

Podcast sendiri merupakan sebuah rekaman audio yang dapat didengarkan oleh semua orang. Berbeda dengan radio, podcast kebanyakan membahas berbagai topik yang beragam yang umumnya berkaitan dengan anak muda. Oleh sebab itu, podcast menjadi salah satu hal yang digemari anak muda saat ini.

Lantas, apa itu podcast dan apa saja jenisnya? DailySocial.id akan menjelaskannya padamu di artikel ini.

Apa Itu Podcast?

Secara umum, podcast diartikan sebagai rekaman suara dari host yang berisi bahasan mengenai topik tertentu. Istilah podcast sendiri pada awalnya merupakan singkatan dari ‘iPod’ dan ‘broadcast’, di mana dahulu podcast hanya tersedia bagi pengguna iPod saja.

Namun, banyak juga yang beranggapan bahwa kata ‘podpodcast merupakan singkatan dari ‘play on demand’, ‘personal on demand’ dan ‘portable on demand’. Apapun singkatannya, podcast tetap berarti sebuah rekaman audio yang dapat diputar kapanpun oleh pendengarnya.

Hal itulah yang juga membedakan podcast dengan radio, di mana radio hanya dapat didengarkan pada saat-saat tertentu saja. Sementara podcast dapat didengarkan kapan pun tanpa batas waktu dan di mana pun, baik di telepon seluler, laptop, maupun komputer tablet.

Jenis-Jenis Podcast

Menurut jenisnya, podcast dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

Interview Podcast

Layaknya wawancara pada umumnya, interview podcast berisi percakapan antara beberapa orang. Pihak tamu berperan sebagai narasumber yang diwawancarai dengan topik yang berbeda-beda sesuai tema pada tiap episodenya.

Solo Podcast

Sesuai namanya, solo podcast merupakan jenis podcast yang dibawakan oleh satu orang host secara monolog. Solo podcast biasanya berisi topik mengenai sesuatu yang sedang viral, memberi informasi mengenai sesuatu, atau membacakan cerita yang dikirimkan oleh pendengar.

Podcast Multi-Host

Jika solo podcast dilakukan oleh seorang diri, maka multi-host podcast merupakan jenis podcast yang dibawakan oleh beberapa orang sekaligus. Podcast jenis ini biasanya berisi tentang diskusi suatu hal dari beberapa perspektif yang dibawakan oleh masing-masing host.

Contoh Aplikasi Podcast

Spotify

Spotify tidak hanya hadir sebagai media streaming musik, melainkan juga digunakan untuk membagikan maupun mendengarkan rekaman audio podcast. Spotify sendiri merupakan aplikasi podcast yang paling banyak digunakan oleh masyarakat.

Ada berbaga genre podcast yang dapat ditemukan di Spotify, mulai dari komedi, politik, hingga horor. Host yang membawakan podcast di Spotify juga beragam, mulai dari orang biasa hingga youtuber, influencer, bahkan selebritis.

Soundcloud

Soundcloud juga menyediakan layanan podcast yang bermanfaat bagi para podcaster. Meski memiliki fitur yang hampir sama dengan Spotify, Soundcloud memiliki keunggulan lain, terutama pada fitur ekspor-import dan web hosting untuk podcaster yang memudahkanmu untuk mengunggah rekaman audio tanpa aplikasi.

Google Podcast

Google Podcast merupakan salah satu produk layanan keluaran Google yang khusus untuk memutar dan menambahkan podcast. Tidak kalah dengan media streaming lainnya, Google Podcast juga menyediakan beragam topik atau genre podcast, dari komedi hingga pembahasan yang cukup serius.

Anchor

Anchor merupakan salah satu aplikasi podcast yang paling terkenal di Indonesia. Aplikasi ini memungkinkan penggunanya untuk menikmati beragam fitur yang berhubungan dengan podcast, seperti merekam, mengedit, memberi background suara, hingga melihat insight dari podcast yang telah diterbitkan di Spotify.

Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai podcast. Dengan semakin maraknya podcaster di Indonesia, apakah kamu tertarik untuk mencobanya?

DailySocial mewawancarai Rado Ardian dari Noice / DailySocial

[Video] Peluang Platform Konten Audio NOICE Hadirkan “Screenless Moment”

Melalui wawancara bersama DailySocial, CEO Noice Rado Ardian membahas tren podcast yang semakin berkembang di Indonesia.

Rado mengatakan, Noice sebagai salah satu platform yang mewadahi para kreator konten audio, menawarkan beragam pilihan kategori dibanding kebanyakan platform audio-on-demand lainnya.

Noice saat ini memiliki lebih dari 2,5 juta pengguna yang menghabiskan 80 menit per harinya.

