Tag Archives: Pokemon GO

Pokemon Go

[Guide] Pengalaman Baru Bermain Pokemon Go Lagi di Tahun 2022

Pokemon Go adalah salah satu game augmented reality (AR) paling fenomenal di smartphone. Game yang dikembangkan oleh Niantic bersama Nintendo dan Pokemon Company ini pertama kali dirilis pada tahun 2016 dan mengajak pemainnya untuk berpetualang menangkap Pokemon di dunia nyata.

Sekitar sebulan lalu, saya kembali menginstal Pokemon Go, awalnya niat saya ingin mengajak anak saya yang berusia empat tahun berfoto bersama Pokemon. Namun berujung keterusan, karena di dekat rumah saya terdapat PokeStop dan hanya beberapa ratus meter dari rumah terdapat Gym.

Keseruan bermain Pokemon Go bertambah berkat fitur Go Battle League yang memungkinkan trainer Pokemon Go di seluruh dunia untuk dual PvP. Berikut guide dan pengalaman bermain game Pokemon Go untuk tahun 2022 dan beberapa tips pentingnya.

1. Keuntungan Dekat dengan PokeStop

Dengan PokeStop yang bisa diakses setiap lima menit, saya tidak pernah kehabisan Poke Ball, bahkan saya punya lebih dari 100 Ultra Ball. Secara default, kapasitas item 350 yang bisa kita simpan berjumlah 350 slot. Bagaimana bila penuh?

Solusi pertama, Anda bisa membeli item bag sebanyak 50 slot di Shop dengan harga 200 PokeCoin. Kedua kelola dengan menghapus item yang kurang penting dan terus mengakses PokeStop untuk mendapatkan item yang lebih berharga.

2. Keuntungan Mengusai Gym

Selain memperoleh item berlimpah karena bisa mengakses PokeStop terus menerus, dekat dengan Gym juga punya keuntungan besar. Pertama dengan menguasai Gym, kita bisa menghasilkan 50 PokeCoin setiap harinya.

Saat artikel ini dibuat, Snorlax milik saya sudah menginap 15 hari di Gym terdekat dari rumah. Artinya saya sudah mengantongi 750 PokeCoin, ketika Snorlax kembali saya berencana membeli item bag, Pokemon storage, egg incubator, serta item incense dan lure module yang bisa memikat kehadiran Pokemon liar.

Selain itu, dekat dengan Gym juga memungkinkan kita rutin melakukan Raid battle di Gym dengan banyak hadiah. Level saya saat ini 26 dengan Pokemon terkuat Sawk 2.366, sehingga masih memungkinkan untuk melakukan Raid battle sendiri bila CP Pokemon yang dilawan di sekitar di bawah 10.000.

3. Tips Menaikkan Level

Cara efektif untuk menaikkan level dengan cepat adalah dengan menyelesaikan quest atau misi di menu research. Mulai dari research harian, mingguan, hingga spesial, Anda juga akan mendapatkan imbalan item menarik tiap kali menyelesaikan misi tertentu.

Cara lain untuk memperoleh banyak exp ialah dengan memperkuat pertemanan, level maksimal pertemanan bisa mendapatkan 100.000 exp. Untuk menambah Pokemon Go, Anda bisa bergabung dengan grup-grup Pokemon Go di Telegram.

4. Tips Evolve dan Power Up Pokemon

Pokemon punya banyak tipenya, ketika battle masing-masing tipe punya keunggulan dan kelemahan dengan tipe tertentu. Sebagai contoh, Pokemon tipe water akan unggul bila melawan Pokemon tipe fire, rock, dan ground. Namun akan melemah ketika mewalan Pokemon tipe electric dan grass.

Untuk evolve dan power up Pokemon, kita membutuhkan candy Pokemon tersebut dan sumber daya terbatas bernama stardust. Untuk memperoleh stardust sama seperti exp, dengan caya menangkap Pokemon dan menyelesaikan berbagai misi research.

Untuk Pokemon yang bisa dievolusi, maka sebaiknya kita kumpulkan dulu candy-nya untuk keperluan evolve. Karena evolve dan power up dapat mempengaruhi hasil pertandingan di Go Battle League, kita harus fokuskan satu Pokemon pada tipe tertentu.

Sebagai contoh, saya punya dua Pokemon Water dengan CP tinggi yaitu Vaporeon 2.311 dan Golduck 1.963. Maka untuk power up, saya hanya akan fokuskan ke Vaporeon dan begitu pula untuk Pokemon lainnya.

5. Tips Menang Go Battle League

Seperti yang disebutkan diatas, tiap tipe Pokemon punya keunggulan dan kelemahan saat melawan tipe Pokemon tertentu. Pilih kombinasi terbaik sesuai Pokemon yang kalian miliki, kalau saya biasanya menggunakan Sawk (fighter), Vaporeon (water), Pyroar (fire), kadang saya padukan dengan Zangoose (normal) dan Exeggutor (grass/dragon).

Di Go Battle League, spesifikasi smartphone terutama chipset yang powerful dan touch sampling rate layar bakal cukup berpengaruh, pastikan juga koneksi jaringan stabil. Jangan ragu menyerang secepat mungkin dan spam skill.

6. Tips Mengumpulkan Candy

Ketika item sudah penuh, biasanya saya akan menggunakan item incense dan lure module. Dua item ini dapat memancing Pokemon liar untuk keluar dari persembunyiannya lebih cepat. Untuk mendapatkan ekstra candy, Anda bisa menjadikan Pokemon favorit atau yang sangat ingin Anda evolve dan power up sebagai buddies, saya memilih Charmeleon karena sangat ingin mengevolusinya menjadi Charizard.

Jalan lain adalah kita bisa berburu rare candy, candy ini bisa diubah ke candy Pokemon apapun. Rare candy ini biasanya dapat diperoleh bila memenangkan Go Battle League empat kali berturut-turut, kadang juga bisa diperoleh pada misi khusus atau hadiah saat Raid battle.

Penutup

Pokemon Go masih merupakan game augmented reality (AR) terbesar dan paling sukses di industri ini. Tak hanya memungkinkan menangkap Pokemon di dunia nyata lewat smartphone, kehadiran mode kompetitif Go Battle League turut menambah keseruannya, Pokemon Go bisa dimainkan dengan santai ataupun serius. Buat saya, game ini sangat berkesan karena ramah untuk dimainkan bareng anak.

8 Mobile Game dengan Pemasukan Lebih dari US$1 Miliar di 2021

Pandemi COVID-19 membuat industri game tumbuh pesat pada 2020. Momentum tersebut berlanjut di 2021. Menurut data dari Sensor Tower, total belanja mobile gamers pada 2021 mencapai US$89,6 miliar, naik 12,6% jika dibandingkan dengan tahun lalu.

Seiring dengan meningkatnya total belanja para mobile gamers, jumlah mobile game yang pemasukannya menembus US$1 miliar pun bertambah. Di 2018 dan 2019, hanya ada 3 mobile game yang pemasukannya mencapai US$1 miliar. Angka itu naik menjadi 5 mobile game pada 2020. Dan pada 2021, ada 8 mobile game yang pemasukannya melebihi US$1 miliar.

