Tag Archives: porsche mission e

Stasiun Fast Charging Mobil Milik Porsche Sudah Resmi Beroperasi

Porsche Mission E telah resmi berganti nama menjadi Porsche Taycan, dan dijadwalkan siap mengaspal paling cepat mulai tahun depan. Berhubung ini Porsche yang kita bicarakan, larinya sudah pasti sangat kencang, akan tetapi yang lebih inovatif justru adalah efisiensi baterai dan teknologi charging-nya.

Tepat setahun lalu, Porsche menyingkap charger yang mereka siapkan secara khusus untuk Taycan ke hadapan publik. Ukurannya lebih bongsor ketimbang charger mobil elektrik standar, sebab daya yang dapat diteruskannya pun juga jauh lebih besar: 350 kW, pada tegangan 800 volt.

Siapapun dipersilakan menggunakan charger tersebut secara cuma-cuma, bukan cuma konsumen Porsche saja. Namun seperti yang saya bilang, satu-satunya mobil yang bisa menerima daya sebesar dan pada tegangan setinggi itu barulah Porsche Taycan, di mana mobil dapat menempuh jarak sekitar 400 km meski dicolokkan selama 20 menit saja.

Porsche charging app

Selama mobil di-charge, pemilik mobil dapat memantau prosesnya melalui aplikasi pendamping yang disiapkan Porsche. Di situ informasi yang ditampilkan sangat lengkap, termasuk arus listrik dan estimasi biaya listrik yang dihabiskan untuk mengisi ulang baterai mobil.

Untuk sekarang baru ada sepasang charger turbo ini di Porsche Centre Berlin-Adlershof, namun tentu saja Porsche sudah menyiapkan lokasi-lokasi lain guna mengantisipasi peluncuran Taycan nanti. Pun begitu, yang patut diapresiasi adalah bagaimana Porsche tidak egois dan membuat teknologi charging-nya ini proprietary; konsumen Tesla pun bebas mampir kalau mau asalkan mereka membawa adaptor yang cocok.

Sumber: Porsche via SlashGear.

Porsche Mission E Cross Turismo Berpotensi Menjadi Rival Tesla Model X

Tanpa harus terkejut, ajang Geneva International Motor Show tahun ini dibanjiri oleh mobil elektrik. Salah satu yang sangat mengundang perhatian adalah Porsche Mission E Cross Turismo, saudara kandung dari sports car Mission E yang dijadwalkan mengaspal tahun depan.

Meski dibangun menggunakan platform yang sama, Mission E Cross Turismo pada dasarnya merupakan sebuah SUV – crossover kalau menurut Porsche sendiri. Desainnya mengingatkan saya akan Porsche Panamera, namun tentu dengan beberapa sentuhan ekstra yang membuatnya tampak jauh lebih futuristis.

Porsche Mission E Cross Turismo

Mengusung status mobil konsep, wajar apabila interior Mission E Cross Turismo didominasi oleh layar di sana-sini. Pengemudinya bahkan bakal disuguhi heads-up display (HUD) yang akan aktif berdasarkan sistem eye tracking di dalam kabin, yang bertugas mendeteksi ke arah panel instrumen mana sang pengemudi melirik.

Dari gambarnya, nyaris tidak ada tombol atau kenop fisik pada dashboard Mission E Cross Turismo. Spontan saya langsung teringat pada Tesla Model 3, hanya saja di sini Porsche sedikit lebih berani dengan memperbanyak jumlah layar sentuhnya – sekali lagi wajar untuk kategori mobil konsep.

Porsche Mission E Cross Turismo

Kalau semua itu masih terasa kurang canggih, ada drone yang duduk manis di kabin belakang dan bisa dioperasikan dari dashboard untuk keperluan dokumentasi. Kalau disuruh memilih fitur apa yang bakal hilang dari versi produksinya, menurut saya jawabannya adalah drone ini, sebab kehadirannya terasa kurang esensial.

Porsche Mission E Cross Turismo

Soal spesifikasi, Mission E Cross Turismo identik dengan saudaranya. Dua motor elektrik menggerakkan keempat rodanya secara bersamaan, menyuguhkan output daya sebesar 600 hp. Akselerasinya pun sama, 0 – 100 km/jam sanggup ditempuh dalam waktu kurang dari 3,5 detik.

Baterai yang menghuni bagian dasar mobil diyakini mampu menyuplai energi hingga mobil menempuh jarak sekitar 500 km dalam satu kali charge. Teknologi fast charging pun turut tersedia, di mana 80% kapasitas baterainya bisa diisi dalam waktu 15 menit saja, sehingga mobil bisa lanjut menempuh jarak sejauh 400 km.

Porsche Mission E Cross Turismo

Tidak seperti Mission E, sejauh ini Porsche belum mengungkap rencananya untuk merealisasikan Mission E Cross Turismo ke depannya. Kemungkinan besar mereka akan meninjau respon konsumen terlebih dulu usai memasarkan Mission E nanti.

Sumber: Porsche.

