Produsen synthesizer kenamaan asal Swedia, Teenage Engineering, belum lama ini memperkenalkan sebuah speaker Bluetooth yang sangat menarik bernama OB-4. Begitu menariknya, mereka tidak segan menjulukinya dengan istilah “The Magic Radio”.
Radio? Ya, perangkat ini bisa memutar radio FM di samping memutar musik via Bluetooth. Namun yang istimewa adalah bagaimana ia juga bisa merangkap peran sebagai mesin remix: apapun yang sedang ia putar bakal selalu direkam dengan durasi maksimum sampai dua jam ke belakang, dan pengguna bebas memanipulasi hasil rekamannya tersebut melalui piringan kecil yang terletak di samping kenop volumenya.
Jadi entah itu siaran radio atau lagu yang di-stream dari Spotify, semua pada dasarnya bisa di-remix menggunakan piringan mini di pelat bagian atasnya tersebut. Dari yang sesimpel me-rewind, sampai yang sedikit lebih kompleks seperti teknik time stretching, semua tergantung bagaimana Anda menggerakkan piringannya dengan jari.
OB-4 juga menawarkan sejumlah fitur eksperimental yang disajikan lewat mode bernama “Disk Mode”. Sejauh ini sudah ada tiga fitur, yakni Karma yang akan memutar sejenis mantra-mantra bernuansa psychedelic, kemudian Ambient yang memutar semacam musik meditatif tapi yang sebenarnya berasal dari siaran radio, dan terakhir Metronome yang bisa dijadikan acuan tempo. Ke depannya, Teenage Engineering berniat untuk terus menambahkan fitur-fitur baru pada Disk Mode ini.
Selebihnya, OB-4 tidak ubahnya sebuah speaker premium dengan sepasang woofer dan sepasang tweeter, plus dua amplifier Class-D yang masing-masing memiliki output 38 W. Bobot perangkat tergolong berat di angka 1,7 kg, tapi seperti yang bisa kita lihat, ada sebuah handle pada bagian atasnya. Menariknya, handle ini juga bisa dijadikan penyangga selagi speaker-nya dimiringkan.
Keberadaan handle juga mengindikasikan sifat perangkat yang portable. Benar saja, OB-4 mengemas baterai berkapasitas 5.000 mAh yang diklaim bisa memutar radio secara nonstop sampai 72 jam, atau memutar musik via Bluetooth sampai 40 jam. Untuk keperluan berpesta dengan volume yang harus mentok, ia sanggup beroperasi hingga 8 jam.
Teenage Engineering OB-4 bukanlah barang murah. Ia dijajakan seharga $599, dan malah ada varian lain yang berwarna merah dengan finish glossy yang dijual seharga $649. Jelas sekali ini merupakan produk untuk kalangan enthusiast, namun tidak bisa dipungkiri ide untuk me-remix siaran radio pastinya sangat menggugah rasa penasaran.
Menurut temuan PwC dalam “2018 Media & Entertainment Outlook”, diproyeksikan pendapatan industri media digital secara global akan tembus ke angka $792,3 miliar, naik dari 2017 sebesar $666,9 miliar. Kenaikan dipicu oleh pesatnya perkembangan teknologi yang menyamarkan cara konsumsi media cetak dan digital, video game dan olahraga, internet nirkabel dan kabel, TV berbayar dan OTT, media sosial dan tradisional.
Di sisi lain, fakta ini menjadi tantangan buat perusahaan untuk menyusun kembali strategi mereka dalam menjangkau konsumen, teknologi apa yang tepat dan produksi konten premium dengan cara yang hemat biaya. Salah satu bagian dari industri ini terdapat radio, perusahaan podcast dan layanan streaming yang saling berkompetisi menghadirkan kontennya masing-masing.
Perkembangan radio sendiri di kancah global selama beberapa tahun terakhir cenderung stagnan, beda halnya dengan internet radio yang tumbuh 40% per tahun, menurut laporan dari Nielsen dan Edison Research di 2018. Definisi internet radio tidak hanya radio live streaming saja, juga mencakup musik dan podcast.
Kondisi di atas mendorong Hemat Dwi Nuryanto dan Farid Fadhil Habibi untuk menginisiasi kehadiran Svara sejak 9 September 2017. Mereka tertarik untuk terjun ke industri ini karena peluang bisnisnya yang menggiurkan, target pasarnya tidak hanya di Indonesia tapi internasional.
“Karena industri media sedang mengalami disrupsi, jadi tidak hanya radio di Indonesia saja tapi juga di seluruh dunia. Selain itu, yang membuat kami tertarik adalah radio punya dampak sosial yang besar karena ada kearifan lokal,” ucap Farid selaku Co-Founder & CEO Svara kepada DailySocial.
“Jika radio dapat bertahan dan tumbuh bersama kami, konten lokal, wisdom lokal, budaya lokal, wisata lokal dan musik lokal dapat terangkat,” tambahnya.
Svara terdiri dari dua platform, on-air platform untuk broadcaster automation dan aplikasi Svara untuk pendengar. Mereka dapat menikmati berbagai konten audio dan non audio di aplikasi, di antaranya radio, playlist music, dan podcast.
Fitur lainnya adalah live visual radio, live chat dengan penyiar dan pendengar lain social audio, dan library. Farid mengklaim kehadiran Svara menjadi warna baru dalam pemain digitalbroadcasting. Pasalnya, jika hanya berbicara soal aplikasi radio streaming saja, sudah banyak pemainnya.
Jika hanya bicara soal podcast saja, sudah ada Inspigo dan SoundCloud, misalnya. Apabila hanya bicara streaming musik ada Spotify sebagai pemimpin pasar globalnya. Di antara semuanya ini tidak ada yang memiliki on-air platform.
“Kami sudah research sejak 2002, salah satu pemain besar di broadcaster automation adalah RCS (Radio Computing Services) dari Amerika Serikat. Baik online platform ataupun on-air platform terintergrasi satu sama lain, yang kami sebut dengan Svara.”
Pencapaian dan rencana Svara
Farid menjelaskan perusahaan punya delapan model bisnis, ada yang B2B dan B2C. Empat di antaranya sudah jalan, sisanya masih dalam proses pengembangan. Tapi dia enggan mendetailkan cara perusahaan memonetisasi.
Disebutkan pengguna dapat mendengarkan lebih dari 100 radio siaran AM/FM, lebih dari 10 radio komunitas percontohan seperti radio kampus/sekolah, dan radio toko. “Ada ribuan radio di seluruh dunia dapat didengarkan melalui Svara. Kami memiliki lebih dari 250 ribu pengguna.”
Di samping itu, perusahaan bekerja sama dengan PRSSNI (Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia) dengan anggota 585 radio, Lembaga Manajemen Kolektif (WAMI – Wahana Musik Indonesia) untuk lisensi musik, Telkomsel untuk bebas kuota internet, LPIK ITB, dan IDX Incubator.
Mengingat ruang bisnis yang masih sangat besar, perusahaan berencana untuk terus mengembangkan Svara. Pada tahun ini ditargetkan ada 250 radio lokal yang masuk dalam aplikasi dan menggaet hingga 1 juta pengguna. “Aplikasi Svara dapat segera digunakan untuk Smart Speaker, Connected Car, Smart Watch, hingga Smart TV.”
Untuk mencapai target tersebut, perusahaan mengumumkan perolehan pendanaan pra seri A dengan nominal dirahasiakan dari UMG Idealab, kemarin (6/1). Kendati dirahasiakan, diklaim valuasi Svara hampir sentuh angka $10 juta (Rp140 miliar).
Farid menjelaskan, selain pengembangan produk, dana segar akan dipakai untuk memperkuat tim produk dan pemasaran, memperluas kerja sama strategis dengan pihak lain dan mengedukasi para pemain radio untuk melakukan transformasi digital.
“Kami sangat yakin Svara akan menjadi nextunicorn di Indonesia. Kami persembahkan untuk Indonesia, khususnya untuk membantu industri kreatif, yaitu radio, musik, dan podcast untuk tetap bertahan dan tumbuh di era disrupsi ini,” tutupnya.
Sebelum peroleh dana segar, Svara telah beberapa kali menerima dana hibah dari penghargaan nasional dan internasional. Di antaranya, Swiss Innovation Challenge 2017 (hibah $5.000) dan Government Research Grant on Blockchain in Music 2017 (hibah $30 ribu).
Banyak yang bilang kehadiran smartphone yang lebih canggih, YouTube dan sekarang podcast, akan membuat radio kehilangan pendengar. Ada benarnya, tapi kalau dibilang hilang sama sekali, sepertinya ngga juga.
Penikmat radio tidak benar-benar menghilang. Banyak orang yang masih mendengarkan radio untuk bernostalgia. Bahkan di zaman yang serba canggih ini, ada aplikasi radio yang bisa Anda unduh di Play Store.
Jika Anda adalah segelintir orang yang masih setia dengan radio, dan ingin menikmati frekuensi kesayangan dengan cara yang lebih asik, berikut adalah daftar aplikasi radio untuk Android yang wajib dimiliki.
Radio FM adalah aplikasi untuk memutar radio menggunakan internet. Ada sekitar 30.000 stasiun radio yang bisa Anda jelajahi sehingga tidak akan membuat Anda bosan. Aplikasi ini juga memungkinkan Anda untuk mendengarkan beberapa jenis musik sesuai yang diputar oleh stasiun radio seperti pop, dangdut, rohani, musik tradisional, musik klasik dan masih banyak lagi. Beberapa fitur seperti penambahan ke favorit, pengingat waktu tidur dan lain-lain juga ditambahkan untuk kenyamanan pengguna. Sayangnya aplikasi ini masih mengandung iklan.
Aplikasi ini diunduh lebih dari 10 juta pengguna yang menandakan bahwa penggemar radio masih setia sampai saat ini. Di aplikasi Simple Radio terdapat siaran radio AM, FM, dan internet yang bisa diakses secara gratis. Terdiri dari 45.000 stasiun radio, Anda dapat mendengarkan siaran salah satu stasiun favorit Anda dimanapun dan kapapun.
Radio FM Indonesia menawarkan sensasi mendengarkan radio khusus dari stasiun radio Indonesia. Anda dapat menikmati siaran radio Indonesia secara online. Selain itu, Anda juga bisa mendengarkan musik Indonesia saat bersantai atau sedang berkendara.
Sedikit berbeda dengan Radio Indonesia, dengan aplikasi Radio Online, Anda dapat mendengarkan siaran dari berbagai negara. Mulai dari stasiun radio Indonesia sampai stasiun radio amerika. Mendengarkan secara online, kapanpun dan dimanapun Anda berada. Mendengarkan musik dari berbagai genre pun bebas sesuai selera Anda.
World Radio
Ingin mengetahui juga beberapa informasi dunia selain di Indonesia? dengan menginstall World Radio, Anda dapat mendengarkan semua stasiun radio dengan menggunakan internet. Dengan stasiun radio dari seluruh dunia, memungkinkan pendengar menikmati berbagai genre musik dari seluruh dunia. Selain itu, Anda juga dapat mendengarkan berita, konser, pertunjukan yang sedang disiarkan.
Maret tahun lalu, Waze menghadirkan integrasi Spotify demi memudahkan para pengemudi mobil untuk menikmati musik favoritnya selagi di jalanan. Kemudian belum lama ini, Google Maps menyusul dengan integrasi serupa, tapi yang mencakup Apple Music dan Google Play Music sekaligus.
Sebagai pencetus idenya, Waze memutuskan untuk semakin mematangkan fitur pemutar audio ini. Di samping Spotify, Waze baru saja kedatangan tujuh integrasi layanan streaming lain: Pandora, iHeartRadio, NPR, Deezer, Stitcher, Scribd, dan TuneIn, menyajikan pilihan konten audio yang lengkap, mulai dari musik, podcast, audiobook sampai radio.
Sama seperti sebelumnya, integrasi ini juga berlaku sebaliknya; panduan navigasi Waze masih bisa dipantau melalui deretan aplikasi streaming tersebut. Tentunya pengguna perlu meng-install versi terbaru Waze maupun aplikasi streaming yang hendak digunakan.
Setelahnya, pengguna harus menyambungkan Waze dengan aplikasi streaming-nya terlebih dulu. Sinkronisasi ini cuma perlu dilakukan satu kali, dan selanjutnya pengguna tinggal memilih hendak memutar konten dari layanan yang mana.
Perlu dicatat, fitur ini masih berstatus beta, dan integrasinya belum tersedia sepenuhnya baik pada platform Android maupun iOS. Integrasi Deezer, misalnya, baru tersedia di iOS, sedangkan TuneIn untuk sementara hanya bisa dinikmati para Wazer yang menggunakan perangkat Android.
Peluncuran globalnya dijadwalkan bakal berlangsung dalam beberapa minggu ke depan. Namun kalau memang sudah tidak sabar mencoba, Anda bisa mendaftar sebagai beta tester guna menikmati jatah lebih awal.
Lupakan dulu soal smartphone Xiaomi, karena di ranah mobile, pabrikan asal Tiongkok ini sudah pantas disejajarkan dengan nama-nama besar seperti Samsung, Huawei, LG atau bahkan Apple. Mungkin karena itulah mereka bisa lebih santai dalam membagi fokus untuk menggarap perangkat yang bahkan sama sekali tak berhubungan dengan ponsel, contohnya radio internet.
Dinamai Mi Internet Radio, ini adalah perangkat Radio yang dapat terhubung ke lebih dari 300.000 stasiun radio online dengan berbagai genre. Sebagai aksesibilitas pendukung, Xiaomi membenamkan jaringan Bluetooth untuk menghubungkan perangkat ke smartphone dan juga WiFi. Konfigurasi lanjutan perangkat dapat dilakukan melalui aplikasi Mi Home.
Perbedaan paling signifikan dibanding seri terdalunya terletak pada sumber daya. Mi Internet Radio keluaran 2016 cukup mengecewakan karena Xiaomi tidak membenamkan sumber tenaga berupa baterai. Untuk menikmati musik dari perangkat, pengguna harus menyuplai daya melalui colokan listrik atau minimal power bank. Di seri terbaru ini, Xiaomi melakukan perbaikan dengan menanamkan baterai 1000mAh ke dalam perangkat Mi Internet Radio. Artinya, kini pengguna tak harus membawa power bank hanya untuk mendengarkan radio dari perangkat.
Tapi harganya juga menjadi sedikit lebih mahal, yakni di kisaran $22 atau $3 lebih mahal dari seri terdahulu. Xiaomi bakal mulai menjajakan Mi Internet Radio pada tanggal 24 Maret waktu setempat melalui situs resmi dan sejumlah toko retail lokal Tiongkok.
Mulai tahun 2017, penduduk Norwegia tidak akan bisa lagi menikmati siaran radio FM. Pemerintah salah satu negara Skandinavia tersebut baru saja melayangkan keputusan untuk menyetop penggunaan gelombang radio FM sebagai media penyiaran channel radio nasional dan sejumlah channel lokal dua tahun dari sekarang. Continue reading Norwegia Akan Jadi Negara Pertama yang ‘Membunuh’ Radio FM Secara Penuh→
Demi menjawab kebutuhan pendengar akan layanan musik gratis, salah satu penyedia layanan streaming musik asal Australia, Guvera, kemarin secara resmi memperkenalkan fitur terbaru yang disebut dengan Guvera #Play. Fitur terbaru ini memungkinkan pengguna untuk menikmati alunan jutaan lagu legal tanpa batas dan tanpa berbayar. Jangan heran jika di dalamnya Anda akan menemukan berbagai sisipan iklan sebagai model bisnisnya.
In responding to the consumer demand for free music streaming services, Guvera, the music streaming service from Australia, officially introduced its latest feature called Guvera #Play on Tuesday, (15/7). This feature allows music fans to enjoy free and unlimited access to millions of songs legally. Nevertheless, do not be surprised if you find various inserted ads inside the service. Continue reading Guvera #Play Offers Ad-Supported Streaming Radio Service→
Indonesian online radio Ohdio.FM today announced an addition to its streaming channels in the form of artist selections. Ohdio now features a section called Radio Artis which allows listeners to automatically create playlists based on the band or the singer that they have selected. The new feature is being made available on the desktop first and will be making its way to the mobile interface in the coming weeks.