Tag Archives: pubg mobile

Daftar Tayangan Esports Terpopuler Bulan November 2020

Tak terasa kita sudah berada di penghujung tahun 2020. Situasi pandemi yang terjadi sedikit banyak memberi pengaruh kepada ekosistem esports walau memang situasi pandemi tidak sepenuhnya menyurutkan geliatnya. Salah satu keuntungannya adalah karena esports yang berdiri di atas ekosistem digital. Ketika pandemi menyerang, turnamen online menjadi alternatif walau tentu dengan berbagai tantangan dalam penyelenggaraanya.

Lalu apa kabar performa tayangan turnamen esports ketika semua format pertandingan diubah menjadi online? Esports Charts baru saja merilis laporan tayangan esports terpopuler bulan November 2020. Satu sorotan paling menarik dari laporan tersebut adalah dominasi mobile games di dalam daftar. Dominasi tersebut terjadi karena 5 game dengan jumlah peak viewers paling tinggi di bulan November berasal dari tayangan esports game mobile.

Daftar tayangan esports terpopuler bulan November 2020 - Sumber: Esports Charts
Daftar tayangan esports terpopuler bulan November 2020 – Sumber: Esports Charts

Tiga mobile games yang jadi primadona adalah Free Fire, PUBG Mobile dan Mobile Legends: Bang Bang. Game Free Fire mengisi tiga besar tayangan esports terpopuler. Free Fire Continental Series 2020 Asia (FFCS Asia) memuncaki daftar dengan catatan 1.581.517 peak viewers. Setelah itu diikuti oleh FFCS Americas dengan 1.297.650 peak viewers di peringkat kedua dan FF League 2020 Clausura dengan 1.257.078 peak viewers di peringkat ketiga.

PUBG Mobile dan Mobile Legends mengisi peringkat ke-4 dan 5. Untuk PUBG Mobile ada tayangan PMGC Season 0 dengan 564.213 peak viewers. Untuk MLBB ada tayangan pertandingan EVOS Legends vs Alter Ego pada turnamen ONE Esports MPL Invitational dengan 514.439 peak viewers.

Jika kita runut ke belakang, bisa dibilang bahwa momen ini adalah kali pertama turnamen Free Fire di Asia bisa memuncaki daftar. Sebelum-sebelumnya Free Fire selalu jadi primadona di Amerika Latin sehingga jumlah penontonnya jarang bisa dikalahkan oleh tayangan esports Free Fire tingkat Asia ataupun lokal Indonesia sendiri. Salah satu penyebab kejadian ini mungkin bisa dikatakan karena pemblokiran PUBG Mobile di India pada bulan September 2020.

Penjabaran jumlah penoton FFCS Asia berdasarkan bahasa. Sumber: Esports Charts
Penjabaran jumlah penoton FFCS Asia berdasarkan bahasa – Sumber: Esports Charts

Memang tayangan berbahasa India FFCS Asia 2020 adalah yang paling banyak ditonton. Tayangan berbahasa India mencatatkan total 642.759 peak viewers. Sementara itu tayangan berhasa Indonesia mencatatkan 422.822 peak viewers ada di peringkat 2 dan tayangan bahasa Thailand dengan total 302.333 peak viewers ada di peringkat 3. Melihat dari data tersebut dan mengingat banyaknya pemain genre Battle Royale di India, bisa jadi pemblokiran PUBG Mobile menyebabkan banyak pemain jadi main dan menonton esports Free Fire karena game tersebut tidak kena blokir.

Dampak pemblokiran tersebut juga bisa kita lihat sendiri dari catatan peak viewers tayangan PMGC 2020: Season Zero. Tanpa kehadiran tim asal India, jumlah penonton tayangan esports PUBG Mobile mengalami penurunan sekitar 50% dibandingkan dengan tayangan PMWL: East Region pada bulan Agustus 2020 lalu. Pertandingan pembukaan PMGC 2020 hanya berhasil mencatatkan 500 ribuan peak viewers sementara pertandingan penutup PMWL 2020 berhasil mencatatkan 1 juta lebih peak viewers.

Bukti atas hal tersebut bisa kita lihat sendiri dari pembagian jumlah penonton berdasarkan bahasa tayangan. Pada pembagian peak viewers berdasarkan bahasa, kita bisa melihat bagaimana Indonesia mendominasi angkanya dengan jumlah 308.416 peak viewers. Tayangan bahasa Malaysia dengan 100.140 peak viewers berada di peringkat 2 sementara tayangan bahasa Inggris dengan 81.253 berada di peringkat 3.

Penjabaran jumlah penoton PMGC 2020 berdasarkan bahasa. Sumber: Esports Charts
Penjabaran jumlah penoton PMGC 2020 berdasarkan bahasa – Sumber: Esports Charts

Tanpa kehadiran tim asal India, tayangan berbahasa India mengalami penurunan yang amat drastis. Sebelumnya jumlah peak viewers tayangan esports PUBG Mobile bahasa India bersaing dengan tayangan bahasa Indonesia. Kini, tayangan bahasa India hanya mencatatkan 58.254 peak viewers di peringkat 5.

Hal lain yang juga perlu disoroti adalah tayangan esports MLBB yang mengalami penurunan jumlah penonton cukup drastis. Berkaca pada daftar bulan Oktober 2020 lalu kita melihat pertandingan MPL ID Season 6 berhasil mencatatkan 2.849.970 peak viewers. Sementara itu pada sisi lain pertandingan MPL Invitational kemarin hanya mencatatkan lima ratus ribu lebih peak viewers saja.

Jika melihat data tersebut, maka popularitas tayangan esports MLBB yang terpusat pada penonton Indonesia jadi tak tertampikkan lagi. Padahal skala pertandingan MPL Invitational jauh lebih luas dibandingkan dengan MPL Indonesia. MPL Invitational mempertandingkan 20 tim asal 5 negara empat regional liga MPL: Indonesia, Malaysia/Singapura, Myanmar, dan Filipina. Selain itu pertandingan MPL Invitational juga menyajikan sedikit perbedaan format dengan memisah empat regional MPL di bracket yang berbeda.

Penjabaran jumlah penoton MPL Invitational berdasarkan bahasa. Sumber: Esports Charts
Penjabaran jumlah penoton MPL Invitational berdasarkan bahasa – Sumber: Esports Charts

Dari apa yang saya amati, perubahan format tersebut dilakukan untuk mencapai dua hal. Pertama, memberikan semua regional MPL kesempatan berkompetisi yang sama. Kedua, sebagai usaha memecah penonton tayangan esports MLBB agar tidak terlalu fokus di Indonesia.

Pada akhirnya, perubahan format tersebut ternyata tidak berhasil mencapai apapun. Penonton tayangan esports MPL Invitational tetap terpusat pada tayangan berbahasa Indonesia dan pertandingan tim Indonesia. Kekalahan Bren Esports asal Filipina terhadap Alter Ego dengan skor 3-0 sedikit banyak juga membuktikan bahwa tim MPL luar Indonesia masih kalah kelas.

Dari daftar ini, kita juga dapat melihat bagaimana Free Fire berhasil mencuat naik di tengah kemelut yang terjadi pada skena esports game mobile lain yaitu MLBB dan PUBG Mobile. Pada sisi lain, dominasi game mobile sendiri terjadi karena memang banyak esports game PC yang sedang dalam fase rehat di akhir tahun ini.

Seperti kita lihat sendiri, skena League of Legends baru saja rampung pasca kemenangan Damwon Gaming di gelaran Worlds 2020 bulan Oktober 2020 lalu. Esports CS:GO memang masih berjalan, namun format ekosistem terbuka yang diterapkan membuat para penikmatnya kadang jadi terpecah-pecah ke beberapa turnamen sekaligus. Skena Dota 2 juga sedang mengalami beberapa masalah dan terbilang kesulitan mengumpulkan para penggemarnya tanpa helatan terakbar, The International.

Melihat keadaan ini, game mobile sepertinya akan semakin mendominasi ekosistem esports lagi di tahun 2021 mendatang. Apalagi ditambah juga dengan kehadiran game seperti Wild Rift. Bukan tidak mungkin popularitas esports Wild Rift akan menyalip League of Legends apabila Riot Games memulai memupuk skena kompetitifnya di tahun 2021 mendatang.

Disclosure: Esports Charts adalah partner dari Hybrid.co.id

Tencent Siapkan US$14 Juta untuk Total Hadiah Esports PUBG Mobile, Audiens Free Fire di Brasil Tumbuh Pesat

Minggu lalu, ada beberapa berita menarik seputar industri esports. Tencent mengumumkan bahwa mereka akan menyiapkan US$14 juta sebagai total hadiah dari semua turnamen PUBG Mobile pada 2021. Selain itu, TSM juga merekrut pemain League of Legends asal Taiwan, SwordArt, dengan nilai kontrak US$6 juta.

Tencent Siapkan US$14 Juta untuk Total Hadiah Turnamen PUBG Mobile

Dalam PUBG Mobile Global Championship Season Zero (PMGC 2020), Tencent mengungkapkan sejumlah hal, termasuk beberapa pencapaian PUBG Mobile sepanjang 2020. Director of PUBG Mobile Global Esports, James Yang mengatakan, PUBG Mobile World League Season Zero (PMWL) berhasil mendapatkan concurrent viewers sebanyak 1,1 juta orang. Selain itu, jumlah tim yang mendaftar di PUBG Mobile Professional League (PMPL) dan PUBG Mobile Club Open (PMCO) mencapai 120 ribu tim.

Pada tahun ini, Tencent menyiapkan US$5 juta sebagai total hadiah dari semua turnamen esports PUBG Mobile. Tahun depan, konglomerasi Tiongkok itu menaikkan total hadiah yang mereka siapkan menjadi US14 juta. Selain itu, menurut laporan Egg Network, turnamen esports PUBG Mobile juga akan diselenggarakan di lebih banyak kawasan, termasuk Commonwealth of Independent States (CIS), Turki, Eropa barat, Amerika Utara, Amerika Latin, Brasil, dan Arabia.

Jadwal turnamen esports PUBG Mobile pada tahun 2021.
Jadwal turnamen esports PUBG Mobile pada tahun 2021.

Salah satu perubahan yang akan Tencent tetapkan pada skena esports PUBG Mobile tahun depan adalah mereka akan mengadakan kompetisi invitational setelah Spring Split dari PMPL dan PMCO. Hal ini berarti, turnamen PUBG Mobile akan selalu bisa ditonton sepanjang tahun. Kabar baiknya, fans PUBG Mobile tidak akan kehabisan pertandingan untuk ditonton. Hanya saja, tim profesional harus mempersiapkan diri untuk menghadapi jadwal yang ketat. Perubahan lainnya adalah, PMGC hanya akan diadakan pada akhir tahun.

SwordArt Tanda Tangani Kontrak dengan TSM, Senilai US$6 Juta

Team SoloMid menandatangani kontrak dengan pemain asal Taiwan, Hu Shuo-Chieh, yang lebih dikenal dengan nama “SwordArt”. Dengan kontrak bernilai US$6 juta ini, SwordArt akan bermain untuk TSM selama 2 tahum, yaitu pada 2021 dan 2022. Dengan ini, Sword Art jgua menjadi pemain League of Legends dengan gaji terbesar di kawasan Amerika Utara.

SwordArt memegang peran Support. Dia menarik perhatian pendiri TSM, Andy Dinh, setelah membantu timnya, Suning, maju ke babak final dari League of Legends World Championship. Dinh merasa, sekarang adalah waktu yang tepat bagi TSM untuk mencari pemain berbakat baru, terutama setelah dua pemain bintang mereka — Søren “Bjergsen” Bjerg dan Yiliang “Doublelift” Peng — memutuskan untuk mengundurkan diri. Bjergsen akan tetap bergabung dengan TSM sebagai pelatih, sementara Doublelift memutuskan untuk mengundurkan diri.

Dinh merasa, US$6 juta yang TSM keluarkan untuk mendapatkan SwordArt bukanlah harga mahal yang harus mereka bayar. Dia percaya, dengan keberadaan SwordArt, tim League of Legends akan banyak memenangkan turnamen di masa depan, sehingga mereka akan mendapatkan banyak fans. “Masuk akal bagi TSM untuk merekrut pemain baru,” kata Dinh, seperti dikutip dari The Washington Post.

