Setelah mengumumkan perolehan pendanaan awal sebesar $150 ribu (2,3 miliar Rupiah) pada Maret lalu, platform marketplace ponsel bekas Jagofon kembali memperoleh pendanaan tambahan senilai USD$223 ribu atau lebih dari Rp3,3 miliar.
Founder & CEO Jagofon Stéphane Becquart menuliskan di unggahan LinkedIn-nya bahwa pendanaan ini berasal dari investor baru dan yang terdahulu. Tidak dijelaskan secara rinci siapa saja investor baru yang terlibat dalam pendanaan terbaru ini.
“Pendanaan ini akan digunakan untuk mengembangkan inisiatif pertumbuhan bbaru dan memperluas kemitraan strategis, serta memperkuat tim operasional Jagofon saat ini,” ungkap Stéphane kepada tim DailySocial.id.
Pendanaan terakhir mereka diperoleh dari Orbit Startups dan program pengembangan startup tahap awal dari pemodal ventura AS, SOSV.
Jagofon sendiri diklaim sebagai platform marketplace pertama di Indonesia yang berfokus pada smartphone bekas. Perusahaan memiliki misi untuk membangun kembali kepercayaan di pasar smartphone bekas (preloved), menyediakan ponsel berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau.
Dalam wawancara bersama DailySocial.id tahun lalu, Stéphane juga mengungkapkan akan terus menambah kategori produk di luar smartphone, seperti tablet, PC, smartwatch, dan aksesorisnya. “Kami juga akan mempercepat SEO dan mendorong keberadaan Jagofon di berbagai channel, termasuk di media sosial, sembari enhance platform kami dengan berbagai fitur baru dan kapabilitas,” tegasnya.
Marketplace ponsel bekas di Indonesia
Pada tahun 2022 lalu, Ken Research mengeluarkan laporan terkait pasar smartphone bekas di Indonesia yang disebut bertumbuh pada CAGR 8% dalam periode 2016-2021. Hal ini didorong oleh meningkatnya harga smartphone baru dan pola pembelian konsumen.
Dalam laporan ini juga disebutkan bahwa pasar smartphone Indonesia terbilang masih sangat terfragmentasi dengan banyaknya pemain offline. Namun, selama pandemi COVID terdapat penurunan angka penjualan karena masyarakat enggan keluar rumah dan semua toko offline tutup. Selama periode itu, banyak orang yang melakukan pembelian smartphone bekas melalui platform online.
Platform online ini mengadopsi model penyimpanan inventaris atau model berbasis konsinyasi. Para pemain bersaing satu sama lain berdasarkan model bisnis, layanan bernilai tambah, dan nilai merek. Sementara itu, pemain offline semakin memperkuat kehadiran di media sosial, terutama di Facebook dan Instagram.
Pasca COVID, peningkatan jumlah transaksi melalui platform online telah terlihat. Kemudahan mendapatkan smartphone bekas di depan pintu dari penjual bersertifikat dan marketplace terpercaya, telah menghasilkan peningkatan pangsa platform online dalam ukuran pasar industri smartphone bekas di Indonesia.
Menurut laporan Ken Research, pasar smarphone bekas Indonesia diperkirakan akan tumbuh pada CAGR 9% antara tahun 2022-2026. Pasar online (daring) mendominasi pasar ini dengan pangsa pasar yang besar. Perusahaan yang memiliki kehadiran offline yang kuat, melakukan pemasaran mereka melalui platform media sosial atau situs web mereka sendiri.
Selain Jagofon, beberapa pemain e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, Lazada, dan Bukalapak juga memfasilitasi penjualan ponsel bekas di platform mereka. Untuk pemain luring (offline). seperti erafone, Point 2000, dan Sentra Ponsel juga sudah memiliki pasar sendiri, dan semakin memperkuat kehadiran di ranah online.
Barang mewah bisa dikatakan selalu memiliki pasar bagi penikmatnya. Hanya saja pasar ini cukup niche, membutuhkan platform yang terpercaya untuk mengakomodir transaksinya. Sebelumnya pemain seperti ini lebih banyak menyasar produk fesyen dan aksesoris untuk perempuan. Kali ini hadir Flecto yang mengkhususkan diri sebagai platform marketplace untuk jam tangan mewah.
Sejatinya, startup ini sudah beroperasi sejak akhir tahun lalu. Namun setelah mempersiapkan seluruh infrastrukturnya, baru meresmikan diri ke publik pada bulan ini. Flecto didirikan oleh empat orang, yakni Gary Lilardi (CEO), Bima Satria Tama (CTO), Nikolas Tjhin (COO, Content & Editorial Lead), dan Michael Jonathan (Merchant Acquisition Lead).
Keempatnya memiliki passion dan latar belakang pengalaman yang saling mendukung satu sama lain dalam pembentukan Flecto. Gary misalnya, berpengalaman lebih dari 10 tahun dalam mendirikan dan mengembangkan e-commerce dan marketplace, salah satunya adalah Tees dan Officebee.
“Dengan bangga, kami memperkenalkan Flecto sebagai marketplace jam tangan mewah yang terdepan di Indonesia. Tujuan kami, yaitu menghadirkan marketplace jam tangan yang terkurasi dilengkapi proses yang transparan, jaminan autentikasi, dan fitur berbelanja yang mudah. Kami yakin bahwa Flecto mampu menghadirkan terobosan baru bagi pasar jam tangan di Indonesia,” ujar CEO dan Co-Founder Flecto Gary Lilardi dalam keterangan resmi.
Dalam riset yang ia dan tim lakukan, ditemukan bahwa jumlah nilai pasar jam tangan mewah di Indonesia saat ini diprediksi sudah mencapai $6-10 miliar, sementara transaksi jam tangan mewah baru dan pre-owned berkisar sekitar $600 juta per tahun.
Peningkatan investasi jam tangan mewah sudah melampaui imbal hasil dari investasi di pasar saham dan mata uang kripto. Salah satu contohnya, Rolex Submariner, sebuah jam tangan ikonik yang populer di kalangan peminat jam ini mengalami kenaikan harga lebih dari 50% dari harga jual resminya sepanjang 2020 dan 2021.
