Tag Archives: PUBG Corp.

PUBG PC Dikabarkan Ingin Beralih jadi Game Gratis

Menjadi pelopor genre battle royale ternyata bukan jaminan bagi PlayerUnknown’s Battlegrounds atau yang lebih dikenal dengan PUBG untuk tenang dengan posisinya sekarang. Apalagi untuk versi PC yang menjadi satu-satunya versi berbayar.

Status berbayar yang dimiliki memang seakan menjadi pagar yang membatasi potensi jumlah pemain PUBG. Apalagi selain versi mobile dan Lite-nya telah gratis, hampir semua game battle royale lain di masa sekarang juga berstatus free-to-play.

Hal inilah yang kelihatannya mendasari keinginan PUBG PC ingin menjadi game gratis. Setidaknya dari apa yang diklaim oleh leaker bernama PlayerIGN ini. Dalam cuitannya di Twitter, @PlayerIGN menjelaskan rencana PUBG yang akan melihat respon pemain saat PUBG digratiskan bulan depan.

Dikatakan juga bahwa PUBG sebenarnya telah berencana untuk menjadi free-to-play pada tahun 2019 silam. Namun keinginan dari PUBG Corp dan KRAFTON tersebut tidak mendapat respon yang mereka inginkan dari para pemain. Sehingga rencana transisi tersebut tidak jadi dilakukan.

Sayangnya tidak dijelaskan apa alasan PUBG Corp dan KRAFTON kembali berencana untuk beralih ke free-to-play. Atau bahkan mungkin mereka kini merasa sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengajak para pemain PC menuju free-to-play.

PUBG Lite sendiri sebenarnya adalah versi gratis dari PUBG yang dirilis sejak 2019 lalu. Seperti namanya game ini merupakan ‘versi ringan’ yang tidak membutuhkan spesifikasi PC seberat versi standarnya. Namun dikarenakanan pandemi Covid-19, PUBG Lite harus menutup layanannya pada 29 April 2021 lalu.

PUBG memang masih memiliki masa depan yang sangat panjang, mengingat PUBG Corp terlah menyiapkan berbagai update dan juga berbagai tambahan untuk memperluas semestanya seperti serial animasi, komik, dan bahkan serial TV.

KRAFTON juga dikabarkan tengah mempersiapkan beberapa game baru untuk ke depannya, seperti PUBG New State yang membawa game-nya ke masa depan dengan tampilan futuristis. Sedangkan The Callisto Protocol akan membawa semestanya ke genre survival-horror fiksi ilmiah. Ada juga PUBG Cowboy yang menjadi spin-off dari PUBG untuk masuk ke dalam genre survival seperti DayZ dan Rust. Dan terakhir ada Projek TITAN yang masih misterius.

Memang keputusan sebuah game beralih menjadi free-to-play menimbulkan banyak kekhawatiran, terutama untuk para pemain lama. Dengan beralih menjadi gratis maka game tersebut juga memiliki resiko lebih besar untuk dieksploitasi dan diserang oleh para cheater seperti yang dialami CS:GO sebelumnya.

PUBG Auto-battler

Mode Baru PUBG Bakal Gabungkan Elemen FPS dan Auto-Battler?

PUBG tampaknya akan mendapatkan mode baru. Berdasarkan informasi bocoran yang beredar, mode baru dari PUBG tersebut akan menggabungkan elemen FPS dan Auto Battler. Informasi ini berasal dari PlayerIGN. Dalam sebuah video, dia memberikan penjelasan tentang mode baru PUBG, yang saat ini menggunakan nama kode Vostok.

