Tag Archives: Polyphony Digital

Gran Turismo 7 Akhirnya Jelaskan Alasan Game-nya Harus Selalu Online

Seri Gran Turismo akhirnya kembali berfokus kepada pengalaman permainan single player lewat Gran Turismo 7. Meskipun game-nya ditunda hingga 2022, beberapa informasi baru telah diumumkan oleh developer Polyphony Digital.

Salah satu yang banyak dipermasalahkan oleh para fans adalah pernyataan bahwa Gran Turismo 7 nantinya tetap membutuhkan koneksi internet untuk memainkan campaign single player-nya. Hal tersebut langsung dipertanyakan oleh para fans, apalagi mode campaign Gran Turismo 7 memang berjalan terpisah dari mode multiplayer-nya.

Polyphony Digital tidak menunggu lama untuk menjelaskan alasan mengapa sistem “always-online” tersebut diterapkan. Lewat wawancaranya dengan Eurogamer, kreator Gran Turismo Kazunori Yamauchi menjelaskan bahwa hal tersebut dilakukan untuk mencegah para pemain melakukan cheating dan juga manipulasi terhadap data save.

Sebenarnya dapat dipahami keputusan untuk membuat Gran Turismo 7 ini untuk selalu online. Pertama, baik PlayStation 4 dan PlayStation 5 sudah memiliki koneksi internet yang mencukupi.

Mode Campaign Gran Turismo 7. Credit: Polyphony Digital

Kedua adalah Gran Turismo 7 menjadi game single player yang berfokus sebagai “Car Collecting Game“. Hal tersebut membuat proses dan usaha para pemain untuk membeli mobil, memodifikasinya, dan akhirnya melengkapi koleksinya. Pengalaman itu terancam rusak dengan kehadiran para hacker yang membuat “jalan pintas”.

Lebih lanjut Yamauchi juga menjelaskan bahwa bagian dari Gran Turismo 7 yang nantinya tidak membutuhkan koneksi internet adalah Mode Arcade, karena mode tersebut tidak akan mempengaruhi data save. Namun apapun dalam game-nya yang akan mempengaruhi data save akan membutuhkan koneksi internet.

Kostumisasi Mobil di Gran Turismo 7. Credit: Polyphony Digital

Gran Turismo 7 memang seri yang ditunggu oleh para fans sekaligus para pecinta game balap. Apalagi seri ketujuhnya ini mengembalikan semua formula klasik dari serinya, mulai dari Driving School, Performance Points, Car Tuning dan juga Car Customization.

Selain itu game ini juga mendapatkan beragam fitur baru yang tidak kalah menarik seperti cuaca dinamis saat balapan, physics mengemudi yang lebih natural, kehadiran GT Cafe, serta mode fotografi, dan livery editor yang ikut kembali dari Gran Turismo Sport.

Gran Turismo 7 direncanakan untuk dirilis pada 4 Maret 2022 mendatang untuk PlayStation 5 dan juga PlayStation 4.

Beta Test Gran Turismo 7 Tiba-tiba Muncul di Website PlayStation

Penantian para gamer balap beserta para fans untuk seri ke-7 dari Gran Turismo memang tidak sebentar. Apalagi game tersebut ditunda perilisannya hingga 2022 mendatang.

Namun, kabar baiknya, Gran Turismo 7 kelihatannya akan membuka akses beta untuk para pemain PlayStation 5 setelah halaman registrasinya dibocorkan oleh situs PlayStation sendiri.

Dilansir dari GTPlanet, iklan tersebut muncul sebagai bagian dari promosi Experience PlayStation. Sebagai informasi, Experience PlayStation adalah aplikasi untuk menghubungkan para fans dengan berbagai promosi spesial.

Image Credit: GTPlanet

Beta Gran Turismo 7 ini juga kelihatannya muncul secara tidak sengaja dan masih belum dapat diakses penuh. Karena, meskipun para fans dapat mengklik iklannya, mereka akan diarahkan untuk memilih “Start Quest”, kemudian memilih opsi “Related Campaigns”, “Italia Quest”, dan terakhir “Gran Turismo Beta (Test).

Sebelum mendapat akses, para fans juga akan diminta untuk menonton video trailer “Gran Turismo 7 launch demo”. Baru setelahnya para fans akan mendapatkan kode untuk akses Beta-nya. Sayangnya kode beta yang diberikan masih berupa tempelan saja, yaitu 1234-5678-9012.

Kode tersebut juga tidak bisa diaktifkan di dalam PlayStation yang berarti bahwa kode 12 digit ini nantinya akan berbeda-beda untuk setiap fans yang mengikuti promosi tersebut. Lebih lanjut, hadiah kode akses ini hanya eksklusif untuk PlayStation 5 saja.

