Tag Archives: PUBG esports

Sepak Terjang Aerowolf Selama FACEIT Global Summit PUBG Classic 2019

Kalau kancah PUBGm Indonesia punya Bigetron yang tak terkalahkan dan sangat kuat, kancah PUBG ada Aerowolf yang kini sedang mewakili Indonesia di kompetisi PUBG internasional. Mereka sedang mengikuti London FACEIT Global Summit PUBG Classic 2019, salah satu bagian rencana panjang PUBG Corp menyelenggarakan esports PUBG secara global.

Turnamen yang sudah berjalan sejak tanggal 16 April 2019 lalu ini, merupakan penutup fase pertama dari rencana panjang tersebut. Sebagai salah satu kompetisi akbar di kancah PUBG, FACEIT Global Summit PUBG Classic 2019 mempertandingkan 24 tim dari 9 regional di seluruh dunia.

Sebelum lebih lanjut membahas sepak terjang Aerowolf di London, mari simak penjelasan singkat saya seputar format kompetisi FACEIT Global Summit PUBG Classic 2019.

Sumber: Twitter @FACEITPUBG
Sumber: Twitter @FACEITPUBG

FACEIT Global Summit PUBG Classic menggunakan format yang cukup baru. Biasanya turnamen PUBG hanya mempertandingkan 16-20 tim yang sama selama tiga hari beruturut-turut, FACEIT Global Summit ini cukup beda karena menggunakan sistem grup.

Ada 24 tim bertanding yang dibagi ke dalam tiga grup (A, B, dan C), dengan masing-masing grup berisikan 8 tim. Aerowolf diwakili oleh dua tim, pertama di grup A ada Aerowolf Team One yang dipunggawai Rizqie “Katou” Habibullah. Kedua di grup C ada Aerowolf Team Seven yang dipunggawai Alex “Entruv” Prawira.

Pertandingan fase grup diselenggarakan dengan format round robin. Artinya, satu grup akan bertemu dengan dua grup lainnya. Jadi pada fase grup akan mempertandingkan grup A vs grup B, grup B vs grup C, dan grup A vs grup C. Setiap pertemuan antar grup, 16 tim akan bertarung selama 6 ronde guna mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya, untuk dapat lolos ke fase berikutnya.

Delapan tim dengan akumulasi poin terbesar akan berlanjut ke fase Grand Finals. Sementara itu, 16 tim sisanya harus bertanding lagi selama 6 ronde dalam fase Elimination Stage. Poin dari Group Stage masih terbawa ke fase Elimination Stage. Jadi tim yang kurang maksimal di babak sebelumnya harus berjuang lebih keras. Pada Elimination Stage, 8 tim peringkat terbawah akan tereliminasi dari FACEIT Global Summit PUBG Classic 2019.

Group Stage

Sumber: Twitter @ShootToKillPUBG
Sumber: Twitter @ShootToKillPUBG

Sejak dari fase grup, lawan Aerowolf sudah berat. Ada tim asal PUBG Korea League, VSG (Dulu Actoz Stars Red). Juga ada juara dunia PUBG tahun lalu, OMG. Tambah lagi, juga ada tim pendatang yang segera jadi sorotan karena permainannya, yaitu itm Shoot to Kill (STK).

Menghadapi tim-tim yang kemampuannya sudah terbukti secara internasional, ternyata Aerowolf tidak gentar. Terbukti, Aerowolf Team One berhasil membuat nama Indonesia bergaung di ICC Auditorium, London, saat mereka secara luar biasa mendapatkan Chicken Dinner untuk pertama kalinya. Momen tersebut terjadi pada ronde pertama, saat pertandingan grup A melawan grup C di map Miramar.

Pada pertandingan tersebut Aerowolf memang sudah mendapatkan sorotan sejak awal-awal permainan. Mengamankan area sekitar Minas Generales, Rizki “Ikyar” Andikarama berhasil mendapatkan First Blood, membunuh STK_Uncivil. Melihat circle pertama yang cukup berada di tengah-tengah map, tim Aerowolf Team One lalu mencoba bertaruh. Mereka langsung menusuk ke jantung circle, mengamankan satu bangunan yang sangat strategis. Bangunan strategis tersebut tepat berada di tengah antara Power Grid, Hacienda del Patron, dan Minas Generales.

