Tag Archives: property marketplace

Rentfix Cicilsewa

Gandeng Cicilsewa, Rentfix Perlengkap Skema Pembayaran Properti

Bertujuan untuk memudahkan proses pembayaran penyewa properti, Rentfix menggandeng Cicilsewa menyediakan skema pembayaran sewa bulanan. Caranya dengan membantu memberikan dana talangan untuk satu hingga dua tahun, sehingga di sisi penyewa bisa tetap mencicil dengan skema bauar bulanan.

Bersama dengan Cicilsewa, Rentfix ingin membantu masyarakat untuk menyewa properti seperti rumah, apartemen, ruko, toko, kios, kantor dengan pembayaran yang lebih terjangkau. Dengan sistem ini, kebutuhan penyewa untuk memiliki hunian dan tempat usaha yang layak akan lebih ringan tanpa harus membayar sewa yang besar di awal. Saat ini fitur cicilan sewa ini sudah tersebar di Jabodetabek

“Kami berharap melalui kerja sama Rentfix dengan Cicilsewa dapat terus meningkatkan transaksi sewa properti di Rentfix pascapandemi. Kami juga optimis terhadap permintaan sewa properti yang sudah mulai tumbuh kembali dengan peningkatan jumlah transaksi sewa di Rentfix yang tampak terus naik saat ini,” kata CEO Rentfix Effendy Tanuwidjaja.

Cara kerja yang ditawarkan oleh Rentfix melalui fitur ini adalah, Cicilsewa akan membayarkan penuh satu tahun ke pemilik properti sehingga penyewa dapat dengan mudah membayar sewa per bulan. Ini akan mengatasi kesenjangan di pasar sewa properti dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang belum memiliki sarana untuk memenuhi pembayaran di muka 12 bulan untuk sewa properti.

“Adapun proses kurasi penyewa yang berhak mendapatkan kesempatan cicilan sewa properti di Rentfix, pertama penyewa dapat memberikan kelengkapan data maupun dokumen, lalu survei unit properti, dan laporan hasil persetujuan serta pembayaran biaya awal (DP, Cicilan Pertama),” kata Effendy.

Pihaknya juga dapat menghitung dan menyesuaikan biaya sewa sesuai dengan kemampuan keuangan penyewa. Kemudian penyewa dapat melakukan skema cicilan yaitu minimal uang muka sebesar 30% dari total sewa. Skema ini memudahkan dan membantu arus kas penyewa.

Untuk meminimalkan risiko, pihaknya mematok tenggang waktu pembayaran sewa dan denda keterlambatan membayar sewa ditetapkan hanya 0,3% per hari dari jumlah tagihan di bulan tersebut.

“Kami melihat bahwa sebagian besar para penyewa properti kerap kali mengeluh lantaran harus membayar lunas sewa properti selama setahun. Maka, Rentfix menyediakan skema pembayaran sewa bulanan dengan membantu memberikan dana talangan sehingga penyewa bisa membayar secara bulanan,” kata Effendy.

Pertumbuhan bisnis Rentfix

Meluncur tahun 2017, Rentfix mengklaim sejak Maret s/d Mei 2022 pertumbuhan bisnisnya mengalami peningkatan hingga 70-100%. Kenaikan tersebut terjadi pada kebutuhan properti salah satunya residensial seperti rumah yang mendapatkan hasil yang baik dengan banyaknya permintaan per bulan. Rentfix juga terus menjajaki kerja sama dengan mitra-mitra baru.

Hingga saat ini Rentfix mengklaim telah memiliki sekitar lebih dari 3000 pengguna dan 55 jumlah mitra penyewa maupun pembeli. Akhir tahun 2020 lalu Rentfix meluncurkan fitur “Rentfix Jual Beli”. Bisnis jual-beli ini diluncurkan karena banyaknya permintaan dari para pengguna yang ingin memiliki hunian dengan cara dan proses yang mudah. Tahun 2021 lalu Rentfix juga telah memperluas cakupan bisnis ke Singapura.

Sempat mengalami kendala saat pandemi, kini platform proptech sudah mulai banyak mengalami pertumbuhan. Mulai dari sisi jumlah properti yang ditawarkan, hingga jumlah peminat yang masih terus meningkat hingga kini. Selain platform proptech seperti Rentfix, layanan yang mengedepankan teknologi untuk bisnis properti juga mulai banyak muncul. Di antaranya adalah Pintuitive, Jendela360, dan Pinhome.