Image Credit: Sony

Meski akses beta tersebut hanya eksklusif untuk versi PS5-nya, namun untuk game-nya sudah dipastikan bahwa Gran Turismo 7 akan tetap dirilis di PlayStation 4. Hal tersebut menjadikannya seri Gran Turismo pertama yang dirilis pada 2 generasi PlayStation.

Setidaknya, keberadaan promosi Gran Turismo 7 tersebut menjadi indikasi bahwa game-nya akan segera diuji coba tidak lama lagi. Sony maupun Polyphony Digital masih belum mengeluarkan pernyataan apapun mengenai perkembangan Gran Turismo 7 karena masih disibukkan dengan turnamen esport “2021 World Series”.

Mungkin saja, kemunculan promosi tersebut merupakan indikasi bahwa akan ada informasi baru untuk Gran Turismo 7 sebentar lagi — mengingat game-nya memang tidak mendapatkan update apapun selama setahun ini.

Gran Turismo Sport

Bagaimana Esports Mengubah Dunia Motorsport Menjadi Lebih Baik

Federasi Otomotif Internasional alias FIA sudah cukup lama menunjukkan dukungan yang kuat terhadap dunia esports. Sejak tahun 2017 lalu misalnya, FIA telah bekerja sama dengan Polyphony Digital untuk menyelenggarakan kompetisi esports internasional berbasis game Gran Turismo Sport. Kompetisi yang berada langsung di bawah sertifikasi FIA itu mencapai puncaknya pada bulan November 2018, dan dimenangkan oleh pemain asal Brasil bernama Igor Fraga.

FIA bukan satu-satunya lembaga otomotif yang mendukung perkembangan esports. Organisasi lain seperti NASCAR, Nissan, dan McLaren juga menunjukkan ketertarikan yang serupa. Akan tetapi terjunnya FIA ke dalam esports bukan semata-mata mengikuti tren atau mencari keuntungan. Menurut mereka esports dapat menjadi bagian terintegrasi dari dunia balap mobil, bahkan membuatnya jadi lebih baik. Bagaimana bisa demikian?

Peran besar Gran Turismo di dunia motorsport

Ikatan antara dunia balap mobil nyata (motorsport) dengan video game adalah ikatan yang terjalin secara perlahan-lahan selama lebih dari dua dekade, dan tak bisa lepas dari peran Polyphony Digital. Perusahaan tersebut merupakan developer di balik seri Gran Turismo, salah satu game balap mobil andalan Sony hingga saat ini.

Sejak Gran Turismo pertama dirilis pada tahun 1997, Polyphony Digital selalu fokus pada satu hal, yaitu realisme. Beda seperti seri game balap mobil lainnya seperti misal Ridge Racer atau Need For Speed, Gran Turismo mengusung tagline “The Real Driving Simulator”. Daya tarik utama seri ini terletak pada simulasi fisika yang akurat, mobil berlisensi dengan desain sama seperti aslinya, serta fitur tuning yang lengkap dan mendetail.

Generasi console PS1 dan PS2 masih memiliki banyak keterbatasan dalam mencapai visi realisme tersebut. Akan tetapi hal itu berubah sejak era PS3. Video game akhirnya mampu menampilkan kualitas visual yang sangat nyata, juga memiliki kemampuan komputasi yang cukup untuk menghasilkan simulasi fisika dengan optimal.

Gran Turismo 5 di PS3 merupakan titik awal penting terhadap hubungan antara video game dan dunia motorsport. Setelah game tersebut dirilis, tepatnya pada tahun 2008, Polyphony Digital kemudian menjalin kerja sama dengan Nissan Europe untuk menciptakan program pendidikan khusus pembalap via medium video game. Program tersebut disebut Nissan GT Academy (atau NISMO PlayStation GT Academy).

Gran Turismo 5
Gran Turismo 5, gebrakan besar pada zamannya | Sumber: Polyphony Digital

Nissan GT Academy berhasil menunjukkan bahwa video game bisa melatih seseorang untuk menjadi pembalap sungguhan, berkat tingginya tingkat realisme di dalam Gran Turismo. Tentu saja si pembalap butuh adaptasi ketika berpindah dari kursi gamer ke kursi balap asli, tapi yang jelas potensi itu benar-benar ada. Nissan GT Academy pun terus berjalan selama 10 tahun, dengan salah satu peserta asal Indonesia yaitu Andika Rama Maulana berhasil menjadi juara 2 di GT Academy angkatan 2015.