Sumber: Twitter @FACEITPUBG
Sumber: Twitter @FACEITPUBG

Terbukti, mengamankan bangunan yang strategis memudahkan mereka memantau pergerakan musuh. Sehingga rencana jalur rotasi mereka jadi lebih matang, karena sudah memprediksi posisi lawan-lawan yang terpantau sebelumnya. Setelah STK_Uncivil, ternyata punggawa dari Ninja in Pyjamas hampir menjadi korban dari tangan dingin Ridho “RDK” Dwiki Sena. Untung mereka berhasil selamat. Circle terus menerus mengarah ke pusat, sehingga Aerowolf tak perlu banyak melakukan rotasi jarak jauh.

Kendati ada unsur keberuntungan secara posisi dan circle, tapi bidikan dari para pemain Aerowolf Team One tetap menjadi faktor utama dalam mendapatkan Chicken Dinner di ronde ini. Jelang akhir permainan, Aerowolf Team One berhasil mengamankan sumber daya yang cukup banyak. Menang jumlah personil dan perlengkapan, RDK dan kawan-kawan akhirnya amankan Chicken Dinner di game tersebut.

Sementara itu, adik dari Aerowolf Team One, yaitu Aerowolf Team Seven, masih belum mendapatkan hasil yang maksimal. Perolehan terbaik mereka adalah pada ronde 1, saat pertandingan grup B melawan grup C. Ketika itu mereka mendapatkan peringkat ketiga, karena circle yang berpihak ke kawan-kawan dari Aerowolf Team Seven.

Sayang, walau sempat mendapat posisi dan perolehan kill yang besar, permainan dua tim Aerowolf di kompetisi ini terbilang masih kurang konsisten. Alhasil dua tim Aerowolf ini harus bertanding di Elimination Stage, melawan 14 tim lain yang juga ingin memperebutkan slot di babak Grand Final.

Elimination Stage dan Grand Final

Sumber: twitter @FACEITPUBG
Sumber: twitter @FACEITPUBG

Tak banyak hal terjadi dalam Elimination Stage. Setelah pertarungan panjang di Group Stage, Aerowolf Team One ternyata masih cukup kokoh menempati peringkat 8 klasemen. Pada sisi lain, perjuangan Aerowolf Team Seven harus terhenti karena mereka hanya berhasil mencapai peringkat 14 saja.

Salah satu perolehan terbaik Aerowolf One di fase Elimination Stage adalah pada ronde pertama. Ketika itu, peringkat mereka di permainan memang tidak sebegitu baik. Walaupun begitu, mereka berhasil mengamankan 8 kill, yang membuat posisi mereka bisa bertahan di peringkat 8.

Lolos ke babak grand final, ini artinya Aerowolf harus menghadapi senior-senior di kancah PUBG dalam pertandingan maraton 12 ronde pertandingan. Dua belas ronde dibagi menjadi dua hari pertandingan. Setiap harinya mereka harus bertanding dalam enam ronde pada map Miramar dan Erangel.

Lawan mereka di sini adalah jagoan-jagoan PUBG dari negara atau regional yang sudah punya liga rutin tersendiri. Ada tim asal PUBG Korea League (KorSel), National PUBG League (Amerika Utara), dan PUBG European League (Eropa). Menghadapi raksasa-raksasa tersebut, Aerowolf jadi tidak berkutik. Untungnya, hanya pada hari pertama.

Aerowolf benar-benar babak belur melawan para kakak senior, di hari pertama. Dari enam ronde pertandingan, placement mereka selalu di bawah 10 besar dan tidak memperoleh kill. Salah satu pencapaian terbaik di hari pertama adalah ketika mereka berhasil meratakan tim 17 Gaming, yang datang menyergap secara tiba-tiba, namun berhasil dinetralkan Aerowolf. Sayang, mereka yang sudah babak belur dari pertarungan sebelumnya, harus menghadapi Armory Gaming setelahnya. Alhasil mereka harus rela tereliminasi di awal-awal, finish di posisi 15.

Walau babak belur di hari pertama, Aerowolf membuktikan sebuah ujaran yang mengatakan, bahwa para juara adalah mereka yang berhasil bangkit dari keadaan terburuk. Hari kedua, sepertinya mereka sudah menemukan tempo permainan mereka sendiri dan cara main lawan-lawannya. Mereka berhasil bangkit dan jadi beringas di hari kedua.

Placement mereka membaik, selalu dapat 5 besar di tiga ronde berturut-turut, dengan perolehan kill yang lumayan. Puncaknya ada pada ronde 10, ketika pertarungan berpindah ke map Erangel. Circle pada ronde tersebut adalah mimpi buruk bagi semua tim. Ketika kebanyakan pemain mendarat di sisi barat laut Erangel, circle malah menguncup ke sisi Tenggara.