Seperti apa strategi Noice dalam bersaing di tengah maraknya platform serupa? Lalu, konten-konten seperti apa yang ditawarkan Noice di dalam aplikasinya?

Simak pembahasan tentang Noice yang terangkum di video wawancara berikut.

Untuk video menarik lainnya seputar strategi bisnis dan kontribusi sejumlah startup di Indonesia, kunjungi kanal YouTube DailySocialTV di sesi DScussion.

Pendanaan Seri A NOICE

NOICE Umumkan Pendanaan Seri A 316 Miliar Rupiah Dipimpin Northstar

Hari ini (22/4), NOICE mengumumkan perolehan pendanaan seri A senilai $22 juta atau setara 316 miliar Rupiah. Putaran ini dipimpin oleh Northstar dan diikuti oleh para investor sebelumnya, yaitu Alpha JWC, Go-Ventures, dan Kinesys. Capaian ini akan mendukung ambisi perusahaan menjadi platform audio terbesar di Indonesia melalui percepatan akuisisi konten serta pengembangan platform teknologi audio kreator.

Sebelumnya NOICE telah menutup putaran pendanaan pra-seri A yang dipimpin oleh Alpha JWC Ventures dan Go-Ventures pada 2021 lalu. Belum lama ini, perusahaan juga mendapat dukungan investasi strategis dari RANS Entertainment milik Raffi Ahmad dan Nagita Slavina.

Menurut dari total perolehan yang ada, diperkirakan valuasi NOICE telah mencapai setingkat Centaur (di atas $100 juta).

Dirancang semula sebagai platform radio streaming, NOICE mulai memperlebar segmen layanannya dengan merambah pada konten audio on-demand. NOICE berdiri di bawah naungan PT Mahaka Radio Digital pada 2018 yang merupakan perusahaan patungan milik PT Mahaka Radio Integra Tbk (IDX: MARI) dan PT Quatro Kreasi Indonesia. Adapun Quatro adalah hasil konsorsium perusahaan rekaman di Indonesia, antara lain Musica, Aquarius, My Music, dan Trinity.

Dalam persaingan dengan pemain lokal dan global di industri platform audio streaming, NOICE mengedepankan strategi hyperlocal sebagai bagian dari hipotesis perusahaan yang ingin menjadi rumah konten audio di Indonesia. Sebelumnya, perusahaan juga telah mengenalkan NOICE Live, fitur social networking dalam format audio yang memungkinkan interaksi real-time antara kreator, pendengar, musisi, fans, hingga expert.

“Investasi ini akan kami gunakan untuk mengembangkan komunitas kreator, platform teknologi, dan memperluas cakupan konten audio series untuk menghadirkan cerita-cerita terbaik Indonesia dari komunitas penulis lokal dan mengadaptasinya ke dalam format audio. Kami telah menguji coba format baru ini dan melihat hasil interaksi dan retensi yang sangat menjanjikan. Ini benar-benar ruang baru yang menarik untuk dijelajahi dan memiliki banyak sekali potensi,” ujar CEO NOICE Rado Ardian.

Meluncurkan Noicemaker Studio

Prospek industri konten di Indonesia kian populer dengan semakin menjamurnya kreator yang menciptakan ragam karya melalui berbagai platform. Di tengah pandemi Covid-19, saat banyak sektor usaha turun, ekonomi kreatif melalui kreator konten justru menjadi peluang bagi generasi muda untuk terus berkarya.

Hal ini dilihat sebagai peluang oleh NOICE, perusahaan rintisan teknologi asal Indonesia yang berfokus untuk menghadirkan platform konten audio terlengkap. Dirancang semula sebagai platform radio streaming, NOICE mulai memperlebar segmen layanannya dengan merambah pada konten audio on-demand.

NOICE resmi menghadirkan “Noicemaker Studio”, sebuah ruang digital tanpa batas bagi para kreator untuk dapat mengoptimalkan karya mereka di industri konten audio tanah air. Melalui kanal ini, semua konten kreator dari seluruh daerah di Indonesia dapat menghadirkan karya mereka, khususnya podcast, ke dalam aplikasi NOICE dan menjangkau audiens secara lebih luas melalui jaringan ekosistem perusahaan.

Rado menjelaskan bahwa Noicemaker Studio memungkinkan para konten kreator (Noicemaker) memasukkan konten podcast mereka ke aplikasi NOICE dengan mudah, serta memiliki akses langsung ke dasbor akun kreator NOICE untuk melihat performa karya mereka secara detail. Hal ini secara langsung akan memudahkan mereka untuk mendapatkan berbagai insight menarik yang tentunya akan mendorong kualitas karya mereka ke depan.”