FIA membuat video game “naik kasta”

Jarak antara video game dan dunia nyata semakin menyempit, dan FIA sebagai organisasi yang membawahi jagat motorsport tak abai akan hal ini. “Menurut federasi (FIA), jelas sekali terlihat bahwa masyarakat berevolusi seiring perubahan zaman,” kata Stephane Fillastre, kepala urusan licensing dan merchandising FIA, dilansir dari Autosport. “Kami butuh kesempatan untuk mengakui dan mensertifikasi video game sebagai bagian dari portofolio kami. Karena (video game) ini adalah bagian besar dari ekosistem (motorsport), bagian besar dari pola hidup para driver, jadi kami jelas ingin memiliki hubungan tersebut.”

Sebelumnya memang sudah ada beberapa game balap mobil yang bekerja sama dengan organisasi motorsport, misalnya Codemasters yang bekerja sama dengan Formula 1. Tapi FIA ingin menawarkan sesuatu yang lebih. Mereka ingin menyediakan sebuah platform yang tersertifikasi dan memiliki regulasi layaknya regulasi motorsport milik FIA selama ini.

Pucuk dicinta ulam tiba, visi FIA yang begitu besar bertemu dengan Polyphony Digital yang telah memiliki pengalaman 10 tahun di Nissan GT Academy. Mereka pun menciptakan program baru, FIA-Certified Gran Turismo Championship. Program ini punya perbedaan besar dari Nissan GT Academy. Bila Nissan GT Academy bertujuan mengubah gamer menjadi pembalap sungguhan, FIA-Certified Gran Turismo Championship adalah program balap virtual murni. Dengan kata lain, sebuah program esports.

“Sepuluh tahun sudah berlalu sejak (peluncuran GT Academy) itu. Dan ketika kami berbicara pada para kompetitor sekarang, tidak semuanya ingin menjadi pembalap sungguhan. Sebagian dari mereka ingin, tapi tidak semua. Dan saya pikir bagus bila ada pilihan lain,” kata Kazunori Yamauchi, produser seri Gran Turismo pada Autosport.

Visi tersebut kini menciptakan hubungan yang unik antara video game dengan motorsport. Dengan adanya program esports seperti FIA-Certified Gran Turismo Championship, FIA dan Polyphony Digital telah menaikkan “kasta” video game ke posisi yang setara dengan motorsport. Tidak hanya batu loncatan, balap video game kini menjadi sesuatu yang profesional, sama profesionalnya dengan motorsport.

Perbedaan besar motorsport dengan olahraga lain

Hubungan video game (juga esports) dengan motorsport tergolong unik. Mereka memiliki kedekatan yang tidak ada dalam cabang-cabang olahraga lain. Penyebabnya, karena mengemudikan mobil virtual dan mengemudikan mobil asli adalah dua hal yang sangat serupa.

Dibandingkan dengan sepak bola misalnya, serealistis apa pun Pro Evolution Soccer 2019, kita tetap hanya bermain menggunakan controller, bukan berlari dan menendang bola sungguhan. Begitu pula dengan bola basket, tenis, atau golf. Sehebat apa pun teknologinya, bahkan dengan bantuan VR atau AR, tetap sulit menyajikan pengalaman seperti olahraga asli (kecuali bila seseorang berhasil menciptakan NerveGear dalam waktu dekat).

Sementara itu, dengan perlengkapan racing wheel dan monitor berkualitas, ditambah game yang mumpuni, pengalaman menyetir bisa sangat mirip dengan aslinya. Memang ada beberapa hal yang tidak bisa disimulasikan, seperti g-force atau pengaruh cuaca terhadap fisik pemain. Tapi dibandingkan olahraga lain, kemiripannya jauh lebih tinggi.

Nissan GT Academy
Balap virtual dan balap sungguhan, tidaklah jauh berbeda | Sumber: Nissan

“Saya rasa jembatan dan transisi antara dunia virtual dan dunia nyata sangat jelas. Salah satu contohnya yaitu perilaku dan bahasa tubuh pemain-pemain kita, yang mana pada dasarnya sudah persis sama dengan pembalap ketika berada di mobil sungguhan, ini sesuatu yang tidak Anda miliki di, misalnya, turnamen sepak bola,” kata Stephane Fillastre pada Autosport.

