Prisma Labs. Inc, perusahaan yang bikin heboh dengan aplikasi filter berbasis AI, memutuskan untuk mengalihkan fokus ke bisnis baru dengan cara menjual teknologinya ke perusahaan yang membutuhkan.
Dalam sebuah wawancara dengan The Verge, CEO Prisma Labs Alexey Moiseenkov mengatakan pihaknya melihat ada banyak perusahaan yang membutuhkan keahlian mereka di bidang kecerdasan buatan. Bahkan perusahaan sebesar Google harus mengeluarkan uang untuk mengakuisisi perusahaan pengembang teknologi komputer vision. Moiseenkov merasa perusahaannya bisa kapabilitas untuk membantu perusahaan yang berniat mengadopsi teknologi AI ke dalam aplikasinya.
Prisma sukses menarik perhatian pengguna perangkat mobile lewat kemampuannya yang unik. Aplikasi filter foto ini dibekali kecerdasan buatan dan jaringan syaraf sehingga mampu memetakan wajah dan memisahkan antara gambar latar dan utama. Keindahan foto seni yang dihasilkan menjadikan Prisma meraup sukses dalam waktu yang relatif singkat. Di Amerika Serikat saja Menurut juru bicara Prisma, mereka mempunyai 5 sampai dengan 10 juta pengguna aktif.
Oleh karena itu, Moiseenkov menjamin pihaknya tidak akan memensiunkan Prisma dari toko aplikasi. Ke depan mereka akan menjadikan Prisma sebagai ajang eksperimen untuk teknologi-teknologi berikutnya sekaligus sebagai produk sampel hasil akhirnya.
Belum jelas kapan, namun perlahan Prisma Labs. Inc akan mulai menawarkan teknologi kreasi mereka ke pihak yang membutuhkan, termasuk teknologi yang diadopsi oleh Prisma tentunya. Sebagai permulaan, perusahaan sudah merilis situs khusus yang beralamat di prismalabs.ai.
Prisma merupakan salah satu aplikasi yang paling disorot di tahun 2016 ini. Kesuksesannya berhasil membawa aplikasi buatan developer asal Rusia tersebut memenangkan gelar “Aplikasi Terbaik 2016” di Google Play sekaligus “iPhone App of the Year” di App Store. Tak hanya itu, bahkan nama sebesar Facebook juga terinspirasi untuk menyematkan fitur serupa ke aplikasi Messenger.
Prisma nampaknya tidak ingin menyia-nyiakan popularitas yang mereka bangun. Baru-baru ini, mereka meluncurkan fitur baru bertajuk Prisma Feed. Berkat fitur ini, Prisma pada dasarnya telah berevolusi menjadi media sosial mini ala Instagram.
Menariknya, feed dalam Prisma disajikan berdasarkan lokasi. Jadi semisal Anda membagikan suatu foto, foto tersebut awalnya hanya bisa dilihat oleh pengguna lain di sekitar Anda. Barulah setelah menuai banyak like, foto tersebut akan muncul di feed milik lebih banyak pengguna, hingga akhirnya bisa go international.
Mereka yang berhasil menuai banyak like ini selanjutnya akan lebih diprioritaskan sehingga foto-foto yang mereka unggah ke depannya bisa menjangkau lebih banyak audiens. Prisma juga akan menyajikan tampilan peta untuk memantau foto-foto yang tengah populer di seluruh dunia.
Selain fitur Feed, Prisma sekarang juga memberikan keleluasaan bagi pengguna untuk mengedit dan menggunggah foto dalam orientasi landscape maupun portrait, tidak harus kotak seperti sebelumnya – persis seperti yang Instagram lakukan tahun lalu. Menutup semua itu adalah tampilan full-screen pada kamera, plus peningkatan resolusi foto yang didukung.
Sungguh malang nasib Prisma, belum genap sebulan usai menghadirkan integrasi Facebook Live, Facebook sudah melarangnya dan fitur tersebut pun terpaksa harus dicabut. Kabar ini telah dikonfirmasi oleh co-founder Prisma sendiri, Aram Airapetyan, yang berbicara kepada TechCrunch.
Facebook beralasan Prisma melanggar ketentuan yang ditetapkan dalam penggunaan Live API. Menurut Facebook, Live API hanya dimaksudkan untuk perangkat berkamera yang bukan smartphone atau tablet – drone misalnya – karena kalau konteksnya perangkat mobile, aplikasi Facebook sendiri sudah bisa digunakan untuk live streaming.
