Binus Square Student Committee (BSSC) akan mengadakan turnamen esports dengan nama BSSC Squarelympic. Mengangkat tema The Champion of the Universe, turnamen ini akan mengadu 5 game esports sekaligus, yaitu Counter-Strike: Global Offensive, Dota 2, Mobile Legends: Bang Bang, PUBG Mobile, dan Valorant. BSSC Squarelympic menawarkan total hadiah hingga lebih dari Rp8 juta.
Tujuan BSSC mengadakan turnamen esports Squarelympic adalah untuk mendorong masyarakat agar tetap produktif di tengah pandemi. Tak hanya itu, BSSC juga percaya, ikut serta dalam turnamen esports bersama teman dapat mengalihkan perhatian seseorang dari berbagai masalah yang muncul kaibat pandemi dan justru dapat memperluas jaringan pertemanan mereka. BSSC Squarelympic akan dimulai pada 28 September 2020 sampai 4 Oktober 2020. Pertandingan dari turnamen esports ini akan disiarkan secara live di channel YouTube BSSC.
Berikut jumlah slot yang tersedia dari masing-masing game beserta biaya pendaftaran untuk masing-masing tim:
CS:GO memiliki 16 slot, dengan biaya pendaftaran Rp120 ribu/tim
Dota 2 memiliki 32 slot, dengan biaya pendaftaran Rp120 ribu/tim
Mobile Legends memiliki 64 slot, dengan biaya pendaftaran Rp120 ribu/tim
PUBG Mobile memiliki 64 slot, dengan biaya pendaftaran Rp100 ribu/tim
Valorant memiliki 32 slot, dengan biaya pendaftaran Rp120 ribu/tim
Jika tertarik untuk ikut dalam turnamen esports dari Binus ini, Anda bisa mengunjungi akun resmi Instagram BSSC Squarelympic 2020 di @bsscql2020.
Bahkan sebelum pandemi melanda, esports telah menjadi industri yang besar. Newzoo memperkirakan, nilai industri esports akan menembus US$1 miliar pada tahun ini. Selain itu, esports juga semakin diakui sebagai olahraga. Buktinya, esports diikutsertakan dalam berbagai ajang olahraga bergengsi. Misalnya, pada Asian Games 2018, esports jadi pertandingan eksibisi. Sementara pada SEA Games 2019, esports bahkan menjadi cabang olahraga bermedali.
Di Indonesia, esports juga semakin diakui oleh pemerintah. Buktinya, belum lama ini, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) menyatakan esports sebagai cabang olahraga berprestasi.
Powerpuff Girls, tim PUBG Mobile khusus perempuan, kini akan ikut berlaga di PUBG Mobile Professional League Malaysia/Singapore (PMPL MY/SG). Mereka berhasil masuk ke turnamen tersebut setelah meraih juara 3 di babak kualifikasi Singapura.
Dalam satu tahun belakangan, PPG telah ikut serta dalam berbagai turnamen esports. Di kebanyakan turnamen esports khusus perempuan yang mereka ikuti, mereka berhasil masuk ke peringkat 5 besar. Pada 2019, mereka berhasil menjadi juara 2 dalam Axis Ladies Tournament. Karena itu, tidak heran jika mereka tidak pernah mengganti roster mereka.
“Kami merasa bangga karena dapat menjadi tim perempuan pertama yang berlaga di PMPL MY/SG,” kata Ar Syifa “Daisy” Zakaria, seperti dikutip dari EGG Network. “Sejujurnya, saya masih merasa seolah-olah ini semua hanya mimpi. Kami dapat bertanding dengan pemain-pemain esports terbaik dari Malaysia dan Singapura.”
Memang, setiap tim esports punya masalah tersendiri yang harus mereka hadapi. Namun, sebagai tim perempuan, masalah yang PPG agak berbeda dari masalah yang dihadapi kebanyakan tim esports lainnya. “Sebagai tim perempuan, kami ingin membuktikan bahwa jika kami bekerja keras, kami bisa punya gameplay dan game sense yang sama baiknya dengan pemain lainnya,” ujar Daisy.
Ketika bertanding di babak kualifikasi Singapura, tim PPG sebenarnya tidak punya harapan muluk. Apalagi, karena ketika itu, mereka belum punya pelatih. Untungnya, tepat sebelum mereka bertanding di babak kualifikasi, mereka mendapatkan seorang pelatih, yaitu Amirul Haqim “Juggernaut” bin Omar. Sebagai pelatih, Juggernaut membantu PPG untuk menyempurnakan gameplay mereka satu hari sebelum pertandingan. Tak hanya itu, dia juga membantu para anggota PPG untuk dapat berkomunikasi dengan lebih baik. Kerja keras anggota PPG berbuah manis. Mereka berhasil masuk ke dalam PMPL MY/SG.