Ketika itu circle pertama mencakup area Mylta Power dan sedikit bagian timur Military Base. Setelah terjun dari pesawat Aerowolf Team One langsung mengamankan tempat yang strategis sejak awal-awal, yaitu sisi selatan Pochinki dekat jembatan menuju ke pulau Sosnovka.

Aerowolf mencoba bermain dengan strategi berpencar. Walau cukup pesimis melihat gaya permainan Aerowolf yang seperti ini, menariknya strategi ini malah berhasil! Bermain berpencar, rotasi mereka lewat laut cukup aman, mengurangi kemungkinan untuk rata satu tim sekaligus. Mengapa demikian? Karena rotasi laut biasanya hanya memanfaatkan satu kapal untuk satu skuad sekaligus. Aerowolf Team One cukup cerdik kali ini, mengamankan dua pelabuhan, dan berhasil membawa dua buah kapal ke dalam lingkaran.

Perjuangan keras mereka yang penuh peluh ternyata berbuah baik. Mengamankan sisi selatan kota Mylta, Team Envy menjadi korban pertama tim Aerowolf One. Mereka melanjutkan masuk ke dalam circle dan memilih untuk bertahan sampai tersisa dua tim saja. Aerowolf harus berhadapan dengan OGN Entus Force dan Cloud 9 pada circle fase 8. Dengan permainan yang sangat lihai, Aerowolf mencatatkan salah satu Chicken Dinner paling fenomenal dengan total 14 kill yang didapatkan.

Tersisa dua ronde, harapan Aerowolf untuk juara sebenarnya tidak begitu besar. Dengan total 63 poin yang dikumpulkan, RDK dan kawan-kawan masih terpaut 23 poin untuk dapat menyusul OP Ranges, sang pemuncak klasemen.

Sumber: Twitter @FACEITPUBG
Sumber: Twitter @FACEITPUBG

Game 11, circle kembali lagi menjadi mimpi buruk bagi para pemain. Circle lagi-lagi bergerak ke pojok tenggara map Erangel. Aerowolf kali ini dipaksa rotasi dari pojok timur ke sisi tenggara, tepatnya bagian atas dari Sosnovska Military Base. Dewi fortuna sepertinya tidak memihak Aerowolf Team One saat ini, sehingga keadaan jadi sangat buruk. Harapan Aerowolf menipis pada ronde ini. Sampai akhirnya rotasi disergap oleh lawan-lawan dan mereka terhenti di posisi 9.

Ronde terakhir beda poin klasemen posisi 1 sampai 6 sangat tipis sekali. Sementara itu, Aerowolf sepertinya cuma bisa berjuang semaksimal mungkin di ronde ini untuk memperbaiki peringkat mereka. Sayang Ninja in Pyjamas berhasil menghentikan mereka, dengan Shoot to Kill berperan sebagai algojo yang menutup perjuangan Aerowolf di FACEIT Global Summit PUBG Classic 2019.

Setelah 5 hari maraton pertandingan PUBG, perjuangan Aerowolf One membuahkan hasil berupa peringkat delapan di London FACEIT Global Summit PUBG Classic 2019. Memang bukan peringkat yang terbaik, namun Aerowolf sudah mempertaruhkan segalanya di dalam kompetisi ini, dan membuktikan bahwa Indonesia bisa berkompetisi di kancah PUBG internasional.

Sementara itu, tim OP Rangers berhasil keluar sebagai juara pertama dan mendapatkan hadiah sebesar US$150.000 (Rp2,1 miliar). Aerowolf sebagai peringkat 8 berhak menerima hadiah sebesar US$14.000 (Rp197 juta).

Selamat atas pencapaiannya bagi tim Aerowolf! Semoga pencapainnya bisa terus semakin membaik, dan membanggakan Indonesia di kancah PUBG Internasional!

Mengintip Masa Depan Esports PUBG Dari Roadmap 2019 Asia Tenggara

Battle Royale telah menjadi fenomena selama kurang lebih 2 tahun belakangan. Sosok yang memulai tren ini adalah Brendan “PLAYERUNKNOWN” Greene, lewat game Playerunknown’s Battleground (PUBG). Sejak PUBG rilis pertama kali pada tahun 2017, popularitas genre Battle Royale terus meroket, membuat pengembang lain pun ikutan membuat iterasi dari Battle Royale.