Dalam mode Vostok, para pemain akan beradu dengan satu sama lain dalam pertandingan 1v1. Masing-masing pemain akan memiliki 3 nyawa. Setiap seorang pemain kalah, maka dia akan kehilangan nyawanya. Ketika ketiga nyawanya sudah habis, maka dia akan dianggap kalah. Semua pemain akan saling bertanding dengan satu sama lain hingga hanya 1 pemain yang tersisa, yang merupakan ciri khas genre battle royale.

https://www.youtube.com/watch?v=voerqvGWe08&feature=emb_logo&ab_channel=PlayerIGN

Namun, mode baru dari PUBG ini juga memiliki elemen FPS. Pemain yang menang akan mendapatkan bonus uang sehingga mereka bisa membeli senjata dan peralatan yang lebih bagus, sama seperti mekanisme yang digunakan di Counter-Strike: Global Offensive. Besarnya bonus yang didapatkan oleh pemain ditentukan berdasarkan dari performa mereka dalam ronde sebelumnya. Para pemain akan bisa langsung membeli senjata atau peralatan baru atau menyimpan uang mereka sehingga mereka bisa membeli senjata yang lebih mahal di ronde-ronde akhir.

Mengingat informasi tentang mode baru dari PUBG ini masih belum resmi, belum diketahui apakah mode tersebut memang akan diluncurkan. PlayerIGN merasa, jika mode gabungan FPS dan Auto-Battler ini dirilis, mode tersebut baru akan bisa dimainkan pada pertengahan Update 8.3 atau bahkan pada awal Season 9.

Beberapa bulan lalu, PUBG juga memperkenalkan fitur bots, yang berfungsi untuk membantu para pemain baru belajar cara memainkan game tersebut. Dalam sebuah surat terbuka, Joon H. Choi, Lead Project Manager, PUBG Console Team mengungkap bahwa semakin banyak pemain baru yang terbunuh di awal pertandingan. Tak hanya itu, mereka bahkan tidak dapat melukai para pemain lain.

Hal ini akan membuat para pemain baru kesulitan untuk belajar menjadi lebih baik. Karena itu, PUBG menambahkan fitur bots dengan harapan para pemain baru akan bisa mempelajari mekanisme pertarungan di PUBG tanpa harus khawatir akan dibunuh oleh para pemain veteran.

Pada Juli 2020, PUBG Corp. meluncurkan PUBG Update 8.1. Ketika itu, mereka juga mengungkap pencapaian PUBG sebagai game. Per Juli 2020, game tersebut telah terjual sebanyak 70 juta kopi sejak diluncurkan pada 2017. Dengan menambahkan mode baru yang menggabungkan elemen FPS dan Auto-Battler, hal ini akan dapat membuat PUBG menjadi semakin populer di kalangan para fans kedua genre tersebut.

Sumber: PCGN, GamesRadar

Alasan Para Pemilik Tim Esports Memutuskan untuk Keluar dari Ranah Kompetitif PUBG

Nasib yang sangat berbeda dengan versi mobile-nya, PUBG esports di tahun 2019 mengalami banyak hal buruk yang salah satunya adalah keluarnya PUBG Corp. Esports Director yaitu Jake Sin. Banyaknya tim papan atas akhirnya memutuskan untuk membubarkan roster PUBG mereka di akhir tahun 2019. Para tim tersebut beralasan bahwa PUBG sulit untuk dikomersialkan, minimnya komunikasi dan support dari developer. Bahkan Andrey “Reynad” Yanyuk selaku CEO dari  Tempo Storm secara gamblang menyalahkan PUBG Corp. pada Tweet-nya saat pengumuman pembubaran roster PUBG mereka.

Melalui wawancara dengan Esports Insider, Matt Dilon selaku CEO dari Ghost Gaming dan Shawn Pellerin selaku Co-Owner dari Spacestation Gaming memberikan alasan mereka tentang keputusan untuk keluar dari ranah kompetitif PUBG.

Matt Dillon memberitahu bahwa pada Januari 2019, PUBG Corp. memberikan pengumuman mengenai tim yang berhasil terkualifikasi ke National PUBG League akan mendapatkan custom in-game skins. “Melihat penjualan skin-nya dan revenue sharing untuk PUBG Global Invitational, saya mengira setidaknya Ghost Gaming akan mendapatkan uang sebanyak US$50.000.” Shawn Pellerin juga mendapatkan janji akan dibuatkan satu set skin beserta weapon skins dari PUBG Corp. Sayangnya, hal tersebut tidak pernah terjadi.

