Tag Archives: Productivity

Cara Meningkatkan Produktivitas Karyawan Saat WFH

Saat ini kerja remote, work from home, atau work from anywhere menjadi pilihan banyak orang karena karena tidak perlu ke kantor setiap hari dan tidak perlu menggunakan seragam bisa membuat kamu leluasa untuk bekerja di mana saja. Namun, lama-lama hal jika kegiatan ini tidak dilakukan dengan benar bisa membuat kamu nggak produktif, loh!

Apalagi dengan adanya gadget, games, atau pekerjaan rumah yang menumpuk bisa membuat pekerjaan kantor terbengkalai, lagi-lagi bukannya produktif yang kamu dapatkan malah harus kejar-kejaran dengan deadline. Nah, gimana sih cara meningkatkan produktivitas diri sendiri?

Daripada kamu bingung mencari cara meningkatkan produktivitas karyawan, yuk, cek ringkasan berikut tentang cara meningkatkan produktivitas karyawan pekerja remote!

Mengapa produktivitas sangat penting?

Meningkatkan produktivitas adalah cara seseorang untuk bisa menghasilkan sesuatu dengan waktu yang efisien. Produktivitas juga menjadi salah satu kriteria yang penting yang harus dimiliki oleh seorang karyawan untuk mencapai kesuksesan sebuah perusahaan, karena karyawan yang produktif tentunya bisa bekerja secara konsisten dan menghasilkan kinerja yang baik bahkan selalu mengalami kenaikan peningkatan.

Selain itu, produktivitas karyawan bisa mempengaruhi perkembangan sebuah perusahaan, karena perusahaan yang berkembang dengan baik biasanya memiliki karyawan yang profesional dan memiliki etos kerja yang tinggi. Lalu, bagaimana cara meningkatkan produktivitas karyawan yang bekerja remote? Ini dia tipsnya!

Cara meningkatkan produktivitas karyawan dan diri sendiri saat WFH

Dikutip dari laman Indeed, berikut cara meningkatkan produktivitas karyawan saat WFH:

1. Melakukan rutinitas pagi

Walaupun, bekerja di rumah bukan berarti kamu tidak wajib bangun siang, bangun pagi dan langsung melaksanakan rutinitas pagi seperti saat kamu akan pergi ke kantor ini bisa membuat kamu lebih siap untuk bekerja.

2. Tetapkan tujuan harian

Bingung apa yang harus dikerjakan hari ini? Tidak ada salahnya kamu menentukan tujuan atau capaian kerja harian, hal ini berguna untuk membuat kamu fokus dengan pekerjaan yang harus kamu selesaikan.

3. Gunakan teknik manajemen waktu

Melakukan manajemen waktu merupakan penting harus kamu lakukan, karena dengan melakukan teknik manajemen waktu kamu bisa memantau berapa lama waktu yang kamu habiskan untuk melakukan tugas. 

Kamu bisa menggunakan aplikasi manajemen waktu agar lebih efisien dan praktis.

4. Menentukan ruang kerja

Melakukan pekerjaan di ruangan kerja yang terpisah di rumah bisa membuat kamu memiliki ruangan yang terbatas, dengan begitu kamu bisa bekerja dengan nyaman tanpa gangguan keluarga lainnya.

5. Istirahat di luar rumah

Walaupun bekerja di dalam rumah, jangan lupa untuk mengambil waktu istirahat untuk merilekskan pikiran dan tubuh. Kamu bisa melakukan istirahat dengan cara keluar rumah selama 30 menit atau 1 jam, dengan begitu kamu bisa memulihkan tenaga dan menyegarkan pikiran, kadang kala ide kreatif juga bisa muncul.

6. Berkontribusi pada setiap rapat virtual

Bekerja di rumah juga bukan berarti kamu tidak berkontribusi saat rapat virtual rutin, dengan cara berkontribusi setiap rapat ini bisa meningkatkan produktivitas, karena dengan begitu kamu akan memberikan masukan dan menerima umpan balik terhadap masukan yang kamu berikan.

7. Menggunakan aplikasi produktif

Cara meningkatkan produktivitas yang terakhir adalah memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas, kamu bisa mengunduh aplikasi produktivitas yang dapat mengatur tugas-tugas kamu, dengan begitu kamu bisa mengatur waktu dan juga melacak kinerja kamu pada setiap harinya.

Tidak hanya karyawan saja yang harus meningkatkan produktivitasnya, tetapi sebuah perusahaan juga perlu melakukan produktivitas. Apabila sebuah perusahaan atau organisasi memiliki tingkat produktivitas yang tinggi, hal ini akan berdampak pada karyawannya.

Lalu, bagaimana cara meningkatkan produktivitas perusahaan atau cara meningkatkan produktivitas organisasi? Di bawah ini caranya!

Cara meningkatkan produktivitas perusahaan dan organisasi

1. Membangun lingkungan kerja yang baik

Cara meningkatkan produktivitas perusahaan yang pertama adalah dengan cara membangun lingkungan kerja yang baik, aman, nyaman, serta kondusif bagi karyawannya. Tentunya jangan lupa untuk selalu memfasilitasi kebutuhan kerja yang memadai juga, dengan begitu bisa membuat kinerja karyawan lebih meningkat.

2. Kelola jam kerja dengan efisien

Perusahaan yang memiliki jam kerja efisien bisa meningkatkan efektivitas kerja karyawan, karena apabila karyawan sering lembur juga bisa membuat mereka kelelahan dan tidak produktif.