Inilah roster dari PPG:
Puteri Nurdinie Megat “Puteri” Abd Halim – IGL (in-game leader)
Nurul “Faa” Farhana – Fragger
Ar Syifa “Daisy” Zakaria – Scout
Nabilah “Babybel” Baharuddin – Rusher
Wong “Moyy” Sin Yee – Sniper
Nur Athirah “Tearah” Binte Mohamed Affandi – Support
Daisy mengungkap, setelah lolos babak kualifkasi Singapura, PPG merasa bahwa selama mereka mau bekerja keras, mereka akan bisa meningkatkan performa mereka. Memang, saat ini, PPG berlatih dengan intensif. Mereka memainkan mode Classic bersama untuk memperkuat chemistry di antara para pemain dan juga menyesuaikan diri dengan hal-hal baru dalam game. Juggernaut juga ikut menganalisa meta dan membangun strategi terbaik untuk PPG.
“Dia selalu mendorong kami untuk berpikir positif dan terus mencoba, tidak peduli bagaimana hasilnya,” ujar Daisy. Ekosistem esports memang masih sering diidentikkan sebagai dunia pria. Namun, belakangan, semakin banyak turnamen esports khusus perempuan yang diadakan dengan tujuan untuk mengembangkan ekosistem esports bagi gamer perempuan.
Last week, it was a Super Week for the Regular Season of PUBG Mobile Professional League Indonesia (PMPL ID) Season 2. 8-10 September 2020 should be the Week 5 and 11-13 September became the Week 6. It’s also the end of Regular Season for PMPL ID Season 2. You could read the recap and viewership numbers of Week 5 and 6 in here.
What makes Season 2 interesting is the Bigetron Red Alien’s (BTR) journey throughout the Regular Season. It almost feels like BTR was giving false hope to the other team for the first few weeks. If you’re following the PUBG Mobile (PUBGM) esports scene, you should know that BTR has been the strongest team from Indonesia for years. They dominate every major PUBGM national tournament. They even earned the title of world’s champion when they won PMCO Fall Split Global Finals 2019. Besides that, they also won the PMWL 2020 East Season Zero by being the strongest in Asia.
During the Regular Season of PMPL ID S2, they started strong by finishing on the top leaderboard on Week 1. Then, they started slowing down in the following weeks. On Week 2, they ended up at the 8th position. Then, on Week 3, they were on the 18th rank from 24 teams. Week 4, they climbed back by gathering 126 points and reached the 4th place. Week 5, they showed their real power by leading the leaderboard with 77 points more than the 2nd place. Finally, they managed to get to the 2nd position on Week 6 leaderboard. They finally finished at the top on the final leaderboard with 427 points and 404 kills.
It really seems they are having a holiday season or hiding some of their strategies on some weeks.
However, PMPL ID S2 is not over yet. There is still a Playoffs (25-27 September 2020) which will pit top 16 teams to finally show who’s the real champion of PMPL ID S2. Will BTR hold their title as the best professional PUBGM team this season?
It has been four weeks since PMPL ID 2020 Season 2 started. The competition between teams is so tight. Every week there is always a new team that comes out as the weekly champion. Apart from that, there is still such a thing as The Big Four or the four strongest teams in PMPL ID 2020 Season 2. The Big Four is arguably the strongest, because of the large number of kills collected by the team.
The four teams are ION Esports, Bigetron Red Aliens, MORPH Team, and Geek Fam ID. What made the team so deadly? Check out the analysis from Achmad Fauzan “El Dogee” as the shoutcaster of PMPL ID 2020 Season 2 below.
ION Esports – 193 Kill
“They are known as a very tactical team and not afraid to play outside the zone,” said El Dogee about the debut team promoted from PINC 2020. Furthermore, El Dogee mentioned Eksarachman Jayanto “Redfacen” and Sabda Bisma “Auro” as the key players that made ION Esports so ferocious.
“A team facing ION will be confused in guarding its perimeter because Redfacen is so good at looking for loopholes to overthrow their opponents,” El Dogee explained.
“Auro himself had indeed disappeared from the competitive world for quite a long time. But he proved that his experience and individual abilities are still sharp. Moreover, he is playing with talented players from ION Esports, which makes Auro even more ferocious at PMPL. “El Dogee continued.
For the time being, Redfacen has collected 71 points and has the potential to hold the Terminator title at the end of the season.
Bigetron Red Aliens – 176 Kills
Asia’s best team for the 2020 season is relatively inconsistent so far. It’s shown by the lousy score they got in week 3 of PMPL ID Season 2. Apart from that, the ferocity of this team cannot be denied, especially seeing the total number of kills they got.