Total Belanja Gamers dari 8 Mobile Game Tembus US$1 Miliar

Di tahun 2021, PUBG Mobile berhasil menjadi mobile game dengan total belanja paling banyak. Sepanjang tahun ini, pemain PUBG Mobile menghabiskan US$2,8 miliar di game tersebut. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, total spending PUBG Mobile pada tahun ini naik 9%.

Pada tahun lalu, PUBG Mobile sempat mengalami masalah dan diblokir di India, salah satu pasar terbesarnya. Namun, tahun ini, masalah tersebut telah terselesaikan. Di India, PUBG Mobile diluncurkan dengan nama Battlegrounds Mobile. Selain di India, PUBG Mobile juga melalui proses pelokalan di Tiongkok. Di sana, PUBG Mobile dikenal dengan nama Game For Peace.

Dengan total spending sebesar US$2,8 miliar, Honor of Kings berhasil menjadi mobile game dengan total spending terbesar ke-2 di 2021. Pada tahun ini, total belanja gamers Honor of Kings — yang juga dikenal dengan nama Arena of Valor — mengalami kenaikan sebesar 14,7%. Baik PUBG Mobile dan Honor of Kings merupakan mobile game di bawah bendera Tencecnt.

Delapan mobile game dengan total belanja lebih dari US$1 miliar. | Sumber: Sensor Tower

Selain PUBG Mobile dan Honor of Kings, mobile game lain yang mendapatkan pemasukan lebih dari US$1 miliar pada tahun ini adalah Genshin Impact dari miHoYo. Sejak diluncurkan pada September 2020, Genshin Impact telah meraup US$1,8 miliar, menjadikannya sebagai mobile game dengan total belanja terbesar ke-3. Untuk membuat para gamers tetap tertarik memainkan Genshin Impact, miHoYo terus merilis update secara berkala. Strategi miHoYo ini terbukti efektif. Setelah mereka meluncurkan Version 2.1 pada September 2021, total spending mingguan para pemain Genshin Impact naik hingga 5 kali lipat.

Dalam daftar 8 mobile game dengan total spending terbesar di 2021, Roblox ada di posisi ke-4. Sepanjang 2021, total spending gamers Roblox mencapai US$1,3 miliar, naik 20,3% jika dibandingkan dengan tahun lalu. Peringkat 5 diisi oleh Coin Master dari Moon Active, yang juga mendapatkan total spending sebanyak US$1,3 miliar. Dari tahun lalu, total belanja gamers Coin Master tahun ini naik hingga 13,8%.

Posisi ke-6 dan ke-7 diisi oleh Pokemon Go dari Niantic dan Candy Crush Saga dari King. Kedua game itu sama-sama mendapatkan total spending sebesar US$1,2 miliar. Game ke-8 yang mendapatkan pemasukan lebih dari US$1 miliar adalah Free Fire dari Garena. Selain delapan mobile game tersebut, Sensor Tower mengatakan, ada satu mobile game lain yang berpotensi untuk mendapatkan pemasukan lebih dari US$1 miliar.

Ialah Uma Musume Pretty Derby dari Cygames. Walau mobile game itu baru diluncurkan pada Februari 2021 dan hanya diluncurkan di Jepang, game tersebut telah berhasil mendapatkan US$965 juta per 14 Desember 2021. Jadi, tidak tertutup kemungkinan, total spending dari game itu akan menembus US$1 miliar dalam dua minggu terakhir dari 2021.

900 Aplikasi Dapatkan US$1 Juta untuk Pertama Kalinya di 2021

Sepanjang 2021, konsumen tidak hanya menghabiskan uangnya untuk membeli item dalam mobile game, tapi juga untuk aplikasi lain. Buktinya, total spending pengguna aplikasi mobile di 2021 juga mengalami kenaikan. Berkat hal itu, sepanjang 2021, lebih dari 900 publisher aplikasi mobile berhasil mendapatkan pemasukan sebesar US$1 juta untuk pertama kalinya.

Dari semua publisher itu, sebanyak 581 publishers merilis aplikasi mereka di iOS dan 325 publisher lainnya meluncurkan aplikasi mereka di Android. Sebagai perbandingan, pada 2016, jumlah publisher aplikasi iOS yang mendapatkan pemasukan lebih dari US$1 juta hanyalah 310 perusahaan dan jumlah publisher aplikasi Android yang berhasil mendapatkan pencapaian itu hanyalah 165 perusahaan. Hal itu berarti, dalam 5 tahun lalu, jumlah publisher aplikasi iOS yang pemasukannya bisa menembus US$1 juta meningkat 87%. Angka pertumbuhan itu lebih tinggi di Android, mencapai 97%.

Jumlah aplikasi yang pemasukannya berhasil menembus US$1 juta. | Sumber: Sensor Tower

Sebagian besar aplikasi yang pemasukannya mencapai US$1 juta merupakan mobile game. Menurut Sensor Tower, tahun ini, ada 185 publisher mobile game yang berhasil mendapatkan pemasukan lebih dari US$1 juta. Selain mobile game, banyak aplikasi dengan pemasukan lebih dari US$1 juta yang masuk dalam kategori Social Networking dan Entertainment. Jumlah aplikasi Social Networking yang berhasil mendapatkan US$1 juta di tahun ini adalah 62 aplikasi. Sementara di sektor Entertainment, ada 41 aplikasi yang berhasil mendapatkan US$1 juta.

Selain mobile game, Social Networking, dan Entertainment, aplikasi-aplikasi yang berhasil mendapatkan pemasukan lebih dari US$1 juta berasal dari kategori Productivity dan Sports. Jumlah aplikasi Productivity dengan total spending lebih dari US$1 juta di 2021 mencapai 34 aplikasi, naik dari 21 aplikasi pada tahun lalu. Sementara di kategori Sports, di tahun ini, ada 18 aplikasi yang berhasil mendapatkan pemasukan sebesar US$1 juta, naik dari 5 aplikasi pada tahun lalu.

Kategori aplikasi-aplikasi yang berhasil mendapatkan US$1 juta. | Sumber: Sensor Tower

Di masa depan, spending yang dilakukan oleh konsumen di mobile game dan aplikasi mobile diperkirakan masih akan mengalami kenaikan. Sayangnya, jumlah aplikasi yang akan bisa mendapatkan pemasukan lebih dari US$1 juta justru diduga akan berkurang. Alasannya adalah perubahan kebiasaan konsumen.

Pandemi COVID-19 pada 2020 membuat kebiasaan konsumen dalam memasang aplikasi mobile berubah drastis. Mereka cenderung mau untuk memasang aplikasi baru. Namun, seiring dengan semakin terkendalinya pandemi, maka kebiasaan penggunaan aplikasi konsumen mulai kembali normal seperti sebelum pandemi. Hal ini tercermin dari menurunnya jumlah aplikasi yang diunduh oleh konsumen pada tahun ini jika dibandingkan dengan tahun lalu.

Selain itu, jumlah aplikasi yang mendapatkan pemasukan lebih dari US$1 juta di tahun 2021 sebenarnya lebih sedikit dari tahun 2020. Di tahun lalu, jumlah aplikasi dengan total spending lebih dari US$1 juta adalah 1.003 aplikasi: 636 aplikasi iOS dan367 aplikasi Android.