Permasalahan komunikasi antar PUBG Corp. dengan para organisasi tim esports juga menjadi penghalang. Matt Dillon menceritakan bahwa PUBG Corp. sangat lambat memberikan respon. Para tim dibuat menunggu berminggu-minggu untuk mendapatkan balasan dari penyelenggara turnamen. Tetapi Matt Dillon tidak ingin sepenuhnya menyalahkan para staf NPL. Menurutnya, ini adalah kesalahan PUBG Central (Korea Selatan) karena tidak menyewa jasa agency untuk membantu dalam pengambilan keputusan di NPL.

Sumber: EgamersWorld
Sumber: EgamersWorld

Shawn Pellerin menambahkan bahwa semua informasi mengenai liga tersebut mereka dapatkan dari pengumuman di Twitter. Karena PUBG Corp. tidak melakukan komunikasi apapun dengan para tim dan mereka tidak pernah diminta feedback. 

Bantuan yang diberikan juga sangat minim. Shawn Pellerin menceritakan bahwa beberapa pemain hanya mengandalkan uang hadiah yang kecil. Para tim dan pemain selalu tidak diperhatikan oleh PUBG Corp. Pada akhirnya, kedua pemilik tim ini memutuskan untuk meninggalkan ranah kompetitif PUBG. Shawn Pellerin menjelaskan, “kami memutuskan untuk keluar setelah mendengar rumor bahwa liga ini tidak didukung lagi oleh OGN. Dan hal ini tidak pernah diberi tahu oleh PUBG Corp. kepada kami.”

Rules of Survival

Batalkan Tuntutan Hukum, PUBG Corp dan NetEase Akhirnya Berdamai

Perseteruan di dunia battle royale tidak hanya terjadi antar para pemainnya, tapi juga antar para developernya. Dengan meledaknya PlayerUnknown’s Battlegrounds (PUBG) beberapa tahun terakhir, bukan kejutan bila kemudian muncul developer-developer lain yang meluncurkan game dengan tema serupa. Dan terkadang kemiripan itu dapat menimbulkan masalah, bahkan sampai berlanjut ke urusan meja hijau alias pengadilan.

Hal itulah yang terjadi antara PUBG Corp dengan NetEase, developer asal Tiongkok yang merupakan kreator dari game Knives Out dan Rules of Survival. Bulan April 2018 kemarin PUBG Corp menuntut NetEase atas tuduhan menciptakan dua mobile game yang sangat mirip dengan PUBG untuk “mencuri” audiens milik PUBG, terutama menjelang peluncuran PUBG versi mobile. Saat itu PUBG Corp menunjukkan berbagai elemen visual, audio, serta gameplay yang menunjukkan bahwa karya-karya NetEase memang serupa dengan PUBG.

PUBG RoS - Comparison
Kemiripan PUBG dengan Rules of Survival yang dipermasalahkan | Sumber: McArthur Law Firm

Tak terima dituduh menyontek, NetEase pun membalas tuntutan PUBG Corp dengan tuntutan lain. Mereka menuduh bahwa PUBG Corp sedang berusaha memonopoli genre battle royale, sehingga menutup kesempatan pihak lain untuk berkompetisi secara adil. NetEase memprotes tindakan PUBG Corp yang seolah berusaha untuk mengklaim hak cipta atas elemen-elemen game yang umum, seperti tampilan health bar, fitur lobby, hingga kalimat “Winner Winner Chicken Dinner” yang merupakan jargon populer di Las Vegas.

Baik PUBG, PUBG Mobile, Knives Out, serta Rules of Survival kini sama-sama sudah beredar di pasaran dan meraih kesuksesan masing-masing. Knives Out, misalnya, dilaporkan telah memiliki lebih dari 100 juta pengguna terdaftar dan mendatangkan penjualan senilai kurang lebih US$24.000.000 (sekitar Rp340 miliar). Terlebih-lebih PUBG Mobile, jangan ditanya lagi. Hanya setahun setelah rilis, game ini menghasilkan revenue sebesar US$242.000.000 (sekitar Rp3,4 triliun).

Persaingan dua perusahaan ini menyangkut jumlah uang yang sangat besar, jadi wajar saja bila PUBG Corp mengambil langkah untuk melindungi hak cipta mereka. Tapi di sisi lain argumen NetEase juga tidak salah, karena selama mereka tidak mencuri source code atau aset audio visual PUBG secara langsung, elemen-elemen dalam sebuah game secara sendiri-sendiri memang bukan sesuatu yang bisa dipatenkan.

