Tag Archives: presentation

Tips Melakukan Presentasi di Depan Investor

Persiapan utama yang harus dilakukan dari jauh-jauh hari sebelum seorang founder melakukan pitching ke calon investor adalah mempersiapkan presentasi penjualan. Sebab pada tahapan ini bisa jadi penentu dari kegiatan penggalangan dana tersebut, apakah layak mendapat investasi atau tidak.

Sebenarnya bentuk presentasi penjualan sederhana, hanya menggunakan PowerPoint, Keynote atau aplikasi sejenis, dan berisi rangkuman singkat dari bisnis yang sedang Anda jalani untuk disampaikan ke audiens. Tapi tidak sembarang informasi harus Anda cantumkan ke dalam poin-poin dalam slide tersebut, bentuknya pun tidak bisa hanya tulisan saja atau gambar saja.

Untuk membantu Anda dalam membuat presentasi penjualan yang dapat menggiring bisnis Anda dapat pendanaan, Immad Akhund selaku CEO dan Co-Founder HeyZap, perusahaan platform distribusi game sosial untuk Facebook, menyampaikan bahwa ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan.

Menurut Akhund, ada dua aspek utama saat pitching di hadapan calon investor, yakni percaya diri dan menyampaikan cerita yang kuat dan konsisten. Namun ada hal lain yang penting untuk diperhatikan. Untuk lebih jelasnya, berikut rangkumannya:

Percaya diri

Anda harus tegas bahwa sedang melakukan hal yang besar bagi investor potensial. Anda tidak meminta uang dari mereka. Malah sebaliknya, Anda membantu mereka menghasilkan uang baru. Pernyataan ini mungkin tampak berani, tetapi jika Anda tidak percaya dengan produk sendiri akan berpengaruh ke investor. Presentasi ini adalah langkah utama untuk menyampaikan visi ide ke mereka.

Buat cerita

Menyampaikan cerita adalah bagian terpenting saat presentasi. Anda harus menceritakan siapa diri Anda dan bagaimana ide Anda bisa mengubah dunia. Setiap slide presentasi harus mendukung isi cerita Anda. Menurut Akhund, cerita itu adalah tulang punggung dari ide, sebab membantu dalam membiasakan diri dengan konsep baru dan menciptakan arah cerita hingga akhir slide.

Atur struktur

Presentasi penjualan umumnya tidak lebih dari enam hingga sepuluh slide, dengan tiga sampai lima poin penting per halaman. Serta dikombinasikan dengan banyak gambar dan beberapa grafik. Bentuk slide harus sederhana dan Anda harus secara lisan menyampaikan seluruh hal tersebut.

Latih terus-menerus

Membuat slide presentasi, sambung Akhund, butuh waktu sekitar satu sampai dua hari. Sebaiknya Anda jangan terjebak untuk cepat puas pada versi pertama slide, Anda butuh beberapa versi slide. Perlu diketahui, HeyZap memiliki enam versi slide sebelum menemui calon investor mereka.

Setelah draft versi pertama selesai, coba Anda minta masukan dari rekan bisnis. Berlatih presentasi di hadapan orang yang Anda kenal, niscaya akan membantu Anda jadi lebih rileks dan respons mereka harus memberitahu bahwa ide Anda layak masuk ke reality show Shark Tank.

Tidak semua masukan harus Anda terima, sebaiknya pilah-pilah kembali. Hindari kesalahan umum yang biasa terjadi dan pikirkan cara memperbaikinya. Kemudian, buat lampiran untuk mengantisipasi pertanyaan yang biasanya muncul.

Hafalkan pitch

Sebelum merencanakan pertemuan dengan calon investor, Anda harus menyiapkan alur presentasi dan menghafalkannya. Ingat setiap kali pertanyaan di ucapkan oleh investor, harus Anda arahkan jawabannya dengan menunjukkan slide yang relevan dan kembali menjelaskan dengan cerita yang sebelumnya sudah Anda katakan.

Belajar Membuat Presentasi Penjualan yang Luar Biasa dari Zoura

Dalam dunia pemasaran dan penjualan, kemampuan untuk membuat presentasi yang baik merupakan sesuatu yang harus dikuasai oleh tenaga pemasar. Hal itu adalah momen terpenting saat menjual produk Anda di hadapan klien. Terjual atau tidaknya produk Anda sangat bergantung pada bagaimana slide presentasi dan cara penyampaiannya.