Sumber header: Sensor Tower

Fold AR Adalah Game Mirip Pokemon Go, Tapi yang Isinya Bitcoin Ketimbang Monster

Apa jadinya kalau deretan monster di Pokémon Go kita ganti dengan bitcoin? Jadi ketimbang mengelilingi komplek di sekitar rumah untuk berburu Pokémon anyar, yang diburu justru adalah pecahan-pecahan mata uang crypto. Kedengarannya mungkin kelewat utopis, tapi inilah visi yang tengah diwujudkan oleh sebuah startup asal Amerika Serikat bernama Fold.

Tidak tanggung-tanggung, Fold memutuskan untuk langsung bekerja sama dengan pengembang Pokémon Go itu sendiri, Niantic, dalam mewujudkan visinya. Hasil kolaborasinya adalah Fold AR, sebuah game augmented reality sederhana yang banyak terinspirasi oleh Pokémon Go.

Cara bermainnya sangat sederhana: setiap 10 menit, pemain bisa menemukan sebuah blok yang muncul secara acak di sekitarnya dalam radius 15 meter. Hampiri dan buka blok tersebut, maka pemain bakal menerima hadiah. Hadiahnya bisa bervariasi, tapi yang paling utama adalah satoshi — satuan terkecil bitcoin, dengan nilai 1 satoshi setara 0,00000001 BTC.

Premisnya sepintas terdengar seperti mining, tapi yang dapat dilakukan hanya dengan bermodalkan sebuah smartphone. CEO Fold, Will Reeves, percaya bahwa ini bisa menjadi cara termudah bagi banyak orang untuk mendapatkan bitcoin pertamanya.

“Siapapun bisa menggunakan aplikasi kami untuk mendapatkan Bitcoin dan hadiah-hadiah lain dengan menjelajahi dunia di sekitarnya. Bagi kami, sangatlah penting untuk memberikan kemudahan berpartisipasi dalam ekonomi Bitcoin bagi siapapun, terlepas dari latar belakang pendidikan atau pehamahan teknisnya,” terang Will seperti dikutip oleh VentureBeat.

Dalam sebuah posting blog, Will juga sempat menyinggung soal “bitcoin metaverse” dan bagaimana mereka tertarik dengan konsep real-world metaverse yang digagaskan oleh Niantic. Apapun itu, yang pasti bentuk gamification semacam ini memang berpeluang untuk menggaet partisipasi dari banyak orang sekaligus.

Terlepas dari betapa simpel permainannya, Fold AR terus memperkuat tren game play-to-earn (P2E) yang sedang marak belakangan ini, dengan Axie Infinity dan berbagai judul game P2E lain yang terus menjadi topik perbincangan publik.

Sumber: The Verge.

Pendapatan Global PUBG Mobile Akhirnya Kalahkan Honor of Kings

Pasar game mobile menjadi irisan paling besar dari industri video game untuk saat ini. Dengan jumlah pemain yang terus bertambah, pendapatan yang didapat dari konsumen game mobile juga terus meningkat.

Sebelumnya kami juga telah membahas bahwa gamer mobile 50% lebih konsumtif ketimbang gamer dari platform lain. Dan kini, data terbaru menunjukkan bahwa game-game mobile favorit para gamer mendapat peningkatan pendapatan yang signifikan untuk tahun ini.

Data yang dikumpulkan oleh Sensor Tower tersebut menunjukkan bahwa 2 game mobile dengan pendapatan terbesar pada bulan Juli lalu adalah game-game milik Tencent yaitu Honor of Kings (AOV di Indonesia) dan juga PUBG Mobile.

Image credit: Sensor Tower

Dua game ini memang telah menjadi yang teratas untuk waktu yang cukup lama. Namun bulan lalu merupakan momen bagi PUBGM yang akhirnya dapat mengalahkan Honor of Kings yang telah menduduki peringat teratas selama kurang lebih 4 bulan.

Para pemain PUBGM ini tercatat telah mendatangkan keuntungan hingga $299 juta atau sekitar Rp4,3 triliun hanya dalam waktu satu bulan. Angka menakjubkan tersebut juga menunjukkan peningkatan sebesar 26,7% dari pendapatan PUBGM tahun lalu di periode yang sama.

Sedangkan Honor of Kings yang kini harus berada di posisi kedua berhasil meraup keuntungan hingga $231,2 juta atau sekitar Rp3,3 triliun. Turun sekitar $40 juta dari bulan sebelumnya. Penurunan ini dipercaya terjadi karena adanya peraturan pembatasan waktu bermain yang baru diterapkan oleh Tencent di Tiongkok.

Image credit: Tencent

Peraturan tersebut merupakan tindak lanjut yang diambil oleh Tencent pasca pemberitaan negatif dari media lokal Tiongkok yang menyebut game sebagai  “narkoba elektronik” dan “candu spiritual“. Pemberitaan tersebut bahkan sempat membuat saham Tencent terjun bebas.

Setelah PUBGM dan Honor of Kings, game-game selanjutnya yang mendapatkan pendapatan tertinggi adalah Genshin Impact milik MiHoyo, Pokemon GO milik Niantic, dan Roblox yang masih mampu bertahan masuk ke 5 besar.

Untuk pembagian pasarnya, Amerika Serikat ternyata menjadi negara dengan pendapatan tertinggi dengan presentase sebesar 29%. Diikuti dengan Jepang di posisi kedua dengan 19,8%. Sedangkan Tiongkok berada di posisi ketiga dengan 17,4%. Dengan catatan bahwa Google Play tidak tersedia di Tiongkok.

Total Pemasukan Pokemon Go Capai US$5 Miliar, The Witcher III: Wild Hunt Bakal Rilis di PS5 Tahun Ini

Pada minggu lalu, Sensor Tower merilis laporan terbaru terkait total pemasukan Pokemon Go selama lima tahun terakhir. Sementara Sony mengungkap, game-game terpopuler di PlayStation 4, PlayStation 5, dan PSVR pada Juni 2021. Dan CD Projekt Red mengumumkan bahwa versi next-gen dari The Witcher III: Wild Hunt akan dirilis pada tahun ini.

Total Pemasukan Pokemon Go Mencapai US$5 Miliar

Sejak diluncurkan pada lima tahun lalu, total pemasukan Pokemon Go telah mencapai US$5 miliar. Menurut laporan terbaru dari Sensor Tower, game buatan Niantic tersebut memiliki pendapatan rata-rata sebesar US$1 miliar per tahun. Tahun 2020 merupakan tahun terbaik untuk Pokemon Go. Ketika itu, total pemasukan Pokemon Go mencapai US$1,3 miliar, naik 41% dari tahun sebelumnya, lapor GamesIndustry.