Porsche Singkap Charger Mobil Elektrik Super-cepatnya

Kalau semuanya berjalan sesuai rencana, kita bakal melihat mobil elektrik perdana Porsche, Mission E, di jalanan pada tahun 2019 nanti. Mission E patut disorot bukan hanya karena ia mengusung logo Porsche saja, tetapi karena ia juga menjanjikan sistem charging yang lebih superior ketimbang yang Tesla tawarkan sekarang.

Teknologi rancangan Porsche ini diyakini sanggup mengisi ulang baterai Mission E hingga mencapai 80 persen kapasitas maksimumnya dalam waktu 15 menit saja. Semuanya berkat infrastruktur charger yang beroperasi pada tegangan 800 volt dan sanggup meneruskan daya sebesar 350 kW.

Pabrikan asal Jerman itu tidak sekadar membual. Belum lama ini, mereka membuka kantor baru di Berlin, dan di sana publik bisa melihat sepasang charger 350 kW yang telah dijanjikan ini berdiri untuk pertama kalinya. Wujudnya memang tidak sekeren gambar konsep yang dirilis sebelumnya, tapi yang lebih penting adalah kinerjanya.

Charger 350 kW (kanan) bersebelahan dengan charger standar Porsche (kiri) / kfz-betrieb
Charger 350 kW (kanan) bersebelahan dengan charger standar Porsche (kiri) / kfz-betrieb

Sayangnya untuk sekarang kita masih belum bisa membuktikan klaim Porsche. Kedua charger itu baru bisa mengisi ulang dengan daya sebesar 50 – 150 kW. Kesalahannya bukan pada charger-nya, melainkan karena belum ada mobil elektrik yang mampu menerima daya listrik sebesar dan secepat itu.

Andai kendala itu sudah teratasi, bahkan pemilik mobil merek lain pun juga bisa menikmati charging super-cepat ini, tidak terkecuali Tesla dengan bantuan adapter. Di luar Jerman, Porsche sedang membangun charging station kedua di markasnya di Atlanta, Amerika Serikat.

Porsche EV 350 kw charger

Penantian panjang Mission E sampai dua tahun lagi sebenarnya bertujuan supaya Porsche bisa mengebut pembangunan dan penyebaran infrastruktur charging ini di berbagai kawasan. Jaringan charging station ini juga yang menjadi salah satu alasan mengapa Tesla masih berstatus rajanya mobil elektrik hingga kini.

Sumber: Elektrek.

Porsche Kembangkan Sistem Charger Mobil Elektrik yang Lebih Cepat 2x Lipat dari Tesla Supercharger

Pengembangan mobil elektrik harus dibarengi oleh infrastruktur yang lengkap. Contoh yang paling gampang adalah bagaimana mobil-mobil buatan Tesla sejauh ini baru tersedia di beberapa negara saja. Hal ini dikarenakan Tesla baru memiliki jaringan Supercharger di negara-negara tersebut, dan Supercharger ini juga yang menjadi salah satu nilai jual utama Tesla.

Tesla menamainya Supercharger karena memang sistem tersebut dapat mengisi ulang baterai mobil-mobil elektriknya lebih cepat dari biasanya. Secara teknis, Tesla Supercharger memiliki kapasitas 145 kW – 450 volt pada 335 A – sedangkan mobil-mobil buatan Tesla sendiri bisa menerima output daya hingga 120 kW.

Sederhananya, selain irit, mobil elektrik Tesla juga bisa di-charge dengan cepat. Faktor ini sepertinya menjadi perhatian khusus buat Porsche. Selagi menggarap mobil sport elektrik Mission E, Porsche juga sedang sibuk mengembangkan sistem charger mobil elektrik yang lebih cepat hampir 2x lipat dari Tesla Supercharger.

Menurut Porsche, sistem charger 800 volt buatannya tersebut sanggup mengisi 80 persen kapasitas baterai Mission E dalam waktu 15 menit saja. Hal ini berarti dalam kurun waktu sesingkat itu, Mission E sudah siap diajak menempuh jarak sekitar 400 km sebelum akhirnya perlu di-charge lagi. 15 menit charging untuk jarak tempuh 400 km? Fenomenal.

Lebih menarik lagi adalah bagaimana Porsche mendesain infrastrukturnya supaya juga bisa digunakan oleh mobil elektrik merek lain, bahkan oleh para pemilik Tesla dengan bantuan sebuah adapter. Secara default, sistem charging ini dipersiapkan untuk lini mobil elektrik dari brandbrand yang tergabung dalam grup Volkswagen, termasuk halnya mobil konsep VW I.D. yang baru saja menjalani debutnya.

Di luar itu, brand seperti Mercedes-Benz juga telah mengonfirmasi bahwa mereka telah berdiskusi dengan perwakilan Porsche mengenai teknologi charging ini. Seandainya mayoritas produsen mobil asal Eropa mau ikut berpartisipasi, sistem ini bisa menjadi standar untuk industri otomotif ke depannya.

Sumber: Electrek.