Tag Archives: privasi

UU Melihat HP Orang Lain

Apakah Melihat HP Orang Lain Tanpa Izin, Bisa Dihukum?

Walaupun sebenarnya melihat HP orang lain terbilang sepele, tetapi terkadang tidak sengaja melihat isi atau data filenya yang seharusnya menjadi privasi pemilik HP. Tentu saja perbuatan tersebut bisa menimbulkan ketidaknyamanan pemilik HP.

File atau data yang berada di dalam ponsel sifatnya pribadi dan tidak boleh diketahui oleh orang lain. meskipun tidak ada undang-undang khusus privasi HP tapi ada pasal di UU ITE yang bisa menjerat orang yang mengakses HP orang lain tanpa izin.

Hukum melihat HP orang lain pun tercantum dalam undang-undang informasi dan transaksi elektronik atau ITE. Negara memberikan jaminan berupa perlindungan kepada warga negaranya untuk melindungi data pribadi yang tercantum dalam pasal 28G UUD 1945. Berikut artikel mengenai Undang Undang Privasi HP.

Hukum Melihat HP Orang Lain Tanpa Izin

HP merupakan salah satu perangkat elektronik yang paling sering digunakan. Bahkan, hampir semua orang memiliki HP mengingat HP bisa dijadikan sebagai salah satu alat untuk melakukan komunikasi. Di dalam HP, biasanya berisi foto, data atau dokumen pribadi pemiliknya. Walaupun melihat HP orang lain terdengar biasa saja, namun tindakan tersebut tidak boleh dibenarkan mengingat ada hal yang menjadi privasi pemiliknya.

Pasal 30 ayat 1 UU ITE bisa menjerat hukum melihat HP orang lain tanpa izin. Pasal tersebut berisi penjelasan seseorang yang mengakses komputer atau sistem elektronik orang lain tanpa hak atau melawan hukum dengan cara apapun. Singkatnya, melihat HP orang lain tanpa izin termasuk ke dalam tindakan secara sengaja tanpa hak atau melawan hukum dengan mengakses komputer.

Pada pelaksanaannya, hukum melihat HP orang lain tanpa izin masih terdengar tabu di Indonesia. Memperkarakan orang yang melihat HP tanpa izin pun bahkan dianggap berlebihan. Namun, kasus ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan untuk diproses lebih lanjut.

Berdasarkan dengan pasal 46 ayat 1 undang-undang ITE, Seseorang yang melakukan pelanggaran sesuai dengan pasal 30 ayat 1 bisa dikenakan hukuman penjara maksimal 4 tahun dan denda maksimal 600 juta.

Aturan Hukum Melihat HP Orang Lain Tanpa Izin

Melihat HP orang lain tanpa izin merupakan tindakan melawan hukum yang tidak bisa dibenarkan. Berdasarkan Pasal 30 ayat 1 UU ITE, aturan hukum melihat HP orang lain tanpa izin bisa menyebabkan orang tersebut dipenjarakan atau diberikan sanksi sesuai dengan perbuatannya.

Maka untuk menghindari kejadian tersebut, kamu bisa memberikan keamanan pada HP dengan menguncinya. Gunakan kata sandi yang sulit dan hanya kamu saja yang tahu. Sebisa mungkin, kamu juga menghargai privasi orang lain dengan tidak melihat HP orang lain tanpa izin.

Berikut artikel mengenai UU privasi HP. Pastikan kamu mampu menjaga privasi HP sendiri dan menghargai privasi orang lain. Semoga artikel di atas bermanfaat, ya!

Dapatkan Berita dan Artikel lain di Google News

DuckDuckGo Luncurkan Layanan Gratis untuk Menghapus Tracker di dalam Email

Pernahkah Anda membuka suatu email, lalu ketika Anda lanjut browsing sesudahnya, Anda menjumpai iklan mengenai produk yang sama seperti yang dibahas dalam email tadi? Pernahkah Anda membuka suatu email penawaran, lalu beberapa hari setelahnya Anda menerima email yang sama seakan-akan pengirimnya tahu bahwa Anda sudah membuka email sebelumnya tapi tidak memberikan respon?

Kalau pernah, itu namanya Anda pernah jadi korban praktik email tracking. Praktik ini cukup umum, dan diperkirakan sekitar 70% dari semua email memiliki tracker di dalamnya (biasanya disembunyikan dalam bentuk tracking pixel). Kalau Anda keberatan dengan praktik semacam ini, Anda bisa mencoba layanan terbaru dari DuckDuckGo. Buat yang tidak tahu, DuckDuckGo selama ini membangun reputasinya sebagai search engine dengan fokus pada aspek privasi.

