Tag Archives: Prawira Indra

CEO Wynn Nathaniel, COO Wendy Noel Wijaya / Proglix

Proglix Hadirkan Solusi Terpadu Penyediaan Raw Material untuk Konsumen Infrastruktur dan Manufaktur

Saat ini sektor infrastruktur dan industri sering menghadapi persoalan. Pengadaan bahan baku melalui cara tradisional, seperti pedagang atau grosir, tidak dapat diandalkan dengan waktu pengiriman yang tertunda dan harga yang berfluktuasi. Melihat persoalan tersebut, Proglix, startup yang menyediakan platform berteknologi untuk pengadaan bahan baku dan pembiayaan kredit untuk usaha kecil menengah (UKM), hadir.

Proglix didirikan oleh Wynn Nathaniel (CEO), Wendy Noel Wijaya (COO), dan Prawira Indra (CTO). Kepada DailySocial, Wynn Nathaniel mengungkapkan, saat ini di Indonesia lanskap penyediaan raw material untuk industri sangat besar potensinya. Namun pembelian ke berbagai pihak masih mengandalkan trader atau pedagang yang fungsinya serupa tengkulak. Hal ini menyulitkan bagi perusahaan manufaktur untuk membeli produk di prinsipal yang berbeda.

“Berbeda dengan platform serupa lainnya, Proglix sejak awal fokus kepada bahan baku berbasis industri. Misalnya kita fokus kepada manufacturing dan infrastruktur. Fungsi kita tidak menghubungkan kontraktor dengan distributor, namun lebih kepada bagaimana manufaktur skala kecil sampai menengah bisa mendapatkan bahan baku langsung dari para prinsipal melalui Proglix.”

Proglix berupaya mengintegrasikan pembaruan stok dan harga dari beberapa produsen hingga mengambil pesanan pelanggan, melacak pengiriman, dan memfasilitasi pembayaran. Proglix menyederhanakan proses pengadaan untuk UKM dan memungkinkan mereka mendapatkan bahan baku berkualitas tinggi seperti logam, baja, polimer, dan perlengkapan listrik di harga yang kompetitif dan lead time yang lebih pendek.

Saat ini platform yang menawarkan layanan dan teknologi beririsan di antaranya Tokban (Toko Bangunan) dan Juragan Material.

Bina relasi dengan prinsipal dan pelanggan

Situs Proglix untuk pelanggan / Proglix

Meskipun sempat mendapatkan keraguan, Proglix mengklaim telah memiliki sekitar 20 prinsipal yang bergabung ke platform-nya untuk produk kabel, raw material, hingga finished goods.

Saat ini Proglix disebutkan sudah digunakan oleh 101 pelanggan di Pulau Sulawesi, Kalimantan, Jawa. 15-20% pelanggan mereka adalah perusahaan manufacture dan sisanya adalah specialized store atau toko khusus.

“Cukup sulit bagi kami untuk meyakinkan prinsipal untuk bergabung dengan Proglix di awal. Meskipun kita telah menawarkan pembayaran tunai namun masih ada keraguan dari mereka yang kebanyakan adalah pemilik usaha yang masih menjalankan bisnis secara konvensional dan sudah saling mengenal dengan masing-masing pihak terkait. Namun dengan solusi yang kita tawarkan mereka sudah mulai terbiasa,” kata Wendy Noel Wijaya.

Untuk strategi monetisasi, Proglix mendapatkan margin untuk barang yang dijual. Model agregator demand yang mereka terapkan untuk pelanggan dianggap membantu mendapatkan barang yang diinginkan dengan opsi yang beragam dan harga yang lebih kompetitif.

Untuk memudahkan pelanggan melakukan pembelian, Proglix juga menyediakan pilihan pembayaran tempo dalam waktu 30 hari. Selain pembayaran uang tunai, pilihan pembayaran tempo tersebut ternyata cukup digemari oleh pelanggan. Saat ini Proglix masih melakukan uji coba dengan Modal Rakyat platform P2P untuk nantinya bisa memberikan pilihan pembiayaan kepada pelanggan. Namun ke depannya jalur yang paling ideal bagi Proglix adalah memanfaatkan layanan perbankan konvensional.

“Untuk memudahkan pelanggan melakukan repeat order, Proglix juga sudah menyediakan teknologi e-procurement kepada mereka. Ke depannya perusahaan juga akan mengembangkan teknologi forecasting, yang bisa dimanfaatkan oleh pelanggan untuk memprediksi pemesanan apa yang bisa dibeli langsung ke principal,” kata Wynn.

Berencana galang dana Seri A

Per Januari 2023, Proglix juga telah mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang signifikan sebanyak 66 kali lipat sejak pertama kali diluncurkan pada April 2022. Saat ini Proglix telah mengantongi dana segar tahapan awal senilai $1,35 juta (sekitar 20 miliar Rupiah). Investor yang terlibat dalam putaran pendanaan tersebut di antaranya 500 Global, Number Capital, Magic Fund, Arkana Ventures, dan MDI Arise, serta angel investor Hendra Kwik (Co-Founder Fazz) dan sejumlah Co-Founder startup kenamaan lainnya.

Dana segar tersebut dimanfaatkan perusahaan untuk penetrasi produk dalam meningkatkan tingkat adopsi platform perdagangan B2B bertenaga AI. Proglix juga memanfaatkan dana segar tersebut untuk working capital.

“Di fase awal cukup sulit bagi mereka untuk bisa mendapatkan perjanjian pembayaran tempo dari prinsipal. Di sisi lain tidak banyak pelanggan yang kemudian melakukan pembayaran secara tunai,” kata Wynn.

Saat ini Proglix merupakan satu-satunya startup asal Indonesia yang terpilih dalam program akselerasi Y Combinator Winter 2023.  Perusahaan telah memiliki sekitar 20  anggota tim dan tahun ini menargetkan bisa menambah jumlah pelanggan dan mitra prinsipal.

“Kita juga memiliki rencana untuk melakukan penggalangan dana tahapan lanjutan yaitu Seri A. Namun kegiatan tersebut akan dilakukan oleh kami dilihat dari kebutuhan dan tentunya revenue yang sudah didapatkan oleh perusahaan. Kita berupaya untuk menjalankan semua proses tersebut secara konvensional, tergantung dari berapa banyak dana yang kita butuhkan dan berapa jumlah dana yang akan kita galang menghindari terjadinya over valuation,” kata Wynn.