Pemasukan Pokemon Go pada semester pertama dari tahun ke tahun. | Sumber: Sensor Tower

Sementara itu, pada semester pertama 2021, Pokemon Go berhasil mendapatkan pemasukan sebesar US$641,6 juta, naik 34% jika dibandingkan dengan semester pertama 2020 dan naik 130% dari semester pertama 2017. Amerika Serikat masih menjadi negara dengan jumlah spending terbesar. Selama lima tahun, gamers di AS mengeluarkan US$1,9 miliar untuk Pokemon Go atau sekitar 36,6% dari total pemasukan game AR tersebut. Negara dengan kontribusi terbesar kedua pada pemasukan Pokemon Go adalah Jepang, dengan kontribusi sebesar 32% dan Jerman ada di posisi ketiga dengan kontribusi sebesar 5,4%.

The Witcher III: Wild Hunt Bakal Dirilis untuk PS5 dan Xbox Series X/S Tahun Ini

CD Projekt Red mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan The Witcher III: Wild Hunt untuk PlayStation 5 dan Xbox Series X/S pada tahun ini. The Witcher III pertama kali dirilis pada 2015. Meskipun begitu, sampai saat ini, masih banyak fans dan kritikus game yang menganggap The Witcher III sebagai menjadi RPG terbaik. Pasalnya, game tersebut memang punya lore yang menarik dan karakter yang unik. Versi Complete Edition dari The Witcher III untuk konsol next-gen akan menyertakan semua DLC yang ada, termasuk konten baru yang terinspirasi dari seri TV Netflix, menurut laporan VentureBeat.

Buku Resep Berdasar Final Fantasy 14 Bakal Rilis Tahun Ini

Buku resep yang didasarkan pada masakan di Final Fantasy 14 akan diluncurkan pada 9 November 2021. Memang, Square Enix belum angkat bicara soal peluncuran buku tersebut. Namun, Wario64 telah menemukan buku berjudul The Ultimate Final Fantasy 14 Cookbook di situs Simon & Schuster. Dia juga memastikan bahwa buku itu tersedia di Amazon. The Ultimate Final Fantasy 14 Cookbook berisi cara membuat sejumlah makanan khas di Final Fantasy 14, lengkap beserta foto makanan itu. Buku setebal 192 halaman ini akan memuat 70 resep, lapor EuroGamer.

Cyberpunk 2077 Jadi Game Terpopuler di PS4 Pada Juni 2021

Minggu lalu, PlayStation mengungkap game-game yang paling banyak diunduh di PS4, PS5, PSVR sepanjang bulan Juni 2021. Ratchet & Clank: Rift Apart menjadi game terpopuler di PS5. Sementara itu, game paling populer di PS4 pada Juni 2021 adalah Cyberpunk 2077. Lucunya, Sony secara gamblang memberikan peringatan bahwa mereka tidak merekomendasikan game tersebut untuk pemilik PS4. Alasannya, ketika diluncurkan pada Desember 2020, game tersebut penuh dengan bugs. Game itu bahkan sempat ditarik dari PlayStation Store.

Pada 21 Juni 2021, CD Projekt Red kembali meluncurkan Cyberpunk 2077 di PlayStation Store. Hal itu berarti, Cyberpunk 2077 sukses menjadi game yang paling banyak diunduh di PS4 dalam waktu yang sangat singkat, seperti  yang disebutkan oleh Kotaku. Fakta bahwa ada banyak pemilik PS4 yang mengunduh Cyberpunk 2077 juga menjadi bukti bahwa ketertarikan pemilik PS4 akan game itu tetap tinggi, walau game tersebut sempat bermasalah.

Tencent Rilis Teknologi Pengenalan Wajah untuk Cegah Anak-Anak Main Game di Malam Hari

Game Tencent kini dilengkapi dengan teknologi pengenalan wajah. Teknologi tersebut Tencent pasang dengan tujuan untuk mencegah gamers di bawah umur di Tiongkok bermain game pada malam hari, yaitu sejak 10 malam hingga 8 pagi, menurut laporan BBC. Di Tiongkok, pemerintah memang menetapkan larangan bagi anak di bawah umur untuk bermain hingga larut malam. Salah satu hal yang Tencent lakukan untuk mencegah pemain di bawah umur bermain di luar jam malam adalah menghubungkan ID pemain dengan database nasional. Hanya saja, selama ini, para pemain di bawah umur sering mengakali peraturan tersebut dengan menggunakan ID orang dewasa. Dengan menanamkan fitur yang dinamai Midnight Paatrol ini, Tencent akan bisa memastikan bahwa pemain yang bermain di malam hari memang bukan anak di bawah umur.

“Semua orang yang menolak atau gagal melakukan verifikasi wajah akan diperlakukan layaknya anak di bawah umur,” kata Tencent, dikutip dari Games Industry. “Sesuai dengan peraturan yang tertulis dalam regulasi anti-kecanduan dalam sistem game health milik Tencent, para pemain di bawah umur akan secara otomatis dikeluarkan dari game.”

Serba-Serbi Pokemon: Sejarah, Game, dan Kepemilikannya

Minggu lalu, franchise Pokemon merayakan ulang tahunnya yang ke-25. Bersamaan dengan itu, The Pokemon Company mengumumkan game Pokemon baru, yaitu Pokemon Legends: Arceus. Diperkirakan, game itu akan diluncurkan pada awal 2022. Sama seperti game-game Pokemon lainnya, Arceus mengharuskan para pemainnya untuk menangkap para Pokemon.

Lalu, bagaimana Pokemon bisa jadi sangat populer seperti sekarang?

 

Sejarah Pokemon

Pokemon, yang merupakan singkatan dari Pocket Monsters, diciptakan oleh Satoshi Tajiri. Pada awalnya, Tajiri merupakan penulis di Game Freak, majalah gaming yang membahas tentang strategi bermain game arcade. Seiring dengan berjalannya waktu, dia merasa bahwa game arcade tak lagi seru. Karena itu, dia memutuskan untuk membuat game sendiri. Dalam membuat game, dia juga menggandeng Ken Sugimori — yang sempat menjadi ilustrator di Game Freak. Pada 1989, Tajiri menjadikan Game Freak sebagai perusahaan game developer.

Tajiri mendapatkan ide untuk membuat game Pokemon pada 1990. Ide itu muncul ketika dia melihat bahwa Game Boys bisa terhubung dengan satu sama lain via kabel. Dia merasa, game Pokemon paling cocok untuk diluncurkan di konsol handheld, seperti Game Boys. Dia lalu mengajukan ide untuk membuat game Pokemon pada Nintendo. Walau tidak sepenuhnya paham dengan konsep yang Tajiri ajukan, Nintendo tertarik untuk merilis game buatan Game Freak berkat reputasi mereka sebagai game developer.

Pokemon Red dan Blue jadi game Pokemon pertama yang dirilis di AS.
Pokemon Red dan Blue jadi game Pokemon pertama yang dirilis di AS. | Sumber: Red Bull

Menurut laporan Mint, Nintendo merilis game Pokemon pertama pada Februari 1996, yaitu Pokemon Red dan Pokemon Green. Dalam game itu, fokus para pemain adalah untuk mengumpulkan para pokemon. Ketika itu, ada 151 Pokemon yang bisa pemain kumpulkan. Menariknya, Pokemon Red dan Green masing-masing punya Pokemon eksklusif yang berbeda. Hal ini mendorong para pemain untuk saling bertukar Pokemon dengan satu sama lain, menjadikannya sebagai game sosial.