Audiens Liga Free Fire Brasil Naik Dua Kali Lipat

Jumlah penonton Liga Free Fire Brasil (LBFF) pada 2020 naik 107% jika dibandingkan dengan tahun lalu. Secara total, pertandingan-pertandingan dalam LBFF mendapatkan lebih dari 60 juta views di YouTube, channel TV kabel SporTV, dan platform streaming Garena, BOOYAH! Sementara itu, jumlah concurrent viewers di pertandingan LBFF mencapai 349 ribu orang. Sebagai perbandingan, jumlah concurrent viewers pada 2019 hanya mencapai 169 ribu orang.

Selain di Indonesia, Free Fire juga sangat populer di Brasil. Salah satu alasannya adalah karena game battle royale buatan Garena itu tidak membutuhkan smartphone berspesifikasi tinggi. Memang, sejak awal, Garena menargetkan pasar negara berkembang dengan Free Fire.

Di Brasil, organisasi esports lokal, LOUD, fokus pada skena esports Free Fire. Dan mereka berhasil menjadi tim esports pertama yang mendapatkan 1 miliar views di YouTube, lapor The Esports Observer. Sementara streamer dan pemain profesional Brasil, Bruno “Nobru” Goes berhasil menjadi streamer terpopuler di dunia pada Agustus 2020. Melihat tren ini, Twitch lalu menandatangani kontrak eksklusif dengan LOUD dan Goes.

ePremier League Season 3 Digelar Pada Januari 2021

Premier League dan Electronic arts mengumumkan bahwa mereka akan mengadakan ePremier League musim ketiga di Januari 2021. Pendaftaran untuk EA Sports FIFA 21 Global Series akan dibuka pada 3 Desember 2020. Sementara babak kualifikasi akan mulai diadakan pada Januari 2021. Penyelenggara turnamen asal Inggris, Gfinity, dipercaya untuk mengadakan kompetisi ePremier League, menurut laporan The Esports Observer.

ePremier League musim ketiga akan kembali diadakan pada awal 2021.
ePremier League musim ketiga akan kembali diadakan pada awal 2021.

Perwakilan dari 20 klub sepak bola akan bertanding untuk memperebutkan tempat di babak playoff, yang akan diadakan secara online. Sementara babak final akan diselenggarakan pada Maret atau April 2021. Babak final itu akan disiarkan secara live di Sky Sports, channel Premier League, dan channel Twitch EA SPORTS FIFA.

Kompetisi ini terbuka untuk warga Inggris yang berumur setidaknya 16 tahun. Total hadiah yang ditawarkan dalam ePremier League musim ketiga ini mencapai GBP40 ribu. Para peserta akan bertanding menggunakan PlayStation 4 dan Xbox One. Peserta yang menang akan mendapatkan trofi dan dapat masuk dalam EA SPORTS FIFA 21 Global Series (FGS) European Playoff.

Klub Sepak Bola Prancis, Olympique de Marseille Terjun ke Esports

Klub sepak bola Prancis, Olympique de Marseille terjun ke dunia esports dengan berkolaborasi bersama Grizi Esports. Organisasi esports asal Prancis itu didirikan oleh pesepak bola Antoine Griezmann dan saudaranya, Théo Griezmann.

Untuk musim pertandingan 2020/2021 dari FIFA Global Series, akan ada dua pemain profesional yang akan mewakili Marseille. Selain kompetisi internasional, Marseille juga akan ikut serta dalam liga esports lokal, eLigue1, yang diselenggarakan oleh EA Sports bersama Liga Sepak Bola Prancis. Melalui kerja sama dengan Grizi Esports, Marseille berharap bisa mengadakan acara jumpa fans secara offline atau kegiatan online.

“Kami bangga dengan keputusan kami untuk masuk ke dunia esports melalui kerja sama dengan Grizi Esports,” kata Chief Marketing & Media, Olympique de Marseille, Hervé Philippe, seperti dikutip dari Esports Insider. “Hal ini akan memberikan kesempatan pada kami untuk memahami esports dengan lebih baik dan mendekatkan diri dengan para penonton yang masih muda.”

Kebangkitan Geek Fam ID di MPL Invitational, PUBG Mobile Global Championship Super Weekend #1

Berbagai macam hal terjadi di dalam ekosistem esports Indonesia selama satu pekan kemarin. Mulai dari panasnya pertandingan hingga beberapa kolaborasi apik dari organisasi esports lokal, berikut rekap berita esports di penghujung bulan November 2020.

MPL Invitational Week 1, Balas Dendam Alter Ego dan Dobrakan Performa Geek Fam

Sumber: ONE Esports
Sumber: ONE Esports

Pertandingan MPL Invitational sudah dimulai sejak tanggal 27 November 2020 lalu. Dari keseluruhan bracket, dua yang paling menarik mungkin bisa dibilang ada di bracket A dan B. Tiga tim Indonesia berkumpul pada bracket A, yaitu EVOS Legends, Genflix Aerowolf, dan RRQ Hoshi yang menunggu di babak perdelapan final. Alter Ego tampil konsisten dan munculke permukaan setelah melibas EVOS Legends dan Genflix Aerowolf. Alter Ego pun berhasil mencapai perdelapan final dan bertemu RRQ Hoshi.

Sementara pada sisi lain ada juga Geek Fam yang performanya terlihat mendobrak di bracket B. Schwann dan kawan-kawan berhasil melibas lawan pertama mereka yaitu Bigetron Alpha dengan skor 2-0. Momentum kemenangan tersebut berlanjut dengan skor 2-0 juga saat menghadapi Blacklist International. Geek Fam ID pun berhasil lolos ke babak perdelapan final bertemu tim Todak.

RRQ dan EVOS raih peringkat 3 & 4 di Gelaran Free Fire Continental Series 2020: Asia

Babak utama Free Fire Continental Series 2020: Asia digelar pada 29 November 2020 kemarin. Dua wakil Indonesia yaitu EVOS dan RRQ berhasil memperoleh peringkat 3 & 4 setelah melalui pertarungan yang sengit. Selama 6 ronde pertandingan, RRQ Hades berhasil mendapatkan 2 kali Booyah sementara EVOS hanya mendapatkan satu saja. Pada akhirnya EXP Esports dari Thailand berhasil keluar menjadi juara berkat perolehan konsisten di peringkat top 4 di beberapa ronde.

PUBG Mobile Global Championship Super Weekend #1 Diwarnai Kendala Teknis

PUBG Mobile Global Championship sudah dimulai. Tanggal 29 November 2020 kemarin adalah pertandingan Super Weekend yang pertama dari turnamen PMGC 2020. Dua wakil Indonesia yaitu Bigetron RA dan Aerowolf Limax berhasil mendapat torehan yang cukup positif di pertandingan tersebut. Bigetron RA mendobrak awal-awal ronde dengan finish di posisi top 3. Walaupun sempat satu dua kali terkena Too Soon, namun mereka berhasil bangkit lagi dan bahkan mendapat Chicken Dinner dua kali. Berkat hal tersebut mereka kini ada di peringkat ke 2 dengan perolehan poin sebesar 114.

Pada sisi lain Aerowolf Limax sepertinya masih belum menemukan pola permainan terbaik di Super Weekend #1. Mereka berkali-kali mendapat Too Soon pada banyak ronde. Mereka juga sempat mendapat peringkat top 3, namun 71 poin yang mereka kumpulkan masih belum cukup untuk mendobrak klasemen sementara. Aerowolf Limax pun kini bertengger di peringkat 9 klasemen Super Weekend. Setelah pertandingan sengit, terjadi satu masalah teknis dari sisi kelistrikan di hari pertandingan Super Weekend #1 yang terakhir. Alhasil pertandingan pun ditunda dan dijadwalkan bertanding hari ini (30 November 2020).

The Prime Jadi Juara Piala KONI

29 November kemarin juga menjadi puncak bagi Piala KONI yang mempertandingkan Free Fire. The Prime muncul sebagai juara setelah dua hari dan 10 total ronde pertandingan. Memang tim tersebut terbilang tampil konsisten di sepanjang pertandingan. Mereka berhasil bertahan menghadapi First Raiders Bravo dan Red Bull Rebellion yang terbilang jadi pesaing terkuat mereka di dalam turnamen tersebut. Akhirnya First Raiders Bravo dan Red Bull Rebellion sendiri harus puas menempel The Prime saja di peringkat 2 & 3 dengan perolehan poin yang tipis-tipis.

Street Fighter League: Pro-JP Week 9 dan 10

Tanggal 20 dan 27 November 2020 kemarin adalah pertandingan pekan ke-9 dan 10 dari Street Fighter League Pro-JP. Seluruh pertandingan berakhir dengan skor 3-1 di pekan ke-9 kemairn. Tokido Flame berhasil melibas Fuudo Gaia 3-1. Umehara Gold harus rela ditekuk Mago Scarlet 1-3 pada pekan tersebut. Terakhir ada Momochi Splash yang menekuk Nemo Aurora 3-1.

Pertandingan Week 10 adalah pertandingan Season Finale pada SF League: Pro-JP. Fuudo Gaia berhasil melibas Momochi Splash 4-0 ketika itu. Sementara Mago Scarlet berhasil menekuk Nemo Aurora 3-1 berkat kemenangan dari Moke. Menutup pertandingan, ada hidangan utama berupa pertandingan antara Tokido Flame melawan Umehara Gold. Pertandingan terakhir dari kedua tim tersebut adalah pertandingan antara Tokido dengan Daigo. Tokido dengan Akuma sempat terdesak oleh Guile dari Daigo untuk beberapa saat. Namun pada akhirnya Tokido bangkit kembali di momen-momen penentuan. Tokido Flame berhhasil menekuk Umehara Gold dengan skor 3-2. Maka dari itu top 3 di akhir musim SF League Pro-JP ini adalah Tokido Flame di peringkat 1, Umehara Gold di peringkat 2, dan Nemo Aurora di peringkat 3.

Kolaborasi MORPH Team dengan Machine56 Untuk Merchandise Bergaya Cyberpunk

Sumber: MORPH Team Official
Sumber: MORPH Team Official

MORPH Team sepertinya benar-benar meresapi jargon mereka sebagai “the 1st beyond esports team“. Tanggal 25 November 2020 lalu, MORPH Team mengumumkan kolaborasi mereka dengan Machine56 dalam hal merchandising. Machine56 sendiri merupakan salah satu fashion label lokal asal Bandung yang terkenal memiliki desain progresif nan futuristik. Maka dari itu, kolaborasi ini menjadi sesuatu yang sejalan karena posisi brand MORPH Team yang menampilkan gaya Streetwear ala Cyberpunk. Nantinya berbagai merchandise hasil kolaborasi tersebut akan diluncurkan pada tanggal 1-2 Desember 2020 mendatang dalam acara HYPECLUB Tokopedia.

BOOM Esports Lakukan Kampanye Galang Dana Dengan Yayasan Kanker

Sumber: BOOM Esports Official
Sumber: BOOM Esports Official

BOOM Esports mengumumkan kolaborasi mereka dengan The Princess Margaret Cancer Foundation untuk kampanye bertajuk Quest to Conquer Cancer. Lewat kolaborasi ini, BOOM Esports akan melakukan sebuah galang dana lewat sebuah leivestreaming yang dilakukan oleh seluruh divisi pemain BOOM Esports. BOOM Esports tidak sendiri dalam kampanye ini. Kampanye dilakukan bersama dengan beberapa sosok ternama dari ekosistem gaming/esports negara barat seperti Stonemountain64 dan tim Chaos EC. Nantinya kegiatan livestream Quest to Conquer Cancer akan dilakukan pada tanggal 5-12 Desember 2020 mendatang.

Perombakan Roster Dota 2 T1

Perombakan tersebut dimulai pada tanggal 24 November 2020 lalu. Ketika itu akun Twitter resmi T1 mengumumkan bahwa mereka melepaskan InYourDream, Jhocam, dan MP. Pelepasan roster tersebut terbilang tidak diduga karena sebelumnya InYourDream sempat mengatakan bahwa dirinya masih akan bermain bersama T1 sampai dengan tahun depan. Tak lama pasca pelepasan ketiga pemain tersebut, T1 pun segera mengumumkan dua pemain penggantinya yaitu Jackky dan Xepher.

