Tag Archives: PS5

Microsoft Diam-Diam Sudah Menyetop Produksi Semua Model Xbox One Sejak Akhir 2020

Berbeda dari smartphone, konsol generasi baru tidak datang setiap tahun. Alhasil, konsol generasi lama tidak otomatis langsung berhenti diproduksi ketika suksesornya telah tersedia di pasaran. Masa transisi dari konsol lama ke baru itu akan selalu ada, akan tetapi lamanya berbeda-beda tergantung kondisi dan kebijakan masing-masing perusahaan.

Di kubu Microsoft, masa transisi dari Xbox One ke Xbox Series X/S rupanya sudah rampung sejak lama. Kepada The Verge, Microsoft mengonfirmasi bahwa mereka sebenarnya sudah berhenti memproduksi semua model Xbox One pada akhir 2020 lalu. Sebelumnya, tepatnya di bulan Juli 2020, Microsoft sempat bilang bahwa mereka sudah menyetop produksi Xbox One X dan Xbox One S Digital Edition, tapi tidak untuk Xbox One S versi standar.

Sekarang kita tahu bahwa rencana tersebut ternyata cuma bertahan beberapa bulan saja, sebab Microsoft secara diam-diam juga sudah berhenti memproduksi Xbox One S versi standar di akhir tahun 2020. Dengan kata lain, Microsoft sebenarnya sudah sepenuhnya berfokus pada Xbox Series X dan Series S mulai 2021 kemarin.

Ini sangat kontras dengan strategi yang dijalankan oleh Sony. Baru-baru ini, beredar laporan bahwa Sony akan menggenjot produksi PlayStation 4 di tahun 2022 ini demi mengisi kekosongan yang diakibatkan oleh krisis stok PlayStation 5. Sony bahkan sempat bilang bahwa mereka dari awal memang belum pernah berniat untuk menghentikan produksi PS4.

Tidak seperti Sony, Microsoft menawarkan dua tipe konsol generasi baru yang berbeda / Microsoft

Baik Sony ataupun Microsoft sebenarnya sama-sama kesulitan memenuhi permintaan tinggi konsumen akan konsol next-gen bikinan masing-masing. Namun yang agak berbeda adalah, di saat Sony hanya menawarkan satu tipe konsol saja (PS5), Microsoft menawarkan dua tipe yang berbeda (Xbox Series X dan Series S). PS5 memang ada yang versi Digital Edition, akan tetapi versi tersebut tidak mempunyai perbedaan performa sama sekali.

Xbox Series S di sisi lain memiliki performa yang lebih inferior ketimbang Series X. Secara fisik, ukuran chipset yang menenagai masing-masing konsol bahkan berbeda. Sebelum ini, Phil Spencer selaku bos besar Xbox juga sempat menjelaskan bahwa mereka sebenarnya bisa memproduksi lebih banyak chip milik Series S ketimbang chip milik Series X dalam satu penampang yang sama.

Jadi meski kesulitan memenuhi demand Series X, Microsoft masih bisa sedikit menutupinya dengan memperbanyak stok Series S. Sony di sisi lain harus bergantung pada konsol lamanya untuk menyiasati krisis stok PS5.

Sumber: The Verge. Gambar header: Louis-Philippe Poitras via Unsplash.

Krisis Stok PS5 Masih Berlanjut, Sony Akan Genjot Produksi PS4

Sejak pertama kali diluncurkan di bulan November 2020, PlayStation 5 terus dilanda isu seputar keterbatasan stok. Di belahan dunia manapun, stok konsol terbaru Sony ini hampir selalu kosong, dan alasannya tidak lain dari krisis yang melanda industri semikonduktor secara global.

Ketimbang menerima nasib begitu saja, Sony dikabarkan sudah menyiapkan strategi lain, yakni menggenjot produksi PlayStation 4. Berdasarkan laporan Bloomberg, Sony rupanya telah menyuarakan ke mitra-mitra manufakturnya pada akhir tahun lalu bahwa mereka akan terus memproduksi konsol lamanya itu hingga tahun ini.

Sony memang tidak pernah secara resmi mengumumkan ke publik bahwa mereka bakal menyetop produksi PS4, akan tetapi mereka kabarnya sempat berencana untuk menghentikan perakitan PS4 pada akhir 2021 kemarin. Rencana tersebut batal dijalankan, dan Sony sekarang malah berniat untuk meningkatkan produksi PS4.