DOOM - Screenshot
DOOM bukan first-person shooter pertama, tapi DOOM mempopulerkan genre tersebut | Sumber: Steam

Dulu ketika DOOM muncul pada tahun 1993, developer seluruh dunia berbondong-bondong menciptakan game dengan fitur serta tampilan visual menyerupai DOOM. Pada awalnya berbagai game itu disebut sebagai “DOOM clone”, tapi kini sudah tidak ada yang menggunakan istilah itu. “DOOM clone” telah berubah menjadi genre baru yaitu first-person shooter, dan hal yang sama pun sedang terjadi dengan PUBG dan genre battle royale.

Mungkin karena sadar bahwa bertengkar di meja hijau tidak akan mendatangkan hasil, kini PUBG Corp dan NetEase dilaporkan telah mencapai suatu kesepakatan dan akan membatalkan tuntutan mereka. Isi kesepakatan itu sendiri sifatnya rahasia, jadi kita tidak tahu seperti apa detailnya (misalnya apakah NetEase setuju untuk mengubah unsur-unsur game mereka yang mirip PUBG).

Kita pantau saja dalam beberapa bulan ke depan, apakah akan muncul perubahan drastis di Knives Out dan Rules of Survival atau tidak. Bila ternyata tidak terjadi, itu artinya PUBG Corp dan NetEase benar-benar telah berdamai.

Sumber: gamesindustry.biz, McArthur Law Firm

PlayerUnknown's Battleground

Liga Esports PUBG Pertama di Amerika Serikat Akan Digelar pada Januari 2019

PlayerUnknown’s Battlegrounds atau PUBG sudah cukup populer diusung menjadi salah satu cabang game kompetitif dalam turnamen. Namun belum ada liga profesional PUBG yang menaungi game tersebut dalam skala nasional, setidaknya di Amerika Serikat. Hal itu akan segera berubah berkat diluncurkannya liga esports PUBG dengan nama National PUBG League (NPL) mulai Januari 2019 nanti.

PUBG Corp. selaku penerbit PUBG bekerja sama dengan organisasi esports asal Korea Selatan, OGN, untuk pengadaan liga ini. Bagi PUBG Corp., NPL hanyalah salah satu dari rangkaian rencana jangka panjang untuk menciptakan ekosistem esports global yang berkesinambungan. Sebelumnya mereka juga telah meluncurkan turnamen esports bernama PUBG Global Invitational 2018 di Berlin, Jerman.

PlayerUnknown's Battleground | Screenshot
PlayerUnknown’s Battleground | Sumber: Microsoft

Sebagai partner eksklusif, OGN mendapat hak untuk ikut menjadi organizer NPL serta menyiarkan pertandingan di channel Twitch mereka. Untuk NPL musim pertama, PUBG Corp. dan OGN menawarkan hadiah uang senilai total 1 juta dolar. Hadiah tersebut merupakan yang terbesar dalam kompetisi PUBG di seluruh Amerika Serikat selama ini.

OGN sendiri sebelumnya sudah berpengalaman “membesarkan” judul-judul esports lain, termasuk StarCraft II dan League of Legends. Tidak tanggung-tanggung, OGN bahkan mendirikan arena esports baru yang terletak di Manhattan Beach, California. Total investasi OGN di Amerika Serikat ini dikabarkan mencapai lebih dari 100 juta dolar. Dengan kapasitas hingga 500 penonton dan 100 pemain, arena baru OGN ini dirancang khusus untuk mengakomodasi pertandingan esports bergenre battle royale.

OGN Manhattan Arena | Design
Rancangan arena OGN di Manhattan Beach | Sumber: OGN

Selain NPL, nantinya arena tersebut juga akan digunakan untuk OGN Super League (OSL) dan OGM Super Match (OSM). Keduanya adalah kompetisi rutin mingguan yang mempertandingkan berbagai game secara bergilir. Bedanya, OSL terbuka untuk semua orang, sementara OSM adalah turnamen invitational khusus untuk tim-tim terbaik. OSL dan OSM juga akan diluncurkan mulai tahun 2019.