Pernyataan ini menimbulkan kontroversi mengingat dalam halaman FAQ (frequently asked questions) Live API tidak disebutkan secara eksplisit bahwa perangkat mobile tidak diizinkan. Pun demikian, dalam halaman Platform Policy di seksi nomor 19 bagian Live API, terpampang jelas pada poin kedua bahwa smartphone dan tablet memang tidak diperbolehkan.
Namun tidak sedikit juga yang berasumsi Facebook tidak ingin penggunanya ‘dibajak’ oleh Prisma, apalagi mengingat Facebook belum lama ini meng-update aplikasi mobile-nya dengan sejumlah fitur kamera baru, salah satu di antaranya adalah filter lukisan seperti yang ditawarkan Prisma. Apapun alasannya, menurut saya Facebook tidak bisa disalahkan dan dituding semena-mena jika merujuk pada Platform Policy tadi.
Dari pihak Prisma sendiri, kasus ini tidak menghentikan rencana besar mereka terhadap live video. Kemungkinan besar dalam waktu dekat mereka akan menghadirkan integrasi platformlive streaming lain di luar ‘wilayah kekuasaan’ Facebook, termasuk Instagram yang baru-baru ini juga mengumumkan fitur live video – atau mungkin Instagram punya ketentuan yang berbeda? Semoga saja…
Baru sebulan berselang setelah menyuguhkan filter untuk video, Prisma kini kembali meluncurkan fitur baru yang sangat menarik bagi para penggemarnya, yakni integrasi Facebook Live. Yup, video yang Anda siarkan secara langsung ke Facebook sekarang juga bisa disulap menjadi lukisan bergerak.
Untuk mengaksesnya, Anda tinggal menekan tombol “Live Stream” pada tampilan video Prisma. Selanjutnya, tinggal pilih satu dari delapan filter video yang tersedia, dan live video otomatis akan jadi lebih dramatis.
Saat siaran tengah berlangsung, Anda akan mendapati label “On Air” di bagian atas. Jumlah penonton, reaksi dan komentar juga tersaji seperti halnya menggunakan aplikasi Facebook sendiri. Sesudahnya, tinggal tap tombol “Finish” untuk berhenti menyiarkan.
Lalu yang menjadi pertanyaan, apakah efek filter akan langsung tersaji secara instan dan tanpa jeda? Ya, sebab semua prosesnya terjadi di perangkat. Itulah mengapa fitur ini hanya tersedia untuk iPhone 6S dan iPhone 7 saja, mengingat Prisma sangat menuntut kinerja perangkat yang cepat.
Bersamaan dengan itu, Prisma juga mengumumkan bahwa mereka masih dalam proses menghadirkan fitur offline bagi pengguna Android. Fitur lain yang dijanjikan namun belum bisa dipenuhi mencakup dukungan GIF, opsi sharing tambahan, peningkatan kualitas foto dan waktu pengolahan offline yang lebih singkat.
Kalau Anda melihat foto yang mirip lukisan di media sosial, besar kemungkinan foto tersebut diedit menggunakan aplikasi Prisma. Popularitas Prisma menjadi inspirasi bagi para developer lain hingga akhirnya terlahir aplikasi-aplikasi seperti Alter dan Artisto.
Meski konsepnya serupa, keduanya menawarkan hal yang berbeda dibanding Prisma. Dalam kasus Artisto, aplikasi tersebut menerapkan filter lukisan pada video. Dan sekarang sepertinya kondisinya telah berbalik, popularitas Artisto secara tidak langsung memaksa Prisma untuk memberikan dukungan terhadap format video.
Dalam versi terbaru Prisma (2.6), pengguna kini bisa menambatkan filter pada video berdurasi 15 detik – sedikit lebih panjang dari Artisto. Prosesnya bahkan bisa berjalan secara offline berkat pembaruan yang dirilis bersama versi 2.4. Sejauh ini baru 9 macam filter yang bisa digunakan pada video, tapi ke depannya, pengembang Prisma berjanji untuk terus menambah jumlahnya.
Pertanyaan selanjutnya, apakah proses mengedit video dengan Prisma butuh waktu lama? Tergantung perangkatnya: iPhone 7 butuh sekitar 30 detik, iPhone 6S satu menit dan iPhone 6 dua menit untuk memroses video berdurasi 15 detik – di bawah iPhone 6, fitur ini tidak dapat digunakan. Bagaimana dengan Android? Well, sayangnya untuk sekarang dukungan video ini baru tersedia untuk iOS saja.