One of the keys is, of course, Muhammad Abi “Ryzen”. For the time being, Ryzen has collected 47 kills. Regarding this performance, El Dogee stated: “The spirit and mentality of this player are no longer in doubt. He can withstand 2 teams alone and still do damage. Not only that, but Ryzen’s name is also always displayed on the Terminator leaderboard, regardless of the tournament. ”
MORPH Team – 172 Kill
After skyrocketing in the third week, MORPH Team withered when entering the fourth week of PMPL ID 2020 Season 2. Apart from that, MORPH Team remains one of the strongest teams in the PUBG Mobile Indonesia scene. Excel Tio Ananta “Frenzzy” and Afrida Imani “Zaay” are essential pillars of the MORPH Team.
“I believe the MORPH Team has a bright future with Zaay and Frenzzy. The two players are still young, yet have fantastic aiming skills. Even though they tried different roster composition in the first 2 weeks of PMPL ID 2020 Season 2, they evolved into a ferocious team on week 3.” El Dogee expressed his opinion on the two players.
Apart from the two of them, El Dogee said that Herli Juliansah “Jeixy” is also another vital key to the brilliant performance of the MORPH Team. “Jeixy has a good experience. He is an important figure who can control the team, especially in a war situation.” El Dogee answered.
Geek Fam ID – 154 Kills
This team was at the lowest position on PMPL ID Season 1. As a result, the management of Geek Fam decided to bring in 3 new players this season. The decision has paid off, seeing Geek Fam ID’s position as the 4th team with the most Kill gains until the third week.
“They are a team that prioritizes kills over placement. It’s no wonder that they are more daring to open fire, chase, and silence the opponents in front of them. Their placement point might not be much, but the number of kills they got made up for that gap.
The key? Wahyu Ari Subakti “Mort” is one of them. Mort probably has less kills compared to his friends. But El Dogee argued: “Several fights, especially 1vs1 situation, Mort can often win duels and get a crucial clutch moment, which makes him a player to watch out for Geek Fam ID opponents.”
—
Can one of the four teams win the PMPL ID 2020 Season 2 trophy later? Seeing Bigetron RA’s position which has been declining lately, the chance to steal the title of the best Indonesian PUBG Mobile team seems to be getting bigger for other teams, including one of the parts of The Big Four.
The original article is in Indonesian, translated by Yabes Elia.
Lewat sebuah blog post, PUBG Corporation mengatakan bahwa mereka memahami tindakan yang diambil oleh pemerintah India. PUBG Corporation juga menyatakan harapannya untuk bisa bekerja sama dalam mencari solusi agar para pemain di India dapat kembali bermain PUBG Mobile, sembari tetap mematuhi regulasi keamanan siber pemerintah India.
“Melihat perkembangan kasus tersebut, PUBG Corporation memutuskan untuk menghentikan akses franchise PUBG Mobile yang dipegang oleh Tencent Games di India. Lebih lanjut, PUBG Corporation akan mengambil alih segala tanggung jawab publishing PUBG Mobile di negara teresebut. Kami akan mencoba melakukan yang terbaik agar dapat memberikan PUBG experience kepada pemain-pemain di India, sembari sebisa mungkin berkomitmen dalam menciptakan lingkungan yang sehat bagi para penggemar game tersebut di ekosistem lokal.” Tulis PUBG Corp dalam blog post.
Walau merupakan game yang serupa, tetapi PUBG Mobile dan PUBG di PC/konsol dikelola oleh dua pihak yang berbeda. Tencent Games mengelola PUBG Mobile di banyak negara dan wilayah tempat game tersebut beroperasi. Sementara PUBG di PC/konsol dikembangkan dan dikelola oleh pengembang asal Korea Selatan bernama PUBG Corporation.
PUBG Corporation juga menjelaskan bahwa mereka tidak hanya mengembangkan PUBG di PC/konsol saja. Pengembang asal Korea Selatan tersebut mengatakan bahwa mereka juga mengembangkan serta mengelola PUBG Mobile pada beberapa negara/kawasan.
Sejauh ini, PUBG Mobile bisa dibilang sebagai salah satu game mobile terpopuler, dengan mayoritas pemain datang dari negara India. Catatan dari Sensor Tower mengatakan bahwa pendapatan PUBG Mobile sudah mencapai angka 3 miliar dollar AS, dari 2 tahun game tersebut beroperasi. Catatan Sensor Tower juga mengatakan bahwa India adalah negara pengunduh PUBG Mobile terbanyak. Dari total 734 juta download secara global, India mencatatkan sebanyak 175 juta download, lebih banyak dari Tiongkok maupun AS.