Layanan bernama Email Protection ini pada dasarnya merupakan sebuah layanan email forwarding. Jadi Anda bisa mendaftarkan akun email @duck.com secara cuma-cuma, lalu setiap email yang dikirim ke alamat tersebut bakal diteruskan secara otomatis ke email utama Anda. Dengan kata lain, Anda sama sekali tidak perlu mengganti layanan email utama yang sudah Anda gunakan selama ini.

DuckDuckGo bakal melampirkan informasi deretan tracker yang berhasil dihapus / DuckDuckGo

Namun yang paling penting adalah, sebelum email-nya diteruskan ke akun utama Anda, DuckDuckGo akan lebih dulu mengeliminasi semua tracker yang tersimpan. Jadi ketika akun utama Anda menerimanya, email tersebut sudah terbebas dari tracker dalam bentuk apapun, sehingga pengirimnya tidak akan tahu apakah Anda sudah membukanya atau belum.

DuckDuckGo memastikan bahwa mereka tidak akan menyimpan informasi apapun dari pengguna layanan Email Protection terkecuali alamat email utama yang dipakai. Semua kebijakan privasinya dijabarkan secara mendetail, dan DuckDuckGo sendiri selama ini memang sudah membangun reputasinya sebagai search engine yang sangat peduli terhadap privasi penggunanya.

Layanan Email Protection dari DuckDuckGo ini juga menawarkan fitur untuk menciptakan alamat email acak, yang kemudian bisa dipakai untuk, misalnya, mendaftar free trial di situs-situs tertentu. Fitur ini mirip seperti fasilitas Hide My Email milik layanan iCloud+. Bedanya tentu layanan milik DuckDuckGo ini kompatibel lintas platform.

Sejauh ini layanan Email Protection DuckDuckGo masih berstatus beta, yang berarti kita harus mendaftarkan diri dan mengantre terlebih dulu sebelum bisa menggunakannya. Buat yang tertarik, silakan unduh aplikasi DuckDuckGo di perangkat Android atau iOS, buka menu Settings, pilih Beta Features, lalu klik Email Protection dan pilih opsi “Join the Private Waitlist”.

Sumber: Engadget dan DuckDuckGo.

6 Tips Menjaga Privasi dan Mengamankan Akun Facebook

Jejaring sosial semacam Facebook adalah tempat untuk membagikan momen dalam hidup, mengekspresikan diri dan bersosialisasi tentang banyak hal bersama teman dan orang-orang terdekat. Tapi, ada hal-hal teknis yang jika tak dikelola dengan baik dapat menimbulkan resiko pelanggaran privasi, benturan sosial dan kehilangan akun.

Continue reading 6 Tips Menjaga Privasi dan Mengamankan Akun Facebook

label-nutrisi-privasi-apple-berlaku-untuk-semua-aplikasi

Label Nutrisi Privasi Apple Berlaku untuk Semua Aplikasi

Pada ajang WWDC 2020, saat mengumumkan iOS 14, Apple juga menerapkan aturan baru terkait privasi yaitu membuat label privasi pada tiap aplikasi di App Store dan termasuk App Store untuk Mac. Ibaratnya seperti ‘label nutrisi’ pada sebuah makanan kemasan, hal ini untuk membantu pengguna memahami praktik privasinya sebelum menginstal aplikasi yang mereka inginkan.

Mulai tanggal 8 Desember, para pengembang diwajibkan untuk mengisi label privasi tersebut. Selain untuk aplikasi pihak ketiga, Apple juga mengkonfirmasi bahwa kebijakan ini juga berlaku untuk aplikasi pihak pertama atau buatan Apple sendiri.

Ini juga termasuk aplikasi milik Apple yang tidak ada di toko App Store seperti layanan perpesanan iMessage yang langsung tersedia di perangkat iDevice. Informasi label privasi yang sama akan tersedia dan dapat ditemukan oleh pengguna di website resmi Apple.

Sebelumnya WhatsApp sempat mengkritik kebijakan tersebut dan menilai sistem Apple ini tidak adil karena hanya akan berdampak pada layanan pihak ketiga dan bukan aplikasi yang telah diinstal langsung oleh Apple. Menurutnya, penting untuk membandingkan label ‘kandungan nutrisi’ dari aplikasi yang akan diunduh dengan aplikasi yang sudah terpasang.

Perusahaan asal Cupertino itu sebelumnya tidak mengungkap apakah kebijakan tersebut berlaku untuk aplikasi miliknya. Dengan label privasi ini, diharapkan pengguna dapat mengetahui jenis data apa yang dikumpulkan oleh aplikasi. Jenis data tersebut antara lain meliputi info kontak pengguna, kesehatan dan kebugaran, info keuangan, lokasi, info sensitif, konten pengguna, riwayat browsing, pembelian, data penggunaan, diagnostik, dan tipe data yang lainnya.

Sumber: TheVerge

Memonitor Data yang Dikumpulkan Google Kini Jauh Lebih Mudah dari Sebelumnya

Sudah menjadi rahasia umum kalau Google mengumpulkan banyak sekali data dari aktivitas penggunanya. Ketika kita melakukan pencarian dengan kata kunci tertentu misalnya, Google tidak hanya menyimpan informasi kata kuncinya, tapi juga lokasi kita saat melakukan pencarian, jenis perangkat yang kita gunakan, sampai tautan-tautan yang kita klik dari hasil pencariannya.

Inilah alasan di balik superioritas Google sebagai mesin pencari. Data dalam jumlah masif yang mereka kumpulkan pada akhirnya diolah lebih lanjut demi meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan. Video dari Google di bawah ini semestinya dapat memberikan gambaran yang lebih jelas.

Kendati demikian, pengumpulan data akan selalu dikaitkan dengan topik seputar privasi. Dalam rangka mewujudkan misinya menjadi perusahaan yang lebih transparan soal ini, Google baru saja memperbarui Search guna mempermudah pengguna memonitor data-data yang dikumpulkan Google dari aktivitasnya.

Sekarang, jika Anda membuka menu pengaturan Google Search dari desktop atau mobile, Anda bisa melihat opsi baru berlabel “Your data in Search”. Begitu diklik, Anda akan langsung dibawa ke semacam dashboard baru yang menampilkan seluruh aktivitas Anda di Google Search selama ini.

Dari situ Anda dibebaskan untuk menghapus semuanya jika mau. Kontrol yang lebih lengkap juga tersedia, sehingga Anda bisa menentukan jenis data apa saja yang boleh Google simpan. Contohnya, kalau Anda keberatan Google tahu dari mana saja Anda mengakses layanannya, matikan saja “Location History”.

Google Ad Settings

Tidak kalah penting adalah menu Ad Settings untuk mengontrol personalisasi iklan yang disuguhkan kepada masing-masing pengguna. Di sini kita bisa melihat faktor-faktor apa saja yang Google pertimbangkan dalam mengestimasikan ketertarikan kita terhadap produk yang diiklankan. Tidak suka iklan yang datang dari suatu situs e-commerce misalnya? Anda bisa menonaktifkannya di sini.

Google bilang ini baru permulaan dari upaya mereka. Dalam beberapa minggu ke depan, opsi untuk memantau data ini juga akan tersedia di aplikasi Search untuk Android maupun iOS. Tahun depan, Google berencana menghadirkan fitur serupa untuk Maps dan sejumlah produk mereka lainnya.

Sumber: Google.

Tor Browser Kini Tersedia Secara Resmi di Android

Sebagian besar orang memilih WhatsApp sebagai aplikasi pesan instan andalannya, sedangkan sebagian kecil lainnya memilih Signal. Mereka ini adalah pengguna internet yang betul-betul sensitif perihal privasi, tidak mau mengambil risiko percakapannya bisa diendus oleh orang lain.

Mereka pun juga keberatan jejaknya di internet terekam dan berpotensi disalahgunakan. Maka dari itu, browser pilihan mereka bukanlah Chrome, melainkan Tor. Kabar gembira bagi Anda yang termasuk salah satu tipe orang yang peduli terhadap privasi ini, Tor Browser sekarang sudah tersedia secara resmi di perangkat Android, meski statusnya masih dalam tahap alpha.

Bagi yang tidak tahu, Tor yang merupakan singkatan dari “The Onion Router” ini mengutamakan privasi di atas segalanya. Premis utamanya adalah, menggunakan Tor Browser, Anda tetap bisa berstatus anonim selama menelusuri jagat internet. Seperti halnya aplikasi pesan instan Signal tadi, Tor juga direkomendasikan oleh Edward Snowden.

Selama online menggunakan Tor, semua aktivitas Anda akan dienkripsi dan dibuat anonim. Aplikasi Android-nya ini juga menawarkan fitur tracker blocking secara default demi memastikan tidak ada satu pun iklan yang membuntuti Anda dari situs ke situs. Lebih lanjut, semua cookies akan otomatis dibuang setiap kali Anda selesai browsing.

Berhubung statusnya masih alpha, Tor Browser di Android membutuhkan aplikasi lain bernama Orbot agar pengguna dapat tersambung ke jaringan Tor (yang menyediakan perlindungan berlapis-lapis, termasuk halnya enkripsi itu tadi). Ke depannya, Tor Project selaku organisasi nirlaba yang mengembangkannya berniat mengintegrasikan fungsionalitas Orbot langsung ke dalam Tor Browser versi Android.

Sumber: VentureBeat.

Application Information Will Show Up Here

Kacamata Eko Glasses Lindungi Mata dan Privasi Anda dari Sistem Pengenal Wajah

Seiring dengan semakin canggih dan terkoneksinya perangkat elektronik, ancaman keamanan turut meningkat. Itu sebabnya beberapa tokoh penting seperti Mark Zuckerberg sampai direktur FBI menutup web cam untuk melindungi privasi mereka dari peretas. Sayangnya saat berada di luar, kita tak pernah tahu siapa saja yang mencoba mendokumentasikan gerak-gerik kita.

Umumnya kita memang tidak suka jika orang lain mengambil foto tanpa seizin dan sepengetahuan kita. Tapi tentu saja hal itu tidak bisa dihindari, apalagi tiap smartphone kini mempunyai kemampuan fotografi, ditambah lagi kehadiran kamera-kamera CCTV di sana-sini. Kabar gembiranya, seorang inventor bernama Vadim A. punya solusi sederhana atas masalah ini. Ia memperkenalkan Eko Glasses (ditulis ekō Glasses), yaitu kacamata yang bisa memproteksi mata sekaligus identitas Anda.

Kemampuan unik Eko Glasses tercapai dengan memanfaatkan metode yang sebenarnya cukup umum, memperlihatkan kejeniusan sang desainernya. Eko Glasses memiliki penampilan seperti kacamata hitam normal, efektif melindungi mata dari teriknya matahari, lalu rancangannya juga stylish. Aksesori ini cocok digunakan saat Anda bersepeda, mengendarai mobil, atau ketika berjalan-jalan di pusat perbelanjaan.

14af93e29bdf02eb3780d3ec31680db3_original

Lalu ketika kamera mencoba merekam atau mengambil foto Anda, yang mereka dapatkan hanyalah cahaya pantulan terang dari frame bagian atas dan tangkai kacamata, sehingga detail wajah Anda tidak terekspos. Rahasia kapabilitas ini terdapat pada lapisan retroreflective di sana – biasa digunakan di jaket-jaket polisi lalu lintas dan cone jalanan. Bahan tersebut tidak membutuhkan pasokan tenaga agar bisa bekerja dan juga tidak mengganggu pengelihatan penggunanya.

Lensanya sendiri menyajikan perlindungan dari radiasi ultraviolet – bersertivikasi UV 400. Dan Anda bisa memilih warna lensa sesuai keinginan. Tim developer menyiapkan empat pilihan: putih kelabu, hitam, biru langit, dan ‘tropical sunset‘. Frame-nya tak lupa dirancang agar ringan dan nyaman, berdimensi 14×13,4×4,8-sentimeter dengan gap antar lensa seluas 1,9cm dan bobot hanya 30-gram. Lalu karena kemampuan retroreflective hanya diterapkan pada frame, maka Anda bisa mengganti lensa anti-UV dengan lensa resep.

3b7398e3a3813443405a6f6bc3a31643_original

Saat ini Vadim dan tim pengembang sedang melangsungkan kampanye crowdfunding di Kickstarter, menargetkan angka US$ 7.000 agar Eko Glasses bisa masuk ke tahap produksi. Selama kampanye berlangsung, kacamata spesialis privasi ini bisa Anda miliki cukup dengan mengeluarkan uang sebesar US$ 45-50 saja. Jika prosesnya berjalan sesuai rencana, Eko Glasses akan didistribusikan mulai bulan Mei 2017.

Kekhawatiran Pada Masalah Privasi Dorong User Windows 10 Beralih ke Mac?

Sudahkah Anda beralih ke Windows 10? Ternyata berakhirnya masa upgrade gratis tidak membuat pengguna buru-buru update ke OS baru Microsoft itu. Masing-masing orang mempunyai alasan kuat untuk tetap menggunakan Windows 7 ataupun 8.1, namun ada indikasi bahwa salah satu faktor penyebabnya adalah kecemasan terhadap privasi.

Masalah ini bahkan berpotensi mendorong user untuk tidak lagi memakai Windows. Dalam sebuah survei OnePoll yang dilakukan oleh Comparitech, hampir dua pertiga responden cenderung tidak keberatan pindah ke Mac karena sejumlah hal yang dilakukan plaform anyar Microsoft. Hasil pemungutan suara disingkap tak lama setelah pemerintah Perancis meminta sang raksasa asal Redmond memperbaiki celah keamanan di Windows 10.

Angket diberikan pada 1.000 orang peserta, 500 berasal dari Inggris dan sisanya dari Amerika Serikat. Pertanyaannya adalah: “Jika praktek pengumpulan data pengguna Windows 10 mulai menyebabkan munculnya rasa khawatir, berkenankah Anda pindah dari Windows ke Mac?”

Meskipun 35,8 persen partisipan menjawab mereka tidak mau mengungsi ke sistem operasi ciptaan Apple itu, separuh dari mereka (50,1 persen, tepatnya 501 individu) menyatakan akan mempertimbangkan gagasan tersebut, sedangkan 14,1 persen lainnya tidak ragu-ragu buat beralih ke Mac OS. Melihat secara lebih rinci lagi, peserta polling Inggris lebih antusias untuk pindah ke Mac dibanding Amerika dengan perbandingan ‘pasti’ 15,2 versus 13 persen, dan ‘mungkin’ 51,8 versus 48,4 persen.

Windows to Mac 2

Respons dari peserta juga didasari faktor umur. 71,4 persen dari pengguna berusia 18 sampai 24 tahun menyatakan mereka siap hijrah ke Mac, lalu 34-44 tahun merupakan rentang umur konsumen yang paling sedikit menunjukkan loyalitas pada Windows. Fakta menarik lainnya ialah: semakin tua usia user, khususnya 55 tahun ke atas, semakin kecil ketakutan mereka terhadap problem privasi. Hanya ada 9,3 persen yang betul-betul ingin beralih ke Mac.

Windows to Mac 1

Komisi Keamanan Data Nasional Perancis (CNIL) sendiri menjabarkan tiga ‘kasus’ keamanan di Windows 10. Pertama, Windows Store mengumpulkan data mengenai app unduhan user dan waktu yang mereka habiskan buat menggunakannya tanpa izin. Kedua, OS memasang advertising identifier secara default, memungkinkan Microsoft mengawasi kegiatan browsing dan menargetkan pengguna dengan iklan. Terakhir adalah sistem otentikasi empat digit angka di mana Microsoft tidak membatasi percobaan input-nya jika salah. Sejak peringatan diturunkan oleh CNIL di akhir Juli, Microsoft diberi waktu tiga bulan untuk membereskan masalah-masalah tersebut.

Walaupun besar kemungkinan respons akan lebih bervariasi jika survei dilakukan di negara-negara lain, hasil angket menunjukkan bahwa banyak pengguna telah memahami persoalan privasi di Windows 10.

Keyboard SilentKeys Jaga Privasi dan Keamanan Anda Saat Menjelajahi Web

Tak banyak orang menyadari bahwa keyboard bisa menjadi celah masuknya ancaman keamanan. Ambil contohnya metode keylogger, ia dapat dihadirkan dalam bentuk malware dan disisipkan ke sistem Anda, atau menggunakan chip yang dipasangkan ke PC. Apapun caranya, keylogger mengetahui tiap kata yang diketik, mengekspos segala data dan informasi pribadi Anda.

Melihat besarnya dampak buruk yang bisa disebabkan oleh masalah ini, satu startup kecil dari Perancis terpanggil untuk memberikan solusi. Preevio memperkenalkan SilentKeys, yaitu keyboard unik spesialis perlindungan privasi serta keamanan. Periferal tersebut dapat menangkis serangan virus, peretas, menghadang iklan-iklan pengganggu, serta menghalangi upaya pencurian identitas.

SilentKeys
SilentKeys memiliki desain yang ringkas, bisa langsung digunakan begitu dicolokkan ke PC.

SilentKeys adalah keyboard USB plug-and-play, bekerja baik saat Anda online maupun offline. Perangkat juga mengusung desain tenkeyless yang mungil dan tipis, sehingga praktis dibawa-bawa. SilentKeys juga dilengkapi sebuah port USB, memudahkan Anda menyambungkan mouse ataupun flash drive. Developer turut menyediakan opsi layout, antara lain US, UK, FR (Perancis), DE (Jerman), dan ES (Spanyol).

Cara pemakaian SilentKeys sangat sederhana. Anda cukup mencolokkannya ke PC, tekan tombol SK di area atas keyboard, kemudian pilih level privasi. Device dibekali sistem operasi embedded Satya Desktop, ia beroperasi otomatis dan mampu mengabaikan OS serta hard drive di PC, menjaganya dari sistem-sistem terinfeksi serta mengenkripsi arus data. Pendeknya, Anda bisa bekerja ataupun menjelajahi web secara leluasa dan anonim.

SilentKeys 2
Isi dari satu paket pembelian SilentKeys.

Di opsi tingkat privasi rendah, SilentKeys segera membuka browser Satya, menyajikan aktivitas jelajah internet secara anonim, dan dapat menyaring iklan. Lalu ketika Anda pilih level tertinggi, sistem akan restart dan membawa pengguna masuk ke OS Satya Desktop. Fitur-fitur tadi tetap ada, ditambah kapabilitas menangkal virus serta malware, plus jaringan terenkripsi dan ruang penyimpanan super-aman.

Sewaktu Satya Desktop beroperasi, segala software keylogger yang tersembunyi di OS default tidak bisa jalan. Satya dikembangkan dari Tails Operating System, merupakan platform rekomendasi para profesional IT, dari mulai Edward Snowden sampai Electronic Frontier Foundation. Browser anonim Satya sendiri berbasis Tor Browser dan Linux. Di sisi hardware, SilentKeys tidak dapat diakali dan tidak menginstal apapun di PC, sehingga tak meninggalkan jejak.

SilentKeys bisa Anda pesan sekarang via situs crowdfunding Kickstarter. Di sana Preevio menjajakannya seharga € 170 (US$ 189-an), lebih murah € 80 dibanding versi retail, mulai didistribusikan November 2016 nanti.

Google Rilis Tool untuk Mengatur Apa Saja Info Pribadi yang Ditampilkan di Berbagai Layanannya

Sudah bukan rahasia kalau Google menyimpan cukup banyak data-data pribadi demi memberikan pengalaman yang lebih baik di sederet produknya. Di saat yang sama, Google juga berupaya semaksimal mungkin untuk melindungi privasi kita dari pengguna lain. Cara yang terbaru adalah melalui tool bernama About Me.

Saat Anda membuka situs tersebut, Anda akan langsung diminta untuk masuk menggunakan akun Google milik Anda. Selanjutnya, akan ditampilkan rincian informasi yang bisa dilihat lewat berbagai layanan milik Google seperti Gmail, YouTube, Google+, dan sebagainya.

Kalau Anda merasa informasi yang ditampilkan terlalu banyak dan terlampau lengkap, Anda bisa segera menggantinya atau bahkan menghapusnya. Namun tidak semua detail bisa dihapus, dua yang tetap harus ada adalah nama dan tanggal lahir – meski Anda masih bisa menghapus tahunnya.

About Me juga mempersilakan Anda untuk mengatur siapa saja yang bisa melihat informasi apa saja. Misalnya, untuk profil Twitter, saya ingin publik bisa mengetahuinya, sedangkan tanggal lahir cukup diketahui oleh saya dan Google saja. Kemudian informasi lokasi beserta jenis kelamin saya dapat dilihat oleh mereka yang termasuk rekanan di Google+.

Tentu saja, supaya tidak banyak SMS “mama minta pulsa” yang berdatangan, info nomor ponsel pun saya hapus. Semisal ada info lain yang perlu ditambahkan, Anda tinggal menekan tombol merah berlambang “plus” di bagian kanan bawah.

Ke depannya, About Me juga akan menyediakan fitur untuk melihat bagaimana nantinya semua informasi ini ditampilkan di hadapan publik. Untuk sekarang, Anda bisa mencobanya langsung di aboutme.google.com.

Sumber: VentureBeat.