Menurut Gary Kim, pimpinan produksi OGN, kerja sama dengan PUBG Corp. adalah langkah awal mereka untuk mengubah iklim esports Amerika Serikat menuju tingkat yang lebih tinggi. “Sejauh ini konten kami telah diterjemahkan ke berbagai bahasa (dan negara) di seluruh dunia, tapi kami belum mendapat kesempatan untuk memasukkan struktur di Amerika Serikat,” katanya dalam sebuah wawancara dengan CNBC.

OGN Survival Arena | Photo
OGN Survival Arena di Seoul, Korea Selatan | Sumber: OGN

Kim menambahkan, “Untuk berkembang menuju pasar global, kami butuh Amerika Serikat. Banyak developer game terkemuka ada di Amerika Serikat, dan kami ingin bekerja sama dengan mereka.” Amerika Serikat memang termasuk salah satu negara dengan perkembangan esports terbesar, tapi OGN merasa masih banyak potensi yang dapat digali.

Selain siaran turnamen dan acara-acara esports, OGN juga ingin menciptakan konten orisinal yang ditujukan untuk para pemirsa Amerika Serikat secara umum. Contohnya seperti pameran game, dokumenter seputar esports, pameran virtual reality, hingga pertandingan esports antara selebritas. OGN percaya bahwa mereka dapat menarik minat berbagai kalangan masyarakat, mulai dari para penggila esports sampai para pemirsa awam.

Sumber: Variety Gaming, CNBC.

Microsoft Siapkan Controller Xbox One Edisi Terbatas PUBG

Dengan varian seperti Sport White Special Edition, Phantom Black Special Edition serta Grey/Blue, gamer Xbox tidak akan kehabisan pilihan controller ‘versi terbatas’ untuk menikmati permainan di console kesayangan mereka. Keunggulan lain dari gamepad Xbox One adalah, tak seperti DualShock 4 untuk PlayStation 4, aksesori ini siap mendukung penuh PC berbasis Windows.

Dan di tengah-tengah ajang Gamescom Cologne 2018, Microsoft menyingkap agenda spesial yang mereka siapkan untuk merayakan hari peluncuran versi 1.0 dari permainan battle royale populer PlayerUnknown’s Battlegrounds. Kreasi PUBG Corp. untuk Xbox One yang pengembangannya diarahkan oleh desainer Brendan Greene itu rencananya akan dirilis pada tanggal 4 September 2018.

PUBG Xbox 2

Untuk memeriahkan momen itu, Microsoft punya agenda untuk melepas Xbox Wireless Controller PlayerUnknown’s Battlegrounds Limited Edition. Gamepad ini mengombinasikan layout khas controller Xbox One dengan sejumlah modifikasi pada aspek kosmetik serta dukungan kustomisasi fungsi tombol. PUBG memang sudah tersedia di console current-gen Microsoft sejak bulan Desember 2017, namun saat ini status versi Xbox One-nya masih belum rampung.

Controller versi PUBG menyuguhkan permukaan berpola digital-camo dengan latar belakang hitam. Berdasarkan gambar-gambar yang dipublikasikan, pola kamuflase tersebut turut diberi efek warna berbeda – saya melihat adanya warna abu-abu dan coklat kelabu. Selanjutnya, desainer mencantumkan directional pad berwarna perunggu yang dibumbui efek baretan.

PUBG Xbox 3

Di sana Anda juga bisa melihat cincin biru yang mengelilingi stik analog kiri (merepresentasikan zona lingkaran dalam PUBG yang terus mengecil hingga keluar pemenangnya), empat garis crosshair di area thumb stick kanan, coretan X berwarna merah di bawah tombol trigger sebelah kanan, serta logo ‘PUBG’ di sisi bawah.

Microsoft turut memodifikasi permukaan dari trigger button pada controller. Ketika di versi biasa Anda mendapatkan tombol pelatuk glossy, Xbox Wireless Controller PUBG Limited Edition memiliki trigger rubberized bertekstur anti-slip – sehingga gamepad selalu sigap merespons tarikan jari walaupun tangan mulai berkeringat. Ini merupakan pertama kalinya Microsoft mengimplementasikan tombol rubberized di produk resmi.