Lewat artikel ini, Andy Raskin, selaku trainer dan konsultan senior untuk startup, mengajak Anda untuk belajar membuat presentasi berdasarkan contoh yang dibuat oleh tim Zoura, sebuah platform Software as a service (SaaS) sistem penagihan berlangganan dari Silicon Valley.

Menurutnya ada lima elemen yang harus terkandung dalam sales deck, berikut rangkumannya:

Buat judul besar dengan angle mengubah dunia

Jangan mulai presentasi penjualan Anda dengan membahas produk, lokasi kantor, investor, klien, atau apa pun itu tentang perusahaan Anda. Sebaliknya, gunakan kalimat dengan angle menciptakan perubahan lebih baik untuk dunia, yang membutuhkan pertaruhan dan urgensi yang besar untuk prospek bisnis.

Coba perhatikan slide pertama dari tiap deck Zoura. Zoura memakai frase “subscription economy” sebagai pemberian nama tren bagi pembeli untuk memilih layanan pembayaran secara berulang daripada pembelian langsung. Setelahnya, Zoura membubuhkan kalimat pamungkas yaitu runtutan perubahan sejarah.

Pengangkatan judul perkenalan dalam sales deck Zoura
Pengangkatan judul perkenalan dalam sales deck Zoura

Perhatikan perbedaannya bila Anda memasukkan permasalahan terlebih dahulu kemudian memberikan solusi. Ini membuat pendengar menjadi defensif, entah karena mereka tidak nyaman dengan apa yang diucapkan atau malu untuk mengakuinya.

Namun dengan menyoroti pergeseran tren di dunia, Anda mendapatkan prospek untuk membuka bagaimana pergeseran dapat mempengaruhi pendengar. Bagaimana hal ini bisa menakuti mereka dan di mana peluangnya. Yang paling penting, Anda sudah meraih perhatian mereka.

Tunjukkan bahwa ada yang menang dan kalah

Semua klien sangat takut terhadap kegagalan. Biasanya mereka cenderung menghindari kegagalan dan tetap bersikukuh pada status quo daripada mengorbankan opsi perubahan bisnis yang berisiko. Para ekonom menyebutnya ini sebagai loss aversion.

 Tunjukkan bahwa ada yang menang dan kalah
Tunjukkan bahwa ada yang menang dan kalah

Untuk memerangi itu, Anda harus menunjukkan bagaimana perubahan yang dipilih bisa membawa perusahaan sebagai pemenang. Cobalah Anda kutip bagaimana hasil yang bisa diberikan lewat perubahan, kemudian tunjukkan bila tidak melakukannya.

Lewat cara ini, Zoura berhasil menanamkan di benak klien-kliennya bahwa perusahaan yang mengadopsi layanan berlangganan yang ditawarkan Zoura adalah pemenang.

Tawarkan visi The Promised Land

 Tawarkan visi The Promised Land

Tawarkan visi The Promised Land

Jika Anda mengenalkan produk atau layanan terlalu dini, klien tidak akan memiliki cukup konteks mengapa produk Anda penting untuk dipakai. Akhirnya, mereka bisa jadi malah menghilang. Sebaliknya, sajikan sebuah teaser yang berisi visi yang ingin dicapai, bagaimana produk Anda bisa membantu klien menggapai The Promised Land, tanpa campur tangan dari produk dari perusahaan lain.

Lewas slide The Promised Land, Zoura menawarkan solusi bagaimana caranya untuk klien memenangkan perekonomian dari sistem Zoura. Perlu dicatat The Promised Land ini sifatnya adalah masa depan, tidak harus sudah ada dalam produk Anda.

Sajikan Magic Gifts Untuk Mengatasi Hambatan Menuju The Promised Land

Jika visi yang Anda tawarkan belum sampai dengan sempurna ke benak klien, buat slide dalam sales deck Anda berisi narasi terstruktur seperti layaknya film atau dongeng.