Application Information Will Show Up Here
Founder Jendela360

Jendela360 Kantongi Pendanaan 14 Miliar Rupiah, Dipimpin oleh Beenext

Perusahaan rintisan yang pertama kali mempopulerkan penggunaan 360 virtual tour di dunia properti di Indonesia, Jendela360, mengumumkan pendanaan awal sebesar US$1 juta atau setara 14,2 miliar Rupiah yang dipimpin oleh Beenext. Beberapa investor turut mendukung putaran investasi ini, meliputi Prasetia Dwidharma, Everhaus, dan sebuah konsultan properti lokal.

Jendela360 merupakan startup poptech berbasis marketplace yang menghubungkan pengguna, pemilik properti, dan agen dalam satu platform. Konten tur virtual dengan pandangan 360 derajat menjadi nilai unik yang ditawarkan, diharapkan dapat meningkatkan pengalaman pengguna dalam menentukan unit properti yang akan disewa.

Pendanaan ini akan difokuskan untuk meningkatkan strategi O2O (Online to Offline) perusahaan. Selain itu perusahaan juga ingin merekrut lebih banyak talenta-talenta terbaik di dunia properti, termasuk mengembangkan sistem akademi atau pelatihan yang dapat melahirkan agen properti profesional, dan meningkatkan brand awareness Jendela360.

“Ini merupakan bukti nyata bahwa apa yang Jendela360 kerjakan selama ini telah memberi dampak yang positif terhadap industri properti di Indonesia. Ini bisa dilihat dari bagaimana Jendela360 dapat tumbuh lebih dari 30x lipat dalam 3 tahun terakhir dan tren inilah yang dilihat oleh para investor yang menaruh kepercayaan besar pada kami,” kata Co-founder & CEO Jendela360 Daniel Rannu.

Dari sisi konsumen, proses bisnis yang diterapkan ketika hendak melakukan sewa apartemen; setelah memilih opsi yang sesuai, tim Jendela360 akan mengonfirmasi seputar ketersediaan dan detail unit tersebut. Selanjutnya pengguna dapat mengunjungi apartemen yang dipilih didampingi tim Jendela360. Jika setelah kunjungan cocok dengan unit tersebut, maka konsumen dapat melakukan down payment hingga serah terima unit dan dokumen pendukungnya.

“Properti adalah bidang bisnis yang selalu menarik dan tidak akan pernah berakhir, namun sampai saat ini cenderung belum banyak banyak inovasi yang dilakukan di bidang ini, lewat pencapaian kami selama 3 tahun terakhir ini dan dibantu dengan pendanaan terbaru ini, kami semakin siap untuk membawa inovasi dan angin segar yang baru bagi para pelaku dunia properti di Indonesia,” imbuh Co-founder & CFO Jendela360 Ade Indra.

Proptech di Indonesia

Di Indonesia persaingan bisnis di sektor terkait cukup ketat. Beberapa perusahaan juga terus kuatkan konsolidasi. Awal tahun 2018, pengembang situs properti asal Singapura 99.co resmi mengumumkan akuisisinya terhadap platform lokal Urbanindo. Belum lama ini mereka juga bentuk joint venture dengan REA Group, perusahaan properti online asal Australia yang mengoperasikan iProperty dan Rumah123.

Selain dua grup perusahaan tersebut, di Indonesia juga beroperasi unit bisnis milik PropertyGuru. Mereka menjalankan dua situs, yakni Rumah.com dan Rumahdijual.com yang diakuisisi pada akhir 2015 lalu. Di Indonesia, operasionalnya turut didukung konglomerasi EMTEK Group sebagai investor di putaran pendanaan seri D.

Sementara belum lama ini Lamudi (termasuk unit bisnisnya di Indonesia) baru diakuisisi Emerging Markets Property Group (EMPG). Tujuannya untuk memperkuat bisnis grup portal properti tersebut di kawasan Asia Tenggara.