PUBG Xbox 4

Xbox Wireless Controller edisi PUBG akan mulai dipasarkan pada tanggal 30 Oktober 2018. Gerbang pre-order telah dibuka, dan produk ditawarkan seharga US$ 70.

Selain itu, Microsoft juga menyingkap perluasan opsi personalisasi bagi konsumen yang ingin menciptakan controller Xbox One custom mereka sendiri melalui Xbox Design Lab. Di sana, Anda bisa mengutak-atik segala macam aspek dari gamepad; misalnya menambahkan grip bertekstur, mengganti trigger dengan bahan metalik, hingga memilih warna dan pola di tubuhnya.

Via Gamespot.

Hadiah $ 2 Juta Menanti Dalam Kejuaraan ‘Resmi’ Pertama PUBG

Saat PlayerUnknown’s Battlegrounds masih menjalani tahap uji coba via Steam Early Access, desainer Brendan Greene sempat menyampaikan keinginannya untuk mengembangkan game battle royale-nya itu sebagai permainan eSport. Namun Greene juga mengakui bahwa ia tidak mau memaksa prosesnya, dan ingin membiarkan evolusi berjalan secara natural.

Beberapa bulan setelah versi retail-nya dilepas di PC dan Xbox One, impian Brendan Greene akan jadi kenyataan. PC Gamer dan Polygon melaporkan bahwa tim PUBG Corporation punya rencana buat mengadakan turnamen besar pertama PlayerUnknown’s Battleground, mengusung tajuk PUBG Global Invitational 2018. Acara rencananya diselenggarakan di kota Berlin, dan kabarnya, PUBG Corporation telah menyiapkan hadiah total senilai US$ 2 juta.

Penyelenggara punya agenda buat menggelar babak penyisihan di bulan Juli 2018, diadakan di wilayah Amerika Utara, Eropa dan Asia. 20 tim PUBG terbaik yang nanti tersaring mendapatkan kesempatan untuk berlaga di babak final. Detail terkait acara ini – termasuk lokasi turnamen, tanggal dan ketersediaan tiket – memang belum diumumkan. Tetapi sejumlah informasi terkait kompetisi sudah diketahui. Turnamen akan dilangsungkan antara tanggal 25 sampai 29 Juli.

Di sesi final nanti, PUBG Corp. akan menerapkan sistem pertandingan empat lawan empat. Panitia juga berniat untuk membagi kategori gameplay jadi dua, yaitu first-person dan third-person, dengan juaranya masing-masing.

Agar nyaman dinikmati penonoton, developer akan mengimplementasikan sistem kamera in-game yang memungkinkan broadcaster menyorot adegan atau suatu area lebih dekat dan sembari memberikan komentar. Event juga akan ditopang sistem replay eksklusif PUBG Corp. Berbeda dari fitur replay di Steam, developer dapat merekam seluruh kejadian di pertandingan secara detail, lalu data-data itu bisa diurai lebih jauh.

“PUBG Global Invitational 2018 merupakan sebuah momen bersejarah buat PUBG Corp. karena melalui acara ini, kami dapat memperlihatkan potensi PlayerUnknown’s Battleground sebagai permainan eSport,” kata CEO Changhan Kim. “Tim kami bekerja tanpa kenal lelah buat memastikan PGI 2018 menjadi standar kompetisi PUBG; dipenuhi kegembiraan dan keseruan yang bukan hanya bisa dinikmati penonton di lokasi turnamen, tapi juga mereka yang menyaksikannya di rumah.”

Perlu diketahui bahwa walaupun PUBG Global Invitational 2018 diklaim sebagai turnamen ‘resmi’ perdana PUBG, ia bukanlah kompetisi PlayerUnknown’s Battlegrounds pertama yang diselenggarakan PUBG Corp. Sebelumnya sang publisher sempat melangsungkan Gamescom Playerunknown’s Battlegrounds Invitational tahun lalu. Dibanding PUBG Invitational 2018, total hadiahnya tidak terlalu banyak, ‘hanya’ US$ 350 ribu.

Fortnite Mengalahkan Kepopularitasan PUBG dan Menghasilkan Pemasukan Lebih Besar

Berkat meledaknya kepopularitasan PlayerUnknown’s Battlegrounds, formula last man standing berskala masif saat ini menjadi hal terpanas di industri gaming. Awalnya, genre battle royale lewat PUBG berhasil menyingkirkan Dota 2 sebagai permainan terfavorit di Steam. Tak lama, developer lain berbondong-bondong mengadopsi formula ini, serta berupaya menyediakannya di  platform mobile.

Fortnite buatan Epic Games merupakan satu judul yang tak malu-malu membuntuti kesuksesan PUBG dengan membubuhkan mode battle royale di permainan. Disajikan secara terpisah dari bagian PvE-nya dan dihidangkan gratis, Fortnite Battle Royale segera menghimpun 10 juta pemain lebih dua minggu setelah meluncur di bulan September 2017. Dan masih di awal tahun 2018, game tersebut berhasil memperoleh rekor membanggakan.

Berdasarkan laporan yang diungkap oleh perusahaan riset SuperData, Fortnite Battle Royale kabarnya berhasil memperoleh pemasukan lebih besar dan mengumpulkan pemirsa live streaming lebih banyak dibanding game action multiplayer ciptaan desainer Brendan Greene tersebut. Pencapaian itu tercatat terjadi di minggu terakhir bulan Februari, artinya bahkan sebelum pecahnya rekor stream Twitch minggu lalu oleh Ninja dan musisi rap Drake.

Dari kurva yang diungkap oleh SuperData, jumlah penonton PlayerUnknown’s Battlegrounds di Twitch berada di atas Fortnite Battle Royale hingga momen titik balik di bulan Februari. Saat jumlah viewer PUBG melandai turun, angka pemirsa kreasi Epic Games itu terus meningkat. Di penghujung bulan kemarin, Fortnite Battle Royale sukses menggalang 14 juta active viewer, sedangkan pemirsa PUBG berada di angka 8,7 juta.

Di periode yang sama, pemasukan Fortnite juga akhirnya melampaui PlayerUnknown’s Battlegrounds, yakni US$ 126 juta versus US$ 103 juta. Ketika jumlah profit PUBG tertinggi berada di bulan Desember 2017 (sewaktu game keluar dari early access dan meluncur di Xbox One), pendapatan Fortnite Battle Royale versi PC dan console naik dengan stabil.

SuperData-Fortnite-vs-PUGB

Menurut SuperData, kesuksesan Fortnite disebabkan oleh faktor kemudahan akses. Game ini bisa dinikmati gratis, sedangkan untuk bermain PUBG, Anda harus mengeluarkan uang sebesar US$ 30 (atau Rp 200 ribu di Indonesia). Fortnite juga lebih gampang dipelajari serta lebih bersahabat bagi gamer belia berkat desain dunia dan karakter ala kartunnya.

Dan di waktu ke depan, ada kemungkinan kompetisi di ranah battle royale akan bertambah sengit. Mungkin hanya tinggal menunggu waktu bagi perusahaan-perusahaan gaming raksasa seperti Activision-Blizzard, Electronic Arts, and Ubisoft untuk turut berkecimpung di sana, dengan mengimplementasikan formula last man standing di IP-IP mereka yang sudah terkenal.

penampakan-gameplay-pubg-versi-mobile

Ini Penampakan Gameplay PUBG versi Mobile Garapan Tencent dan PUBG Corp

Game PC dengan formula Battle Royale yakni PlayerUnknown’s Battlegrounds atau PUBG telah menghimpun lebih dari 20 juta gamer. Kepopuleran tersebut juga memikat hati para gamer mobile, terbukti sejumlah game mirip PUBG sudah mendarat di Android seperti Rules of Survival besutan NetEase Games dan Free Fire – Battlegrounds garapan HCO STUDIO yang telah diunduh sebanyak 10.000.000 – 50.000.000 di Google Play Store.

Developer PUBG Corporation rupanya tak tinggal diam, lantas mereka pun bekerja sama dengan Tencent yang juga merupakan pembesut salah satu game MOBA populer di Indonesia yakni Arena of Valor (AOV) untuk membawa game PUBG ke platform mobile yang akan pertama kali dirilis di Tiongkok.

Setelah trailer, kini teaser gameplay PUBG versi mobile atau penampakan dalam permainan pun telah diungkap. Dimulai dengan adegan pemain yang sedang mengintai musuh dengan merangkak di semak-semak, kemudian menembaki mereka dengan Sniper. Anda dapat melihat trailer di sini dan teaser gameplay di sini.

Lalu, apa yang diharapkan dari PUBG versi mobile ini? Saya sendiri telah mencoba game mirip PUBG di Android seperti Rules of Survival, game ini cukup seru dan grafis yang tampil tergolong bagus.

Sayangnya, kontrol sentuh yang ditawarkan lumayan bikin frustasi. Inilah harapan saya, semoga saja pihak Tencent dan PUBG Corporation mampu membawa keseruan formula Battle Royale ini ke dalam smartphone dengan  kontrol sentuh yang lebih baik. Penasaran? Kita tunggu saja saat game ini dirilis.

Sumber: DroidGamers.

CEO PUBG Corp Ingin Game Battle Royale-nya Jadi Franchise Hiburan di Beragam Media

Franchise Star Wars, The Lord of the Rings dan Harry Potter menjadi begitu populer karena mereka merangkul khalayak melalui medium hiburan berbeda: kalangan casual mengenalnya dari film, sedangkan para fans dapat mendalami jagatnya lewat beragam novel dan game. Menjangkau medium berbeda juga merupakan impian developer game battle royale terpopuler di Bumi.

Sejak bulan Desember kemarin, versi 1.0 PlayerUnknown’s Battlegrounds akhirnya dirilis di Steam dan Xbox One via Xbox Game Preview. Dalam perjalanannya selama sembilan bulan sebagai judul early access, PUBG telah menjadi game yang paling sering dimainkan di Steam (melewati total 20 miliar jam) serta menghimpun lebih dari 20 juta gamer. Namun ambisi PUBG Corporation tidak berhenti sampai di sana.

Berbicara pada InvenGlobal, Chang Han Kim selaku CEO PUBG Corp. menyampaikan keinginannya agar franchise PlayerUnknown’s Battlegrounds dapat muncul di medium hiburan lain. Director Brendan Greene memang pernah mengungkapkan rencana untuk mengarahkan PUBG jadi permainan eSport, tapi Han Kim juga berharap supaya franchise tersebut muncul sebagai film, serial drama, atau film kartun/animasi.

Hal ini bukan sekadar angan-angan semata. Kim mengakui bahwa timnya telah menerima beberapa kali ajakan kolaborasi dari Hollywood dan Netflix buat mengembangkan film adaptasi. Sayangnya, sang CEO belum memberi tahu apakah PUBG Corp. menyetujui permintaan itu atau tidak. Meski demikian, komentar Han Kim mengindikasikan terbukanya peluang itu. Menurutnya, PUBG Corp. ‘memiliki mimpi untuk membangun budaya berbasis game lewat sejumlah metode berbeda’.

Bukan cuma PUBG Corp. yang punya ambisi seperti ini. Di tahun 2016, Respawn Entertainment sempat mengutarakan rencana buat menggarap serial TV Titanfall. Namun sudah lama tak ada berita mengenainya, dan peluangnya jadi lebih kecil setelah developer  diakuisisi EA.

Sejak meluncur resmi di Steam, kabarnya pemasukan dari game PUBG terus bertambah. Awalnya, serbuan gamer sempat menyebabkan gangguan server, tetapi untuk sekarang developer telah berhasil mengatasi hampir seluruh kendalanya dan pemain mulai kembali memberikan respons positif. Aspek terakhir yang perlu ditangani PUBG Corporation adalah memoles peta padang pasir terbaru. Mereka tengah mengumpulkan masukan gamer buat memperbaiki kekurangannya.

Saat ini, tantangan terbesar bagi developer ialah menyaring opini berbeda dari para veteran yang berpartisipasi dalam test server dan gamer yang baru saja bergabung setelah perilisan resmi PlayerUnknown’s Battlegrounds di PC.

Sumber: InvenGlobal.