Kemiripan tersebut, dan tingkat realisme yang sudah begitu tinggi di video game, kini menciptakan aksesibilitas terhadap dunia motorsport yang belum pernah ada sepanjang sejarah. Motorsport dulunya adalah olahraga yang mahal dan sulit dilakukan. Paling minimal, kita butuh sebuah mobil dan sebuah sirkuit. Tidak semua orang bisa mendapatkan keduanya, apalagi di usia muda. Tapi kini gamer bisa mendapatkan pengalaman menyetir mobil yang sangat nyata lewat video game. Dan lewat esports bersertifikasi seperti FIA-Certified Gran Turismo Championship, mereka bisa merasakan kompetisi motorsport sama seperti aslinya. Perihal apakah si pemain akan jadi atlet esports/motorsport profesional nanti, itu terserah dia.

Manfaat besar dua arah

Akses terhadap motorsport jauh lebih mudah hanyalah salah satu manfaat yang bisa dirasakan oleh para “motorhead” (penggemar otomotif). Masih ada banyak manfaat lain, salah satunya yaitu munculnya oportunitas baru bagi penyandang difabilitas.

Perbedaan fisik sering kali menghalangi seseorang untuk melakukan suatu olahraga. Andai bisa pun, olahraga tersebut tetap memiliki perbedaan dari versi aslinya (contoh: bola basket dan basket kursi roda). Tidak demikian dengan dunia motorsport. Bagaimana pun kondisi fisik seseorang, asal ia bisa menggerakkan roda setir dan menekan pedal, ia dapat ikut berkompetisi, setara dengan atlet motorsport lainnya.

Billy Monger
Billy Monger, pembalap F4 British Championship | Sumber: Autosport

Kesetaraan ini tidak terbatas pada kaum difabel. Faktor-faktor lain seperti gender atau usia juga bisa dieliminasi, dan semua orang bisa berkompetisi pada level yang sama asalkan mereka memiliki kemampuan dan kekuatan mental untuk melakukannya. Namun untuk membuktikan kemampuan itu langsung di sirkuit aspal tentu sulit. Di sinilah esports berperan, sebagai jembatan sekaligus fasilitas tempat siapa saja bisa unjuk keahlian, dan akhirnya, mendapat lisensi pembalap dari FIA.

Manfaat yang muncul dari esports ini berlaku dua arah, tidak hanya terhadap pembalap tapi juga terhadap dunia balap atau asosiasi balap itu sendiri. Bahwasanya esports dapat membantu motorsport menjangkau pasar yang lebih luas itu sudah jelas, tapi Fillastre juga memikirkan kegunaan lain.

Saat kompetisi terjadi di sirkuit, orang yang bekerja bukan pembalap saja. Ada juga peran teknisi, petugas track safety (track marshal), organizer atau steward, dan sebagainya yang jumlahnya sangat banyak. Esports dapat menjadi sarana latihan bagi pemegang peran-peran tersebut, baik latihan teknis atau latihan komunikasi.

FIA juga dapat memanfaatkan esports untuk menguji coba regulasi dan format-format balapan baru. Hal-hal seperti panjang balapan baru, perubahan posisi grid, pemberat mobil (weight ballast), dan sebagainya, sangat kompleks serta mahal untuk diuji coba di balapan sungguhan. “Video game adalah sebuah cara untuk mensimulasikan adaptasi regulasi-regulasi baru seperti itu, dan untuk melihat apakah masuk akal untuk diterapkan. Apakah dapat menjamin keamanan? Apakah dapat menjamin kesetaraan sportivitas? Apakah itu membuat motorsport makin diminati?” ujar Fillastre.

Formula 1 Australian Grand Prix 2016
F1 Australian GP 2016, menggunakan sistem kualifikasi yang aneh | Sumber: Formula 1

Ide tentang pemanfaatan esports sebagai lahan uji coba tidak hanya ada di benak FIA, tapi juga diinginkan oleh para pelaku Formula 1. “Kami tertarik menggunakan lingkungan virtual untuk menguji beberapa regulasi baru ini. Kemudian, apa yang kami lakukan adalah melihat data statistik. Ini akan memberikan kesempatan untuk melakukan hal-hal yang biasanya tidak bisa disimulasikan secara mudah,” ujar Pat Symonds, analis Sky Sports F1, dilansir dari Motorsport.com.

Symonds berkata bahwa pernah terjadi kekacauan di dunia Formula 1 pada tahun 2016 gara-gara regulasi yang belum teruji. Saat itu Formula 1 menerapkan sistem kualifikasi baru di mana seorang driver bisa teriliminasi walaupun balapan belum selesai. Aturan baru itu menuai protes besar, dan baru satu bulan berjalan, Formula 1 langsung membatalkannya. Symonds ingin agar hal seperti ini tidak terjadi lagi.