Startup proptech di Indonesia
Startup proptech di Indonesia
Platform proptech CicilSewa mencoba mendiferensiasi produk dengan kemudahan "dana talangan" untuk konsumen penyewa properti

Mengenal Lebih Dekat Platform PropTech CicilSewa

Memosisikan diri sebagai platform property technology, CicilSewa yang diprakarsai Hendry Oktavianus, Andrew Buntoro, dan Ridchi Jusli mencoba menghadirkan solusi memudahkan pengguna menyewa properti berbentuk rumah, ruko, atau apartemen. Pihak CicilSewa membantu memberikan dana “talangan” untuk satu hingga dua tahun sehingga pengguna bisa membayar secara bulanan. Perusahaan berdiri sejak Oktober 2018.

CicilSewa sudah membantu ratusan keluarga/individu untuk kebutuhan sewa properti mereka. Kini mereka bisa tinggal lebih dekat dengan kantor, dari kost pindah ke rumah, dan tentunya dengan standar kualitas tinggal yang jauh lebih baik dari sebelumnya. CicilSewa juga telah membantu ratusan pebisnis untuk memulai bisnis mereka, atau membantu melebarkan bisnis mereka dalam hal sewa properti,” ujar Hendry.

Hendry mengklaim, selama ini pasar sewa properti di Indonesia kebanyakan diakses kalangan menengah ke atas dengan range biaya sewa sekitar Rp30 juta hingga Rp50 juta per tahun. Solusi yang ditawarkan CicilSewa dirancang sedemikian rupa untuk meringankan biaya sewa tersebut.

Selain menawarkan solusi cicilan ringan untuk hunian atau apartemen, CicilSewa juga menawarkan properti berupa ruko.

Memasuki usia dua tahun, CicilSewa berupaya melebarkan jangkauan di lebih banyak kota. Sudah melayani wilayah Jabodetabek, dalam satu hingga dua tahun ke depan mereka menargetkan bisa menyasar kawasan Bandung, Yogyakarta, Surabaya hingga Bali.

“CicilSewa ingin bekerja sama dengan seluruh pemilik properti, karena pemilik properti tetap mendapatkan uang sewa di awal. Dengan bekerja sama dengan CicilSewa, propertinya pasti akan lebih cepat tersewa. CicilSewa saat ini telah bekerja sama dengan banyak perusahaan agen properti ternama di Indonesia. Dengan begitu diharapkan mereka juga dapat membantu dan memberikan edukasi kepada masyarakat atas manfaat dari produk CicilSewa tersebut,” jelas Hendry.

Deskby menawarkan kemudahan penyewaan tempat kerja, rapat, atau event. Didirikan pada tahun 2018 oleh Sastro Gozali dan Christian Situmorang.

Mengenal Deskby, Penyedia Layanan Marketplace Ruang

Bisnis penyewaan tempat kerja atau event seperti coworking space mulai banyak dijumpai di Indonesia. Deskby melihat peluang ini dengan menghadirkan sebuah layanan marketplace yang mampu menjembatani pemilik ruang dengan mereka yang membutuhkan ruang. Utamanya dalam hal memudahkan proses pemesanan dan pembayaran.

Deskby pertama kali beroperasi pada Juli 2018 silam. Diprakarsai Sastro Gozali dan Christian Situmorang, mereka mencoba mengembangkan marketplace penyewaan ruang yang fleksibel dan transparan.

“Di Deskby mereka bisa memesan ruang kerja di mana saja dan kapan saja,” jelas Sastro.

Deskby juga menyediakan rekomendasi ruangan atau tempat sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan calon pengguna. Hanya dengan menghubungi pihak Deskby dan memberikan informasi mengenai tanggal, lokasi, dan perlengkapan yang dibutuhkkan, pihak Deskby akan menindaklanjutinya dengan rekomendasi.

Ada tiga produk unggulan yang ada di dalam sistem Deskby, yakni ruang rapat, event space, dan private office.

Sastro lebih jauh menjelaskan bahwa mereka berusaha keras untuk menjaga hubungan baik dengan pengguna dan mitra penyedia ruang. Deskby menjadikan kepuasan pemilik ruang dan mitra penyedia ruang sebagai hal utama.