“Peningkatan ini juga dipengaruhi oleh kemudahan akses informasi online seputar horologi dan tingginya permintaan investor yang menjadikan jam tangan sebagai aset investasi menjanjikan.”
Model bisnis Flecto
Dalam operasionalnya, dirinya mengaku berdedikasi penuh dalam menghadirkan produk jam tangan yang autentik. Lantaran faktor kepercayaan dan konsumen itu sangatlah penting, maka Flecto dibekali dengan layanan autentikasi yang ditangani langsung oleh tim verifikator berpengalaman di dunia jam tangan. Langkah autentikasi ini dilakukan untuk menjamin keaslian produk secara menyeluruh.
Tak hanya itu, untuk menciptakan pengalaman berbelanja yang semakin aman dan nyaman, Flecto dilengkapi dengan fitur pembayaran melalui escrow, asuransi pengiriman, dan layanan pengembalian yang transparan. “Flecto diharapkan dapat menjadi partner terpercaya bagi seluruh pecinta jam tangan di Indonesia.”
Platform marketplace Flecto memiliki beragam produk jam tangan yang dikurasi secara selektif dari penjual terverifikasi. Diklaim ada lebih dari 1.800 koleksi jam tangan baru dan preowned yang dihadirkan oleh penjual dan kolektor jam tangan untuk menjangkau pelanggan yang lebih luas.
Selain memanjakan pecinta jam tangan dengan produk yang variatif, Flecto turut menjadi wadah kolaborasi yang mendukung pertumbuhan industri jam tangan di Indonesia, baik bagi penjual maupun pelanggan.
Selain menyediakan produk jam tangan mewah pre-owned, Flecto juga memiliki opsi produk jam tangan baru dari dealer jam tangan mewah resmi. Dengan demikian, semakin memudahkan konsumen dalam mendapatkan produk resmi secara langsung. Selain itu, kolaborasi ini juga menjadikan variasi jam tangan di Flecto lebih lengkap dengan berbagai preferensi dan harga.
“Penjual yang bergabung di Flecto akan mendapatkan akses fitur yang lengkap yang khusus disediakan untuk penjual. Nantinya, penjual bisa menjangkau lebih banyak pelanggan, mengatur ketersediaan produk, bahkan menikmati layanan finansial terbaru kami berupa pinjaman modal usaha,” tambah COO dan Co-Founder Flecto Nikolas Tjhin.
Dipaparkan saat ini, Flecto telah mencatatkan GMV lebih dari Rp10 miliar dan nilai persediaan produk mencapai lebih dari $8 juta dari 30 lebih penjual terdaftar di platformnya.
Selain Flecto, sudah ada platform marketplace niche yang khusus menggarap barang mewah, misalnya Bonavenue yang fokus pada produk fesyen, di bawah unit usaha PT Buka Mitra Indonesia; Tinkerlust: preloved luxury brand untuk fesyen perempuan; HuntStreet: preloved barang fesyen untuk laki-laki dan perempuan; dan Luxehouze yang menyediakan preloved jam tangan mewah dan produk fesyen.
Bonavenue, luxury fashion marketplace milik Bukalapak, bekerja sama dengan IRRESISTIBLE BAZAAR, meluncurkan IRRESSAVENUE, sebuah luxury concept store pertama berlokasi di Senayan Park, Jakarta. Di dalam toko tersebut akan menggandeng 25 tenant yang menjual beragam produk tas, sepatu, aksesoris, dan produk fesyen mewah lainnya, baik baru maupun preloved.
Dalam keterangan resmi, Founder Bonavenue Hans Alexander menyampaikan kehadiran IRRESSAVENUE diharapkan tak hanya untuk memenuhi keinginan para penggemar fesyen yang selalu ingin tampil beda, juga dapat memberikan kesempatan bagi komunitas pebisnis di industri luxury lifestyle untuk mengembangkan bisnisnya di lokasi yang strategis.
“Hal ini sejalan dengan komitmen Bonavenue untuk membantu para pelaku di industri ini di Indonesia dalam menjangkau pasar seluas-luasnya melalui transaksi yang aman dan nyaman dengan kapabulitas teknologi. Semoga kolaborasi kami dengan IRRESISTIBLE BAZAAR ini bisa menghadirkan komitmen ke lebih banyak fashion enthusiasts, serta pemilik bisnis luxury goods,” kata Hans, pekan lalu (7/4).
CEO IRRESISTIBLE BAZAAR Marisa Tumbuan manambahkan, IRRESSAVENUE diharapkan dapat mengukuhkan posisi perusahaan sebagai platform bagi penyuka fesyen dan branded items di tanah air. “Menggabungkan pengalaman serta jaringan luas yang dimiliki oleh IRRESISTIBLE BAZAAR di industry luxury goods dengan expertise dan kapabilitas digital Bonavenue, kami berharap dapat berkontribusi ke perkembangan dunia fashion serta industri kreatif Indonesia secara umum,” jelasnya.
Secara terpisah, mengutip dari Cantika, target peresmian sekaligus operasional IRRESAVENUE ini akan dilakukan pada paruh kedua tahun ini. Ke depannya, gerai offline segera menambah dua lokasi baru, salah satu di mall ternama di Jakarta dan satu lagi di luar kota Jakarta.
Bonavenue yang beroperasi sejak tahun lalu ini menjual ratusan koleksi tas mewah merek Eropa, seperti Chanel, Louis Vuitton, Prada, Hermes, dan Balenciaga. Bonavenue menyeleksi ketat untuk menjamin keaslian produk dengan tim dan teknologi, sehingga bisa dipastikan seluruh koleksi tas di Bonavenue 100% otentik.
