Tag Archives: qualcomm snapdragon

Qualcomm Snapdragon 8cx Gen 2 5G Janjikan Performa yang Lebih Baik daripada Prosesor Sekelas Milik Intel

Hampir dua tahun sejak Snapdragon 8cx diperkenalkan, prosesor laptop tersebut akhirnya sudah punya penerus. Dalam acara IFA 2020 yang dihelat sepenuhnya secara online, Qualcomm resmi menyingkap Snapdragon 8cx Gen 2 5G yang membawa sejumlah pembaruan.

Pembaruannya boleh dibilang minor, tapi yang menarik adalah bagaimana Qualcomm tidak segan membandingkan 8cx Gen 2 dengan produk sekelas dari Intel ketimbang dengan pendahulunya sendiri. Jadi kalau dibandingkan dengan prosesor Intel Core i5 generasi ke-10 yang memiliki TDP 15 W, Qualcomm mengklaim 8cx Gen 2 mampu mencatatkan performa hingga 18% lebih kencang.

Lalu kalau dikomparasi dengan Core i5 yang menggunakan arsitektur Lakefield dengan TDP 7 W, performa 8cx Gen 2 malah bisa 50% lebih tinggi. Supaya performanya bisa konsisten, 8cx Gen 2 turut membawa dukungan terhadap storage UFS 3.0 maupun SSD tipe NVMe. Semua itu selagi menawarkan konsumsi daya yang lebih irit lagi dari sebelumnya, sampai 25 jam pemakaian secara terus-menerus kalau kata Qualcomm.

Acer Spin 7 jadi laptop pertama yang mengusung chipset Snapdragon 8cx Gen 2 / Acer
Acer Spin 7 jadi laptop pertama yang mengusung chipset Snapdragon 8cx Gen 2 / Acer

Dari segi fitur, 8cx Gen 2 datang membawa teknologi-teknologi seperti Qualcomm Aqstic maupun Qualcomm AI Engine. Aqstic pada dasarnya merupakan gabungan beberapa teknologi untuk mewujudkan kualitas audio yang lebih jernih pada saat video call, sedangkan AI Engine eksis untuk merealisasikan fitur-fitur berbasis AI macam fitur Eye Contact yang dimiliki Surface Pro X, lagi-lagi juga untuk kepentingan video call.

Terkait konektivitas, dari namanya saja sudah jelas bahwa chipset ini mendukung jaringan 5G, spesifiknya berkat modem X55 yang tersematkan. Wi-Fi 6 maupun Bluetooth 5.1 juga hadir sebagai standar, dan perangkat yang ditenagai chipset ini juga siap untuk disambungkan ke dua monitor 4K sekaligus.

Sekali lagi, peningkatan yang dihadirkan mungkin tidak sesignifikan seperti ketika 8cx generasi pertama menggantikan Snapdragon 850, namun siapa yang tidak suka dengan lonjakan performa sekaligus peningkatan daya tahan baterai? Sejauh ini, laptop yang dikonfirmasi bakal memakai 8cx Gen 2 baru Acer Spin 7, yang sendirinya juga merupakan laptop 5G pertama dari Acer.

Sumber: The Verge dan Qualcomm.

Qualcomm Umumkan Snapdragon 768G, Upgrade Minor Terhadap 765G

Qualcomm mengumumkan Snapdragon 765G bersamaan dengan chipset unggulannya, Snapdragon 865, menjelang pergantian tahun kemarin. Sejumlah smartphone yang ditenagai Snapdragon 765G baru bermunculan belum lama ini. Namun yang menyebalkan, Qualcomm malah sudah mengumumkan penerusnya.

Secara teknis, SoC bernama Snapdragon 768G ini tak ubahnya 765G yang sudah di-overclock. Hampir semua komponennya sama persis, termasuk modem 5G yang terintegrasi, dan yang berbeda hanyalah CPU dan GPU clock speed. Pada 768G, satu inti Cortex-A76 terkuatnya mampu mencapai clock speed 2,8 GHz, disusul oleh inti Cortex-A76 kedua pada 2,4 GHz – 6 inti Cortex-A55 sisanya tidak berubah.

Dibandingkan dengan 765G, 768G diklaim menawarkan kinerja CPU 15% lebih cepat. Hal yang sama juga berlaku untuk GPU Adreno 620 yang diusungnya, yang turut menawarkan peningkatan performa sebesar 15% meski model chip-nya sama persis. Buat sebagian orang, relasi antara Snapdragon 768G dan 765G ini mungkin mengingatkan mereka terhadap Snapdragon 821 dan 820.

Perbedaan kecil lain yang saya temukan setelah membaca spec sheet Snapdragon 768G adalah perihal konektivitas Bluetooth. 768G mendukung Bluetooth 5.2, yang sendirinya merupakan upgrade dari Bluetooth 5.0 pada 765G.

Yang belum terjawab sampai detik ini adalah apakah 768G punya efisiensi daya yang identik seperti 765G, atau justru sedikit lebih boros karena lebih kencang. Semoga saja konsumsi dayanya tidak berubah dan tidak berdampak pada daya tahan baterai perangkat.

Smartphone pertama yang ditenagai oleh Snapdragon 768G adalah Redmi K30 5G Racing Edition yang juga baru diluncurkan di pasar Tiongkok. Beruntung konsumen tanah air tidak perlu ikut kesal karena memang belum ada ponsel Snapdragon 765G yang dipasarkan di sini.

Sumber: AnandTech.

Google Kabarnya Siap Memproduksi Prosesor Smartphone-nya Sendiri Tahun Depan

Di luar Apple, cuma ada dua pabrikan smartphone yang memproduksi chipset-nya sendiri, yakni Samsung (Exynos) dan Huawei (Kirin). Sisanya kebanyakan menggunakan chipset bikinan Qualcomm atau MediaTek.

Tahun depan, kemungkinan besar bakal ada satu lagi pabrikan smartphone yang mengambil jalur yang sama seperti Samsung, Huawei, maupun Apple. Berdasarkan laporan Axios, Google sudah semakin siap untuk memproduksi chipset smartphone-nya sendiri.

Chipset ini kabarnya dikembangkan dengan bantuan dari Samsung, serta akan diproduksi menggunakan teknologi fabrikasi 5 Nm racikan Samsung. Belum lama ini, Google kabarnya sudah menerima versi fungsional pertama dari prosesor ARM 8-core rancangannya. Kendati demikian, produksi massalnya baru akan dijalankan tahun depan.

Berhubung tidak ada konfirmasi langsung dari Google, cukup mudah menganggap kabar ini sebagai isu belaka. Namun indikasi bahwa Google tertarik menciptakan prosesor smartphone-nya sendiri sebenarnya sudah tercium sejak 2017, tepatnya ketika Pixel 2 dan Pixel 2 XL dirilis.

Secara teknis, kedua smartphone tersebut memang mengandalkan chipset Qualcomm Snapdragon 835, akan tetapi Google rupanya turut menanamkan sebuah co-processor bernama Pixel Visual Core. Pixel Visual Core berfungsi untuk mendongkrak kinerja sekaligus kualitas kamera perangkat, dan itulah mengapa hasil foto seri Pixel selalu merupakan salah satu yang terbaik.

Tahun ini, Pixel 5 tampaknya masih akan memakai chipset Snapdragon 865 / Qualcomm
Tahun ini, Pixel 5 tampaknya masih akan memakai chipset Snapdragon 865 / Qualcomm

Apakah ini berarti Google sudah siap memutus kerja samanya dengan Qualcomm? Ya, tapi tidak sepenuhnya. Pasalnya, meskipun Pixel nantinya tak lagi ditenagai chipset Snapdragon, Google semestinya masih perlu memakai modem 5G garapan Qualcomm.

Skenario yang sama juga sudah dijalani Apple selama beberapa tahun. Sudah sejak lama iPhone selalu memakai prosesor bikinan Apple sendiri, akan tetapi modem-nya masih disuplai oleh Qualcomm.

Lebih lanjut, meski Apple sudah membeli bisnis modem smartphone Intel sejak tahun lalu, mereka dilaporkan masih harus bergantung pada modem buatan Qualcomm, setidaknya untuk tahun ini.

Terlepas dari itu, seri Pixel semestinya bakal mempunyai nilai jual tambahan andai kabar ini benar-benar terealisasi. Kontrol penuh atas hardware yang tertanam berarti Google bisa lebih leluasa berinovasi, semisal terkait kapabilitas machine learning di perangkat. Saya tidak akan terkejut seandainya Pixel 6 nanti menawarkan lonjakan kinerja Google Assistant yang cukup dramatis.

Sumber: Axios.

Qualcomm Luncurkan Dua Prosesor Laptop Baru Beserta Chipset 5G untuk AR dan VR Headset

Setahun setelah Qualcomm merilis prosesor laptop-nya, Snapdragon 8cx, populasi laptop always-on bisa dibilang masih sangat kecil. Hal ini cukup wajar mengingat prosesor tersebut memang ditargetkan untuk kategori high-end, dan perangkat yang mengusungnya, macam Samsung Galaxy Book S, tidak bisa dikategorikan terjangkau.

Supaya laptop always-on bisa menjadi mainstream, penawarannya tidak bisa di kategori premium saja. Untuk itu, Qualcomm pun telah menyiapkan sepasang prosesor laptop baru, yakni Snapdragon 8c dan 7c. Keduanya bukanlah pengganti 8cx, melainkan ditujukan untuk perangkat di kelas yang lebih rendah.

Kendati demikian, Qualcomm mengklaim performanya masih cukup mumpuni. Snapdragon 8c misalnya, menjanjikan peningkatan kinerja hingga sebesar 30% jika dibandingkan dengan Snapdragon 850, yang tidak lain merupakan prosesor laptop pertama Qualcomm. Sebagai pembanding, Snapdragon 8cx menjanjikan performa dua kali lebih kencang ketimbang Snapdragon 850.

Kunci dari prinsip always-on adalah sambungan konstan ke jaringan LTE, dan ini diwujudkan lewat modem Snapdragon X24 yang terintegrasi pada Snapdragon 8c. Juga penting adalah AI Engine untuk mendongkrak kinerja fitur-fitur berbasis machine learning secara signifikan, hingga enam triliun pengoperasian per detik kata Qualcomm.

Di bawahnya lagi, ada Snapdragon 7c yang mengemas CPU octa-core Kryo 468 dan GPU Adreno 618. Qualcomm mengklaim prosesor ini dapat memberikan peningkatan performa sampai 25% kalau dibandingkan dengan chip yang sekelas. Di saat yang sama, daya tahan baterai perangkat bisa dinaikkan sampai dua kali lipat, dan tentu saja juga sudah ada modem LTE beserta AI Engine terintegrasi di sini.

Snapdragon 8cx sendiri tidak akan ke mana-mana. Qualcomm sekarang justru menawarkan varian 8cx yang dikhususkan untuk pasar enterprise, lengkap dengan optimasi dan integrasi yang dibutuhkan dari segi keamanan.

Snapdragon XR2

Konsep perangkat yang ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon XR2 / Qualcomm
Konsep perangkat yang ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon XR2 / Qualcomm

Akhir tahun 2019 juga menjadi saksi atas kelahiran Snapdragon XR2, yang diklaim sebagai chipset 5G pertama untuk platform extended reality (XR). Singkat cerita, selain menghadirkan konektivitas generasi terbaru, XR2 juga dirancang untuk menggenjot performa sekaligus fungsionalitas AR headset maupun VR headset secara dramatis.

Dibandingkan chipset generasi sebelumnya, XR2 disebut menawarkan kinerja CPU dan GPU dua kali lebih kencang. Dari segi visual, chip ini sanggup mengakomodasi display dengan resolusi 3K x 3K 90 fps per mata. Selain itu, video 360 derajat beresolusi 8K 60 fps pun juga siap ia putar dengan lancar.

Perihal fungsionalitas, XR2 mampu mengakomodasi sistem tracking pada perangkat hingga yang mengandalkan tujuh kamera sekaligus. Interaksi pengguna dengan dunia virtual juga dipastikan berlangsung mulus berkat prosesor khusus yang didedikasikan untuk teknologi computer vision, sehingga rekonstruksi 3D pun jadi lebih efisien.

AR dan VR memang sudah tidak terlalu meledak hype-nya belakangan ini. Kita lihat saja apakah XR2 dapat ‘menyelamatkannya’ dari keterpurukan.

Sumber: Qualcomm 1, 2.

Mengenal Keunggulan Chipset Terbaru Qualcomm untuk Tahun Depan, Snapdragon 865 dan Snapdragon 765

Kita sudah tahu chipset apa yang bakal menjadi otak ponsel-ponsel flagship yang akan dirilis tahun depan: Snapdragon 865. Namun yang menjadi pertanyaan, sesignifikan apa peningkatan performa yang dihadirkannya, terutama jika dibandingkan dengan Snapdragon 855?

Berbekal CPU Kryo 585 dan GPU Adreno 650, Snapdragon 865 disebut mampu menghadirkan peningkatan kinerja dan grafis secara keseluruhan hingga 25%. Untuk kinerja machine learning, AI engine generasi kelima yang diusung diklaim mampu menyuguhkan performa dua kali lebih cepat selagi menghemat konsumsi energi sampai 35%.

Untuk keperluan gaming, Snapdragon 865 telah dirancang agar mampu mengakomodasi layar dengan refresh rate 144 Hz. Ya, angka itu sudah merambah kategori PC gaming, dan ini bisa menjadi indikasi bahwa tahun depan jumlah smartphone flagship dengan layar yang memiliki refresh rate tinggi bakal semakin banyak.

Beralih ke performa kamera, Snapdragon 865 hadir membawa ISP (image signal processor) Spectra 480, yang diklaim mampu mengolah data hingga sebesar 2 gigapixel per detik, dan ini pada dasarnya memungkinkan perangkat untuk merekam video 8K maupun 4K HDR. Resolusi foto maksimum yang didukung juga mencapai 200 megapixel, krusial mengingat belakangan fotografi smartphone sudah mulai menembus resolusi 100 megapixel.

Dari segi konektivitas, Snapdragon 865 telah mendukung Wi-Fi 6 secara default, dan ia diklaim sebagai chipset mobile pertama yang mendukung Super Wide Band via Bluetooth, menjanjikan audio yang lebih jernih saat digunakan bersama headphone atau earphone nirkabel. Proses pairing-nya pun juga diyakini lebih cepat, lengkap dengan dukungan terhadap codec aptX Adaptive.

Qualcomm Snapdragon 765

Seperti yang sudah disinggung di artikel sebelumnya, sambungan 5G-nya masih mengandalkan modem terpisah Snapdragon X55, akan tetapi kapabilitasnya cukup mengesankan, dengan dukungan kecepatan maksimum hingga 7,5 Gbps. Untuk solusi yang lebih terintegrasi, ada Snapdragon 765 dan 765G yang ditujukan untuk perangkat dalam kategori mid-range, macam OPPO Reno3 Pro 5G.

Soal dukungan kecepatan mengunduh, Snapdragon 765 dan 765G yang mengemas modem 5G terintegrasi memang kalah cepat, akan tetapi efisiensi dayanya sudah pasti lebih baik mengingat hanya ada satu komponen yang menyedot energi di sini. Perbedaan antara Snapdragon 765 dan 765G sendiri terletak pada fitur Snapdragon Elite Gaming, yang hanya tersedia pada 765G saja.

Secara garis besar, Snapdragon 765 yang berbekal CPU Kryo 475 dan GPU Adreno 620 menjanjikan peningkatan performa hingga 20% dibanding generasi sebelumnya. Varian 765G sedikit lebih unggul dalam hal rendering grafis, dan itu berkat optimasi yang disediakan oleh Snapdragon Elite Gaming itu tadi.

Duo Snapdragon 765 ini pun juga mewarisi sejumlah keunggulan kakaknya yang duduk di kasta flagship. Utamanya adalah AI engine generasi kelima itu tadi, serta dukungan penuh terhadap codec aptX Adaptive, yang dapat menyesuaikan antara mode high definition atau mode low latency dengan sendirinya.

Qualcomm Snapdragon 865 Resmi Diumumkan, Nyaris Semua Ponsel Flagship Tahun Depan Bakal Mendukung 5G

Tahun belum berganti, namun kita sudah tahu chipset apa yang bakal menenagai deretan smartphone flagship tahun depan. Apalagi kalau bukan Qualcomm Snapdragon 865, yang baru saja diumumkan pada acara tahunan Snapdragon Tech Summit, yang mengangkat 5G sebagai tema utamanya tahun ini.

Detail merinci terkait performanya masih belum dibeberkan, namun yang agak aneh, Snapdragon 865 rupanya tidak dibekali modem 5G terintegrasi seperti dugaan banyak orang. Agar bisa terhubung ke jaringan 5G, chipset ini masih membutuhkan dampingan modem 5G terpisah. Tentu saja Qualcomm sudah menyiapkan partner yang pas buatnya, yakni Snapdragon X55.

Pada kenyataannya, Snapdragon 865 dan Snapdragon X55 merupakan pasangan yang tidak bisa dipisahkan. Qualcomm mewajibkan pabrikan smartphone untuk menggunakan Snapdragon 865 dan X55 sekaligus. Pasalnya, Snapdragon 865 tidak dilengkapi satu pun modem, dan pabrikan tidak bisa menyematkan modem lain begitu saja, baik modem 5G ataupun 4G.

Qualcomm Snapdragon 865

Kalau boleh saya simpulkan, ini berarti nyaris semua ponsel Android flagship yang dirilis tahun depan bakal mendukung 5G secara default, dengan pengecualian yang berlaku untuk perangkat yang tidak memakai Snapdragon 865. Ketergantungan akan modem terpisah juga berarti efisiensi daya perangkat belum bisa benar-benar dimaksimalkan, sebab yang mengemas modem terintegrasi sudah pasti lebih irit daya.

Bersamaan dengan Snapdragon 865, Qualcomm turut mengumumkan Snapdragon 765. Lucunya, chipset yang ditujukan untuk perangkat kelas menengah ini justru datang membawa modem 5G terintegrasi. Akankah 2020 tercatat sebagai tahunnya 5G menjadi mainstream? Mungkin saja, mengingat jumlah smartphone mid-range yang mendukung 5G sudah pasti bakal meningkat cukup drastis tahun depan.

Sumber: The Verge dan Qualcomm.

[Review] Xiaomi Redmi Note 8: Kinerja Oke, Kamera Andal, Harga Hancur!

“Huuuaaaaa…”, itulah yang saya dengar pada saat sang Country Director Xiaomi Indonesia yang baru, Alvin Tse, mengumumkan harga dari salah satu smartphone terbaru mereka, Redmi Note 8. Xiaomi pada saat peluncurannya di tanggal 17 Oktober 2019 lalu memang mengejutkan para hadirin yang ada. Hal tersebut karena dengan spesifikasi tinggi, Xiaomi bisa menjual perangkat ini dengan harga di bawah dua juta rupiah! Xiaomi juga menjuluki Redmi Note 8 dengan sebutan Superstar!

Xiaomi Redmi Note 8

Redmi Note 8 pun kali ini sudah hadir di meja pengujian tim Dailysocial. Saya pun langsung membuka dan melakukan sesi unboxing dari perangkat yang satu ini dan bisa Anda lihat pada tautan ini. Dan sesuai janji, perangkat Redmi Note 8 pun saya review kali ini.

Xiaomi Redmi Note 8 memiliki spesifikasi sebagai berikut

Redmi Note 8

Redmi Note 7

SoC

Snapdragon 665

Snapdragon 660

CPU

4×2.0 GHz Kryo 260 + 4×1.8 GHz Kryo 260

GPU

Adreno 610

Adreno 512

RAM

3/4/6 GB

3/4/6 GB

Internal

32/64/128 GB

32/64/128 GB

Layar

6,3 inci IPS 2340 x 1080 Gorilla Glass 5

Dimensi

158.3 x 75.3 x 8.4 mm

159.2 x 75.2 x 8.1 mm

Bobot

190 gram

186 gram

Baterai

4000 mAh

Kamera

48 MP/12MP, 8 MP Wide, 2 MP Macro, 2MP depth, 13 MP selfie

48 MP / 12 MP, 5 MP depth, 13 MP selfie

OS

Android 9 Pie MIUI 10

Hasil dari CPU-Z dan Sensor Box adalah sebagai berikut

Dari bagian prosesor, sepertinya kedua SoC menggunakan frekuensi yang sama. Pembedanya ada pada GPU yang digunakan. Selain itu Redmi Note 8 juga memiliki bobot yang tipis lebih berat dari seri 7nya. UI yang digunakan juga masih sama, keduanya menggunakan MIUI 10.

Unboxing

Seperti inilah isi dari paket penjualan Redmi Note 8

Xiaomi Redmi Note 8 - unboxing

Desain

Desain dari Redmi Note 8 hampir tidak ada bedanya dengan Redmi Note 7. Pada bagian belakangnya diklaim oleh Xiaomi terbuat dari bahan kaca dengan Gorilla Glass 5. Desainnya sendiri dinamakan holografik S-Curve. Warna yang saya dapatkan adalah Space Black.

Xiaomi Redmi Note 8 - Belakang

Resolusi layar yang dimiliki oleh Redmi Note 8 sama dengan Redmi Note 7, yaitu 2340×1080 yang memiliki rasio 19,5:9. Sama seperti badan belakangnya, Redmi Note 8 menggunakan layar dengan Gorilla Glass 5. GG5 sendiri sudah diklaim mampu bertahan terhadap benturan hingga 1 meter. Rasio layar berbanding badan dari Redmi Note 8 juga lebih besar dari Redmi Note 7, yaitu sebesar 90%.

Xiaomi Redmi Note 8 - Atas

Layar bagian depan dari Redmi Note 8 memiliki desain Dot Drop, yaitu poni kecil yang hanya memuat sebuah kamera dengan resolusi 13 MP. Hal ini tentu saja hanya menutupi sebagian kecil dari bar notifikasi pada Redmi Note 8. Akan tetapi, jika Anda tidak suka terhadap “notch“-nya, gunakan saja mode Dark Mode yang akan menghitamkan hampir semua layarnya dan membuat poni tidak terlihat.

Xiaomi Redmi Note 8 - Kanan

Pada bagian belakang Redmi Note 8 dapat ditemukan empat buah kamera lengkap dengan LED Flash. Bagian ini cukup menonjol sehingga cukup merisaukan saat smartphone ditaruh di atas meja dan tergeser, membuat kaca lensa dapat baret, walau menggunakan kaca Sapphire. Oleh karenanya, gunakan saja back case transparan bawaannya sehingga dapat membuat bagian kameranya tidak menonjol. Selain itu juga ditemukan sensor sidik jari yang cukup kecil namun responsif.

Xiaomi Redmi Note 8 - Kiri

Pada bagian kanannya dapat ditemukan tombol power untuk menyalakan dan mematikan perangkat serta tombol volume naik dan turun. Pada bagian kirinya dapat ditemukan slot SIM dan microSD (bukan hybrid). Di bagian atasnya terdapat microphone kedua dan sensor infra merah. Di bagian bawahnya dapat ditemukan port Audio 3.5mm, USB-C, speaker, dan microphone.

Xiaomi Redmi Note 8 - Bawah

Sistem operasi yang digunakan oleh Redmi Note 8 adalah Android 9 Pie. Antar muka yang digunakan tentu saja buatan Xiaomi sendiri, yaitu MIUI versi 10. MIUI dari awal sudah meniadakan app drawer sehingga semua icon dan widget akan tergabung pada homescreen-nya.

Jaringan LTE

Xiaomi selalu mendukung kanal-kanal 4G LTE yang ada di Indonesia pada setiap smartphone mereka. Redmi Note 8 sendiri mendukung band 1(2100), 3(1800), 4(1700/2100), 5(850), 7(2600), 8(900),  20(800), 38(2600), dan 40(2300) yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia. Redmi Note 8  menggunakan modem X12 dengan LTE Cat 12 yang mendukung 3 Carrier Aggregation dengan kecepatan download sampai dengan 600 Mbps.

Kamera

Pada saat peluncurannya, Xiaomi berbicara banyak mengenai kamera dari Redmi Note 8. Tentu saja, hal ini menjadi salah satu daya tarik seseorang pada saat membeli sebuah kamera. Xiaomi kembali menggunakan sensor Samsung ISOCELL GM1 pada Redmi Note 8 yang memiliki resolusi hingga 48 MP menggunakan teknologi Tetracell.

Kamera utamanya memang mampu menangkap detail yang baik pada saat cahaya yang ada cukup. Sayangnya, pada saat malam hari dan menggunakan mode malam, hasilnya malah kurang baik. Ada beberapa bayangan yang tidak seharusnya ada dan juga noise yang cukup tinggi pada bagian gelap. Semoga Xiaomi bisa membenahi mode malamnya pada firmware berikutnya.

Untuk hasil night mode adalah sebagai berikut

 

Kamera selfienya menggunakan Omnivision OV13855 PureCell dengan resolusi 13 MP. Hasil tangkapan kamera yang satu ini bisa dikatakan cukup baik dan mampu mengambil detail dengan cukup baik.

Lalu bagaimana dengan kamera makro yang memiliki resolusi 2 MP? Ternyata hasilnya tidak mengecewakan walaupun memiliki resolusi yang kecil. Kameranya mampu memproduksi warna yang cukup baik dan terlihat tidak pudar. Walaupun hasilnya tidak terlalu tajam, namun tidak banyak detail yang hilang pada kamera ini.

Pengujian

Xiaomi Redmi Note 8 menggunakan cip Snapdragon 665 yang merupakan kembaran dari Snapdragon 660 dengan sedikit peningkatan. Snapdragon 655 sendiri masih menggunakan Kryo 260 yang berbasis Cortex A73.

Dengan menggunakan SoC tersebut, kinerja bermain game sudah pasti tidak perlu diragukan lagi. Game yang kami coba pada perangkat ini adalah PUBG Mobile, LifeAfter, dan CoD Mobile. Sama seperti perangkat dengan layar yang lebar, pengguna masih harus menyesuaikan tombol yang ada karena secara default terletak dipinggir.

Dalam pengujian kali ini, saya membawa kembali SoC lama, SD 712 dan yang terbaru, SD 675. Tentu saja hal ini ditujukan untuk mengetahui seberapa baik SoC SD 665 dibandingkan kedua saudaranya tersebut

Uji Baterai

Pengujian kami kali ini menggunakan video MP4 yang dimainkan secara berulang-ulang. Videonya sendiri menggunakan resolusi 1920×1080 dengan codec H.264 dan berdurasi 120 menit. Kami tidak menggunakan BatteryXPRT karena algoritma penghemat baterai yang sangat ketat pada MIUI 10 ini.

Pengujian berlangsung selama 13 jam 20 menit pada unit yang kami dapatkan. Setelah baterai habis dan perangkat mati, kami langsung menguji pengisian baterainya. Dengan menggunakan charger bawaan, pengisiannya bisa memakan waktu sekitar dua setengah jam. Dengan menggunakan charger cepat, pengisiannya hanya memakan sekitar satu setengah jam saja.

Verdict

Akhirnya Xiaomi kembali menggetarkan pasar smartphone Indonesia dengan mengeluarkan Redmi Note 8. Bagaimana tidak, dengan spesifikasi yang cukup tinggi untuk sebuah smartphone mainstream, harganya masih masuk dalam perangkat entry level. Hal seperti inilah yang membuat Xiaomi menyebut Redme Note 8 Pro sebagai Superstar.

Xiaomi Redmi Note 8 - Extra

Kinerja yang dimiliki oleh smartphone ini dapat dibilang cukup kencang. Dengan Snapdragon 665, semua game yang ada di Google Play pun dapat dimainkan dengan baik, walaupun tidak semua bisa dimainkan dengan seting tertinggi. Selain itu, perangkat ini juga nyaman digunakan untuk melakukan editing gambar maupun video.

Kamera juga menjadi andalan dari perangkat yang satu ini. Kinerjanya mirip dengan sang pendahulu, Redmi Note 7. Sayang memang, mode malamnya masih kurang apik dalam mengambil gambar dengan tingkat lux rendah. Walaupun begitu, kamera lainnya masih cukup baik untuk digunakan dalam kegiatan sehari-hari.

Xiaomi menjual dengan harga Rp. 1.999.000 untuk 3/32GB, Rp. 2.199.000 untuk 4/64GB dan Rp. 2.799.000 untuk 6/128 GB. Untuk penjualan offline, harganya hanya terpaut lebih mahal Rp. 100.000 saja. Dengan harga seperti itu, membuat banyak perangkat pada level harga yang sama menjadi kurang menarik untuk dimiliki. Dan Xiaomi pun kali ini kembali menghancurkan harga pasar smartphone di Indonesia.

Yuk, kita lihat bagaimana perang harga pasar smartphone di Indonesia setelah Redmi Note 8 hadir. 😀

Sparks

  • Kinerja kencang
  • Hasil kamera utama, depan, dan makro baik
  • Responsif
  • Harga murah
  • Daya tahan baterai yang baik

Slacks

  • Night Mode butuh perbaikan
  • Tidak disertai dengan charger cepat, padahal mendukung Quick Charge 3.0

 

 

Qualcomm Umumkan Snapdragon 855 Plus, Janjikan Peningkatan Performa untuk Gaming, AR dan VR

Nyaris semua smartphone Android kelas flagship mengandalkan chipset Snapdragon seri 8 bikinan Qualcomm. Tahun lalu, Snapdragon 845 yang menjadi pilihan, baik untuk smartphone flagship yang dirilis di awal atau yang sudah mendekati akhir tahun seperti Google Pixel 3.

Tahun ini, kita sudah melihat deretan ponsel yang memercayakan Snapdragon 855 sebagai otaknya. Namun ternyata 855 tidak menduduki takhtanya terlalu lama, sebab Qualcomm baru saja mengumumkan Snapdragon 855 Plus. Mengapa bukan 865? Sebab peningkatan performa yang diusungnya tidak begitu signifikan.

Seperti halnya 855, 855 Plus mengemas prosesor 8-core Kryo 485, tapi yang clock speed-nya sudah digenjot dari 2,84 GHz menjadi 2,96 GHz. Bukan cuma itu, GPU Adreno 640 milik 855 Plus juga diklaim sanggup menyuguhkan peningkatan performa hingga 15%.

Upgrade performa ini diyakini bakal cukup berpengaruh untuk keperluan gaming, augmented reality maupun virtual reality. Pada kenyataannya, salah satu smartphone pertama yang bakal menggunakan Snapdragon 855 Plus adalah Asus ROG Phone II berdasarkan konfirmasi langsung dari Asus.

ROG Phone, seperti yang kita tahu, dikategorikan sebagai smartphone gaming, dan smartphone gaming sendiri banyak dianggap menawarkan performa yang lebih superior – walaupun mungkin selisihnya tidak banyak. Jadi memilih Snapdragon 855 Plus untuk mengotaki generasi baru ROG Phone merupakan langkah yang rasional bagi Asus.

Di samping peningkatan performa yang marginal, faktor lain yang membuat chipset ini belum pantas menyandang nama “Snapdragon 865” adalah terkait kapabilitas jaringannya. 855 Plus masih mengusung modem 4G LTE Snapdragon X24, sedangkan konektivitas 5G baru bisa diakomodasi apabila dibantu oleh modem terpisah Snapdragon X50.

Terlepas dari itu, saya kira cukup wajar apabila banyak dari kita yang berasumsi bahwa smartphone Android kelas flagship yang dirilis di paruh waktu kedua tahun 2019 ini bakal mengandalkan Snapdragon 855 Plus ketimbang 855 standar. Salah satu kandidat kuatnya tentu saja adalah Google Pixel 4.

Sumber: Qualcomm.

Snapdragon 8cx Diklaim Dua Kali Lebih Kencang dari Prosesor Laptop Qualcomm Sebelumnya

Sejak Qualcomm mengumumkan chipset Snapdragon 850 pada bulan Juni lalu, laptop dengan prosesor ARM sudah tidak bisa lagi dianggap sebagai ide yang tabu. Kendati demikian, secara mendasar Snapdragon 850 merupakan Snapdragon 845 yang telah dioptimalkan untuk ekosistem PC. Lalu mana chipset laptop yang benar-benar Qualcomm rancang dari nol?

Pertanyaan tersebut baru saja terjawab dengan kehadiran Snapdragon 8cx, diumumkan pada event yang sama seperti Snapdragon 855. Angka “8” pada namanya mengindikasikan bahwa masih ada banyak kemiripan di antara 8cx dan 855, akan tetapi 8cx sudah pasti jauh lebih unggul soal performa mengingat ia ditujukan buat laptop.

Sebagai perbandingan, Snapdragon 8cx mengemas prosesor octa-core Kryo 495 dan GPU Adreno 680, sedangkan Snapdragon 855 ‘cuma’ Kryo 485 dan Adreno 640. Qualcomm dengan bangga menyebut 8cx sebagai Snapdragon yang paling ekstrem (mungkin itulah mengapa ada huruf “X” pada namanya), dan performanya diklaim dua kali lebih cepat daripada Snapdragon 850 yang ada pada laptop macam Samsung Galaxy Book 2.

Di saat yang sama, konsumsi baterai 8cx 60 persen lebih irit daripada 850. Itu dikarenakan 8cx telah memanfaatkan proses fabrikasi 7 nanometer, menjadikannya sebagai prosesor PC pertama yang berhasil meraih titel tersebut, mendahului Intel maupun AMD.

Qualcomm Snapdragon 8cx

Sebagai keluarga Snapdragon, konektivitas turut menjadi nilai jual utama 8cx. Utamanya adalah dukungan jaringan 4G LTE dengan kecepatan hingga 2 Gbps, dan ini turut dibarengi prinsip always connected, yang berarti perangkat masih akan terhubung ke internet meski sedang dalam kondisi ‘tidur’ (ditutup layarnya tanpa dimatikan).

Bluetooth 5.0, NFC, dan sejumlah port USB 3.1 (Type-C) beserta PCI-E generasi ketiga juga didukung. Quick Charge 4+ pun turut tersedia. Yang absen hanyalah dukungan Thunderbolt 3, namun sepertinya ini hanyalah masalah waktu, mengingat Qualcomm harus lebih dulu mendapatkan lisensinya dari Intel.

Menurut Qualcomm, laptop dengan chipset Snapdragon 8cx diperkirakan baru akan meluncur pada kuartal ketiga 2019.

Sumber: Gizmodo dan Qualcomm.

Chipset Qualcomm Snapdragon 850 Dibuat Khusus untuk Laptop

Ketika membahas mengenai smartphone flagship, hampir bisa dipastikan nama Snapdragon selalu disebut. Chipset buatan Qualcomm tersebut, utamanya seri 8xx, telah menjadi andalan ponsel Android kelas high-end dalam beberapa tahun terakhir.

Namun sejak Snapdragon 835, Qualcomm melihat potensi chipset smartphone andalannya itu untuk digunakan di laptop. Itulah yang menjadi latar belakang di balik lahirnya Snapdragon 850, sebuah chipset yang secara eksklusif dirancang untuk laptop, dan bukan penerus Snapdragon 845 yang menjadi andalan ponsel flagship terkini.

Snapdragon 850 pada dasarnya menjanjikan peningkatan performa, konektivitas dan daya tahan baterai ketimbang Snapdragon 835 yang digunakan pada laptop. Berdasarkan klaim Qualcomm, performanya naik sekitar 30 persen, sedangkan daya tahan baterainya lebih awet 20 persen.

Sejatinya ada banyak kemiripan antara Snapdragon 850 dan Snapdragon 845, mulai dari proses fabrikasi 10 nm sampai integrasi Qualcomm Artificial Intelligence Engine dan Snapdragon X20 LTE, yang memungkinkan kinerja machine learning yang lebih optimal serta kemampuan transfer data hingga secepat 1,2 Gbps di atas kertas.

Dari kacamata sederhana, Snapdragon 850 bisa dianggap sebagai Snapdragon 845 yang telah dioptimalkan untuk ekosistem PC. Qualcomm gampangnya ingin menghadirkan keunggulan-keunggulan smartphone dan arsitektur ARM ke ranah laptop, utamanya prinsip always on dan always connected, serta baterai yang bisa tahan seharian.

Kalau semuanya berjalan sesuai rencana Qualcomm, laptop berbekal chipset Snapdragon 850 dari berbagai pabrikan bakal dirilis pada musim liburan tahun ini juga.

Sumber: Qualcomm.