“Dibanding dengan kompetitor lain, Deskby setiap kali ada inquiry yang masuk akan melakukan penyaringan terlebih dahulu, baru kemudian mengirimkannya ke partner Deskby memastikan bahwa leads yang masuk ke partner sesuai dengan apa yang potential customers inginkan dari partner,” cerita Sastro.

Kini sudah lebih dari setahun berjalan, Deskby memiliki hampir 800 ruang yang disewakan. Respons pengguna diklaim cukup baik sehingga membuat mereka optimis bisa terus bersaing dan tumbuh di ekosistem layanan penyewaan ruang di Indonesia. Saat ini Deskby didukung IDX Incubator.

Disinggung mengenai fokus saat ini dan target ke depannya, Sastro menjelaskan, Deskby saat ini masih berjalan dengan modal sendiri atau bootstrapping. Mencari pendanaan adalah salah satu target yang coba dicapai karena menjadi modal penting untuk mengembangkan fitur-fitur mutakhir selanjutnya.

“Fokus Deskby yang pertama adalah untuk terus memperluas daftar ruangan yang ada di situs kami dengan terus mencari dan mengubungi penyedia ruang yang tersebar di seluruh Indonesia. Yang kedua, kami saat ini gencar dalam mencari dan mengikuti event-event pitching atau speed dating dengan tujuan mendapatkan pendanaan. Pendanaan ini nantinya akan kami gunakan untuk mengebangkan aplikasi Deskby, mengembangkan website, dan strategi marketing kami,” tutup Sastro.

Menggantikan Ignatius Untung, Maria Herawati Manik akan fokus meningkatkan "consumer experience" dalam pencarian properti dengan inovasi baru

Maria Herawati Manik Jadi Country Manager Rumah123 yang Baru

Setelah menjabat sebagai Country Manager Rumah123 selama hampir empat tahun, Ignatius Untung mengumumkan pengunduran dirinya dari jajaran manajemen Rumah123 hari ini (22/02). Kepada DailySocial, Untung mengungkapkan, alasan dirinya keluar dari Rumah123 yaitu untuk merealisasikan rencana baru yang masih enggan dijelaskan lebih lanjut. Untung juga merupakan Ketua Umum idEA.

“Untuk waktu 2-3 bulan ini saya mau bantu teman membangun startup dulu sebelum bergabung ke tempat baru yang saya belum bisa sebutkan nama perusahaannya. Nanti saya update lagi kalau saya sudah bisa share nama perusahaannya.”

Selama menjabat sebagai Country Manager Rumah123, Untung bertanggung jawab untuk memperluas bisnis Rumah123 di Indonesia, termasuk mengembangkan teknologi dan mempercepat pertumbuhan bisnis.

Country Manager baru

Rumah123, yang merupakan anak perusahaan REA Group, langsung mengumumkan Maria Herawati Manik sebagai Country Manager Rumah123 yang baru. Maria telah bergabung dengan Rumah123 sejak 2017 sebagai GM Sales dan memiliki pengalaman lebih dari 18 tahun di bidang Sales dan Marketing.

Kepada DailySocial, Maria mengungkapkan beberapa fokus Rumah123 di bawah kepemimpinannya, termasuk tetap fokus meningkatkan consumer experience dalam pencarian properti dengan inovasi-inovasi baru yang juga akan membantu pelaku industri properti di Indonesia. Disinggung apakah ada perubahan di manajemen Rumah123, Maria menegaskan tidak ada perubahan yang signifikan.

“Saat ini fokus kami masih ingin menjadi situs properti nomor satu di Indonesia dengan memiliki lebih dari satu juta listing secondary maupun primary listing yang dihadirkan bagi para pencari rumah. Di tahun 2019 ini kami juga akan mengeluarkan inovasi terbaru di situs kami untuk mempermudah para konsumen dalam pencarian rumah,” kata Maria.

Maria akan menjadi bagian dari REA Group International Leadership Team yang bertanggung jawab langsung ke Henry Ruiz, CEO REA Group Asia.

“Maria memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai industri properti di Indonesia, dan juga memiliki hubungan yang kuat dengan customer kami. Sejak bergabung di tahun 2017, Maria memegang peranan penting dalam membesarkan Rumah123 sebagai portal pilihan terbaik dalam bisnis properti. Saya sangat senang dapat menunjuk seseorang yang memiliki kapabilitas yang tinggi untuk membawahi tim Rumah123,” kata CEO REA Group Asia Henry Ruiz.