Meledak seiring dengan fenomena esports, tak heran jika PUBG juga otomatis menjadi esports. Inisiatif terbesar PUBG dalam hal esports adalah pada tahun 2018, lewat kompetisi PUBG Global Invitational 2018, dan roadmap atau rencana jangka panjang esports PUBG secara internasional. Tidak berhenti sampai sana, baru-baru ini PUBG Corp juga menjelaskan roadmap esports PUBG tahun 2019 untuk Asia Tenggara.

Sumber:
Sumber:

Dalam roadmap ini PUBG Corp menjabarkan jalur dari kompetisi Asia Tenggara menuju ke kompetisi internasional. Dalam roadmap dijelaskan bahwa cara menuju kompetisi internasional adalah lewat SEA Championship 2019, yang akan diselenggarakan 3 kali atau 3 season selama tahun 2019. Tanggal 16-17 Maret 2019 mendatang menjadi PUBG SEA Championship 2019 musim pertama, dilanjut musim kedua pada bulan Juni, lalu musim ketiga pada bulan Oktober.

Setiap musim akan ada 16 tim PUBG dari seluruh Asia Tenggara yang bertanding memperebutkan total hadiah US$50.000 (sekitar Rp700 juta) dan tiket untuk menuju kompetisi PUBG Internasional. Musim pertama ini, PUBG SEA Championship akan memperebutkan tiket untuk bertanding di FACEIT Global Summit: PUBG Classic.

Pada musim pertama PUBG SEA Championship 2019 ini, Indonesia mendapat 3 slot tersendiri. Satu slot dari seeding ada Aerowolf Team 7, tim dari Alex “Entruv” Prawira dan kawan-kawan. Satu slot dari invitation diberikan kepada Aerowolf Team 1, tim dari Ryan “superNayr” Prakasha dan kawan-kawan. Slot terakhir juga berasal dari invitation yang diberikan kepada RRQ, tim dari Muhammad “CoppinLee” Alviansyah dan kawan-kawan.

Sayangnya para pemain PUBG SEA Championship 2019 harus menerima kenyataan pahit, bahwa kompetisi yang seharusnya berjalan akhir pekan kemarin malah batal diselenggarakan. Walaupun PUBG Corp mengumumkan kebatalan ini lewat laman resmi mereka, namun sayangnya mereka tidak menyebutkan alasan kebatalannya.

Sumber:
Sumber: Facebook PUBG.ID.Official

Hal ini memunculkan pertanyaan juga kekhawatiran soal sustainability atau prospek keberlanjutan esports Battle Royale, khususnya PUBG. Tetapi kekhawatiran soal keberlanjutan esports PUBG sebenarnya tidak terbatas pada kasus pembatalan PUBG SEA Championship 2019 saja. Ada beberapa opini seputar kekhawatiran ini, salah satu alasannya datang dari soal cara terbaik agar esports Battle Royale jadi lebih layak ditonton.

Terkait hal ini, saya mencatat setidaknya ada dua faktor penyebab. Pertama adalah soal hubungan antara esensi game Battle Royale dengan tayangan esports yang menghibur. Lalu yang kedua adalah soal teknis, soal cara terbaik dalam menayangkan pertarungan Battle Royale.

Sumber:
Sumber: Twitter @PUBG

Jake Sin, Global Esports Manager PUBG Corp, sempat menjawab hal ini dalam perbincangan dengan Red Bull Esports. Dalam sebuah sesi wawancara, Jake Sin membahas soal kesiapan PUBG Corp dalam menayangkan esports Battle Royale. Mewakili PUBG Corp, dia mengakui bahwa PUBG Corp sebenarnya belum menemukan cara terbaik untuk menayangkan dan memproduksi event esports PUBG.

Tetapi setelahnya ia menjelaskan lebih lanjut soal usaha PUBG Corp demi membuat Battle Royale layak tonton. Pertama-tama soal esensi Battle Royale dan tayangan esports. Inti dari Battle Royale adalah tentang bertahan hidup, maka dari itu pemain sebenarnya cukup amankan rumah, lalu kurung diri saja sampai fase permainan berlanjut.

Namun hal tersebut tentu akan membuat pertandingan jadi membosankan untuk ditonton bukan? Maka dari itu Jake mencoba memilih menampilkan Battle Royale dari sisi yang lain, yaitu mendorong para pemain bertarung untuk menjadi seorang last-man standing dalam kompetisi PUBG.