Dalam situsnya disampaikan, Bonavenue memastikan barang yang dijual di platform adalah asli, karena penjual harus mengirim barang yang dijual ke kantor Bonavenue untuk inspeksi, dari segi hardware, jahitan, bahan barang dan cat/warna dari barang. Perusahaan juga menggunakan software dari Entrupi dan Bababebi untuk membantu mengambil keputusan. Kedua software ini mengidentifikasi keaslian barang dengan keakuratan tinggi yang sudah diakui secara internasional.
Tak hanya menjual barang kondisi preloved dan baru, Bonavenue juga menawarkan jasa penjualan dan penitipan (konsinyasi) dengan penawaran harga yang kompetitif dan biaya penitipan yang relatif rendah. Bonavenue merupakan salah satu produk dari anak usaha Bukalapak, PT Buka Mitra Indonesia (BMI). Produk utama dari BMI adalah Mitra Bukalapak.
Sedangkan IRRESISTIBLE BAZAAR adalah bazaar preloved luxury items yang sudah menyelenggarakan lebih dari 30 event sejak 2015. Setiap kali menggelar acaranya, perusahaan menggandeng 100 tenants, hingga disebut-sebut sering dinanti oleh pecinta fesyen di Indonesia untuk berburu produk preloved dari para desainer internasional.
Platform barang mewah lainnya
Sebelumnya, sudah ada beberapa pemain lokal yang khusus menggarap pasar barang mewah ini di Indonesia. Ada yang bermula dari toko offline, lalu masuk ke platform e-commerce, ada juga yang sebaliknya. Di antaranya adalah Banananina, Bobobobo, dan Tinkerlust yang baru-baru ini merilis aplikasi.
Disebutkan Indonesia adalah negara potensial untuk industri preloved luxury items. Sejumlah alasan pendukungnya adalah harganya seringkali lebih terjangkau daripada membeli baru dan dianggap lebih ramah lingkungan. Dengan membeli barang preloved, pembeli dapat mengurangi permintaan produk baru dan memperpanjang umur barang yang sudah ada, secara langsung membantu mengurangi limbah.
Co-founder dan CEO Tinkerluas Samira Shihab menyampaikan Tinkerlust melihat topik mengenai fashion sustainability dan circular economy di Indonesia memiliki kesempatan untuk berkembang ke depannya. Dengan semakin banyak hadirnya brand atau pelaku bisnis yang memiliki misi untuk menerapkan sustainability termasuk bisnis-bisnis yang bergerak di bidang preloved luxury, tentu secara tidak langsung juga akan mempengaruhi dan mengubah gaya berbelanja pelanggan.
Jika di awal mereka lebih memilih untuk berbelanja pakaian fast fashion dan brand new, kini perlahan-lahan mereka mulai beralih dan mempertimbangkan untuk berbelanja preloved fashion berkualitas baik yang bisa mereka gunakan dalam jangka waktu yang lebih panjang.
“Kami pun yakin akan memiliki peluang yang lebih besar dalam membangun sebuah ekosistem bersama dengan pelaku bisnis lain maupun masyarakat luas agar pada akhirnya, kita bisa bersama-sama mempercepat perkembangan pemahaman mengenai sustainability dan circular economy ke semua kalangan di seluruh Indonesia,” kata Samira.
Indonesia memiliki pasar yang berkembang untuk preloved luxury brand. Ada sejumlah alasan, pertama seringkali harganya lebih terjangkau daripada membeli produk fesyen desainer baru. Alasan kedua, karena lebih ramah lingkungan. Dengan memilih untuk membeli barang bekas, pembeli mengurangi permintaan akan produk baru dan memperpanjang umur barang yang sudah ada, yang secara langsung membantu mengurangi limbah dan carbon footprint.
Tinkerlust, sebagai salah satu platform yang hingga saat ini masih konsisten menghadirkan pilihan preloved luxury brand dengan mengusung fashion sustainability dan circular economy, mengklaim terus mengalami pertumbuhan yang positif.
Kepada DailySocial.id, Co-founder & CEO Tinkerlust Samira Shihab mengungkapkan rencana perusahaan tahun ini setelah meluncurkan aplikasi untuk pelanggan mereka.
Perluas area layanan
Didirikan sejak 2016, Tinkerlust bercita-cita untuk memperkenalkan cara berbelanja yang lebih ramah lingkungan. Di tahun 2020 Tinkerlust telah mengubah posisi mereka menjadi online marketplace yang mendukung gerakan sustainable fashion dengan mengajak brand lokal yang memiliki nilai yang sama menjual produknya di platform mereka.
Tinkerlust melihat topik mengenai fashion sustainability dan circular economy di Indonesia memiliki kesempatan untuk berkembang ke depannya. Dengan semakin banyak hadirnya brand atau pelaku bisnis yang memiliki misi untuk menerapkan sustainability termasuk bisnis-bisnis yang bergerak di bidang preloved luxury, tentu secara tidak langsung juga akan mempengaruhi dan mengubah gaya berbelanja pelanggan.
Jika di awal mereka lebih memilih untuk berbelanja pakaian fast fashion dan brand new, kini perlahan-lahan mereka mulai beralih dan mempertimbangkan untuk berbelanja preloved fashion berkualitas baik yang bisa mereka gunakan dalam jangka waktu yang lebih panjang.
“Kami pun yakin akan memiliki peluang yang lebih besar dalam membangun sebuah ekosistem bersama dengan pelaku bisnis lain maupun masyarakat luas agar pada akhirnya, kita bisa bersama-sama mempercepat perkembangan pemahaman mengenai sustainability dan circular economy ke semua kalangan di seluruh Indonesia,” kata Samira.
Indonesia telah memiliki kelas menengah yang besar dan terus berkembang, banyak dari mereka yang tertarik dengan barang-barang mewah tetapi mungkin tidak mampu membelinya dengan harga penuh. Hal ini telah menciptakan permintaan akan barang-barang mewah bekas, yang menawarkan cara yang lebih terjangkau untuk mengakses barang-barang bermerek.