Narasumber Bloomberg mengatakan bahwa Sony berniat menambahkan sekitar satu juta unit PS4 tahun ini untuk mengisi kekosongan yang diakibatkan oleh terhambatnya produksi PS5. Meski begitu, angkanya bisa saja berubah tergantung permintaan. Dibanding PS5, PS4 tentu lebih mudah dan lebih murah untuk dibuat karena menggunakan komponen-komponen yang lebih inferior.

Kepada Bloomberg, juru bicara Sony mengonfirmasi bahwa produksi PS4 masih akan terus dilanjutkan, dan Sony pun dari awal tidak pernah berniat untuk menghentikannya. “PS4 merupakan konsol dengan penjualan terbesar, dan persilangan antar generasi itu bakal selalu ada,” ujarnya.

Dirilis di tahun 2013, PS4 tercatat telah terjual sebanyak lebih dari 116 juta unit, dan konsol ini pun masih cukup diminati hingga sekarang. Bukan hanya itu, PS4 juga masih menyumbangkan pendapatan yang cukup besar buat divisi gaming Sony melalui penjualan game dan subscription.

Apa yang Sony lakukan ini pada dasarnya mirip seperti langkah yang diambil oleh Nvidia. Belum lama ini, Nvidia memutuskan untuk memproduksi kembali kartu grafis lamanya (RTX 2060) demi memenuhi permintaan konsumen. Minat terhadap perangkat gaming melonjak drastis selama pandemi, sementara produksi perangkat-perangkat barunya justru terhambat karena kendala di rantai pasok. Alhasil, produk-produk lama pun dilihat sebagai salah satu cara untuk mengantisipasi.

Sumber: Bloomberg. Gambar header: Fabian Albert via Unsplash.

Sony Resmi Umumkan PlayStation VR2, Headset Virtual Reality Generasi Baru untuk PS5

Lama tidak terdengar kabarnya, PlayStation VR kembali menjadi topik pembicaraan setelah Sony memberikan pengumuman mengenainya di CES 2022. Belum, wujud headset PS VR generasi baru yang ditujukan untuk mendampingi PS5 itu masih belum disingkap, tapi setidaknya ia sudah punya nama resmi: PlayStation VR2.

Kedengarannya tidak kreatif sama sekali? Biarlah, sebab yang lebih penting adalah bagaimana PS VR2 bisa menyajikan pengalaman virtual reality yang lebih baik dari pendahulunya, dan cara termudah untuk mewujudkannya adalah dengan menyuguhkan visual yang lebih memanjakan mata.

Sony bilang bahwa PS VR2 bakal dilengkapi panel display OLED dengan resolusi 2000 x 2040 per mata, bidang pandang seluas 110°, refresh rate 90/120 Hz, beserta dukungan HDR. Apakah itu tidak terlalu berat untuk hardware PS5? Tidak, sebab Sony turut membekali PS VR2 dengan teknologi foveated rendering, yang berarti perangkat mampu me-render grafik secara dinamis berdasarkan arah pandangan penggunanya.

Foto produknya belum ada sama sekali, jadi cukup logo branding-nya dulu kali ini / Sony

Namun upgrade visual baru sebagian dari cerita utuhnya, sebab PS VR2 juga dilengkapi sejumlah penyempurnaan lain yang ditujukan untuk menambah sensasi immersive. Terkait aspek tracking misalnya, headset PS VR2 menawarkan inside-out tracking dengan empat buah kamera terintegrasi dan sistem pendeteksi gerakan 6-poros. Itu berarti pergerakan pengguna dapat langsung dipantau tanpa bantuan sensor/kamera eksternal.

Dari segi audio, PS VR2 bakal mengawinkan teknologi Tempest 3D AudioTech milik PS5 dengan teknologi headset feedback. Sony percaya ini dapat mengamplifikasi sensasi yang dirasakan pengguna selama bermain. Pasalnya, selain mendengar suara dari semua sisi, pengguna juga bakal merasakan getarannya, kurang lebih mirip seperti fitur unggulan yang ditawarkan headset Razer Kaira Pro.

PS VR2 juga bakal hadir membawa teknologi eye tracking. Menggunakan kamera infra-merah, perangkat mampu mendeteksi pergerakan mata pengguna secara real-time, dan ini rupanya bisa diterjemahkan menjadi input ekstra. Alhasil, interaksi di dalam game bisa terkesan lebih intuitif.

