Tag Archives: Priscilla Anais

Tokopedia Releases Live Shopping Feature Tokopedia Play

Entering the Ramadan season amid pandemic, Tokopedia launches some innovations to facilitate all the users. The innovations including additional feature for sellers, Tokopedia Play, and Live Shopping feature.

Tokopedia’s AVP of Product, Priscilla Anais said, Ramadan season is identic with increasing transaction, particularly amid pandemic, online shopping becomes an alternative to minimize the outbreak. In order to keep the local business, the company has released some innovations to boost sellers’ productivity.

“We also present a new content experience for buyers through Tokopedia Play and the convenience of direct shopping through the Buy Direct feature,” he said on a video conference, yesterday (4/27).

In addition to those three, Tokopedia also added specialty food and beverages (F&B) product curation that were most sought during the pandemic and Ramadan season. The F&B category classifies prepared foods, frozen foods, and snacks. This curation aims to make it easier for the seller to meet with potential buyers with maximum browsing speed.

“During Covid-19, we created a special page so that consumers can find products for sale closest to their location. ”

The increase in transactions during the pandemic at Tokopedia is claimed to be quite exponential, both from the purchase and the number of sellers. Anais was reluctant to spare the details. However, she gave an illustration of Tokopedia’s last year sales of around 5 million, while this year it was 7.8 million.

She predicted the increase was triggered by the number of businesses that were forced to close physical stores and limit operations due to the pandemic. Eventually, they slowly shifted their business from offline to online.

“In fact, the growth is exponential. We experienced a dramatic rise in new sellers during the Covid-19 period. Most are offline sellers who migrate online.”

In terms of the categories of widely purchased products, the increase happened to be personal care and health, entertainment products, and products to support work and study from home.

As explained, from 7.8 million sellers who joined, more than half manage the business through the application. They market more than 250 million products to more than 90 million monthly active users of Tokopedia.

Three new innovations

Tokopedia Seller App

Transformasi Aplikasi untuk Penjual Tokopedia
App transformation for Tokopedia sellers

Tokopedia has made a number of transformations on specific applications for sellers to increase their productivity. This application has been released since last year, available in the Android version only. The additional feature named the quick reply chat feature to make it easier for the seller to reply to the message from the buyer via notification, without having to open the application.

Next, a weekly summary of sales and orders that makes it easy for sellers to see sales summary, store performance, orders, and transaction constraints. “Buyers in Indonesia are quite demanding, wanting the message to be quickly returned. We facilitate it for sellers, without having to open the application, “explained Head of Product Seller Platform Nadhira Ayuningtyas.

Furthermore, the shop’s homepage can now be personalized according to the seller’s needs to make it look attractive. They can display campaigns, superior products, and promotions. “We’ve added many widgets to the application so that the seller gets priority which activities they should do.”

According to Nadhira, sellers who have downloaded the Tokopedia Seller application no longer need to download the main application. Nevertheless, the new application is available for the Android version and immediately follows the iOS version. The application has been developed since the end of last year.

Tokopedia Play

Tokopedia Play Live Shopping
Tokopedia Play Live Shopping

The second innovation is Tokopedia Play to provide a live shopping experience or live shopping and interact with content creators. This concept is not new to other e-commerce companies. As a differentiator, Tokopedia makes live streaming shows by autoplay by adjusting the quality of the buyer’s network at that time.

“We’ve come up with solving consumer problems. We place Tokopedia Play on the home page to make it easily visible. We present technology by autoplay, when connected to Wi-Fi, the streaming content will automatically play. When the signal is bad, only the banner will appear,” Tokopedia Play’s Head of Product Cynthia Limin said.

Direct Purchase

The last one, a Direct Purchase feature is to speed up the shopping process with just one click. Payment and shipping methods are automatically recommended by the Tokopedia system according to the preferences or habits of each buyer. This feature is still in the testing phase for some users.

Tokopedia Deo Nathaniel’s Head of Product Purchase Platform explains, this feature is more directed to accommodate impulsive buyers and only purchase one product. If more than one product in one basket will be directed to the method as usual.

“Impulsive buyers are loyal users who are familiar with checkout flow at Tokopedia. They used to use the same payment method. To improve their experience, we created a Direct Purchase feature. ”


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Tokopedia merilis sederet inovasi guna permudah seluruh penggunanya, di antaranya fitur aplikasi khusus penjual, Tokopedia Play, dan fitur Beli Langsung

Tokopedia Rilis Fitur “Live Shopping” Tokopedia Play

Memasuki Ramadan di tengah pandemi, Tokopedia merilis sederet inovasi guna permudah seluruh penggunanya. Inovasi tersebut di antaranya tambahan fitur aplikasi khusus penjual, Tokopedia Play, dan fitur Beli Langsung.

