Tag Archives: Printerous

Grab Ventures Velocity

Grab Ventures Velocity Ketiga Telah Usai, Tiga Finalis Jadi Bagian Solusi untuk Merchant

Grab Ventures Velocity (GVV) akhirnya menyatakan lima startup finalis lulus dari program akselerasi tersebut. LunaPOS, Printerous, KliknClean, GetCraft, dan Workmate dinyatakan lulus setelah melewati rangkaian bimbingan dari Grab sejak Mei lalu.

Tema besar GVV angkatan ketiga ini masih tentang pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah dengan fokus pada usaha kuliner. Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi mengatakan, dalam jangka waktu tersebut kelima startup tadi menerima berbagai jenis bimbingan mulai dari pendanaan, pengelolaan keuangan, hingga strategi pengembangan bisnis langsung dari Group CEO & Co-Founder Grab Anthony Tan.

“Ini bukti nyata untuk mendukung ekosistem startup dan akselerasi ekonomi digital melalui digitalisasi ekonomi,” ujar Neneng.

Salah satu yang paling penting dari rangkaian bimbingan di program ini adalah kesempatan uji layanan selama delapan pekan dengan menawarkan layanan para finalis lewat platform GrabFood. Ini menjadi penting bagi para finalis karena seperti diketahui platform Grab merupakan salah satu yang terbesar di Asia Tenggara. Masuk ke dalam ekosistem aplikasi mereka merupakan akses langsung ke ratusan ribu merchant dan jutaan pengguna.

Marketplace untuk mitra merchant

Dari uji layanan tersebut, Grab memberi kesempatan kepada LunaPOS, Printerous, dan KliknClean untuk bergabung di dalam ekosistem Grab sebagai mitra bisnis resmi. Adapun LunaPOS menawarkan solusi kasir, manajemen inventaris, hingga layanan akuntansi berbasis cloud; Printerous menyediakan layanan percetakan dan pengepakan untuk bisnis kuliner; dan KliknClean menawarkan solusi pembersihan tempat usaha kuliner dengan disinfektan, pengendalian hama, hingga fogging.

Menurut Neneng, layanan ketiga startup itu sudah bisa diakses oleh mitra merchant Grab lewat marketplace Solusi Mitra GrabMerchant.

“Solusi mereka akan bisa ditemui oleh mitra merchant Grab adalah solusi kami yang baru. Marketplace kami akan memberikan layanan tambahan mulai POS, kebersihan, dan percetakan digital yang harganya terjangkau,” imbuh Neneng.

Kehadiran LunaPOS, Printerous, dan KliknClean menambah daftar startup yang digandeng oleh Grab dalam memenuhi kebutuhan merchant mereka. Dari situs resmi mereka, selain ketiga startup tersebut, ada nama-nama lain seperti Pawoon, Qasir, Majoo, Vireo, dan iSeller. Neneng mengatakan jumlah mitra di marketplace ini masih akan terus bertambah.

Sebagaimana pandemi mengubah banyak kebiasaan masyarakat, transformasi layanan ke platform digital merupakan salah satu dampak positif. Ini juga tercermin dari pencapaian Grab yang menerima lebih dari 350 ribu UKM dan 32 ribu pedagang tradisional ke dalam platform mereka sejak pandemi berlangsung.

“Sekitar 99% pelaku usaha itu kan UMKM, artinya potensinya gede banget. Oleh karena itu kami sangat mendukung startup-startup yang fokus membantu UMKM sehingga UMKM benar-benar bisa dibantu untuk bertahan apalagi di masa pandemi ini mereka harus digitalisasi,” pungkas Neneng.

Rangkaian program GVV angkatan ketiga sendiri sudah berlangsung sejak Maret 2020. UKM sektor kuliner dari awal sudah ditetapkan sebagai fokus untuk peserta angkatan teranyar ini. Grab menggandeng BRI Ventures sebagai mitra strategis dalam program ini.

Dari gelaran sebelumnya, GVV sudah menghasilkan beberapa startup lulusan program mereka. Nama-nama itu di antaranya adalah Qoala, TaniHub, SayurBox, BookMyShow dan Sejasa.

Disclosure: DailySocial adalah strategic partner Grab Ventures Velocity batch 3

Grab Umumkan Lima Startup Finalis Grab Ventures Velocity Angkatan Ketiga

Grab mengumumkan lima finalis startup terpilih dalam program Grab Ventures Velocity (GVV) Angkatan 3. Mereka ialah Luna POS, KliknClean, Printerous, GetCraft, dan Workmate.