Terlepas dari itu, pemerintah India akhirnya mengambil aksi keras terhadap game tersebut, dan memblokirnya pada tanggal 3 September 2020 lalu. Menurut menteri teknologi informasi negara India, pemblokiran tersebut dilakukan karena PUBG Mobile dan 117 aplikasi lainnya diduga terlibat dalam aktivitas yang mengancam kedaulatan, integritas, pertahanan, keamanan, dan ketentraman masyarakat negara India.
Apakah ini artinya PUBG Mobile akan dapat kembali dimainkan setelah aksi ambil alih peran publisher yang dilakukan oleh PUBG Corporation. Pertanyaan selanjutnya yang tak kalah penting, bagaimana nasib ekosistem esports PUBG Mobile di India nantinya setelah kejadian ini?
Jika membicarakan seputar ekosistem esports, satu yang mungkin tidak bisa kita pungkiri adalah posisi Tencent sebagai salah satu perusahaan adikuasa. Maka dari itu, perkembangan serta pandangan Tencent terhadap ekosistem esports terbilang jadi salah satu hal yang menarik untuk diikuti. Lewat acara Tencent Esports Global Summit yang digelar Agustus 2020 lalu, Tencent tak hanya membagikan soal pergerakan bisnis terbarunya di ekosistem esports, tetapi juga pandangannya terhadap perkembangan ekosistem esports.
Dalam acara konferensi tersebut, Mark Ren selaku COO Tencent Holdings menyampaikan soal tren esports di tahun 2020. Mark membuka dengan mengatakan bahwa esports kini sudah seperti menjadi bentuk olahraga baru yang digandrungi oleh masyarakat muda. “Esports merupakan bentuk kegiatan waktu senggang yang modern, dicintai oleh anak-anak muda, dan menjadi bahasa baru yang melampaui batas kebangsaan,” ucap Mark Ren.
Setelahnya Mark Ren lalu menjelaskan soal tren perkembangan esports sejauh ini. Mengutip dari Esports Observer, Mark mengatakan setidaknya ada 4 poin tren perkembangan esports di tahun 2020 ini. Pertama ia mengatakan soal hubungan antara olahraga dengan esports, yang kini menjadi semakin erat. Mark menyoroti soal liga seperti NBA, La Liga, atau Formula 1, yang juga menyajikan turnamen esports karena pandemi menghentikan aktivitas pertandingan olahraga tersebut.
Kedua ia mengatakan bahwa tren perkembangan esports kini sudah bergerak ke arah global. Sebagai contoh atas pernyataan tersebut, ia menggunakan esports PUBG Mobile yang diikuti oleh 169 negara dan kawasan. “Esports sudah berkembang di Tiongkok, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Kini tingkat partisipasi serta penerimaan esports juga meningkat pesat di Eropa, Amerika Latin, dan Asia Tenggara.” Tukas Mark Ren.
Ketiga ia mengatakan soal revolusi teknologi dan integrasinya dengan esports. Poin penting dalam hal ini adalah soal pembangunan infrastruktur teknologi koneksi 5G untuk komersil yang dilakukan oleh pemerintah Tiongkok. Internet dan esports jadi dua hal yang tidak bisa terpisahkan, terutama selama masa pandemi ini. Jika ada lebih banyak orang terkoneksi ke internet dengan teknologi konektivitas 5G, tentu diharapkan bisa semakin mendorong percepatan perkembangan ekosistem esports.
Dalam konferensi tersebut, Tencent juga menjalin kerja sama dengan perusahaan telko besar di Tiongkok yaitu China Unicorn, penyelenggara turnamen yaitu VSPN, dan Shanghai Juss Sports untuk membuat infrastruktur 5G Shanghai Eastern Sports Center. Infrastruktur tersebut ditargetkan dapat digunakan untuk Peacekeeper Elite Championship yang akan diadakan 13-15 November 2020 mendatang.
Terakhir, Mark menyoroti soal potensi esports sebagai ekonomi baru, dan posisinya sebagai energi besar yang dapat membantu memperbaiki ekonomi global yang terdampak cukup keras oleh pandemi. Ia menyebut soal kolaborasi co-branding antara Riot Games dengan Louis Vuitton, yang dikatakan berhasil menciptakan nilai komersil serta ekonomi yang sangat besar bagi ekosistem esports. Selain itu, ia juga menyebut soal turnamen Honor of King (AOV versi Tiongkok) yaitu King Pro League, yang memecahkan rekor viewership di platform live streaming lokal. Dua hal tersebut terbilang menjadi semacam bukti bagaimana potensi esports sebagai bentuk ekonomi baru di masa depan.