AVP of Product Tokopedia Priscilla Anais mengatakan, bulan Ramadan identik dengan kenaikan lonjakan transaksi, terlebih di tengah pandemi, belanja online menjadi alternatif untuk meminimalisir penyebaran virus. Demi membantu bisnis lokal tetap beroperasi, perusahaan merilis sederet inovasi untuk menunjang produktivitas para penjual.

“Kami juga menghadirkan pengalaman konten baru untuk para pembeli lewat Tokopedia Play dan kemudahan berbelanja langsung lewat fitur Beli Langsung.” terangnya saat video conference, kemarin (27/4).

Selain tiga inovasi tersebut, Tokopedia juga menambah kurasi produk khusus food and beverages (F&B) yang paling banyak dicari selama pandemi dan Ramadan. Kategori F&B tersebut mengklasifikasikan makanan yang siap saji, makanan beku, dan makanan ringan. Kurasi ini bertujuan untuk permudah penjual bertemu dengan calon pembelinya dan kecepatan browsing lebih maksimal.

“Selama Covid-19, kami buat halaman khusus supaya konsumen bisa menemukan produk yang dijual terdekat dengan lokasi mereka.”

Kenaikan transaksi selama pandemi di Tokopedia diklaim cukup eksponensial, baik dari pembelian maupun jumlah penjual yang tergabung. Priscilla enggan merinci secara spesifik. Namun ia memberi gambaran bahwa tahun lalu penjual di Tokopedia sekitar 5 juta, sementara tahun ini sudah 7,8 juta.

Ia memprediksi kenaikan tersebut dipicu banyaknya bisnis yang terpaksa menutup toko fisik dan membatasi operasional karena pandemi. Akhirnya mereka perlahan mengalihkan bisnisnya ke online dari offline.

“Jadi pertumbuhannya eksponensial. Kita mengalami kenaikan penjual baru yang cukup drastis di masa-masa Covid-19. Kebanyakan adalah penjual offline yang migrasi ke online.”

Dari kategori produk yang banyak dibeli, dijelaskan yang mengalami kenaikan adalah perawatan dan kesehatan pribadi, produk hiburan, dan produk untuk mendukung kerja dan belajar dari rumah.

Diterangkan, dari 7,8 juta penjual yang tergabung, lebih dari setengahnya mengelola bisnis lewat aplikasi. Mereka memasarkan lebih dari 250 juta produk untuk lebih dari 90 juta pengguna aktif bulanan Tokopedia.

Tiga inovasi teranyar

Tokopedia Seller App

Transformasi Aplikasi untuk Penjual Tokopedia
Transformasi Aplikasi untuk Penjual Tokopedia

Tokopedia melakukan sejumlah transformasi pada aplikasi khusus penjual demi meningkatkan produktivitas mereka. Aplikasi ini sendiri sudah dirilis sejak tahun lalu, meski masih dalam versi Android saja. Penambahan fitur tersebut, yakni fitur quick reply chat untuk permudah penjual membalas pesar dari pembeli lewat notifikasi, tanpa harus membuka aplikasi.

Berikutnya, weekly summary sales and order yang memudahkan penjual melihat ringkasan penjualan, performa toko, pesanan, hingga kendala transaksi. “Pembeli di Indonesia cukup demanding, ingin pesannya cepat-cepat dibalas. Kami memfasilitasi itu untuk penjual, tanpa harus membuka aplikasinya,” terang Head of Product Seller Platform Nadhira Ayuningtyas.

Lalu pada halaman homepage toko kini bisa dipersonalisasi sesuai kebutuhan penjual agar terlihat menarik. Mereka bisa menampilkan kampanye, produk unggulan, serta promosi. “Banyak widget yang kami tambahkan ke aplikasi agar penjual mendapat prioritas kegiatan mana yang harus mereka lakukan.”

Menurut Nadhira, penjual yang sudah mengunduh aplikasi Tokopedia Seller kini tidak perlu lagi mengunduh aplikasi utama. Kendati demikian, aplikasi baru tersedia untuk versi Android dan segera menyusul versi iOS-nya. Aplikasi itu sendiri sudah dikembangkan sejak akhir tahun lalu.