 

Game-Game Pokemon yang Istimewa

Selama 25 tahun, franchise Pokemon menelurkan lebih dari 100 game. Pokemon Red dan Green, yang diluncurkan di Jepang pada 1996, menjadi game Pokemon pertama. Dua tahun kemudian, pada 1998, Nintendo membawa franchise Pokemon ke Amerika Serikat dengan meluncurkan Pokemon Red dan Blue. Kedua game ini merupakan versi internasional dari Pokemon Red dan Green. Dan meskipun konten Red dan Blue sedikit berbeda dari Red dan Green, kedua game itu tetap sangat populer di kalangan gamer.

Masih pada 1998, Nintendo meluncurkan Pokemon Yellow. Game edisi spesial ini terinspirasi oleh anime Pokemon yang juga sedang tayang saat itu. Developer Game Freak bahkan membuat beberapa perubahan pada mekanisme Pokemon Yellow untuk membuat game itu semakin menyerupai anime. Salah satu perubahan itu adalah pemain tidak lagi memilih Pokemon pertama yang mereka miliki. Sebagai gantinya, mereka akan mendapatkan Pikachu. Selain itu, Pikachu di Pokemon Yellow juga bisa mengikuti para pemain, sama seperti di anime. Padahal, Pokemon biasanya akan “tersimpan” di dalam Poke Balls. Keputusan Game Freak untuk menyesuaikan beberapa aspek dalam game agar menyerupai anime bukan hal yang aneh. Sejak lama, anime dan game memang sudah menjalin hubungan mesra.

Pokemon juga diadaptasi menjadi anime. | Sumber: ComicBook
Pokemon juga diadaptasi menjadi anime. | Sumber: ComicBook

Pada 1999, Nintendo merilis dua game Pokemon baru di Jepang, yaitu Gold dan Silver. Game itu dirilis untuk Game Boy Color. Game ini tidak hanya memperkenalkan mekanisme baru, tapi juga 100 Pokemon Baru. Salah satu mekanisme baru di Gold dan Sivler adalah sistem siang-malam yang disesuaikan dengan waktu di dunia nyata. Selain itu, Silver dan Gold juga memungkinkan para pemainnya untuk mengembangbiakkan Pokemon. Seiring dengan berjalannya waktu, game Pokemon memiliki semakin banyak fitur baru. Misalnya, Pokemon Ruby dan Sapphire — yang dirilis untuk Game Boy Advance pada 2002 — punya fitur baru berupa sistem double battles.

Pokemon Snap — yang dirilis pada 1999 untuk Nintendo 64 — menjadi salah satu game Pokemon pertama dengan grafik 3D. Satu tahun setelah itu, Pokemon Trading Card Game dirilis. Hal ini menandai kesuksesan Pokemon untuk diadaptasi ke game, animasi/anime, dan trading cards, seperti yang disebutkan oleh Polygon. Sementara pada 2001, Pokemon Crystal, yang diluncurkan untuk Game Boy Color, menjadi game Pokemon pertama yang memungkinkan para pemainnya untuk memilih gender dari karakter utama. Ke depan, semua game Pokemon akan memberikan opsi untuk memilih gender dari karakter utama.

Walau RPG menjadi genre dari kebanyakan game Pokemon, franchise Pokemon juga diadaptasi ke genre lain, seperti puzzle. Selain itu, Pokemon bahkan sempat dibuat menjadi game pinball. Game Pokemon juga pernah “digabung” dengan game lain yang populer. Misalnya, pada 2012, Tecmo Koei mengembangkan game berjudul Pokemon Conquest, yang menggabungkan franchise Pokemon dengan seri strategi RPG Nobunaga’s Ambition. Sementara pada 2016, Bandai Namco merilis game Pokken Tournament untuk Wii U. Game arcade ini merupakan game fighting yang terinspirasi dari Tekken.

Pokken Tournament. | Sumber: Go Nintendo
Pokken Tournament. | Sumber: Go Nintendo

Pada 2016, Pokemon Go dirilis. Mobile game yang menerapkan teknologi augmented reality itu dengan cepat menjadi fenomena secara global. Game ini memanfaatkan GPS pada smartphone pemain untuk melacak Pokemon. Ketika Pokemon Go pertama kali diluncurkan, hanya ada 150 spesies Pokemon di game itu. Pada 2020, jumlah Pokemon yang tersedia di game tersebut naik menjadi 600 spesies.

 

Apa Pokemon Punya Nintendo?

Jawaban singkatnya, bukan sepenuhnya. Nintendo bukan pemilik dari franchise Pokemon, walau kebanyakan game Pokemon diluncurkan di konsol Nintendo seperti yang disebutkan oleh ScreenRant. Franchise Pokemon dimiliki oleh The Pokemon Company, perusahaan joint venture dari Creatures, Game Freak, dan Nintendo.

Game Freak merupakan developer dari game Pokemon pertama. Selain itu, mereka juga bertanggung jawab atas kebanyakan game RPG Pokemon. Sementara itu, Nintendo merupakan publisher dari game Pokemon. Creatures, yang sempat dikenal dengan nama Ape Inc. merupakan kreator dari Pokemon Trading Card Game. Tak hanya itu, Creatures juga bertugas untuk mengurus merchandise dari franchise itu. Mereka juga bertanggung jawab atas pengembangan game-game dari Pokemon, khususnya yang memiliki grafik 3D.

Nintendo menguasai 32% saham dari The Pokemon Company. Begitu juga dengan Creatures dan Game Freak. 4Kids Entertainment — perusahaan yang membuat versi dubbing dari anime Pokemon — sempat membeli saham dari The Pokemon Company. Namun, mereka lalu menjual saham dari The Pokemon Company pada 2005. Tugas utama dari The Pokemon Company adalah untuk mengembangkan franchise Pokemon ke berbagai media hiburan. Jadi, jangan heran jika Pokemon kini juga diadaptasi menjadi film live-action.

Sumber header: US Gamer

5 Mobile Game Punya Pemasukan Lebih dari US$1 Miliar Pada 2020

Banyak industri yang terkena dampak dari pandemi virus corona sepanjang 2020. Industri mobile game adalah salah satu industri yang justru diuntungkan oleh lockdown yang ditetapkan di banyak negara selama pandemi. Pasalnya, semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya dengan bermain game ketika mereka tidak boleh keluar dari rumah. Dan hal ini meningkatkan jumlah uang yang mereka habiskan saat bermain game.

Pada 2020, industri mobile game bernilai US$75,4 miliar, naik 19,5% dari tahun lalu, menurut data dari Sensor Tower. Tak hanya itu, pada tahun ini, ada lima game yang berhasil mendapatkan pemasukan lebih dari US$1 miliar. Berikut lima game tersebut.

  1. PUBG Mobile – hampir USS$2,6 miliar
  2. Honor of Kings – hampir US$2,5 miliar
  3. Pokemon Go – US$1,2 miliar
  4. Coin Master – US$1,1 miliar
  5. Roblox – US$1,1 miliar

Dengan total pemasukan hampir US$2,6 miliar, PUBG Mobile duduk di peringkat pertama. Pemasukan dari game battle royale itu naik 64,3% jika dibandingkan dengan tahun lalu. Satu hal yang menarik, PUBG Mobile berhasil mendapatkan gelar mobile game dengan pemasukan terbesar tahun ini walau game itu diblokir di India, salah satu pasar terbesarnya.