Ubisoft Umumkan Jalan Menuju Kompetisi Esports Rainbow Six Sampai Tahun 2021

Tanggal 24 November 2020 lalu, Ubisoft mengumumkan beberapa update dari ekosistem esports Rainbow Six Siege. Lewat pengumuman tersebut, Ubisoft mengungkap beberapa hal. Salah satunya adalah kehadiran Six Invitational di bulan Februari tahun 2021. Dalam pengumuman tersebut, Ubisoft mengumumkan kepastian penyelenggaraan Six Invitational secara offline, namun tentunya dengan protokol kesehatan yang ketat. Selain itu Ubisoft juga mengumumkan mundurnya tahun penyelenggaraan Rainbow Six World Cup. Awalnya direncanakan hadir tahun 2021, piala dunia Rainbow Six tersebut akhirnya mundur ke tahun 2022 karena adanya situasi pandemi.

OGN Korea Dikabarkan Akan Tutup Akhir Tahun Ini

Sumber: Esports Observer
Sumber: Esports Observer

Salah satu saluran esports tertua dan terpopuler di Korea Selatan dikabarkan akan menghentikan operasionalnya pada akhir tahun ini. Rumor tersebut muncul pertama kali dari media lokal Korea Selatan FOMOS. Kim Yong-woo reporter FOMOS mendapatkan kabar tersebut dari beberapa sumber internal terpercaya yang mengatakan bahwa operasional OGN akan diberhentikan pada 31 Desmeber 2020. Kim juga mengabarkan bahwa salah satu alasan penutupan tersebut adalah karena penurunan pemasukan yang didapatkan oleh OGN dari sisi iklan. Terlepas dari semua itu, informasi ini terbilang masih rumor belaka. Lebih lanjut dikatakan juga bahwa ada kemungkinan bahwa OGN nantinya akan dilebur dengan channel lain.

Kenapa Orang-Orang Menonton Esports dan Dampaknya Terhadap Konsumsi Game

Esports sedang menjadi industri yang terlihat menjanjikan belakangan ini. Newzoo salah satu perusahaan riset pasar esports dan gaming terkemuka meramalkan esports akan menjadi industri senilai US$1,1 miliar pada tahun 2020. Melihat hal tersebut, agaknya jadi tidak heran apabila banyak orang memutuskan untuk berbisnis di esports setelah melihat proyeksi nilai industri yang fantastis tersebut. Ditambah lagi keadaan pandemi juga membuat kegiatan gaming cenderung jadi pilihan aktivitas pengisi waktu luang utama karena banyaknya aktivitas luar ruangan yang tidak bisa dilakukan.

Walaupun demikian, satu yang patut disadari mungkin adalah posisi esports yang terbilang sebagai perkembangan vertikal dari industri game. Walaupun esports diramalkan akan menjadi industri raksasa, tapi kenyataannya adalah tidak semua pemain game mengikuti, mengerti, atau bahkan mengetahui soal esports. Menyadari keadaan tersebut, saya pun jadi melontarkan satu pertanyaan. Kenapa orang-orang menonton esports? Jika memang esports diramalkan akan menjadi sebegitu besar, apa yang membuat esports menjadi begitu menggugah bagi orang-orang? Jika memang esports digunakan developer sebagai sarana marketing, seberapa efektif hasilnya?

 

Membahas Singkat Sejarah Kompetisi Game Sebagai Sarana Pemasaran

Sebelum menuju pembahasan utama, mari kita sedikit mundur ke belakang untuk melihat fenomena kompetisi di dalam ranah video game. Walaupun esports terlihat sangat baru dan segar, tapi kompetisi video game adalah sebuah fenomena yang sudah terjadi bahkan sejak dari tahun 1990an. Jika ingin tahu lebih lanjut Anda bisa membaca artikel saya yang membahas soal sejarah esports secara internasional atau sejarah perkembangan esports Counter-Strike di Indonesia.

Saya merasa satu perubahan esensial dari kompetisi video game di era 90an dengan esports di zaman modern adalah fungsi dan tujuan dari pembuatan kompetisi tersebut. Pada masanya, kompetisi video game dilakukan sebagai sarana marketing bagi developer/publisher game. Jika Anda ingin tahu sejarahnya dari sudut pandang budaya barat, saya menyarankan Anda untuk menonton film dokumenter berjudul High Score.

Sedikit spoiler, dari dokumenter tersebut Anda bisa melihat bagaimana kompetisi video game sudah ada sejak dari tahun 1990an di Amerika Serikat. Pada tahun 1990, perusahaan konsol game Nintendo membuat turnamen bertajuk Nintendo World Championship di Amerika Serikat. Beberapa tahun setelahnya, SEGA yang merupakan perusahaan konsol game lain asal Jepang juga tak mau kalah. SEGA pun akhirnya membuat kompetisi serupa dengan tajuk SEGA World Championship di tahun 1994.

Lompat beberapa tahun ke depan, kompetisi game masa kini berubah jadi esports. Esensi esports sebagai kompetisi video game masih tidak berubah. Namun sedikit demi sedikit, esports mengalami pergeseran fungsi. Dari awalnya yang hanya berfungsi sebagai sarana marketing developer game saja, menjadi sebuah industri yang bisa berdiri sendiri. Buktinya mungkin bisa kita lihat dari Riot Games yang menjadikan esports sebagai salah satu pilar bisnis mereka.

Karena perubahan fungsi dan tujuan, tidak heran apabila esports kini tidak lagi jadi monopoli developer game semata. Banyak pihak terlibat dan ingin terus memupuk sisi kompetitif sebuah game agar esports bisa terus bertahan hidup sebagai industri. Maka dari itu saya merasa menjawab alasan orang-orang menonton tayangan esports menjadi suatu pembahasan yang perlu, agar bisa mencapai tujuan tersebut.

Apa jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut? Apakah esports masih bisa menjadi sarana marketing yang efektif? Mari kita berlanjut ke pembahasan berikutnya.

 

Alasan Kenapa Orang Orang Menonton Esports

Untuk menjawab pertanyaan tersebut saya mengutip salah satu jurnal ilmiah berjudul Does esports spectating influence game consumption (Tyrväinen, Pirkkalainen, dan Hamari 2020). Seperti apa yang tertera pada judul, inti pembahasan jurnal tersebut adalah untuk menemukan jawaban atas pertanyaan apakah menonton esports mempengaruhi konsumsi video game.

Lebih lengkap, jurnal ilmiah tersebut juga mencoba untuk mencari tahu hubungan antara tingkat konsumsi esports dengan tingkat pembelian konten in-game serta hubungan antara tingkat konsumsi video game terhadap tingkat pembelian konten in-game. Lalu untuk melengkapi pembahasan, jurnal tersebut juga membahas apa-apa saja yang menjadi alasan orang menonton esports.

Menurut sang peneliti, ada 9 faktor yang mungkin menjadi alasan orang jadi mengkonsumsi tayangan esports. 9 faktor tersebut diadaptasi dari teori bernama Motivation Scale for Sport Consumption yang kerap kali digunakan dalam ranah olahraga tradisional.

Penjelasan singkat dari 9 faktor tersebut adalah sebagai berikut: Faktor pertama adalah achievement yang menghubungkan keinginan menonton esports dengan pencapaian yang didapat oleh sebuah tim. Faktor ke-2 adalah acquisition of knowledge yang menghubungkan keinginan menonton esports dengan mengambil informasi seputar teknik permainan dari sang profesional. Faktor ke-3 adalah aesthetic appreciation yang menghubungkan keinginan menonton esports dengan keindahan estetik dari suatu pertandingan.

Sumber: Official Riot Games
Sumber: Official Riot Games

Faktor ke-4 adalah drama yang menghubungkan keinginan menonton esports dengan dinamika relasi antar para profesional. Faktor ke-5 adalah escape yang menghubungkan keinginan menonton esports dengan keinginan untuk melepas penat dari rutinitas. Faktor ke-6 adalah friends and family yang menghubungkan keinginan menonton esports karena pengaruh teman atau keluarga. Faktor ke-7 adalah physical attraction yang menghubungkan keinginan menonton esports dengan daya tarik fisik dari sang profesional. Faktor ke-8 adalah player skills yang menghubungkan keinginan menonton esports dengan keinginan melihat kemampuan main dari sang profesional. Faktor ke-9 adalah social interaction yang menghubungkan keinginan menonton esports dengan kebutuhan terhadap interaksi sosial.

Riset tersebut menggunakan 222 responden yang merupakan pemain game bersifat F2P dan dikumpulkan melalui media sosial serta forum online. Riset berhasil menemukan beberapa pengaruh positif dari indikator-indikator yang digunakan. Riset menemukan bahwa menonton esports ternyata berdampak positif kepada keinginan untuk memainkan game yang ditonton. Namun demikian, riset tidak berhasil menemukan dampak positif antara menonton esports dengan keinginan untuk membeli konten digital dari game yang ditonton. Pada sisi lain, pemain dengan keinginan bermain game yang tinggi memiliki pengaruh positif terhadap keinginan membeli konten game yang dimainkan.

Maka dari itu, riset tersebut kurang lebih berhasil menjawab pertanyaan kita di awal artikel. Esports ternyata terbilang masih cukup efektif jika digunakan sebagai sarana marketing sang developer. Walaupun demikian, esports butuh jalan sedikit berputar untuk bisa memberi dampak terhadap penjualan barang digital di dalam game (in-app purchase). Hal tersebut terjadi karena riset mengatakan bahwa esports tidak memberi dampak positif terhadap pembelian konten digital, melainkan intensitas main game yang memberi dampak positif tersebut.

Lalu, apa saja yang membuat seseorang jadi menonton esports. Riset hanya menemukan 3 faktor yang memberi pengaruh positif terhadap keinginan menonton esports. Tiga faktor tersebut adalah acquisition of knowledge, family and friends, dan escape.

Maksud temuan acquisition of knowledge dalam riset tersebut adalah bahwa salah satu alasan responden menonton esports adalah untuk mengumpulkan informasi. Dalam riset, tujuan acquisition of knowledge bermaksud dua hal yaitu mengambil informasi untuk mempelajari cara main para profesional atau mengambil informasi untuk dibagi ke dalam perbincangan antar kawan.

Dalam hal faktor family and friends, riset menemukan bahwa salah satu alasan menonton esports adalah untuk memperkuat hubungan sosial antar pertemanan. Temuan tersebut jadi menarik karena pada sisi lain, menonton esports ternyata tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap faktor social interaction. Temuan tersebut sedikit banyak bisa diartikan bahwa salah satu tujuan menonton esports adalah untuk memperkuat relasi yang sudah ada dengan orang yang dikenal (keluarga/teman) dibanding membuat relasi baru dengan orang baru. Faktor terakhir adalah temuan positif antara menonton esports dengan faktor escape. Temuan tersebut berarti bahwa salah satu alasan responden menonton esports adalah karena sekadar ingin melepas penat dari rutinitas yang mereka lakukan.

Sumber: DSResearch
Sumber: DSResearch

Memang ada banyak faktor yang menjadi alasan orang-orang menonton esports. Hybrid.co.id bersama dengan Dailysocial.id juga sempat melakukan riset terkait dalam Esports Market Trend 2019. Dari riset tersebut, kami menemukan 3 alasan terbesar orang menonton esports adalah karena untuk hiburan, ada tim favorit, atau ada pemain favorit. Dari 1.445 responden, sebanyak 57,2 persen menonton karena menggunakan tayangan esports sebagai sarana hiburan, 43,1 persen mengaku menonton esports karena ada tim favorit mereka, dan 42,1 persen mengaku menonton esports karena ada pemain favorit mereka.