Esports terbilang menghadapi masa pandemi dengan posisi yang cukup unik. Pada satu sisi perkembangan esports hampir tak terganggu karena posisinya berada di atas atas ekosistem internet. Pada sisi lain, ada juga pihak-pihak dalam ekosistem esports yang mengalami kesulitan karena pandemi. Terlepas dari hal itu, saya sendiri cukup optimis dan setuju soal poin Mark Ren yang terakhir, yaitu potensi esports sebagai ekonomi baru di dunia global.
Mengutip dari beberapa media lokal India, alasan pemblokiran terhadap atas PUBG Mobile, Arena of Valor, dan 116 aplikasi lainnya tersebut masih cukup mirip seperti sebelumnya, yaitu kekhawatiran atas serangan privasi dari aplikasi-aplikasi tersebut.
“Mengacu kepada InformationTechnology Act bagian 69A bersangkutan dengan ketentuan dari Information Technology Rules 2009, kami memutuskan untuk memblokir 118 mobile apps karena melihat sifatnya yang mengancam. Keputusan ini dipertimbangkan dan dilakukan setelah melihat informasi yang ada, bahwa aplikasi-aplikasi tersebut terlibat dalam aktivitas-aktivitas yang mengancam kedaulatan, integritas, pertahanan, keamanan, dan ketentraman masyarakat negara India.” tulis menteri teknologi informasi negara India pada rilisan pers yang Hybrid.co.id kutip dari The Indian Express.
Selain dua game besar tersebut, pemblokiran ini juga melibatkan beberapa game besutan NetEase. Masih dari The Indian Express, beberapa game besutan NetEase yang masuk daftar blokir adalah, Rules of Survival, Legend: Rising Empire, Ride Out Heroes, Onmyoji Arena, Crusaders of Light, Creative Destruction, dan MARVEL Super War.
Pada pemblokiran gelombang pertama, TikTok sempat meluncurkan sebuah pernyataan resmi terkait hal tersebut. Mereka melakukan klarifikasi dan menyatakan bahwa TikTok telah mengikuti segala peraturan seputar privasi dan keamanan digital yang diterbitkan oleh pemerintah India. Dalam pernyataan tersebut, TikTok juga mengatakan bahwa mereka sudah mendapat undangan dari pemerintah India untuk merespon pelanggaran privasi yang dituduhkan tersebut.
Pada pemblokiran gelombang kedua ini, baik PUBG Mobile India ataupun Arena of Valor India terlihat masih belum memberikan pernyataan resminya terkait isu tersebut.
Tak hanya itu, ekosistem esports PUBG Mobile di India juga tumbuh subur berkat investasi yang dilakukan Tencent terhadap kompetisi-kompetisi tingkat lokal seperti PMCO India yang berjalan pada Agustus 2020 lalu, dan PMPL South Asia yang akan berjalan September 2020 mendatang. Pemblokiran ini tentu akan menjadi satu kerugian yang cukup besar bagi Tencent, mengingat posisi PUBG Mobile di India.
Selamat datang di artikel [Rekap], rubrik baru dari Hybrid hasil kerja sama dengan ONE Esports. Untuk edisi kali ini ada rangkuman sejumlah info menarik dari berbagai skena esports dan industri game dalam sepekan terakhir. Tanpa berpanjang lebar, mari langsung kita simak Rekap berita esports minggu ini.
Banyak penggemar Dota 2 bertanya-tanya tentang kapan set Arcana Windranger dan Immortal Treasure III dirilis. Kini Valve akhirnya memberikan jawaban.
Menanggapi voting komunitas di Reddit perihal konten mana yang ingin lebih dulu dirilis, salah seorang developer Valve, cameron_dev, memberi pernyataan mengenai pengembangan Battle Pass yang tentunya sangat dinanti-nanti para penggiat Dota 2.
Meskipun tim-tim Dota 2 dari Amerika Selatan sangat mendominasi di turnamen ESL One Thailand 2020: Americas, salah satu perwakilan Amerika Utara, Quincy Crew (QC), berhasil melewati semua rintangan di lower braket hingga berhasil menjuarai turnamen tersebut.
Setelah kalah dari 4 Zoomers di babak pertama upper braket dan jatuh ke lower bracket, QC langsung memporak-porandakan Infamous. Mereka kemudian menuntaskan dendamnya dengan 4 Zoomers saat kedua tim kembali bertemu di lower bracket. Dan akhirnya QC melibas Thunder Predator di grand final dengan skor telak 3-0.
Dalam test server COD Mobile yang terakhir kali dirilis, terdapat map ‘Terminal’ yang kini akhirnya telah dikonfirmasi secara resmi oleh developer melalui cuitan di akun twitter resmi game tersebut.
Terminal akan menjadi salah satu map yang unik. Segera setelah pemain memasuki map, mereka akan mendengar pengumuman “Penumpang yang terhormat, ini adalah beberapa hal yang dilarang keras untuk dibawa dalam penerbangan, seperti cairan, barang yang mudah terbakar, mudah meledak, dan bahan radioaktif.”