Kendati demikian, pengguna Android tidak perlu terus kecewa. Update terbaru ini akhirnya juga menghadirkan fitur offline pada versi Android, seperti yang diberitakan pada laman Facebook resmi Prisma. Nantinya, tim developer Prisma bahkan menjanjikan fitur-fitur baru seperti salah satunya dukungan terhadap format GIF.
Kalau Anda penasaran seperti apa video yang diedit menggunakan Prisma? Tonton video klip dari band Tweed di bawah ini.
Aplikasi edit foto yang mampu mengubah foto biasa jadi sebuah karya seni lukisan, Prisma menerima pembaruan penting. Memasuki versi ke 2.4, kini pengguna perangkat iOS dapat menerapkan beberapa filter Prisma secara offline. Yap, offline! Itu artinya, sekarang membuat foto lukisan dari koleksi di galeri Anda tidak harus menggunakan koneksi internet, yang berarti Anda juga dapat melakukannya dalam hitungan detik.
Dalam pembaruan ini, Prisma belum memberikan dukungan offline ke semua filter yang mereka punyai. Tapi tenang, setidaknya ada 16 filter yang sudah bisa Anda pergunakan saat sedang kehabisan kuota. Jumlah yang lebih dari cukup untuk sekadar memperoleh satu atau dua foto lukisan wajah Anda.
Yang paling penting, Prisma kini telah sepenuhnya berubah. Perubahan besar yang menjawab semua keluhan yang tertuju padanya selama ini: terkait lamanya waktu yang diperlukan untuk memanipulasi sebuah foto. Jika pengguna tak suka, mereka akan menunggu lebih lama untuk mencoba filternya satu per satu.
Permasalahan di atas tak lain disebabkan oleh cara kerja lawas, di mana Prisma harus menunggah foto ke server mereka terlebih dahulu. Di sanalah keajaiban jaringan syaraf dan kecerdasan buatan bekerja. Setelah selesai, berkas kembali dikirimkan ke perangkat dalam bentuk lukisan yang memukau. Prosedur ini tidak hanya memakan waktu, tapi juga membutuhkan jaringan internet yang stabil. Sialnya, hal ini diperparah dengan beban berlebih yang kerap dialami oleh server Prisma.
Kini, Prisma sudah berubah total. Mereka mengklaim aplikasinya mampu bekerja mengubah sebuah foto hanya dalam waktu kurang dari 5 detik. Perubahan ini juga bakal diterapkan ke platform Android dalam waktu dekat.
Sadar betul popularitasnya yang super cepat akan memicu munculnya aplikasi serupa, Prisma Labs terus melakukan inovasi demi memperkaya aplikasinya. Beberapa hari setelah merilis update perdana, Prisma Labs kembali menelurkan update baru yang bakal makin memanjakan pengguna setianya.
Ada dua hal penting yang dihadirkan oleh Prisma Labs, pertama aplikasi yang sudah diunduh oleh 10 juta pengguna Android itu kini mempunyai fitur cropping dan rotate yang lebih fresh. Dan kedua, tambahan fitur filterblending. Fitur cropping sebelumnya memang sudah dapat dijumpai, namun kini ditingkatkan salah satunya dengan fitur rotasi dan dengan cara pakai yang lebih mudah sebelum memasuki proses selanjutnya.
Berikutnya, Prisma mempunyai fitur filterblending yang memungkinkan pengguna menggabungkan filter yang ada di aplikasi dengan foto aslinya. Hasilnya foto akan diubah tidak hanya dengan goresan khas filter yang dipilih tapi juga disesuaikan dengan sentuhan foto aslinya. Metode ini tampaknya diterapkan demi mempertahankan warna dari foto asli sehingga tak kehilangan sisi realistiknya meski goresan artistik tetap akan lebih dominan.
Selain menghadirkan dua tambahan fitur baru, Prisma juga diklaim berjalan lebih cepat dengan dipangkasnya beberapa bugs. Beberapa di antaranya memangkas durasi jepretan kamera dan proses penerapan filter ke foto yang memang sejak lama jadi sorotan.
Tapi yang paling menggembirakan, Prisma Labs mengaku sudah mulai menyiapkan dukungan Video ke Prisma. Namun realisasinya mungkin akan memakan waktu cukup lama. Kita nantikan saja!
Tak terbantahkan, Prisma telah menghadirkan standar baru dalam hal meng-edit foto bergaya lukisan menggunakan filter . Mengadopsi teknologi kecerdasan buatan dan neural network, Prisma mampu mengubah sebuah foto biasa menjadi lukisan bernilai seni tinggi. Hanya saja, Prisma mempunyai celah kelemahan yang cukup krusial di mana pengguna tidak dapat membuat filter dengan gayanya sendiri. Melainkan hanya terpaku pada pilihan filter yang sudah disuguhkan oleh pengembang.