Sumber: Battlefy
Sumber: Battlefy

Selain itu, Battlefy yang merupakan salah satu platform esports berbasis di Kanada juga sempat melakukan riset serupa. Dari riset tersebut ditemukan 3 alasan terbesar orang menonton tayangan esports. Faktor terbesar pertama yaitu sebesar 89 persen dari 345 responden mengaku menonton esports karena ia ingin bisa bermain lebih baik pada game esports yang ia tonton. Faktor terbesar kedua yaitu sebanyak 83 persen mengaku menonton tayangan esports karena ia turut berpartisipasi secara aktif (bermain dan berkompetisi) terhadap game esports yang ia tonton. Faktor terbesar ketiga yaitu sebanyak 58% dari total responden mengaku menonton esports karena menyukai komunitas serta budaya interaksi di dalam esports.

 

Antara Esports dan Gaming

Melihat dari temuan-temuan di atas, sepertinya kita bisa mengerucutkan alasan orang menonton esports ke dalam tiga hal. Pertama karena ingin belajar cara para profesional game terkait bermain, kedua menonton esports sebagai sarana hiburan, ketiga menonton esports sebagai sarana berinteraksi sosial.

Apabila Anda adalah seorang praktisi industri esports, Tiga alasan tersebut mungkin bisa jadi hal-hal yang Anda tanyakan kepada diri sendiri sebelum berencana membuat sebuah tayangan esports. Apakah tayangan esports Anda menghibur? Apakah tayangan esports Anda bisa dijadikan sarana belajar bagi pemain lainnya? Apakah tayangan esports Anda mendorong interaksi sosial di dalamnya?

Saya sendiri tidak bisa bilang bahwa tiga alasan tersebut akan menjadi resep jitu dalam menciptakan tayangan esports yang sukses. Namun setidaknya tiga faktor tersebut bisa menjadi landasan awal sebelum membuat sebuah tayangan esports.

Jika berkaca ke diri sendiri, saya juga merasa bahwa salah satu dari faktor tersebut biasanya juga menjadi alasan kenapa saya menonton suatu tayangan esports. Misalnya alasan saya dalam menonton tayangan Worlds 2020. Walaupun League of Legends mungkin tidak seterkenal itu di Indonesia namun saya tetap mengikuti gelaran Worlds 2020 kemarin. Salah satu alasannya adalah karena beberapa kawan saya juga mengikuti esports League of Legends. Jadi supaya bisa membicarakan hal tersebut dan tidak merasa FOMO (Fear of Missing Out) , saya pun sedikit-sedikit ikut menonton tayangan esports tersebut. Juga mengingat pekerjaan saya, menonton tayangan Worlds 2020 ternyata juga memberi inspirasi untuk membahas alasan kenapa anak muda Korea Selatan begitu mahir bermain League of Legends.

Lalu bagaimana hubungan antara esports dengan tingkat konsumsi game? Dari riset yang dilakukan kita bisa melihat bagaimana esports mempengaruhi keinginan responden dalam bermain game. Contoh kasus atas hal tersebut mungkin bisa kita lihat sendiri dari skena PUBG Mobile.

PUBG Mobile Global Championship
PUBG Mobile dan esports seakan menjadi satu kesatuan yang membuat game tersebut jadi semakin kokoh di pasar gaming dunia.

Dari data tayangan esports terpopuler bulan Agustus 2020, PUBG Mobile berhasil mengisi peringkat pertama dengan catatan 1,1 juta peak viewers. Sementara pada sisi lain, kita juga melihat bahwa jumlah pemain game PUBG Mobile terus berkembang seiring dengan usaha Tencent terus memupuk sisi kompetitif dari game tersebut. Data menunjukkan PUBG Mobile sudah diunduh sebanyak 400 juta kali dengan jumlah pemain aktif harian sebanyak 50 juta orang pada Juni 2019 ketika Tencent sudah memulai inisiatif esports game tersebut.

Data tersebut tidak bisa memastikan bahwa tayangan esports akan membuat orang jadi main game tertentu. Malah bisa jadi penonton esports PUBG Mobile adalah orang-orang yang sudah memainkan game-nya terlebih dahulu. Namun demikian, riset tersebut setidaknya memberi gambaran bagaimana esports bisa membantu developer untuk membuat para pemainnya tetap bertahan memainkan game yang mereka mainkan.

Terakhir dalam hal dampaknya terhadap tingkat konsumsi barang digital di dalam game, riset menunjukkan bahwa keinginan memainkan suatu game yang memberi pengaruh positif terhadap hal tersebut. Kembali menggunakan PUBG Mobile sebagai contoh, kita bisa melihat bagaimana game tersebut sudah mengumpulkan US$3 milllar setelah beroperasi selama sekitar 2 tahun lamanya. Esports mungkin tidak memberikan dampak langsung, namun bisa jadi punya perannya tersendiri dalam membuat PUBG Mobile jadi sukses seperti sekarang.

Pada kenyataannya ada banyak faktor yang membuat seseorang jadi bermain game/membeli konten game. Esports bisa jadi faktor besar atau malah tidak jadi faktor penting apapun. Pada satu sisi kita mungkin bisa melihat Ubisoft yang berhasil membuat Rainbow Six: Siege jadi lebih diminati para pemain gara-gara esports. Tapi pada sisi lain ada juga Mihoyo yang sukses meraup US$100 juta lewat Genshin Impact, tanpa melakukan inisiatif esports apapun.

Genre game bisa jadi variabel tambahan lain yang mungkin akan membuat pembahasan artikel ini jadi lebih panjang lagi. Pada akhirnya, kehadiran esports tetap saja berhasil menciptakan peluang tersendiri di zaman modern ini. Perkembangan teknologi mungkin bisa dibilang jadi pendorong dari perubahan yang membuat esports tak lagi sekadar menjadi sarana marketing, tetapi juga menjadi industri dengan banyak potensi yang kini bisa berdiri sendiri.

Andika Rama Maulana Menang Seri Sim-Racing GT Asia, PMCC 2020 Diumumkan

Pekan ke-2 bulan November diwarnai oleh berita gembira kemenangan pembalap Sim-Racing Indonesia. Selain itu ada juga pengumuman PMCC dan beberapa informasi lain seputar perkembangan esports dan gaming di luar negeri. Berikut rekap berita esports pekan ke-2 November (9 – 13 November 2020).

Street Fighter League Week 7

Street Fighter League Pro-Jp sudah jelang mencapai akhirnya. Tanggal 6 November 2020 kemarin adalah pertandingan pekan ke-7. Pekan tersebut menjadi pekan pembantaian karena tiga pertandingan yang berjalan menciptakan hasil sapu bersih 4-0. Tokido Flame menang lawan Momochi Splash, Mago Scarlet menang lawan Fuudo Gaia, dan Umehara Gold menang lawan Nemo Aurora. Tokido Flame dan Umehara Gold masih bersaing dengan ketat di peringkat 1 dan 2 dengan perolehan poin yang sama yaitu 19.

Free Fire League 2020 Clausura Finals Cetak Rekor Penonton

Sumber: Garena Official
Sumber: Garena Official

Free Fire lagi-lagi membuat kejutan bagi para pengamat industri esports. Kali ini giliran pertandingan Free Fire League 2020 Clausura Finals yang menjadi kejutan gara-gara mencetak rekor jumlah penonton yang baru. Gelaran tersebut merupakan puncak dari liga Free Fire di Amerika Latin. Untuk sebuah liga lokal, turnamen ini berhasil menciptakan rekor dengan mencatatkan 1,2 juta peak viewers. Walaupun begitu rekor tersebut masih belum memecahkan rekor peak viewers Free Fire sebelumnya yaitu 2 juta peak viewers pada gelaran Free Fire World Series 2019.

Ubisoft Ungkap Aruni, Operation Neon Dawn, dan Update Y5S4 Untuk Rainbow Six

Tanggal 8 November lalu Ubisoft luncurkan update terbaru untuk Rainbow Six Siege yaitu Operation Neon Dawn. Update tersebut menghadirkan operator baru bernama Aruni. Sosok operator tersebut memiliki Skill bernama Surya Gate yang bisa menutupi lubang dengan tembok laser. Tembok laser akan mati untuk sesaat apabila Attackers memaksa menembusnya. Selain itu Ubisoft juga menjelaskan sedikti soal apa yang jadi tujuan dari update Year 5 Season 4. Sebelumnya pertandingan Rainbow Six dipenuhi oleh berbagai Gadget milik Defender, membuat Attackers jadi kesulitan untuk menembus. Kini ibarat oase di padang gurun, Ubisoft akhirnya menjawab permasalahan soal Utility Meta tersebut.

Neymar di-Banned Oleh Twitch Karena Membagikan Data Pribadi Kawannya Saat Stream

Sementara jadwal latihan sepak bola sedang berkurang karena pandemi, Neymar kini jadi sibuk melakukan streaming pada akun Twitch pribadinya. Sosok striker tim Paris Saint-Germain ini memang terkenal punya hobi bermain game terutama CS:GO. Namun demikian baru-baru ini ia dihukum oleh Twitch gara-gara menyebarkan nomor telepon rekannya di tim PSG yaitu Richarlison de Andrad. Membocorkan informasi personal (atau disebut Doxxing) merupakan tindakan yang melanggar tata-tertib Twitch bila mengutip dari Talkesports, . Walau begitu belum ada informasi lebih lanjut seputar durasi pemblokiran akun Twitch milik Neymar. Dengan jumlah penggemar yang cukup banyak, ada kemungkinan Twitch memberikan Neymar kesempatan kedua untuk kembali melakukan stream.

Andika Rama Maulana Menangkan Ronde 3 seri GT World Challenge: Asia

Balap Sim-Racing GT World Challenge Asia sudah masuk ronde ke-3. Kali ini giliran sirkuit Silverstone jadi medan pertempuran para Sim-Racers Asia. Setelah saling balap selama 60 menit, Andika Rama Maulana pun berhasil keluar sebagai juara pada seri kali ini. Mengutip dari rilis resmi GT Worldk Challenge, timing pit-stop yang tepat terbilang jadi salah satu faktor di balik kemenangan Rama. Kemenangan ini terbilang membayar kekecewaan Rama pada balap Ronde 1 kemarin ketika ia mendapat posisi yang kurang memuaskan karena suatu insiden.

PMCC 2020 Kembali Turnamen, Campus Ambassador, dan Caster Hunt

Sumber: PUBG Mobile Official
Sumber: PUBG Mobile Official

PUBG Mobile Campus Championship kembali hadir di tahun 2020 ini. Dari sisi turnamen, babak kualifikasi PMCC 2020 sudah akan dimulai pada tanggal 14 November 2020 mendatang. Pertandingan akan berjalan hinggal 29 November 2020 mendatang dan memiliki total hadiah sebesar Rp200 juta. Selain sajian turnamen, PMCC 2020 juga kembali mewadahi talenta lain dari para pecinta PUBG Mobile tingkat Universitas. Maka berbarengan dengan turnamen, PMCC juga menyajikan pencarian bakat Campus Ambassador dan Caster Hunt. PUBG Mobile memang terbilang cukup serius dalam hal menciptakan talenta baru di dalam ekosistem game-nya sendiri. Salah satu bukti dari hal tersebut adalah sosok Sanskuy yang merupakan seorang caster hasil dari acara Caster Hunt PMCC 2019.

PUBG Mobile Dikabarkan Kembali Hadir di India

Sumber: PUBG Mobile Official
Sumber: PUBG Mobile Official

Pasca pemblokiran di India, Tencent dan Krafton terlihat begitu gencar untuk bisa mengembalikan PUBG Mobile ke negara tersebut. Sebelumnya Krafton sempat turun tangan dan mengambil alih peran publisher PUBG Mobile di India sebagai usaha tersebut. Ada juga kerja sama dengan Microsoft yang dilakukan sebagai salah satu usaha tersebut. Ibarat pucuk dicinta ulam pun tiba, kini PUBG Mobile akhirnya diperkenankan untuk hadir kembali di pasar India. Sebagai gantinya, PUBG Corp. mempersiapkan beberapa rencana untuk menyesuaikan game tersebut agar bisa tunduk dengan kemauan pemerintah negara India.

Salah satunya adalah pembedaan konten berupa pengurangan tingkat kekerasan yang ada di dalam game. Selain itu PUBG Corp. juga mempersiapkan investasi sebesar US$100 juta untuk India. Investasi tersebut nantinya akan digunakan untuk membuat sebuah liga esports profesional serta sebuah kantor yang mempekerjakan setidaknya 100 orang dalam bidang game development, bisnis, dan esports.