Saat pandemi perusahaan sempat mengalami kendala menjalankan bisnis mereka. Tinkerlust pun sempat berada dalam situasi untuk lebih berhati-hati dalam melakukan kegiatan promosi, sehingga berdampak pada pertumbuhan bisnis. Namun, di tahun 2022 Tinkerlust mengklaim telah berhasil pulih kembali dari dampak pandemi. Tercatat pada Q4 perusahaan bisa mencapai GMV terbesar sepanjang bisnis Tinkerlust.
Hingga saat ini jumlah pengguna terbesar dari Tinkerlust masih berasal dari pulau Jawa dan Bali. Namun, salah satu misi perusahaan tahun ini ingin melakukan ekspansi yang lebih luas ke pulau-pulau utama lainnya seperti Sumatera dan Sulawesi. Usaha untuk ekspansi ini sudah dimulai dengan membentuk hub di Palembang, agar memudahkan seller melakukan drop-off barang yang ingin mereka jual.
“Ke depannya, dengan melakukan pendekatan secara langsung serta menjalankan kampanye marketing yang memang ditujukan khusus untuk audience di daerah-daerah lainnya, harapannya ekspansi ini dapat sedikit demi sedikit terealisasi,” kata Samira.
Terkait dengan opsi pembayaran, saat ini Tinkerlust sudah menyediakan berbagai macam opsi pembayaran. Termasuk di dalamnya cicilan 0% dari bank partner serta platform cicilan online. Sedangkan untuk logistik, mereka bermitra dengan perusahaan penyedia logistik yang salah satunya sudah dilengkapi dengan add-on asuransi yang dikhususkan untuk pengiriman barang luxury.
Luncurkan aplikasi mobile
Untuk memudahkan pengguna mengakses produk, baru-baru ini telah diluncurkan aplikasi mobile Tinkerlust. Aplikasi tersebut dilengkapi dengan berbagai fitur, mulai dari fast access, fast filtering, dan chat with seller. Bahkan penjual bisa langsung melakukan penjualan barang mereka lewat fitur snap, upload & sell.
Dengan adanya aplikasi mobile tersebut, salah satu target utama Tinkerlust tahun ini adalah menggaet lebih banyak pengguna, baik penjual dan pelanggan baru di marketplace. Berbagai kemudahan berjualan di aplikasi, harapannya bisa meningkatkan minat pengguna dari seluruh Indonesia untuk berjualan di Tinkerlust. Selain itu, perusahaan juga berkeinginan untuk menyediakan layanan yang lebih personal bagi pasar luxury.
“Kami memutuskan untuk meluncurkan aplikasi tahun ini, karena kami merasa konsumen sekarang lebih ‘melek teknologi’ dan telah terbentuk motivasi untuk menjual barang-barang mereka yang sudah tidak terpakai lagi karena konsep preloved sudah lebih umum di kalangan masyarakat. Dengan adanya aplikasi mobile, para seller akan lebih mudah lagi untuk menjual produknya di marketplace kami dan turut menjadi bagian penting untuk fashion berkelanjutan,” kata Samira.
Disinggung apakah tahun ini perusahaan memiliki rencana untuk melakukan penggalangan dana, Samira menegaskan mereka tidak menutup kemungkinan jika ada investor lain yang ingin bermitra dengan Tinkerlust. Namun tentu hal tersebut perlu dibicarakan terlebih dahulu dengan investor mereka saat ini, yaitu GDP.
“Bagi Tinkerlust yang terpenting adalah bagaimana kita bisa bermitra dengan pihak yang memiliki visi dan misi yang sama dalam membangun Tinkerlust,” kata Samira.
Sebelumnya Tinkerlust telah menerima pendanaan awal tahun 2017 lalu dari dari Merah Putih Inc dan angel investor Danny Oei Wirianto dengan nilai yang tidak disebutkan. Awal tahun 2020 lalu Tinkerlust juga telah membukukan pendanaan. Tidak disebutkan lebih jauh berapa nilai pendanaan tersebut dan siapa saja investor yang terlibat, namun Samira menyebutkan cukup bersyukur pendanaan tersebut rampung sebelum pandemi.
Carousell meluncurkan fitur baru “Sell to Carousell” untuk membuat transaksi jual-beli barang elektronik bekas jadi lebih terpercaya dan nyaman. Fitur ini hadir berkat mengintegrasikan keahlian tim Laku6 —yang resmi diakuisisi pada 2022— dan teknologi diagnostik AI milik Carousell Group.
Co-founder & Group CEO Carousell Group Quek Siu Rui menyampaikan, ada potensi besar untuk pasar elektronik bekas di Asia Tenggara, yang ditaksir bakal tumbuh lebih dari 2,5x lipat menjadi $18,6 miliar pada 2026. Perusahaan pun yakin dengan posisi saat ini yang sudah tepat untuk memperkuat kepemimpinan ini di regional.
Dia melanjutkan, bersama unit Heliconia Capital sebagai unit dari Temasek, keduanya telah melakukan salah satu investasi modal terbesar di kawasan ini untuk industri recommerce dengan mengalokasikan $25 juta untuk melanjutkan ekspansi.
“Kami telah melihat hasil yang kuat dalam beberapa bulan terakhir. Laku6 terus mempertahankan posisi terdepan di pasar online mobile recommerce Indonesia, telah memeriksa dan mentransaksikan lebih dari setengah juta ponsel. Carousell telah melihat pertumbuhan 55% dalam setengah tahun terakhir saja dalam transaksi ponsel,” tuturnya dalam keterangan pers, pekan lalu (31/1).
Tim Pusat Diagnostik dari Laku6 untuk pasar Singapura, serta tim Laku6 di Singapura, sekarang ditempatkan di ruang yang sama dengan kantor Carousell Singapura dan kantor pusat regional untuk memusatkan operasi dan memfasilitasi kolaborasi. Nantinya, kedua belah pihak akan bekerja sama meningkatkan pengalaman recommerce bagi pelanggan di seluruh platform milik Carousell.