Sementara itu, posisi kedua diduduki oleh Honor of Kings, yang dikenal dengan nama Arena of Valor di luar Tiongkok. Sepanjang 2020, pemasukan game MOBA itu mencapai US$2,5 miliar, naik 42,8% dari tahun lalu. Mengingat Honor of Kings adalah game buatan Tiongkok, tidak heran jika gamer lokal memberikan kontribusi terbesar pada total pemasukannya.

Enam mobile game dengan pemasukan terbesar pada 2020. | Sumber: Sensor Tower
Enam mobile game dengan pemasukan terbesar pada 2020. | Sumber: Sensor Tower

Pokemon Go menjadi game dengan pemasukan terbesar ketiga. Sepanjang 2020, pemasukan game itu mencapai US$1,2 miliar, naik 31,5% dari tahun 2019. Sensor Tower menyebutkan, Pokemon Go tetap bisa sukses berkat sejumlah updates dari Niantic, memungkinkan game ini untuk tetap dimainkan tanpa harus keluar dari rumah.

Pandemi tampaknya menjadi berkat di balik musibah untuk Moon Active. Game buatannya, Coin Master, berhasil mendapatkan pemasukan US$1,1 miliar, naik lebih dari dua kali lipat daripada pemasukan pada tahun lalu. Pada November saja, Coin Master mendapatkan US$118 juta, yang merupakan pendapatan bulanan tertinggi yang pernah didapatkan oleh game itu.

Posisi kelima diisi oleh Roblox. Versi mobile dari game ini berhasil mendapatkan US$1,1 miliar, hampir dua kali lipat dari pemasukan mereka pada tahun lalu. Satu hal yang harus diingat, pemasukan ini tidak mencakup pemasukan Roblox versi PC dan Xbox. Hal ini adalah kabar baik karena Roblox berencana untuk melakukan penawaran saham perdana (IPO) pada 2021.

 

Industri Mobile Game Sepanjang 2020

Industri mobile game menujukkan pertumbuhan positif pada 2020, baik dari segi jumlah download maupun dari total pemasukan, ungkap Craig Chapple, Mobile Insights Strategist, EMEA, Sensor Tower. Pada puncaknya, jumlah pemasukan industri mobile game dalam sebulan mencapai US$7 miliar. Hal ini terjadi pada Juli 2020. Pada November 2020, angka ini sedikit turun menjadi US$6,6 miliar. Dari seg download, juga terlihat tren penurunan dalam beberapa bulan belakangan. Meskipun begitu, jumlah download beberapa bulan terakhir tetap lebih banyak jika dibandingkan dengan total download pada Januari 2020.

Tren meningkatnya jumlah download dan pemasukan mobile game ini terjadi di seluruh dunia. Namun, tiga negara yang berkontribusi paling besar pada pasar mobile game sepanjang tahun ini adalah Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang. Di Tiongkok dan Jepang, para gamer memang lebih suka bermain di platform mobile. Jadi, tidak heran jika kedua negara itu memberikan kontribusi yang signifikan pada industri mobile game. Sementara itu, di AS, mobile memang bukan platform pilihan utama para gamer. Namun, industri mobile game di sana tetap berkembang karena pandemi yang berkelanjutan. Hal ini mendorong pemerintah dari beberapa negara bagian untuk kembali menetapkan lockdown.

Pokemon Go sangat populer di Jepang.
Pokemon Go sangat populer di Jepang.

“Pasar mobile game di AS tumbuh dengan cukup signifikan. Pada 2020, pemasukan mobile game di AS naik 30,4% dari tahun 2019,” ujar Chapple, seperti dikutip dari VentureBeat. “Sampai akhir tahun, pasar mobile game tampaknya masih akan terus berkembang.”

Namun, Tiongkok masih menjadi kontributor terbesar dalam industri mobile game global. Sekitar 46,4% dari total pemasukan industri mobile game pada tahun ini berasal dari gamer Tiongkok. Jepang menjadi kontributor terbesar ketiga. meskipun jumlah populasi mereka tidak sebesar Tiongkok atau AS, para gamer Jepang tak segan-segan untuk menghabiskan uang demi mobile game. Faktanya, 99% dari total pemasukan Monster Strike — yang mencapai US$958 juta pada tahun ini — berasal dari gamer Jepang. Sang developer, Mixi, bahkan tidak meluncurkan Monster Strike di beberapa pasar penting, seperti Amerika Utara dan Korea Selatan.

 

Industri Mobile Game Pada 2021

Pandemi menjadi salah satu alasan utama mengapa industri mobile game tumbuh pesat pada 2020. Pertanyaannya: apakah momentum ini akan bertahan pada 2021?

Sensor Tower memperkirakan, pertumbuhan industri mobile game pada Januari 2021 akan mirip dengan pertumbuhan pada Januari 2020. Kuartal pertama dari 2021 juga bisa digunakan sebagai indikasi apakah industri mobile game akan kembali menyusut atau akan terus tumbuh. “Saya kira, kita tidak akan melihat pertumbuhan besar-besaran pada tahun depan. Tapi, akan menarik untuk melihat bagaimana status quo baru pada tahun depan,” ujar Chapple.

Sementara itu, Daniel Ahmad, Senior Analyst, Niko Partners mengungkap, momentum pertumbuhan industri mobile game pada semester pertama 2020 terbawa hingga semester kedua. “Total belanja para gamer memang mulai turun setelah lockdown tak lagi diberlakukan. Namun, kami melihat, total spending dan interaksi para mobile gamer tetap jauh lebih tinggi daripada tahun 2019,” ujar Ahmad.

Ahmad menambahkan, salah satu faktor pendorong pertumbuhan industri mobile game pada semester dua 2020 adalah peluncuran beberapa mobile game besar. “Di Tiongkok, perusahaan-perusahaan game seperti Tencent, Perfect World, dan Yoozoo melaporkan bahwa pemasukan dari bisnis game mereka pada Q1-Q3 naik sekitar 50% lebih, yang menunjukkan bahwa publisher game juga diuntungkan pada tahun ini,” ujarnya.

Sumber: VentureBeat

Induk ESL Masih Merugi, Pendapatan Pokemon Go Sepanjang 2020 Tembus US$1 Miliar

Dalam seminggu belakangan, ada beberapa perusahaan game dan esports yang melaporkan hasil keuangan mereka untuk Q3 2020, termasuk MTG, EA, dan Take-Two. Selain itu, ada beberapa kabar menarik lainnya, seperti Pokemon Go yang berhasil meraup total pemasukan sebesar US$1 miliar.

MTG Laporkan Keuangan Q3 2020, Masih Merugi

Perusahaan induk ESL dan DreamHack, Modern Times Group (MTG) melaporkan keadaan finansial mereka untuk Q3 2020. Total pemasukan mereka pada Q3 2020 mencapai US$105 juta, turun 12,5% dari US$120 juta pada kuartal yang sama tahun lalu. Pada Q3 2020, MTG masih mengalami kerugian sebesar US$1,27 juta. Kabar baiknya, kerugian mereka sudah jauh lebih kecil dibandingkan kerugian mereka pada Q3 2019, yang mencapai US$9,2 juta.

