Tag Archives: portrait mode

Berkat Aplikasi Camera Go dari Google, Ponsel Budget Pun Bisa Mengambil Foto Portrait Mode

Sejak diperkenalkan di tahun 2017, program Android Go telah melahirkan lebih dari 1.600 model perangkat di 180 negara. Google juga bilang bahwa sekarang ada lebih dari 100 juta perangkat Android Go yang digunakan secara aktif di seluruh dunia.

Sepanjang perkembangannya, Android Go juga telah melahirkan lima aplikasi Go Edition, yakni Google Go, Gmail Go, Gallery Go, Maps Go, dan Gallery Go. Kelimanya dirancang seringan mungkin supaya tetap fungsional tanpa harus menuntut kinerja perangkat yang tinggi.

Di tahun 2020 ini, anggota keluarga aplikasi Go Edition resmi bertambah satu, yaitu Camera Go. Diluncurkan bersamaan dengan smartphone Android Go terbaru dari Nokia, Nokia 1.3, Camera Go boleh dibilang merupakan aplikasi yang paling menarik dari semua lineup Go Edition.

Camera Go

Pasalnya, Camera Go menghadirkan fitur yang kesannya agak mustahil di segmen budget smartphone: portrait mode. Ya, portrait mode yang memberikan efek blur pada background foto itu. Dahulu sempat menjadi fitur kebanggaan ponsel flagship, sekarang portrait mode malah bisa dinikmati di ponsel seharga $50 berkat Camera Go.

Tentu saja portrait mode di sini lebih mengandalkan pemrosesan via software ketimbang hardware, sebab hampir semua perangkat Android Go hanya dibekali satu kamera belakang. Namun kita tak boleh lupa bahwa Google Pixel dan Pixel 2 dulunya sangat jago mengambil foto portrait mode, dan keduanya juga cuma dilengkapi satu kamera belakang saja.

Selain portrait mode, Camera Go tentu juga menawarkan tampilan yang minimalis seperti halnya aplikasi Go Edition lain. Selain di Nokia 1.3, Camera Go juga akan segera tersedia di perangkat Android Go lainnya.

Sumber: 9to5Google dan Google.

Lini Google Pixel Kedatangan Fitur Portrait Mode Pasca Pemotretan

Di samping kualitas kameranya yang jempolan, salah satu pertimbangan lain membeli seri ponsel Google Pixel selama ini adalah sederet pembaruan yang rutin dirilis langsung oleh Google melalui software update. Yang saya maksud bukan sebatas versi terbaru Android saja, tapi juga sejumlah fitur kecil seperti berikut ini.

Yang pertama adalah Portrait Mode pasca pemotretan. Seperti yang kita tahu, seri Pixel selama ini mewujudkan efek blur pada foto dengan mengandalkan pengolahan software saja, dan ini sekarang bisa diterapkan meski fotonya sudah diambil bertahun-tahun yang lalu.

Sebelum ini, pengguna sudah bisa mengubah intensitas blur pada foto Portrait Mode yang diambil. Sekarang, pengguna dapat menyulap foto apa saja menjadi foto Portrait Mode, dan fotonya pun tidak harus yang diambil menggunakan kamera Pixel.

Yang kedua, khusus untuk Pixel 4, aplikasi video call Duo sekarang dilengkapi fitur auto-framing. Berbekal sudut pandang yang luas pada kamera depan Pixel 4, aplikasi dapat mengatur sendiri posisi framing supaya wajah pengguna selalu berada di tengah layar, dan ketika ada orang lain yang ikut nimbrung, framing kameranya juga akan disesuaikan sehingga bisa mencakup dua orang sekaligus.

Untuk pengguna Pixel generasi sebelumnya, aplikasi Recorder yang menjadi kebanggaan Pixel 4 akhirnya sudah bisa digunakan. Sesuai janji, fitur Live Caption yang akan membuatkan transkip secara real-time pada konten apapun yang dilengkapi audio akhirnya juga tersedia buat para konsumen Pixel 3a dan Pixel 3a XL.

Terakhir, update terbaru yang Google rilis juga disebut akan menghadirkan manajemen memory yang lebih baik. Pasca update, perangkat akan secara proaktif melakukan kompresi terhadap aplikasi yang tersimpan dalam cache, dan ini diyakini akan berdampak langsung pada kelancaran multitasking.

Sumber: Google.

Facebook Luncurkan Fitur 3D Photos untuk Semua Pengguna

Smartphone berkamera ganda macam iPhone XS memanfaatkan kedua kamera belakangnya untuk menghitung informasi kedalaman (depth), yang pada akhirnya digunakan untuk menyimulasikan efek blur pada foto. Pertanyaannya, cuma inikah kegunaan data depth itu?

Tidak kalau menurut Facebook. Data yang sama rupanya juga bisa dipakai untuk menyulap foto biasa menjadi foto tiga dimensi. Itulah premis yang ditawarkan fitur 3D Photos, yang baru saja Facebook luncurkan ke publik secara luas.

Foto-foto 3D ini bakal bereaksi mengikuti gerakan scroll, pan atau tilt. Efeknya kurang lebih sama seperti ketika kita sedang mengintip sesuatu yang berada di balik jendela. Lebih jelasnya bisa Anda lihat sendiri pada video di bawah ini.

Seperti yang saya bilang, fitur ini memanfaatkan data depth yang ditangkap oleh perpaduan dua kamera belakang iPhone. Ini berarti untuk sekarang pengguna hanya bisa menciptakan foto 3D di Facebook menggunakan iPhone 7 Plus, 8 Plus, X atau XS.