Hubungan antara video game, esports, dan motorsport kini memasuki babak baru, dan masih banyak potensi yang belum tergali di dalamnya. Entah inovasi apa lagi yang akan muncul di bidang ini nantinya, akan tetapi satu hal yang jelas. Esports sedang mengubah dunia motorsport, dan perubahan itu masih akan terus berjalan.

Sumber: Autosport, Motorsport.com, Polyphony Digital, BBC, Formula 1, Nissan

Project CARS 2 vs. Forza Motorsport 7 vs. Gran Turismo Sport, Siapa Jawaranya?

Bulan Oktober merupakan momen berlangsungnya kompetisi besar antara tiga franchise permainan simulasi balap raksasa: game ke-10 di seri Forza, permainan Gran Turimo pertama untuk console current-gen Sony, serta tim pendatang baru yang dahulu pernah menggarap Need for Speed: Shift. Pertarungan ketiganya dimulai saat Gran Turismo Sport meluncur pada tanggal 17 Oktober kemarin.

Tentu saja tiap penggemar racing simulator punya preferensi berbeda. Masing-masing franchise punya fans setianya sendiri, dan saya memahami hal itu. Namun bagaimana dengan Anda yang baru ingin mencicipi genre ini? Siapa yang terbaik di antara tiga judul tersebut? Untuk memperoleh informasi paling tidak bias, kita perlu menengok data statistik dari situs agregat review seperti OpenCritic.

 

Gran Turismo Sport

Untuk sementara, Gran Turismo Sport memperoleh skor rata-rata 77 dari 100 berdasarkan 11 ulasan. Mayoritas reviewer mengapresiasi gameplay-nya yang betul-betul terhidang layaknya simulasi sejati, sehingga tiap kendaraan terasa unik dan memiliki karakteristik berbeda. Selain itu, proses utak-atik dan kustomisasinya tidak rumit, memungkinkan pemain bisa segera menikmati balapan.

Meski demikian, para pengulas punya pendapat senada soal minimnya konten. Mode single-player GT Sport malah menyerupai Gran Turismo versi PSP, bahkan memaksa Anda online buat mengakses Driving School, Mission Mode dan Circuit Mode. Grafisnya sendiri cukup baik, tapi bukan yang terbaik di antara para rivalnya. Salah satu media bilang bahwa Gran Turismo Sport kadang terasa seperti memainkan game racing lawas dengan visual next-gen.

 

Project CARS 2

Skor rata-rata Project CARS 2 lebih tinggi dari Gran Turismo Sport, memperoleh 82 dari 100 berdasarkan ulasan 65 media. Hal yang paling banyak dikeluhkan reviewer adalah masalah teknis: dari mulai perspektif kokpit yang ‘kurang natural’ hingga terkait AI. Game juga kurang bersahabat bagi kalangan pemula karena proses belajarnya cukup sulit. Namun mereka mengakui Project CARS 2  merupakan game sempurna buat para pecinta otomotif.

Permainan menyuguhkan banyak sekali kategori balapan, dan di sekuelnya ini, developer memperbaiki banyak kekurangan yang ada pada pendahulunya dan memastikan kontennya lebih kaya. “Project CARS 2 ialah simulasi balap serius untuk para pembalap serius,” begitu kata PC Gamer.

 

Forza Motorsport 7

Dari sisi skor, Forza Motorsport 7 merupakan game racing simulation terbaik di tahun 2017. Nilainya berada dua poin di atas Project CARS 2. Secara keseluruhan, reviewer memuji kecantikan grafisnya – walaupun dinikmati dari console Xbox One sekalipun. Lalu, respons saat mengendalikan mobil juga natural dan intuitif. Selain itu, Forza Motorsport 7 menyimpan konten permainan paling banyak dibanding dua rivalnya.

Forza Motorsport 7 tetap tidak bisa bebas dari masalah teknis. Di versi PC, beberapa gamer mengalamai crash, baik dari menu atau saat sedang bertanding. Selain itu, proses loading-nya juga memakan waktu. Dan selanjutnya, kritik diarahkan pada kehadiran sistem loot box, tapi untungnya, ‘fitur’ tersebut tidak terlalu memengaruhi keseimbangan gameplay.

Sony Siap Rayakan Perilisan Gran Turismo Sport Dengan PlayStation 4 Edisi Spesial

Pengembangan Gran Turismo Sport dilakukan tak lama selepas Polyphony Digital merilis Gran Turismo 6 di PlayStation 3. Sport akan menjadi permainan pertama di seri Gran Turismo yang diluncurkan di console current-gen PlayStation 4. Tiga tahun setelah momen itu, Polyphony Digital akhirnya mengabarkan kesiapan mereka untuk melepas Gran Turismo Sport.