“Kami mencoba mengatur beberapa hal, seperti meningkatkan jumlah loot senjata, membuat sistem poin yang lebih menguntungkan bagi setiap kill yang diperoleh daripada placement yang didapat, pengaturan circle, dan lain sebagainya” jawab Jake. Alasan perubahan ini menurutnya sudah jelas, permainan pasif cenderung membuat pertandingan PUBG jadi membosankan ketika ditonton. Maka dari itu keadaan diatur sedemikian rupa, agar permainan di tingkat professional jadi berisikan baku tembak yang intensif.

Selanjutnya soal penayangan, penjelasan Jake adalah sebagai berikut “Kami mencoba memperbaiki elemen visual seperti arah lintasan peluru atau arah lemparan granat. Lalu soal penayangan kami juga menyiapkan beberapa observer untuk bersiaga di berbagai area map. Selain itu kami juga mencoba mencampur efek sinematik dengan pergerakan kamera untuk membuat PUBG semakin menarik untuk ditonton” Jake memperjelas kepada Red Bull Esports.

Sumber: Twitter @PUBG
Sumber: Twitter @PUBG

Beberapa hal tersebut sudah dilakukan oleh PUBG Corp dalam beberapa kompetisi mereka belakangan, seperti National PUBG League (NPL), atau gelaran PUBG Asia Invitational 2019 kemarin. Walaupun begitu, jumlah penonton dari esports PUBG tetap tidak bersaing dibandingkan dengan game esports lainnya. Mengutip Esports Charts, jumlah penonton terbanyak pada saat bersamaan dari NPL hanya 20.420 penonton saja; kalah banyak dari penonton streaming Shroud yang bisa mencapai 50 ribuan penonton.

Kalau begitu, apakah ini artinya kita harus khawatir dengan keberlanjutan esports PUBG? Kekhawatiran tentu akan selalu ada di dalam industri esports, mengingat tren game yang dimainkan akan selalu berubah. Mungkin hanya beberapa game saja yang memang cukup tangguh bisa bertahan hampir 10 tahun, seperti genre MOBA lewat Dota 2 dan LoL, atau genre FPS lewat CS:GO.

Seharusnya, PUBG Corp yang sudah berusaha dengan sedemikian rupa, bisa membuahkan hasil yang baik terhadap keberlanjutan esports PUBG. Sejauh ini bisa dibilang PUBG Corp sudah berada di jalur yang benar. Kita hanya bisa berharap mereka bisa terus bertahan, jangan sampai melenceng terlalu jauh dari jalur tersebut.

BOOM.ID dan Aerowolf T8 Jadi Juara Predator League 2019!

Gelaran Predator League 2019 telah selesai diselenggarakan. Kompetisi yang mempertandingkan Dota 2 dan PUBG ini akhirnya menemukan sang pemenang. BOOM.ID menjadi juara dari Dota 2 setelah mengalahkan The Prime di babak final. Lalu dari PUBG ada tim Aerowolf T8 yang jadi juara setelah 3 hari berturut-turut bermain konsisten dari 10 ronde yang dipertandingkan.

Melihat ke babak final Dota 2, BOOM.ID memang kini terlihat lebih dewasa di dalam gameplay mereka. Hal itu terasa jelas saat saya menonton pertandingan final ketika BOOM.ID hajar habis The Prime 2:0. Saya merasa bahwa hasil menempa mental di Bucharest Minor memberi dampak kepada gameplay BOOM.ID. Apa saja? Komposisi mereka kini solid, untuk dominasi permainan dari awal sampai habis. Permainan mereka juga sangat taktis dengan kesalahan yang sangat minimal serta pergerakan yang efektif dan efisien.

Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Sementara di sisi lain The Prime, yang baru saja kedatangan kembali InYourDream, terlihat cukup kelimpungan menghadapi BOOM.ID. Saya melihat komposisi mereka kurang solid, tak banyak memberi hero balasan untuk BOOM.ID, dan ditambah gameplay mereka yang juga terlihat masih belum menyatu dengan baik.

Alfi “Khezcute” Syahrin selaku kapten dari BOOM.ID mengakui kepada Hybrid, bahwa mereka belajar banyak sekali dari pertandingan di Bucharest Minor kemarin. Menurutnya, yang paling ia pelajari adalah soal gameplay dan strategi.

“Kalau soal mekanik sih kita nggak kalah dari tim Eropa, tapi memang yang berasa adalah soal komposisi, strat, dan gameplay. Kita merasa bahwa gameplay yang biasa kita mainkan untuk lawan tim SEA malah jadi outplay saat lawan tim Eropa” Jawab Khezcute kepada Hybrid dalam sesi konferensi pers.

Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Melihat ke cabang game lain yaitu PUBG, tim Aerowolf T8 yang dipimpin oleh Alex “Entruv” Prawira bermain dengan cukup konsisten selama 3 hari dalam 10 ronde pertandingan. Mereka berhasil menjadi juara setelah mengumpulkan 131 poin, sementara Victim Reality ada tepat di belakangnya dengan 101 poin sehingga berhasil amankan posisi runner-up.

Kompetisi PUBG Predator League 2019 ini bisa dibilang cukup unik daripada kebanyakan kompetisi PUBG di Indonesia. Kenapa? Salah satunya karena menggunakan peraturan baru, peraturan PUBG Korea League 2018 dengan sedikit adaptasi untuk menyesuaikan gaya main regional Eropa dan Amerika, kata Entruv. Terkait hal tersebut Entruv memberikan sedikit komentarnya, ia merasa bahwa sebenarnya perubahan rules ini tidak terlalu memberikan banyak masalah kepada para pemain.

“Kita memang jadi harus sedikit mengubah gameplay sih, tapi overall nggak terlalu gimana-gimana buat kita. Satu hal yang pasti, ini sih ngaruh banget buat penonton, karena gameplay jadi lebih seru, dari awal udah seru tembak-tembakan gara-gara sistem poin ini” Jawab Entruv. Berbeda dengan sistem perhitungan poin yang biasa ada dalam kompetisi PUBG Mobile, poin Chicken Dinner dalam pertandingan PUBG Steam di Predator League 2019 ini tidak sebegitu besarnya.

Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Mengutip laman resmi Predator League poin bagi tim yang mendapatkan chicken dinner di sini hanya 10 poin saja. Sementara itu para tim akan mendapatkan 1 poin dari setiap kill. Sebagai dampaknya, peraturan ini memaksa tim peserta untuk bermain lebih agresif. Kenapa? Karena poin tim yang dapat Chicken Dinner dengan permainan pasif tanpa kill, bisa dengan mudahnya disusul oleh tim yang ada di posisi kedua namun main agresif dengan kill lebih dari 4.

Kemenangan ini memberikan BOOM.ID dan Aerowolf T8 hadiah utama sebesar Rp25 Juta. Mereka juga mendapat kesempatan untuk bertanding dalam Predator League 2019 Asia Pasific (APAC) Finals yang akan diselenggarakan di Bangkok, pada 15-17 Februari 2019 mendatang. Terkait persiapan BOOM.ID dan Aerowolf T8 terbilang sama.

Kalau BOOM.ID sendiri mengatakan bahwa mereka bakal langsung latihan lagi, mengingat dalam waktu dekat juga ada kualifikasi major. Sementara Aerowolf T8 Entruv mengatakan bahwa mereka mungkin akan rehat sejenak untuk refreshing dan langsung segera latihan lagi setelah itu.

Selamat kepada para pemenang, semoga bisa membanggakan nama Indonesia di Predator League 2019 APAC Finals!

Bermain Solid, Actoz Stars Red Juarai PUBG Asia Invitational 2019

Selesai sudah gelaran PUBG Asia Invitational 2018. Kompetisi yang diikuti oleh tim terbaik dari berbagai penjuru Asia ini akhirnya memahkotai tim Actoz Stars Red dari Korea Selatan sebagai raja PUBG Asia! Kompetisi ini sendiri diikuti oleh 5 regional dengan komposisi 4 tim dari China, 4 tim dari Korea Selatan, 4 tim dari Asia Tenggara, 2 tim dari Jepang, dan 2 tim dari Taiwan/Hong Kong/Macau.

Dari total 16 tim peserta, terselip dua tim peserta yang mewakili Indonesia yaitu tim Aerowolf 7 dan tim Rex Regum Qeon. Walau Rex Regum Qeon terbilang masih belum bisa memberikan hasil yang terbaik, namun cukup membanggakan melihat tim Aerowolf 7 berhasil menduduki posisi 7 walau tidak sama sekali mendapatkan Chicken Dinner.

Sumber: duniaku.net
Sumber: duniaku.net

Melihat jajaran tim peserta PUBG Asia Invitational 2019 sebenarnya tim Actoz Stars Red malah terbilang di luar dari radar prediksi salah satu casters PUBG Indonesia ternama, Arwanto ‘WawaMania’ Tanumiharja. Dalam artikel Hybrid yang membahas peluang Aerowolf 7 di PUBG Asia Invitational, Wawa malah memprediksi tim Afreeca Freecs Fatal, dan OGN Entus Force yang bakal berbahaya dari regional Korea Selatan.