Foto yang dapat diunggah sebagai 3D Photos hanyalah yang diambil menggunakan fitur Portrait Mode. Kendati demikian, 3D Photos dapat dilihat oleh semua pengguna, termasuk para pengguna VR headset.

Agar efek 3D-nya bisa benar-benar terasa, Facebook bilang fotonya harus memiliki objek di foreground sekaligus background. Contohnya, foto keluarga yang sedang berdiri di depan hamparan bunga.

Warna yang kontras juga merupakan faktor penting untuk 3D Photos, demikian pula tekstur. Foto dengan objek yang transparan seperti kaca maupun yang mengilap tidak disarankan karena kerap mengecoh kinerja depth sensor milik perangkat.

Fitur ini pertama diumumkan pada konferensi developer tahunan Facebook di bulan Mei lalu. Facebook berniat menghadirkannya ke semua pengguna dalam beberapa minggu ke depan.

Sumber: Facebook.

Aplikasi Ini Janjikan Efek Bokeh yang Lebih Realistis Ketimbang Portrait Mode Bawaan iPhone

Portrait Mode, atau apapun nama yang dipilih masing-masing pabrikan, adalah fitur yang mengemulasikan efek bokeh macam yang biasanya didapati ketika memotret menggunakan kamera DSLR dan lensa dengan aperture besar. Umumnya, fitur ini dicapai lewat konfigurasi kamera ganda, tapi ada juga yang tidak.

Apple boleh dibilang sebagai pelopor tren fitur Portrait Mode. Saat fitur tersebut pertama dirilis dalam status beta di iPhone 7 Plus, kinerjanya tergolong payah. Namun seiring berjalannya waktu, Portrait Mode kian membaik, dan Apple pun lanjut memperluas fungsinya ke fitur lain, yaitu Portrait Lighting.

Namun bagi yang masih kurang puas dengan efek bokeh yang dihasilkan Portrait Mode, solusinya bisa dengan mengandalkan bantuan aplikasi pihak ketiga. Spesifiknya aplikasi bernama Focos berikut ini, yang diklaim mampu menghasilkan efek bokeh yang lebih realistis dan kelihatan profesional ketimbang Portrait Mode, plus memberikan opsi kustomisasi yang melimpah.

Focos

Benar atau tidak bokeh yang dihasilkan lebih realistis menurut saya sangat bergantung pada selera masing-masing pengguna. Pengguna juga tak harus memakai Focos sebagai kamera, tinggal import foto Portrait Mode yang sudah diambil lalu edit menggunakan Focos.

Kustomisasi yang ditawarkan mencakup bentuk bokeh yang diinginkan, jadi tidak cuma lingkaran biasa saja, tapi bisa juga yang berbentuk bintang seperti yang kerap dihasilkan komunitas DIY. Titik fokus juga bisa diubah-ubah pasca pemotretan mengingat kedua kamera iPhone menyimpan data 3D yang lengkap.

Focos dikembangkan oleh developer yang sama yang menggarap aplikasi Colorburn dan MaxCurve. Aplikasinya sekarang sudah bisa diunduh secara cuma-cuma dari App Store. Tentu saja, Anda harus menggunakan iPhone 7 Plus, 8 Plus atau iPhone X – yang berkamera ganda – untuk bisa memaksimalkan potensinya.

Sumber: DPReview.

Apple Rilis iOS 10.1, Hadirkan Portrait Mode untuk iPhone 7 Plus

Selain menawarkan fitur optical zoom 2x, kehadiran modul kamera ekstra pada iPhone 7 Plus juga mewujudkan fitur yang Apple sebut dengan istilah Portrait Mode. Fitur ini tidak tersedia pada saat peluncuran, tapi Apple akhirnya menghadirkannya lewat update iOS 10.1.

Portrait Mode pada dasarnya akan memberikan efek depth-of-field atau bokeh yang lebih menonjol. Anda pernah melihat foto hasil tangkapan kamera DSLR dimana terdapat bagian yang tampak kabur di belakang subjek? Itulah contoh pengaplikasian depth-of-field.

Efek serupa sebenarnya sudah bisa kita jumpai pada kamera smartphone, namun hasilnya tidak terlalu kentara karena sejumlah faktor, salah satunya adalah ukuran sensor kamera yang kecil. Di sini Apple mencoba menerapkan algoritma khusus dan memanfaatkan kehadiran modul kamera tambahan untuk menciptakan efek depth-of-field yang bagus, tapi di saat yang sama tidak kelihatan artificial.

Portrait Mode sebenarnya juga bisa digunakan untuk memotret objek lain selain wajah seseorang / Apple
Portrait Mode sebenarnya juga bisa digunakan untuk memotret objek lain selain wajah seseorang / Apple

Nama Portrait Mode sendiri dipilih karena Apple menyebut fitur ini sangat efektif digunakan saat memotret wajah seseorang. Akan tetapi fitur ini sebenarnya juga bisa digunakan untuk berbagai objek lain, meski mungkin efeknya tidak sedramatis saat memotret wajah seseorang.

Setelah meng-update ke iOS 10.1, Anda akan menjumpai Portrait Mode tepat di tengah-tengah mode Photo dan Square. Ketika wajah terdeteksi, akan muncul tulisan “Depth Effect” di atas label Portrait yang menandakan fitur ini sudah aktif. Perlu dicatat, Apple masih mencantumkan label “beta” pada fitur ini, yang berarti hasilnya tidak setiap saat 100 persen sesuai ekspektasi.

Sumber: Apple.