Tag Archives: pubg mobile

PUBG Mobile Berkolaborasi dengan Pabrikan Mobil Mclaren

Dalam perkembangannya kolaborasi dalam industri video game terus berkembang dan semakin beragam. Seperti yang dilakukan oleh PUBG Mobile, game mobile battle royale ini sudah berkolaborasi dengan berbagai pihak di umurnya yang sudah 4 tahun. Dan PUBG Mobile kembali memberikan kejutan dengan berkolaborasi dengan pabrikan mobil asal Inggris, Mclaren.

Kolaborasi dengan otomotif memang bukan yang pertama kali bagi game milik Krafton ini karena sebelumnya mereka juga pernah berkolaborasi dengan motor Yamaha yang membawa motor konsep mereka yaitu MWT-9 dan T7 ke dalam game PUBGM sebagai skin motor.

Untuk kolaborasi dengan Mclaren ini, PUBGM akan kedatangan supercar Mclaren 720S yang hadir pada 1 Juni sebagai skin yang bisa dibeli para pemain untuk menggantikan mobil baru yang dirilis pada awal tahun ini yaitu Coupe RB.

Skin Mclaren 720s ini nantinya akan memiliki 6 varian warna yaitu Raspberry, Glory White, Royal Black, Pearlescent, Zenith Black, dan Lunar White. Sayangnya masih belum ada kejelasan bagaimanakah cara pemain bisa mendapatkan skin eksklusif ini nantinya.

Kehadiran kolaborasi dengan Mclaren ini memang mengejutkan para fans, apalagi mengingat bahwa PUBGM juga tengah melaksanakan kolaborasi dengan film Godzilla vs Kong. Namun tentunya bagi para pecinta mobil, kehadiran Mclaren ini jauh lebih menarik apalagi mengingat di dalam PUBGM belum pernah ada mobil supercar ataupun mobil mewah yang bisa digunakan untuk memenangkan “chicken dinner” dengan gaya.

Uniknya adalah Mclaren tidak hanya berkolaborasi dengan PUBGM, karena mereka juga mengirimkan mobil super mereka yang lain ke game rival dari PUBGM yaitu Free Fire. Apakah Mclaren memang dengan sengaja mengadakan kolaborasi event di dua game yang berbeda di waktu yang hampir bersamaan?

Hybrid Cup Tarkam Series PUBG Mobile Dimenangkan oleh Seiryu Esports TZY

Hybrid mengadakan Hybrid Cup Tarkam Series PUBG Mobile pada Sabtu, 8 Mei 2021. Turnamen tersebut menawarkan hadiah sebesar Rp500 ribu untuk tim yang berhasik keluar sebagai juara. Hybrid Cup Tarkam Series diikuti oleh 12 tim. Kedua belas tim tersebut harus bertanding dalam tiga matches di tiga peta yang berbeda. Peta yang dipilih untuk turnamen kali ini adalah Erangel pada pertandingan pertama, Miramar di babak kedua, dan Sanhok di pertandingan terakhir.

Di Hybrid Cup Tarkam Series, Seiryu Esports TZY keluar sebagai juara setelah mengalahkan 11 tim lain yang berpartisipasi. Berikut daftar anggota dari tim Seiryu Esports TZY

1. Alvin Ferianto alias RYUx1stTzy
2. Marcelino Suhendrawan alias RYUxLeveTzy
3. Stefanus Michael Lie alias RYUxMichTzy
4. Steven Lie alias RYUxVennTzy
5. Fernando Chesar Matius alias RYUxDooTzy

Dalam pertandingan pertama, Seiryu Esports TZY hanya bisa meraih peringkat tiga dengan tiga kill points. Sementara chicken dinner diambil oleh tim Seiryu lainnya, yaitu Seiryu Flower City. Selain mendapatkan posisi pertama, tim Seiryu Flower City juga berhasil mengumpulkan 5 kill points di babak pertama. Di pertandingan kedua, Alvin dan kawan-kawan memberikan performa yang lebih baik dan berhasil mendapatkan chicken dinner. Tak hanya itu, mereka juga dapat mengumpulkan 7 kill points.

Pada pertandingan ketiga, Seiryu Esports TZY berhasil mempertahankan momentumnya dan kembali mendapatkan chicken dinner. Pada akhir pertandingan di peta Sanhok, mereka sempat terkepung oleh tim-tim lain. Namun, gameplay yang solid memungkinkan mereka untuk tidak hanya meraih chicken dinner, tapi juga mendapatkan delapain kill points.

Secara keseluruhan, pada akhir pertandingan, tim Seiryu Esports TZY mengantongi 58 poin. Dengan begitu, mereka berhak untuk membawa pulang hadiah sebesar Rp500 ribu. Sementara itu, posisi kedua ditempati oleh tim Seiryu lainnya, yaitu Flower City. Total poin yang mereka dapatkan adalah 40 poin. Dan peringkat ketiga ditempati oleh Seiryu Hydra yang berhasil mengumpulkan 29 poin.

Perwakilan Baru dari Tim Seiryu di Jakarta

Untuk mengenal tim Seiryu Esports TZY lebih jauh, saya lalu mewawancara salah satu anggotanya, yaitu Alvin Ferianto. Dia bercerita, dia mulai bermain game PUBG Mobile sejak Season 2. Namun, ketika itu, dia tidak berniat serius menekuni PUBG Mobile.

“Awalnya sih cuma untuk have fun ya,” kata Alvin, ketika dihubungi melalui pesan singkat. “Karena dulu, device juga hanya ada seadanya.” Dia mengungkap, dia bahkan sempat berhenti bermain selama tiga musim. Dia kembali bermain pada awal Season 12. “Terus mulai kompetitif buat serius itu pada Season 14,” ujarnya. Alasan dia untuk menekuni game PUBG Mobile sederhana, dan sangat pragmatis, yaitu karena ikut serta dalam pertandingan esports bisa menghasilkan uang.

Alvin mengatakan, dia belum lama masuk di tim Seiryu. “Baru banget masuk pada awal Februari 2021,” katanya. Ketika ditanya bagaimana dia bisa menjadi bagian dari tim tersebut, dia menjawab, “Dimasukin sama teman. Karena kebetulan banget, temanku memang brand ambassador-nya.” Dia menjelaskan, Seiryu sendiri sebenarnya merupakan tim asal Kalimantan. Namun, mereka memutuskan untuk melebarkan sayap ke kawasan lain. Tim Alvin, Seiryu Esports TZY, merupakan tim Seiryu baru yang fokus di kawasan Jakarta.

Hasil dari match ketiga di peta Sanhok.

Jika dibandingkan dengan ketika dia bermain untuk bersenang-senang, Alvin mengaku bahwa pengalaman bermain di bawah naungan tim profesional memang sangat berbeda. Salah satunya adalah tentang gaya bermain. “Gameplay pasti ada proses, apalagi sudah masuk ke ranah tim profesional. Jadi, bukan waktunya lagi untuk main-main, karena ada tanggung jawab yang harus dipenuhi,” ungkapnya.

Kabar baiknya, saat Alvin memutuskan untuk menggeluti dunia esports, dia mendapatkan dukungan penuh dari keluarganya. Dia mengatakan, selama dia melakukan sesuatu yang berdampak positif dan tidak merugikan orang lain, maka keluarganya tidak akan keberatan. Menariknya, dia bercerita, banyak teman-temannya yang ingin bisa menjadi seperti dirinya. “Aku hanya bisa memberikan support buat teman-teman sih, biar bisa sama-sama memperbaiki gameplay,” akunya.

Sebagai anggota tim profesional, Alvin mengatakan, salah satu keuntungan yang dia dapat adalah adanya gaji tetap. Selain itu, dia juga mendapatkan bonus setiap mengikuti turnamen. “Terus, gameplay yang terlatih dan tidak sembarangan bermain,” ceritanya ketika ditanya soal suka-duka menjadi bagian dari tim esports profesional. “Nggak enaknya, ya kadang-kadang harus membagi waktu.” Pasalnya, dia juga punya bisnis sendiri. Alhasil, dia harus bisa membagi waktunya dengan kegiatannya di tim Seiryu.

Alvin mengaku senang karena bisa memenangkan Hybrid Cup Tarkam Series PUBG Mobile. Pasalnya, mereka sempat merasa kehilangan harapan karena jadwal tidak sesuai dengan jadwal anggota tim. Memang, pada pertandingan pertama, tim Seiryu Esports TZY bertanding hanya dengan tiga orang. Kabar baiknya, mereka bisa bertanding dengan full team sejak babak kedua.

Selamat untuk tim Seiryu Esports TZY yang berhasil membawa pulang gelar juara Hybrid Cup Tarkam Series PUBG Mobile. Semoga terus bisa menjadi lebih baik di masa depan. Ke depan, Hybrid juga masih akan terus mengadakan Hybrid Cup Tarkan Series. Karena itu, agar bisa mengikuti informasi terkait seputar esports atau turnamen Tarkam Series berikutnya, ikuti media sosial Hybrid Dojo dan laman Hybrid.co.id.

Daftar Turnamen Esports Terpopuler Bulan April 2021

Memasuki bulan Mei, Hybrid.co.id kembali membuat daftar turnamen esports terpopuler selama April 2021. Dari lima kompetisi yang masuk dalam daftar kali ini, tiga di antaranya juga masuk daftar turnamen paling populer di Maret 2021. Namun, game esports yang populer pada April cukup berbeda dari bulan sebelumnya. Jika pada bulan Maret, Free Fire berjaya, pada April, justru League of Legends yang menjadi sorotan utama.

Berikut lima turnamen esports terpopuler sepanjang April 2021, menurut data dari Esports Charts.

5. ONE Esports Singapore Major 2021

Dengan peak viewers mencapai 605 ribu orang, ONE Esports Singapore Major 2021 duduk di peringkat lima dalam daftar turnamen esports terpopuler di April 2021. Jumlah peak viewers tersebut tercapai pada babak final yang mempertemukan Evil Geniuses dengan Invictus Gaming. Sebelum bertanding dengan EG di babak final, IG sempat kalah dari tim asal Amerika Serikat itu, membuat mereka terdepak dari Upper Bracket. Jadi, ketika IG kembali bertemu dengan EG di babak final, tidak heran jika atmosfer di antara keduanya terasa menegangkan.

Daftar pertandingan terpopuler di ONE Esports Singapore Major. | Sumber: Esports Charts

Pemenang dari babak final turnamen Major ini ditentukan dengan format Best of Five. EG meraih kemenangan di dua pertandingan pertama. Namun, IG berhasil membalikkan keadaan dan mengalahkan EG pada pertandingan ketiga. IG juga memenangkan dua pertandingan setelah itu. Dengan begitu, IG berhasil keluar sebagai juara dari ONE Esports Singapore Major 2021 dengan skor 3-2. Sejak diselenggarakan pada 25 Maret 2021 hingga 4 April 2021, turnamen Dota 2 Major ini berhasil mendapatkan 20,6 juta jam hours watched. Sementara jumlah penonton rata-rata dari turnamen tersebut adalah 197 ribu orang.