3. Berikan pelatihan

Untuk meningkatkan produktivitas karyawan juga bisa dilakukan dengan cara memberikan pelatihan atau training, karena dengan adanya pelatihan ini membuat karyawan memiliki banyak ilmu yang dapat diterapkan pada perusahaan nantinya.

4. Berikan apresiasi atau reward

Cara meningkatkan produktivitas karyawan sekaligus memberikan motivasi adalah dengan cara memberikan reward atau apresiasi ketika mereka sukses mengerjakan tugas dengan baik, dengan begitu karyawan akan merasa dihargai dan membuat mereka menjadi lebih produktif.

5. Lakukan evaluasi dan pengawasan

Cara meningkatkan produktivitas perusahaan yang terakhir adalah dengan selalu melakukan pengawasan dan evaluasi, hal ini bisa membuat perusahaan selalu update terkait kinerja karyawannya. Sehingga, apabila ada karyawan dirasa memiliki kinerja yang kurang bisa diarahkan atau diberikan evaluasi.

Nah, itu adalah cara meningkatkan produktivitas karyawan saat bekerja di rumah dan juga cara meningkatkan produktivitas perusahaan. Jadi, produktivitas yang tinggi juga tidak hanya dimiliki oleh karyawan saja, perusahaan wajib memiliki tingkat produktivitas agar bisa mencapai tujuan bersama. Jangan lupa untuk menerapkan cara-cara di atas ya!

7 Highlights for the “Work From Home” Strategy by Gojek

The COVID-19 pandemic in Indonesia encouraged a number of companies in Jakarta to begin the “Work From Home” or WFH policy from Monday, 15 March 2020. This policy was no exception for unicorn startups, including Gojek.

This decision was inevitably taken by company officials to reduce the spread of the COVID-19 virus which was increasingly unstoppable, especially in the Jakarta area as the economic center in Indonesia.

Meanwhile, Gojek is one that captures the attention regarding WFH’s policies. It is not stated whether this policy applies to all employees or not. The management of Gojek said the work-from-home trial will last for a short period.

“Compared to a combination of employees working from the office and home, or from home for 1-2 days, it feels like working full time from home has its own unique challenges. Having a team that is spread out in various locations means it requires a number of different ways to communicate with each other, make decisions and connect with each other, “Gojek management stated.

For this reason, DailySocial summarizes a number of important notes from Gojek for managers and staff. This note can be guidance for new startups.

Set limits when working at home

Prepare your own workspace in one of your home spots. This is important to create a comfortable, focused work atmosphere and avoid distractions. Don’t forget, for those who are married and have children, you need to give a “signal” that this is your time to start working.

However, don’t hesitate or worry, if your child makes a sound or suddenly appears on the screen while you are having a conference call with the team. They certainly understand.

Prepare a channel for communication

Communication is the most important element in work. And now Slack is the “virtual workspace” most used by professionals. Now, make sure your status remains “online” so the manager knows that you are always active to be contacted.

It should also be understood that the response in the office will certainly be different from at home. To manage your expectations in communication, make sure the entire team and manager prepare an alternative communication channel if the internet connection is unstable. Email and WhatsApp for example.

Over-communicating doesn’t matter

Because it is not under one office roof, of course, there will be adjustments when communicating between teams. For example, coordinating work problems. In some cases, don’t assume that your team knows everything.

So, there’s nothing wrong to say it back – if necessary over and over – about what you are doing. This is to reduce the potential for ambiguity/miscommunication/misinformation from your team.

Managing daily productivity

As a manager, one of the other challenges of WFH is managing and measuring the productivity of each person on your team. To make it easier for you to get started, you can set a work schedule, if necessary, set time on Google Calendar to your team.

Then, manage your expectations of team productivity. First, set and share everything to your team. For example, telling what will be done today or how to deal with a crisis in a situation. The more clear and concise the daily process and plan on your team, the less likely your team will be confused and ask questions.

Next, ensure to your team that time is worth the effort. One of the advantages of working in the same room is a fast response from your team. Since working from a different location, encourage your team to work on an easy task intelligently, not linger.

Manage your focus on work

When you work from home, one day will just run out just to check Slack and email. As the head of the team, you need to arrange a time with your team about when you will receive a report. If you need to make provisions, such as reports in the morning and evening.

On the other hand, you also have a load of work that needs to be completed. Decide on a priority job and temporarily turn off Slack or e-mail so that you are more focused. This can be done while waiting for your team to finish their work and report back to you.

Break the ice with emojis

In situations like this, we will be more sensitive. Thus, this becomes a reminder for the head level and staff to always be careful in speaking and gesturing, both oral and written. To reduce tension, you can use softer tones by saying “Help” and “Thank you”. If you need to include emojis like this 🙏.

Don’t forget to take a break

Working from home is indeed very challenging considering the house is a place to rest, not work. Now, in this case, there are times when you will be very focused on doing something. Do not forget to take about 1-2 hours to rest from the computer.

Occasionally you can do small exercises by stretching your body. Or you can do other relaxing things, like cooking or watering plants, before returning to your computer.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Bekerja dari rumah tidak semudah yang dibayangkan. Berikut ini beberapa poin penting yang menjadi pegangan kerja "work from home" dari Gojek

7 Poin Penting Strategi “Work From Home” dari Gojek

Pandemi COVID-19 di Indonesia mendorong sejumlah perusahaan di Jakarta untuk mulai melakukan uji coba kebijakan “Work From Home” atau WFH sejak Senin, 15 Maret 2020. Kebijakan ini tak terkecuali diterapkan startup unicorn, termasuk Gojek.