Sebagai publisher sekaligus console maker, Sony Interactive Entertainment tentu saja tidak tinggal diam melihat tingginya penantian para gamer. Momentum tersebut mereka manfaatkan dengan mengungkap PlayStation 4 edisi terbatas Gran Turismo Sport. Varian ini didedikasikan bagi penggemar berat Gran Turismo, dan identitas game simulasi balap itu dibubuhkan baik pada unit console serta controller.

PlayStation 4 Gran Turismo Sport Special Edition cukup berbeda dari bundel yang sebelumnya ditawarkan Sony karena perangkat ini memperoleh sentuhan spesial. Memanfaatkan unit ‘new‘ PlayStation 4 sebagai dasarnya, produsen mencantumkan logo GT perak di tengah tubuh putih, yang dikombinasi dengan warna abu-abu di area bawah/samping (tergantung dari apakah console diposisikan secara berdiri atau horisontal).

PlayStation 4 Gran Turismo Sport 2

Controller DualShock 4 yang dibundel bersama console juga memiliki  skema warna serupa: putih di atas, lalu warna abu-abu diterapkan pada tiap tombol, stik analog, serta area bawah. Di sana, logo Gran Turismo perak di touchpad terlihat menonjol berkat latar belakang yang gelap. Walaupun berbeda tema dan game, arahan ini mengingatkan saya pada PS4 Limited Edition Star Wars: Battlefront.

PlayStation 4 Gran Turismo Sport 3

PS4 edisi Gran Turismo Sport merupakan tipe dengan penyimpanan terbesar, yakni 1-terabyte. Sayang sekali desain ini tidak diimplementasikan di versi PlayStation 4 Pro-nya. Di bulan November silam, Sony Interactive Entertainment sempat mengungkapkan bagaimana PS4 4 Pro akan mendongkrak aspek visual GT Sport sehingga mampu ‘memudarkan garis pemisah antara video game dan realita‘ lewat dukungan resolusi 4K di 60-frame rate per detik, rentang warna lebih luas, serta fitur HDR.

PlayStation 4 Gran Turismo Sport 4

Jika kebetulan Anda lebih menyukai desain PS4 tradisional, Sony sudah menyiapkan beberapa pilihan bundel Gran Turismo Sport: Jet Black 1TB/500GB, Jet Black 1TB plus DualShock 4, serta Jet Black PS4 Pro. Controller DualShock 4 Gran Turismo Limited Edition juga dijual secara terpisah.

PlayStation 4 Gran Turismo Sport Special Edition kabarnya akan mulai dijual bertepatan dengan hari perilisan permainan balap tersebut secara eksklusif di PS4, yaitu pada tanggal 18 Oktober 2017. Di dalamnya, Anda akan menemukan beragam bonus, seperti kredit in-game senilai $ 250.000, koleksi stiker, helm balap chrome serta 60 buah avatar PS4.

Sumber: PlayStation.com.

Sony Akhirnya Umumkan Tanggal Rilis Gran Turismo Sport

Project CARS sudah lama tersedia dan telah mendapatkan dukungan dari PlayStation VR, namun permainan Slightly Mad Studios itu tidak bisa menggeser Gran Turismo dari hati para fans dan pecinta simulasi balap. Perhatian mereka kini tertuju pada Gran Turismo Sport, permainan GT pertama yang diramu eksklusif untuk console generasi kedelapan milik Sony.

Sayangnya, peluncuran permainan sempat mengalami penundaan cukup panjang. Kesempatan yang Sony berikan pada gamer untuk mencicipi potongan konten dari Gran Turismo Sport – misalnya di Nissan GT Academy – hanya membuat fans semakin gelisah dan tak sabar. Namun di akhir minggu ini ada kabar gembiranya, Sony akhirnya mengumumkan waktu rilis Gran Turismo Sport di PlayStation 4.

Pelepasan permainan simulasi balap kreasi tim Polyphony Digital di kawasan Asia, termasuk Indonesia, rencananya akan dilangsungkan berbarengan dengan perilisan di wilayah Amerika Serikat, tepatnya pada hari Selasa tanggal 17 Oktober 2017. Sony Interactive Entertainment menyiapkan tiga pilihan versi, yakni edisi standar seharga Rp 700 ribu, Limited Edition di harga Rp 850 ribu, dan Collector’s Edition yang dibanderol Rp 1,55 juta.