4. PUBG Mobile Pro League Season 3 2021 Indonesia

PUBG Mobile Pro League Indonesia (PMPL) 2021 Season 3 duduk di peringkat empat dalam daftar turnamen esports terpopuler untuk bulan April 2021. Dari bulan Maret 2021, PMPL ID S3 naik satu peringkat dari peringkat lima. Tentu saja, kenaikan peringkat diiring dengan meningkatnya jumlah peak viewers. Pada Maret 2021, jumla peak viewers PMPL ID S3 hanya mencapai 532 ribu orang. Sementara pada April 2021, angka itu naik menjadi 628 ribu orang.

Pertandingan terpopuler sepanjang PMPL ID S3. | Sumber: Esports Charts

Pertandingan yang berhasil menarik paling banyak penonton pada PMPL ID S3 adalah babak final hari ke-3, Ronde 18. Sementara itu, Ronde 17 di hari yang sama menjadi pertandingan terpopuler ke-2, dengan peak viewers mencapai 584 ribu orang. Geek Fam berhasil menjadi juara dari PMPL ID S3 dan akan maju ke PMPL Southeast Asia (SEA). Sementara itu, gelar runner up dimenangkan oleh Bigetron Red Aliens. Sebagai juara 2, Bigetron RA juga berhak akan tiket ke PMPL SEA. Namun, tiket tersebut diberikan ke Aura Esports, yang duduk di juara tiga. Alasannya, Bigetron RA sudah mendapatkan undangan untuk bertanding di PMPL SEA karena jadi juara dari musim sebelumnya.

3. LCK Spring 2021

League of Legends Champions Korea (LCK) Spring 2021 menjadi turnamen esports terpopuler ketiga dengan peak viewers 674 ribu orang. Menariknya, pertandingan paling populer dari LCK Spring 2021 bukanlah babak final. Pertandingan yang berhasil menarik 674 ribu orang penonton tersebut adalah pertandingan antara T1 dengan Gen.G pada babak semifinal hari ke-2. Meskipun begitu, babak final yang mempertemukan Damwon Gaming (DWG) Kia dengan Gen.G, juga menarik cukup banyak penonton. Jumlah peak viewers dari pertandingan itu mencapai 616 ribu orang.

T1 muncul dalam 3 dari 4 pertandingan terpopuler di LCK Spring 2021. | Sumber: Esports Charts

LCK Spring 2021 dimenangkan oleh DWG KIA setelah mereka mengalahkan Gen.G dengan skor telak: 3-0. Sementara itu, tim Hanwha Life Esports berhasil meraih gelar juara tiga, dan T1 juara empat. Walau hanya menjadi juara empat, T1 terbukti sukses menarik banyak penonton. Buktinya, pertandingan terpopuler ketiga di LCK Spring 2021 adalah pertandingan antara T1 dan DRX di babak quarter finals hari ke-2. Jumlah peak viewers dari pertandingan itu mempunyai 599 ribu orang. Sementara itu, secara total, LCK Spring 2021 mendapatkan hours watched sebanyak 67,6 juta jam dengan jumlah rata-rata viewers sebanyak 232 ribu orang.

2. LEC Spring 2021

Posisi kedua dari daftar turnamen esports paling populer untuk April 2021 kembali diisi oleh kompetisi League of Legends. Dengan peak viewers mencapai 831 ribu orang, League of Legends European Championship (LEC) Spring 2021 berhasil mengalahkan LCK Spring 2021. Sepanjang turnamen berlangsung, LEC Spring 2021 telah mendapatkan 44,3 juta hours watched dan 310 ribu average viewers. Dengan begitu, LEC Spring 2021 berhasil mencetak rekor baru dalam hal hours watched, average minute audience (AMA), dan peak viewers.

Pertandingan terpopuler di LEC Spring 2021. | Sumber: Esports Charts

Babak grand final dari LEC Spring 2021 mempertemukan MAD Lions dengan Rogue. Pertandingan tersebut sukses menjadi pertandingan paling populer dari LEC Spring 2021. Sementara itu, pertandingan antara G2 Esports dan Rogue di semifinal hari ke-2 menjadi pertandingan terpopuler ke-2. Jumlah peak viewers dari pertandingan itu mencapai 690 ribu orang. Pertandingan antara G2 dan MAD Lions pada semifinal hari pertama juga menarik banyak penonton, dengan jumlah peak viewers mencapai 661 ribu orang.

Satu hal yang mengejutkan dari LEC Spring 2021 adalah kalahnya G2 Esports. Selama ini, tim asal Jerman itu dianggap sebagai raja di kompetisi League of Legends Eropa. Meskipun begitu, G2 bukan satu-satunya tim besar yang kalah dari tim-tim yang lebih baru.

1. MPL ID Season 7

Dimulai pada Februari 2021, Mobile Legends Professional League Indonesia Season 7 masih menarik perhatian penonton pada bulan April 2021. Faktanya, turnamen Mobile Legends ini justru naik peringkat. Pada Maret 2021, MPL ID S7 merupakan liga esports terpopuler kedua. Pada bulan April, mereka berhasil naik ke peringkat pertama.

Pada Maret 2021, pertandingan El Clasico antara RRQ dan EVOS Esports menjadi pertandingan paling populer. Jumlah peak viewers dari pertandingan tersebut mencapai 1,18 juta orang. Sementara jumlah peak viewers dari MPL ID S7 pada April justru naik menjadi 1,47 juta orang. Menariknya, sama seperti pada Maret, di bulan April, pertandingan yang berhasil menarik paling banyak penonton adalah pertandingan antara RRQ Hoshi dan EVOS Legends.

Data soal MPL ID S7. | Sumber: Esports Charts

Sementara itu, dari segi hours watched, MPL ID S7 berhasil mendapatkan 54,5 juta jam, dua kali lipat dari total hours watched pada Maret 2021. Seperti yang disebutkan oleh Esports Charts, RRQ merupakan tim paling populer di MPL kali ini. Jumlah penonton rata-rata dari RRQ adalah 508 ribu orang. Namun, EVOS, yang berhasil menjuarai MPL musim ini, juga tidak kalah populer. Empat dari lima pertandingan terpopuler sepanjang Season 7 melibatkan EVOS. Jumlah rata-rata penonton dari EVOS adalah 496 ribu orang.

Disclosure: Esports Charts adalah Partner dari Hybrid.co.id.

BOOM Esports Juara VCT Indonesia Stage 2, Siren Esports Juara MDL Indonesia Season 3

Pekan lalu pertandingan MPL Indonesia ataupun PMPL Indonesia sama-sama sedang rehat sejenak. Tetapi bukan berarti esports berhenti begitu saja. Ada beberapa pertandingan lain yang tak kalah menarik seperti VCT Indonesia Challenggers yang dimenangkan oleh BOOM Esports ataupun final MDL Indonesia Season 3 yang dimenangkan oleh Siren Esports. Lebih lengkapnya, berikut rekap berita esports di penghujung bulan April 2021.

BOOM Esports Jadi Wakil Kedua Indonesia Untuk VALORANT Champions Tour 2021: SEA Stage 2 Challengers.

Akhir pekan lalu adalah pertandingan VALORANT Champions Tour 2021 (VCT): Indonesia Stage 2 Challengers 3. Setelah 3 hari pertandingan berjalan, BOOM Esports keluar sebagai juara pasca mengalahkan Bigetron Astro 0-3. BOOM Esports memang tampil kuat sepanjang VCT Indonesia Stage 2 Challengers 3. Mereka tidak pernah kalah sejak dari babak quarterfinals. Menang 2-0 atas Reckless Lads dan Alter Ego.

Pada laga puncak, BOOM Esports juga mengalahkan Bigetron Astro dengan solid. Mereka hampir selalu bisa unggul jauh di 3 map yang dipertandingkan kala itu yaitu Bind, Icebox, dan Split. Kemenangan tersebut membawa BOOM Esports untuk bertanding ke tingkat selanjutnya, yaitu VCT 2021: SEA Stage 2 Challengers Finals.

BOOM Esports bersama dengan NXL Ligagame akan berlaga menghadapi 8 tim se-Asia Tenggara untuk memperebutkan 1 slot ke laga puncak VCT 2021 yaitu Masters Reykjavik. Pertandingan VCT 2021: SEA sendiri akan diselenggarakan akhir pekan ini, tepatnya tanggal 29 April hingga 2 Mei 2021 mendatang.

Siren Esports Juara MDL 2021 Season 3

 

View this post on Instagram

 

A post shared by MDL Indonesia (@mdl.indonesia)

Dari sisi Mobile Legends: Bang-Bang, ada laga puncak MLBB Developmental League (MDL) 2021 – Season 3. Siren Esports kembali keluar sebagai juara setelah mengalahkan Victim Esports di laga final dengan skor 3-0 dari seri best-of 5. Kemenangan tersebut jadi momen istimewa bagi Siren Esports karena tim tersebut juga merupakan juara MDL di musim sebelumnya yaitu Season 2.

Siren Esports memang tampil kuat sejak dari babak regular season. Siren Esports menjadi pemuncak klasemen di babak regular season dengan mencatatkan menang-kalah 10-3. Pada babak playoff, mereka sempat keteteran satu kali saat lawan Kings Esports. Namun demikian, Siren Esports bangkit lagi sampai akhirnya tampil sangat dominan di babak final.

Rekap DPC 2021 SEA Regional League Season 2 – Upper Division

https://www.youtube.com/watch?v=U7ugApcWIbc

Pertandingan Regional League DPC 2021 sendiri baru memasuki pertandingan pekan keduanya pada tanggal 21 April 2021 lalu. Pada pekan tersebut, tim perwakilan Indonesia yaitu BOOM Esports bertanding menghadapi OB.Neon. Sayangnya BOOM Esports kalah 0-2 dalam laga tersebut. Namun demikian BOOM Esports masih ada di peringkat 2 dari klasemen sementara DPC Regional League SEA 2021 – Upper Division.

Pada pekan sebelumnya, BOOM Esports sendiri mengahdapi Execration. Laga tersebut berlangsung sengit, namun BOOM Esports akhirnya keluar sebagai pemenang dengan skor 2-1. Lawan yang akan dihadapi BOOM Esports lebih berat lagi pekan ini, yaitu Fnatic yang siap menghadang dengan keras. Mampukah BOOM Esports mempertahankan posisinya di dalam klasemen nantinya?

