Tag Archives: poly

Google Umumkan Tour Creator, Siapapun Bisa Membuat Tur Virtualnya Sendiri

Virtual reality memegang peran yang cukup penting dalam konteks pendidikan. Semisal kita sedang mempelajari tentang situs bersejarah seperti Machu Picchu di Peru, VR pada dasarnya dapat membawa kita mengeksplorasi tempat tersebut secara lebih komprehensif ketimbang hanya melihat foto demi fotonya.

Hal itu pun telah dibuktikan Google melalui program Expeditions-nya, yang diklaim sudah membawa lebih dari tiga juta pelajar ke berbagai penjuru dunia (secara virtual) sejak diluncurkan di tahun 2015. Tur virtual, itulah kata kuncinya, dan sekarang Google ingin para pelajar tak hanya menjadi pengunjung saja, tapi juga menciptakan tur rancangannya sendiri.

Inisiatif tersebut diwujudkan lewat Tour Creator, yang bertujuan memudahkan siapapun untuk membuat tur virtual-nya sendiri dengan bermodalkan gambar dari Google Street View ataupun yang mereka ambil sendiri menggunakan kamera 360 derajat. Google memastikan kita hanya perlu berfokus pada pembentukan ceritanya, bukan aspek-aspek teknisnya.

Selesai dibuat, tur virtual-nya bisa kita publikasikan ke Poly, yang memang dirancang untuk menjadi semacam portal untuk saling berbagi konten VR dan AR. Di situs Poly pun sekarang sudah disiapkan segmen khusus untuk tur virtual yang dibuat menggunakan Tour Creator.

Siapapun bisa menggunakan Tour Creator, begitu juga dengan yang mengonsumsi hasilnya. Deretan tur virtual ini tidak harus diakses lewat VR headset – meski tentu saja ini merupakan medium yang paling ideal – tapi juga bisa lewat ponsel maupun komputer.

Sumber: Google.

Motion Stills, Aplikasi GIF Camera Buatan Google, Kini Dilengkapi Mode Augmented Reality

Pertengahan tahun lalu, Google merilis aplikasi Motion Stills untuk Android setelah lebih dulu meluncurkan versi iOS-nya setahun sebelumnya. Kelebihan Motion Stills dibanding aplikasi GIF camera lain adalah kemampuannya menciptakan GIF yang begitu stabil, seakan-akan direkam menggunakan ponsel yang terpasang di atas tripod.

Google baru-baru ini meng-update Motion Stills versi Android untuk menambahkan mode augmented reality (AR). Ini berarti pengguna bisa menambatkan beragam objek virtual, mulai dari ayam sampai dinosaurus, pada GIF maupun video buatannya. Yang istimewa, mode AR ini rupanya memanfaatkan teknologi instant motion tracking.

Mengapa harus ada motion tracking? Supaya objek virtual beserta pergerakannya dapat terlihat alami. Semisal Anda meletakkan seekor ayam virtual di atas telapak tangan, posisinya di situ tidak akan berubah meski tangan Anda gerak-gerakkan. Hal yang sama juga berlaku untuk permukaan horizontal lainnya, seperti meja atau bahkan daun pada tanaman.

Lebih istimewa lagi, mode AR ini tidak bergantung pada ARCore, dan bisa dinikmati oleh perangkat Android apapun yang memiliki gyroscope tanpa harus dikalibrasi lebih dulu. Teknologi motion tracking ini memiliki fondasi yang sama dengan teknologi dipakai YouTube untuk menyensor (blur) objek bergerak, hanya saja di sini Motion Stills memanfaatkan data yang berasal dari accelerometer dan gyroscope milik perangkat.

Usai merekam, tentu saja hasilnya bisa dibagikan ke mana pun Anda mau. Juga menarik adalah bagaimana Google memanfaatkan produk lain mereka untuk mewujudkan fitur baru ini: objek-objek 3D yang tersedia pada mode AR Motion Stills berasal dari Poly, yang pada dasarnya merupakan platform berbagi objek-objek 3D yang dibuat menggunakan Blocks (juga buatan Google).

Sumber: Engadget dan Google.

Application Information Will Show Up Here

Google Umumkan Poly, Semacam Portal untuk Saling Berbagi Aset 3D untuk AR dan VR

Bulan Juli lalu, Google meluncurkan aplikasi VR untuk 3D modeling bernama Blocks. Ide di balik Blocks adalah memberikan kemudahan untuk menciptakan objek 3D, yang kemudian dapat digunakan pada konten augmented reality maupun virtual reality.

Baru-baru ini, Google mengumumkan Poly, semacam portal untuk saling berbagi aset 3D. Poly sengaja dirancang agar terintegrasi ke Blocks maupun Tilt Brush, sehingga kreator dapat langsung mengunggah hasil karyanya dan saling menginspirasi satu sama lain.

Integrasinya tidak berhenti sampai di situ saja. Beberapa objek 3D di Poly ada yang mengemas tag “Remixable”, yang berarti kreator lain bisa meng-import dan memodifikasinya secara langsung di Blocks atau Tilt Brush. Saat hasil modifikasinya diunggah, Poly otomatis akan mencantumkan kredit dan tautan menuju kreator aslinya.

Google Poly

Pencantuman kredit ini penting mengingat semua objek 3D yang tersimpan di Poly dapat digunakan secara cuma-cuma. Di samping karya komunitas, Google tentunya tidak lupa menyelipkan sejumlah objek 3D hasil karya tim internalnya.

Sepintas Poly terdengar hanya bermanfaat bagi kalangan developer saja. Namun sebenarnya siapapun bebas mengakses Poly untuk menikmati koleksi objek 3D-nya di browser perangkat desktop maupun mobile. Suka dengan model tertentu, Anda bisa lanjut mengamatinya menggunakan VR headset atau membagikannya ke pengguna lain dalam format GIF.

Sumber: Google.