Tag Archives: project oxford

Aplikasi Terbaru Microsoft, Fetch!, Dapat Mengenali Jenis Anjing dari Fotonya

Setelah situs How-Old.net, Emotion API dan aplikasi Mimicker Alarm, tim Project Oxford dan Microsoft Garage kembali memamerkan teknologi machine learning lewat aplikasi baru bernama Fetch! Namun bukannya wajah Anda yang hendak dianalisa sekarang, melainkan wajah anjing kesayangan Anda.

Fetch! merupakan aplikasi yang sangat simpel. Tugasnya cuma satu, yakni mengidentifikasi dan mengklasifikasikan jenis anjing hanya dengan melihat fotonya. Entah itu anjing Anda sendiri atau anjing tetangga, Fetch! akan menganalisa fotonya, lalu menampilkan jenis sekaligus karakteristiknya, mulai dari sifat, tipe bulu, sampai tipe keluarga seperti apa yang cocok menjadi sahabatnya.

Fetch! didukung oleh database yang cukup luas yang dikumpulkan dari para ahli, meski kemungkinan besar belum bisa mencakup seluruh jenis anjing yang ada di dunia. Semisal anjing Anda merupakan jenis campuran, aplikasi akan menampilkan lima jenis berbeda yang mungkin terdapat dalam gen anjing tersebut.

Fetch! by Microsoft Garage

Aplikasi ini juga cukup pintar dalam membedakan antara seekor anjing atau benda mati. Tapi kalau Anda iseng memotret foto seseorang lalu memintanya menganalisa, Fetch! juga akan ikut iseng dengan menampilkan jenis anjing apa yang paling cocok dengan karakteristik orang tersebut beserta alasannya.

Yup, aplikasi ini juga bisa dijadikan bahan guyonan saat berkumpul bersama teman atau keluarga. Anda bisa saling memotret wajah, lalu meminta Fetch! menganalisanya. Hasil yang ditampilkan pasti terkesan konyol karena alasan-alasannya turut dicantumkan.

Saat ini Fetch! sudah bisa diunduh oleh pengguna iPhone lewat App Store. Buat pengguna perangkat lain, Microsoft telah menyediakan situs What-Dog.net dengan fungsi yang hampir sama, dimana Anda bisa mengunggah foto anjing Anda untuk menguji seakurat apa teknologi rancangan Microsoft ini.

Sumber: Microsoft via The Verge.

Aplikasi Mimicker Alarm dari Microsoft Ingin Bangunkan Anda Lewat Mini Game

Sebagian besar dari kita pasti pernah merasa sebal dengan alarm smartphone yang berbunyi begitu kencangnya di pagi hari. Niatnya minta dibangunkan, kita malah menekan tombol Snooze selagi mengutuk smartphone kesayangan. Kalau kebiasaan menekan tombol Snooze ini terus dilanjutkan, pastinya kita akan sering terlambat beraktivitas setiap harinya.

Tim developer kreatif dari Microsoft Garage tampaknya punya solusi menarik untuk membuat kinerja alarm smartphone jadi lebih efektif. Mereka merilis sebuah aplikasi Android bernama Mimicker Alarm. Aplikasi ini sangat unik dan sangat berbeda dari aplikasi alarm pada umumnya.

Secara garis besar, ia mengemas sederet fitur yang biasanya terdapat pada aplikasi alarm smartphone secara umum. Akan tetapi yang sangat unik adalah cara Mimicker Alarm membangunkan pengguna, yakni dengan memanfaatkan salah satu dari tiga mini game yang bisa dipilih.

Jadi semisal ia berbunyi di pagi hari, pengguna masih bisa menggeser layar untuk mematikan alarm. Namun ia sebenarnya tidak benar-benar mati, pengguna akan diberi waktu 30 detik untuk menyelesaikan sebuah tantangan. Kalau permintaan itu tidak dipenuhi, aplikasi akan menganggap pengguna tidur kembali dan ia siap berdering kencang lagi dalam beberapa menit ke depan.

Tiga mini game atau tantangan yang dimaksud adalah “Express Yourself”, “Color Capture” dan “Tongue Twister”. Pengguna memilih mini game apa yang mereka ingin hadapi setiap paginya, dan pengguna hanya perlu menyelesaikan satu game saja untuk bisa mematikan alarm secara penuh.