Contohnya: prospek Anda adalah Luke, Anda adalah Obi Wan. Lightsaber dapat membantu Luke mengalahkan The Empire. Ketika Anda mengenalkan produk, posisikan produk sebagai Lightsaber untuk membantu karakter utama menuju The Promised Land.

Zoura berbicara mengenai struktur catatan konsumen yang dia miliki. Di luar konteks, detil seperti ini akan membuat klien jadi bosan. Namun hal ini bisa menjadi dasar yang menarik untuk memulai percakapan yang bersifat meng-engage klien, mengapa bukan strategi tradisional yang dibutuhkan untuk mencapai The Promised Land.

Beri bukti nyata

Beri bukti nyata
Beri bukti nyata

Menyajikan cerita naratif, artinya Anda membuat komitmen kepada klien: Jika mereka memilih Anda, berarti Anda dapat membantu klien menuju The Promised Land. Nyatanya, untuk melangkah ke sana banyak rintangan yang bakal dihadapi. Hal ini tentunya membuat klien jadi lebih skeptis dengan kemampuan Anda. Untuk itu Anda perlu menyajikan kisah nyata dari orang-orang yang pernah menjadi klien.

Zoura memiliki seperangkat kisah sukses yang menarik untuk diangkat. Mereka mengangkat video berisi testimonial. Namun bagi produk Anda yang baru pertama kali diperkenalkan, bagaimana solusinya? Buatlah demo produk dengan konteks yang padat bagaimana produk Anda bisa membantu klien mencapai The Promised Land.

Lima Hal Yang Perlu Dipertimbangkan Saat Menggelar Acara Jumpa Pers

Sebagai seorang tech-reporter tentunya saya sering mendapatkan undangan untuk acara launching, rebranding, media gathering, research report dan masih banyak lagi. Kebanyakan acara tersebut bertujuan untuk melakukan promosi, penyebaran informasi, lebih dekat dengan media dan lainnya.

Dari sekian banyak acara jumpa pers atau media gathering yang saya hadiri, ada beberapa poin yang baiknya menjadi perhatian pelaku startup, terkait dengan cara-cara yang tepat dan relevan untuk bisa sukses saat menggelar acara jumpa pers. Poin-poin berikut akan mengulas cara yang ideal berdasarkan pengalaman pribadi saya sebagai tech-reporter DailySocial.

(1) Tepat waktu

Untuk yang satu ini nampaknya memang agak sedikit sulit diwujudkan, baik dari sisi media maupun pihak penyelenggara. Ketika undangan telah disebarkan idealnya memang kedua belah pihak bisa berkomitmen untuk datang tepat waktu. Saya sendiri merupakan salah satu reporter yang cukup senang hadir lebih awal, mendapatkan kursi dengan view strategis demi mendapatkan ulasan dan sesi foto terbaik.

Pada dasarnya pihak media banyak yang sudah menghormati waktu yang telah ditentukan, meskipun ada juga yang terpaksa datang terlambat karena harus menghadiri liputan lainnya atau karena lokasi yang sulit untuk diakses dan hambatan yang ada (macet). Namun demikian tentunya dari sisi penyelenggara diharapkan juga bisa berkomitmen dengan waktu yang ditentukan dengan melakukan persiapan lebih awal, pihak terkait yang sudah hadir dan siap memberikan presentasi hingga kesiapan dari para tamu VIP yang diundang. Dengan begitu acara bisa berjalan tepat waktu sesuai dengan yang ditentukan.

(2) Presentasi

The most crucial thing during press conference! Kesuksesan sebuah jumpa pers sepenuhnya ditentukan saat presentasi  berlangsung. Sebelum jumpa pers tentukan siapa saja yang paling capable untuk memberikan presentasi, berapa jumlah orang yang akan memberikan presentasi (idealnya tidak lebih dari 3 orang), kemudian siapkan berkas pendukung yang bisa disebarkan kepada media terkait dengan presentasi yang diberikan.

Saat ini sudah banyak pihak penyelenggara yang memberikan isi presentasi (print out) yang sama dengan yang ditampilkan kepada media, agar saat presentasi dan usai presentasi berkas tersebut bisa menjadi bahan pendukung pembuatan artikel.