Tencent akhirnya mengumumkan tanggal rilis untuk “New Erangel”, versi terbaru dari map klasik Erangel, dalam pratinjau update 1.0 mendatang di Apple App Store.
New Erangel 2.0 benar-benar akan mengubah keseluruhan tampilan map. Kualitas tekstur dan grafik tentunya ditingkatkan. Beberapa fitur di versi 1.0, seperti sistem pencahayaan dan shadow juga akan masuk dalam upgrade visual map.
Organisasi esports FaZe Clan telah mengumumkan bahwa bintang bola basket sekolah menengah LeBron James Jr. atau yang lebih dikenal sebagai Bronny James, kini telah bergabung bersama mereka.
Belum jelas peran Bronny nantinya namun besar kemungkinan bakal menjadi salah satu content creator organisasi tersebut.
Tencent Interactive Entertainment Group baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka akan melakukan investasi senilai 100 juta yuan atau sekitar 14,5 juta dollar AS untuk esports PUBG Mobile versi Tiongkok, Peacekeeper Elite. Pengumuman tersebut dilakukan di Tencent Global Esports Summit, oleh Leo Liao selaku Marketing Director of Tencent Interactive Entertainment Group juga President of Peace Elite League (PEL) Union.
Dikatakan bahwa investasi ini termasuk juga turnamen Peacekeeper Elite tingkat internasional yang menawarkan total hadiah sebesar 2 juta dollar AS. Mengutip dari Esports Observer, turnamen itu disebut Leo sebagai G-League. Lebih lanjut soal turnamen ini, Leo Liau menjelaskan bahwa akan ada strategi bagi-hasil, dan multi-channel network partners dari PEL Union. Masih dari Esports Observer, Leo Liao juga menjelaskan bagaimana struktur ekosistem esports Peacekeeper Elite di Tiongkok di masa depan.
Soal PEC, Leo Liao mengatakan bahwa turnamen tersebut akan diadakan lewat kerja sama dengan VSPN, dan diadakan di Shanghai Easter Sports Center dari 13 sampai 15 November 2020. Melihat ini, sepertinya akan ada integrasi antara ekosistem Peacekeeper Elite dengan PUBG Mobile.
Tanggal 25 Agustus 2020 lalu, tim pengembang PUBG Mobile sempat mengumumkan soal update besar yang akan dilakukan terhadap game dan juga beberapa perubahan dari ekosistem esports PUBG Mobile. Dalam pengumuman terkait esports, tim pengembang PUBG Mobile, yang diwakili oleh James Yang selaku Director of PUBG Mobile Global Esports, mengatakan akan mengadakan PUBG Mobile Global Championship dengan total hadiah sebesar 2 juta dollar AS, dan akan diselenggarakan sekitar bulan November.
Di luar soal Peacekeeper Elite, Tencent sendiri sudah melakukan beberapa pengumuman dalam konferensi Tencent Global Esports Summit. Diselenggarakan pada 24 Agustus 2020 lalu, Tencent juga mengumumkan 5 brand yang akan jadi rekan bisnis Co-Branding perusahaan teknologi yang bermarkas di kota Shenzen tersebut. Dalam konferensi tersebut, Tencent bersama Riot Tiongkok juga mengumumkan jadwal penyelenggaraan League of Legends World Championship 2020, mulai dari babak Play-In hingga Grand Finals.
Jika benar ada integrasi antara ekosistem Peacekeeper Elite dengan PUBG Mobile, maka jalan bagi Bigetron RA untuk mempertahankan gelar juara dunia kemungkinan besar akan jadi lebih berat. Jadi lebih berat karena mengingat analisis yang diberikan Florian George (Wolfy), soal betapa kuat dan berbahaya tim asal Tiongkok.
Banyak kompetisi olahraga tradisional yang terganggu oleh pandemi virus corona. Namun, tidak begitu dengan esports. Memang, turnamen esports sempat terhenti. Meskipun begitu, kompetisi esports kini sudah dapat diselenggarakan kembali, walau biasanya diadakan secara online. Faktanya, jumlah penonton esports justru bertambah akibat larangan keluar rumah di banyak negara.
Karena itu, saya akan membahas tentang tren penonton untuk tiga liga esports yang diadakan sepanjang 2020. Ketiga liga tersebut adalah Mobile Legends Professional League, PUBG Mobile Professional League, dan Free Fire Master League. Kenapa liga esports? Karena liga esports berlangsung selama beberapa minggu, berbeda dengan turnamen yang biasanya hanya diadakan pada akhir pekan. Ketiga turnamen ini juga dipilih karena sama-sama resmi dari masing-masing publisher-nya. Selain itu, data yang kami ambil di sini adalah yang hanya dari YouTube dan Facebook saja yang datanya terbuka.
Untuk melihat tren penonton dari ketiga liga tersebut, saya lalu memantau jumlah view dari MPL Season 5 dan Season 6, PMPL Season 1 dan 2, serta FFML Season 1 dan 2. Data yang disajikan dalam artikel ini berdasarkan data yang dikumpulkan per 24 Agustus 2020.
Mobile Legends Professional League
Pada awal tahun 2020, MPL memasuki musim ke-5. Ketika itu, MPL disiarkan melalui dua channel resmi, yaitu channel YouTube Mobile Legends: Bang Bang dan juga akun Facebook MPL Indonesia. Sepanjang musim tersebut, jumlah total view yang didapatkan oleh MPL mencapai 73,6 juta. Video dengan jumlah view paling banyak adalah video dari hari terakhir playoff, yang menampilkan babak final, dengan 5,4 jutaview. Mengingat babak final MPL Season 5 mempertemukan RRQ dengan EVOS, tidak heran jika jumlah penontonnya membludak.
Sepanjang musim, jumlah view untuk MPL dari minggu ke minggu cenderung stabil. Selama delapan minggu saat musim reguler MPL berlangsung (tanpa menghitung babak playoff), total view mencapai 59,6 juta. Sementara jumlah view rata-rata per minggu mencapai 7,4 jutaview.
Dengan pengecualian pada Minggu ke-7, Hari ke-3, jumlah view MPL Season 5 di YouTube tak pernah kurang dari 1 juta. Sementara pada hari pertama dan kedua dari babak playoff, jumlah view mencapai 2,4 juta dan 2,8 juta. Angka itu hanya mencakup jumlah view di channel YouTube saja. Jika ditambah dengan jumlah view dari akun resmi Facebook, jumlah view pada babak playoff MPL Season 5 di hari pertama dan kedua mencapai 3,9 juta view dan 4,5 juta view.
Saat ini, MPL Season 6 baru saja melalui minggu ke-2. Dari segi distribusi konten, satu hal yang membedakan MPL Season 6 dan musim sebelumnya adalah Season 6 disiarkan di dua channel YouTube resmi, yaitu channel Mobile Legends; Bang Bang dan MLBB Esports. Tentunya, Season 6 juga disiarkan di Facebook. Jumlah penonton MPL Season 6 di channel YouTube Mobile Legends: Bang Bang memang masih lebih banyak dari channel MLBB Esports. Meskipun begitu, jumlah view di channel MLBB Esports masih mengalahkan jumlah view di Facebook.
Selama dua minggu sejak MPL Season 6 dimulai, jumlah view MPL Season 6 di channel MLBB telah mencapai 9,4 jutaview, di channel MLBB Esports mencapai 4,1 jutaview, sementara di akun Facebook MPL Indonesia, jumlah view hanya mencapai 2,9 jutaview.
Menariknya, meskipun disiarkan di lebih banyak channel, hal ini tidak menjamin bahwa jumlah view dari MPL Season 6 akan lebih banyak dari musim sebelumnya. Faktanya, jika jumlah view MPL Season 6 dibandingkan dengan musim sebelumnya, terlihat bahwa jumlah view Season 6 lebih sedikit. Selama dua minggu pertama, jumlah view MPL Season 5 mencapai 17,4 jutaview, sementara MPL Season 6 hanya mencapai 16,5 jutaview.
Seperti yang bisa Anda lihat pada grafik di atas, kecuali pada Minggu ke-2, Hari ke-3, jumlah view setiap minggu dari MPL Season 5 selalu lebih banyak dari Season 6.
PUBG Mobile Professional League
Oke, mari beralih ke PMPL. Sama seperti MPL, pertandingan PMPL juga disiarkan di channel resmi PUBG Mobile Indonesia, yaitu YouTube dan Facebook. Satu hal yang menarik, para fans PUBG Mobile lebih suka menonton pertandingan PMPL di Facebook daripada di YouTube. Buktinya, jumlah view dari pertandingan PMPL jauh lebih tinggi di Facebook daripada di YouTube. Di YouTube, jumlah view PMPL Season 1 dalam satu hari hanya mencapai sekitar 9 ribu sampai 300 ribuview. Sementara di Facebook, jumlah view liga esports tersebut bisa mencapai ratusan ribu atau bahkan jutaanview.
Sepanjang musim pertama, PMPL berhasil mendapatkan 32,5 jutaview. Satu hal yang harus diingat, saat mengumpulkan data viewership untuk PMPL Season 1, saya tidak dapat menemukan video untuk Minggu ke-3, Hari ke-5 di Facebook, walau pertandingan dari hari tersebut tersedia di YouTube.
Seperti yang sudah bisa ditebak, hari terakhir liga menarik view paling banyak. Video dari pertandingan di hari tersebut berhasil mendapatkan view sebanyak 12 jutaview. Mengingat PMPL berlangsung selama 5 minggu, maka jumlah view rata-rata per minggu adalah 6,5 jutaview.
PMPL Season 2 kini tengah berlangsung. Pada akhir pekan lalu, liga tersebut telah melewati minggu ke-2. Sejauh ini, liga tersebut telah mendapatkan total view sebanyak 9,2 juta. Sama seperti Season 1, sebagian besar view tersebut — sekitar 8,3 jutaview — berasal dari Facebook. Namun, jumlah view di channel YouTube PUBG Mobile juga menunjukkan kenaikan.
Sayangnya, jika dibandingkan dengan dua minggu pertama dari PMPL Season 1, jumlah view dari PMPL Season 2 sejauh ini masih lebih sedikit. Dalam dua minggu, PMPL Season 1 berhasil mendapatkan 10 jutaview. Sementara PMPL Season 2 hanya mendapatkan 9,2 jutaview. Kemungkinan, salah satu alasan mengapa jumlah view dari pertandingan Season 2 lebih sedikit adalah karena di PMPL Season 1, Minggu ke-2 memiliki 5 hari, sementara dalam Season 2, hanya ada 3 hari dalam setiap pekan pertandingan.
Free Fire Masters League
Liga terakhir yang akan saya bahas di sini adalah Free Fire Master League. FFML Season 1 diadakan pada awal tahun, untuk lebih tepatnya, pada akhir Januari hingga Februari 2020. Sementara Season ke-2 tengah berlangung sekarang, Agustus 2020. Untuk data viewership dari FFML Season 1, saya hanya dapat mengumpulkan data di channel YouTube FF Esports ID karena konten tersebut tidak ditemukan di akun Facebook resmi Free Fire Esports ID.
Jika dibandingkan dengan liga Mobile Legends atau PUBG Mobile, FFML Season 1 memiliki jumlah view paling sedikit. Total view sepanjang FFML musim pertama hanya mencapai 792 ribuview, jauh tertinggal dari jumlah view MPL dan PMPL yang mencapai puluhan juta. Meskipun begitu, FFML justru merupakan liga esports dengan pertumbuhan viewership terbesar.
Untuk mendistribusikan siaran pertandingan FFML Season 2, Garena tidak hanya menggunakan YouTube, tapi juga Facebook. Meskipun begitu, YouTube tetap memberikan kontribusi jumlah view terbesar. Sebagai perbandingan, jumlah view dari video FFML Season 2 di Facebook hanya mencapai ratusan ribu view. Sementara jumlah view di YouTube selalu mencapai lebih dari satu juta.
Saat ini, FFML Season 2 baru saja melewati pekan ke-3. Namun, hingga sekarang, jumlah total view dari liga tersebut telah mencapai 9 juta, jauh lebih banyak dari toatl view FFML Season 1 sepanjang musim. Hanya saja, sejauh ini, tren viewership untuk FFML Season 2 menunjukkan penurunan. Satu hal yang harus diingat, baik MPL dan PMPL juga menunjukkan tren yang sama. Belajar dari MPL Season 5 dan PMPL Season 1, jumlah penonton akan kembali naik saat pertandingan terakhir dilangsungkan. Pola ini juga bisa Anda temukan pada jumlah orang yang mengikuti shalat Tarawih berjamaah saat bulan Ramadan: ramai di awal dan di akhir.
Akhir Kata
Jika dibandingkan dengan musim sebelumnya, musim MPL dan PMPL yang tengah berlangsung menunjukkan penurunan dari segi jumlah view. Ada beberapa kemungkinan mengapa hal ini terjadi.
Pertama, karena ada tiga liga esports yang diadakan secara bersamaan. Jadi, mau tidak mau, fans harus memilih salah satu liga yang mau mereka tonton. Namun, berbeda dengan tayangan di televisi, konten yang sudah diunggah ke internet bisa ditonton kapan saja. Bahkan, tak jarang, ada orang yang bahkan mengunggah ulang video pertandingan dari liga esports. Selain itu, jika mau, Anda juga bisa membuka beberapa tab secara bersamaan.
Kemungkinan kedua adalah saat ini, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tak lagi berlaku. Jadi, orang-orang yang tadinya harus berdiam di rumah punya banyak opsi kegiatan lain. Misalnya, hangout bersama teman atau kegiatan lain yang melibatkan kerumunan dan meningkatkan kemungkinan seseorang terpapar COVID-19.