Controller PlayStation VR2 Sense / Sony

Bicara soal input, PS VR2 akan didampingi oleh controller PS VR2 Sense. Detail sekaligus wujud dari controller baru ini sebenarnya sudah diungkap sejak Maret tahun lalu. Singkat cerita, PS VR2 Sense bakal mewarisi fitur-fitur andalan controller DualSense, spesifiknya adaptive trigger dan haptic feedback.

PS VR2 Sense menyambung via Bluetooth 5.1, sementara headset PS VR2 itu sendiri hanya memerlukan satu kabel USB-C saja untuk bisa berkomunikasi langsung dengan PS5. Jauh lebih praktis daripada generasi pertamanya yang membutuhkan unit perantara, belum lagi kamera tracking eksternal.

Berhubung gambar produknya belum ada (kecuali controller-nya), Sony pun juga belum bicara apa-apa soal harga maupun jadwal rilisnya. Tebakan saya, akhir tahun ini, bertepatan dengan musim liburan, tapi tentu saja ini masih murni berupa spekulasi.

Dalam kesempatan yang sama, Sony juga sempat menyinggung mengenai seperti apa konten yang bakal PS VR2 sajikan. Salah satu judul unggulan yang sudah dipersiapkan adalah Horizon Call of the Mountain, sebuah game baru yang secara spesifik dikembangkan untuk PS VR2, dengan lore dan dunia yang sama seperti franchise Horizon.

Detail tentang game ini memang belum banyak (video teaser-nya cuma berlangsung beberapa detik saja mulai 1:16) tapi yang pasti pemain bakal menjalankan protagonis baru, dan dalam perjalanannya mereka juga akan berjumpa dengan Aloy, lakon utama Horizon Zero Dawn sekaligus sekuelnya, Horizon Forbidden West, yang akan hadir pada 18 Februari 2022 mendatang.

Horizon Call of the Mountain merupakan hasil kolaborasi Guerilla Games dengan Firesprite. Firesprite sendiri sudah cukup berpengalaman mengembangkan game VR, dan studio asal Inggris tersebut telah resmi bergabung dengan keluarga PlayStation Studios sejak September 2021 kemarin.

Sumber: PlayStation Blog.

Tak Harus Putih, Cover PS5 Kini Dapat Diganti dengan 5 Warna Lain Berkat Aksesori Resmi dari Sony

Saat pertama kali diungkap, PlayStation 5 langsung menuai banyak kontroversi terkait desainnya. Lalu ketika Sony sudah mulai memasarkannya, tidak sedikit konsumen yang terkejut melihat ukuran fisik PS5 yang tergolong bongsor. Singkat cerita, desain PS5 bukan untuk semua orang, dan Sony tampaknya sadar akan hal itu.

Namun tentu saja merombak desainnya secara drastis sekarang terdengar kurang rasional — mungkin ini bisa jadi salah satu ekspektasi kita untuk PlayStation 5 Pro nanti, seandainya ada. Yang bisa Sony lakukan sekarang setidaknya adalah memberikan opsi personalisasi warna kepada para pengguna PS5.

Ya, PS5 sekarang tidak harus berwarna putih. Sony baru saja menyingkap aksesori PS5 Console Cover dalam lima pilihan warna yang berbeda: Cosmic Red, Galactic Purple, Midnight Black, Starlight Blue, dan Galactic Purple. Cara pemasangannya mudah kalau menurut Sony sendiri; cukup lepas cover putih bawaan PS5, lalu ganti dengan yang baru ini. Selain untuk versi standarnya, aksesori ini juga tersedia buat PS5 Digital Edition, jadi jangan sampai Anda salah beli.

Supaya klop, Sony tidak lupa menyediakan controller DualSense dalam lima opsi warna yang sama persis, meski dua di antaranya (Cosmic Red dan Midnight Black) sebenarnya sudah tersedia selama beberapa bulan. Dari sisi fungsionalitas, controller baru ini sama persis seperti versi putih yang disertakan dalam paket penjualan PS5.

Di Indonesia, PS5 Console Cover bakal dijual secara resmi dengan harga Rp939.000, sedangkan controller DualSense dalam tiga warna barunya dibanderol Rp1.359.000. Sejauh ini belum ada informasi apakah ke depannya Sony bakal menjual konsol PS5 dalam warna-warna baru ini. Untuk sekarang, warna-warna baru ini sifatnya sebatas add-on yang opsional.