Yang perlu diingat adalah penting untuk memberikan presentasi yang relevan dengan produk, tidak terlalu rumit dan tidak terlalu banyak sehingga membingungkan media dan terlalu lama bercerita sehingga menjadi kehilangan fokus kepada materi yang ada. Terlalu santai atau terlalu singkat dalam memberikan presentasi juga baiknya dihindari, agar media tidak kehilangan arah dan nantinya akan memberikan informasi yang salah atau kurang lengkap.

Disinilah para CEO, CTO hingga CMO bisa tampil bersinar mempromosikan produk yang dibanggakan dengan semua informasi dan data yang ingin dibagikan. Gunakan kesempatan ini sebaik-baiknya dan yakinkan media untuk bisa menulis artikel yang terbaik untuk perusahaan.

(3) Press release

Perlu diupayakan oleh pihak penyelenggara untuk membuat press release yang informatif, berisikan data yang akurat dan tentunya poin-poin yang relevan sebagai acuan media. Pada umumnya semua press release yang diberikan kepada media tidak semuanya disadur, ada beberapa poin yang kemudian dikembangkan bahkan ditulis lebih ‘in depth’.

Saya sempat menemukan beberapa press release yang memuat beberapa data dan poin penting yang sangat membantu reporter untuk menuliskan artikel, karena selain data topik dari sesi Q&A (tanya jawab) hingga presentasi di awal acara, sering digunakan sebagai acuan dalam penulisan artikel.

Jika press release bisa merangkum semua presentasi serta menambahkan beberapa poin yang mungkin terlewatkan saat sesi Q&A dan presentasi, akan lebih baik agar artikel yang dibuat bisa lebih compelling, memiliki news value dan lengkap.

(4) Sesi tanya jawab

Sesi yang satu ini merupakan favorit saya! Tanya jawab merupakan momen yang bisa digunakan oleh media untuk menggali lebih banyak pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya lebih detil kepada perusahaan. Apa pun pertanyaannya pihak penyelenggara baiknya menjawab sejelas dan sebaik mungkin. Seusaikan jawaban Anda dengan topik presentasi hingga produk yang ditawarkan, siapkan jawaban yang benar dan ketahui sebaik mungkin hal-hal yang terkait dengan perusahaan Anda.

Idealnya saat sesi tanya jawab hadirkan pihak-pihak yang cakap dan bisa menjawab ragam pertanyaan yang dilontarkan, apakah itu dari sisi teknologi, pemasaran, strategi hingga target ke depan. Jika Anda seorang CEO sudah cukup mampu menjawab semua pertanyaan yang ada, tampilah dengan percaya diri dan kuasai semua pertanyaan yang ada.

Biasanya jawaban dari sesi tanya jawab ini akan menjadi headline atau key point dari sebuah artikel yang akan dituliskan oleh media, untuk itu persiapkan dengan baik sebelum dan saat sesi berlangsung.

(5) Follow up questions / door stop / one-on-one interview

Jangan kaget jika saat sesi tanya jawab tidak banyak media yang melontarkan pertanyaan, selain enggan biasanya sesi follow up/door stop atau one-on-one merupakan sesi yang paling sering dimanfaatkan oleh media. Biasanya pihak-pihak yang relevan dan telah memberikan presentasi hingga jawaban saat sesi tanya jawab, akan diserbu oleh media untuk pertanyaan yang hampir serupa, lebih mendalam sesuai dengan kepentingan dari masing-masing media.

Jika perusahaan Anda enggan untuk menjawab pertanyaan dengan cara ini, sesi one-on-one interview juga bisa dilakukan, dengan cara mengelompokkan berapa banyak media yang bisa mendapatkan waktu eksklusif dengan CEO, CTO, CMO dan pihak terkait lainnya. Lakukan kegiatan ini secara bergilir, singkat dan padat.

Tidak bermaksud untuk menggurui atau sedikit ‘sok tahu’, namun apa yang saya tulis merupakan pengalaman pribadi serta curahan hati yang sebenarnya dari seorang tech-reporter seperti saya. Pada akhirnya media hanya ingin mendapatkan informasi yang benar, didukung dengan data yang lengkap dari pihak penyelenggara untuk menghasilkan artikel yang menarik, komplit dan tentunya benar.