Astralis Luncurkan Program Pembentukan Talenta

Regenerasi talenta memang terbilang jadi hal yang sulit di dalam esports. Maka dari itu Astralis meluncurkan sebuah program pembentukan talenta pemain untuk divisi League of Legends dan CS:GO miliknya. Dalam program ini, pemain nantinya akan dirumahkan bersama dengan para pemain inti Astralis yang sudah ada. Agar dapat berkembang bersama, mereka juga akan dilatihtandingkan dengan para pemain utama Astralis nantinya.

ESPN Akan Tutup Divisi Editorial Esports

Sumber: ESPN
Sumber: ESPN

ESPN berbicara kepada Esports Observer dan mengatakan bahwa mereka akan menutup divisi editorial esports pada tanggal 11 November 2020 kemarin. Penutupan ini dilakukan karena dampak ekonomi dari situasi pandemi sehingga ESPN terpaksa memecat sekitar 500 pekerja di perusahaannya. Karena hal tersebut, divisi editorial esports pun turut menjadi korban. Sebelumnya ESPN sudah mengusahakan semua hal untuk dapat bertahan dalam situasi sulit tersebut. Mereka melakukan beberapa hal seperti mengganti penulis tetap dengan penulis freelance dan mengubah strategi konten untuk meningkatkan traffic. Sayang strategi tersebut masih belum berhasil, sampai akhirnya keadan menjadi seperti sekarang.

Honda Umumkan Seri Civic Terbaru di Twitch

Posisi Twitch sepertinya tidak lagi sekadar sebagai platform untuk menonton streaming game ataupun esports saja. Seiring waktu, Twitch semakin diakui sebagai tempat berkumpulnya anak-anak muda terutama di masa pandemi seperti sekarang. Melihat keadaan tersebut, Honda bahkan sampai melakukan pengumuman seri Civic terbaru lewat Twitch. Hal tersebut cukup wajar mengingat Honda memang menyasar pasar anak muda untuk seri Civic. Pengumuman sendiri nantinya akan dilakukan pada 17 November 2020 mendatang.

Napak Tilas Bigetron RA dari Juara Lokal Hingga Menjadi Juara Dunia

Dua pekan lalu kita menjadi saksi atas sejarah baru yang diciptakan oleh tim esports asal Indonesia yaitu Bigetron Esports di skena PUBG Mobile. Pada hari itu, tepatnya tanggal 25 Oktober 2020, Bigetron RA (divisi PUBG Mobile Bigetron Esports ) berhasil merengkuh piala PUBG Mobile Profesional League kawasan Asia Tenggara setelah bertarung sengit melawan sesama tim Indonesia dan jagoan-jagoan PUBG Mobile dari kawasan SEA.

Mendapat juara SEA mungkin terdengar biasa saja, tetapi rangkaian piala yang sudah didapat Bigetron RA sampai akhirnya dapat juara PMPL SEA Finals Season 2 yang jadi luar biasa. Sebelum PMPL SEA, Bigetron RA sudah memenangkan kejuaraan nasional Indonesia sebanyak dua kali (PMPL ID Season 1 dan 2), kejuaraan tingkat Asia (PMWL Season Zero 2020: East Region), dan kejuaraan tingkat dunia (PMCO Global Finals 2019). Dari rangkaian kemenangan yang mereka dapatkan, siapa yang sangka kalau bisa ada tim Indonesia melakukan dominasi total dengan memenangkan semua tingkat kompetisi, dari lokal hingga internasional.

Ibarat anime Dragon Ball, mungkin saat ini Tencent harus mempertimbangkan membuat turnamen PUBG Mobile antar galaksi agar ada sesuatu yang mengalahkan Bigetron RA. Berkat pencapaiannya, Bigetron RA mungkin bisa dibilang sebagai tim paling sukses sepanjang sekitar 2 tahun sejarah skena esports PUBG Mobile. Kesuksesan seperti ini mungkin akan sulit diulang mengingat memiliki prestasi yang konsisten di kancah esports bukanlah hal yang mudah.

Sembari merayakan kemenangan tersebut, mari kita sedikit melakukan napak tilas, menyusuri masa lalu, dan coba belajar dari perjalanan tersebut. Bagaimana bisa si kembar berbakat, Zuxxy dan Luxxy, mengenal PUBG Mobile hingga menjadi juara seperti sekarang? Bagaimana bisa kehadiran Ryzen dan Microboy justru malah semakin mendongkrak prestasi Bigetron Esports? Berikut pembahasan Hybrid.co.id.

 

Si Kembar Berbakat Bagas “Zuxxy” dan Bagus “Luxxy”

Si kembar nan berbakat Bagas Pramuditha “Zuxxy” dan Bagus Prabaswara “Luxxy” terbilang sebagai komponen utama bagi divisi PUBG Mobile tim Bigetron Esports. Mengapa begitu? Salah satu alasannya adalah karena posisi mereka yang hampir tidak tergantikan sepanjang divisi PUBG Mobile Bigetron Esports ada. Salah satu alasannya mungkin karena memang bakat dua pemain ini yang sudah terlihat sedari lama.

Menurut catatan, salah satu penampilan perdana Zuxxy dan Luxxy di dalam kompetisi game tembak menembak adalah pada gelaran Indonesia Games Championship 2017. Ketika itu mereka berdua bertanding untuk game Crisis Action.

Lucunya Zuxxy dan Luxxy justru bertanding di dua tim yang berbeda pada masa itu. Mengutip dari duniagames.co.id, dikatakan bahwa Zuxxy bermain dengan tim MPZ sementara Luxxy berada di tim PROCLAZ. Ketajaman mereka berdua memang sudah terlihat sejak turnamen IGC 2017. Buktinya adalah prestasi yang didapatkan oleh dua tim yang mereka bela. Tim MPZ yang dibela oleh Zuxxy mendapat peringkat 2 sementara tim PROCLAZ yang dibela oleh Luxxy berhasil memperoleh gelar juara.

Zuxxy sempat bercerita bahwa dirinya masuk ke Bigetron Esports pasca momen kemenangan di turnamen Crisis Action IGC 2017. Beberapa waktu berlalu, Rules of Survivor muncul ke permukaan. Zuxxy dan Luxxy yang katanya memang menyukai game bertipe tembak-tembakan sejak kecil pun segera memilih game tersebut sebagai medan kompetisi terbaru. Mereka kembali mencuat di skena Rules of Survival dengan menjadi juara RoS Indonesia Championship yang diadakan sekitar Juni 2018 lalu. Ketika itu Zuxxy dan Luxxy bertarung bersama dua rekan lamanya, Robby “Natic” dan Galang Yoga “Kingzzz”.

Pada tahun itu juga PUBG Mobile resmi dirilis, Zuxxy dan Luxxy pun kembali berpindah game. PINC 2018 menjadi kompetisi pertama yang diikuti oleh Zuxxy dan Luxxy bersama dengan rekannya di turnamen RoS yaitu Natic serta Kingzzz. Lagi-lagi mereka berhasil menjadi pemenang setelah melalui persaingan skor yang sengit dengan EVOS Esports dan RRQ.

Pasca PINC 2018, sisanya menjadi sejarah yang kita tahu saat ini. Menjadi juara dunia di PMCO 2019, juara nasional di PMPL ID 2020 Season 1, peringkat 1 di babak Regular Season PMPL ID 2020 Season 2m Asia di PMWL 2020 Season Zero – East Region, dan terakhir juara Asia Tenggara di PMPL SEA 2020 Season 2 kemarin.

 

Kepergian Kingzz dan Ryzen si Rusher Eksplosif

Ada yang berbeda pada roster Bigetron Esports sebelum berubah nama menjadi “Red Aliens”. Ketika itu Zuxxy dan Luxxy masih ditemani oleh Galang Yoga “Kingzzz” yang terakhir kali terlihat berkompetisi bersama tim Red Rocket dan Robby “Natic” yang terakhir kali dikabarkan pensiun dari dunia esports. Dengan roster tersebut, satu-satunya gelar yang berhasil didapatkan oleh Bigetron Esports adalah PINC 2018.

Kingzzz membela Bigetron Esports sampai PUBG Mobile Star Challenge 2018. Pada turnamen tersebut Bigetron Esports harus puas mendapat peringkat 9 saja. Pasca PMSC 2018 selesai, Kingzzz memutuskan keluar dari tim Bigetron Esports. Pada video perpisahannya yang mengudara 6 Januari 2019 lalu, Kingzzz mengatakan alasan kepergiannya adalah karena gaya permainan yang dia lakukan kurang cocok dengan roster Bigetron Esports saat itu.

Sumber Instagram @bigetronesports
Sumber Instagram @bigetronesports

Kepergian Kingzzz lalu digantikan oleh Muhammad Albi “Ryzen”. Mengutip dari Instagram resmi Bigetron Esports, Ryzen bergabung ke tim sejak 11 November 2018 lalu. Kedatangan Ryzen ternyata menjadi angin segar bagi Bigetron Esports. Setelah Kingzzz pergi, roster divisi PUBG Mobile Bigetron Esports menjadi Zuxxy, Luxxy, Natic, dan Ryzen.

Kehadiran Ryzen sedikit banyak mengubah gaya permainan mengingat Ryzen yang terkenal hobi bermain agresif yang dilengkapi dengan kemampuan aim di atas rata-rata. Perubahan gaya permainan dan penambahan Ryzen berhasil membawa Bigetron Esports berhasil meraih prestasi yang cukup memuaskan walau belum mendapatkan juara.

Dengan roster tersebut di atas divisi PUBG Mobile Bigetron Esports berhasil menjadi juara satu di PMCO Indonesia 2019. Pertandingan lalu berlanjut ke turnamen PMCO SEA – Spring ketika Bigetron Esports mendapat peringkat 3 saja pada fase liga dan peringkat 2 pada fase Championship.

PMCO SEA – Spring pun selesai dan divisi PUBG Mobile Bigetron Esports lagi-lagi harus menghadapi momen-momen berat dengan kepergian sang kapten yaitu Robby “Natic”.

 

Microboy yang Diragukan, Lahirnya Bigetron Red Aliens, dan Gelar Juara Dunia

Kepergian Natic terbilang menjadi momen yang membuat fans cukup kecewa. Natic memang tersohor sebagai sosok dewasa nan karismatik di hadapan para fans. Posisinya sebagai kapten tim/In-Game Leader terbilang menjadi sosok dewasa yang menuntun dan melengkapi Zuxxy, Luxxy, serta Ryzen yang berusia lebih muda dari dirinya. Namun apa mau dikata, ada masanya pertemuan memang harus diakhiri dengan sebuah perpisahan.

Lewat sebuah video yang mengudara tanggal 22 Agustus 2019, Natic menjelaskan bahwa alasan ia undur diri adalah karena dirinya tak lagi bisa mencurahkan waktu lebih banyak untuk turnamen dan ingin lebih fokus menata masa depan kehidupannya. Berdekatan dengan momen kepergian Natic, Bigetron Esports pun mengumumkan roster beserta dengan penamaan baru terhadap tim PUBG Mobile yang dimiliki oleh manajemen berlogokan robot merah tersebut.

Dalam pengumuman tersebut Bigetron Esports mengungkap dua divisi tim PUBG Mobile. Dua divisi tersebut adalah Bigetron Red Aliens (RA) sebagai tim utama dan Bigetron ION sebagai tim sekunder. Natic mundur ke Bigetron ION yang lalu digantikan oleh Nizar Lugatio atau yang kini lebih dikenal sebagai Microboy.

Kehadiran Microboy ketika itu sempat mengundang keraguan dari para fans. Selain karena posisi Natic yang lebih lekat di hadapan para fans, Microboy juga terbilang masih sangat belia dari segi pengalaman ataupun usia jika dibandingkan dengan Natic.

“Dampaknya sudah pasti ada, namun sebenarnya tidak akan sebegitu krusial.” Kalau dari sisi in-game leader, posisinya sudah dipegang Zuxxy sejak bulan April. Walaupun begitu kehilangan sosok yang dewasa mungkin akan berdampak pada komunikasi mengingat sosok penengah yang dewasa biasanya dipegang oleh Natic.” Ucap Isfan Satria Wijaya selaku manajer divisi PUBG Mobile Bigetron Esports kepada saya pada saat perubahan roster tersebut terjadi.