Untuk PS5 Console Cover varian Cosmic Red dan Midnight Black, pemasarannya dijadwalkan berlangsung mulai 21 Januari 2022. Sementara tiga varian warna sisanya diperkirakan bakal menyusul tidak lewat dari babak pertama 2022. Controller-nya sendiri akan lebih dulu dijual mulai 14 Januari 2022.

Di luar sana, sebenarnya sudah eksis sejumlah opsi cover untuk PS5 dari sejumlah produsen pihak ketiga — yang akhirnya memicu perseteruan hukum antara Sony dan produsen-produsen tersebut, sekaligus mendorong Sony untuk mematenkan desain cover PS5.

Sumber: Sony.

Scuf Reflex Adalah Controller PS5 dengan Kustomisasi yang Sangat Lengkap

Setahun lebih setelah PlayStation 5 eksis, produsen controller kenamaan asal AS, Scuf, akhirnya meluncurkan lini produk yang dikhususkan untuk konsol next-gen tersebut. Lini baru ini Scuf namai Reflex, dan total ada tiga model controller yang berbeda yang ditawarkan.

Model yang pertama sekaligus yang paling basic adalah Scuf Reflex. Dibandingkan controller DualSense bawaan PS5, Reflex menawarkan kelebihan dalam bentuk empat tombol ekstra di bagian belakang yang dapat diprogram sesuai kebutuhan. Perangkat dapat menyimpan hingga tiga profil konfigurasi tombol untuk game yang berbeda-beda, dan pengguna dapat berpindah dari satu profil ke lainnya hanya dengan menekan sebuah tombol.

Kustomisasi turut menjadi nilai jual ekstra dari controller seharga $200 ini. Selain pelat depan yang bisa diganti-ganti, stik analognya juga dapat dilepas dan ditukar dengan yang lain yang berbeda bentuk. Panjang, pendek, cembung, cekung; sesuaikan sendiri saja dengan selera dan kebutuhan masing-masing.

Model yang berikutnya, yakni Reflex Pro, dibanderol mulai $230 dan mengunggulkan grip spesial untuk menambah kenyamanan di samping fitur-fitur yang sudah disebutkan tadi. Kedua controller ini sama-sama dibekali fitur adaptive trigger dan haptic feedback seperti yang ditawarkan oleh controller DualSense.

Terakhir, ada Reflex FPS yang secara spesifik dirancang untuk permainan first-person shooter. Model ini tidak memiliki vibration motor, dan trigger-nya justru dibuat supaya bisa aktif secara instan dalam setiap klik. Kalau Reflex dan Reflex Pro bertujuan untuk meningkatkan sensasi immersive, Reflex FPS justru mengorbankan aspek tersebut demi memaksimalkan skill bermain penggunanya. Lucunya, Reflex FPS justru dihargai paling mahal — $260 — meski fitur yang ditawarkannya sebenarnya lebih sedikit.

Selain PS5, ketiga model Scuf Reflex ini tentu juga kompatibel dengan PC Windows, macOS, maupun perangkat Android dan iOS. Untuk koneksinya sendiri, pengguna bebas memilih antara Bluetooth dan kabel USB-C.

Dari sisi harga, ketiganya jelas masuk kategori premium. Sebagai perbandingan, harga resmi DualSense di AS adalah $70. Sementara di kubu Xbox, Elite Wireless Controller Series 2 yang juga mengunggulkan aspek kustomisasi yang lengkap, dijual seharga $180.

Sejauh ini belum ada informasi mengenai ketersediaan trio Scuf Reflex ini di Indonesia secara resmi. Semoga saja distributor Corsair di Indonesia, DTG, berminat untuk membawanya ke sini. Sekadar mengingatkan, Scuf memang sudah menjadi bagian dari Corsair sejak akhir 2019.

Sumber: Kotaku.

Biarpun Stoknya Langka, PlayStation 5 Telah Terjual Sebanyak 13,4 Juta Unit

Per tanggal 30 September 2021 kemarin, PlayStation 5 tercatat telah terjual sebanyak 13,4 juta unit. Terlepas dari kelangkaan stoknya, penjualan konsol tersebut ternyata terus bertumbuh secara signifikan, sebab dalam kurun waktu tiga bulan saja, angka penjualannya sudah naik sekitar 3,3 juta unit.

