Tag Archives: Qasir

Startup penyedia layanan POS Qasir kini terintegrasi dengan GrabFood mudahkan pencatatan laporan keuangan merchant F&B dan berjualan online melalui Grab

Integrasi Qasir dengan GrabFood, Mudahkan Pencatatan Laporan Keuangan Merchant F&B

Startup penyedia layanan POS Qasir kini terintegrasi dengan Grab, memungkinkan merchant kedua belah pihak memanfaatkan masing-masing layanan. Kerja sama ini sekaligus mendukung percepatan digitalisasi untuk kalangan pengusaha mikro yang terkena dampak sejak pandemi.

CEO Qasir Michael Liem menerangkan, dalam rangka mendukung pengusaha secara optimal di tengah pandemi, perusahaan menyediakan paket kerja sama usaha dengan GrabFood. Paket tersebut dapat digunakan dengan biaya berlangganan yang terjangkau.

“Sejak pandemi, platform digital yang tadinya hanya dinilai sebagai alat bantu alternatif untuk melakukan banyak hal dalam kehidupan sehari-hari, berubah menjadi suatu kebutuhan penting. Mereka yang belum terbiasa dengan teknologi digital pun seolah dipaksa keadaan untuk menggunakan teknologi jika ingin bertahan. Ini juga terjadi pada UMKM kita,” terang Mike, sapaan Michael.

Dia menuturkan sebelum kolaborasi ini dimulai, pandemi Covid-19 berimbas pada penurunan omzet merchant Qasir hingga 40% sepanjang Maret-Agustus 2020. Oleh karena itu, masuk ke ekosistem digital di dalam Grab diharapkan mampu mendongkrak bisnis para merchant.

Dari kacamata bisnis, kesempatan ini dimanfaatkan untuk mengakuisisi pengguna baru dalam waktu lebih cepat. Terlebih di dalam ekosistem GrabFood telah menjaring jutaan merchant di seluruh Indonesia. Selama pandemi saja, merchant dan agen Grab yang baru bergabung tembus lebih dari 83 ribu mitra.

Merchant F&B sendiri telah merepresentasikan sekitar 50% dari merchant base Qasir. Menjalin kemitraan dengan Grab yang memiliki jaringan luas akan membantu mitra usaha kami untuk menyasar basis pelanggan yang lebih besar. Hal ini juga menambah peluang kami untuk melakukan akuisisi merchant F&B.”

Secara terpisah, saat dihubungi DailySocial, Mike menerangkan baik merchant GrabFood dan Qasir dapat saling terhubung layanannya. Untuk merchant Qasir yang ingin masuk di GrabFood, mereka cukup melakukan proses aktivasi. Pun untuk merchant GrabFood dapat mendaftarkan bisnis mereka di aplikasi Qasir dengan membeli fitur GrabFood Integration dan menjalankan proses aktivasinya.

Kompetitor Grab, sudah lebih dahulu melakukan integrasi serupa dengan Moka -hingga akhirnya akuisisi penuh– untuk memperluas cakupan penjualan pengusaha ke channel online dan offline. Mengenai kemungkinan tersebut apakah akan terjadi juga di Qasir, DailySocial juga menanyakan ke Mike. Namun ia hanya mengatakan, “Masih sebatas kerja sama bisnis.”

Persaingan pemain POS, sambungnya, memang semakin ketat. Akan tetapi, seperti diketahui kue bisnis di POS ini masih sangat luas. Jumlah pelaku usaha mikro di dalam negeri yang sudah memanfaatkan platform online untuk mengembangkan bisnis baru mencapai 13%. “Terlebih lagi, banyak pengusaha yang masih belum benar-benar menjalankan bisnis secara digital, jadi peluang masih sangat besar.”

Sebagai diferensiasi dengan pemain sejenis, ia menekankan Qasir punya tiga elemen penting. Pertama, Qasir dapat digunakan langsung secara gratis. Hal tersebut berguna untuk pengusaha yang baru mulai usaha atau mereka yang berkeinginan mendigitalkan bisnis mereka tanpa harus dibebankan dengan komitmen awal yang besar.

Kedua, untuk menikmati fitur lebih jauh, Qasir menyediakan fitur tambahan berbayar secara satuan (pay-as-you-go). Salah satunya adalah fitur “Kelola Diskon” dan “Tiket Pesanan” yang dibanderol seharga Rp15 ribu (sekali bayar untuk pemakaian selamanya). Juga, fitur yang lebih kompleks seperti “Website Usaha” dan “Absensi” dengan konsep berlangganan.

Di dalam Website Usaha ini, pengusaha dapat memasarkan produknya lewat situs dengan biaya kurang dari Rp200 ribu per tahun. Mereka cukup memasukkan data usaha, sedangkan katalog produk sudah terintegrasi secara otomatis dari aplikasi Qasir. Konsumen bisa langsung memesan melalui situs, memilih jasa pengiriman, dan durasi pengiriman selayaknya berbelanja di toko online pada umumnya.

Dengan demikian, pengusaha dapat membeli fitur yang mereka butuhkan sesuai dengan kebutuhan bisnisnya. “Mekanisme ini membuat Qasir lebih “budget friendly”,” ujar dia.

Mike melanjutkan, “Terakhir, Qasir berusaha memberikan fitur yang lengkap untuk segala kebutuhan, sehingga pengusaha tidak perlu mencari dan mengelola aplikasi tambahan lain yang akan memakan waktu dan tenaga,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here
Michael Liem

Qasir Merilis Aplikasi Miqro, Bantu UKM Digitalkan Catatan Transaksi

Selama dua tahun fokus pada pengembangan platform Point of Sales (POS), Qasir semakin memantapkan komitmen UKM di Indonesia dengan meluncurkan aplikasi Miqro. Fokus utama dari pengembangan aplikasi ini adalah untuk mendigitalkan pencatatan transaksi dan menciptakan efisiensi dalam setiap proses turunannya.

“Setelah dua tahun menengembangkan produk untuk UKM kami sadar bahwa mayoritas pengguna yang ingin kami empower berada di golongan usaha mikro. Diberi POS gratis pun belum tentu difungsikan karena pengelolaan usahanya ternyata sangat berbeda. Untuk itu kami kembangkan Miqro mulai dari awal tahun 2019,” ujar Michael Liem selaku CEO Qasir.

Secara gamblang, aplikasi yang dulu bernama Mitra Qasir ini menawarkan solusi end-to-end untuk usaha mikro. Salah satu fitur keunggulan mereka adalah Catat, berperan menyederhanakan proses pencatatan dan juga bisa berfungsi sebagai alat kalkulasi yang terintegrasi (saat ini) dengan Dana dan Ovo.

Selain itu, terdapat fitur lainnya seperti Kasbon untuk mencatat hutang dilengkapi pengingat waktu bayar, Belanja Grosir untuk pembelian barang dari toko grosir, serta Bayar Tempo untuk pendanaan dari mitra institusi finansial Qasir (versi beta).

Platform ini hadir sebagai solusi bagi para usahawan seperti pemilik warung atau toko kopi keliling yang masih menjalankan usaha tanpa karyawan dalam hal pencatatan transaksi. Setelah bisnis mulai berkembang ke skala kecil atau menengah, mereka diharapkan melanjutkan budaya baik ini dengan menggunakan aplikasi POS Qasir.

Qasir sendiri saat ini tengah mengembangkan fitur baru seperti Pajak dan Kelola Bahan Baku yang diperuntukkan bagi usahawan yang ingin mendapatkan laporan usaha secara detail. Pihaknya mengakui sudah melayani lebih dari 170 ribu pengguna dan mencatat lebih dari 1,4 triliun Rupiah transaksi. Dalam hal pengembangan produk, timnya akan lebih fokus pada pengalaman pengguna serta memastikan produknya dapat digunakan oleh macam-macam tipe usaha.

Saat ini, Miqro telah menjangkau area sekitar Jabodetabek, Yogyakarta, Malang, dan Denpasar. Target mereka di tahun 2020 adalah untuk bisa berkembang secara sporadis khususnya di kota tingkat 2 dan 3.

Berangkat dari pengalaman pribadi sebagai anak seorang pedagang kelontong, Mike, sapaan akrab pendiri Qasir, melihat progres usaha mikro selama sepuluh tahun terakhir mulai terkikis oleh kapitalisme. Pasar modern berkembang dari 11% menjadi 18%, membuat perkembangan unit usaha mikro tradisional menurun. Ia percaya bahwa usaha mikro bisa menjadi fokus utama untuk menjadikan Indonesia pemimpin ekonomi dunia, dan Miqro hadir untuk mendukung setiap proses menuju ke sana.

“Aplikasi Miqro akan terus dikembangkan tidak hanya untuk pengelolaan usaha mikro, tim kami terus berusaha untuk mengembangkan produk yang dapat membantu usaha Mikro naik kelas. Harapan kami adalah Miqro dapat berkontribusi dengan baik dalam proses mereka baik kelas menjadi usaha kecil dan menengah,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here
Aplikasi Qasir bantu UMKM mengelola data transaksi secara online dan tak berbayar

Teknologi Qasir Bantu UMKM Mengelola Data Transaksi Secara Online

Manajemen transaksi berperan penting dalam kelancaran sebuah perusahaan. Beragam solusi dihadirkan untuk mempermudah serta mengoptimalkan pengelolaan data, salah satunya adalah Qasir.id, sebuah aplikasi kasir POS (Point of Sales) untuk membantu UMKM atau pedagang yang masih menggunakan metode konvensional.

Berdiri sejak tahun 2015, Qasir menawarkan berbagai fitur untuk UMKM yang bisa digunakan untuk mencatat penjualan, mengelola produk, mengawasi stok, dan memantau laporan transaksi. Sistem POS Qasir berbentuk aplikasi yang kemudian bisa di-install pada tablet atau ponsel, dan hingga saat ini tidak dikenakan biaya apapun alias gratis. Aplikasi ini juga sudah bisa digunakan secara offline sehingga tidak akan mengganggu operasional bisnis perusahaan.

Sampai saat ini, Qasir telah diunduh sebanyak 100.000 kali. Pihaknya mengakui dalam satu tahun, pertumbuhan pengguna bisa mencapai 20x lipat dari hanya sekitar 5000 di tahun 2018.

Selain itu, platform ini juga menyediakan layanan pesan barang yang memungkinkan pengguna memesan berbagai produk dari distributor yang sudah bekerja sama. Saat ini telah bergabung 12 partner di area Jabodetabek. Pelanggan mereka kebanyakan datang dari kalangan pengusaha toko kelontong dan F&B. Meskipun aplikasinya tidak berbayar, bukan berarti bisnis ini menjadi tidak menguntungkan.

“Dari 100.000 pengguna, 30% datang dari F&B, 30% dari toko kelontong. Selama ini telah terjadi 6.000 transaksi belanja grosir di aplikasi, dari sini saja sudah ada margin,” ungkap CEO Qasir Michael Liem.

Model bisnis ini sekilas mirip dengan Mitra Bukalapak atau Tokopedia, namun pihaknya mengakui terdapat perbedaan signifikan dari sisi pemasok. Michael mengungkapkan, alih-alih mengganti rantai pasok yang sudah ada, Qasir memilih bekerja sama dengan toko grosir tradisional serta memberdayakan mereka dengan teknologi untuk meningkatkan sistem manajemen.

“Kembali lagi ke misi utama kita untuk memberdayakan bukan hanya bisnis UMKM, namun semua yang terlibat dalam ekosistem ini,” tambahnya.

Strategi bisnis dan target ke depan

Seiring dengan ekosistem yang masih berkembang, perusahaan menyadari pentingnya edukasi pasar untuk model bisnis ini. Michael mengungkapkan empat strategi yang diterapkan dalam menjalankan perusahaan. Pertama, Ia percaya jika sistem ini bisa mencatat transaksi untuk berbagai macam bisnis, maka semua bisnis di atasnya akan berhasil.

Kedua, Qasir mencoba masuk ke dalam behavior pengguna sehari-hari untuk mencatat transaksi, sekaligus sebagai validasi bisnis. Belum lama ini juga telah bekerjasama dengan Kominfo untuk menjangkau para nelayan yang berada di bagian timur Indonesia agar bisa lebih baik dalam mengelola data transaksi mereka. Hal ini berkaitan dengan validasi sekaligus memudahkan mereka dalam mendapatkan pembiayaan.

This is why we’re focusing so much on transaction recording, karena hal ini adalah kunci dari akses mereka menuju inklusi finansial,” ujar Michael.

Ketiga, berkolaborasi dengan berbagai macam katalis, seperti pemerintah, bisnis franchise dll. Hal ini sekaligus membantu penetrasi pasar, agar lebih banyak ekonomi yang bisa dijangkau.

Terakhir, sebagai ekosistem terbuka, selalu ada kemungkinan untuk integrasi fitur. “Kami percaya kalau bisa menjalani empat hal ini, dalam waktu dua tahun kami akan sampai di tempat yang kami mau.”

Distribusi produk Qasir kini telah sampai ke Jabodetabek, Malang, Yogyakarta, dan Denpasar. Rencananya tahun depan mereka akan menambah daftar ekspansi.

Dari sisi pendanaan, Qasir sudah berada di tahap seri A dan sedang merencanakan untuk menggalang seri B.

“Memasuki tahap Seri B berarti semakin ambisius. Target selanjutnya adalah untuk mencapai paling tidak 5 juta pengguna. Saat ini kami berada di 80 ribu. Karena itu harus agresif,” tutup Michael.

Application Information Will Show Up Here