Tokopedia Play

Tokopedia Play Live Shopping
Tokopedia Play Live Shopping

Inovasi kedua adalah Tokopedia Play untuk memberikan pengalaman belanja langsung atau live shopping dan berinteraksi dengan para creator konten. Konsep ini bukan barang baru di perusahaan e-commerce lainnya. Sebagai pembedanya, Tokopedia membuat tayangan live streaming secara auto play dengan menyesuaikan kualitas jaringan pembeli pada saat itu.

“Kita hadir dengan solving consumer problem. Kita menempatkan Tokopedia Play di halaman home sehingga mudah terlihat. Secara teknologi kita hadirkan secara autoplay, jika terhubung dengan Wi-Fi, maka konten streaming otomatis akan diputar. Kalau sinyal sedang tidak bagus, hanya akan muncul banner saja,” ucap Head of Product Tokopedia Play Cynthia Limin.

Beli Langsung

Terakhir adalah fitur Beli Langsung untuk percepat proses belanja hanya dengan satu klik. Metode pembayaran dan pengiriman secara otomatis direkomendasikan oleh sistem Tokopedia sesuai preferensi atau kebiasaan masing-masing pembeli. Fitur ini masih dalam tahap uji coba untuk sebagian pengguna.

Head of Product Purchase Platform Tokopedia Deo Nathaniel menjelaskan, fitur ini lebih diarahkan untuk mengakomodasi pembeli yang impulsif dan khusus pembelian satu produk saja. Bila lebih dari satu produk dalam satu keranjang, akan diarahkan dengan metode seperti biasa.

“Impulsif buyer itu adalah orang-orang pengguna setia yang familiar dengan flow checkout di Tokopedia. Mereka biasa memakai metode pembayaran yang sama. Untuk meningkatkan pengalaman mereka, kami buat fitur Beli Langsung.”

Application Information Will Show Up Here
Startup anak bangsa Tokopedia dan Bukalapak bersaing dengan pemain-pemain regional untuk menjadi layanan e-commerce terpopuler di Indonesia

Mengungkap Layanan E-Commerce Terpopuler di Indonesia

Melati sering berbelanja secara online. Untuk keperluan pribadi, terutama membeli aksesoris smartphone, grocery, dan lainnya ia mempercayai layanan asal Tiongkok, JD.id. Alasannya cukup sederhana, ia percaya dengan tagline #Dijaminori, yaitu hanya menjual produk original. Soal harga atau cepatnya pengiriman ternyata bukan menjadi pilihan pertama.

Di sisi lain, bagi Adel, bebas ongkos kirim justru menjadi pemicu utama. Tak heran jika ia memilih Shopee Indonesia sebagai layanan e-commerce favorit.

Semua alasan tersebut mengerucut pada bagaimana layanan e-commerce menangkap kebutuhan dan keinginan konsumen. Tidak lagi tergoda dengan diskon atau promo, konsumen lebih mencari kepuasan personal, karena dimudahkan untuk membeli produk yang diinginkan.

Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee melesat

iPrice Group, pengusung layanan metasearch engine yang beroperasi di Asia Tenggara, baru-baru ini menghadirkan The Map of E-commerce Indonesia yang mengupas peta layanan e-commerce berdasarkan average quarterly traffic, mobile application ranking, social media followers dan jumlah pegawai. Hasil data terkini berdasarkan data Q2 2018.

Hal menarik yang menjadi highlight adalah melajunya Tokopedia dan Bukalapak sebagai layanan e-commerce dengan traffic tertinggi, di atas Lazada yang selama ini merajai pasar Asia Tenggara. Memang metrik yang digunakan hanya menghitung traffic di browser (desktop dan mobile) dan tidak menghitung penggunaan aplikasi, tetapi data ini menunjukkan pergeseran tentang bagaimana konsumen Indonesia memilih layanan e-commerce favoritnya.

Statistik kunjungan dan ranking aplikasi mobile untuk e-commerce Indonesia
Statistik kunjungan dan ranking aplikasi mobile untuk e-commerce Indonesia

Kepada DailySocial, Head of Corporate Communications Tokopedia Priscilla Anais mengungkapkan, Tokopedia dikunjungi lebih dari 73 juta masyarakat (unique visit) Indonesia per bulannya (situs dan aplikasi), dengan total kunjungan dalam sebulan mencapai 332 juta (total visit), pada bulan Mei 2018.

Hal menarik yang menjadikan Tokopedia mengalami lonjakan pengunjung di kuartal kedua 2018 adalah festival belanja online Ramadhan Ekstra. Program ini menghadirkan ratusan produk eksklusif, flash sale, dan potongan harga yang sangat menarik untuk berbagai kebutuhan Ramadhan.