Kelemahan inilah yang coba dimanfaatkan oleh pengembang FutureComes Family. Pengembang asal Estonia ini baru saja meluncurkan aplikasi edit foto bernama Alter yang menawarkan kemampuan serupa dengan Prisma. Sama-sama menggunakan kecerdasan buatan, Alter merupakan lawan yang sepadan untuk Prisma.
Bedanya, selain memungkinkan pengguna mengunggah foto dari galeri, Alter juga memberikan opsi tambahan berupa pembuatan filter baru yang juga diambil dari memori lokal perangkat. Jadi, jika Anda mempunyai sebuah foto karya seni sendiri atau dari tempat lain yang belum ada di Alter. Anda bisa mengunggah dan menjadikannya sebagai filter untuk foto lain yang diunggah, sehingga terciptalah sebuah foto yang sesuai dengan selera Anda.
Fitur ini memberikan kebebasan kepada pengguna untuk menciptakan seninya sendiri. Tidak terikat hanya pada filter yang disajikan oleh pengembang.
Hanya saja, problema Alter hampir sama dengan Prisma, bahkan lebih parah. Dari uji coba yang penulis lakukan. Untuk menerapkan satu filter, Alter membutuhkan waktu hampir 2 menit. Jadi, jika Anda ingin menggunakan Alter, sebaiknya pastikan pilihan filter terlebih dahulu sebelum diterapkan. Sebab, melompat dari satu filter ke filter lainnya akan memakan waktu yang tidak sebentar. Tapi, bicara hasil kerjaan. Edit-an Alter tak kalah bernilai seni dibanding Prisma.
Aplikasi Alter saat ini tersedia untuk platform Android dan juga iOS.
Sebagian dari Anda tentu sudah ikut latah mengunggah foto hasil editan aplikasi Prisma ke jejaring sosial atau menggunakannya sebagai foto profil di sela-sela kesibukan berburu Pokemon. Prisma memang sedang jadi tren di kalangan pengguna smartphone, di samping serbuan demam Pokemon Go.
Bagi pengguna Android, hype penggunaan aplikasi Prisma baru dimulai dua hari yang lalu. Sementara bagi pengguna iOS sudah dimulai sejak beberapa minggu yang lalu. Tapi, sebenarnya apa sih Prisma itu dan mengapa begitu banyak orang yang menyukai hasil editannya? Di sini akan kita ulas seluk-beluk Prisma, kapan dicetuskan, siapa yang mengembangkannya dan apa saja fitur-fitur yang ditawarkan.
Apa Itu Prisma?
Prisma adalah aplikasi edit foto seperti halnya PicMic, PicsArt ataupun Pixlr Express. Bedanya, Prisma lebih sederhana karena hanya menawarkan tool editan berupa filter. Mengubah foto biasa menjadi lukisan yang bernilai seni tinggi. Tidak seperti tiga aplikasi yang disebutkan di atas. Mereka jauh lebih kompleks, dan mereka juga punya pilihan filter seperti halnya Prisma.
Kendati begitu, Prisma mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh aplikasi serupa lainnya. Alih-alih menerapkan overlay standar, Prisma menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk mengolah gambar dari nol kemudian menghasilkan editan yang jauh lebih nyata, artistik dan terbukti lebih baik.
Prisma dapat mengubah foto yang dijepret langsung dari kamera atau mengambilnya dari koleksi foto yang sudah. Pengguna kemudian dapat memilih satu dari 36 filter yang tersedia. Beberapa filter terinspirasi dari karya senin legenda Picasso, Monet, Van Gogh, Munch dan Kandinsky sampai ke ilustrasi buku komik DC.
Sejarah Pengembangan Prisma
Aplikasi Prisma diciptakan oleh pendiri Prisma Labs, Alexey Moiseenkov yang asli Rusia. Sebelum serius mengembangkan Prisma, Moiseenkov sempat mengabdikan diri di sebuah perusahaan bernama Mail.ru. Menurut Moiseenkov, dirinya hanya membutuhkan waktu 1,5 bulan untuk menyelesaikan Prisma. Hebatnya, 7.5 juta unduhan yang berhasil mereka catatkan hanya dalam waktu satu minggu, diraih tanpa promosi sama sekali. Di platform iOS, Prisma bak bentuk lain dari Pokemon Go tapi di kategori yang berbeda.