Gran Turismo Sport release date 1

Di bundel Limited Edition, Sony  menyertakan art book (ada koleksi gambar dan ilustrasi mobil-mobil dalam permainan), steel book, serta bonus DLC Car Pack berisi delapan mobil tambahan, uang in-game senilai 1 juta, avatar PS4, helm, dan bundel stiker. Collector’s Edition sendiri meliputi seluruh konten Limited Edition, ditambah mainan mobil miniatur die cast Nissan Concept 2020 Vision Gran Turismo.

Gran Turismo Sport release date 4

Gran Turismo Sport mengundang semua penggemar otomotif untuk menikmatinya. Polyphony Digital membekali permainan dengan kecerdasan buatan demi memudahkan pengendalian mobil, sehingga game bahkan bisa dimainkan oleh mereka yang belum pernah mengemudi sekalipun. Buat para veteran, fitur-fitur otomatis tersebut dapat dimatikan supaya game bisa menyajikan sistem fisik dan pengalaman mengemudi sesungguhnya.

Gran Turismo Sport release date 3

Dalam permainan simulasi ini, Anda bisa berkunjung ke 17 lokasi balap terkenal di dunia, masing-masing terbagi dalam 28 layout lintasan – dari mulai sirkuit aspal sampai arena off-road. Di sana tersedia lebih dari 150 jenis mobil yang dirancang serealistis mungkin hingga bagian-bagian terkecil seperti lampu sen dan gap di antara panel.

Polyphony Digital tak tanggung-tanggung dalam menggarap elemen visualnya, dan Gran Turismo Sport dijamin tampil menawan saat Anda memainkannya dengan PlayStation 4 Pro. Pemain akan disuguhkan fitur-fitur grafis high-end seperti resolusi 4K, HDR, wide color process, serta 60 frame rate per detik.

Sony juga menyediakan versi digital Gran Turismo Sport. Ada dua edisi yang dapat dipilih, yakni varian standar (Rp 700 ribu) dan Digital Deluxe (Rp 800 ribu). Waktu ketersediaannya sama seperti versi fisik.

Nissan Berikan Kesempatan Bagi Gamer Buat Jadi Pembalap Pro Lewat GT Academy 2016

Dimulai di tahun 2008, GT Academy ialah program kolaboratif antara Nissan, Sony PlayStation dan tim Polyphony Digital pimpinan Kazunori Yamauchi untuk menyediakan jalan alternatif berkarier di dunia balap mobil. Melalui ajang ‘virtual to reality‘ ini, para gamer Gran Tursimo berkesempatan buat menjadi pembalap profesional.

Di Indonesia, ajang Nissan GT Academy 2016 telah dibuka sejak tanggal 19 Juli 2016 silam, dilaksanakan di Mall Kelapa Gading. Hingga pertengahan Agustus nanti, proses seleksi akan terus dilakukan di beberapa kota besar untuk mencari talenta balap baru. Event kedua diadakan tanggal 27 Juli kemarin di Mall Taman Anggrek, dimaksudkan buat memberi oportunitas tersebut lebih leluasa pada para jurnalis.

Nissan GT Academy 2016 9

Sejak acara dimulai, terhitung kurang lebih ada 6.500 peserta berpartisipasi di penyisihan GT Academy 2016. Angka ini terbilang cukup besar, berpeluang menyusul jumlah tahun lalu yang berhasil menyentuh 15.000 kontenstan. Melihat dari antusiasme event sebelumnya, Nissan bermaksud merangkul lebih banyak gamer. Jadi selain di Jakarta, roadshow digelar di Bandung, Yogyakarta dan Surabaya.

Nissan GT Academy 2016 3

Perlu Anda ketahui, karena kualifikasi dibuka secara umum, persaingan memang sangat ketat. Nissan memilih sirkuit Tokyo Expressway sebagai arena pacu di mana Anda berkendara dalam versi digital mobil sport Nissan GT-R. Peserta diberi waktu selama lima menit untuk mencetak waktu lap paling singat. Di acara khusus media ini, rekor tercepat adalah 1 menit 23 detik, masih cukup jauh dari catatan waktu terbaik sementara: 1 menit 15,963 detik.

Nissan GT Academy 2016 2

Balapan virtual itu dilakukan dari dalam pod yang didesain khusus agar menyerupai interior mobil. Meski tidak menggunakan kursi kelas simulator, periferal steering wheel PlayStation dengan force-feedback dan paddle gear stick dipadu sepasang pedal gas/rem boleh dibilang cukup untuk menyuguhkan sensasi ala balap mobil sungguhan. Anda dihidangkan versi pra-rilis permainan Gran Turismo Sport, tentu saja dijalankan di console Sony PlayStation 4.