Pada angkatan ini, Grab menyesuaikan fokusnya ke satu jalur, yakni Program Dukungan Usaha Kuliner dari tema besar “Memberdayakan Pengusaha Mikro” dan memilih startup yang dapat mendukung operasional usaha kuliner dan mempertahankan bisnisnya dengan teknologi.

Penyesuaian ini diambil karena kondisi terkini, sekitar 80% startup di Asia dan 60% usaha kuliner di Indonesia terkena dampak negatif dari pandemi. Awalnya, Grab mengangkat tema pemberdayaan UKM, tepatnya warung makan dan logistik B2B.

Pengumuman ini turut dihadiri oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, serta jajaran manajemen Grab Indonesia, melalui video conference yang digelar pada hari ini, (15/5).

Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi mengatakan, di tengah pandemi perusahaan memahami bahwa startup juga menghadapi dampak yang tidak terduga. Melalui bimbingan GVV Angkatan 3, mereka berupaya untuk membina startup agar dapat bertahan dan bangun fondasi bisnis yang kuat seperti saat ini.

Grab Ventures Velocity Angkatan
Acara pengumuman finalis Grab Ventures Velocity Angkatan 3 yang diadakan secara online / Grab

“Lewat program GVV kami berupaya agar startup punya bisnis yang kuat dan memberikan dampak positif buat UKM lewat teknologi,” ujarnya.

Dia menuturkan, kelima startup yang terpilih setelah melewati tahapan seleksi. Grab menerima pengajuan lebih dari 100 startup pada angkatan ini. Kelimanya ini adalah ahli di berbagai sektor, seperti manajemen keuangan, solusi kebersihan, branding, pemasaran, dan solusi tenaga kerja yang bermanfaat dalam mendukung UKM di bidang kuliner.

Kelima startup, dalam 16 minggu ke depan akan memperoleh bimbingan yang dapat memperkuat model bisnis mereka di tengah pandemi. Seluruh proses akan dilakukan secara online. Selama program berlangsung, startup akan menguji layanan mereka ke basis merchant GrabFood.

Adapun saat ini Grab memiliki lebih dari 400 merchant GrabFood. Merchant yang tertarik dapat mendaftarkan diri kepada Grab yang kemudian akan disambungkan kepada layanan dari startup tersebut. Layanan yang ditawarkan harapannya dapat membantu mereka meningkatkan kinerja, sekaligus mengurangi biaya operasional.

Menjelang program berakhir, startup akan melakukan pitching kepada Grab. Mereka yang berhasil akan mendapat kesempatan untuk berkolaborasi bersama Grab dalam bentuk kemitraan komersial.

“Objektif kami mengadakan GVV bukan mencari startup yang kita danai. Kami tidak memberikan funding, melainkan meningkatkan founder capability. Setelah berhasil, mereka bisa menjadi partner dengan kami secara komersial dan masuk ke platform kami.”

Lima startup finalis GVV Angkatan 3

1. Luna POS: menyediakan solusi kasir, manajemen inventaris, dan akunting berbasis cloud untuk UKM di Indonesia. Melalui solusi ini, Luna POS membantu usaha kuliner untuk mengurangi waktu yang dialokasikan untuk pekerjaan admnistrasi dan dapat fokus pada inti bisnis mereka.

2. KliknClean: menyediakan solusi pembersihan total bagi usaha kuliner untuk mempertahankan standar kebersihan, termasuk membersihkan dengan desinfektan, pengendalian hama, dan fogging dengan desinfektan untuk mencegah penyebaran virus dan bakteri.

3. Printerous: memberikan solusi percetakan dalam memenuhi kebutuhan percetakan dan pengepakan bisnis makanan dan minuman, dan membuat desain khusus untuk memperkuat upaya branding seperti kemasan, kantong kertas, label stiker, menu, dan lain-lain.

4. GetCraft: menghubungkan para creator terpilih dan kualitas seperti influencer, fotografer, desainer, penulis, dan lain-lain dengan usaha kuliner yang ingin membuat strategi pemasaran serta mempromosikan bisnisnya. Startup ini juga memberikan akses ke artikel, riset terbaru, webinar, dan pelatihan yang menyajikan beragam konten edukatif untuk membuat strategi dan kampanye pemasaran yang terdepan.