Kalau melihat selama liga rutin PUBG Korea League sendiri memang dua tim tersebut menjadi yang paling berbahaya secara di atas kertas. Afreeca Freecs Fatal menjadi pemuncak klasemen dengan perbedaan poin yang jauh dari OGN Entus Force. Sementara tim Actoz Stars Red terbilang inkonsisten selama sepanjang musim, dan baru on-fire ketika final day saat mereka berhasil menjadi juara dan membantai musuh-musuhnya selama pertarungan panjang 5 ronde.

Dari tiga hari pertandingan dengan total 12 ronde, permainan Actoz Stars Red terbilang sangat solid. Starlord dan kawan-kawan berhasil mengumpulkan 5 Chicken Dinner dengan raihan Kill yang cukup besar, menggilas tim-tim asia lainnya. Menariknya, tim Tiongkok seperti Luminous Stars atau SSS malah kurang menonjol pada hari-hari berikutnya.

Sumber: duniaku.net
Sumber: duniaku.net

Luminous Stars malah lebih unik lagi, pada hari pertama mereka seperti kesetanan. Dapat tiga kali chicken dinner dan berakhir di posisi tiga pada ronde dua, walau tak dapat chicken dinner. Namun entah kenapa pada hari kedua dan ketiga permainan mereka turun anjlok! Hari kedua mereka rata-rata finish di peringkat belasan.

Sementara tim SSS malah tak bisa mendapatkan hasil yang terbaik, bahkan berada di posisi klasemen 9; lebih rendah daripada tim Aerowolf 7. Actoz Stars Red sebagai pemenang PUBG Asia Invittaional 2019 berhasil membawa pulang hadiah sebesar US$250 ribu (Sekitar Rp3,5 Milyar) dan menjadi raja PUBG di Asia.

Selesainya PUBG Asia Invitational ini bisa dibilang sebagai selesainya musim kompetisi 2018-2019. Setelahnya, kompetisi PUBG akan dilanjutkan dengan liga rutin di berbagai regional seperti NPL untuk Amerika Utara, PEL untuk Eropa, PKL untuk Korea, dan PJS untuk Jepang. Sementara kompetisi regional SEA akan diselenggarakan dengan sistem circuit dengan tim dari negara SEA akan berebut poin demi lolos ke kompetisi internasional.

Analisa Peluang Aerowolf 7 di PUBG Asia Invitational 2019 dari WawaMania

Membuka tahun 2019 ini, Bluehole serta PUBG.Corp langsung saja menunjukkan komitmen mereka dalam mengembangkan esports PUBG versi PC (Steam). Hal ini memang sudah sempat diumumkan sendiri oleh PUBG.Corp bahwa mereka akan berkomitmen untuk menyelenggarakan esports PUBG yang berjenjang rapih mulai dari kelas regional sampai internasional.

Dari semua kompetisi, regional pertama yang akan langsung bertanding di Januari 2019 ini adalah regional Asia, lewat PUBG Asia Invitational 2019. Kompetisi ini merupakan kompetisi kelas Major yang diselenggarakan oleh PUBG. Corp sendiri dan diikuti oleh 5 regional besar di Asia, yaitu Cina, Korea Selatan, SEA, Jepang, dan Taiwan/Hong Kong/ Macau.

Salah satu alasan kompetisi ini jadi wajib Anda tonton adalah karena kehadiran wakil Indonesia yaitu Aerowolf 7. Tim ini merupakan hasil akuisisi dari Juggernaut Fortissiumus ini beranggotakan. M. Salman ‘Avocrn’ Alfarizi, Rizky ‘TomketslkyAr’ Andikarama, Naufal ‘GodlyMonarch’ Nasrullah, Erlangga ‘Angga’ Ahmad Gani. Namun Angga sendiri harus digantikan oleh Ridho ‘RDK’ gara-gara belum mencukupi usia regulasi esports PUBG internasional.

Sumber: medcom.com
Sumber: medcom.com

Tim Aerowolf 7 sendiri berhasil lolos ke PUBG Asia Invitational setelah berhasil mendapatkan posisi 4 di JIB PUBG SEA Championship. Permainan mereka selama hari pertama terbilang cukup inkonsisten: kadang bisa dapat posisi bontot, kadang bisa dapat top 5 dalam satu ronde. Namun pada ronde-ronde terakhir mereka berhasil mendapatkan tempo permainannya sendiri dan sempat mendapat poin yang besar karena finis di posisi 3 dengan mengamankan 16 kill.