Laga puncak PMPL MYSG dan TH

Setelah PMPL Indonesia selesai dilaksanakan, laga puncak PMPL pun berlanjut ke PMPL Malaysia/Singapura dan PMPL Thailand. Dari PMPL MYSG, ada Resurgence yang keluar sebagai juara, dengan Geek Fam yang mendampingi di peringkat kedua. Sementara pada PMPL Thailand, ada FaZe Clan keluar sebagai juara dengan Valdus The Murder di peringkat ke-2.

Dua tim tersebut memang tampil ngotot dan memiliki performa yang solid selama 3 hari pertandingan. Resurgence dari PMPL MYSG sendiri berhasil mendapatkan 5 Chicken Dinner dari total 18 ronde selama 3 hari pertandingan berjalan. Sementara itu dari PMPL TH, FaZe Clan juga tampil konsisten walau persaingannya lebih ketat dengan dua kali WWCD total yang dicatatkan.

Resurgence dan Geek Fam akan menjadi dua wakil tambahan region MYSG untuk PMPL SEA nanti. Sementara itu dari PMPL TH, dua wakil tambahannya adalah FaZe Clan dan The Infinity yang mengisi peringkat 3 karena Valdus The Murder telah mendapatkan slot ke PMPL SEA dari babak regular season.

Dev1ce Resmi Masuk Tim CS:GO Ninja in Pyjamas

Dari luar negeri ada berita transfer yang cukup mengejutkan. Nicolai “dev1ce” Reedtz yang merupakan salah satu pemain andalan tim Astralis dikabarkan pindah ke tim Ninja in Pyjamas secara resmi. Mengutip dari Dot Esports, dev1ce mengatakan bahwa salah satu pertimbangannya pindah ke NiP adalah karena kondisi pandemi.

Kondisi tersebut membuat dev1ce berpikir untuk memosisikan tim dan keluarganya di satu wilayah. Berhubung dirinya tinggal di Swedia dan markas NiP juga ada di sana untuk sementara waktu, maka akhirnya keputusan tersebut pun dibuat. Kepindahan tersebut kemungkinan besar akan menggoyahkan Astralis di musim kompetitif CS:GO tahun 2021 ini. Tapi selain itu, apakah kehadiran dev1ce dapat mengembalikan kejayaan terdahulu NiP?

Riot Games Umumkan Runeterra World Cup

Sumber Gambar – Riot Games

 

Lama ditunggu, Riot Games akhirnya mengumumkan turnamen tingkat internasional untuk game terbarunya yang bertemakan digital card game yaitu Legends of Runeterra. Turnamen tersebut akan memperebutkan total hadiah sebesar US$200.000 dan mempertandingkan kurang lebih sekitar 192 pemain dari Amerika, Eropa, dan Asia/SEA.

Nanti pada puncaknya, hanya akan ada 16 finalis saja yang bertanding di World Championship Finals. Pada babak final, pemain tersebut akan bertanding dalam babak grup berisi empat orang dalam seri round-robin. Top 2 dari masing-masing tim akan melaju ke babak single-elimination untuk memperebutkan tahta juara dunia Legends of Runeterra yang pertama.

MPL dan PMPL Indonesia

Rekap MPL ID S7 Week 8 dan PMPL ID S3 Grand Finals: Puncak Bagi Keduanya

Pertandingan MPL (MLBB) dan PMPL (PUBG Mobile) pekan ini telah mencapai puncaknya. MPL mencapai puncak dari babak regular season, sementara PMPL menyajikan pertandingan grand final. Bagaimana panasnya pertandingan MPL dan PMPL di pekan ini? Berikut rekapnya.

Rekap MPL Indonesia Season 7 Week 8

Pertandingan hari pertama dibuka dengan laga Alter Ego melawan AURA Fire. Alter Ego yang sedang turun permainannya belakangan sebenarnya membuka celah bagi AURA Fire. Benar saja, permainan pun jadi berjalan alot. AURA Fire memberi perlawanan terkuatnya, membuat Alter Ego cukup kesulitan. Walaupun begitu, Alter Ego terbukti bermain lebih solid sehingga mereka menang 2-0 dengan game 1 berdurasi 16 menit dan game 2 berdurasi 19 menit lebih.

Pertandingan kedua adalah pertemuan antara ONIC Esports melawan Geek Fam ID. ONIC Esports sedang stabil permainanya belakangan ini, sementara Geek Fam ID masih harus membuktikan lebih lagi. Walaupun begitu, permainan berjalan keras. Terlihat di game pertama saat skor kill masih imbang 9-9 bahkan di menit 16, walau berakhir dengan kemenangan ONIC Esports. Game kedua, ONIC Esports jadi di atas angin sehingga mereka melibas Geek Fam ID dengan cepat dalam 13 menit. ONIC Esports pun mengamankan kemenangan sempurna, 2-0, atas Geek Fam ID.

Hari pertandingan kedua diisi dengan pertemuan menarik juga. Pertandingan pertama adalah EVOS Legends vs Bigetron Alpha. EVOS Legends lebih diunggulkan fans dalam matchup tersebut. Walaupun begitu, Bigetron Alpha masih mencoba membuktikan diri bahwa mereka juga merupakan tim yang tangguh dan tergolong sebagai tim top 4 di MPL Indonesia.

Game 1 berjalan alot, EVOS Legends unggul di awal tapi Bigetron Alpha bertahan dengan kuat dan tenang. Keadaan berbalik, sehingga Bigetron Alpha menang dengan bantuan dorongan Lord di menit 16. EVOS Legends menemukan tempo permainannya di game kedua. Tetapi skenario yang sama lagi-lagi terjadi, Bigetron Alpha bertahan kuat memasuki fase late game. Namun demikian keunggulan EVOS Legends sudah terlampau jauh sehingga mereka bisa amankan game tersebut di menit ke-20 dengan bantuan Lord ke-3. Menerima kekalahan, Bigetron Alpha justru mengamuk di game ketiga dan membungkan game dalam 12 menit saja. Bigetron Alpha pun memenangkan pertandingan dengan skor 2-1 atas EVOS Legends.

Pertandingan antara AURA Fire melawan Genflix Aerowolf juga tak kalah serunya. Dua tim tersebut masih mencoba membuktikan bahwa mereka pantas ada di MPL Indonesia. Apalagi pertandingan tersebut juga jadi penentu apakah Genflix Aerowolf masuk babak playoff atau tidak.

Adu skill dan strategi antar kedua tim benar berjalan sengit. Kedua tim masih bertukar serangan keras bahkan sampai di menit ke-17 pada game 1. Namun AURA Fire yang sedang unggul segera memanfaatkan momentum untuk meratakan base di menit ke-18. Kalah di game pertama, Genflix Aerowolf pun mengamuk dua game berturut-turut. Genflix Aerowolf memenangkan game 2 dalam 16 menit dan game 3 dalam 11 menit. Genflix Aerowolf menang 2-1 atas AURA Fire.

Pertemuan ONIC Esports vs Alter Ego juga diharapkan menjadi pertandingan yang keras. Tetapi ONIC Esports sepertinya masih bertahan di atas angin setelah kemenangan mereka kemarin. Alter Ego sendiri cukup kelimpungan dengan permainan agresif yang diberikan, sehingga ONIC Esports menang game 1 dalam 11 menit. Alter Ego memberi perlawanan keras di game 2, skor kill bahkan cenderung beda tipis yaitu 18-13 di menit 18. Sayangnya Alter Ego tak lagi mampu menahan setelah gempuran Lord dan serangan bertubi-tubi dari punggawa ONIC Esports di menit 24. ONIC Esports pun menang 2-0 atas Alter Ego.

Hari pertandingan terakhir sudah ditunggu-tunggu sejak pekan lalu karena kehadiran el clasico antara EVOS Legends vs RRQ Hoshi. Namun sebelum menuju pertandingan tersebut, ada pertemuan antara Geek Fam ID melawan Genflix Aerowolf.

Genflix Aerowolf masih dalam semangat positif di hari ketiganya. Hal tersebut terlihat di game pertama. Geek Fam ID unggul kuat sejak awal hingga late game. Namun Genflix Aerowolf masih mampu comeback dari keadaan terpuruk dengan memenangkan teamfight paling penting di menit 21 dan berhasil memenangkan game 1. Semangat kemenangan tersebut terbawa, sehingga Genflix Aerowolf bisa mendominasi penuh game ke-2 yang ditutup dengan kemenangan cepat di menit 12. Genflix Aerowolf menang 2-0 atas Geek Fam ID.

Pertandingan babak regular season terakhir ditutup dengan laga el clasico EVOS Legends vs RRQ Hoshi. Jual beli serangan berlangsung sangat keras, pertandingan bahkan masih imbang sampai di menit ke-15 permainan. EVOS Legends sempat memenangkan teamfight pada saat RRQ Hoshi mendapatkan Lord. Namun RRQ Hoshi masih bertahan teguh setelahnya. Alberttt dan kawan-kawan pun melakukan percobaan gempuran kedua di menit 20 dengan bantuan Lord. EVOS Legends yang tak lagi mampu menahan akhirnya harus menyerahkan game 1 ke RRQ Hoshi di menit 21.

Masuk game kedua, line-up hero RRQ Hoshi terlihat menjanjikan dengan kombinasi yang berimbang, sementara EVOS Legends mencoba menggunakan strategi Diggie feeder yang cukup berisiko. EVOS Legends ternyata berhasil membuat RRQ Hoshi kelimpungan. Diggie yang digunakan EVOS Legends efektif mengganggu RRQ Hoshi karena Bruno yang digunakan Alberttt. Gangguan-gangguan yang terjadi ternyata menjadi sebuah bola salju besar yang menghantam RRQ Hoshi. Satu per satu turret RRQ Hoshi runtuh, sampai akhirnya Lord juga diamankan EVOS Legends di menit 10. RRQ Hoshi pun tak lagi mampu menahan gempuran EVOS Legends sampai akhirnya base pun runtuh di menit 11.

EVOS Legends kembali mencoba bermain agresif di game ketiga. Strategi permainan tersebut ternyata berbuah manis. EVOS Legends sudah unggul sejak dari awal-awal permainan. RRQ Hoshi mencoba memberi perlawanan, tetapi Harith dari EVOS.Clover tampil begitu kuat. Apalagi ditambah juga dengan kombinasi Pacquito dari Antimage dan Angela dari REKT yang meluluhlantahkan pertahanan RRQ Hoshi. Sang raja akhirnya tak lagi mampu bertahan dari gempuran EVOS Legends, base pun runtuh di menit 11. EVOS Legends menang 2-1 atas RRQ Hoshi.

