Tag Archives: Queen’s University

Smartphone Lentur WhammyPhone Bisa Jadi Alat Musik

Pengembangan alat musik eksperimental telah dilakukan sejak akhir abad ke-19, umumnya memanfaatkan beragam material dan teknik berbeda buat menghasilkan bunyi-bunyian. Di era modern, upaya tersebut terus berlangsung. Device-device seperti Ototo dan Mogees memberikan kita kemampuan untuk bermain musik dengan objek apapun. Tapi saya yakin Anda belum pernah melihat device seunik kreasi tim Queen’s University ini.

Para ilmuwan di Human Media Lab di Queen’s University Kanada memanfaatkan arahan berbeda dalam menciptakan alat musik. Dinamai WhammyPhone, penemuan mereka tersebut mengusung penampilan perangkat komunikasi multi-fungsi terpopuler saat ini: smartphone. Bedanya, WhammyPhone mempunyai struktur tubuh yang lentur, dan akan mengeluarkan suara biola ataupun gitar begitu device dibengkokkan.

Wujud WhammyPhone memang belum menyerupai produk rampung. Di video, Anda masih bisa melihat pita perekat di sisi bawah device. Perangkat memiliki layar sentuh FOLED (flexible organic light emitting diode) dengan resolusi 1920×1080-pixel. Panel tersebut berfungsi untuk menampilkan tombol-tombol buat memicu suara via software synthesizer yand diinstal di sana. Silakan simak demonstrasinya di bawah:

Seperti smartphone ReFlex yang sempat Human Media Lab perkenalkan di bulan Februari silam, WhammyPhone memanfaatkan rangkaian sensor fleksibel. Komponen ini memungkinkan perangkat mengubah gerakan di tubuhnya menjadi input untuk memanipulasi suara. Spesifikasi WhammyPhone sendiri sedikit canggih dari ReFlex, yang saat itu mengusung display LG Flexible OLED 720p.

Dr. Vertegaal selaku perwakilan dari tim Human Media Lab menjelaskan bahwa karya mereka tersebut merupakan sebuah upaya menciptakan cara baru berinteraksi dengan suara menggunakan smartphone. Metode ini membebaskan kita dalam berekspresi, yang sebelumnya cuma dapat disuguhkan oleh alat-alat musik ‘tradisional’.

Di video, sang Doktor memamerkan sejumlah cara menggunakan WhammyPhone. Dengan melekuknya, device bisa mensimulasikan momen saat musisi menarik senar gitar – mengeluarkan suara ‘ala Jimmy Hendrix’. Contoh lainnya, smartphone mampu meniru suara biola. Ketika WhammyPhone ditekuk, suara jadi menyerupai sewaktu pemusik menekan senar dengan hair di stick. Kegunaan terakhir ialah untuk mengendalikan loop di musik dance elektronik, membuatnya lebih intuitif.

Seperti ReFlex, tidak ada indikasi Human Media Lab akan mencoba menghadirkan WhammyPhone menjadi produk retail. Meski begitu, para ilmuwan Queen’s University sempat memamerkan WhammyPhone di konferensi Human-Computer Interaction di kota Tokyo awal minggu ini.

Sumber: Queen’s University.