5. Workmate: menyediakan solusi tenaga kerja digital yang memberikan usaha kuliner kemampuan untuk mengelola sumber daya dan manajemen tenaga kerja dalam satu platform.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner program Grab Ventures Velocity

Printerous Secured Series A Funding, Currently Focusing on Expansion

The online platform for printing and packaging, Printerous announced series A funding from BAce Capital, AddVentures, GDP Ventures and Gobi Agung. Sovereign’s Capital, the previous investor also participated.

The investment is to be used for developing technology infrastructure and expanding coverage to 30 new cities in Indonesia, including to develop a sustainable business model. Pinterous is said to be profitable, therefore, the recent cash will be focused on expansion, in terms of business and products.

“The printing market in Indonesia has reached US$14.5 billion in 2019, this is quite big for the public’s majorty are still using conventional printing. This is encouraged us to improve technology innovation to help SMEs with solution for design, printing to distribution. The online printing innovation is to create a seamless, efficient, and transparent process,” Pinterous’ Founder & CEO, Kevin Osmond told DailySocial.

Since its debut in 2012, Printerous has collaborated with more than 250 printing merchants and supported more than 35 thousand business players. In the journey, they still have some issues, including market education. It’s because the service is quite new in Indonesia.

“We partner with printing and logistics partners, so we can create an easy, transparent and cost-effective printing solution. This business model has been implemented in the emerging markets such as Japan, China, the United States, and Europe, where the so-called-conventional printing industry transformed into digital,” Kevin said.

GDP Venture’s CEO, Martin Hartono said to continue to support the local startups in order to develop the domestic industry. “We always support local startups in Indonesia to develop new solutions, one of which is Printerous in the printing and packaging industry.”

“Printerous can empower the traditional industry using its technology and additional services, therefore, it can be very advantageous for the printing business and users. Printerous is one of Indonesia’s startups we believe to have big potential,” Mulyono said as BAce Capital’s Managing Director.

Previously, the company has received pre-series A funding worth of 18 billion Rupiah, led by Golden Gate Ventures, followed by Sovereign’s Capital and Gunung Sewu Kencana.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Pendanaan Seri A Printerous

Printerous Terima Pendanaan Seri A, Fokus Lancarkan Ekspansi (UPDATED)

Platform online penyedia layanan cetak dan packaging Printerous mengumumkan perolehan pendanaan seri A dari BAce Capital, AddVentures, GDP Ventures dan Gobi Agung. Investor sebelumnya Sovereign’s Capital juga turut serta dalam putaran ini.

Investasi yang didapat akan dimanfaatkan untuk mengembangkan infrastruktur teknologi dan memperluas jaringan ke 30 kota baru di Indonesia, termasuk membangun model bisnis berkelanjutan. Printerous mengklaim saat ini perusahaan dalam kondisi profitable, sehingga pendanaan kali ini fokusnya memang untuk ekspansi, baik secara cakupan bisnis maupun produk.

Market printing di Indonesia mencapai US$14,5 miliar di tahun 2019, potensi ini masih sangat besar karena mayoritas masih menggunakan percetakan konvensional. Hal ini yang membuat kami terus meningkatkan inovasi teknologi untuk membantu UKM dengan solusi desain, cetak sampai distribusi. Inovasi cetak online ini akan membuat proses lebih praktis, efisien dan transparan,” ujar Founder & CEO Printerous Kevin Osmond kepada DailySocial.

Sejak meluncur pada tahun 2012, Printerous sudah bekerja sama dengan lebih dari 250 percetakan dan telah membantu lebih dari 35 ribu pelaku bisnis. Dalam perjalanannya, mereka masih menghadapi beberapa masalah, salah satunya edukasi pasar. Karena di Indonesia layanan yang diusung masih tergolong baru.

“Kami menggandeng mitra percetakan dan logistik, sehingga terciptalah solusi mencetak yang mudah, transparan dan hemat biaya. Model bisnis ini telah diimplementasikan di pasar berkembang seperti Jepang, China, Amerika Serikat dan Eropa, di mana industri percetakan yang kerap kali dianggap konvensional telah beralih menjadi digital,” terang Kevin.