Fitur “Sell to Carousell”
Fitur teranyar ini baru hadir di Singapura, memungkinkan pengguna memiliki pilihan instan untuk menjual ponsel mereka langsung ke Carousell dalam waktu kurang dari 24 jam. Lebih lanjut, apabila pengguna tertarik diharuskan untuk mengisi formulir singkat tentang kondisi ponsel mereka di aplikasi atau situs untuk mendapatkan perkiraan penawaran harga jual. Harga ini dihasilkan oleh algoritma penetapan harga pintar yang dikembangkan Grup.
Kemudian, pengguna dapat memilih apakah mereka ingin agen Carousell mengunjungi rumah mereka untuk pemeriksaan perangkat dan pembayaran instan atau mengantarkannya ke 20 outlet iStudio di mana pun untuk menyelesaikan prosesnya. iStudio adalah reseller resmi dari Apple di Singapura.
Sell to Carousell menawarkan diagnosis cepat di tempat dengan penggunaan teknologi diagnostik AI milik Laku6, yang dapat memeriksa kondisi ponsel bekas dalam waktu kurang dari dua menit, dan algoritma penetapan harga cerdas untuk mengonfirmasi penawaran akhir. Proses ini sepenuhnya otomatis untuk menghilangkan unsur kesalahan manusia selama penilaian, dan pengguna bebas mengubah pikiran mereka apakah harus menjual setelah menerima penawaran akhir.
Founder Laku6 Alvin Yap mengatakan, hampir 60% pengguna Laku6 menyebutkan bahwa mereka tidak mempertimbangkan untuk menjual ponsel lama mereka karena merasa terlalu merepotkan untuk melakukannya. Oleh karena itu, perusahaan berupaya mengembangkan solusi yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar lokal, menggunakan teknologi milik Laku6, untuk memberikan pilihan tambahan di industri.
“Sejak peluncuran awal pada September 2022, program tersebut telah menunjukkan tanda-tanda product-market-fit yang kuat dengan ribuan ponsel yang berhasil diproses,” kata Yap.
Ke depannya, fitur Sell to Carousell akan diteruskan pengembangannya untuk bisnis Carousell di Vietnam dan Malaysia. Di kedua negara tersebut, menurut Rui, Carousell punya posisi yang kuat dalam bisnis iklan baris melalui Cho Tot dan Mudah.my, sehingga pasar recommerce lebih mudah diakses di sana.
“Selain itu, pencapaian kami berikutnya sebagai Grup adalah menyediakan opsi lanjutan untuk membeli ponsel bersertifikasi disertai garansi bagi pengguna yang ingin membeli ponsel bekas dengan ketenangan pikiran dan kenyamanan membeli ponsel baru. Ini akan memberi pengguna kami lebih banyak pilihan dan fleksibilitas tentang bagaimana mereka ingin berbelanja barang bekas,” kata Rui.
Tren recommerce
Saat dihubungi oleh DailySocial.id, perwakilan Carousell tidak bersedia merinci mengenai rencana untuk memboyongnya ke Indonesia dan strategi perusahaan ke depannya di negara ini. Mereka hanya menyampaikan bahwa pihaknya fokus membuat kemajuan dalam mendefinisikan ulang recommerce di Asia Tenggara.
“Tujuan kami adalah untuk menjadi pemimpin recommerce di wilayah ini, mengatasi hambatan penjualan dan pembelian barang bekas, dengan kepercayaan dan kenyamanan di garis depan, dan mempercepat gelombang barang bekas di Asia Tenggara. Kami sangat senang dengan kesempatan untuk layanan baru seperti Sell to Carousell di kawasan ini, dan optimis dengan uji cobanya di Singapura dan pengembangan selanjutnya,” ujar perusahaan.
Sebenarnya solusi sejenis ini sudah dilakukan Tokopedia yang menggandeng Laku6 dalam menghadirkan fitur Tukar Tambah. Kerja sama antar kedua perusahaan ini sudah berlangsung sejak 2019 hingga sekarang. Bahkan, Tokopedia mengeluarkan fitur tambahan Langsung Laku yang memungkinkan pengguna yang ingin langsung jual ponselnya tanpa harus tukar tambah dengan ponsel baru yang mereka inginkan.
Sejak mengakuisisi Laku6, Carousell Group, platform multi-kategori terkemuka untuk barang bekas di Asia Tenggara Raya telah berlipat ganda dalam meningkatkan pasar recommerce elektronik di seluruh kawasan, dengan skala dua juta list yang terdaftar dalam kategori elektronik setiap kuartal.
Mengutip dari laporan Carousell bertajuk Carousell Recommerce Index 2022, dalam rangka hari jadi perusahaan yang ke-10, diungkapkan bahwa selama kurun waktu tersebut perusahaan telah memperpanjang siklus hidup dari jutaan barang, di antaranya: 76,8 juta barang fesyen; 33,9 juta barang elektronik; 26,6 juta barang hobi dan mainan; 11,1 juta perlengkapan rumah tangga dan perabotan; dan 10,6 juta perlengkapan bayi dan anak.
Laporan ini juga menyoroti beberapa tren utama di Indonesia:
Kategori terpopuler untuk menjual barang preloved: Fashion, Bayi & Anak, Kesehatan & Kecantikan;
Kategori barang preloved terpopuler yang ditelusuri: Fashion, Barang Elektronik, Kesehatan & Kecantikan;
Kata kunci pencarian yang paling banyak digunakan untuk barang preloved: Zara, H&M, Uniqlo.
Saat ini Carousell beroperasi di tujuh negara dengan masing-masing merek, yakni Carousell, Cho Tot, Laku6, Mudah.my, OneShift, Ox Luxe, Ox Street, dan Refash, melayani puluhan juta pengguna aktif bulanan.
Indonesia resmi masuk jurang resesi di kuartal ketiga kemarin. Meski demikian, selalu ada titik terang dalam perekonomian. Ia adalah bisnis barang bekas (secondhand/preloved) yang dimanfaatkan banyak orang untuk memperoleh tambahan pemasukan dengan mengurangi isi barang-barang yang tak terpakai di rumah.