Application Information Will Show Up Here
Funding obtained from Ringier AG and Axel Soringer SE for Lamudi will be used to improve service quality

Lamudi Secures Funding from Ringier AG and Axel Springer SE

Lamudi, property listing provider startup, announces to secure funding from Swiss media company Ringier AG and German media company Axel Springer SE. There aren’t any numbers mentioned in it. Investment from both will be used by Lamudi to provide the best experience for users to search for property, such as bridging those looking for property from online to offline in Indonesia.

“We’re so glad to include investors with high experience in the media industry, digital technology, and enthusiasm to make a breakthrough in the property industry in Indonesia. Investment from global players to Lamudi Indonesia is a great news for the startup development in Indonesia,” Mart Polman, Lamudi Indonesia’s Managing Director, said.

Furthermore, he explained that currently, Lamudi has become a trusted platform for consumers and industry players to find and promote real estate. The fresh funding is said to help Lamudi expand the company’s effort significantly to help Indonesian people find their dream house.

Lamudi was first established at the end of 2013 by Rocket Internet. Supported by some investors with rapid growth, Lamudi is currently operating in Indonesia, the Philippines, Bangladesh, Sri Lanka, Mexico, Colombia, and Peru.

“Lamudi has a very similar vision and interest with us in terms of the local business model. We’re very impressed with the sophisticated operational, also the skill of local and global management team, and the will to create value. We’re optimistic Lamudi will make a significant change in Mexico and Southeast Asia’s real estate industry,” Robin Lingg, Ringier AG’s Head of Marketplace, said.

Moreover, Andreas Wiele, Axel Springer SE’s President Classified Media said that Lamudi has made a rapid development and happened to be in a great market. As one of the biggest company in the real estate industry, Axel Springer SE is confident to help Lamudi advanced development with the current insight and skills.

The two Lamudi investors will join the existing ones which have been supporting Lamudi, such as Asia Pacific Internet Group (APACIG), a joint venture of Rocket Internet and Ooredoo, and Holtzbrinck Ventures and Tengelmann Ventures.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Dana yang diperoleh Lamudi dari Ringier AG dan Axel Springer SE akan digunakan untuk terus meningkatkan kualitas layanan

Lamudi Terima Pendanaan dari Ringier AG dan Axel Springer SE

Startup penyedia properti listing Lamudi mengumumkan telah berhasil mendapatkan suntikan dana dari perusahaan media Swiss Ringier AG dan perusahan media Jerman Axel Springer SE. Tidak ada angka yang disebutkan dalam pengumumannya. Investasi dari keduanya akan dimanfaatkan oleh Lamudi untuk terus memberikan pengalaman terbaik bagi pengguna untuk mencari properti, seperti menjembatani pencari properti dari online ke offline seperti yang ada di Indonesia.

“Kami sangat senang untuk menyertakan investor yang sangat berpengalaman di bidang media, teknologi digital dan antusias bersama-sama menciptakan gebrakan inovasi baru dalam industri properti di Indonesia. Investasi dari pemain global ke Lamudi Indonesia adalah sebuah berita bagus untuk perkembangan startup di Indonesia,” terang Managing Director Lamudi Indonesia Mart Polman.

Lebih lanjut Mart juga menjelaskan bahwa saat ini Lamudi telah menjadi platform terpercaya bagi konsumen dan pelaku industri untuk mencari dan memasarkan real estate. Pendanaan baru ini disebut akan membantu pihak Lamudi untuk bisa lebih signifikan memperluas upaya perusahaan untuk membantu masyarakat Indonesia menemukan rumah impian.

Lamudi sendiri pertama kali luncurkan pada akhir tahun 2013 oleh Rocket Internet. Dengan dukungan beberapa investor dan pertumbuhan yang cukup cepat, saat ini Lamudi sudah beroperasi di Indonesia, Filipina, Bangladesh, Sri Lanka, Meksiko, Kolombia, hingga Peru.