CEO GDP Venture Martin Hartono menyatakan bahwa dukungan terhadap startup lokal harus terus dilakukan untuk perkembangan industri dalam negeri. “Kami selalu mendukung perusahaan lokal Indonesia yang bisa mengembangkan solusi-solusi baru, seperti salah satunya Printerous di industri percetakan dan packaging.”

“Printerous mampu memberdayakan industri tradisional dengan teknologi dan layanan tambahan lainnya, sehingga menguntungkan bagi percetakan maupun pengguna. Printerous adalah salah satu startup dari Indonesia yang kami percaya mempunyai peluang besar.” ujar Mulyono selaku Managing Director BAce Capital.

Sebelumnya perusahaan mendapatkan pendanaan pra-seri A senilai senilai 18 miliar Rupiah, dipimpin Golden Gate Ventures dan diikuti oleh Sovereign’s Capital dan Gunung Sewu Kencana.

Update : perubahan angka market printing di tahun 2019

Application Information Will Show Up Here
Printerous focus on B2B market amidst potential expansion to Southeast Asia, contributing 98% of total income

Printerous Aims for Southeast Asia Expansion This Year

Entering 2019, an online printing platform, Printerous, is said to have income growth over 300%. Established since 2012, this platform will be focused on B2B market. Currently, Printerous has acquired more than 15,000 users and handled orders in 20 cities around Indonesia.

B2B transaction in Printerous is said to contribute 98% of total income. Some of Printerous’ main products are packaging, marketing material, and office equipment.

Since the mid of 2017, the company presents e-procurement solution through Pro Accounts for medium business and corporate having routine printing needs. This feature facilitate product distribution to various area within national reach.

Printerous is on its way to acquire more users in SME segment.

“The high demand for printing in B2B segment ensuring us to keep making innovations for two main solutions, e-commerce and e-procurement,” Kevin Osmond, Printerous’ CEO said.

Southeast Asia Expansion

After acquiring series A funding worth of Rp18 billion in 2017 led by Golden Gate Ventures, followed by Sovereign’s Capital and Gunung Sewu Kencana, Printerous hasn’t raised new funding.

This year, Printerous plans to make expansion in Southeast Asia. They didn’t mention any specific country. Aside from expansion, there are two main points to achieve by this year, to develop business scale in two ways, acquisition and customer retention.

“We want to help more business players, not only in Indonesia but also overseas,” he added.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Di tengah potensi ekspansi ke negara-negara Asia Tenggara, Printerous fokus di pasar B2B yang menyumbang 98% pendapatan

Printerous Targetkan Ekspansi Asia Tenggara Tahun Ini

Memasuki tahun 2019, Printerous, sebuah online printing platform, mengklaim pertumbuhan pendapatan hingga lebih dari 300%. Platform yang sudah hadir sejak tahun 2012 ini secara khusus akan fokus kepada pasar B2B. Saat ini, Printerous telah memiliki lebih dari 15.000 pengguna dan melayani pesanan di 20 kota di Indonesia.

Transaksi B2B di Printerous disebut menyumbang 98% dari total transaksi. Produk-produk utama yang ditawarkan Printerous untuk segmen B2B adalah packaging, marketing material, dan kebutuhan kantor.

Sejak pertengahan tahun 2017, solusi e-procurement dihadirkan perusahaan melalui fitur Pro Accounts untuk usaha menengah dan korporat yang memiliki kebutuhan mencetak rutin. Fitur ini memudahkan pendistribusian barang hasil cetakan ke berbagai daerah dalam skala nasional.

Ke depannya Printerous juga berusaha menambah jumlah pengguna untuk kalangan UKM.

“Tingginya kebutuhan mencetak di segmen B2B memantapkan kami untuk terus berinovasi di kedua solusi utama, yakni e-commerce dan e-procurement,” kata CEO Printerous Kevin Osmond.

Ekspansi ke Asia Tenggara

Setelah mendapatkan pendanaan Seri A sebesar Rp 18 miliar tahun 2017 lalu yang dipimpin Golden Gate Ventures dan diikuti Sovereign’s Capital dan Gunung Sewu Kencana, hingga kini Printerous mengklaim belum menggalang pendanaan baru.

Tahun ini Printerous berencana melakukan ekspansi ke negara-negara Asia Tenggara. Tidak disebutkan negara mana yang nantinya bakal disambangi Printerous.