Dalam laporan finansial terbarunya untuk kuartal fiskal kedua tahun 2021, Sony mencatatkan penjualan hardware sebesar 160 miliar yen (19,9 triliun rupiah), naik drastis dibanding penjualan di periode yang sama tahun lalu sebesar 41 miliar yen. Secara total (hardware plus software), divisi gaming Sony mencatatkan penjualan sebesar 645,4 miliar yen (80,5 triliun rupiah) untuk periode Juli-September 2021.

Lucunya, laba operasional yang didapat justru turun 21% menjadi 82,7 miliar yen (10,3 triliun rupiah). Ini disebabkan oleh anjloknya penjualan konsol PS4. Di periode ini, PS4 rupanya cuma laku sebanyak 200 ribu unit saja, bandingkan dengan 1,5 juta unit yang terjual pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Ghost of Tsushima / Sony

Faktor lain yang juga punya pengaruh besar adalah performa penjualan game dari studio-studio internal Sony sendiri (first-party). Di periode ini, Sony rupanya hanya mampu menjual 7,6 juta kopi game first-party, sedangkan tahun lalu mereka berhasil menjual sebanyak 12,8 juta kopi dalam periode yang sama.

Namun perlu dicatat, dalam tiga bulan terakhir ini memang belum ada game first-party baru yang dirilis oleh Sony, sementara di periode yang sama tahun lalu mereka sempat terbantu oleh peluncuran perdana Ghost of Tsushima – meski ini bukanlah game terlaris yang pernah Sony buat.

Titel game first-party terlaris Sony sejauh ini masih dipegang oleh God of War, yang telah terjual sebanyak 19,5 juta kopi, dan yang diprediksi bakal bertambah lagi seiring perilisannya versi PC-nya tahun depan. Di belakangnya ada Marvel’s Spider-Man dengan 13,2 juta kopi, kemudian Horizon: Zero Dawn dengan 10 juta kopi, dan Marvel’s Spider-Man: Miles Morales dengan 6,5 juta kopi.

Sumber: VentureBeat dan GamesIndustry.biz. Gambar header: Kerde Severin via Unsplash.

Samsung Rilis SSD 980 Pro untuk PS5 yang Dilengkapi Heatsink Bawaan

Tidak seperti Xbox Series X, PlayStation 5 mendukung ekspansi penyimpanan via SSD non-proprietary. Jadi ketimbang mengandalkan slot dengan konektor khusus, PS5 justru mengemas slot kosong yang dapat diisi SSD NVMe dengan form factor M.2.

Namun pada praktiknya, meng-upgrade storage milik PS5 tidaklah sesimpel itu, sebab ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Yang paling utama, spesifikasi SSD-nya harus sesuai dengan syarat yang tercantum, demikian pula ukuran fisik dan struktur heatsink-nya.

Kabar baiknya, produsen SSD tidak ingin tinggal diam begitu saja. Samsung misalnya, mereka tengah mempersiapkan SSD baru yang spesifik dirancang untuk dijejalkan ke dalam PS5 tanpa memerlukan modifikasi dalam bentuk apapun. Cukup keluarkan SSD dari boksnya, selipkan ke dalam slot ekspansi milik PS5, maka kapasitas penyimpanan sang konsol otomatis sudah bertambah.

SSD yang dimaksud adalah Samsung 980 Pro with Heatsink. Perangkat ini mengemas spesifikasi dan kinerja yang identik seperti versi normalnya yang dirilis tahun lalu, akan tetapi bodinya sudah dibungkus dengan heatsink logam berukuran tebal untuk membantu menekan suhunya selagi bekerja, baik pada permukaan bawah maupun atasnya.

Solusi pendinginan tersebut penting mengingat performa SSD ini memang luar biasa ngebut, dengan kecepatan tulis 5.100 MB/s dan baca 7.000 MB/s, jauh di atas syarat yang ditetapkan oleh Sony (5.500 MB/s).

Meski ditargetkan buat para pengguna PS5, SSD ini pastinya tetap bisa digunakan di PC apapun yang memiliki slot M.2. Namun agar bisa mencapai kecepatan maksimumnya, pastikan motherboard yang digunakan sudah mendukung interface PCIe 4.0. Sebagai referensi, perangkat ini tercatat memiliki dimensi 80 x 24 x 8,6 mm.

Di Amerika Serikat, Samsung 980 Pro versi PS5 ini kabarnya akan tersedia mulai 29 Oktober 2021. Samsung mematok harga $250 untuk versi 1 TB, dan $450 untuk versi 2 TB. Sejauh ini belum ada informasi mengenai versi 500 GB atau 250 GB (kapasitas minimum yang didukung PS5).