Prisma menginjak App Store pada tanggal 11 Juni 2016. Hanya seminggu setelah dirilis, Prisma langsung jadi pusat perhatian dan mencatatkan unduhan sebanyak 7,5 juta kali. Pengguna aktifnya tercatat sebanyak 1 juta orang per harinya. Menempatkan dirinya sebagai pemuncak daftar aplikasi terlaris di Rusia dan sejumlah negara tetangga. Di Instagram saja ada 30.000 foto yang diunggah dengan tagar #prisma. Sukses debut di iOS, Prisma Labs selaku pengembang dengan cepat merilis versi beta untuk Android pada tanggal 19 Juli dan tersedia untuk publik lima hari setelahnya.
Cara Kerja Aplikasi Prisma
Seperti sudah disinggung di atas, Prisma menggunakan teknologi kecerdasan dan jaringan syaraf buatan untuk mengubah suatu foto. Sehingga saat digunakan, Prisma relatif membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menghasilkan foto yang memiliki nilai seni tinggi. Tetapi perlu diketahui bahwa prosedur rumit tersebut tidak dijalankan di dalam aplikasi, melainkan di server Prisma Labs yang berlokasi di Moskow, Rusia. Hasil akhirnya baru dikirimkan kembali ke perangkat masing-masing pengguna.
Teknologi ini tidak berbeda dengan perangkat lunak pengenalan gambar milik Google, DeepDream “inceptionism” yang mengemuka di bulan Juni 2015 lalu, ketika para ilmuwan komputer Google merilis penelitian yang mempelajari jaringan komputer yang mampu menghasilkan gambar aneh, fantastis dan tampak jauh lebih bernilai seni.
Alexey Moiseenkov sendiri menjelaskan bahwa Prisma menggunakan tiga neural networks yang masing-masing dari mereka mengerjakan tugas yang berbeda dari menganalisa gambar, mengekstrak filter pilihan dan menerapkannya ke gambar. Prisma menciptakan kembali foto dari nol dan mennghadirkannya kepada pengguna.
Fitur-fitur Utama Prisma
Prisma tidak mempunyai fitur “njelimet” seperti aplikasi edit foto lainnya. Ia hanya punya satu tujuan, mengubah foto biasa menjadi lukisan bernilai seni tinggi. Saat ini sudah ada 36 jenis filter “lukisan” yang disediakan. Di versi terbaru, Prisma menambahkan tombol unduhan untuk menyimpan hasil editan ke memori perangkat. Melengkapi tombol berbagi ke aplikasi pihak ketiga yang sebelumnya sudah ada.
Prisma secara default menerapkan watermark untuk foto editan yang dihasilkan, begitu juga kamera built-in untuk menjepret foto. Fitur watermark dapat dihilangkan dengan melakukan penyesuaian melalui panel setting. Sementara soal sumber gambar, pengguna dapat mengambil dari koleksi foto di galeri.
Update: Terdapat perubahan judul yang dilakukan untuk menghindari kesamaan dengan artikel bertema serupa.
Sudah dengar kabar kehadiran Prisma di Play Store? Kalau belum, baca lagi berita peluncurannya di sini. Tapi kalau sudah, Anda tentu sudah mulai mengintip dan ingin tahu bagaimana sih cara edit foto biasa menjadi lukisan bernilai seni tinggi menggunakan aplikasi ini.
Nah, tutorial berikut ini akan menunjukkan kepada Anda langkah-langkahnya.
Jalankan aplikasi Play Store di perangkat Anda kemudian ketikkan kata kunci “prisma labs” di form pencarian. Dari percobaan yang saya lakukan, ternyata ada banyak aplikasi dengan nama yang sama. Untuk membedakannya, Anda cukup memastikan nama pengembang yang tercantum di bawah aplikasi adalah benar Prisma Labs. Jika sudah benar, install dan langsung jalankan aplikasi.
Saat berjalan pertama, Prisma tidak memberikan tutorial sebagai perkenalan. Anda akan langsung dihadapkan pada jendela kamera yang bisa diubah orientasinya. Jepret foto dari salah satu kamera, atau pilih foto dari galeri.
Foto yang dipilih akan tampil di jendela utama, sementara pilihan filternya terpampang tepat di bawah foto. Slide ke kiri atau ke kanan untuk menemukan pilihan lainnya. Jatuhkan pilihan dengan men-tap salah satu filter.
Setelah filter diterapkan, Anda dapat mengurangi atau menambah level filter dengan cara menggeser ke kiri atau ke kanan tepat di atas foto.
Jika sudah selesai, Anda bisa membagikan hasil editan ke jejaring sosial atau menyimpannya ke memori perangkat.