Disebutkan penggunaan layanan Tokopedia 80% berbasiskan mobile, sejalan dengan perilaku konsumen Indonesia yang mobile first dan harga smartphone yang semakin terjangkau.

Sementara Chief Strategy Officer Bukalapak Teddy Oetomo, kepada DailySocial, mengungkapkan, pihak Bukalapak tidak dapat membenarkan atau menyalahkan hasil perhitungan iPrice tersebut.

Teddy merinci, berdasarkan data yang dimiliki Bukalapak, traffic di Q2 2018 naik hampir 3 kali lipat dibandingkan Q2 2017, sementara jumlah active user meningkat hingga 2 kali lipat. Sepanjang Q2 2018, Bukalapak mencatat jumlah pengguna terbanyak menggunakan platform Android, disusul mobile web dan desktop.

Informasi enam layanan e-commerce terbesar di Indonesia
Informasi enam layanan e-commerce terbesar di Indonesia

Hal yang tak kalah menarik adalah berjayanya Shopee sebagai layanan yang menduduki posisi pertama di ranah aplikasi mobile, baik untuk Android maupun iOS. Angka ini cukup mengejutkan, mengingat Shopee baru tiga tahun hadir bersaing di Indonesia.

Country Brand Manager Shopee Indonesia Rezki Yanuar kepada DailySocial mengatakan, sesuai data yang dikumpulkan iPrice, Shopee selama ini fokus kepada inovasi aplikasi mobile. Menurut data yang dikumpulkan Shopee, saat ini Shopee telah diunduh lebih dari 61 juta kali dengan rata-rata tiap bulannya mencapai 110 juta kunjungan. Lebih dari 95% pengguna Shopee melakukan transaksi melalui smartphone.

Survei ke masyarakat

Untuk mendukung data ini, DailySocial melakukan survei, bekerja sama dengan JakPat, untuk mengetahui layanan e-commerce favorit versi responden. Survei dilakukan terhadap 2026 responden di seluruh Indonesia.

Berdasarkan survei ini, Shopee ternyata menjadi layanan e-commerce yang paling sering digunakan oleh responden (34%). Posisi berikutnya berturut-turut diikuti Tokopedia (28%), Bukalapak (17,5%) dan Lazada (14%). Blibli menduduki posisi juru kunci dalam hal popularitas di masyarakat.

Berdasarkan survei DailySocial dan JakPat, Shopee kini jadi layanan e-commerce terpopuler
Berdasarkan survei DailySocial dan JakPat, Shopee kini jadi layanan e-commerce terpopuler

 

Lebih lanjut, hasil survei ini mengungkapkan bahwa sebuah layanan e-commerce dianggap favorit dengan alasan harga yang lebih terjangkau (31%), promo diskon (26%), variasi pilihan produk (19%), dan pengiriman gratis (15%).

Urusan harga masih jadi faktor penting yang mendorong preferensi layanan e-commerce
Urusan harga masih jadi faktor penting yang mendorong preferensi layanan e-commerce

Potensi masa depan

Studi McKinsey pada tahun 2016 memprediksi bahwa di tahun 2025 dampak ekonomi digital bagi Indonesia bisa meningkatkan GDP hingga $35 miliar dan menambah 3,7 juta lapangan pekerjaan baru.

Menurut Ketua Umum idEA Ignatius Untung, ke depannya persaingan antara layanan e-commerce akan semakin sengit. Dibutuhkan dana yang besar agar bisnis bisa berjalan. Mereka yang tidak memiliki strategi akan terancam merger, diakuisisi atau terpaksa gulung tikar. E-commerce yang masih berusaha mencari dan membangun pembeli yang loyal dengan memberikan harga murah, akan mengalami kesulitan.

Dari enam besar pemain industri ini, tiga layanan e-commerce di Indonesia memiliki investor yang terafiliasi dengan Alibaba, yaitu Lazada (akuisisi penuh), Tokopedia, dan Bukalapak (melalui Ant Financial). Sementara dua layanan lainnya terafiliasi dengan Tencent, yaitu Shopee dan JD.id. Hanya Blibli yang murni dimiliki konglomerasi lokal melalui GDP Venture.

“Karena pada akhirnya produk yang dijual sama, hari ini brand A bisa lebih murah, tapi hari lain bisa gantian. Untuk itu kemungkinan pemain akan mulai fokus ke area yg lebih unik. Tidak cuma sekedar asal lebih murah, karena semua juga bisa murah dengan promo,” kata Untung.