Rekap PMPL Indonesia Season 3 Grand Final

Babak grand final PMPL Indonesia Season 3 berjalan selama 3 hari, mulai tanggal 16 hingga 18 April 2021. Babak final tak hanya memperebutkan slot untuk menuju ke PMPL SEA 2021 saja, tetapi juga Peace Elite Asia Invitational 2021. Besarnya pertaruhan di babak final PMPL Indonesia Season 3 ini pun membuat pertandingan jadi berjalan sangat sengit dan tidak terduga selama 3 hari kemarin.

Pertandingan hari pertama menjadi kejutan tersendiri karena GD GIDS yang kembali berhasil memuncaki klasemen. Namun bukan posisinya yang jadi kejutan, melainkan cara GD GIDS mendapatkan puncak klasemen tersebut. Bigetron RA, Geek fam ID, dan Bonafide harus kerja keras mendapat Chicken Dinner demi poin yang besar, GD GIDS malah bisa memuncaki klasemen tanpa satupun Chicken Dinner di hari pertama.

Masuk hari kedua, pertandingan jadi makin sengit dan panas lagi. Salah satu penyebabnya adalah karena peringkat top 4 yang memiliki selisih poin yang tipis-tipis antara GD GIDS, Geek Fam ID, Bigetron RA, dan Victim Sovers. Chicken Dinner pun tergolong terbagi rata hari walaupun cendurung diperoleh oleh tim-tim yang ada di 10 besar saja.

Pertandingan mencapai puncaknya di hari ketiga. Menariknya, pemenang PMPL Indonesia bahkan masih sulit sekali ditebak sampai di hari ketiga. Semua tim berlaga dengan baik, sehingga perbedaan poin menjadi semakin tipis-tipis. Namun dari semua tim, Geek Fam ID dan AURA Esports menjadi tim yang sangat-sangat panas membara di hari tersebut.

Geek Fam ID mungkin cuma berhasil mendapatkan satu kali WWCD saja. Namun demikian, permainannya konsisten dengan placement yang tidak buruk ditambah poin kill yang besar. Pada sisi lain, AURA Fire jadi tim yang paling panas membara hari itu. Mereka mendapatkan 3 kali WWCD, dengan dua WWCD didapatkan secara berturut-turut di ronde 16 dan 17. Poin kill yang mereka dapatkan juga selalu dua digit pada saat WWCD berhasil di dapatkan. Rekornya adalah di ronde 17, yaitu WWCD dengan 19 kill dibukukan.

Bigetron RA pun juga tetap konsisten di hari terakhir. Mereka membuka pertandingan dengan WWCD walau harus terpuruk lumayan buruk di ronde setelahnya. Hasil tersebut membuat klasemen poin menjadi sangat sengit. Geek Fam ID terbilang hampir bisa dipastikan menjadi juara pada ronde 17 dengan 200 poin lebih yang diamankan, sementara Bigetron RA hanya punya sekitar 180an poin saja di peringkat kedua.

Masuk ronde 18, harapan menang Geek Fam ID hampir pupus setelah mereka terkena Too Soon di peringkat 14. AURA Fire yang sedang panas membara juga finish di peringkat yang tak terlalu baik, yaitu peringkat 6 dengan 4 kill. Seakan memanfaatkan momen tersebut, Bigetron RA pun segera merebut WWCD di game tersebut dengan 11 poin kill dibukukan.

Sayang, walau Bigetron RA tampil impresif menutup pertandingan, Geek Fam ID masih tetap menjadi juara PMPL Indonesia Season 3 ini. Bigetron RA dengan segala perjuangannya mendapat peringkat Runner-Up, dan AURA Esports mendapatkan peringkat ke-3.

Dari hasil yang didapatkan tersebut, maka Geek Fam ID dan AURA Essports menjadi dua wakil Indonesia tambahan untuk bertanding di PMPL SEA Championship nantinya. Sementara itu, Geek Fam ID dan Bigetron RA yang ada di peringkat satu dan dua juga mendapat hak bertanding di Peace Elite Asia Invitational yang akan diadakan di Tiongkok pada tanggal 27-29 Mei 2021 mendatang.

Sumber Gambar Utama – MLBB & PUBG Mobile Official YouTube Channel.

Bagaimana Etnis dan Budaya Memengaruhi Kemampuan Bermain Game Esports

Pemain esports profesional, Lee “Fearless” Eui-seok menceritakan pengalamannya terkait rasisme yang dia alami selama dia tinggal di Amerika Serikat melalui sebuah video singkat. Lee merupakan pemain Overwatch League asal Korea Selatan. Dia sempat bermain untuk Shanghai Dragons sebelum dia pindah ke Dallas Fuel yang bermarkas di Texas, Amerika Serikat.

“Tinggal di sini sebagai orang Asia itu menakutkan,” kata Lee, seperti dikutip dari The Washington Post. “Banyak orang yang sengaja mencari masalah dengan kami. Setiap mereka melihat kami, mereka selalu mendatangi kami. Bahkan ada orang yang batuk ke arah kami. Kali ini adalah pertama kalinya saya merasakan rasisme. Dan rasisme di sini… cukup parah. Mereka mencoba menakut-nakuti kami — banyak dari mereka mencoba untuk membuat kami takut.”

Padahal di AS, ada banyak pemain esports yang berasal dari Asia, khususnya Korea Selatan. Menurut Yahoo, lebih dari setengah pemain di Overwatch League berasal dari Korea Selatan. Selain Korea Selatan, Tiongkok menjadi negara Asia lain yang banyak menelurkan pemain esports berbakat.

 

Kenapa Banyak Gamer Profesional yang Berasal dari Asia?

Jumlah gamers profesional yang muncul di satu negara tergantung pada seberapa besar komunitas gamers di negara tersebut. Semakin banyak jumlah gamers di sebuah negara, semakin besar pula kesempatan negara itu punya pemain-pemain esports berbakat. Begitu juga dengan Korea Selatan dan Tiongkok. Mereka bukannya punya susunan genetik khusus yang membuat warganya punya Actions Per Minute (APM) yang tinggi. Hanya saja, budaya di kedua negara itu memang mendukung pertumbuhan industri gaming.

PC bang banyak ditemukan di Korea Selatan. | Sumber: Wikipedia

Korea Selatan adalah negara yang padat. Jadi, jumlah tanah lapang yang bisa digunakan oleh anak-anak dan remaja untuk bermain bola atau olahraga lainnya terbatas. Sebaliknya, warnet — yang disebut PC bangs — justru menjamur. Seperti yang disebutkan oleh InvenGlobal, di Korea Selatan, dalam satu bangunan, terkadang ada lebih dari satu PC bang. Selain itu, biaya untuk bermain di PC bang juga terjangkau. Alhasil, banyak anak-anak SMA yang bermain game untuk melepas penat.

Tak hanya itu, keterbatasan lahan juga memengaruhi pertumbuhan bisnis di Korea Selatan. Karena lahan terbatas, maka perusahaan di Korea Selatan biasanya fokus pada industri dengan teknologi canggih yang membutuhkan pekerja dengan edukasi tinggi. Jadi, jangan heran jika 70% lulusan SMA di Korea Selatan memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas. Dan hal ini menumbuhkan budaya kompetitif di tengah masyarakat Korea Selatan, termasuk di kalangan para siswa SMA.

Tak hanya itu, nilai seorang murid bahkan bisa menentukan lingkaran pergaulannya. Pasalnya, di Korea Selatan, murid-murid yang ada di level yang sama akan cenderung berkumpul bersama. Satu hal yang unik, walau para murid membentuk kelompok pertemanan sendiri-sendiri, mereka juga saling bersaing dengan satu sama lain. Perilaku kompetitif ini juga tercermin dalam diri para gamers. Walau seorang gamer di Korea Selatan mengatakan bahwa dia tidak peduli pada rank, pada akhirnya, dia tetap akan berusaha untuk bisa menjadi juara. Dan budaya kompetitif inilah yang mengasah kemampuan para pemain esports profesional asal Korea Selatan.

Bahkan setelah menjadi atlet esports profesional sekalipun, semangat kompetitif seorang gamer Korea Selatan tak padam. Dan mereka tidak hanya bersaing dengan atlet esports dari tim lawan, tapi juga dengan rekan satu tim mereka sendiri. Para pemain esports Korea Selatan juga punya dedikasi tinggi. Jika dibandingkan dengan tim dari kawasan lain, tim Korea Selatan biasanya rela untuk menghabiskan lebih banyak waktu untuk berlatih. Semua faktor inilah yang menjadi alasan mengapa ada banyak pemain profesional berbakat yang datang dari Korea Selatan.

Gamers Tiongkok biasanya kompetitif. | Sumber: Asia Times

Budaya gaming di Tiongkok sedikit mirip dengan budaya gaming di Korea Selatan. Gamers di kedua negara itu sama-sama menganggap bermain game sebagai kegiatan sosial dan punya semangat kompetisi yang tinggi. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Quantic Foundry dan Niko Partners, gamers asal Tiongkok cenderung lebih kompetitif dari gamers asal Amerika Serikat. Dari survei yang dirilis pada awal 2019 itu, diketahui bahwa salah satu motivasi utama bagi gamers Tiongkok untuk bermain game adalah Completion, yaitu ketika mereka harus mengumpulkan poin/trofi dan menyelesaikan berbagai task/quest. Faktor lain yang memotivasi gamers Tiongkok adalah kompetisi.

Hal lain yang membedakan gamer Tiongkok dengan gamer AS adalah motivasi gamers Tiongkok cenderung tidak berubah, meski umur mereka bertambah. Di AS, semakin berumur seorang gamer, minatnya untuk bersaing dengan pemain lain juga akan turun. Sementara di Tiongkok, umur gamer tak punya dampak signifikan pada semangat mereka untuk berkompetisi, seperti yang disebutkan oleh VentureBeat.

 

Bagaimana dengan Stereotipe di Indonesia?

Indonesia juga punya budaya gaming yang khas. Hal ini juga memunculkan tren tertentu di kalangan pemain esports profesional. Salah satunya, di awal era kemunculan esports pada tahun 2000-an, kebanyakan pemain esports PC adalah warga keturunan Tionghoa. Menurut pengamatan Editor in Chief Hybrid.co.id, Yabes Elia, yang sudah melanglang buana di dunia jurnalisme gaming selama ratusan belasan tahun, tren ini muncul karena gaya asuh orangtua dari keluarga Tionghoa yang unik. Biasanya, mereka cenderung lebih suka jika anak mereka diam di rumah. Dan untuk itu, mereka rela memfasilitasi anak mereka dengan PC atau konsol. Alhasil, anak-anak dari keluarga keturunan Tionghoa sudah familier dengan game sejak mereka kecil. Jadi, tidak heran jika ketika mereka beranjak dewasa, mereka tertarik untuk menjadi pemain profesional.