Platform Noicemaker Studio dapat diakses oleh semua kreator tanpa terkecuali. Akan dilakukan screening berkala setiap minggunya untuk memonitor kualitas konten podcast. Selain itu, untuk melindungi sekaligus memastikan kualitas konten tetap terjaga, NOICE juga menghadirkan fitur report bagi pengguna untuk melaporkan jika ada konten yang dirasa vulgar atau tidak layak tayang.

Untuk mulai menggunakan platform ini, kreator dapat mengakses Noicemaker Studio melalui halaman website dan mendapatkan akses untuk menghadirkan konten mereka di NOICE dengan cara memasukkan tautan RSS podcast mereka ke halaman website tersebut. Selain para kreator baru, Noicemaker Studio juga dapat dimanfaatkan oleh para kreator terdaftar untuk melihat performa dari berbagai konten yang mereka hadirkan.

Co-founder & CBO NOICE Niken Sasmaya mengungkapkan “Noicemaker Studio merupakan langkah awal yang kami hadirkan untuk mengembangkan potensi konten kreator yang bergabung dan tumbuh di dalam ekosistem NOICE. Noicemaker Studio sendiri merupakan bagian dari Noicemaker Club Program (NCP), sebuah program terintegrasi yang dihadirkan NOICE untuk mendukung para konten kreator untuk tumbuh dan berkembang seiring dengan kesuksesan performa konten mereka.”

Program ini diharapkan bisa melampaui segala batasan bagi para kreator untuk memperkenalkan dan mempopulerkan karya mereka ke masyarakat secara luas. “Siapapun bisa jadi konten kreator dan podcaster. Dengan hampir 2 juta pendengar NOICE yang terus bertumbuh, kami yakin hal ini akan sangat membantu dalam mewujudkan komitmen NOICE untuk memajukan industri konten audio di tanah air, sejalan dengan posisi kami saat ini sebagai produsen IP (intellectual property) konten audio terbesar di Indonesia ,” ungkap Niken.

Application Information Will Show Up Here

Noice Announces Strategic Investment from RANS Entertainment

The audio content platform, Noice, announced strategic investment with undisclosed value from RANS Entertainment of Raffi Ahmad and Nagita Slavina. RANS will present original podcast content exclusively on the Noice platform as an early stage of its strategic partnership, .

On the general note, RANS Entertainment is an entertainment content company that houses various business lines, from RANS Music, RANS Sportainment, RANS FC, RANS Basket, RANS e-sports, and RANS Beauty. Currently, RANS Entertainment has more than 100 million followers and subscribers on various social media networks.

RANS has started to enter the startup ecosystem by forming RANS Ventures. Its first two portfolios are Upbanx and VCGamers.

Previously, Noice has secured a pre-series A funding round led by Alpha JWC Ventures and Go-Ventures with participation of Kinesys Group and Kenangan Kapital in 2021.

Meanwhile, Alpha JWC Ventures, Kenangan Kapital, and Kinesys Group have participated in Noice’s seed funding.

In the official statement, Noice’s CEO, Rado Ardian said that RANS’ position as a media powerhouse in Indonesia can enrich the content and open up opportunities for collaboration with talents under RANS Entertainment and RANS Music.

“This funding will be used to develop quality content for Indonesian people. With RANS as a strategic partner, the way to develop an audio content ecosystem in Indonesia through cross-platform content, both visual to audio and vice versa, will be more effective,” Rado said.

Through this partnership, Noice users can access RANS Entertainment’s new content exclusively. In addition, RANS Entertainment will use the Noice Live feature to interact directly with their fans. Noice Live is a social networking feature in audio format that allows real-time interaction between creators, listeners, musicians, fans, and experts.

RANS Entertainment’s Front-man, Raffi Ahmad added, “The business run by Noice is in line with RANS Entertainment’s vision and mission, to develop a digital content ecosystem and creative industry in the country. It makes us very interested to invest in Noice.”

Currently, Noice records around 20,000 podcast episodes with a total user time listening to content of more than one billion minutes. Noice has more than 1.5 million users and more than 300 content creators.

Hyperlocal strategy

Noice is committed to creating an ecosystem of quality audio content in Indonesia, by presenting the most complete multi-vertical audio, such as podcasts, audiobooks, radio, and live audio.

In DailySocial’s previous interview with Rado Ardian, he always emphasized the hyperlocal strategy as the value proposition of this services to become a home for audio content in Indonesia.

This strategy puts forward local aspects of Indonesian and regional languages ​​with relevant topics in each region. He said, the podcast and non-music audio industry keeps growing, but the platform for providing quality non-music audio content is still very limited.

With a diversified line of business and a large fan base, Noice’s collaboration with RANS Entertainment can be the right strategy to dominate local podcast content. And this might not be Noice’s last exclusive collaboration with a similar company.