Selain ekspansi ke negara-negara Asia Tenggara, dua poin utama yang ingin diwujudkan Printerous tahun ini adalah mengembangkan skala bisnis melalui dua jalur, akuisisi dan retensi pelanggan.

“Kami ingin membantu lebih banyak lagi pelaku usaha, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di luar negeri,” pungkas Kevin.

Application Information Will Show Up Here

Hadirkan Layanan Cetak Foto, Sweet Escape Jalin Kemitraan dengan Printerous

Bertujuan memudahkan orang mengabadikan momen-momen istimewa, SweetEscape sebagai jasa fotografi yang memiliki lebih dari 2000 fotografer, baik lokal dan juga internasional, menggandeng Printerous menghadirkan layanan cetak foto kepada pengguna.

Kerja sama ini diharapkan bisa memudahkan pengguna yang menggunakan jasa fotografi. Konsumen bisa secara langsung bisa mencetak foto dan diantar langsung ke lokasi yang ditentukan.

“Kenapa kami memutuskan melakukan kolaborasi dengan Printerous karena adanya kesamaan visi. Sebagai startup yang berbasis teknologi, saya harap kerja sama ini bisa memudahkan pengguna,” kata Founder dan CEO SweetEscape David Soong.

Setiap bulannya ada sekitar 30 ribu foto yang diunduh dari aplikasi SweetEscape. Untuk pencetakan foto, usai memanfaatkan jasa fotografi di SweetEscape, pengguna bisa memilih dua tipe produk cetak, Canvas Art dan Photo Prints. Selanjutnya pengguna bisa memilih momen favorit dari sesi foto mereka dan langsung memilih fitur “Cetak” dalam aplikasi.

Produk Canvas Art dibanderol dengan harga sekitar Rp 280 ribu dan Photo Prints seharga Rp 14 ribu. Pembayaran dapat dilakukan melalui PayPal dan Kartu Kredit.

“Menurut saya, Printerous dan SweetEscape memiliki visi yang sejalan. Sesuai dengan tagline SweetEscape ‘Make Every Moment Memorable’, Printerous ingin membantu para pengguna untuk dapat mencetak momen berharga mereka,” kata Founder Printerous Kevin Osmond.

Berencana untuk melakukan fundraising

Sweet Escape yang telah diluncurkan sejak tahun 2016 hingga kini mengklaim telah memiliki ribuan pengguna dan telah hadir di lebih dari 400 kota. Di Indonesia, SweetEscape telah memiliki jaringan fotografer di 40 kota. Dengan harga layanan yang tergolong premium, SweetEscape memang sengaja menargetkan pengguna dari kalangan menengah ke atas. Untuk jasa foto selama dua jam dengan hampir 200 foto yang sudah diedit, pengguna akan dikenakan biaya sekitar Rp4-7 juta.

“Namun demikian dengan kualitas foto yang dihasilkan, sebenarnya bisa dibilang harga yang kami tawarkan tergolong ekonomis,” kata David.

Berencana untuk melakukan fundraising, target yang ingin diwujudkan SweetEscape lainnya adalah melakukan ekspansi di negara lainnya. Di tahun 2018 ini SweetEscape mencatat hampir 50% pelanggan berasal dari Indonesia, sementara dari negara lainnya sekitar 40% saja.

“Harapannya SweetEscape bisa Going Global, dengan aplikasi multibahasa dan peluncuran resmi di negara baru yang akan kami resmikan dalam waktu dekat,” tutup David.

Application Information Will Show Up Here

Lepas Masa Beta, Printerous Moments Diresmikan

Layanan percetakan online Printerous hari ini meresmikan aplikasi mobile Printerous Moments. Startup yang didirikan Kevin Osmond ini telah mempersiapkan aplikasi mobile ini selama 4 bulan. Awalnya hadir di platform Android, Printerous Moments juga tersedia untuk pengguna iOS.

“Aplikasi mobile ini kami buat setelah melihat consumer-behavior dari pengguna Printerous yang ternyata banyak memanfaatkan smartphone untuk mengunggah foto. Dengan memanfaatkan Instagram dan Facebook sebagai media sosial yang secara otomatis terkoneksi, kami harapkan Printerous Moments bisa mempermudah proses pencetakan foto melalui smartphone,” kata Kevin kepada media hari ini (06/04) di Jakarta.