“Kami bangga karena kami dan perusahaan-perusahaan anak kami dapat beradaptasi dengan keadaan selama pandemi virus corona. Kami telah mengubah cara kami beroperasi dan terus meningkatkan jumlah penonton online. Kami juga dapat mempertahankan tingkat engagement,” ujar Maria Redin, CEO dan Presiden MTG, seperti dikutip dari The Esports Observer. “Kejadian penting yang terjadi selama Q3 2020 adalah merger antara ESL dan DreamHack, yang menghasilkan ESL Gaming. Hal ini memungkinkan kami untuk terus mengembangkan bisnis kami.”

Laba per saham MTG. | Sumber: The Esports Observer
Laba per saham MTG. | Sumber: The Esports Observer

Selain merger antara ESL dan DreamHack, kejadian penting lain yang terjadi pada Q3 2020 adalah penunjukan Maria Redin sebagai Presiden dan CEO baru dari MTG. Pada Q3 2020, MTG juga berhasil mendapatkan kontrak hak siar media atas beberapa turnamen esports mereka.

Pada Juli 2020, mereka memperpanjang kontrak dengan platform streaming Tiongkok, Huya, untuk menyiarkan turnamen Counter-Strike: Global Offensive, ESL Pro Tour. Sementara pada Agustus, MTG menjalin kontrak hak siar dengan Douyu untuk turnamen StarCraft II dan WarCraft III pada ESL Pro Tour. Pada bulan yang sama, mereka mendapatkan kontrak tiga tahun dengan dua perusahaan media asal Brasil, Globo dan Omelete.

Q3 2020, Pemasukan EA Turun 14% dari Tahun

Electronic Arts baru saja mengumumkan laporan keuangannya untuk Q3 2020. Selama tiga bulan, pemasukan mereka mencapai US$1,15 miliar, melebihi ekspektasi para analis. Meskipun begitu, jika dibandingkan dengan pemasukan mereka pada Q3 2019, pemasukan mereka kali ini turun 14%. Pada kuartal ini, beberapa game populer yang EA luncurkan antara lain FIFA 21, Madden NFL 21, Star Wars: Squadrons, UFC 4, dan Rocket Arena.

Hanya saja, perkiraan EA untuk finansial mereka pada Q4 2020 lebih rendah dari perkiraan analis. Chief Financial Officer EA, Blake Jorgensen mengatakan, alasan mereka sangat berhati-hati dengan perkiraan laporan keuangan mereka adalah karena pandemi, yang membuat pasar gaming menjadi sulit diprediksi.

Star Wars Squadrons jadi salah satu game populer yang EA luncurkan pada Q3 2020.
Star Wars Squadrons jadi salah satu game populer yang EA luncurkan pada Q3 2020.

Meskipun begitu, CEO EA, Andrew Wilson mengatakan, bisnis EA tumbuh dengan signifikan pada tahun 2020. Dia memperkirakan, pertumbuhan ini masih akan terus berlanjut hingga tahun depan. Pada para analis, dia mengungkap, Apex Legends sangat sukses di Asia, lapor VentureBeat.

Sejauh ini, EA telah meluncurkan lebih dari 125 game dan konten di Steam. Jumlah pemain FIFA 20 telah mencapai 30 juta orang di konsol dan PC. Sementara jumlah pengguna berbayar EA Play telah mencapai 6,5 juta orang. Wilson berkata, mereka akan dapat menggandakan jumlah pengguna berbayar EA Play dalam waktu 12 bulan ke depan.

Pemasukan Pokemon Go di 2020 Capai US$1 Miliar

Sensor Tower memperkirakan, pemasukan Pokemon Go pada 2020 telah mencapai US$1 miliar. Pendapatan Pokemon Go selama 10 bulan pada 2020 naik 30% dari periode yang sama pada tahun lalu dan 11% lebih besar dari total pemasukan game itu sepanjang 2019, menurut Niantic, menurut laporan GamesIndustry.

Sejak diluncurkan pada 2016, total pendapatan Pokemon Go hampir mencapai US$4,2 miliar. Amerika Serikat menjadi pasar terbesar dengan total kontribusi sebesar US$1,5 miliar atau sekitar 36,3% dari total pemasukan Pokemon Go. Jepang ada di posisi kedua dengan kontribusi US$1,3 miliar (31,3%), dan Jerman di posisi ketiga dengan kontribusi US$238,6 juta (5,7%). Dari segi platform, pengguna Android berkontribusi US$2,2 miliar atau sekitar 53,4% dari total pendapatan Pokemon Go, sementara pengguna iOS menyumbang US$1,9 miliar atau sekitar 46,6%.

Selama periode Januari-Oktober 2020, Pokemon Go sukses menjadi game dengan total pemasukan terbesar ketiga di dunia. Posisi pertama dipegang oleh PUBG Mobile dari Tencent, sementara posisi kedua dipegang oleh Honor of Kings, yang juga merupakan besutan Tencent.

GTA V Masih Berikan Kontribusi Signifikan untuk Pemasukan Take-Two di Q3 2020

Untuk Q3 2020, Take-Two Interactive melaporkan bahwa pemasukan mereka mencapai US$841,1 juta, melebihi perkiraan yang mereka buat. Hal ini adalah kabar baik bagi Take-Two, mengingat sepanjang Q3 2020, mereka hanya meluncurkan NBA 2K21. Sepanjang kuartal Q3, selain penjualan NBA 2K21, pemasukan Take-Two juga berasal dari penjualan game-game lama mereka dan update untuk game online mereka.

Grand Theft Auto V buatan Rockstar kini telah terjual sebanyak 135 juta copy, sementara Red Dead Redemption 2 telah terjual sebanyak 34 juta copy. Meskipun GTA V diluncurkan pada 2013 di era PlayStation 3 dan Xbox 360, game tersebut tetap menjadi salah satu sumber pemasukan untuk Take-Two berkat GTA Online yang tersedia untuk PlayStation 4, Xbox One, dan PC.

Take-Two hanya meluncurkan NBA 2K21 sepanjang Q3 2020.
Take-Two hanya meluncurkan NBA 2K21 sepanjang Q3 2020.

Menurut laporan VentureBeat, beberapa game yang memberikan kontribusi terbesar pada total pemasukan Take-Two antara lain NBA 2K20, NBA 2K21, Grand Theft Auto Online, Grand Theft Auto V, Red Dead Redemption 2, Read Dead Online, Borderline 3, PGA Tour 2K21, Mafia: Definitive Editions, Mafia: Trilogy, Sid Meier’s Civilization VI, dan WWE Series.

PUBG Dominasi Konten Berbayar dari Influencer

Di September 2020, PUBG Corporation merupakan merek gaming yang memiliki Share of Influence (SOI) terbesar, dengan SOI sebesar 13,75%, menurut CreatorIQ. Share of Influencer adalah cakupan sebuah merek dalam sebuah sektor atau industri jika dibandingkan dengan pesaingnya. Sementara itu, total nilai kampanye PUBG Corporation yang melibatkan influencer mencapai US$24,5 juta.