Industri ini termasuk bagian layanan e-commerce. Laporan e-Conomy 2020 yang disusun Google, Temasek, dan Bain & Company memperlihatkan GMV industri e-commerce di Indonesia naik 54% menjadi $32 miliar pada 2020, dari sebelumnya $21 miliar pada tahun lalu.
Momentum pertumbuhan drastis ini tercermin dari peningkatan hingga lima kali lipat jumlah supplier lokal yang mencoba berjualan online karena pandemi. Diprediksi pada 2025 mendatang industri ini melejit hingga $83 miliar, naik sebanyak 21%.
Di Indonesia, pemain marketplace barang bekas ini terbagi menjadi dua segmen utama, yakni otomotif dan non otomotif. Mereka yang spesifik masuk ke pasar otomotif bekas ini adalah OLX (membuat unit bisnis baru lewat akuisisi BeliMobilGue / OLX Autos), Mobil123, Carmudi, RajaMobil, Oto.com, Garasi, Momobil, Seva, Carsome, Carro dan masih banyak lagi.
Sementara pemain non otomotif didomimasi mereka yang fokus ke bidang fesyen, kecantikan, kesehatan, perlengkapan anak, bahkan ada yang niche khusus produk high-end dari brand ternama. Nama-nama pemain yang termasuk di area ini adalah Tinkerlust, Carousell, Hunt Street, Banananina, The Brand Buffet, dan Second Chance.
DailySocial berkesempatan mewawancarai tiga pemain marketplace barang bekas, yakni Tinkerlust, Carousell Indonesia, dan OLX Indonesia untuk melihat bagaimana dampak pandemi terhadap bisnis mereka.
Kembali bergairah, meski sempat lesu
Co-Founder dan CEO Tinkerlust Samira Shihab mengaku perusahaan tidak begitu merasakan dampak yang signifikan dari pandemi. Angka listing yang diterima (inbound) berada dalam kategori normal, kecuali pada dua bulan awal pandemi, yakni April dan Mei yang sempat berkurang.
“Namun sekarang sudah kembali normal, bahkan lebih banyak dibandingkan sebelum pandemi. Dari segi sales, kami melihat GMV masih stabil,” ucapnya kepada DailySocial.
Samira berasumsi penurunan itu terjadi karena perusahaan tutup di masa PSSB dan karantina. Setelah perusahaan mengumumkan buka seperti biasa, listing yang masuk kembali masuk ke angka normal. “Kategori listing teratas Tinkerlust adalah pakaian. Top 3-nya di kategori ini adalah blouse, mini dress, dan pants.”
Tinkerlust juga menangkap cara baru konsumen dalam menikmati konten. Samira menuturkan, sebelum pandemi konsumen menikmati cara pemasaran dan konten yang berfokus pada produk atau jasa yang ditawarkan. Namun sekarang, konsumen lebih memerhatikan konten yang engaging dan menghibur.
Dari sana, perusahaan mulai mengubah strategi media sosial dan pemasaran agar tetap relevan dengan ketertarikan audiens. “Kita juga lihat banyak retail yang biasanya lebih fokus di offline, sekarang lebih sering ada online activation dan kerena itu Tinkerlust harus lebih kreatif dengan konten, lebih sering juga dengan online activation yang menarik dan tetap engaging.”
Kondisi yang sama juga terjadi di Carousell. Country Marketing Manager Carousell Indonesia Elsa Indah Pertiwi mengungkapkan pada awal Maret, ketika Covid-19 masuk ke Indonesia, terjadi penurunan jumlah listing karena ketidakpastian pandemi.
Akan tetapi, satu bulan kemudian, terjadi peningkatan traffic yang signifikan dari keseluruhan aktivitas di Carousell. Lebih banyak pengguna yang mencari barang, melihat-lihat, berbelanja, atau membandingkan harga.
“Sejak pertama kali Carousell diluncurkan di Indonesia, kategori fashion menjadi kategori dengan angka listing tertinggi, menyusul kategori health & beauty dan babies & kids. Namun saat ini kami melihat peningkatan yang signifikan juga pada kategori elektronik dan home & furniture,” imbuh Elsa.
Kenaikan kategori tersebut, sambungnya, sejalan dengan perubahan kebiasaan konsumen dengan normal baru. Semenjak bekerja dari rumah, banyak pengguna Carousell yang ingin merenovasi ruang kerja mereka jadi lebih nyaman.
Di samping itu, pembelajaran di sekolah kini bergeser ke online mengharuskan siswa memiliki alat elektronik seperti laptop dan meja lipat untuk mendukung aktivitas tersebut.
Elsa tidak memaparkan lebih jauh kontribusi bisnis Carousell di Indonesia dibandingkan tujuh negara lainnya tempat mereka beroperasi. Carousell termasuk salah satu marketplace barang bekas terbesar di Asia Tenggara yang berkantor pusat di Singapura.
Di delapan negara operasional, Carousell mencatatkan lebih dari 250 juta listing dan puluhan juta pengguna sejak dirilis pertama kali pada 2012. Perusahaan masuk ke Indonesia pada 2015.
Sementara itu, OLX Indonesia memaparkan pada Oktober kemarin terjadi kenaikan jumlah listing lebih dari 15% untuk kategiru elektronik & gadget, properti, hobi & olaraga, dibandingkan pada awal pandemi. “Sementara dari sisi permintaan saja, ada kenaikan lebih dari 10% untuk kategori mobil, motor, dan properti untuk periode yang sama,” papar Direktur Marketing OLX Indonesia Ichmeralda Rachman.
Melda, panggilan akrab dari Ichmeralda, lebih banyak menjelaskan bagaimana dampak pandemi dari sisi OLX Autos, ketimbang kategori lainnya di dalam OLX Indonesia. Ia mengutip dari studi yang dilakukan OLX Autos berjudul “Sentiment Monitoring” yang diluncurkan saat pandemi, memperlihatkan ada peningkatan sebesar 15%-20% pada permintaan kategori mobil bekas semenjak relaksasi PSBB.