“Microboy adalah sosok yang kalem dan fokus pada permainan. Harapannya sih dia bisa menjadi sosok yang membantu menenangkan anak-anak. Dia akan menjadi second rusher, mengisi posisi yang dahulu dimainkan oleh Ryzen. Menurut saya, memang berpotensi tinggi dan bisa mengikuti permainan anak-anak (Zuxxy, Luxxy, dan Ryzen) sampai sejauh ini.” Tukas Isfan melanjutkan membahas sosok Microboy pada masa itu.

Setelah beberapa turnamen besutan sponsor di kancah lokal, kemampuan Microboy segera diuji lewat PMCO SEA League 2019 – Fall Split sebagai turnamen official Tencent perdana yang ia jalani.

Microboy sebagai pendatang baru di dalam roster ternyata berhasil memecah keraguan para penggemar dengan membawa gelar juara satu fase liga di dalam turnamen PMCO SEA League 2019. Sayangnya Bigetron RA malah menciut ketika masuk babak Championship Stage. Dari peringkat 1 di babak liga, Bigetron RA harus puas berada di peringkat 6 saat pertandingan Championship Stage. Keraguan pun kembali muncul.

Profil Bigetron Esports
Bigetron Red Aliens saat pertama kali diperkenalkan. Sumber: Bigetron Official

Setelah PMCO SEA, pertandingan lalu berlanjut ke PMCO Global Finals di bulan Desember 2019 yang merupakan pertandingan PUBG Mobile tingkat dunia. Turnamen tersebut diikuti oleh 16 tim asal 10 kawasan dari berbagai belahan dunia.

Tanpa disangka dan tanpa diduga, Bigetron Esports ternyata berhasil keluar menjadi juara dengan skor yang sangat dominan ketika itu. Mereka berhasil mengumpulkan 303 poin, terpaut sangat jauh dari TOP Esports pengisi peringkat 2 yang hanya mendapat 197 poin.

“Kami mempersiapkan 2 manajer, coach asing, dan juga bootcamp untuk mereka. Saya merasa peran Boyka (pemain PUBG Mobile asal Malaysia) sebagai coach terbukti sangat membantu terutama dalam hal meningkatkan mental dan membantu komunikasi tim. Saya memang sudah percaya bahwa mereka adalah pemain paling berbakat di esports Indonesia sejak saat mereka masih berkompetisi di kancah RoS. Kami betul-betul senang melihat segala perjuangan mereka sejauh ini akhirnya berbuah manis dalam bentuk gelar juara dunia di kancah PUBG Mobile.” Ucap Edwin Chia CEO dan Co-Founder Bigetron Esports kepada saya lewat pesan singkat pasca momen kemenangan tersebut.

Siapa yang disangka bahwa empat bocah dengan latar belakang yang mungkin biasa-biasa saja, bisa melanglang buana ke berbagai belahan dunia gara-gara PUBG Mobille dan bahkan membanggakan Indonesia dengan gelar juara dunia yang mereka dapatkan.

Melihat Ryzen dan Microboy yang datang belakangan dibanding Zuxxy dan Luxxy, Thomas Vetra selaku Head of Esports dari manajemen Bigetron mengatakan. “Mereka berdua (Microboy dan Ryzen) adalah orang yang bisa membuat tim ini terlihat sempurna. Mereka memiliki skill serta tingkah laku yang baik. Menurut saya jika dulu kami gagal mendapatkan Ryzen dan microboy, Bigetron RA mungkin tidak akan sekuat seperti sekarang.”

 

Tahun 2020 dan Era Gemilang Bigetron RA

Masuk tahun 2020, mental Bigetron RA terbilang sudah tertempa begitu tajam setelah segala turnamen yang mereka lalui. Pasalnya, tingkat persaingan PUBG Mobile di tingkat Asia Tenggara memang cenderung jauh lebih keras dibanding dengan tingkat dunia. Hal tersebut menjadi alasan kenapa Bigetron RA bisa mendominasi cukup jauh saat bertanding di dalam gelaran PMCO Global Finals 2019.

Pada tahun ini Tencent memulai sebuah inisiatif baru bernama PUBG Mobile Professional League. Jika sebelumnya liga PUBG Mobile hanya ada pada tingkat Asia Tenggara saja, kini Tencent mencoba untuk juga menghadirkan insiatif liga level nasional agar kemampuan bersaing dari tim-tim di regional-regional besar semakin tinggi. Indonesia turut mendapat kesempatan berharga tersebut lewat gelaran PMPL ID 2020 Season 1 yang diselenggarakan mulai bulan April 2020 kemarin.

Dalam PMPL ID, Bigetron RA terbilang memiliki satu kelebihan tersendiri karena posisi mereka yang sudah pernah dan terbiasa menjalani kompetisi dalam format liga yang panjang. Ternyata benar saja, PMPL ID 2020 Season 1 pun didominasi habis-habisan oleh Bigetron RA. Mereka berhasil menjadi juara di babak liga dengan dominasi yang jauh yaitu 1251 berbanding dengan 806 poin yang didapatkan oleh AURA Esports sang Runner-Up.

Dominasi Bigetron RA sedikit mengendur di babak Final. Walaupun begitu Bigetron RA tetap berhasil menjadi juara dengan perolehan 233 berbanding dengan 192 poin yang didapatkan oleh MORPH Team selaku Runner Up.

Setelah PMPL Indonesia selesai, rangkaian turnamen kembali berlanjut. PMCO kini berganti menjadi PMPL SEA. Dalam turnamen tersebut Bigetron RA lagi-lagi gagal mendapatkan juara walaupun berhasil mendapatkan peringkat kedua. Pasca PMPL SEA, Bigetron RA kembali harus membuktikan dirinya lewat sebuah turnamen yang bertajuk PUBG Mobile World League.

Turnamen PMWL awalnya direncanakan untuk diselenggarakan secara offline. Namun mengingat situasi pandemi, PMWL jadi diselenggarakan online saja. Demi meminimalisir lag koneksi, maka turnamen dibagi menjadi dua bagian turnamen. Ada PMWL East untuk negara-negara Asia dan PMWL West untuk negara-negara Barat (AS, Eropa, dan Sekitarnya). Bigetron RA mengikuti PMWL East untuk membuktikan diri sebagai yang terbaik di tingkat Asia.

Sebelum turnamen tersebut, saya sempat berbincang dengan Florian George “Wolfy” dalam salah satu episode dari Hybrid Talk. Lewat perbincangan tersebut Wolfy menganalisa bahwa Bigetron RA mungkin akan kesulitan di PMWL East. Analisa tersebut terlontar mengingat kehadiran tim asal Tiongkok yang menurut cerita Wolfy sangatlah tangguh secara skill ataupun strategi.

Walau akhirnya PMWL East berjalan tanpa kehadiran tim Tiongkok namun benar adanya Bigetron RA kesulitan di kompetisi tersebut. Persaingan poin begitu ketat walaupun Bigetron RA bisa bertahan di posisi 5 besar sepanjang pertandingan.

Puncaknya terjadi pertandingan hari terakhir dan ronde terakhir. Ketika itu Bigetron RA, RRQ Athena, dan Orange Rock memiliki selisih poin yang sangat tipis. Untungnya RRQ terkena Too Soon, Orange Rock berakhir di peringkat 7, dan Bigetron RA berakhir di peringkat 6. Walaupun demikian total perolehan poin Bigetron RA tetap lebih banyak di akhir pertandingan sehingga mereka pun berhasil mendapatkan gelar juara Asia di PMWL 2020 Season Zero – East Region.

PMWL East Region Selesai, Bigetron RA digenjot lagi dalam turnamen PMPL ID 2020 Season 2. Dalam turnamen tersebut Bigetron RA berhasil mendapatkan peringkat pertama di babak liga.

Namun sesuatu yang janggal terjadi ketika masuk babak utama. Bigetron RA berkali-kali mendapat Too Soon dan hampir tidak pernah mendapatkan Chicken Dinner di sepanjang pertandingan. Mereka hanya dapat Chicken Dinner di akhir pertandingan sehingga mereka harus puas finish di peringkat 10.

Walaupun begitu mereka sudah mendapat kesempatan untuk bertanding di PMPL SEA. Lagi-lagi PMPL SEA menjadi batu sandungan terakhir. Berkali-kali Bigetron RA bertanding di tingkat Asia Tenggara namun belum juga berhasil mendapatkan gelar juara. Akhirnya piala yang didamba-dambakan tersebut baru berhasil mereka dapatkan di PMPL SEA 2020 – Season 2 kemarin. Bigetron RA menjadi akhirnya berhasil melengkapi jajaran piala mereka setelah bertarung sengit dengan Aerowolf LIMAX dan Secret Jhin.

 

Taktik Reset Mental dan Kedewasaan Pemain-Pemain Bigetron RA

Kenapa Bigetron RA bisa begitu gemilang prestasinya? Saya sebagai jurnalis yang mengamati dari kejauhan mungkin bisa bilang jawabannya adalah karena ketekunan dan konsistensi.

Coba saya tanya, seberapa sering sih Anda mendengar soal “drama” yang melibatkan Zuxxy, Luxxy, Ryzen atau Microboy? Saya juga sebenarnya tidak tahu. Saya lalu iseng mengetik kata kunci “Drama Bigetron RA” di mesin pencari Google. Dari pencarian tersebut, halaman pertama Google malah menampilkan reportase media yang menceritakan prestasi-prestasi dari empat orang bocah tersebut. Coba kalau bandingkan jika Anda coba Googling kata kunci “drama” disambung dengan nama pemain esports lain. Perbandingannya mungkin biar Anda yang menilainya sendiri.

Saya melihat roster Bigetron RA ibarat seperti jagoan-jagoan game asal Korea Selatan yang terkenal begitu tekun berlatih dan haus akan pencapaian. Jujur, saya sih tidak tahu bagaimana latihan ataupun pribadi mereka secara dekat. Tapi setidaknya hal tersebut yang saya lihat dari sudut pandang seorang jurnalis yang mengamati dari luar.

“Manajemen selalu berusaha melakukan pendekatan kepada mereka. Kami berusaha untuk tidak hanya membentuk mereka menjadi pemain yang baik tetapi juga manusia yang baik. Hal tersebut juga mengingat usia mereka yang masih muda. Maka dari itu saya merasa arahan adalah salah satu hal yang mereka butuhkan.” Jawab Thomas Vetra membahas peran manajemen dalam hal tersebut.

Hal lain yang juga menjadi kunci keberhasilan roster Bigetron RA saat ini mungkin adalah kedewasaan emosional yang dimiliki oleh pemain-pemain Bigetron RA walaupun mereka masih muda secara usia. Menurut data Liquidpedia, Zuxxy dan Luxxy masih berusia 17 tahun, Ryzen 18 tahun, dan Microboy 20 tahun. Namun Bagas “Zuxxy” memancarkan aura kedewasaan saat meladeni pertanyaan dari para media di acara konfrensi pers Bigetron RA pasca kemenangan di PMPL SEA 2020 Season 2.

Pada acara tersebut awak media bertanya-tanya, kenapa Bigetron RA bisa berkali-kali bangkit walaupun sempat beberapa kali terjatuh. Pada PMPL SEA 2020 Season 2 sendiri Bigetron RA sebenarnya mengalami rentetan hasil yang buruk di hari pertama. Zuxxy mengakui bahwa ada adu mulut yang terjadi antara dirinya dengan tim di hari pertama.

“Kenapa hari pertama performa kami drop? Waktu itu kami saling egois, saling tidak mendengarkan, seterusnya jadi bertengkar, dan saling adu mulut. Lalu di hari kedua kami mulai adem dan coba untuk analisis lagi. Hari ketiga kami coba reset mental, moveon, buka lembaran baru, keraguan diubah jadi keyakinan, ego masing-masing dikurangi, dan komunikasi ditambahi.” Ucap Bagas menanggapi pertanyaan media.