Keputusan ini mau tak mau harus diambil para petinggi perusahaan untuk meredam penyebaran virus COVID-19 yang semakin tak terbendung, terutama di wilayah DKI Jakarta sebagai pusat perekonomian di Indonesia.

Adapun, Gojek menjadi salah satu yang mengambil perhatian lebih terkait kebijakan WFH. Memang tidak disebutkan apakah kebijakan ini berlaku untuk seluruh karyawannya atau tidak. Pihak manajemen Gojek menyebut pihaknya sedang menguji coba bekerja dari rumah untuk periode pendek.

“Dibandingkan kombinasi karyawan bekerja dari kantor dan rumah, atau dari rumah selama 1-2 hari, rasanya bekerja full time dari rumah memiliki tantangan unik tersendiri. Memiliki tim yang tersebar di berbagai lokasi berarti membutuhkan sejumlah cara berbeda untuk saling berkomunikasi, membuat keputusan, dan saling terhubung,” demikian disampaikan manajemen Gojek.

Untuk itu, berikut ini DailySocial merangkum sejumlah catatan penting dari Gojek bagi para manager dan staf. Catatan ini sekiranya dapat menjadi guidance bagi startup-startup baru.

Menetapkan batasan saat bekerja di rumah

Siapkan workspace tersendiri di salah satu spot rumah Anda. Hal ini penting untuk menciptakan suasana kerja yang nyaman, fokus, dan terhindar dari distraksi. Jangan lupa, bagi yang sudah berkeluarga dan memiliki anak, Anda perlu memberikan sebuah “sinyal” bahwa ini adalah waktu Anda untuk memulai kerja.

Tapi, tidak usah sungkan atau khawatir, apabila anak Anda bersuara atau tiba-tiba muncul di layar saat Anda sedang melakukan conference call dengan tim. Mereka pasti memahami.

Persiapkan channel untuk berkomunikasi

Komunikasi adalah elemen paling penting dalam pekerjaan. Dan saat ini Slack menjadi “virtual workspace” yang paling banyak digunakan oleh profesional. Nah, pastikan status Anda untuk tetap “online” agar manager tahu bahwa Anda selalu aktif untuk dihubungi.

Perlu dipahami juga bahwa respons di kantor tentu akan berbeda dengan di rumah. Untuk mengelola ekspetasi Anda dalam berkomunkasi, pastikan kepada seluruh tim dan manager untuk menyiapkan channel komunikasi alternatif apabila koneksi internet tidak stabil. Email dan WhatsApp misalnya.

Over-communicate tidak masalah

Karena tidak berada dalam satu atap kantor, tentu akan ada penyesuaian saat berkomunikasi antar-tim. Misalnya berkoordinasi masalah pekerjaan. Dalam beberapa hal, jangan berasumsi bahwa tim Anda tahu semuanya.

Jadi, tak ada salahnya untuk menyampaikannya kembali–kalau perlu berulang–mengenai apa yang sedang Anda dikerjakan. Hal ini untuk mengurangi potensi adanya ambigu/miskomunikasi/misinformasi dari tim Anda.

Mengatur produktivitas harian

Sebagai manager, salah satu tantangan lain dari WFH adalah mengelola dan mengukur produktivitas dari masing-masing orang di tim Anda. Agar memudahkan Anda untuk memulai, Anda dapat mengatur jadwal kerja, kalau perlu buat di Google Calendar ke tim Anda.

Kemudian, mengelola ekspetasi Anda terhadap produktivitas tim. Pertama, set and share segalanya kepada tim Anda. Misalnya, mengabarkan apa yang akan dikerjakan hari ini atau bagaimana cara menghadapi krisis dalam sebuah situasi. Semakin jelas dan ringkas proses dan rencana harian di tim Anda, semakin sedikit kemungkinan tim Anda bingung dan bertanya-tanya.

Selanjutnya, memastikan kepada tim Anda bahwa waktu setara dengan usaha. Salah satu keuntungan bekerja dalam satu ruangan yang sama adalah respons yang cepat dari tim Anda. Berhubung bekerja dari lokasi berbeda, dorong tim Anda untuk mengerjakannya sebuah task mudah secara cerdas, bukan berlama-lama.

Mengelola fokus pada pekerjaan

Ketika Anda bekerja dari rumah, satu hari akan habis begitu saja hanya untuk mengecek Slack dan email. Sebagai kepala tim, Anda perlu mengatur waktu dengan tim Anda tentang kapan Anda akan menerima report. Kalau perlu buat ketentuan, seperti report di pagi dan sore hari.

Di sisi lain, Anda juga memiliki load pekerjaan yang perlu diselesaikan. Tentukan pekerjaan yang menjadi prioritas dan matikan Slack atau email untuk sementara agar Anda lebih fokus. Ini dapat dilakukan sembari menunggu tim Anda menyelesaikan pekerjaannya dan report kembali ke Anda.

Cairkan suasana dengan emoji

Di situasi seperti ini, kita akan menjadi lebih sensitif. Maka itu, ini menjadi reminder bagi head level dan stafnya untuk selalu berhati-hati dalam berbicara dan bergestur, baik lisan maupun tertulis. Untuk mengurangi ketegangan, Anda dapat menggunakan tone yang lebih halus dengan mengucapkan “Tolong” dan “Terima kasih”. Jika perlu sertakan emoji seperti ini 🙏.

Jangan lupa rehat sebentar

Bekerja dari rumah memang sangat menantang mengingat rumah adalah tempat beristirahat, bukan bekerja. Nah, pada kasus ini, ada kalanya Anda akan sangat fokus mengerjakan sesuatu. Jangan lupa meluangkan waktu sekitar 1-2 jam untuk beristirahat dari komputer.

Sesekali Anda dapat melakukan olahraga kecil dengan merenggangkan tubuh Anda. Atau Anda dapat melakukan hal-hal santai lain, seperti memasak atau menyiram tanaman, sebelum kembali ke komputer Anda.

Ada perbandingan mencolok antara mengelola banyak tugas dengan multitasking

Mengukur Untung Rugi Multitasking Saat Bekerja

Setiap founder startup pasti tahu betul bagaimana harus produktif setiap harinya dan mengembangkan keterampilan manajemen waktu. Di sisi lain, dua hal ini menjadi bumerang karena founder ditantang untuk mempertahankan fokusnya dan tidak terlalu menyebar melakukan semuanya sendirian.

Oleh karena itu, istilah multitasking dianggap sebagai sesuatu yang positif. Sebab semakin banyak yang bisa Anda lakukan secara sekaligus, semakin produktif hari Anda. Lama kelamaan, multitasking kurang disukai karena menurut suatu penelitian, ketika orang melakukan multitasking, mereka itu sebenarnya kurang produktif secara keseluruhan.

Mengelola banyak tugas vs multitasking

Ambil contoh, ketika menerima telepon dari klien, Anda juga mengecek dokumen soal bisnis lain secara bersamaan. Ini artinya Anda tidak memberikan perhatian secara penuh pada dua tugas tersebut. Sehingga bisa dikatakan multitasking bukan solusi terbaik karena melakukan dua hal sekaligus dalam satu waktu.

Mungkin Anda menyimpulkan solusinya adalah mengurangi pekerjaan agar dapat lebih fokus. Seperti halnya, ketika Anda seorang founder startup mungkin akan lebih efektif apabila hanya menjalankan satu bisnis saja. Anda tidak harus mengambil keputusan seperti itu.

Solusi terbaiknya adalah Anda harus fokus mengelola banyak tugas secara terstruktur, namun tidak melibatkan multitasking. Bagaimana Anda bisa disiplin menggunakan setiap menit yang ada, untuk fokus mengerjakan satu pekerjaan.

Apabila Anda tidak tahu cara fokus dan membuat prioritas, Anda pasti akan kesulitan mengelola satu pekerjaan atau area lain dalam hidup Anda. Bayangkan saja Anda seperti mahasiswa, yang mengambil empat hingga lima kelas per semesternya.

Haruskah mereka hanya mengambil satu kelas pada satu waktu? Tentu saja tidak. Apa yang dilakukan adalah fokus pada satu tugas pada satu waktu, entah dia mengambil satu kelas, tiga atau enam kelas. Pendekatan seperti inilah yang dapat diterapkan dalam bisnis.

Kiat agar tetap produktif dan fokus

1. Selektif tentang proyek yang akan Anda ambil. Semakin sibuk Anda, harus semakin cerdas sebelum memberikan lampu hijau untuk proyek atau tugas. Tanyakan kepada diri sendiri apakah ini benar-benar membantu Anda dalam menuju tujuan, atau hanya menguras waktu saja.

2. Minimalkan interupsi. Saat Anda menjalankan bisnis, orang akan selalu ingin bicara dengan Anda. Jika tidak bisa disiplin membatasi waktu di telepon ataupun saat bertemu langsung, maka Anda akan kesulitan menyelesaikan apapun. Untuk itu, sebaiknya Anda menyisihkan waktu tertentu ketika ingin fokus pada pekerjaan tertentu.

3. Selalu buat meeting yang singkat namun fokus. Sebab meeting yang berlarut-larut tanpa alasan yang baik, pastinya hanya akan menguras waktu dan mengurangi produktivitas Anda.

4. Fokus hanya pada satu tugas dalam satu waktu. Ini adalah tips paling penting dari semuanya. Jumlah waktu yang Anda habiskan untuk satu tugas tidak harus panjang. Bisa menerapkan fokus selama 25 menit saja, lalu istirahat sejenak. Ini bakal sangat efektif untuk Anda sendiri. Kuncinya adalah harus disiplin untuk tidak terganggu dari berbagai faktor, baik dari diri sendiri, ponsel, komputer, atau orang lain.

Ketika Anda memberikan perhatian penuh pada setiap tugas yang saat itu ada di depan mata, maka Anda akan dapat mengelola banyak pekerjaan tanpa disadari. Hal ini tentunya baik untuk kelancaran bisnis, sebab Anda bisa mengurangi potensi kesalahan. Dalam saat yang bersamaan tetap produktif mengerjakan banyak pekerjaan.

Menjadi Diri Sendiri Saat di Lingkungan Kerja

Banyak orang sering menggunakan “fashion” yang berbeda, tatkala mereka sedang berada di kehidupan personal dan profesional. Mungkin menurut beberapa orang ketika datang bekerja harus menampakkan wajah serius, agar dihormati rekan lainnya. Bagi pekerja perempuan, banyak yang mencoba menghilangkan sifat yang terlalu feminin dalam lingkungan kantor, karena takut tidak dianggap serius. Dan masih banyak lagi hal serupa.

Lalu sebenarnya apakah hal tersebut baik untuk dilakukan? Tidak ada yang mengatakan bahwa seseorang harus bertindak sama ketika sedang ada dalam pekerjaan dan kehidupan lainnya. Namun bertindak apa adanya “sebagai diri sendiri” berarti bertindak dengan cara mewakili diri sendiri secara seutuhnya. Termasuk hal-hal terkait keyakinan dan sikap seseorang terhadap sesuatu.

Kadang orang tidak nyaman menjadi diri sendiri ketika berada di tempat kerja. Alasan yang paling mendasar karena ia tidak mengetahui secara pasti siapa dirinya dan apa ambisinya. Sederhananya ketika mereka tidak bisa menjawab beberapa pertanyaan ini: Anda siapa? Apa tujuan Anda berada di sini? Mengapa Anda memilih bekerja di tempat ini?

[Baca juga: Membangun Budaya Tempat Kerja yang Harmonis]

Jika beberapa pertanyaan di atas bisa dijawab dengan baik, artinya seseorang telah merasa nyaman menjadi diri sendiri di lingkungan kerja. Begitu seseorang merasa nyaman dengan diri sendiri, maka dampaknya pada banyak hal. Mulai dari kepercayaan diri di tempat kerja sampai semangat kreativitas yang terus bermunculan.

Takut menjadi diri sendiri

Namun kadang terbentur pada sifat ingin menjadi seperti orang lain, terutama orang yang dikagumi dalam tempat kerja. Mengagumi cara berbicaranya, cara bernegosiasi hingga pada tingkah laku mereka secara umum. Namun nyatanya sesuatu yang bersifat tiruan tidak akan pernah lebih kuat dari yang asli. Pun begitu untuk meningkatkan pesona diri, tidak ada yang lebih baik dari pada menjadi diri sendiri.

Dalam pergaulan di tempat kerja, ketika seseorang jujur kepada diri sendiri dan orang lain, makan orang di sekitar akan terdorong untuk terbuka. Kejujuran itu menular dan melahirkan kebaikan di lingkungannya, termasuk pemahaman dan toleransi. Keterbukaan ini akan membuat tempat kerja terasa lebih efektif dan jauh lebih menyenangkan.

[Baca juga: Pentingnya Mengenal Anggota Tim Lebih Jauh]

Orang takut menjadi diri sendiri karena takut dinilai salah. Terkait dengan rasa salah ini, kepemimpinan dapat bertindak sebagai contoh. Pemimpin yang bijak dan jujur mau mengakui saat mereka melakukan kesalahan. Mereka akan meminta maaf dan mencoba memperbaiki situasi yang diricuhkan. Mereka tahu bahwa setiap orang membuat kesalahan dan pelajaran itu berharga. Ketika para pemimpin mengakui kesalahan mereka, itu memberi contoh yang baik bagi orang lain untuk melakukan hal yang sama.

Pentingnya Mengenal Anggota Tim Lebih Jauh

Dalam bisnis, berinvestasi tidak hanya soal di mana meletakkan uang. Lebih dari itu, dalam perusahaan rintisan atau startup investasi bisa didapat dengan meluangkan sedikit waktu. Bukan untuk mengusahakan sesuatu yang di luar, tetapi ke dalam. Meluangkan waktu untuk banyak berinteraksi dengan tim. Efek yang diharapkan tentu produktivitas dan kondisi tim yang senantiasa nyaman untuk bekerja.

Waktu luang lebih untuk memahami

Sudah menjadi rahasia umum bahwa lingkungan kerja yang baik adalah lingkungan kerja yang di dalamnya terdapat komunikasi yang baik pula. Untuk menciptakan itu semua dibutuhkan pemahaman tentang orang-orang di dalamnya. Ini tugas utama dari pemimpin untuk membuat suasana obrolan menjadi lebih terbuka satu sama lain.

Salah satu cara yang sering digunakan untuk meningkatkan pemahaman terhadap masing-masing individu di dalam tim adalah meluangkan waktu untuk kegiatan bersama. Di luar kerjaan tentunya. Makan siang santai bersama atau menghabiskan akhir pekan untuk liburan atau dan lain sebagainya. Atau bahkan nonton bareng acara musik atau pertandingan olahraga. Terlihat sederhana tapi penting.

Kenapa penting? Karena dari pembicaraan ringan seperti itu, inovasi-inovasi yang tak kunjung datang di jam-jam kerja biasanya datang tiba-tiba. Tidak selalu memang, tetapi kebanyakan ide-ide brilian lahir dari pemikiran santai dan jernih saat berbincang-bincang ringan. Jika Anda masih dalam tahapan memasukan anggota tim baru atau belum seutuhnya memahami tim. Hal ini layak dicoba.

Menambah produktivitas

Setelah memahami dan komunikasi yang terbuka apa yang selanjutnya bisa didapat. Tentu saja produktivitas. Dengan suasana yang nyaman dan komunikasi yang terjalin dengan baik produktivitas bisa terjaga atau bahkan bertambah seiring semangat dan moral dalam tim yang turut naik.

Perbincangan ringan dalam rangka memahami anggota tim juga bermanfaat untuk mencari tahu potensi lain dalam diri masing-masing. Misalnya seorang akuntan yang bisa mendesain dengan baik, seorang developer yang ternyata juga mahir dalam bermain musik, dan lain sebagainya. Mereka bisa diminta untuk sesekali mencoba bakat mereka untuk keperluan pekerjaan. Siapa tahu Anda menemukan orang-orang multi talenta dalam tim Anda.

 

Menjaga Tim Startup Tetap Bahagia dalam Bekerja

Kebahagiaan dalam tim dipercaya bisa membawa dampak positif dalam produktivitas bisnis. Kemudian banyak cara yang ditempuh untuk  selalu menjaga kondisi bahagia ini, tak jarang diperlukan motivasi-motivasi dari pimpinan. Bisa dalam bentuk kegiatan bersama, reward atau kebijakan-kebijakan lain yang mendukung hal itu. Berikut beberapa hal yang layak dicoba untuk meningkatkan motivasi kerja tim, utamanya untuk meningkatkan produktivitas dalam bekerja.

Jam kerja fleksibel dan kesempatan bekerja secara remote

Kita sepakat bahwa pekerjaan harus seimbang dengan kehidupan pribadi. Hal tersebut sangat berpengaruh pada kondisi fisik dan mental pegawai. Untuk bisa membuatnya tetap produktif dan motivasi bisa dicoba untuk memberikan jam kerja yang luwes dan kesempatan untuk bekerja remote. Kondisi sangat cocok untuk mereka yang bekerja di industri kreatif, seperti desain grafis, developer, dan lainnya.

Pekerjaan yang tidak mengharuskan hadir di kantor, pekerjaan yang bisa dikomunikasikan melalui channel internet. Biasanya dengan suasana dan jam berbeda atau bebas para pemikir kreatif akan berusaha sebaik mungkin mengerjakan pekerjaan mereka. Dengan kebijakan ini tentu diharapkan pekerja bisa tetap produktif dan bahagia dengan tetap memegang tanggung jawab yang diembannya.

Membuat suasana kantor yang ramah binatang peliharaan

Tips yang satu ini mungkin hanya bisa diadopsi oleh bisnis yang memiliki konsep home office, biasanya startup. Idenya adalah memberikan suasana rumah dan memberikan kenyamanan mereka dalam bekerja. Tidak ada salahnya untuk mendesain kantor yang ramah dengan binatang peliharaan. Membebaskan setiap anggota tim untuk membawa peliharaannya.

Alasannya, kebanyakan orang memelihara binatang peliharaan sebagai teman bermain, sebagai media untuk santai dan melepaskan penat setelah seharian bekerja. Dengan mengizinkan para karyawan membawa binatang peliharaan di kantor diharapkan mampu menekan tingkat stres mereka, minimal ada cara untuk stres released yang disiapkan. Mungkin akan sulit jika salah satu anggota tim memiliki phobia atau ketakutan terhadap binatang.

Menyediakan ruang untuk bermain

Pekerja-pekerja kreatif biasanya membutuhkan pikiran yang fresh dan terbebas dari stres. Salah satu untuk bisa mengurangi hal tersebut di kantor bisa dilakukan dengan menyediakan sebuah ruangan khusus untuk bermain game. Entah itu olah raga ringan seperti ping pong, atau permainan konsole. Tips ini sudah banyak diadopsi oleh startup-startup di Indonesia. Tengok saja liputan DS Tour khas DailySocial. Di sana bisa dilihat banyak startup yang mulai mengimplentasikan hal ini.

Smartphone Sebagai Alat Peningkatan Produktivitas dan Pengembangan Diri

Mungkin tidak berlebihan jika saat ini menggeser ponsel pintar atau smartphone dari kebutuhan tersier menjadi kebutuhan sekunder. Ketergantungan masyarakat akan layanan digital, baik untuk kebutuhan pribadi ataupun bisnis membuat benda yang kini didominasi layar sentuh tersebut wajib masuk ke dalam kantong. Fungsionalitasnya sudah sangat beragam, apapun kini bisa dilakukan dalam satu sentuhan jari.

Lebih dari sekedar alat berkomunikasi dua arah, kemampuan yang dimiliki smartphone yang ada saat ini mampu menjangkau ke beragam jenis aktivitas. Lalu bagaimana memastikan smartphone tersebut menjadi alat pendukung produktivitas kita, sembari menjadikannya sebagai penyumbang kebutuhan hiburan digital harian. Memang ada juga hasil penelitian yang menyebutkan bahwa penggunaan smartphone justru mengurangi produktivitas seseorang.

Hasil penelitian tim Prof. Russell Johnson dari Michigan State University menyebutkan bahwa menjadi “mesin insomnia” penggunanya, khususnya di kalangan pekerja bisnis. Implikasinya pada stamina tubuh yang menjadi kurang fit untuk melakukan aktivitas fisik dalam bekerja. Bahkan sebuah survei dari CareerBuilder mengatakan bahwa smartphone mengurangi jam produktif karyawan di kantor.

Smartphone in Office

Namun ujung-ujungnya semua terletak pada bagaimana kita sebagai pengguna smartphone dalam menyiasati penggunaan alat bantu tersebut. Berikut ini beberapa tips yang dapat diikuti untuk memaksimalkan dan membiasakan pemanfaatan smartphone sebagai alat produktivitas yang mendukung kegiatan sehari-hari.

Sebagai alat yang paling dekat, smartphone adalah medium pengembangan diri

Dengan pemanfaatan yang benar, smartphone dapat menjadi medium informasi dan wawasan yang sangat luas. Hal tersebut sejalan dengan perkembangan pemanfaatan internet yang ada saat ini, informasi dari mana saja menjadi sangat mudah untuk diakses. Untuk memaksimalkan keuntungan tersebut, faktor pengguna akan menjadi yang paling dominan, karena harus dibiasakan dan mau untuk memulai.

Pengguna dapat memulai dengan memasang aplikasi yang dapat memudahkannya untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan tersebut, bisa disesuaikan dengan ketertarikan. Misalnya untuk pelaku startup bisa memasang aplikasi seperti Medium, Quora atau sejenisnya untuk mendapatkan insight dari sesama pengusaha atau tokoh senior lain yang membagikan ilmunya. Beberapa aplikasi juga menyediakan konten yang lebih menarik, seperti podcast atau webinar.

Menariknya pengguna dapat memanfaatkan aplikasi yang saat ini ada untuk melakukan analisis real-time atas arus informasi yang kencang. Misalnya memanfaatkan aplikasi PowerBI atau sejenisnya untuk melihat tren terkini di media sosial. Sembari mencari tahu hal baru, sambil mendapatkan informasi tambahan untuk strategi bisnis. Menemani waktu luang, smartphone bisa dimaksimalkan sebagai medium pengembangan diri.

Smartphone mengelola tugas harian secara lebih efektif

Layaknya sebuah buku harian dan pencatatan, smartphone dapat dimanfaatkan juga sebagai pengingat produktivitas harian penggunanya. Mulai dari membuat daftar aktivitas, melakukan penjadwalan meeting hingga melakukan analisis pekerjaan. Aplikasi seperti Wunderlist, Reminder, dan sejenisnya dapat menjadi “sarapan pagi” pengguna. Memeriksa apa saja yang harus dilakukan hari ini, mencatat apa saja yang harus dilakukan waktu mendatang, sehingga dapat membuat prioritas secara lebih jeli.

Terlebih jika bekerja dalam sebuah tim, kolaborasi menjadi bagian terpenting untuk memajukan pola produktivitas. Kemampuan digital untuk mudah berkomunikasi secara online membuat kegiatan kolaborasi menjadi lebih efisien. Gunakan kalender bersama untuk penjadwalan tim, atau bahkan aplikasi penugasan yang digunakan secara kolekitf.

Asisten terbaik saat bepergian

Kegiatan produktif bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja, smartphone dapat mendukung kegiatan ini sehingga menjadi lebih menyenangkan. Dengan memasang aplikasi produktivitas, semisal Microsoft Office di ponsel, kegiatan perjalanan bisa tetap diisi dengan berbagai kegiatan produktif. Memeriksa dokumen, membuat slide presentasi hingga melakukan meeting jarak jauh bisa dilakukan.

Dengan integrasi yang kuat antara aplikasi smartphone dengan kegiatan produktif penggunanya, maka peranan telepon genggam akan menjadi lebih signifikan, menjadi asisten produktivitas yang mengikuti penggunanya di mana saja dan kapan saja. Memastikan pencapaian target pekerjaan yang sesuai. Namun semua itu akan kembali pada kedisiplinan penggunanya dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah diatur di dalamnya.

Beberapa Tips untuk Menjaga Produktivitas dan Moral Tim

Di dalam bisnis menjaga kekompakan dan performa tim adalah hal wajib. Terlebih untuk startup yang membutuhkan tenaga lebih untuk berjuang karena statusnya yang merupakan perusahaan rintisan. Suasana, performa, dan kualitas di dalam tim bisa sangat berpengaruh. Banyak cara untuk memelihara suasana kondusif dan tetap menjaga produktivitas dan moral tim. Berikut beberapa tips dari Amelia Wilcox, founder Incorporate Massage, mengenai bagaimana menjaga moral dan performa tim selain memberikan tambahan gaji.

Berikan mereka alasan untuk percaya

Sebelum jauh membicarakan mengenai bagaimana menjaga produktivitas dan moral tim, menyelaraskan visi dan misi adalah hal terpenting. Persamaan  visi bisa menjadi motivasi setiap individu dan juga bisa berdampak pada tim secara keseluruhan. Persamaan  visi juga bisa memberikan setiap individu alasan untuk bekerja dengan baik sekaligus juga menularkannya satu sama lain.

Tunjukan kepedulian

Setiap karyawan atau setiap individu dalam tim pasti merasa dihargai jika pemimpin mereka menunjukkan kepedulian kepada mereka. Hal-hal seperti memberikan ucapan selamat ulang tahun, memberikan bingkisan untuk perayaan keluarga seperti kelahiran bayi atau pernikahan, dan bentuk-bentuk perhatian lainnya.

“Ketika orang-orang diintai, mereka akan memberikan lebih dari apa yang Anda bisa bayangkan untuk Anda dan karena Anda,” ujar Wilcox.

Bentuk perhatian kecil semacam ini bisa memberikan kesan tersendiri bagi setiap individu dalam tim, dan itu harusnya tidak sulit dilakukan oleh para pemimpin dalam tim.

Kenali pekerjaan yang baik

Ini berkaitan dengan penghargaan. Ketika seseorang melakukan sesuatu yang mengagumkan jangan lupa untuk memberitahukan mereka. Mereka merasa akan lebih dihargai. Mengenali setiap individu dalam tim adalah upaya yang baik untuk mengakui kinerja mereka. Hal ini bisa memacu dan memotivasi tim agar bekerja lebih baik dari waktu ke waktu.

Pelajari hal-hal “remeh”

Hal ini berkaitan dengan perlakuan-perlakuan sederhana yang bisa memberikan dampak positif yang besar kepada setiap individu dalam tim. Seperti memberikan layanan kesehatan (dalam kasus Wilcox berupa pijat gratis setiap bulan dan makanan sehat setiap rapat) atau layanan tambahan lain yang bisa bermanfaat bagi setiap individu. Hal-hal kecil seperti itu harus ditemukan, dipelajari untuk kemudian diterapkan.

Promosikan dari dalam

Jika ada orang dalam tim yang melihat ada ruang untuk mengembangkan karier mereka dalam tim atau organisasi, itu bicara mengenai ukuran. Cari tahu kemampuan dan talenta mereka dan cari jalan untuk mengembangkannya untuk keperluan bisnis di masa depan. Jika diperlukan adakan atau ikutkan mereka dalam sebuah pelatihan untuk mengembangkannya. Hal tersebut merupakan aset berharga yang harus dijaga, sangat penting dalam tim, terlebih untuk bisnis.

Selalu buat suasana menyenangkan

Setidaknya ini bagian paling penting dalam menjaga produktivitas tim. Kenyamanan adalah hal utama untuk seseorang bekerja dengan maksimal, dan kenyamanan bisa didapatkan dengan membawa suasana menyenangkan ke dalam tim. Entah dengan melakukan permainan bersama atau hal-hal lain. Mungkin cara-caranya bisa berbagai macam, yang jelas suasana tim harus tetap menyenangkan.

5 Hal Yang Memantapkan Pilihan Menjadi Wirausahawan

Menjadi wirausahawan kini menjadi impian banyak pemuda di Indonesia. Ada yang sudah sejak dini memulai, ada pula yang masih terus menunda-nunda untuk memulai. Dari berbagai sumber yang kami himpun, pada dasarnya kewirausahaan banyak diartikan sebagai sebuah “pola pikir”, tentang keterampilan dan ide-ide besar yang dituangkan dalam kegiatan ekonomi.

Berikut ini beberapa pertimbangan yang bisa ditanyakan kepada pribadi masing-masing yang terus berambisi menjadi seorang pengusaha.

(1) Tidak ada waktu yang tepat

Poin pertama ini disimpulkan dari sebuah kalimat super yang pernah diutarakan salah satu pengusaha sukses di Indonesia, Bob Sadino. Dalam kalimatnya ia mengatakan “bisnis yang bagus adalah bisnis yang dikerjakan”. Sedangkan bagi para pemula sering terjebak waktu tunggu. Mereka menganggap untuk memulai usahanya harus menunggu waktu yang tepat. Namun sayangnya tak pernah ada waktu yang benar-benar tepat untuk memulai, kecuali sesegera mungkin. Karena waktu yang tepat akan datang ketika kita telah memulainya.

(2) Tidak harus menguasai semua hal

Setelah pusing memikirkan kapan waktu memulai, biasanya hal berikutnya yang mengganjal adalah seputar ketakutan apakah kita bisa melakukan ini, melakukan itu dan sebagainya. Tentu saja, dalam menjalani sebuah usaha akan banyak hal yang bisa diadaptasi dan ada pula hal yang tidak bisa dilakukan, sehingga harus melibatkan orang lain untuk menyelesaikannya. Hal ini ditakutkan sebagian besar orang, namun sejatinya dari berbagai cerita wirausaha sukses yang pernah ada, selalu saja ada jalan untuk menyelesaikannya.

Pola pikir tentang berbagai informasi ada di luar sana perlu untuk ditanamkan. Apalagi saat ini internet sudah menjadi media informasi luar biasa. Segala sesuatu hanya membutuhkan untuk dipraktikkan di awal, dari situ akan diterima sebuah pelajaran berharga untuk melangkah lebih mantap dengan cara yang benar.

(3) Permasalahan tentang uang

Jelas uang menjadi salah satu bagian terpenting untuk memulai bisnis, untuk permodalan. Keputusan berkaitan dengan uang memang sering kali menjadi salah satu yang dinilai paling berisiko. Memulai usaha membuat seseorang harus bertaruh. Namun keyakinan seorang pengusaha lebih sering ingin selalu memutar uang yang dimiliki sebagai modal untuk menghasilkan uang yang lebih banyak. Poin ini lebih banyak menguji jiwa kewirausahaan seseorang.

(4) Melangkah mundur untuk melompat lebih tinggi

Menurut Co-founder dan COO InternetReputation.com Logan Chierotti, definisi wirausahawan adalah menaklukkan kemunduran. Karena ketika seseorang memulai usahanya dari nol, maka secara tak langsung ia sedang melangkah mundur dari kehidupan yang sudah nyaman ia jalani sebelumnya. Namun kemunduran tersebut bukanlah sebuah kesalahan, dan bukan juga menjadi alasan untuk berhenti. Karena jika semangat berwirausaha menggelora, maka kemunduran ini akan memotivasi diri untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari yang pernah diperoleh sebelumnya. Melangkah mundur untuk berancang-acang melompat lebih tinggi.

(5) Penghasilan akan mengikuti apa yang dihasilkan

Ketika seseorang berhasil membuat karya dalam bisnisnya dengan baik, maka pelanggan akan memberikan apresiasi sesuai dengan kualitas nilai yang dihasilkan. Yakinkan diri kita untuk senantiasa fokus pada produk atau layanan yang ingin dihadirkan, fokuskan pada kualitas. Karena uang yang akan dibayarkan konsumen akan senantiasa mengikuti pada hasil kinerja tersebut.