Melihat hal ini, sebenarnya seberapa menjanjikan Aerowolf 7 bisa memberikan prestasi dan kebanggaan kepada Indonesia dengan permainannya? Hybrid menanyakan analisa peluang Aerowolf 7 di PUBG Asia Invitational kepada Arwanto ‘WawaMania’ Tanumiharja.

Jadi akankah Aerowolf 7 bisa membawa pulang piala PUBG Asia Invitational 2019? Prediksi Wawa sendiri sebenarnya, asalkan Aerowolf 7 bisa bermain seperti hari kedua di JIB PUBG SEA Championship 2018 kemarin, tim ini seharusnya minimal bisa mengamankan posisi top 4. Namun dengan syarat, RDK bisa cepat dapat chemistry dengan tim Aerowolf 7 ini.

Terkait soal posisi RDK sebagai standin, Wawa mengatakan bahwa secara teknis kehadiran RDK akan sangat membantu meningkatkan performa dari tim Aerowolf 7. Kenapa? Salah satunya karena memang jam terbang serta pengalaman RDK yang sudah pernah bermain di panggung besar.

Sumber: Facebook @Aerowolf Organizer
Sumber: Facebook @Aerowolf Organizer

Lalu bagaimana kalau soal chemistry? Karena ini mungkin lebih kepada soal dapur tim Aerowolf itu sendiri, Wawa hanya bisa bilang hal ini kembali lagi kepada proses persiapan tim Aerowolf 7 sebelumnya. Kalau dari gue sih cuma bisa berharap semoga chemistry RDK dengan Aerowolf 7 ini sudah bonding ya.

Tim Juggernaut Fortissimus yang akhirnya diakuisisi menjadi Aerowolf 7 ini sendiri memang bisa dibilang secara mengejutkan bisa muncul sebagai top 4 di JIB PUBG SEA Championship. Namun Wawa sendiri mengatakan bahwa sebenarnya hal tersebut tidak sebegitu mengejutkan, karena salah satu kelebihan tim tersebut adalah aim mereka yang sudah sangat terlatih.

Memang aim pemain Aerowolf 7 ini sudah tajam-tajam sekali ya, hal itu yang jadi kelebihan mereka. Selain itu, menurut saya Scout tim AW 7 itu oke punya banget. Dengan tambahan Ridok (RDK), tentunya akan membuat permainan makro game tim AW 7 ini bakal jadi semakin kuat.” Tambah Wawa menceritakan kelebihan dari tim Aerowolf 7.

Lalu bagaimana dengan kelemahannya sendiri? Ternyata memang kelemahan tim ini datang dari mentalitas mereka. Mengingat mereka terbilang masih baru di kancah internasional PUBG, mungkin hal ini masih bisa dianggap wajar. Wawa mengatakan kalau mereka sudah terbebani entah dari segi percaya diri atau terbebani kekalahan ronde sebelumnya, kerja sama mereka hancur dan tidak bermain di dalam tim.

Sumber: Facebook @PlaybattlegroundsKR
Sumber: Facebook @PlaybattlegroundsKR

Dalam PUBG Asia Invitational ini, Aerowolf 7 tentu harus berhadapan dengan tim-tim yang sangat kuat. Ancaman terbesarnya datang dari regional Tiongkok dan Korea Selatan. Menurut Wawa ada tim SSS, 17 Gaming dan Luminous Star kalau dari Cina. Sedangkan dari Korea Selatan, ada Afreeca Freecs Fatal dan OGN Entus Force.

Memang dua regional tersebut masih jadi dua region terkuat di esports. Dalam hal PUBG, kekuatan Korea Selatan salah satunya karena kehadiran PUBG Korea League, kompetisi rutin yang memaksa para pemain untuk terus mengasah skill mereka. Lalu Cina, walau tak ada liga, atlet esports mereka terkenal selalu bekerja keras untuk menjadi yang terbaik dan punya mental baja.

Tim Aerowolf 7 akan bertanding di PUBG Asia Invitational 2019 mulai Kamis, 10 Januari 2019 ini sampai Minggu, 12 Januari 2019 mendatang. Mari kita sama-sama dukung Aerowolf 7 agar bisa mendapatkan hasil yang terbaik di dalam kompetisi PUBG Asia Invitational 2019.