Ia lalu juga menambahkan pentingnya kemampuan reset mental tersebut dalam sebuah tim yang ideal. “Tim ideal itu adalah tim yang habis bertengkar bisa segera baikan lagi, tidak membawa masalah sebelumnya, dan fokus menghadapi masalah berikutnya.”

Selain itu Thomas Vetra berpendapat bahwa kawan-kawan tim RA merupakan sesososok “Golden Talent”. Ia juga menyoroti bahwa walaupun masing-masing memiliki pemain punya pribadi yang berbeda namun mereka bersatu dalam satu mindset yang sama. Lebih lanjut Thomas lalu memberi pendapatnya terhadap pribadi dari masing-masing pemain RA.

Zuxxy adalah leader in-game yang baik. Dia sering mendengarkan masukan dari orang lain lain dan bisa mempertahankan pendirian dia di saat yg tepat. Luxxy adalah kapten yang penuh dedikasi terhadap tim. Berkat dia Bigetron RA menjadi tim yang kuat seperti sekarang. Ryzen adalah sosok perekat tim RA. Dia selalu mampu menyatukan setiap pemain RA dalam setiap kondisi. Terlebih, Ryzen juga adalah pemain yang selalu konsisten dalam setiap permainannya. Terakhir Microboy bisa dibilang sebagai pemain yang menyeimbangkan tim lewat kedewasaan yang dimiliki sehingga ego tim bisa terkendali.” Tukas Thomas.

Walaupun kini Indonesia sudah punya banyak pemain esports, jujur saya merasa masih sedikit yang punya mentalitas seperti Bagas dan kawan-kawan Bigetron RA.

Beberapa kali saya menggunakan jurus orang dalam untuk menanyakan alasan pemain keluar dari sebuah tim. Dari sana saya mendengar info bahwa alasan keluar seorang pemain kerap kali adalah karena cekcok mulut, saling baper, lalu menganggap ada “ketidakcocokan”. Sementara pemain-pemain lain masih sibuk baper menanggapi ketidakcocokan, Anda bisa lihat sendiri Bigetron RA.

Setelah bulan Agustus 2019 Bigetron RA diumumkan, tidak pernah ada masa lagi Bigetron Esports mengumumkan perubahan roster. Zuxxy, Luxxy, Ryzen, dan Microboy terus bersama selama kurang lebih satu tahun tiga bulan. Hasilnya? Seperti yang bisa Anda lihat sendiri, trofi PUBG Mobile mereka pun lengkap dari berbagai tingkat kompetisi.

Bertengkar? Sudah pasti. Saya tidak tahu bagaimana dapur tim Red Aliens. Tetapi saya merasa adu mulut antar pemain adalah suatu kepastian. Kita-kita yang sedang push-rank bersama teman saja sering adu mulut, apalagi para pemain Red Aliens yang harus menghadapi tekanan turnamen yang berat.

Namun menurut saya, alih-alih menganggap adu mulut sebagai ketidakcocokan, roster Bigetron RA justru mencoba berkonsolidasi dan fokus untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi sebagai tim.

Bagaimana kekompakkan dan kedewasaan mereka menghadapi sebuah pertengkaran mungkin bisa Anda lihat sendiri pada video vlog terakhir di channel Bigetron TV. Video tersebut menampilkan perjuangan Bigetron RA menjalani turnamen sambil liburan. Dalam video Anda bisa melihat Ryzen sempat kesal dengan Microboy karena kesalahan konyol yang ia lakukan. Namun pasca pertandingan hubungan antara Ryzen dan Microboy terlihat baik-baik saja. Momen kemarahan tersebut dilupakan dan dianggap sebagai kenangan lucu atas tindakan konyol si “Coboy” saja.

 

Belajar Dari Bigetron RA

Melatih skill di dalam game cenderung lebih mudah karena Anda bisa melihat guide di YouTube atau kanal media seperti Hybrid.co.id. Skill Zuxxy, Luxxy, Ryzen, dan Microboy mungkin juga bisa dilampaui dengan cukup mudah oleh Anda-Anda sekalian, asalkan berlatih dengan tekun.

Namun saya sangat mengacungi jempol mental dan kedewasaan dari tim Bigetron Red Aliens. Saya merasa Anda apabila Anda ingin menjadi pemain esports profesional, Anda perlu belajar ragam soft-skill tersebut dari kawan-kawan Bigetron RA.

Bagaimanapun menjadi pemain profesional bukan hanya butuh skill bermain game. Pemain esports juga butuh soft-skill seorang “professional” yang tampil dalam bentuk mental yang kuat, kemampuan bekerja bersama dengan tim, dan kemampuan memecahkan masalah dalam situasi tekanan yang tinggi.

PMCC Kembali Digelar, Singtel Adakan Turnamen Esports Lagi

Dalam seminggu terakhir, ada pengumuman tentang berbagai turnamen esports yang akan diadakan pada Oktober dan November 2020. Salah satunya adalah turnamen Mobile Legends dan Valorant dari perusahaan telekomunikasi Singapura, Singtel. Selain itu, juga ada turnamen sim racing untuk kawasan Asia Pasifik, E1 Championship Season Zero.

Singtel Gelar Turnamen PVP Esports Community Championship

Untuk kedua kalinya, Singtel mengadakan PVP Esports Community Championship. Pada musim pertama, tiga game yang dipertandingkan adalah Dota 2, Mobile Legends, dan PUBG Mobile. Ketika itu, turnamen PVP Esports punya dua kategori yaitu Campus untuk kalangan mahasiswa dan Corporate untuk para pekerja.

Dalam PVP Esports Community Championship musim kedua, hanya ada dua game yang akan diadu, yaitu Mobile Legends dan Valorant. Sama seperti pada musim pertama, PVP Esports musim kedua juga memiliki kategori Campus untuk para mahasiswa. Hanya saja, kategori Corporate diganti dengan kategori Open, yang bisa diikuti oleh siapa saja. PVP Esports akan diadakan pada 31 Oktober sampai 13 Desember 2020, dengan total hadiah mencapai SG$78 ribu.

“Memenangkan turnamen ini membuat kami menjadi lebih percaya diri,” kata Sophia “Selfridgemiss” He, kapten dari Team TurretHeist, tim yang memenangkan PVP Esports musim pertama, dikutip dari The Strait Times. “Tim kami telah berumur dua tahun dan kami juga memenangkan PVP Esports pada tahun lalu. Jadi, tim kami telah punya sinergi dan kami ingin bertanding di turnamen musim kedua dengan tim yang sama.”

Team TurretHest. | Sumber: Singtel
Team TurretHest. | Sumber: Singtel

Perusahaan Properti Malaysia Adakan Turnamen FIFA 21

FIFA 21 baru saja dirilis. Namun, hal ini tidak menghentikan perusahaan properti asal Malaysia, IOI Properties Group, untuk mengadakan turnamen FIFA 21. Turnamen ini ditujukan untuk para pemain FIFA 21 amatir dan semi-profesional. Harapannya, mereka akan bisa membangun karir profesional di esports. IOI Properties Group juga menggandeng pemain FIFA profesional, Luqman “Fenrir” Haziq untuk mengadakan IOI Esports FIFA 21 Challenge.

“Kami senang karena kami dapat membantu para gamer untuk mengasah kemampuan mereka di esports, bidang yang semakin diminati oleh generasi muda,” kata Chief Sales & Marketing Officer, IOI Properties Group, Jason Tie, menurut laporan IGN. “Dengan menyelenggarakan kompetisi ini, kami mendorong komunitas grassroot untuk berpartisipasi.”

Turnamen dari IOI Properties Group ini menawarkan total hadiah sebesar RM10 ribu (sekitar Rp35,4 juta). Turnamen itu akan diselenggarakan pada 18-25 Oktober 2020. Babak final dari turnamen tersebut akan disiarkan di halaman Facebook dari IOI Properties Group.

Turnamen Balap E1 Championship Season Zero Siap Digelar

Axle Sports bekerja sama dengan eGG Network untuk menyelenggarakan E1 Championship Season Zero. Turnamen itu menjadi pembuka dari seri RaceRoom Racing Experience yang akan diselenggarakan pada tahun depan. Turnamen sim racing tersebut akan menggunakan simulator balapan, RaceRoom.

Dengan total hadiah US$15 ribu (sekitar Rp220 juta), turnamen ini akan mengadu para sim racer terbaik di Asia Pasifik. Alasan mengapa lingkup turnamen itu dibatasi ke lingkup Asia Pasifik adalah untuk menjamin tidak ada masalah latensi ketika turnamen diselenggarakan.

E1 Championship memang bukan seri turnamen sim racing pertama. Namun, Alex Yoong, pendiri Axle Esports mengatakan, turnamen ini akan menggunakan format yang berbeda dari turnamen sim racing lainnya. “Kami ingin agar E1 jadi liga olahraga berkualitas yang tidak hanya menantang bagi para peserta, tapi juga menghibur bagi para penonton,” ungkap Yoong, lapor eGG Network.

Ronde pertama dari E1 Championship akan diadakan pada 18 November 2020. Turnamen ini akan diikuti oleh 12 tim. Masing-masing tim bisa menyertakan dua pembalap. Jadi, secara total, ada 24 sim racer yang akan berlaga di E1.

PUBG Mobile Campus Championship Kembali Diadakan di Malaysia

PUBG Mobile Campus Championship (PMCC) akan kembali diadakan di Malaysia. Total hadiah yang ditawarkan oleh turnamen ini mencapai RM60 ribu (sekitar Rp212 juta). PMCC 2020 akan dibagi ke dalam tiga stage. Pertama adalah babak kualifikasi regional, diikuti oleh babak final regional, sebelum diakhiri dengan babak final nasional, seperti yang disebutkan oleh eGG Network.

Babak kualifikasi PMCC Open akan diadakan di 5 region.
Babak kualifikasi PMCC akan diadakan di 5 region.

Diadakan di lima kawasan, babak kualifikasi dari PMCC akan diselenggarakan pada 31 Oktober 2020 sampai 5 November 2020. Sementara babak final regional akan diadakan pada 7-15 November 2020. Dari babak kualifikasi ini, akan dipilih 20 tim terbaik untuk berlaga di PMCC 2020 Grand Finals pada 27-29 November 2020.

Selain turnamen untuk para pemain PUBG Mobile, PMCC juga akan menggelar kompetisi Caster Search. Sesuai namanya, Caster Search merupakan ajang untuk mencari caster bertalenta. Di sini, para peserta bisa memamerkan kemampuannya dalam menganlisa pertandingan. Beberapa peserta yang terpilih akan diminta untuk menjadi komentator di turnamen tingkat nasional.

Dynamique Konzepts Adakan Kegiatan Sepak Bola Virtual

Dynamique Konzepts mengumumkan bahwa mereka akan menyelenggarakan kompetisi sepak bola virtual di Singapura, eSingaCup 2020. Turnamen FIFA 21 ini akan diadakan pada 31 Oktober-4 November 2020. Selain kompetisi esports, dalam eSingaCup, Anda juga akan menemukan berbagai kegiatan lain, seperti diskusi dan wawancara dengan pemain sepak bola serta para ahli.

Kompetisi FIFA 21 eSingaCup akan dibagi ke dalam dua kategori. Pertama adalah kategori 8 Nations Tournament, yang akan mempertemukan 352 atlet esports dari 8 negara yang berbeda. Ratusan atlet esports ini akan bertanding untuk memperebutkan gelar juara eSingaCup 2020. Sementara kategori kedua merupakan turnamen 1v1 bagi umum.

“Kompetisi eSingaCup 2020 dibuat untuk merayakan inklusivitas dalam olahraga, khususnya sepak bola dan bagaimana olahraga bisa menyatukan semua orang,” kata Selvakumar Panneerselvam, Tournament Director of eSingaCup 2020, menurut laporan Business Insider.

MYBORNEO Invitational Siap Digelar dan Turnamen Baru CS:GO Tingkat Global Buka Kualifikasi

Sarawak Esports Association (SESA) bekerja sama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga Malaysia (KBS) untuk menyelenggarakan turnamen MYBORNEO EFORCE Invitational 2020. Diadakan selama satu bulan, turnamen tersebut akan mengadu empat game sekaligus, yaitu PUBG Mobile, MotoGP 20 PC, Dota 2, dan Mobile Legends: Bang Bang.