Sumber: Tom’s Hardware.

Versi Revisi Pertama PlayStation 5 Punya Sistem Pendingin yang Lebih Inferior

Belum lama ini, beredar kabar bahwa Sony mulai memasarkan PlayStation 5 versi revisi pertamanya di Australia. Versi tersebut tampak identik dengan yang pertama diluncurkan, akan tetapi desain dudukannya sedikit berbeda, dan bobotnya hampir 300 gram lebih ringan.

Tidak seperti sebelumnya, dudukan baru itu mengandalkan thumbscrew ketimbang sekrup biasa, sehingga konsumen bisa memasang atau melepasnya tanpa memerlukan bantuan obeng. Namun yang mencurigakan tentu adalah perbedaan bobotnya, sebab 300 gram itu sangatlah signifikan, dan semestinya dapat kita rasakan perbedaannya dengan mudah.

Daripada sekadar berasumsi, saya ingin mengajak Anda menonton video unggahan YouTuber Austin Evans. Di video tersebut, Austin membandingkan unit PS5 Digital Edition yang pertama dirilis dengan unit revisinya (yang sejauh ini baru dijual di Australia, Jepang, dan Amerika Serikat). Benar saja, angka di timbangannya menunjukkan selisih berat 287 gram antara versi lama dan barunya.

Untuk mengetahui apa yang berubah, Austin lanjut membongkar jeroan kedua unit PS5 tersebut (karena sekali lagi, tampilan luarnya sama sekali tidak ada yang berubah). Usut punya usut, Sony rupanya telah mengganti komponen heatsink di PS5 versi revisi ini. Bentuknya lebih ringkas daripada milik versi orisinalnya, dan ukuran pelat tembaganya pun juga tidak sebesar sebelumnya.

Namun yang lebih penting untuk disoroti adalah, perubahan desain heatsink ini juga berdampak pada performa termal PS5. Pengujian yang Austin lakukan menunjukkan bahwa versi revisinya mencatatkan suhu sekitar 3° sampai 5° C lebih panas daripada versi orisinal. Meski demikian, dampaknya ke performa CPU dan GPU masih belum bisa diketahui.

Heatsink PS5 versi orisinal (kiri) dan versi revisi (kanan) / Austin Evans

Kesimpulannya, PS5 versi revisi mengemas sistem pendingin yang lebih inferior ketimbang versi aslinya. Namun sejauh ini tidak diketahui apakah hal yang sama juga berlaku untuk PS5 standar yang dilengkapi disc drive.

Kenapa Sony menerapkan pembaruan yang ternyata malah berpengaruh negatif? Salah satu jawabannya mungkin adalah untuk menekan ongkos produksi. Kebetulan, Bloomberg belum lama ini melaporkan bahwa Sony sekarang sudah mulai mencetak laba dari penjualan PS5 standar.

Sumber: The Verge. Gambar header: Charles Sims via Unsplash.

Bocoran Detail PSVR untuk PS5 Tunjukkan Peningkatan Impresif

Meskipun bukan jadi perangkat wajib, absennya perangkat virtual reality (VR) pada peluncuran PlayStation 5 memang membuat banyak fans bertanya-tanya. Apalagi Sony juga memperlihatkan aksesoris PS5 lain seperti 3D Pulse headset hingga PS Media Remote.

Namun akhirnya keberadaan dari perangkat yang disebut PSVR ini terungkap saat gelaran Sony developer summit. Meskipun tidak diumumkan untuk umum, detail mengenai headset VR ini dibagikan oleh kanal YouTube PSVR Without Parole. Dalam event tersebut, Sony memberikan detail spesifikasi dan fitur untuk perangkat baru ini.

Perangkat yang belum memiliki nama resmi ini sebelumnya juga sempat dibocorkan oleh UploadVR akan memiliki resolusi 4000×2040 pixel atau 2000×2040 pada setiap layar/matanya. PSVR baru ini juga dikatakan akan menggunakan eye-tracking untuk mengoptimalkan performa rendering-nya.

Image credit: Sony

Nantinya, perangkat VR ini akan menggunakan teknologi bernama foveated rendering dan juga flexible scaling resolution. Kedua teknologi ini untuk lebih meningkatkan performa dari game-game PSVR.