Moreover, over the last few years, Indonesian public figures and celebrities have started to form its own entertainment channels by utilizing social media networks, such as YouTube and Instagram. Their number of followers and subscribers is quite large. This trend is also in line with the increasing use of smartphones and the reduced intensity of Indonesian people watching television.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Pendanaan Noice RANS

Noice Umumkan Pendanaan Strategis dari RANS Entertainment

Platform konten audio Noice mengumumkan pendanaan strategis dengan nominal yang dirahasiakan dari RANS Entertainment milik Raffi Ahmad dan Nagita Slavina. Sebagai tahap awal kemitraan strategisnya, RANS akan menghadirkan konten podcast original secara eksklusif di platform Noice.

Sebagai informasi, RANS Entertainment merupakan perusahaan konten hiburan yang menaungi berbagai lini bisnis, mulai dari RANS Music, RANS Sportainment, RANS FC, RANS Basket, RANS e-sports, dan RANS Beauty. Saat ini, RANS Entertainment memiliki lebih dari 100 juta follower dan subscriber di berbagai jejaring media sosial.

RANS juga mulai masuk ke ekosistem startup dengan menghadirkan RANS Ventures. Dua portofolio awalnya adalah Upbanx dan VCGamers.

Sebelumnya, Noice memperoleh putaran pendanaan pra-seri A yang dipimpin oleh Alpha JWC Ventures dan Go-Ventures, serta partisipasi dari Kinesys Group dan Kenangan Kapital di 2021.

Adapun, Alpha JWC Ventures, Kenangan Kapital, dan Kinesys Group telah berpartisipasi pada pendanaan awal Noice.

Dalam keterangan resminya, CEO Noice Rado Ardian mengungkap bahwa posisi RANS sebagai media powerhouse di Indonesia dapat memperkuat konten dan membuka peluang kolaborasi dengan talent-talent di bawah naungan RANS Entertainment dan RANS Music.

“Pendanaan ini akan digunakan untuk mengembangkan konten berkualitas bagi masyarakat di Indonesia. Dengan partner strategis seperti RANS, jalan untuk mengembangkan ekosistem konten audio di Indonesia melalui konten cross-platform, baik visual ke audio maupun sebaliknya, akan semakin terbuka,” tutur Rado.

Lewat kemitraan ini, pengguna Noice dapat mengakses berbagai konten baru RANS Entertainment secara eksklusif. Selain itu, RANS Entertainment akan menggunakan fitur Noice Live untuk berinteraksi langsung dengan para fans mereka. Noice Live adalah fitur social networking dalam format audio yang memungkinkan interaksi real-time antara kreator, pendengar, musisi, fans, hingga expert.

Chairman RANS Entertainment Raffi Ahmad menambahkan, “Apa yang dilakukan Noice sejalan dengan visi dan misi RANS Entertainment untuk mengembangkan ekosistem konten digital dan industri kreatif di Tanah Air. Hal-hal tersebut membuat kami sangat tertarik untuk berinvestasi di Noice.”

Saat ini, Noice menyebut telah memiliki lebih dari 20.000 episode podcast dengan total waktu pengguna mendengarkan konten lebih dari satu miliar menit. Noice punya lebih dari 1,5 juta pengguna dan lebih dari 300 konten kreator.

Strategi hyperlocal

Noice berkomitmen untuk menciptakan ekosistem konten audio berkualitas di Indonesia, dengan menghadirkan multi-vertikal audio terlengkap, seperti podcast, audiobook, radio, dan live audio.

Dalam wawancara DailySocial terdahulu dengan Rado Ardian, ia selalu menekankan strategi hyperlocal sebagai value proposition layanannya demi menjadi rumah bagi konten audio di Indonesia.

Strategi ini mengedepankan aspek bahasa Indonesia dan daerah dengan topik-topik relevan di setiap wilayah. Menurutnya, industri podcast dan audio non-musik terus bertumbuh, namun platform penyedia konten audio non-musik yang berkualitas masih sangat terbatas.

Dengan diversifikasi lini bisnis dan basis penggemar yang besar, kolaborasi Noice dengan RANS Entertainment dapat menjadi strategi yang tepat untuk mendominasi konten podcast lokal. Dan bisa jadi ini bukan kolaborasi eksklusif terakhir Noice dengan perusahaan sejenis.

Apalagi, jika diperhatikan selama beberapa tahun terakhir, publik figur maupun selebritas Indonesia sudah mulai membentuk kanal hiburan sendiri dengan memanfaatkan jaringan media sosial, seperti YouTube dan Instagram. Jumlah follower dan subscriber mereka pun besar. Tren ini turut sejalan dengan meningkatnya penggunaan smartphone dan berkurangnya intensitas masyarakat Indonesia untuk menonton televisi.

Application Information Will Show Up Here