Berikut jadwal dari turnamen MYBORNEO beserta total hadiah dari masing-masing divisi game:

  • Kompetisi PUBG Mobile akan diadakan pada 16-18 Oktober 2020, dengan total hadiah RM2.700 (sekitar Rp9,8 juta)
  • Kompetisi MotoGP 20 PC akan diadakan pada 23-25 Oktober 2020, dengan total hadiah sebesar RM1.000 (sekitar Rp3,5 juta)
  • Kompetisi Dota 2 akan diadakan pada 30 Oktober-1 November 2020, dengan total hadiah sebesar RM3.150 (sekitar Rp11,2 juta)
  • Kompetisi MLBB akan diadakan pada 6-8 November 2020, dengan total hadiah sebesar RM3.150 (sekitar Rp11,2 juta)

Saat ini, sejumlah tim esports asal Kalimantan telah diundang untuk bertanding di masing-masing kategori game, menurut laporan IGN.

Turnamen CS:GO Flashpoint 2 Kembali Diselenggarakan

Sementara itu, di scene esports internasional, turnamen Counter-Strike Flashpoint akan kembali diadakan. Flashpoint 2 akan menawarkan total hadiah sebesar US$1 juta (sekitar Rp14,7 miliar). Babak kualifikasi dari Flashpoint 2 akan diadakan pda 9-22 November 2020. Sementara babak playoff akan diselenggarakan pada 30 November-5 Desember 2020 dan babak final pada 6 November 2020. Tim yang memenangkan turnamen ini akan mendapatkan hadiah sebesar US$500 ribu (sekitar Rp7,4 miliar) dan trofi AK-47.

Pemenang Flashpoint Season 2 akan mendapatkan trofi berbentuk AK-47. | Sumber: HLTV
Pemenang Flashpoint Season 2 akan mendapatkan trofi berbentuk AK-47. | Sumber: HLTV

Karena pandemi COVID-19, Flashpoint 2 akan diadakan secara online. Untuk itu, semua tim yang berlaga di turnamen ini akan dikarantina di Eropa. Commissioner dan President of Brand Flashpoint, Christopher “MonteCristo” Mykles serta Creative Director dan Broadcast Talent, Duncan “Thorin” Shields juga akan ikut dikarantina di sana.

“Kami senang karena kami bisa pergi ke London untuk menyelenggarakan Flashpoint. Sejak awal, kami memang ingin mengadakan turnamen ini di Eropa,” kata Mykles pada The Esports Observer. “Kami telah berusaha keras untuk menyiapkan konten yang unik. Kami juga mencari cara untuk menyelesaikan masalah yang muncul akibat pandemi COVID-19.” Dia mengaku bangga karena masih bisa menyelenggarakan dua turnamen Flashpoint dalam satu tahun, meski keadaan industri esports tengah tidak menentu akibat pandemi.

Q3 2020 streaming game

Q3 2020, PMWL Season 0: East Jadi Turnamen Paling Populer ke-2

Berkat pandemi COVID-19, jumlah penonton di berbagai platform streaming game melonjak naik sepanjang semester pertama 2020. Pada Q2 2020, jumlah rata-rata hours watched per minggu bahkan mencapai 600 juta jam. Menurut laporan terbaru dari Stream Hatchet, angka ini mulai turun pada Q3 2020. Meskipun begitu, jumlah rata-rata hours watched per minggu di semua platform streaming game masih mencapai 500 juta jam, naik 73% jika dibandingkan dengan tahun lalu. Padahal, kompetisi olahraga tradisional, seperti sepak bola dan basket, telah kembali diselenggarakan.

Pada Q3 2020, Twitch masih menjadi platform streaming game nomor satu dengan total hours watched mencapai 4,7 miliar jam. Namun, jika dibandingkan dengan pada Q2 2020, total hours watched Twitch pada Q3 2020 mengalami penurunan sekitar 375 juta jam. Padahal, mereka telah kembali menandatangani kontrak kerja sama dengan 2 streamer populer, Tyler “Ninja” Blevins dan Michael “Shroud” Grzesiek.

Q3 2020 streaming game
Total hours watched di berbagai platform streaming game pada Q3 2020. | Sumber: Stream Hatchet

Meskipun Twitch masih menguasai pasar, YouTube Gaming menjadi platform streaming game dengan pertumbuhan paling besar pada Q3 2020 dengan kenaikan total hours watched sebesar 150 juta jam selama 3 bulan terakhir. Sementara itu, total hours watched dari Facebook Gaming akhirnya menembus 1 miliar jam.

League of Legends masih menjadi game paling populer pada Q3 2020, diikuti oleh Fortnite, PUBG Mobile, dan Free Fire dari Garena. Hal ini menunjukkan bahwa popularitas mobile game terus menanjak. Bukti lain dari meningkatnya popularitas mobile game adalah dari jumlah hours watched dari PUBG Mobile World League.

Q3 2020 streaming game
5 turnamen esports paling populer sepanjang Q3 2020. | Sumber: Stream Hatchet

Pada Q3 2020, PMWL Season 0: East menjadi turnamen paling populer ke-2, setelah League of Legends Champions Korea 2020 Summer Season. Menurut Esports Charts, ada lebih dari 500 ribu orang Indonesia yang menonton PMWL Season 0. Tidak heran, mengingat tim asal Indonesia, Bigetron RA, berhasil menjadi juara dari turnamen tersebut.

Empat game terpopuler sepanjang Q3 2020 memang merupakan game esports. Namun, game Among Us dan Fall Guys juga masuk ke dalam daftar 10 game paling populer. Hal ini merupakan bukti bahwa para penonton tak hanya menonton konten game dan esports demi melihat kecakapan para pemainnya, mereka juga tertarik untuk menonton streamer yang memiliki kepribadian menarik.

Rekap Grand Final PMPL ID 2020 Season 2: Amukan Aerowolf Limax

Setelah 6 pekan pertandingan babak Regular Season, PUBG Mobile Professional League Indonesia 2020 Season 2 (PMPL ID 2020 Season 2) kini sudah memasuki babak puncaknya. Tanggal 25-27 September 2020 kemarin menjadi momen puncak, untuk menentukan siapa tim PUBG Mobile terbaik di Indonesia. Babak Grand Final musim ini jadi teramat menarik, karena pertandingan lebih kompetitif dengan beragam tim berhasil merebut Chicken Dinner. Tanpa berlama-lama lagi, berikut rekap Grand Final PMPL ID 2020 Season 2.

Day 1

Pertandingan hari pertama dari babak Grand Final menjadi showcase bagi BOOM Esports. Voker dan kawan-kawan berhasil bermain dengan teramat apik, sehingga mereka bisa mengamankan dua Chicken Dinner sekaligus di awal-awal ronde. Tak mau kalah, ION Esports juga berusaha keras untuk bisa merebut poin sebanyak-banyaknya, dan berhasil rebut 2 Chicken Dinner juga. Namun terlepas dari itu, Victim dan ONIC menjadi dua tim lain yang turut mencuri Chicken Dinner di hari pertama sehingga berhasil merebut poin yang cukup banyak.

Sumber: Instagram @pubgmobileesports.id
Ilustrasi dari akun Instagram official PUBG Mobile esports Indonesia atas momen clutch dary Cryzen. Sumber: Instagram @pubgmobileesports.id

Pertandingan hari pertama juga sekaligus menunjukkan keberanian, serta naiknya level permainan tim-tim Indonesia di PMPL ID. Salah satu momen paling apik mungkin adalah ketika Cryzen bermain dengan begitu solid, berhasil melakukan Clutch 1 vs 2 pada saat bertanding di map Vikendi.

Day 2

Hari kedua giliran Aerowolf Limax yang menanjak naik. Ronde 1 BOOM Esports masih membawa semangat hari sebelumnya dan berhasil mendapatkan Chicken Dinner. Aerowolf Limax menyaingi setelahnya, lalu diikuti oleh Chicken Dinner yang didapat Louvre Kings setelahnya. Jelang akhir ronde, ION Esports, ONIC, dan Victim Esports juga tak mau kalah merebut Chicken Dinner di hari itu. Perolehan yang sangat variatif membuat persaingan poin menjadi teramat sengit. Terlepas dari itu, Aerowolf berhasil memuncaki hari kedua dengan total perolehan poin sementara sebanyak 140.

Sumber: Instagram @pubgmobileesports.id
Ilustrasi atas amukan Aerowolf Limax di hari kedua. Sumber: Instagram @pubgmobileesports.id

Dengan perolehan poin yang begitu sengit, tak heran jika pertandingan penuh dengan tindakan-tindakan agresif dari para pemain. Momen ONIC menusuk maju dengan gagah berani, RRQ Valdemort hampir tergilas mobil, permainan agresif nan tajam dari Louvre.Henz jadi bukti betapa panasnya pertandingan hari kedua.

Day 3

Hari ketiga hari penentuan. Awal-awal ronde dibuka dengan Chicken Dinner dari Victim Esports, The PIllars, dan AURA Esports. Namun demikian permainan dari Aerowolf Limax begitu konsisten pada hari itu. Walaupun tak dapat Chicken Dinner, mereka masih dapat pertahankan posisi di puncak klasemen sementara. Ronde selanjutnya Siren Esports, MORPH Team, dan Bigetron RA berhasil mencuri Chicken Dinner. Terlepas dari itu, poin Aerowolf Limax tak terkalahkan karena permainan yang begitu solid dari Spaov dan kawan-kawan. Alhasil, Aerowolf Limax berhasil keluar menjadi juara PMPL ID 2020 Season 2 dengan total perolehan sebesar 184 poin.

Sumber: Instagram @pubgmobileesports.id
Sumber: Instagram @pubgmobileesports.id

Kemenangan Aerowolf Limax menjadi dobrakan yang besar, mengingat sang serigala putih yang hanya berhasil finish di peringkat 10 pada musim lalu. Dari Selain itu, nasib BOOM Esports mungkin menjadi salah satu yang paling nahas di final PMPL ID 2020 ini. Bukan soal performa, tapi soal akumulasi poin yang didapat BOOM Esports dari 3 hari pertandingan. BOOM Esports harus puas berada di peringkat 3 dengan perolehan 163 poin, hanya selisih SATU poin saja dengan AURA Esports yang berada di peringkat 2. Maka dari itu, Aerowolf Limax, dan AURA Esports akan melaju ke PMPL SEA Finals, menemani Bigetron RA yang sudah lolos terlebih dahulu berkat kemenangannya di babak Regular Season.

Catatan viewership Grand Final PMPL ID 2020 Season 2

Tayangan Grand Final PMPL ID 2020 Season 2 berhasil memenuhi ekspektasi, dengan catatan viewership yang lebih banyak daripada hari-hari biasa di Regular Season. Namun demikian, satu yang menarik adalah, jumlah views terbanyak justru dikumpulkan di pertandingan hari pertama. Melihat hal ini, turunnya performa pertandingan Bigetron RA (yang sangat digandrungi penonton esports PUBG Mobile Indonesia) mungkin jadi salah satu alasan.

Day 1 – Facebook Gaming

  • Durasi Siaran – 8 jam 56 menit 13 detik
  • Total views – 3.4 juta views

Day 2 – Facebook Gaming

  • Durasi Siaran – 9 jam 1 menit 57 detik
  • Total views – 3.2 juta views

Day 3 – Facebook Gaming

  • *Durasi siaran tidak tersedia karena VOD hari ketiga hilang dari page Facebook PUBG Mobile Indonesia pada saat artikel ini ditulis tanggal 28 September 2020.
  • Total views – 3,2 juta views

Selamat untuk Aerowolf Limax. Kehadiran juara baru tentu membuat PMPL ID menjadi semakin kompetitif, dan semakin menarik disimak. Bigetron RA, Aerowolf Limax, dan AURA Esports akan berjuang membawa nama Indonesia pada pertandingan PMPL SEA Finals 2020 Season 2. Mengutip Liquidpedia, pertandingan akan dimulai 23 November mendatang. Semoga tiga wakil Indonesia bisa menunjukan permainan terbaiknya di PMPL SEA Finals 2020 Season 2 mendatang!