Ruangguru mengumumkan akuisisi penuh terhadap dua startup edtech, Schoters dan Kalananti, dengan nominal dirahasiakan. Kedua startup ini akan melengkapi rangkaian ekosistem produk K-12 di Ruangguru, masing-masing petinggi tetap fokus pada solusi yang mereka tawarkan untuk para pengguna Ruangguru.
“Kami baru akuisisi Kalananti dan Schoters, selama ini kurikulum di Ruangguru untuk bantu siswa masuk PTN dan PTS. Dengan Schoters, yang mau kuliah di luar negeri untuk S1, S2, dan dapat dapat beasiswa bisa dibantu. Schoters jadi yang terbesar di Indonesia untuk bimbingan seperti ini,” ujar Co-founder dan CEO Ruangguru Belva Devara dalam konferensi pers yang diadakan kemarin (4/7).
Secara terpisah, kepada DailySocial.id, masing-masing petinggi Schoters dan Kalananti memberikan pernyataannya. Co-founder dan CEO Schoters Radyum Ikono menuturkan penjajakan akuisisi sebenarnya sudah dilakukan pada November 2021, tapi kesepakatannya baru kelar pada akhir Juni ini. Setelah akuisisi, proses bisnis di Schoters tidak akan berubah secara signifikan, bahkan merek Schoters tetap akan ada untuk menjamah pengguna baru di luar ekosistem Ruangguru.
Solusi Schoters akan tersedia di platform Ruangguru dan diakses oleh seluruh pengguna yang membutuhkan solusi tersebut. “Kita jadi part of ecosystem Ruangguru. Ini yang menarik karena selama ini kan kita bimbing anak SMA yang mau kuliahi di luar negeri. Ruangguru punya pengguna anak SMA se-Indonesia, sementara kami startup terbatas, begitu gabung, semua anak SMA bisa kita approach,” kata Ikono.
Sejak beroperasi di 2018, Schoters mengklaim berhasil membantu kelulusan ribuan pelajar Indonesia ke lebih dari 400 universitas di 43 negara, termasuk Cornell University, University of College London, Nanyang Technological University, hingga Harvard University. Juga, membantu pelajar mendapatkan ratusan beasiswa dan angka pertumbuhan pengguna lebih dari 500% pada 2020-2021.
Solusi Schoters tidak hanya menawarkan konsultasi dan bimbingan pendaftaran kuliah, tapi juga kelas bahasa asing, persiapan dokumen, hingga membantu mencari akomodasi.
Sementara itu, proses akuisisi Kalananti sebenarnya sudah rampung sejak akhir Maret 2022. Setelah itu, keduanya langsung tancap gas kolaborasi bisnis. “Produk utama kita adalah keterampilan masa depan, salah satunya adalah coding. Banyak orang tua merasa itu sangat relevan, makanya banyak yang anggap coding adalah produk unggulannya. Kita diakuisisi ya karena produk coding itu sendiri,” ucap CEO Kalananti Ahmad Syahid Zakaria.
Syahid melanjutkan, setelah bergabung di Ruangguru, ia dan tim akan fokus pengembangan produk pembelajaran coding untuk anak karena kini memiliki sumber daya yang lebih lebar, tidak seperti sebelumnya. Sebenarnya, selain coding, Kalananti punya beberapa produk edukasi lainnya, namun yang akan menjadi fokus untuk beberapa waktu ke depan adalah coding sebelum kembali menyeriusi produk lainnya.
“Kami mau mengerucutkan ke satu produk untuk mature. Sebelum gabung ke Ruangguru, yang belum bisa kita optimize itu marketing and sales-nya, itu akan terbantu banget dari sisi kami. Makanya sekarang kita mau ke product development ke produk unggulan kita, nanti diversifikasi lagi ke produk yang lainnya.”
Sebagai catatan, Kalananti merupakan startup edtech yang sudah berdiri secara resmi pada 2020. Startup ini fokus menyediakan kursus coding dan inovasi untuk anak usia 5-12 tahun, mengeksplorasi berbagai keterampilan di masa dengan cara menyenangkan melalui program seru.
Kalananti menggunakan pendekatan blended learning yang berfokus pada konsep dan kompetensi. Untuk program ScratchJr misalnya, yang diperuntukkan untuk usia 5-6 tahun, anak akan dikenalkan coding dengan membuat game/animasi di aplikasi ScratchJr, tidak perlu sudah baca tulis. Aplikasi ini memungkinkan orang tua mengasah logika dasar coding secara sederhana dengan warna dan ikon.
Pembaruan fitur di Ruangguru
Hal lainnya yang disampaikan dalam konferensi pers adalah produk baru dan fitur pendukung dalam rangka menyambut tahun ajaran baru. Salah satu yang ditekankan adalah kehadiran Ruangguru for Kids, ekosistem belajar terpadu untuk mengembangkan potensi dan kemampuan akademik dan non-akademik anak sejak dini.
Dalam platform ini, tersedia berbagai pilihan moda dan bidang belajar bagi anak usia 3-12 tahun, mulai dari bahasa, coding, baca, tulis dan hitung, hingga sekolah online. Kalananti dan Alta School masuk melengkapi solusi tersebut, berikutnya Dafa Lulu, yakni platform pembelajaran interaktif dan beranimasi untuk siswa SD kelas 1-6, menggabungkan materi belajar dengan storytelling dan gamifikasi.
Platform Dafa Lulu ini dilengkapi dengan fitur Zona Berlatih, zona khusus untuk belajar melalui berbagai permainan edukasi menarik, Dafa Lulu Live, untuk belajar bersama guru secara live dan interaktif menggunakan konten Dafa Lulu. Di luar Ruangguru for Kids, perusahaan juga mengumumkan tambahan fitur untuk Adapto, video belajar adaptif yang alurnya dapat menyesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa, dinamai Adapto X.
Adapto itu sendiri sudah dirilis sejak tahun lalu. Di dalam Adapto X, fitur ini menggunakan simulasi dan permainan interaktif, menekankan aspek penerapan secara proaktif untuk membantu siswa memahami materi pelajaran dengan lebih mudah. Terakhir, adalah UTBK Center, platform persiapan seleksi masuk PTN untuk pelajar SMA. Seluruh aspek yang diperlukan untuk persiapan UTBK, mulai dari countdown jadwal UTBK, persebaran materi dan strategi belajar, latihan soal, analisis peluang lolos UTBK, hingga info universitas dan program studi.