Di industri gaming, sebuah post rata-rata menjangkau 352 ribu orang. Sementara tingkat engagement sebuah konten iklan di Instagram sepanjang September 2020 mencapai 3,27%. Konten iklan dengan interaksi paling tinggi adalah konten League of Legends. Konten itu diperkirakan menjangkau hingga 2,2 juta orang, dengan 273,9 ribu likes dan 5 ribu komentar, menurut VentureBeat.

Jumlah pengikut seorang influencer dapat memengaruhi tingkat engagement. Menariknya, influencer dengan jumlah follower yang lebih sedikit justru bisa mendorong tingkat interaksi yang lebih tinggi. Pasalnya, influencer tersebut biasanya hanya membatasi diri untuk membahas segmen niche.

Di industri gaming, nano influencer (influencer dengan audiens sekitar 1 ribu sampai 10 ribu orang) memiliki tingkat engagement paling tinggi, yaitu 9%. Sementara mega influencer, yang memiliki audiens 1 juta orang atau lebih, memiliki tingkat interaksi tertinggi kedua, dengan tingkat engagement 5,24%. Hal ini menunjukkan, seorang influencer di bidang gaming tetap dapat menarik perhatian para audiens mereka seiring dengan bertambahnya jumlah pengikut mereka.

pemasukan pokemon go

Total Pemasukan Pokemon GO Tembus Rp51,8 Triliun

Pokemon GO diluncurkan pada 2016. Sekarang, jumlah pemain dari game buatan Niantic itu tidak lagi sebanyak ketika ia pertama kali diluncurkan 4 tahun lalu. Namun, pemasukan Pokemon GO justru mengalami kenaikan. Menurut laporan perusahaan analitik Sensor Tower, Pokemon GO mendapatkan US$445 juta (sekitar Rp6,4 triliun) pada semester pertama 2020, naik 20 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019. Sementara secara keseluruhan, total pemasukan Pokemon GO menembus US$3,6 miliar (sekitar Rp51,8 triliun).

Salah satu alasan mengapa pemasukan Pokemon GO tidak turun di tengah pandemi adalah karena developer Niantic melakukan sedikit perubahan pada gameplay Pokemon GO. Beberapa perubahan yang Niantic buat seperti mengurangi jarak yang diperlukan untuk menetaskan Pokemon Eggs, memberikan lebih banyak reward di PokeStop, dan meningkatkan persentase kemunculan Pokemon. Dengan begitu, para pemain tetap bisa menikmati Pokemon GO walau mereka tidak bisa berpergian jauh dan harus menghindari tempat ramai.

“Dengan bertambahnya jumlah negara yang berhenti melakukan lockdown, pemasukan Pokemon GO bisa kembali naik, seperti yang terjadi pada Mei dan Juni,” kata Craig Chapple, Mobile Insights Strategist, Sensor Tower, menurut laporan Games Industry. “Meskipun umurnya terus bertambah, popularitas Pokemon GO tidak memudar.”

pemasukan Pokemon GO 2020
Pemasukan Pokemon GO terus naik. | Sumber: Sensor Tower

Pengguna Android memberikan kontribusi terbesar pada total pemasukan Pokemon GO. Sekitar 53,6 persen pendapatan game Augmented Reality itu datang dari Google Play sementara 46,4 persen sisanya dari App Store. Dari segi jumlah pemain, Android juga masih lebih unggul. Sebanyak 78,3 persen pemain Pokemon GO menggunakan Android dan 21,7 persen menggunakan iOS. Namun, hal itu berarti, total belanja per download dari pengguna iOS masih lebih tinggi.

Amerika Serikat menjadi penyumbang terbesar dari total pemasukan Pokemon GO dengan kontribusi sebesar US$1,3 miliar (sekitar Rp18,7 triliun). Secara total, Pokemon GO telah diunduh 577 juta kali. Sebanyak 18,2 persen dari total download itu berasal dari Amerika Serikat.

Kesukesan Pokemon GO membuat developer lain tertarik untuk membuat game serupa. Misalnya, Dragon Quest Walk dari Square Enix di Jepang, Jurassic World Alive dari Ludia, dan Let’s Hunt Monsters dari Tencent. Namun, Pokemon GO masih tetap menjadi mobile game berbasis lokasi yang paling sukses. Diluncurkan pada September 2019, Dragon Quest Walk memiliki pemasukan sebesar US$540 juta (sekitar Rp7,8 triliun). Sementara Jurassic World Alive mendapatkan US$76,5 (sekitar Rp1,1 triliun) juta selama 2 tahun dan Let’s Hunt Monsters mendapatkan hampir US$70 juta (sekitar Rp1 triliun) di Tiongkok.

Pokemon GO Makin Immersive Berkat Fitur Reality Blending

Pokemon GO banyak dikenal sebagai game yang memopulerkan teknologi augmented reality (AR), dan pengembangnya, Niantic, juga sangat aktif dalam menyempurnakan teknologi AR. Yang terbaru, mereka sedang menguji fitur bernama Reality Blending pada Pokemon GO.

Sesuai namanya, Reality Blending dirancang supaya objek AR bisa membaur dengan objek dunia nyata. Jadi kalau dalam Pokemon GO, kita bisa melihat Pokemon yang bersembunyi di balik pohon, sofa, lemari atau objek lain. Sebelumnya, Pokemon bakal selalu terlihat di atas objek apapun yang ada di sekitarnya.

Efeknya memang belum sesempurna gambar ilustrasi di atas, akan tetapi masih jauh lebih baik ketimbang tanpa fitur Reality Blending sama sekali. Tujuan akhirnya tentu adalah supaya permainan jadi terasa semakin immersive, dan Reality Blending pastinya dapat membantu melengkapi fitur Buddy Adventure dan Shared AR Mode.

Untuk sekarang, fitur ini baru akan diuji bersama sejumlah pemain Pokemon GO yang menggunakan perangkat Samsung Galaxy S9, Galaxy S10, Google Pixel 3 dan Pixel 4, baru setelahnya akan menyusul ke perangkat-perangkat lain secara perlahan.

Selain Reality Blending, Niantic juga memperkenalkan fitur bernama PokeStop Scan. Fitur ini sifatnya opsional, dan ditujukan buat pemain yang tertarik untuk berkontribusi terhadap pengembangan AR (crowdsourcing).

Caranya adalah dengan merekam video selagi berada di area PokeStop dan Gym. Videonya tidak harus panjang (di bawah 10 detik), dan durasi maksimumnya dibatasi 30 detik. Video-video tersebut nantinya akan Niantic gunakan untuk meracik peta 3D dari PokeStop dan Gym terkait, yang pada akhirnya bisa meningkatkan pengalaman AR secara keseluruhan.

Sayang timing-nya memang sangat tidak pas. PokeStop Scan kabarnya bakal tersedia mulai awal Juni untuk pemain dengan level minimum 40. Semoga saja di saat pandemi telah berakhir, fitur ini sudah tersedia untuk mereka yang levelnya lebih rendah.

Sumber: Engadget dan Niantic.