Terdapat beberapa pilihan cetak foto di aplikasi mobile Printerous Moments, di antaranya photo book, photo prints, kanvas, framed art, magnet kulkas, casing mobile phone, bantal sofa hingga tas tote. Harga yang ditetapkan terbilang premium, namun Kevin mengklaim hasil dari cetakan foto tersebut memiliki kualitas yang tinggi dan terbaik. Hingga kini Printerous telah memiliki 5 ribu lebih pengguna aktif.

“Dalam aplikasi mobile kami melakukan proses yang cukup ketat terkait dengan kualitas foto yang layak untuk dicetak, yaitu dengan fitur file checker. Untuk foto yang tidak memenuhi standar akan mendapatkan peringatan yang nantinya bisa diganti oleh pengguna,” kata Kevin.

Pengiriman domestik hingga mancanegara

Salah satu keunggulan dari Printerous Moments adalah layanan pengiriman yang saat ini sudah tersebar di seluruh Indonesia hingga mancanegara. Singapura adalah negara tetangga pertama yang disinggahi Printerous sebagai salah satu rencana ekspansi ke negara terdekat di Indonesia.

“Saat ini kami masih fokus kepada kawasan domestik, namun jika nantinya kami akan melakukan ekspansi, negara tetangga tentunya menjadi tujuan utama, salah satunya adalah Singapura,” kata Kevin

Meskipun isu logistik masih menjadi masalah yang lumayan besar untuk pengiriman paket foto Printerous, namun kemitraan dengan JNE diharapkan bisa memperlancar pengiriman paket kepada pengguna yang ingin mencetak foto-foto mereka langsung dari smartphone.

“Kami juga terus membukan peluang untuk logistik pihak ketiga lainnya yang ingin bergabung menjadi mitra dari Printerous, bukan hanya di Indonesia namun mitra luar negri lainnya,” kata Kevin.

Marketplace online untuk percetakan di Indonesia

Saat ini Printerous telah memiliki sekitar 50 percetakan yang sebagian besar berlokasi di pulau Jawa. Untuk selanjutnya Printerous juga akan merangkul lebih banyak percetakan, terutama yang saat ini masih kesulitan untuk mempromosikan bisnis mereka secara online.

“Dengan teknologi yang ada kami juga berharap bisa menjembatani kebutuhan pengguna dan percetakan di tanah air dengan bergabung menjadi rekanan di Printerous, tentunya dengan komisi yang menjanjikan,” tutup Kevin.

Application Information Will Show Up Here

Printerous Dapatkan Pendanaan Pra-Seri A Senilai 18 Miliar Rupiah

Layanan percetakan online Printerous hari ini mengumumkan perolehan pendanaan pra-seri A sebesar Rp 18 miliar. Pendanaan tersebut dipimpin oleh Golden Gate Ventures dan diikuti oleh Sovereign’s Capital dan Gunung Sewu Kencana. Pendanaan ini akan dioptimalkan dalam melakukan akuisisi dan retensi pengguna untuk memaksimalkan potensi bisnis percetakan di Indonesia yang ditaksir mencapai Rp 121 triliun pada tahun 2017.

“Kami sangat berterima kasih atas kepercayaan dan dukungan dari para investor. Bukan hanya investasi, kami juga diperkaya dengan penasehat-penasehat, values, serta jaringan usaha yang luas,” ujar Co-founder dan CEO Printerous Kevin Osmond.

Sebelumnya dengan nilai yang tidak disebutkan, Printerous pernah mendapatkan pendanaan dari RMKB Ventures, CEO KapanLagi Network Steve Christian dan anggota keluarga Tahir. Pendanan tersebut turut mengawali debut Printerous dengan model usaha B2B (Business-to-Business) untuk menjadi penyedia layanan percetakan bagi korporasi di Inndonesia.

“Salah satu keunggulan utama kami dari dulu adalah jaringan yang kami miliki di Indonesia, dengan mitra, korporasi, dan penanam modal yang strategis. Kami tidak hanya akan memanfaatkan jaringan ini untuk membantu Printerous mengembangkan pipeline penjualan mereka yang luas dan meningkatkan omzetnya, namun kami juga akan melibatkan mitra kami untuk mendukung finansial Printerous hingga mencapai tahap bisnis mandiri dan berkelanjutan,” sambut Principal di Golden Gate Ventures Justin Hall.

Application Information Will Show Up Here