“Lamudi sangat sesuai dengan visi kami serta minat kami dalam hal model bisnis lokal. Kami sangat terkesan dengan kecanggihan operatif perusahaan, kemampuan tim manajemen global dan lokal, dan keinginan untuk menciptakan value. Kami percaya bahwa Lamudi akan mendorong perubahan signifikan dalam industri real estate di Asia Tenggara dan Meksiko,” terang Head of Marketplace Ringier AG Robin Lingg.

Sementara itu President Classifieds Media Axel Springer SE Andreas Wiele menyebutkan bahwa Lamudi memiliki perkembangan yang sangat cepat dan berada di pasar yang sangat menarik. Sebagai salah satu perusahaan yang terbesar di dalam industri pencarian real estate, pihak Axel Springer SE yakin bisa membantu pengembangan Lamudi lebih jauh dengan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki selama ini.

Dua investor baru Lamudi ini akan bergabung dengan investor-investor Lamudi terdahulu yang telah mendukung perkembangan Lamudi sejauh ini, seperti Asia Pacific Internet Group (APACIG), sebuah perusahaan joint venture Rocket Internet dan Ooredoo, serta Holtzbrinck Ventures dan Tengelmann Ventures.

Application Information Will Show Up Here
UrbanIndo rebranding into 99.co / 99.co

Property Commerce Portal UrbanIndo Officially Migrates into 99.co

Property commerce portal UrbanIndo announces an official domain migration to 99.co. It is due to the acquisition announcement in early 2018. Under a new brand, the company will make some moves to tighten its position as the leading property portal in Indonesia.

Gradually, 99.co sets up some features for users and partners convenience. These features are the results of 99.co and UrbanIndo collaboration – some are completely new, some are from UrbanIndo.

“As per today, we’ve been migrating website branding. It’s a beginning of the various innovations to be presented in the online property industry in Indonesia,” Irvan Ariesdhana, 99.co’s Country Manager, explained to DailySocial.

Ariesdhana claimed, 99.co currently has 1,5 million listing. About 1.45 million comes from the secondary listing from UrbanIndo, combination of sale and rental. The rest is a primary listing of 99.co.

Darius Cheung, 99.co’s CEO, separately said that the rebranding is a right foundation for the development and a better step in the future.

“Therefore, it’s possible in 3-5 years later, 99.co will be written as the number one website for property related commerce, rental, financial, and other services in Indonesia and Singapore,” he added.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Ronny Waisan, Founder and CEO of UrbanAce and its management team in the grand launching / UrbanAce

UrbanAce is Introduced as the “Integrated O2O Real Estate Marketing Platform”

The property marketplace already has many players. Some of which are already consolidated, the latest is UrbanIndo acquisition by 99.co. Yet it doesn’t discourage Ronny Wuisan, Founder and CEO, to build a service in the similar segment called UrbanAce. It is claimed to be an integrated O2O real estate marketing platform.

UrbanAce didn’t want to be just another property marketplace. It aims for an all-in-one platform for customers who want to purchase, fill-in, rent-off, and sell properties. Was founded in the late 2016 and officially introduced today (5/9), Waisan said UrbanAce has been supported by an angel investor (undisclosed) in two funding rounds.

In addition, UrbanAce also managed its own agent community known as UrbanAce Ambassador and training for sales property in the form of UrbanAce Academy.

The ambassador will help to sell properties in UrbanAce based on commission. Consumers with select properties to be listing in UrbanAce will be assisted and helped through every visit of the buyers and settlement.

By the end of last year, the service has recorded sales worth of $22 million for 300 unit properties with 300 ambassadors.

“UrbanAce provides an innovative feature to facilitate consumers to have customer journey with the Ambassadors in managing properties such as purchasing, interior, rents, and sells. UrbanAce technology is integrated online and offline, the partnership with Fabelio and Dizen [interior providers] is our step to provide better services for the customers,” he said.

Can’t go completely online

Waisan, with autodidact background as property broker, admits that property transaction can’t be going completely online. Especially if it’s a secondary property. Consumers have to see the physical form with the legal condition and its documents before deciding to buy a property. It validates the company’s step to build ambassador network.

“UrbanAce Ambassador is not only about trading. It involves trust and commitment to giving the best for consumer’s pleasure. Therefore, we create UrbanAce Academy and awarding those who put their best effort and having a good character and integrity.”