Dalam Express Yourself, pengguna akan diminta untuk mengambil foto selfie dengan ekspresi-ekspresi wajah tertentu. Guna mengenali ekspresi wajah secara akurat, Mimicker Alarm memanfaatkan Emotion API hasil pengembangan salah satu tim Microsoft, Project Oxford. Dengan kata lain, Anda tak bisa mengibuli aplikasi yang meminta raut wajah bahagia dengan sekedar raut wajah netral selagi mata masih terbuka setengah.

Dalam Color Capture, pengguna akan diminta untuk mencari objek dengan warna tertentu lalu memotretnya. Mini game yang satu ini dijamin akan membuat Anda terbangun, terutama ketika tidak ada objek di dalam kamar dengan warna yang dimaksud, sehingga Anda pun harus beranjak dari ranjang dan bergegas mencari objek dengan warna yang sesuai di ruangan lain.

Terakhir, Tongue Twister akan menguji keterampilan berbahasa Inggris Anda secara lisan dengan kalimat-kalimat yang sengaja dibuat untuk ‘memelintir’ lidah. Dalam posisi normal saja kalimat-kalimat ini mungkin sudah sangat sulit diucapkan, apalagi dalam posisi bangun tidur.

Kalau Anda menginginkan alarm yang bisa lebih efektif membangunkan Anda, silakan unduh Mimicker Alarm langsung lewat Google Play, gratis.

Sumber: Microsoft Blog.

Microsoft Kembangkan Teknologi untuk Mengenali Mood Seseorang dari Sebuah Foto

Fitur face detection dimana kamera bisa mengenali bagian mana saja yang merupakan wajah seseorang sudah bukan hal yang baru lagi saat ini. Tapi untuk mengumpulkan lebih banyak informasi dari wajah-wajah yang sudah dikenali, dibutuhkan teknologi machine learning yang cukup kompleks.

Microsoft adalah salah satu yang tampaknya getol mengembangkan teknologi semacam ini. Sebelumnya, Anda pasti sempat mendengar kabar soal situs How-Old.net, dimana Anda bisa mengunggah foto Anda, kemudian akan ditampilkan usia beserta jenis kelamin dari masing-masing orang yang wajahnya tercantum dalam foto. Kini, tim yang sama kembali dengan proyek yang lebih unik lagi.

Proyek terbarunya mereka namai Emotion Recognition. Sesuai namanya, fungsinya adalah untuk mengenali emosi atau mood seseorang berdasarkan ekspresi wajahnya dalam foto. Semisal orang itu tampak meringis, belum tentu dirinya benar-benar bahagia akan sesuatu, bisa saja ada sedikit rasa kesal meskipun hanya sepersekian persen.

Kemampuan ini didasari oleh Emotion API yang dikembangkan oleh tim bentukan Microsoft bernama Project Oxford. Memanfaatkan algoritma yang tersimpan dalam cloud, Emotion API akan mencoba mendeteksi rasa marah, hina, jijik, takut, gembira, netral, sedih dan terkejut. 8 jenis emosi ini dianggap yang paling universal yang bisa dideteksi dari ekspresi wajah – kalau boleh saya menambahkan, seharusnya ada juga rasa kebingungan.

Project Oxford Emotion Recognition

Tentunya ini tak bisa dijadikan patokan mutlak karena sifatnya masih eksperimental, sama seperti How-Old.net tadi. Buktinya, saat saya mencoba mengetes dengan foto seorang Dewa Budjana yang saya ambil di ajang Java Jazz tahun lalu, Emotion API mendeteksi bahwa sang maestro gitar tersebut sedang benar-benar gembira. Padahal mungkin beberapa orang bakal berpendapat bahwa senyum beliau kelihatan agak dipaksakan – mungkin karena melihat saya sedang menyorotkan kamera ke arahnya.

Terlepas dari itu, proyek ini masih cukup menyenangkan untuk dicoba-coba. Kalau Anda juga tertarik, silakan kunjungi situsnya langsung, lalu unggah foto Anda sendiri. Resolusi minimalnya 36 x 36 pixel dan ukuran file-nya tidak boleh lebih dari 4 megabyte.

Sumber: TheNextWeb.