Detail lain yang diungkap lewat video tersebut adalah perangkat ini memiliki kode nama NGVR (next-generation VR) dan akan menggunakan layar HDR OLED dengan luas pandangan (FOV) seluas 110 derajat. 10 derajat lebih luas dari PSVR.

Yang unik adalah dikabarkan juga bahwa perangkat kepala dari PSVR ini juga dilengkapi dengan teknologi haptic feedback seperti pada joystick DualSense. Entah bagaimana prakteknya dalam game nanti namun dikatakan bahwa perangkat kepalanya nanti akan dilengkapi dengan rumbling rotary motor.

Berlanjut ke kontrolernya, perangkat VR ini nantinya akan punya kontroler dengan sensor sentuh kapasitif untuk ibu jari, telunjuk, dan juga jari tengah. Sensor ini dikabarkan akan melakukan tracking gerakan terhadap kontroler, namun juga mengetahui seberapa jauh jari-jari mereka berada dari kontroler.

Sony juga dilaporkan telah mengatakan kepada para pengembang untuk memberikan dukungan virtual reality kepada game-game AAA yang tengah mereka kerjakan. Yang nantinya mereka juga akan memberikan pilihan kepada para pemain untuk memilih apakah mereka ingin mengunduh versi untuk monitor atau versi VR.

Mengenai perilisannya, kanal PSVR Without Parole mengatakan bahwa Sony tidak akan merilisnya pada tahun ini. Sehingga kemungkinan besar headset VR PS5 ini akan tiba paling cepat awal tahun depan.

Mcdonald’s Australia Tidak Sengaja Tunjukkan DualSense Edisi Khusus McD

Update: Sony membatalkan kontroler DualSense bertema McD. Dikutip dari Press Start, McD Australia memberikan komentarnya. “Sony belum memberikan otorisasi penggunaan kontroler mereka sebagai bahan promosi terkait dengan event Stream Week yang sudah diajukan dan kami meminta maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi.”


Brand McDonald’s menjadi salah satu brand makanan cepat saji terbesar di seluruh dunia. Namun bagaimana jika mereka membuat custom controller untuk konsol?

McDonald’s Australia tidak sengaja memamerkan sebuah joystick PlayStation 5 atau yang lebih dikenal dengan Dualsense edisi khusus McDonalds’s sebagai peringatan ulang tahun mereka di Australia yang ke-50.

Sebagai edisi khusus McDonalds, DualSense ini tampil mencolok dengan perpaduan warna merah-putih. Dan tentunya tidak lengkap bila edisi McDonald’s tidak memiliki gambar burger dan juga kentang goreng yang menjadi makanan khasnya.

Sayangnya DualSense ini tidak akan dijual bebas namun akan menjadi hadiah giveaway yang diberikan kepada para penonton beruntung yang menonton event live stream dari beberapa streamer Twitch yang bekerja sama dengan McDonald’s.

Kabar terbarunya yang dikutip dari media Australia, Press Start malah menjelaskan bahwa McDonald’s Australia mengonfirmasi jika event livestream yang mereka rencanakan akan dilaksanakan mulai minggu besok diundur hingga waktu yang belum ditentukan.

Mereka juga menghapus DualSense McDonald’s ini sebagai hadiah dan menggantinya dengan jaket eksklusif Ulang Tahun Macca (sebutan McD di sana) ke-50 tahun dan juga 50 subscriptions untuk setiap streamer. Perubahan mendadak ini dilakukan karena ternyata DualSense McDonald’s ini awalnya ditujukan untuk diposting pada minggu lainnya.

Image credit: McDonald’s Australia

Hal tersebut dikonfirmasi oleh CNET yang menghubungi salah satu streamer yang berpartisipasi dalam event McDonald’s tersebut. Streamer yang tidak disebutkan namanya tersebut bahkan menjelaskan bahwa dirinya tidak dapat membicarakan tentang DualSense ini di dalam stream-nya.

Perihal masalah penghapusan gambar DualSense tersebut, dikatakan bahwa pihak Sony PlayStation ternyata tidak memberikan izin bagi McDonald’s Australia untuk menggunakan gambar DualSense sebagai materai promosi event stream yang akan mereka adakan.

Kemungkinan besar hal tersebut disebabkan karena DualSense Edisi khusus tersebut bukan resmi dari Sony PlayStation namun merupakan sebuah DualSense custom yang dicat ataupun ditutupi stiker dengan grafis milik McDonald’s.