This year’s target

The CEO said that its team is planning for expansion to other cities outside Jabodetabek, targeting Surabaya this year. Furthermore, UrbanAce intent to expand for at least in 20 cities in the near future.

In terms of technology, the company will develop a more mobile-friendly site. They’re currently focused on desktop version for customers and mobile app for ambassadors.

He also said UrbanAce aims to sell property products worth 700 billion Rupiah in total this year.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Founder dan CEO UrbanAce Ronny Waisan dan tim manajemen saat peluncuran resmi layanan / UrbanAce

UrbanAce Perkenalkan Diri Sebagai “Integrated O2O Real Estate Marketing Platform”

Sudah cukup banyak pemain di pasar property marketplace. Beberapa bahkan sudah berkonsolidasi, yang terbaru ketika di awal tahun Urbanindo diakuisisi 99.co. Hal tersebut tidak menyurutkan langkah Ronny Wuisan, Founder dan CEO, mendirikan sebuah layanan di segmen serupa bertajuk UrbanAce. UrbanAce mengklaim menjadi sebuah integrated O2O real estate marketing platform.

UrbanAce tidak ingin menjadi sekedar sebuah property marketplace. Ia ingin menjadi sebuah platform all-in-one, ketika seorang konsumen ingin membeli, mengisi, menyewakan, dan menjual sebuah properti. Didirikan di akhir tahun 2016 dan baru resmi diperkenalkan hari ini (9/5), Ronny menyebutkan UrbanAce telah didukung angel investor (yang tidak disebutkan namanya) dalam dua putaran pendanaan.

Selain menjadi direktori, UrbanAce mengelola komunitas agennya sendiri yang disebut UrbanAce Ambassador dan pelatihan penjualan properti dalam bentuk UrbanAce Academy.

Ambassador inilah yang membantu menjual properti-properti di dalam UrbanAce berbasis komisi. Konsumen yang propertinya sudah disetujui untuk listing di UrbanAce akan didampingi dan dibantu untuk setiap kunjungan dari calon pembeli dan penyelesaian transaksi.

Disebutkan hingga akhir tahun lalu layanan telah mencatatkan penjualan dengan nilai total $22 juta untuk 300 unit properti dan telah memiliki 300 Ambassador.

”UrbanAce menyajikan fitur inovatif yang memungkinkan konsumen dan UrbanAce Ambasador dengan mudah menjalani customer journey dalam mengelola properti yaitu beli, interior, sewa, dan jual. Teknologi yang diterapkan oleh UrbanAce terintegrasi secara online dan offline dan kemitraan dengan Fabelio dan Dizen [mitra penyedia produk interior] merupakan langkah kami untuk memberikan yang lebih baik bagi konsumen,” ujar Ronny.

Tidak bisa murni online

Ronny, yang memiliki latar belakang otodidak sebagai broker properti, mengakui bahwa transaksi properti tidak bisa secara murni dilakukan secara online. Apalagi jika itu berupa secondary property. Konsumen harus melihat langsung bentuk fisiknya dan melihat kondisi legal dan surat-suratnya sebelum benar-benar meyakinkan diri untuk membeli sebuah properti. Hal itu yang memvalidasi langkah perusahaan membangun jaringan Ambassador.

“Profesi sebagai UrbanAce Ambasador bukan semata jual-beli. Ada unsur saling percaya dan komitmen untuk memberi yang terbaik untuk kenyamanan konsumen. Dengan demikian, kami membuat UrbanAce Academy dan memberi penghargaan untuk mereka yang berupaya keras dan memiliki integritas dan sikap yang baik.”

Target tahun ini

Ronny menyebutkan pihaknya berencana memperluas layanan ke kota-kota lain di luar Jabodetabek tahun ini, dengan area Surabaya menjadi sasaran tahun ini. Selanjutnya pihak UrbanAce berharap bisa terus berekspansi hingga memiliki kehadiran di 20 kota dalam beberapa waktu ke depan.

Selain itu, di sisi teknologi, pihaknya bakal mengembangkan situs yang lebih mobile friendly. Sementara ini mereka hanya fokus untuk versi desktop bagi konsumen dan aplikasi mobile untuk Ambassador.

Secara nominal, Ronny menyebutkan UrbanAce berharap bisa menjual produk properti dengan nominal total 700 miliar Rupiah tahun ini.