Nissan GT Academy 2016 5

Diumumkan di Paris Games Week 2015, Grand Turismo Sport rencananya akan tersedia secara eksklusif di PS4 tanggal 15 November nanti – sebagai permainan ketiga belas di seri Gran Turismo. Game kabarnya menyajikan tiga mode, yaitu Campaign, Sports dan Arcade, didukung fitur pertandingan online serta offline. Ada sejumlah perubahan yang Polyphony Digital terapkan pada GT Sport dibanding judul-judul sebelumnya: ia tidak mempunyai sistem perputaran siang dan malam serta cuaca dinamis.

Nissan GT Academy 2016 7

Walaupun begitu, developer berjanji akan membekali permainan dengan lebih banyak konten, dan pemain dapat mengustomisasi waktu pertandingan sebelum mulai balapan. Lalu Gran Turismo Sports turut didesain agar kompatibel ke headset PlayStation VR.

Nissan GT Academy 2016 4

Lalu apakah GT Academy 2016 lebih cocok diikuti oleh mereka yang gemar memacu mobil di kecepatan tinggi atau penggemar game racing saja? Tidak juga. Kemampuan mengemudi Anda memang membantu, tapi dari pengalaman saya menjajal Gran Turismo Sports, siapapun tidak akan kesulitan menikmatnya karena setting permainan lebih cenderung ke arah arcade ketimbang simulasi: efek kerusakan mesin dimatikan, lalu mobil tetap berjalan normal setelah menabrak pembatas jalan.

Nissan GT Academy 2016 6

Ada empat tahapan dalam GT Academy. Babak kualifikasi akan menyaring 20 pemain terbaik, yang selanjutnya dibawa ke proses ‘karantina’ di sirkuit Sentul. Sesi ini dipandu oleh brand ambassador sekaligus pembalap wanita Indonesia berprestasi, Diandra Gautama. Di sana mereka diuji mengendarai mobil Nissan, menjalani tes kepribadian, kesehatan fisik, dan lain-lain.

Nissan GT Academy 2016 8

Dari 20 orang itu, Nissan akan memilih enam pembalap terbaik untuk diterbangkan ke sirkuit Silverstone Inggris dan mengikuti International Race Camp, berisi kompetitor dari tujuh negara lain.

Menurut general manager marketing strategy NMI Budi Nur Mukmin, penggunaan Gran Turismo Sports di kualifikasi memastikannya proses penyaringan menjadi lebih adil buat peserta. Lewat cara itu, gamer hanya bisa mencoba permainan di lokasi acara karena permainan belum diluncurkan. Budi juga berpendapat, GT Academy merupakan sebuah ‘demokratisasi dunia pembalap’ melalui video game, karena sejauh ini, ranah tersebut cuma dapat dinikmati oleh individu-individu bermodal besar atau para keturunan racer.

Di bawah ini adalah jadwal dan lokasi pelaksanaan babak penyisihan:

Jakarta

  • Mall Taman Anggrek: 26 – 31 Juli 2016
  • Gaikindo Indonesia International Auto Show: 11 – 21 Agustus

Bandung

  • Bandung Indah Plaza: 26 – 31 Juli 2016

Yogyakarta

  • Ambarukmo Plaza: 3 – 7 Agustus 2016

Surabaya

  • Tunjungan Plaza: 10 – 14 Agustus 2016

Cara berpartisipasinya mudah: Anda cukup melakukan registrasi dengan menunjukkan kartu identitas, kemudian menukarkan nomor antrian untuk bermain di pod buat mencari catatan waktu terbaik. Anda boleh bermain lebih dari satu kali dengan jeda waktu minimal satu jam.

Gran Turismo 7 Sedang Dalam Pengembangan

Diciptakan oleh pengemudi mobil balap profesional sekaligus desainer game Jepang, Kazunori Yamauchi, seri Gran Turismo menjadi salah satu permainan eksklusif andalan PlayStation selama kurang lebih 17 tahun. Dan kini kembali terdengar kabar bahwa developer Polyphony Digital sedang menggarap sekuel keenam, Grand Turismo 7, untuk console terbaru Sony. Continue reading Gran Turismo 7 Sedang Dalam Pengembangan

Mode Online Gran Turismo 5 Akan Segera Dinonaktifkan

Salah satu kekurangan terbesar pada platform gaming console dibandingkan PC adalah saat sang pemilik brand hardware memutuskan untuk berhenti mendukungnya, maka tidak ada lagi yang bisa gamer perbuat. Nasib yang sama akan segera menimpa Gran Turismo 5, publisher Sony berencana untuk mematikan dukungan mode online permainan racing ini. Continue reading Mode Online Gran Turismo 5 Akan Segera Dinonaktifkan