Masa depan marketplace barang bekas
Melda melanjutkan, dari hasil studi tersebut juga dipaparkan sebanyak 52% responden memiliki keinginan untuk membeli mobil dibandingkan pada masa awal pandemi yang hanya 22%. kemudian, sebanyak 43% responden memilih untuk menggunakan mobil pribadi dibandingkan dengan masa awal pandemi yang hanya 33% saja.
“Jika dilihat dari listing dan demand iklan baris dan juga hasil studi OLX Autos, OLX Indonesia percaya bahwa pada sisi kategori mobil bekas, masih ada potensi besar yang dapat dikembangkan.”
OLX Indonesia berambisi menjadikan OLX Autos pemain terdepan yang spesifik khusus menggarap pasar mobil bekas, sekaligus membangun ekosistem ke arah yang lebih baik. Sejauh ini, inovasi yang mereka hadirkan mulai dari OLX Jual Mobil Instan, OLX Authorized Dealer, dan OLX Autos Jual-Beli-Tukar Tambah.
Inovasi yang terakhir (Jual-Beli-Tukar Tambah) dirilis di tengah-tengah pandemi. Melda menuturkan, fitur ini memfasilitasi pelanggan dalam jual, beli, dan tukar tambah mobil bekas. Sebelumnya pengalaman konsumen dapat melihat inventaris secara online, sekarang pelanggan dapat melihat langsung di toko offline.
Mengutip laporan yang berbeda, “The New Normal of Indonesia Used Car Industry”, ia memperlihatkan lebih dari 60% responden menuturkan pemulihan akan berlangsung lebih dari tiga bulan. Meski demikian, industri mobil bekas diharapkan akan mulai pulih pada 2-3 bulan dengan pemulihan berbentuk V-Shape, yang umumnya ditandai dengan kenaikan tajam ke puncak kurva setelah sebelumnya menurun tajam.
“Pasar mobil bekas masih memiliki market tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Dengan pandemi Covid-19, tidak sedikit pelanggan yang mulai mempertimbangkan untuk memiliki kendaraan sendiri, dibandingkan menggunakan transportasi umum untuk aktivitas sehari-hari.”
Di sisi lain, Samira menjelaskan, selama beberapa tahun ke belakang, tren thrifing kembali menjamur di media sosial, khususnya Instagram dengan ciri khas masing-masing. “Kita juga lihat konsumen lebih aware dengan sustainability and smart shopping. For us, preloved shopping ada banyak sisi positif karena memberikan dampak positif bagi lingkungan, lebih cost-effective, dan memberikan pengalaman yang berbeda dari belanja produk baru.”
Seluruh sisi positif ini dianggap sangat menarik bagi kaum milenial dan tidak menutup kemungkinan bisnis seperti ini akan tetap populer di generasi selanjutnya.
Elsa turut menambahkan, buat penjual barang bekas era pandemi ini membuat ekonomi di Indonesia kurang stabil, ia yakin bisnis preloved akan meningkat karena platform seperti Carousell dapat membantu orang-orang mendapatkan pemasukan tambahan.
“Ditambah lagi adanya keterbatasan ekonomi [yang] membuat produk preloved akan semakin diminati. [Harganya] yang lebih rendah dari harga retail, tetapi bisa mendapatkan kualitas yang tidak jauh berbeda.”
Mendalami proses bisnis
Dibandingkan pemain sejenisnya, pendekatan yang diambil Tinkerlust sedikit berbeda. Proses bisnis perusahaan mirip dengan konsep yang dipakai oleh pemain preloved marketplace Amerika Serikat, thredUp, karena mereka mengurusi proses kurasi yang ketat, memiliki gudang sendiri untuk pengadaan, dan melakukan pengiriman ke pembeli.
Samira menerangkan siapapun bisa “menitipkan” barang kepada Tinkerlust. Caranya bisa drop-in langsung ke kantor atau dijemput kurir. Skema pick-up memiliki ketentuan khusus. Bila berlokasi di Jabodetabek minimal 15 potong, sementara di Bandung, Surabaya, Makassar, dan Medan minimal 20 potong.
Berikutnya, barang yang masuk akan dikurasi. Jika tidak lolos akan dikembalikan ke penjual. Sementara untuk yang lolos akan masuk ke studio untuk difoto. Setelah itu barang akan disimpan di warehouse yang terletak di kantor mereka.
“Produk yang lolos kurasi akan diberikan rekomendasi harga. Jika seller merasa harganya kurang sesuai, seller bisa mengubah harga langsung di seller dashboard. Setelah harganya ditentukan, produk akan segera live di website Tinkerlust.”
Setelah barang terjual, dana akan diberikan ke penjual pada minggu kedua dibulan selanjutnya. Pembagian komisi disesuaikan dengan rentang harga dari barang tersebut.
DailySocial juga turut mewawancarai salah seorang pengguna jasa Tinkerlust. Corry yang bergabung sebagai penjual di Tinkerlust sejak 2019 merasa sangat terbantu dengan jasa mereka. Model bisnis Tinkerlust cocok untuk orang-orang yang sibuk, tidak sempat untuk mantau penjualan onlinenya, apalagi harus kirim ke kurir logistik.
“Simpel, soalnya enggak repot, model bisnisnya cocok sama gue. Dari kirim barang sampai muncul di website, semua diurusin sama Tinkerlust.”
Ia menyadari, semua kemudahan tersebut membuat komisi yang dikutip Tinkerlust tergolong besar. Barang yang ditolak akan dikirim kembali oleh tim Tinkerlust tanpa biaya tambahan. Dari sisi kurasi pun tergolong sangat ketat. Sebuah noda kecil bisa membuat barang ditolak.
Terlepas dari semua kelebihan dan kekurangannya, Corry tetap memilih Tinkerlust sebagai pilihan utama ketimbang platform marketplace atau lewat Instagram.
“Enggak perlu mikir apa-apa, tinggal cek saja sudah berapa banyak barang yang terjual. Tiap bulan tinggal terima revenue. Kalau jual sendiri, foto produk dan kurasinya saja sudah makan waktu, belum lagi running akunnya biar dilihat pembeli.”
