Kalau kancah PUBGm Indonesia punya Bigetron yang tak terkalahkan dan sangat kuat, kancah PUBG ada Aerowolf yang kini sedang mewakili Indonesia di kompetisi PUBG internasional. Mereka sedang mengikuti London FACEIT Global Summit PUBG Classic 2019, salah satu bagian rencana panjang PUBG Corp menyelenggarakan esports PUBG secara global.
Turnamen yang sudah berjalan sejak tanggal 16 April 2019 lalu ini, merupakan penutup fase pertama dari rencana panjang tersebut. Sebagai salah satu kompetisi akbar di kancah PUBG, FACEIT Global Summit PUBG Classic 2019 mempertandingkan 24 tim dari 9 regional di seluruh dunia.
Sebelum lebih lanjut membahas sepak terjang Aerowolf di London, mari simak penjelasan singkat saya seputar format kompetisi FACEIT Global Summit PUBG Classic 2019.
FACEIT Global Summit PUBG Classic menggunakan format yang cukup baru. Biasanya turnamen PUBG hanya mempertandingkan 16-20 tim yang sama selama tiga hari beruturut-turut, FACEIT Global Summit ini cukup beda karena menggunakan sistem grup.
Ada 24 tim bertanding yang dibagi ke dalam tiga grup (A, B, dan C), dengan masing-masing grup berisikan 8 tim. Aerowolf diwakili oleh dua tim, pertama di grup A ada Aerowolf Team One yang dipunggawai Rizqie “Katou” Habibullah. Kedua di grup C ada Aerowolf Team Seven yang dipunggawai Alex “Entruv” Prawira.
Pertandingan fase grup diselenggarakan dengan format round robin. Artinya, satu grup akan bertemu dengan dua grup lainnya. Jadi pada fase grup akan mempertandingkan grup A vs grup B, grup B vs grup C, dan grup A vs grup C. Setiap pertemuan antar grup, 16 tim akan bertarung selama 6 ronde guna mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya, untuk dapat lolos ke fase berikutnya.
Delapan tim dengan akumulasi poin terbesar akan berlanjut ke fase Grand Finals. Sementara itu, 16 tim sisanya harus bertanding lagi selama 6 ronde dalam fase Elimination Stage. Poin dari Group Stage masih terbawa ke fase Elimination Stage. Jadi tim yang kurang maksimal di babak sebelumnya harus berjuang lebih keras. Pada Elimination Stage, 8 tim peringkat terbawah akan tereliminasi dari FACEIT Global Summit PUBG Classic 2019.
Group Stage
Sejak dari fase grup, lawan Aerowolf sudah berat. Ada tim asal PUBG Korea League, VSG (Dulu Actoz Stars Red). Juga ada juara dunia PUBG tahun lalu, OMG. Tambah lagi, juga ada tim pendatang yang segera jadi sorotan karena permainannya, yaitu itm Shoot to Kill (STK).
Menghadapi tim-tim yang kemampuannya sudah terbukti secara internasional, ternyata Aerowolf tidak gentar. Terbukti, Aerowolf Team One berhasil membuat nama Indonesia bergaung di ICC Auditorium, London, saat mereka secara luar biasa mendapatkan Chicken Dinner untuk pertama kalinya. Momen tersebut terjadi pada ronde pertama, saat pertandingan grup A melawan grup C di map Miramar.
Pada pertandingan tersebut Aerowolf memang sudah mendapatkan sorotan sejak awal-awal permainan. Mengamankan area sekitar Minas Generales, Rizki “Ikyar” Andikarama berhasil mendapatkan First Blood, membunuh STK_Uncivil. Melihat circle pertama yang cukup berada di tengah-tengah map, tim Aerowolf Team One lalu mencoba bertaruh. Mereka langsung menusuk ke jantung circle, mengamankan satu bangunan yang sangat strategis. Bangunan strategis tersebut tepat berada di tengah antara Power Grid, Hacienda del Patron, dan Minas Generales.
Terbukti, mengamankan bangunan yang strategis memudahkan mereka memantau pergerakan musuh. Sehingga rencana jalur rotasi mereka jadi lebih matang, karena sudah memprediksi posisi lawan-lawan yang terpantau sebelumnya. Setelah STK_Uncivil, ternyata punggawa dari Ninja in Pyjamas hampir menjadi korban dari tangan dingin Ridho “RDK” Dwiki Sena. Untung mereka berhasil selamat. Circle terus menerus mengarah ke pusat, sehingga Aerowolf tak perlu banyak melakukan rotasi jarak jauh.
Kendati ada unsur keberuntungan secara posisi dan circle, tapi bidikan dari para pemain Aerowolf Team One tetap menjadi faktor utama dalam mendapatkan Chicken Dinner di ronde ini. Jelang akhir permainan, Aerowolf Team One berhasil mengamankan sumber daya yang cukup banyak. Menang jumlah personil dan perlengkapan, RDK dan kawan-kawan akhirnya amankan Chicken Dinner di game tersebut.
Sementara itu, adik dari Aerowolf Team One, yaitu Aerowolf Team Seven, masih belum mendapatkan hasil yang maksimal. Perolehan terbaik mereka adalah pada ronde 1, saat pertandingan grup B melawan grup C. Ketika itu mereka mendapatkan peringkat ketiga, karena circle yang berpihak ke kawan-kawan dari Aerowolf Team Seven.
Sayang, walau sempat mendapat posisi dan perolehan kill yang besar, permainan dua tim Aerowolf di kompetisi ini terbilang masih kurang konsisten. Alhasil dua tim Aerowolf ini harus bertanding di Elimination Stage, melawan 14 tim lain yang juga ingin memperebutkan slot di babak Grand Final.
Elimination Stage dan Grand Final
Tak banyak hal terjadi dalam Elimination Stage. Setelah pertarungan panjang di Group Stage, Aerowolf Team One ternyata masih cukup kokoh menempati peringkat 8 klasemen. Pada sisi lain, perjuangan Aerowolf Team Seven harus terhenti karena mereka hanya berhasil mencapai peringkat 14 saja.
Salah satu perolehan terbaik Aerowolf One di fase Elimination Stage adalah pada ronde pertama. Ketika itu, peringkat mereka di permainan memang tidak sebegitu baik. Walaupun begitu, mereka berhasil mengamankan 8 kill, yang membuat posisi mereka bisa bertahan di peringkat 8.
Lolos ke babak grand final, ini artinya Aerowolf harus menghadapi senior-senior di kancah PUBG dalam pertandingan maraton 12 ronde pertandingan. Dua belas ronde dibagi menjadi dua hari pertandingan. Setiap harinya mereka harus bertanding dalam enam ronde pada map Miramar dan Erangel.
Lawan mereka di sini adalah jagoan-jagoan PUBG dari negara atau regional yang sudah punya liga rutin tersendiri. Ada tim asal PUBG Korea League (KorSel), National PUBG League (Amerika Utara), dan PUBG European League (Eropa). Menghadapi raksasa-raksasa tersebut, Aerowolf jadi tidak berkutik. Untungnya, hanya pada hari pertama.
Aerowolf benar-benar babak belur melawan para kakak senior, di hari pertama. Dari enam ronde pertandingan, placement mereka selalu di bawah 10 besar dan tidak memperoleh kill. Salah satu pencapaian terbaik di hari pertama adalah ketika mereka berhasil meratakan tim 17 Gaming, yang datang menyergap secara tiba-tiba, namun berhasil dinetralkan Aerowolf. Sayang, mereka yang sudah babak belur dari pertarungan sebelumnya, harus menghadapi Armory Gaming setelahnya. Alhasil mereka harus rela tereliminasi di awal-awal, finish di posisi 15.
Walau babak belur di hari pertama, Aerowolf membuktikan sebuah ujaran yang mengatakan, bahwa para juara adalah mereka yang berhasil bangkit dari keadaan terburuk. Hari kedua, sepertinya mereka sudah menemukan tempo permainan mereka sendiri dan cara main lawan-lawannya. Mereka berhasil bangkit dan jadi beringas di hari kedua.
Placement mereka membaik, selalu dapat 5 besar di tiga ronde berturut-turut, dengan perolehan kill yang lumayan. Puncaknya ada pada ronde 10, ketika pertarungan berpindah ke map Erangel. Circle pada ronde tersebut adalah mimpi buruk bagi semua tim. Ketika kebanyakan pemain mendarat di sisi barat laut Erangel, circle malah menguncup ke sisi Tenggara.
Ketika itu circle pertama mencakup area Mylta Power dan sedikit bagian timur Military Base. Setelah terjun dari pesawat Aerowolf Team One langsung mengamankan tempat yang strategis sejak awal-awal, yaitu sisi selatan Pochinki dekat jembatan menuju ke pulau Sosnovka.
Fantastic gunplay from @AerowolfProTeam gets them a win in Grand Finals match 10! 👏#FACEITGlobalSummit 📺 https://t.co/z9h2C6eWl4 pic.twitter.com/Bf0mzpIuhc
— FACEIT PUBG MOBILE (@FACEITpubgm) April 21, 2019
Aerowolf mencoba bermain dengan strategi berpencar. Walau cukup pesimis melihat gaya permainan Aerowolf yang seperti ini, menariknya strategi ini malah berhasil! Bermain berpencar, rotasi mereka lewat laut cukup aman, mengurangi kemungkinan untuk rata satu tim sekaligus. Mengapa demikian? Karena rotasi laut biasanya hanya memanfaatkan satu kapal untuk satu skuad sekaligus. Aerowolf Team One cukup cerdik kali ini, mengamankan dua pelabuhan, dan berhasil membawa dua buah kapal ke dalam lingkaran.
Perjuangan keras mereka yang penuh peluh ternyata berbuah baik. Mengamankan sisi selatan kota Mylta, Team Envy menjadi korban pertama tim Aerowolf One. Mereka melanjutkan masuk ke dalam circle dan memilih untuk bertahan sampai tersisa dua tim saja. Aerowolf harus berhadapan dengan OGN Entus Force dan Cloud 9 pada circle fase 8. Dengan permainan yang sangat lihai, Aerowolf mencatatkan salah satu Chicken Dinner paling fenomenal dengan total 14 kill yang didapatkan.
Tersisa dua ronde, harapan Aerowolf untuk juara sebenarnya tidak begitu besar. Dengan total 63 poin yang dikumpulkan, RDK dan kawan-kawan masih terpaut 23 poin untuk dapat menyusul OP Ranges, sang pemuncak klasemen.
Game 11, circle kembali lagi menjadi mimpi buruk bagi para pemain. Circle lagi-lagi bergerak ke pojok tenggara map Erangel. Aerowolf kali ini dipaksa rotasi dari pojok timur ke sisi tenggara, tepatnya bagian atas dari Sosnovska Military Base. Dewi fortuna sepertinya tidak memihak Aerowolf Team One saat ini, sehingga keadaan jadi sangat buruk. Harapan Aerowolf menipis pada ronde ini. Sampai akhirnya rotasi disergap oleh lawan-lawan dan mereka terhenti di posisi 9.
Ronde terakhir beda poin klasemen posisi 1 sampai 6 sangat tipis sekali. Sementara itu, Aerowolf sepertinya cuma bisa berjuang semaksimal mungkin di ronde ini untuk memperbaiki peringkat mereka. Sayang Ninja in Pyjamas berhasil menghentikan mereka, dengan Shoot to Kill berperan sebagai algojo yang menutup perjuangan Aerowolf di FACEIT Global Summit PUBG Classic 2019.
Setelah 5 hari maraton pertandingan PUBG, perjuangan Aerowolf One membuahkan hasil berupa peringkat delapan di London FACEIT Global Summit PUBG Classic 2019. Memang bukan peringkat yang terbaik, namun Aerowolf sudah mempertaruhkan segalanya di dalam kompetisi ini, dan membuktikan bahwa Indonesia bisa berkompetisi di kancah PUBG internasional.
Sementara itu, tim OP Rangers berhasil keluar sebagai juara pertama dan mendapatkan hadiah sebesar US$150.000 (Rp2,1 miliar). Aerowolf sebagai peringkat 8 berhak menerima hadiah sebesar US$14.000 (Rp197 juta).
Selamat atas pencapaiannya bagi tim Aerowolf! Semoga pencapainnya bisa terus semakin membaik, dan membanggakan Indonesia di kancah PUBG Internasional!