Sekarang, tren ini sudah mulai berubah. Game tak lagi menjadi hobi mewah yang hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang. Perubahan tren ini terjadi berkat kemunculan mobile game. Jika dibandingkan dengan PC atau konsol, harga smartphone lebih murah. Jadi, jumlah orang yang bisa membeli smartphone pun jauh lebih banyak. Buktinya, secara global, penjualan Sony PlayStation 4 hanya mencapai 112,3 juta unit. Sementara menurut Katadata, jumlah pengguna smartphone di Indonesia pada 2019 mencapai 63% dari total populasi, atau sekitar 170 juta orang. Karena smartphone bisa didapatkan dengan lebih mudah, jumlah gamers di Indonesia pun meroket. Alhasil, semakin banyak orang-orang yang punya kesempatan untuk menjadi pemain esports.

Penetrasi smartphone di Indonesia. | Sumber: Kata Data

Salah satu tren yang ada di Indonesia saat ini adalah kebanyakan pemain  esports profesional berasal dari pulau luar Jawa. Sebelum ini, kami bahkan sempat membahas bahwa sejak Mobile Legends Professional League Season 1 sampai Season 4, selalu ada pemain asal Pontianak yang jadi juara. Sekali lagi, tren ini muncul bukan karena orang-orang dari Sumatera, Kalimanta, Sulawesi, Maluku, atau Papua susunan genetik khusus yang membuat mereka menjadi lebih jago dalam bermain game dari gamers asal Jawa.

Tren tersebut muncul karena faktor lingkungan. Pembangunan infrastruktur di Indonesia cenderung fokus pada pulau Jawa. Alhasil, Jawa dipenuhi dengan berbagai tempat hiburan, mulai dari mall sampai kedai kopi kekinian. Buktinya, jumlah mall di Pulau Jawa jauh lebih banyak dari pusat perbelanjaan di luar Jawa. Menurut data Badan Pusat Statistik, ada 650 pusat perbelanjaan di Indonesia pada 2019. Dan Jawa punya 395 pusat perbelanjaan, lebih dari setengah total mall di Indonesia. Sebagai perbandingan, Sumatera hanya punya 113 pusat perbelanjaan, Bali dan Nusa Tenggara 30 mall, Kalimantan 42 mall, serta Papua dan Maluku 20 mall.

Persebaran mall di Indonesia. | Sumber: BPS

Tak hanya itu, tujuh mall terbesar di Indonesia, semuanya terletak di Pulau Jawa. Sebanyak empat mall terbesar ada di Jakarta, dua lainnya ada di Surabaya, dan yang terakhir ada di Yogyakarta. Berikut data tujuh mall terbesar di Indonesia berdasarkan pada total luas lantai yang disewakan (NLA), menurut data dari Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI).

1. Mal Pakuwon – Surabaya
2. Tunjungan Plaza – Surabaya
3. Summarecon Kelapa Gading – Jakarta
4. Grand Indonesia – Jakarta
5. Mal Taman Anggrek – Jakarta
6. Central Park – Jakarta
7. Hartono Mall – Yogyakarta

Lalu apa korelasi antara jumlah mall di sebuah pulau dengan kemampuan para gamers yang tinggal di pulau tersebut? Sederhana saja. Karena jumlah mall di luar Jawa terbatas, hal itu berarti tempat hiburan yang bisa dijangkau oleh masyarakat di sana juga terbatas, apalagi untuk remaja yang hanya berbekal uang saku dari orangtua. Jadi, tidak aneh jika mereka menghabiskan lebih banyak waktu luang mereka untuk bermain game. Seperti kata pepatah, bisa karena terbiasa. Ketika seseorang menghabiskan lebih banyak waktunya untuk bermain game, tentunya kemampuannya pun jadi lebih baik.

Tren terkait etnis tidak hanya muncul di kalangan pemain profesional, tapi juga  di level pemilik organisasi esports. Di Indonesia, kebanyakan pemilik organisasi esports adalah keturunan Tionghoa. Hal ini masih ada kaitannya dengan fakta bahwa pada awal kemunculan esports, sebagian besar pemain profesional merupakan keturunan Tionghoa. Biasanya, salah satu alasan seseorang membuat organisasi esports adalah karena dia memang punya passion di dunia competitive gaming, seperti Gary Ongko, pemilik dari BOOM Esports. Motivasi lain seseorang membuat organisasi esports adalah karena dia pernah menjadi atlet esports, contohnya Richard Permana dari NXL.

 

Apa Pentingnya Membahas Rasisme di Esports?

Jika dibandingkan dengan olahraga tradisional, esports lebih inklusif. Pasalnya, esports tidak mengadu kekuatan fisik. Jadi, idealnya, hampir semua orang bisa ikut serta dalam esports. Sayangnya, esports masih belum bebas dari diskriminasi, baik yang didasarkan atas ras maupun gender. Belum lama ini, Gabriel “NTX” Garcia, pemain PUBG Mobile Pro League (PMPL) di Brasil terkena larangan bermain selama satu tahun karena membuat komentar rasis. Dia adalah pemain PMPL Brasil kedua yang terkena hukuman karena membuat komentar rasis. Sebelum itu, Lucas “Goodzin” Martins melakukan kesalahan yang sama.

Diskriminasi karena ras juga dialami oleh pemain Asia, seperti yang terjadi pada Lee “Fearless” Eui-seok. Sayangnya, perlakuan rasis juga bisa terjadi dalam turnamen. Misalnya, di turnamen Dota 2 Minor pada 2018. Dalam pertandingan antara tim asal Amerika Utara, Complexity Gaming dan tim asal Tiongkok, Royal Never Give-Up, pemain Complexity, Andrei “skem” Ong membuat komentar rasis, memanggil pemain RNG dengan sebutan “Ching chong”. Hal ini mendorong ImbaTV — platform streaming yang menyiarkan turnamen DreamLeague di Tiongkok — untuk protes pada DreamHack dan Valve.

Komentar rasis dari Kuku. | Sumber: The Esports Observer

Komentar rasis juga terkadang muncul dari sesama pemain esports Asia. Beberapa hari setelah kasus Ong, pemain TNC asal Filipina, Carlo “Kuku” Palad membuat komentar serupa, lapor The Esports Observer. Palad lalu dikenakan sanksi oleh TNC, yang membuat pernyataan resmi terkait hal itu di Weibo dan Facebook.

Rasisme adalah masalah yang harus diatasi. Pasalnya, ia bisa menyebabkan banyak masalah, baik pada individual yang menjadi korban rasisme ataupun sebuah komunitas. Bagi orang-orang yang menjadi korban, rasisme bisa membuat mereka merasa marah dan bahkan depresi. Selain itu, mereka juga akan selalu khawatir mereka akan diserang, baik secara verbal dan fisik. Dan hal ini bisa berdampak buruk pada komunitas, seperti merusak kepercayaan antar anggota komunitas.

Di dunia esports, rasisme tak hanya merugikan orang-orang yang menjadi target diskriminasi, tapi juga pihak publisher. Pasalnya, perilaku para gamers — apalagi pemain profesional — bisa menjadi cerminan dari reputasi sebuah game. Tak tertutup kemungkinan, komunitas yang toxic membuat orang-orang enggan untuk mencoba bermain sebuah game. Selain itu, jika publisher tidak menangani masalah rasisme dengan serius, hal ini bisa membuat para pemain melakukan protes. Mereka juga bisa memutuskan untuk tidak mendukung sebuah publisher dengan tidak membeli item dalam game, yang akan menyebabkan penurunan pemasukan publisher.

 

Kesimpulan

Di dunia olahraga tradisional, sempat muncul mitos yang menyebutkan bahwa orang-orang berkulit hitam memang punya susunan genetik yang unik, memungkinkan mereka unggul di bidang olahraga. Teori ini dipercaya oleh masyarakat Amerika Serikat pada 1991. Namun, pada 1971, sosiolog AS keturunan Afirka, Harry Edwards mengungkap bahwa kepercayaan ras memengaruhi kemampuan fisik seseorang merupakan teori yang rasis.

Sementara berdasarkan studi, kemampuan olahraga seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh susunan genetik mereka, tapi juga faktor lingkungan. Dan hal ini terbukti di dunia esports. Korea Selatan menelurkan banyak pemain esports berbakat karena keadaan di negara itu memang mendukung budaya gaming yang kompetitif. Sementara di Indonesia, gamers di luar Jawa cenderung lebih jago karena kemungkinan, mereka memang menginvestasikan lebih banyak waktunya untuk berlatih.

Rekap MPL ID Week 7 dan PMPL ID Week 3: Laga Sengit Penuh Pertaruhan

Liga MPL (MLBB) dan PMPL (PUBG Mobile) sudah mencapai penghujung babak regular season pada pekan lalu. MPL Indonesia sudah masuk pertandingan pekan ke-7 dari total 8 pekan pertandingan babak regular season. PMPL Indonesia juga telah mempertandingkan babak regular season terakhirnya di pekan ke-3 kemarin. Kedua liga tersebut menghadirkan laga-laga sengit, berikut rekapnya.

MPL Indonesia Week 7 – Penuh Laga Sengit

Pertandingan pekan ke-7 dari Mobile Legends Profesional League Indonesia Season 7 menjadi semakin intens lagi. Pasalnya empat tim yang menempati peringkat 4 besar memiliki poin yang tipis-tipis. Karenanya pertandingan juga berjalan sengit di pekan ini. Apalagi babak regular season juga tinggal menyisakan satu pekan lagi yaitu week 8 pada tanggal 16 – 18 April 2021.

Pertemuan Bigetron Alpha vs Alter Ego membuka pertandingan pekan pertama. Bigetron Alpha tampil perkasa di pertandingan ini. Branz dan kawan-kawan bermain apik sejak dari game pertama.

Dominasi mereka dapatkan di fase awal game pertama, momentum keunggulannya juga berhasil dipertahankan. Alter Ego menunjukkan perlawanan terbaiknya sehingga permainan berjalan alot, Bigetron RA memenangkan game pertama di menit ke-22 dengan menggunakan dorongan Lord ke-2.

Performa Bigetron Alpha semakin memuncak di game ke-2. Mereka menampilkan pick hero yang kurang meyakinkan, yaitu Gord untuk Renbo. Namun Renbo menunjukkan permainan yang baik, juga menjadi counter bagi hero-hero bermobilitas tinggi yang diambil Alter Ego. Asa tim Alter Ego tak lagi kuat di game ke-2, Bigetron Alpha pun menyelesaikan permainan di menit 10:37. Bigetron Alpha menang 2-0

Pertemuan kedua antara Geek Fam ID vs AURA Fire juga tak kalah seru. AURA Fire menunjukkan permainan yang kuat game pertama. Mereka cukup unggul di fase early, bahkan hampir mendapat kemenangannya setelah satu kali Lord. Namun permainan FACEHUGGER dan kawan-kawan mulai inkonsisten saat fase late-game. Geek Fam ID memanfaatkan hal tersebut dan merebut kemenangan di game pertama.

Game kedua menunjukkan pola yang cenderung mirip. AURA Fire unggul di awal namun Geek Fam ID tetap konsisten sampai late-game. Frzz dengan Vale terbukti menjadi momok bagi AURA Fire. God1va dan teman-teman AURA Fireyang beberapa kali terculik serangan kejut Vale, sehingga memaksa pasukan rubah api melakukan teamfight dengan komposisi yang pincang. AURA Fire berusaha menahan sekuat tenaga, namun Geek Fam ID akhirnya merebut kemenangan di menit 27:06. Geek Fam ID memenangkan pertandingan dengan skor 2-0.

Pertandingan hari kedua jadi tambah seru lagi. Ada pertemuan Bigetron Alpha vs ONIC Esports, EVOS Legends vs Geek Fam ID, dan RRQ Hoshi vs Alter Ego. Pertandingan sudah panas sejak pertandingan pertama. Pertemuan ONIC Esports melawan Bigetron Alpha begitu panas, yang dibuka dengan kemenangan cepat ONIC Esports pada game pertama.

Dengan mengamankan Granger untuk Branz, Bigetron Alpha berusaha bangkit di game kedua. Bigetron Alpha sebenarnya tak unggul di game tersebut, namun mereka tetap sabar sembari fokus menjalankan serangan kombinasi terhadap ONIC Esports.

Serangan kombinasi itu berbuah manis saat ONIC Esports berusaha mengahancurkan base Bigetron Alpha dengan menggunakan Lord. Walau sudah kehabisan turret terdalam, tapi Bigetron Alpha berhasil amankan wipeout yang segera dikonversi menjadi kemenangan.

Masuk game ketiga, Bigetron Alpha menunjukkan draft pick yang kurang meyakinkan dengan Alice, Sylvanna, Roger, Angela, dan Balmond. Benar saja, Bigetron Alpha dilibas habis, sudah kalah skor kill 0-10 di menit ke-7. ONIC Esports tak mau berlama-lama, segera ambil Lord, dan meratakan base Bigetron Alpha di menit ke 10. ONIC Esports menang 2-1.

Pertemuan EVOS Legends melawan Geek Fam ID juga tak kalah menarik, bahkan sejak dari game pertama. EVOS Legends sudah ungguk kill 7-0 di awal game pertama. Namun Geek Fam ID menampilan permainan yang sabar sehingga mereka beberapa kali memenangkan teamfight 5 vs 5, bahkan sampai berhasil mencuri Lord.

Puncak keunggulan Geek Fam terjadi di menit 12, saat mereka sudah berada di mulut base EVOS Legends dan berhasil memorak-porandakan pertahanan AntiMage dan kawan-kawan dengan menggunakan Feathered Airstrike dari Pharsa yang dimainkan Frzz. Geek Fam ID pun amankan game 1.

Sayangnya momentum kemenangan di game pertama tidak dimanfaatkan maksimal oleh mereka. Geek Fam ID bermain berisiko dengan menggunakan line-up tanpa tank di game 2 dan game 3. Alhasil Geek Fam ID pun terlibas cepat di kedua game tersebut, dilibas di menit 10 pada game 2 dan dilibas di menit 12 pada game 3 oleh EVOS Legends. EVOS Legends memenangkan pertandingan dengan skor 2-1.

Pertemuan antara RRQ Hoshi dan Alter Ego juga jadi sesuatu yang ditunggu-tunggu. Pertandingan berjalan imbang pada game pertama, walau Celiboy terus-terusan ditekan oleh ganking dari RRQ Hoshi. Walaupun begitu, RRQ Hoshi menunjukkan permainan yang lebih solid sehingga mereka berhasil memenangkan game pertama setelah wipeout yang didapatkan di menit 17.

Alter Ego tampak seperti kehilangan asa di game kedua dan menunjukkan draft yang kurang meyakinkan lewat percobaan menggunakan Diggie dan Natalia. Pada sisi lain, RRQ Hoshi juga terlihat sedang on-fire, terlihat dari permainan Alberttt yang begitu gemilang sehingga dia mendapatkan savage dengan menggunakan Ling. Pertandingan pun usai setelah Alter Ego ter-wipeout di menit 16. RRQ Hoshi menang 2-0.

RRQ Hoshi tampil lebih dulu di pertandingan hari terakhir menghadapi Genflix Aerowolf. Mental RRQ Hoshi agaknya masih di atas angin hingga hari pertandingan ketiga. RRQ Hoshi pun kembali menunjukkan permainan yang luar biasa saat lawan Genflix Aerowolf, berhasil membungkam sang serigala putih dengan cukup cepat di game pertama. Game kedua pun serupa. Genflix Aerowolf sebenarnya sudah memberikan perlawanan terbaiknya, namun RRQ Hoshi terasa seperti tak tersentuh di game tersebut. Alberttt dan kawan-kawan kembali menyelesaikan game dengan cepat di menit 12.

Pertandingan penutup adalah antara ONIC Esports melawn EVOS Legends. ONIC Esports tampil prima. Walau net-worth cenderung imbang di game pertama, tapi ONIC Esports menang objektif di menit ke-11. Kemenangan dari sisi objektif tersebut dimanfaatkan untuk mengambil Lord. EVOS Legends sempat menahan gelombang serangannya, sehingga ONIC Esports dipaksa mengambil Lord kedua yang akhirnya berhasil meruntuhkan pertahanan EVOS Legends.

Game 2 berjalan alot dengan EVOS Legends tampil lebih dominan namun ONIC Esports juga memberi perlawanan yang kuat. Pertandingan berjalan dengan sengit dengan jual beli serangan yang begitu alot. Namun ONIC Esports tak lagi mampu menahan gelombang serangan setelah EVOS Legends memaksakan kemenangan di menit 19. Game kedua jadi milik EVOS Legends.

ONIC Esports ternyata malah jadi sangar setelah menelan kekalahan di game kedua. Si landak kuning hampir mendominasi total EVOS Legends di game terakhir. Apalagi ditambah juga damage hero Bruno yang dimainkan CW juga sudah tak tertahankan lagi. Dalam satu kali dorongan Lord, ONIC Esports pun berhasil mendapatkan kemenangan di menit ke-11.

PMPL Indonesia Week 3 – Perebutan Kesempatan PMPL SEA yang Sengit

Pertandingan PMPL Indonesia pekan ke-3 merupakan pekan pertandingan terakhir babak Regular Season. Pertandingan pekan ke-3 juga menjadi penentuan tim yang akan melaju langsung ke PMPL tingkat Asia Tenggara. Hanya ada dua slot yang diperebutkan. Karenanya para tim berjuang keras untuk mendapat hal tersebut terutama tim yang berada di empat besar pekan lalu. Sementara tim sisanya fokus memperebutkan slot untuk bertanding di babak final PMPL Indonesia yang akan diselenggarakan tanggal 16 April 2020 mendatang.

Pertandingan pekan ketiga pun jadi berjalan sengit. Babak weekday saja sudah menunjukkan gejolak yang menarik dengan memuncaknya AURA Esports di papan klasemen. Masuk babak Super Weekend, pertandingan jadi semakin menarik lagi. Eagle 365 berhasil mendapatkan WWCD pembuka di pertandingan hari pertama, dilanjut dengan AURA Esports di ronde berikutnya.

Namun demikian sang harimau, EVOS Reborn, tampil memukau setelahnya dengan dua kali Chicken Dinner yang ia dapatkan di ronde 3 dan 4. Bigetron RA yang masih memuncaki klasemen sementara juga tak mau kalah dan merebut peringkat 2 di ronde ke-3.

“Habis Chicken, terbitlah Too Soon”. Peribahasa yang dibuat oleh Riantoro “Pasta” Yogi tersebut ternyata benar kejadian pada EVOS Reborn. Mereka berturut-turut mendapat Too Soon di Ronde 5-8. Namun Mereka kembali konsisten di ronde setelahnya, dengan Bigetron RA yang masih tetap menempel. Pada Ronde 9, ketika EVOS Reborn berhasil mendapat peringkat 2 di kedua ronde tersebut, Bigetron RA menempel di peringkat 3.

Setelah 12 ronde dan dua hari pertandingan Super Weekend, akhirnya total skor yang didapatkan pun keluar. Bigetron RA dan EVOS Reborn berhasil mengisi peringkat 1 dan 2, sehingga kedua tim tersebut mendapat kesempatan bertanding di babak final PMPL Indonesia dan melaju langsung ke PMPL SEA.

Sementara itu 14 tim sisanya yang berada di peringkat 3 sampai 16 mendapat kesempatan untuk melaju ke babak final PMPL Indonesia. Babak final nanti masih akan memperebutkan slot ke PMPL SEA. Dua slot kembali diperebutkan layaknya pada babak Regular Season. Jadi, siapakah tim yang kira-kira akan menemani Bigetron RA dan EVOS Reborn di PMPL SEA nantinya?

Perlukah Sistem Poin Esports PUBG Mobile Diganti dengan yang Baru?

Sepanjang kurang lebih 2 tahun belakangan, sistem poin telah disepakati sebagai format standar kompetisi game bergenre Battle Royale terutama PUBG (PC) dan PUBG Mobile. Dalam sistem poin, Chicken Dinner tidak secara pasti menentukan kemenangan tim.

Sebagai gantinya, setiap tim yang mencapai posisi tertentu akan diganjar sejumlah poin sesuai dengan pencapaiannya (semakin tinggi peringkat semakin besar poin dan sebaliknya). Selain Chicken Dinner, perolehan Kill juga jadi hal lain yang diganjar poin. Dalam satu kondisi, poin perolehan Kill bahkan bisa menyalip poin dari tim Chicken Dinner yang didapatkan tim.

Dalam sistem poin, tim bertanding selama belasan ronde untuk mengumpulkan poin. Tim dengan akumulasi poin terbanyak akan dianggap sebagai pemenang. Hybrid.co.id sempat membahas lengkap soal ragam format kompetisi esports Indonesia, sistem tersebut adalah salah satunya yang kami sebut sebagai “Battle Royale System.”

Pertanyaan tersebut tidak muncul secara ajaib di kepala saya. Pertanyaan tersebut muncul karena beberapa waktu lalu skena esports PUBG PC memunculkan wacana perubahan sistem.

Mengutip dari laman resminya, Krafton ingin menghilangkan sistem poin dan mengubahnya jadi hanya menghitung total perolehan Chicken Dinner yang didapat saja. Apabila jadi diubah, maka tim peringkat 2, 3, atau di bawahnya tidak akan mendapat apapun. Perolehan Kill juga tidak akan terlalu dianggap, kecuali sebagai sarana penentu peringkat saat terjadi tiebreaker (ketika tim yang punya total perolehan Chicken Dinner sama).

Sistem poin yang diterapkan pada esports PUBG Mobile kini. Walaupun game PUBG Mobile secara umum menekankan Chicken Dinner sebagai sebagai momentum kemenangan, namun skena esportsnya cenderung lebih menghadiahi tim yang bermain agresif dan mendapat banyak kill. Sumber Gambar - Liquidpedia
Sistem poin yang diterapkan pada esports PUBG Mobile kini. Walaupun game PUBG Mobile secara umum menekankan Chicken Dinner sebagai sebagai momentum kemenangan, namun skena esports-nya cenderung lebih menghadiahi tim yang bermain agresif dan mendapat banyak kill. Sumber Gambar – Liquidpedia

Masih dari laman resmi PUBG (PC), penjelasan Krafton atas rencana perubahan tersebut adalah demikian. “Kami ingin Chicken Dinner bisa lebih berarti lagi. Kami berpikir demikian karena tim yang menang tidak selalu jelas dengan sistem saat ini mengingat penghitungan skor yang rumit. Dengan sistem yang baru, kami ingin memastikan pemenang pertandingan jadi lebih jelas setelah pertandingan selesai. Kami juga berpikir bahwa momen seru menonton pertandingan esports PUBG seharusnya adalah ketika suatu pertandingan selesai, bukan pada saat scoreboard muncul.” Lebih lanjut Krafton menjelaskan bahwa mereka membuka diskusi dengan komunitas terkait perubahan yang mereka usulkan tersebut.

Krafton sudah mencoba menerapkan sistem tersebut pada PUBG Global Invitational.S 2021. Turnamen tersebut mepertandingkan sebagian fase turnamen dengan cara tersebut, tepatnya pada babak Weekly Survival. Babak tersebut mirip dengan babak Weekdays pada PMPL Indonesia.

Bedanya seleksi dilakukan berdasarkan Chicken Dinner yang didapatkan. Dari total 32 tim yang diundang, 16 tim akan tanding di setiap ronde sementara 16 tim lainnya menunggu giliran.

Pemenang Chicken Dinner di satu ronde akan langsung melaju ke babak Weekly Finals (Semacam Super Weekend) dan tidak perlu bertanding lagi di babak Weekly Survival. Untuk menggantikan tim yang lolos, satu dari 16 tim yang ada di daftar tunggu akan ikut bertanding di ronde berikutnya babak Weekly Survival.

Penerapan tersebut ternyata terbukti membuat esports PUBG jadi menarik lagi. Mengutip data Esports Charts. PUBG Global Invitational.S 2021 berhasil mencatatkan 25 juta lebih total hours watch, walau jumlah peak viewers-nya hanya 200 ribu, masih kalah dari PUBG Global Invitational 2018 yang mencatatkan 700 ribu lebih peak viewers. Masih dari Esports Charts, catatan 25 juta lebih total watch hours tersebut adalah rekor tertinggi sepanjang sejarah esports PUBG PC.

Sumber Gambar - Esports Charts.
Sumber Gambar – Esports Charts.

Lalu, apabila sistem tersebut diterapkan di esports PUBG Mobile, kira-kira akan bagaimana dampaknya? Apakah sistem tersebut cocok atau tidak? Redaksi Hybrid.co.id menanyakan pendapat Agus “JuniorJr” Suharwan, sosok analis di tayangan pertandingan PMPL Indonesia. Membuka pembahasan, Agus mengatakan bahwa dirinya tidak setuju apabila benar ada sistem seperti demikian. Namun, Agus sendiri mengakui disparasi poin pada sistem sekarang cenderung kurang adil.

“Gue kurang setuju semisal hanya tim yang mendapat WWCD yang dihitung menang. Menurut gue, esports Battle Royale itu bukan soal bertahan hidup di satu game saja, tetapi konsistensi tim dari satu pertandingan ke pertandingan lain juga seharusnya menjadi tolak ukur.” Ucapnya memberi pendapat.

Terkait sistem poin saat ini, Agus juga menambahkan. “Sistem poin saat ini mungkin tergolong kurang fair sih, terutama antara tim yang dapat peringkat paling atas dengan tim yang dapat peringkat paling bawah. Kalau boleh jujur, gue tetap setuju dengan sistem poin, tapi sistem poin seperti PUBG di Korea. Maksudnya sistem poin seperti PUBG Korea adalah poin baru diberikan kepada tim yang mendapat 4 besar, dengan pembagian berupa 3 poin untuk WWCD, 2 poin untuk peringkat 3, dan 1 poin untuk peringkat 3 dan 4.” Ujar Agus menjelaskan.

Menutup pembahasan, redaksi Hybrid.co.id juga bertanya soal bagaimana perubahan sistem akan berdampak kepada kualitas pertandingan?

“Menurut gue tergantung region juga mungkin sih. Kalau membicarakan PUBG Mobile di Indonesia, sistem yang hanya menghitung WWCD mungkin jadi enggak seru. Kenapa? Karena seperti yang kita ketahui, Bigetron RA adalah tim yang paling dominan untuk mendapatkan Chicken Dinner. Karena hal tersebut, dampaknya bisa jadi pertandingan akan kurang seru, penonton bisa jadi bosan karena merasa ‘paling juga Bigetron RA yang dapat Chicken Dinner.’ Jadi kalau menurut gue, sistem poin sebetulnya sudah oke. Tetapi memang tetap diperbaiki sistem poinnya agar tim papan bawah punya kesempatan untuk menyaingi tim papan atas.” jawab Agus.

Agus "JuniorJr", sosok yang sempat melatih tim Elite8 yang kini aktif sebagai analis di tayangan pertandingan PMPL ID Season 3. Sumber Gambar - AgusJr.
Agus “JuniorJr”, sosok yang sempat melatih tim Elite8 yang kini aktif sebagai analis di tayangan pertandingan PMPL ID Season 3. Sumber Gambar – AgusJr.

Dari pembahasan di atas, satu hal yang tidak bisa dipungkiri memang adalah posisi esports game Battle Royale yang masih tetap tergolong sebagai satu konsep baru. Karena konsepnya masih baru, maka penyelenggara turnamen juga sebenarnya harus lebih memikirkan lagi cara terbaik dan paling kompetitif untuk menentukan juara di dalam turnamen esports game Battle Royale seperti PUBG Mobile atau PUBG (PC).

Namun kembali lagi, perlu diubah atau tidak tetap tergantung dari tujuan penyelenggara turnamen (dalam konteks PUBG Mobile adalah Tencent). Dari sisi komersil sebuah liga esports, melihat perkembangan jumlah penonton esports PUBG Mobile, perubahan sistem yang drastis malah bisa jadi menghentikan atau malah merusak perkembangannya.

Tapi di luar dari itu, saya sebenarnya cukup setuju dengan pendapat Agus, yaitu untuk memikirkan kembali pembagian poin yang tepat agar tim papan bawah punya kesempatan lebih dalam menyaingi tim papan atas.

Pendapat Krafton pun tidak ada salahnya, bahwa keseruan rangkaian pertandingan PUBG (baik PC ataupun Mobile) seharusnya lebih menekankan kepada momen Chicken Dinner tim ketimbang pada saat scoreboard terpampang.

Bagaimana dengan pendapat Anda sekalian? Apakah esports PUBG Mobile perlu mengganti sistem poin dengan sistem baru? Atau mungkin sekadar mengubah sistem poin menjadi lebih imbang lagi?

Sumber Gambar Utama – PUBG Mobile Official.

Sejak Rilis, PUBG Mobile Raup Rp73,6 Triliun, Final Fantasy XI Reboot Dibatalkan

Razer mengumumkan laporan keuangan mereka untuk tahun 2020 pada minggu lalu. Mereka mengungkap, untuk pertama kalinya, pemasukan mereka berhasil menembus US$1 miliar. Sementara itu, menurut perkiraan Sensor Tower, pemasukan PUBG Mobile sejak game battle royale itu dirilis telah mencapai US$5,1 miliar atau sekitar Rp73,6 triliun.

Total Pemasukan PUBG Mobile Capai Rp73,6 Triliun

Sejak diluncurkan, PUBG Mobile telah mendapatkan total pemasukan sebesar US$5,1 miliar atau sekitar Rp73,6 triliun, menurut data dari Sensor Tower. Sementara itu, Games Industry melaporkan, pemasukan PUBG Mobile pada 2020 mencapai US$2,7 miliar  (Rp39 triliun). Pada tahun lalu, setiap hari, para gamer PUBG Mobile menghabiskan sekitar US$7,4 juta (Rp107 miliar). Semua ini berarti, PUBG Mobile mendapatkan lebih dari setengah pemasukan mereka pada tahun lalu.

Pemasukan PUBG Mobile pada tahun ini juga menunjukkan tren naik. Pada Q4 2020, pemasukan PUBG Mobile mencapai US$555 juta (Rp8 triliun). Sementara pada Q1 2021, game battle royale itu berhasil mendapatkan US$709 juta (Rp10,2 triliun). Tiongkok masih menjadi pasar PUBG Mobile terbesar. Gamer dari Tiongkok menyumbangkan US$2,8 miliar (Rp40,4 triliun) atau sekitar 55,4% dari total pemasukan PUBG Mobile. Padahal, Sensor Tower hanya menghitung spending dari gamer yang menggunakan iOS di Tiongkok.

Pengembangan Final Fantasy XI Reboot Dibatalkan

Proyek Square Enix dan Nexon untuk membuat versi reboot dari Final Fantasy XI telah dibatalkan. Padahal, pengembangan dari game itu telah berjalan selama lima tahun. Alasan Square Enix dan Nexon untuk membatalkan proyek ini adalah karena game tersebut dianggap tidak memenuhi ekspektasi, menurut laporan Gamebiz.jp.

final fantasy xi dibatalkan
Walau telah dikembangkan lama, Final Fantasy XI akhirnya diberhentikan. |Sumber: WCCF Tech

Dikabarkan, proses pengembangan dari game ini telah dihentikan pada akhir tahun lalu. Meskipun begitu, Nexon baru mengonfirmasi bahwa mereka memang akan membatalkan pengembangan versi reboot dari Final Fantasy XI ketika mereka mengumumkan laporan keuangan terbaru mereka pada Februari 2021, seperti yang disebutkan oleh Games Industry.

Pemasukan Razer Tembus Rp17,3 Triliun

Minggu lalu, Razer baru saja mengumumkan laporan keuangan mereka. Mereka mengungkap, pemasukan mereka naik 48% dari tahun lalu, menjadi US$1,2 miliar (Rp17,3 triliun). Kali ini adalah pertama kalinya Razer berhasil mendapatkan pemasukan lebih dari US$1 miliar (Rp14,4 triliun). Seperti yang disebutkan oleh Games Industry, divisi hardware Razer memberikan kontribusi terbesar. Pemasukan segmen hardware mencapai US$1,08 miliar (Rp15,6 triliun), naik 51,8% dari tahun lalu. Sementara itu, pemasukan dari divisi Fintech naik 66,8% menjadi US$128,4 juta (Rp1,9 triliun). Sayangnya, Razer tidak mengungkap pemasukan mereka di divisi software.

Tahun Ini, Pasar Cloud Gaming Naik 2 Kali Lipat

Pasar cloud gaming diperkirakan akan mencapai US$1,4 miliar (Rp20,2 triliun) pada akhir 2021, menurut studi terbaru dari Newzoo. Sementara pada akhir 2020, nilai pasar cloud gaming diduga mencapai US$633 juta (Rp9,6 triliun). Hal itu berarti, pasar cloud gaming pada 2021 akan tumbuh hingga lebih dari dua kali lipat dari tahun lalu.

Menurut laporan Games Industry, pemasukan cloud gaming naik berkat bertambahnya jumlah pengguna cloud gaming. Pada akhir 2021, jumlah pengguna cloud gaming diperkirakan akan mencapai 23,7 juta orang. Ke depan, cloud gaming diduga masih akan tumbuh. Pada akhir 2023, Newzoo memperkirakan, pasar cloud gaming akan mencapai US$5,14 miliar (Rp74,2 triliun). Kami pernah membahas soal potensi cloud gaming di Indonesia di sini.

Riot Games Akui Tengah Buat Game MMO

Pada Desember 2020, para developres di Riot Games mengungkap bahwa mereka tengah mengembangkan spinoff dari League of Legends yang ber-genre MMO. Sekarang, Riot secara resmi mengumumkan kabar itu di situs mereka. Jika Anda mengunjungi worldofruneterra.com, hal pertama yang akan Anda lihat adalah pernyataan: “Kami sedang membuat MMO.”

Riot akui tengah buat game MMO dari League of Legends.
Riot akui tengah buat game MMO dari League of Legends.

Satu hal yang harus diingat, Riot biasanya menggunakan situs ini untuk menawarkan pekerjaan atau membantu tim developer dalam mengembangkan game yang tengah mereka buat. Jadi, kecil kemungkinan mereka akan merilis trailer dari game MMO terbaru mereka dalam waktu dekat, menurut laporan VentureBeat.

Rekap MPL ID Week 5 dan PMPL ID Week 1: Kejayaan Tim-Tim Kuda Hitam

Esports Indonesia menjadi semakin panas pekan ini. Selain kehadiran MPL Indonesia (MLBB), akhir pekan ini ada juga PMPL Indonesia (PUBG Mobile) yang sudah memasuki musim ketiganya. Dua liga tersebut memunculkan satu cerita yang mirip pekan ini, tim-tim kuda hitam yang berjaya. MPL ID punya Genflix Aerowolf yang kembali mencuat saat lawan Alter Ego dan kehadiran pertandingan Royal Derby antara RRQ Hoshi vs ONIC Esports. PMPL ID pekan perdana juga menampilkan cerita yang sama. Dimulai dari mencuatnya VOIN V88 dan Genesis Dogma di laga weekdays, sampai BOOM Esports yang kembali mendapatkan permainan terbaiknya di babak Super Weekend.

Rekap MPL Indonesia Season 7 Pekan ke-5

Akhir pekan lalu (26-29 Maret 2021) menjadi pekan ke-5 dari Mobile Legends Profesional League Indonesia Season 7. Hari pertandingan pertama menyajikan pertemuan Bigetron Alpha vs Genflix Aerowolf dan Geek Fam ID vs Alter Ego.

Genflix Aerowolf kembali harus menelan kekalahan 0-2 walau telah mencoba melakukan berbagai hal. Namun memang, apa yang dilakukan Genflix Aerowolf pekan kemarin tergolong eksperimental lewat percobaan strategi “Diggie feeder”.

Pertandingan kedua ada Geek Fam ID menghadapi lawan berat yaitu Alter Ego. Geek Fam ID mungkin memang sedang dapat tempo permainannya sejak pekan lalu, tetapi Alter Ego masih kuat dan konsisten belakangan ini. Geek Fam ID telah mencoba dengan berbagai cara, mulai menggunakan hero andalan tim seperti Uranus untuk RenV sampai melakukan percobaan dengan memainkan Natalia untuk Frzz. Tetapi apa mau dikata, permainan pun berakhir dengan skor 2-0 untuk Alter Ego.

Hari pertandingan kedua dibuka dengan pertemuan ONIC Esports melawan AURA Fire. Chang’e yang dimainkan oleh CW dari ONIC Esports terbukti menjadi momok di dua pertandingan yang terjadi. Pada sisi lain, AURA Fire kali ini juga mencoba sedikit eksperimental dengan memainkan hero Selena. Terlepas dari semua percobaan, AURA Fire kembali harus tertekuk cepat dengan skor 0-2, kali ini oleh ONIC Esports.

Pertandingan kedua adalah antara RRQ Hoshi melawan Bigetron Alpha. Pertemuan yang satu ini agak sulit ditebak, karena keduanya tergolong masih sama-sama meraba line-up dan META terbaiknya. Tetapi RRQ Hoshi tampil kuat pekan ini sehingga mereka berhasil amankan skor 2-0. Pada sisi lain, Bigetron Alpha sepertinya sedang kurang prima pekan ini. Hal tersebut terlihat dari salah satu pemain andalannya yaitu Branz, yang beberapa kali melakukan kesalahan yang terlihat sepele namun penting bagi kemenangan tim.

Pertandingan terakhir di hari kedua adalah antara Genflix Aerowolf melawan Alter Ego. Pertemuan kedua tim tersbut cukup tidak terduga. Genflix Aerowolf memaksa permainan imbang hingga skor jadi 1-1 dari best of 3. Padahal Genflix Aerowolf baru kalah 0-2 di hari sebelumnya sementara Alter Ego menang 2-0. Genflix Aerowolf semakin mengamuk lagi di game ketiga. Keunggulan yang mereka dapat di awal permainan terus menggulung menjadi besar layaknya bola salju sampai base Alter Ego hancur cepat di menit 11:46. Genflix Aerowolf pun memenangkan seri pertandingan melawan Alter Ego dengan skor 2-1.

Pertandingan hari ketiga adalah pertemuan antara AURA Fire vs EVOS Legends dan The Royal Derby antara RRQ Hoshi vs ONIC Esports. Momen unik terjadi di game kedua antara AURA Fire vs EVOS Legends. Entah tidak sengaja atau memang strategi, AURA FIre secara mengejutkan tidak membawa Retribution di game kedua. Tapi terlepas dari percobaan tersebut, EVOS Legends tetap tampil solid dan berhasil mendapat kemenangan penuh dengan skor 2-0.

Royal Derby kali ini adalah pertemuan yang kedua antara ONIC Esports dengan RRQ Hoshi. Terakhir kali, ONIC Esports berhasil menang 2-0. RRQ Hoshi tidak terpengaruh dengan hasil yang didapat sebelumnya dan tetap main lepas di pertandingan kali ini. Game 1 dimenangkan RRQ Hoshi di menit 17:46. Ketika itu RRQ Hoshi amankan keunggulan awal, namun ONIC Esports bertahan dengan kuat. Game 2 kembali berjalan alot, walau RRQ Hoshi lagi yang berhasil amankan kemenangan di menit 23:12. Ketika itu ONIC Esports berhasil amankan keunggulan di fase awal, namun RRQ Hoshi berhasil lepas dari belenggu sehingga mereka bisa membalikkan keadaan.

Rekap PMPL ID Season 3 – Super Weekend 1

Selain pertandingan MPL Indonesia, akhir pekan lalu juga menjadi pertandingan perdana dari PUBG Mobile Pro League Indonesia Season 3 (PMPL ID Season 3). Seperti biasa, pertandingan liga pertandingan dibuka dengan weekdays match di hari Kamis dan Jumat, lalu ditutup dengan match Super Weekend di hari Sabtu dan Minggu.

Pekan pertama PMPL memang kerap menjadi kejutan bagi para penonton. Beberapa tim yang sebelumnya terlihat biasa saja, mencuat memuncaki klasemen sementara. Pada laga weekdays, ada Genesis Dogma GIDS dan VOIN V88 yang muncul ke permukaan.

Dengan nama, logo, dan semangat baru, VOIN V88 berhasil tampil dengan konsisten. Walau cuma mengamankan 2 Chicken Dinner sepanjang laga weekdays, tetapi mereka konsisten berada di 5 besar pada beberapa ronde selanjutnya. Pada sisi lain, GD GIDS yang kini diasuh oleh Bennymozza juga tampil impresif di laga weekdays. Chicken Dinner mereka memang cuma satu, tapi mereka berhasil tiga kali konsisten di posisi runner-up dan beberapa kali bertahan di posisi 5 besar. Pada sisi lain, RRQ Ryu dan MORPH Team yang kini memainkan roster baru ternyata masih belum menemukan tempo terbaiknya. Mereka berdua pun gagal lolos ke Super Weekend bersama 69 Esports dan Geek Fam ID.

Babak Super Weekend pun tidak kalah menarik. Lagi-lagi, tim yang di musim sebelumnya tidak terlalu mendominasi mencuat ke permukaan. Super Weekend kali ini menampilkan BOOM Esports dan Bonafide yang tampil konsisten sehingga berhasil mengamankan peringkat 1 dan 2. BOOM Esports mengamankan 3 kali Chicken Dinner sepanjang 12 ronde pertandingan Super Weekend dengan beberapa kali posisi 4 besar. Sementara Bonafide hanya mengamankan satu kali Chicken Dinner, namun dengan beberapa posisi 5 besar.

Selain dua tim tersebut, EVOS Reborn yang kini diperkuat Microboy, Redfacen, dan kawan-kawan juga berhasil membuktikan kekuatannya. EVOS Reborn finish di peringkat tiga dengan satu kali Chicken Dinner dan beberapa kali konsisten di peringkat 5 besar.

Lalu apa kabar dengan Bigetron RA? Pekan ini sepertinya belum menjadi pekannya Bigetron RA. Sang Red Aliens juga memainkan line-up baru dengan Liquid menggantikan Microboy dan menghadirkan mantan pemainnya terdahulu yaitu Kingzz. Bigetron RA sebenarnya tampil konsisten sepanjang laga weekdays dan Super Weekend. Tetapi dewi fortuna sepertinya masih belum memihak kepada mereka, sehingga mereka finish di peringkat 8 pada laga weekdays dan finish di peringkat 7 di laga Super Weekend.