Sementara itu, konsep Carousell sama seperti kebanyakan marketplace barang bekas lainnya. Pengguna dapat me-listing sendiri produk yang akan dijual dan tersedia pilihan iklan berbayar jika ingin masuk urutan teratas.
Elsa menjelaskan, perusahaan telah mengamati bahwa penggunanya di Indonesia cenderung membeli dan menjual listing-nya antar kota. Tidak memaksakan transaksi harus terjadi di dalam platform Carousell.
“Kami memberikan kebebasan untuk menangani pengiriman mereka sendiri dan membayar melalui transfer bank. Semua itu bertujuann untuk mempermudah pembeli dan penjual saling terhubung di platform dan memiliki fleksibilitas untuk menangani hal tersebut sesuai keinginan mereka.”
Perusahaan sebenarnya sudah bekerja sama dengan layanan logistik dan memberikan voucher diskon yang dapat dipakai untuk mengurangi biaya pengirimannya. Selain bank transfer, sebenarnya metode cash on delivery (COD) juga masih populer digunakan.
Hanya saja, menurut Elsa, biasanya metode ini digunakan untuk pembelian yang berhubungan dengan barang-barang dengan harga tinggi, seperti elektronik dan furnitur. Kecenderungan konsumen memilih untuk memeriksa barang tersebut sebelum membelinya.
Besarnya minat pembeli barang-barang mewah secondhand (preloved) saat ini telah memberikan peluang tersendiri bagi layanan marketplace untuk menghadirkan platform khusus penjualan barang-barang tersebut. Salah satu layanan yang mencoba untuk menyasar sektor tersebut adalah HuntStreet, yang didirikan oleh Janice Winata dan Sabrina Joseph pada bulan Juli tahun 2015 lalu.
Di tahun yang ketiga, HuntStreet telah melakukan ekspansi ke Singapura dan berencana untuk menambah lokasi penjualan di kota-kota besar lainnya di Indonesia, selain Jakarta dan Bandung. Masih menggunakan modal perusahaan sendiri (private owned), HuntStreet belum memiliki rencana untuk melakukan fundraising.
Disinggung apa yang membedakan HuntStreet dengan pemain lainnya seperti Reebonz, Banananina dan Tinkerlust, PR HuntStreet Ashley Jaury mengungkapkan, banyaknya jumlah barang preloved yang dimiliki HuntStreet merupakan salah satu keunggulan dari HuntStreet. Selain itu HuntStreet juga menawarkan harga yang bervariasi, mulai dari Rp100 ribu hingga ratusan juta rupiah.
Untuk memastikan barang yang diterima dan dijual bisa dijamin keasliannya, HuntStreet melakukan proses penyaringan ketat selama 1 minggu kepada pemilik barang.
“Ketika barang datang belum tentu barang tersebut akan langsung di jual oleh kami. Setelah melakukan proses penyeleksian selama 1 minggu, tim kami nanti akan memberikan harga jual barang preloved tersebut di HuntStreet kepada pemilik barang,” kata Ashley.
Menawarkan jasa penjualan dan penitipan
Selain menjual barang-barang preloved, HuntStreet juga menawarkan jasa penjualan, penitipan (konsinyasi), maupun fasilitas tukar-tambah barang-barang fesyen mewah milik pelanggan. Dalam hal ini, pelanggan bisa memperoleh uang tunai hasil penjualan, atau pun produk fesyen mewah baru. Saat ini HuntStreet mengklaim telah memiliki ratusan penjual dengan konsep konsinyasi, yang tersebar di seluruh Indonesia, Singapura hingga India.
Selain pembelian barang di situs, HuntStreet juga kerap menggelar kegiatan branded sale di Jakarta. Di gelaran branded sale tahun ketiga, HuntStreet telah menyediakan sekitar 15 ribu barang preloved yang terdiri dari pakaian, tas, aksesoris hingga sepatu.
“Untuk menambah jumlah produk preloved HuntStreet, kami juga telah melakukan kolaborasi dengan para influencer fesyen. Dengan memanfaatkan popularitas mereka, pembeli bisa melihat barang pilihan dari influencer tersebut untuk dibeli,” kata Ashley.
Celebrating its third anniversary in Indonesia, Singapore-based mobile classified app Carousell explained its achievements and future plans in 2018. According to the data, there are 2.1 million stuffs approximately has been sold in Carousell Indonesia by third quarter of 2017. Most popular categories are gadget and electronics, men’s and women’s clothes, health and beauty goods, and also baby products.
Carousell in Indonesia has reached 8.8 million listings with approximately 100 preloved products per minute. Of all Carousell’s users , most of them are individual and only a few shopkeepers selling their preloved goods through Carousell.
“In its third year of their presence, Carousell wants to inspire Indonesians in selling and buying preloved products through Carousell,” said Marcus Tan, Carousell’s Co-Founder.
A new feature using Artificial Intelligence
To provide maximum service and faster sales, Carousell plans to launch new features in 2018 using AI technology. Begins with Smart Listings to provide relevant recommendations for users, a new Home Screen display with more personal design following user interests, and an In-App Chat updates attached in Carousell’s app.
“All these new features are expected to fasten the registration process from 30 seconds to 3 seconds and provide sellers and buyers a smooth communication,” said Tan.
Yet to be monetized
Focusing on user acquisition (seller and buyer), Carousell Indonesia is yet to be monetized. It’s in line with Carousell Indonesia’s plan to fasten improvement and increase active users. Carousell is currently available in Jabodetabek, Medan, Surabaya and Bandung.
“In contrast to Singapore with larger market, in the last 5 years we capable to monetize with advertising and other additional features, meanwhile in Indonesia, we have not done any monetizing act,” added Tan.
After securing a Serie B Funding in last 2016 lead by Rakuten Ventures with Sequia India, Golden Gate Ventures and 500 Startups for $35 million (about 458 billion Rupiah), Carousell currently claimed to not have any plans for fundraising activities. Furthermore, it is still in technology development and mobile app improvement to get advance function.
– Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian