Tag Archives: rangefinder

Leica M11 Resmi Diumumkan, Kamera Rangefinder Beresolusi 60 MP Dengan Teknologi Triple Resolution

Leica M10 original pertama kali diperkenalkan pada tahun 2017, kamera rangefinder ini mengemas sensor full frame 24 MP. Sejauh ini, Leica telah merilis empat varian lain dari Leica M10 yakni M10-P dan M10-D (24 MP) pada 2018, serta M10 Monochrom dan M10-R (41 MP) di 2020.

Kini Leica telah resmi mengumumkan Leica M11 dengan harga US$8.995 atau sekitar Rp128 jutaan. Penerus M10 ini masih mempertahankan form factor seperti para pendahulunya, namun membawa peningkatan yang cukup signifikan dibanding M10.

Sajian utama Leica M11 adalah sensor CMOS BSI 60 MP. Tak butuh resolusi setinggi itu? Tenang, Leica menghadirkan teknologi triple resolution. Kamera dapat menangkap foto dalam format Raw atau JPG pada resolusi penuh 60 MP, 36 MP saja, atau 18 MP dengan sensivitas tinggi menggunakan area sensor penuh.

Sensor tersebut dilapisi filter IR + UV baru yang sangat tipis untuk memberikan koreksi yang lebih efektif terhadap sinar cahaya yang paling miring sekalipun. Susunan filter tersebut juga menawarkan reproduksi warna yang lebih natural. Leica M11 memiliki rentang ISO dari 64 hingga 50.000, merekam pada kedalaman warna 14-bit dan diklaim punya dynamic range hingga 15 stop.

Dari segi desain, Leica M11 terlihat mirip dengan model M sebelumnya, tetapi memiliki beberapa perubahan hardware. Termasuk layar sentuh 3 inci dengan resolusi lebih tinggi yakni 2,3 juta titik dan beberapa kontrol telah diatur ulang untuk pengoperasian yang lebih mudah.

Perubahan yang paling mencolok adalah pelat dasar one-piece tradisional telah diganti dengan kompartemen baterai yang lebih konvensional sehingga fotografer dapat mengakses langsung ke baterai dan slot kartu SD. Yang unik, Leica M11 memiliki penyimpanan internal 64GB, jadi meski lupa bawa kartu SD tetap dapat memotret.

Di sisi daya, baterai 1.800 mAh baru menjanjikan daya baterai 64% lebih banyak daripada model sebelumnya. Menariknya lagi, baterai Leica M11 dapat diisi lewat port USB-C.

Leica M11 varian black-finish memiliki pelat atas yang terbuat dari aluminium berkualitas tinggi dengan scratch-resistant coating dan bobotnya 530 gram. Sementara, varian warna silver-chrome memiliki pelat atas dari kuningan klasik dan beratnya 640 gram.

Bersama Leica M11, Leica mengumumkan dua aksesori yakni electronic viewfinder Visoflex 2 dengan resolusi 3,7 juta titik yang dapat dimiringkan 90 derajat. Serta, handgrip baru yang dapat berfungsi ganda sebagai mount tripod.

Terakhir, Leica telah mengumumkan pembaruan firmware baru akan tiba pada paruh kedua tahun 2022. Firmware ini akan memberikan konektivitas yang ditingkatkan, memungkinkan kamera untuk dipasangkan dengan aplikasi Leica FOTOS untuk menyematkan data lokasi dalam foto dan mengakses gambar melalui Bluetooth.

Sumber: DPreview

elnomaxim-55mm-f1-2-adalah-lensa-besutan-ms-optics-untuk-leica-m-mount

Elnomaxim 55mm F1.2 Adalah Lensa Besutan MS Optics Untuk Leica M-mount

Buat kamu yang memiliki hobi fotografi dan menyukai kamera klasik seperti kamera jenis rangefinder besutan Leica. MS Optics baru-baru ini telah meluncurkan lensa baru untuk kamera Leica dengan dudukan M-mount.

Lensa tersebut adalah Elnomaxim 55mm F1.2, lensa ini menggunakan desain optik tipe gauss dengan formula yang sederhana. Sistem fokusnya sepenuhnya manual dengan focal length 55mm dan rentang aperture dari F1.2 hingga F16.

Selain itu, Elnomaxim 55mm F1.2 memiliki jarak fokus minimum satu meter dan punya filter berdiameter 49mm. Panjang dari lensa ini 43mm dan punya bobot 180 gram.

MS Optics yang didirikan oleh Sadayasu Miyazaki asal Jepang ini memang kerap membuat lensa-lensa Leica yang unik. Seperti lensa MS Optics lainnya, Elnomaxim 55mm F1.2 bukan lensa yang super tajam tetapi memiliki karakter yang khas. Berikut beberapa hasil fotonya.

Lensa Elnomaxim 55mm F1.2 untuk Leica M-mount tersedia dalam pilihan warna black chrome dan silver chrome. Bisa dipesan lewat Japan Camera Hunter dengan harga US$1.200 atau sekitar Rp17,6 jutaan dan diproduksi dalam jumlah kecil sehingga stoknya bisa cepat habis tapi kemungkinan akan restock kembali.

Sumber: DPreview

Setahun Setelah Diungkap, Kamera Mirrorless Zenit M Akhirnya Tersedia Secara Global

Ajang Photokina tahun lalu menjadi saksi atas munculnya kembali brand kamera legendaris asal Rusia, Zenit. Kala itu, mereka mengumumkan Zenit M, kamera pertamanya sejak berhenti memproduksi di tahun 2005. Setelah sebelumnya lebih dulu dipasarkan di dataran Eropa, Zenit M kini sudah siap go international.

Bagi yang ketinggalan berita, Zenit M pada dasarnya merupakan kamera mirrorless yang identik dengan Leica M (Typ 240). Perbedaannya hanya tampak dari sejumlah elemen desain, serta penggunaan software bikinan Zenit. Juga berbeda adalah dudukan lensanya, yang hanya bisa menerima segelintir lensa buatan Zenit sendiri.

Zenit M

Memasangkan lensa Leica sebenarnya bisa saja, akan tetapi fitur koreksi otomatisnya jadi tidak berjalan. Itulah mengapa Zenit M dibundel bersama lensa Zenitar 35mm f/1.0. Tidak seperti bodi kameranya yang dibuat di Jerman, lensanya ini murni dirancang dan dirakit sendiri oleh Zenit. Dua lensa lain yang tersedia secara terpisah adalah 50mm f/1.0 dan 21mm f/2.8.

Selebihnya, spesifikasi Zenit M sama persis seperti Leica M (Typ 240), mulai dari sensor full-frame 24 megapixel-nya, sampai LCD 3 inci di belakangnya. Ini berarti Zenit M juga hanya bisa merekam video dalam resolusi maksimum 1080p saja. Kendati demikian, saya pribadi belum pernah berjumpa dengan pengguna Leica yang memakai kameranya untuk merekam video.

Zenit M

Berhubung basisnya Leica, tidak mengherankan apabila Zenit M dibanderol mahal: $6.995, dan itu sudah dengan status “sale” di situsnya. Konsumen yang tertarik sepertinya harus cepat memesan mengingat Zenit hanya akan memproduksinya sebanyak 500 unit saja. Meski begitu, mereka rupanya masih harus menunggu apabila mengincar varian yang berwarna serba hitam.

Sumber: DPReview dan Leica Rumors.

Pixii Adalah Kamera Digital Rangefinder dengan Leica M-Mount dan Terintegrasi ke Smartphone

Harus diakui, hasil foto dari kamera smartphone terutama seri terbaru kualitasnya sudah cukup baik. Prosesnya juga cepat, di mana secara default ada di mode auto, bahkan telah dilengkapi AI – jadi tinggal tekan tombol shutter saja.

Berbeda bila kita memotret menggunakan kamera digital, di mana kita bisa campur tangan untuk mengatur ISO, shutter speed, aperture, white balance, fokus, dan lainnya sesuai keadaan. Sehingga bisa menghasilkan foto yang ‘bernilai’, meskipun kerap kali hasilnya hanya tertimbun di kartu memori tanpa tindak lanjut.

Pixii-Front-View

Bila Anda penggemar fotografi dan pernah mengalami hal seperti di atas, maka Anda wajib berkenalan dengan Pixii. Sebuah kamera digital rangefinder dengan Leica M-mount dari perusahaan startup yang juga bernama Pixii asal Prancis.

Uniknya kamera ini adalah Pixii tidak memiliki layar di bagian belakang. Sebaliknya, pembuatnya merancang agar Pixii terintegrasi dengan smartphone dan hasil fotonya bisa dilihat dari layar smartphone.

Pixii-DosFondNoir

Pixii tidak memiliki slot kartu memori, sebagai gantinya hasil jepretannya bisa langsung dikirim ke smartphone lewat konektivitas WiFi atau Bluetooth. Tetapi, bagaimana bila Pixii tidak terhubung ke smartphone? Jangan khawatir, Pixii memiliki memori internal dengan pilihan kapasitas 8 GB atau 32 GB.

Kemudian, untuk membidik gambar dan mengatur komposisi foto bisa dilakukan melalui optical viewfinder dengan pembesaran 0.67x. Shutter speed bisa diatur ke auto atau manual, namun fokus dan aperture hanya bisa dikontrol secara manual.

pixi2

Di bagian atas juga terdapat layar kontrol dengan panel OLED yang menampilkan pengaturan kamera. Baterainya sendiri berjenis Li-ion dengan kapasitas 1.000 mAh.

Untuk saat ini, Pixii belum mengungkapkan harga, resolusi kamera, dan ukuran sensor yang digunakan. Yang pasti akan mengusung sensor tipe CMOS dengan global electronic shutter, sampling 12-bit, high dynamic range dengan rentang ISO dari 100 hingga 6400.

Sumber: DPreview

Leica M (Typ 262) Diungkap, Disebut Entry Level Meski Berharga di Atas $5.000

Pabrikan kamera asal Jerman, Leica, belum lama ini memperkenalkan sebuah kamera rangefinder baru yang mereka anggap masuk dalam kategori entry level. Bernama Leica M (Typ 262), ini merupakan alternatif yang lebih terjangkau dari Leica M (Typ 240).

Ada dua fitur penting yang dipangkas dari Typ 262: kamera ini tidak bisa merekam video dan tidak dilengkapi fitur live view (mengatur komposisi menggunakan layar LCD). Melihat hal ini, bisa dikatakan bahwa Typ 262 sebenarnya bisa menarik perhatian para penggemar setia Leica yang tergolong kaum purist, yaitu mereka yang sedikit keberatan melihat Leica terlalu banyak berkutat dengan teknologi digital.

Tentu saja, sebagai sebuah rangefinder, kamera ini tak mengenal sistem autofocus. Semuanya harus diatur secara manual melalui optical viewfinder, baik itu titik fokus ataupun exposure. Leica juga menjelaskan bahwa absennya fitur live view dan video membuat tampilan menunya jadi lebih simpel dan mudah dinavigasikan.

Leica M (Typ 262)

 

Dari segi kualitas gambar, sepertinya tidak ada perbedaan antara Typ 262 dengan Typ 240 yang lebih dulu dirilis. Kamera ini masaih mengemas sensor CMOS full-frame 24 megapixel, dengan rentang ISO 100 – 6400. Tentu saja angka-angka ini tak bisa dijadikan patokan utama, karena pada dasarnya foto-foto yang dihasilkan pasti mempunyai ‘cita rasa’ khas Leica.

Soal fisik, Typ 262 telah dirancang supaya tetap solid meski bobotnya lebih ringan sekitar 100 gram daripada Typ 240. Rahasianya terletak pada pemakaian bahan aluminium sebagai pelat atasnya. Bentuknya sendiri tidak jauh berbeda, ‘sangat Leica’ kalau kata orang-orang.

Leica M (Typ 262)

Satu hal yang baru dari Typ 262 adalah sistem shutter-nya. Leica mengklaim kamera ini hampir tak menimbulkan suara saat menjepret gambar. Hal ini pun menjadikannya sebagai kamera yang ideal untuk kegiatan street photography, dimana pengguna bisa lebih bebas mengabadikan bapak-bapak yang tengah tertidur selagi menunggu kedatangan bus di terminal – tentu saja tangannya harus cepat mengatur fokus kalau tidak mau terpergok.

Namun terlepas dari pemangkasan sejumlah fitur dan klaim bahwa ini merupakan kamera entry level, Leica M (Typ 262) masih dihargai cukup mahal. $5.195 adalah banderol resmi dari kamera ini tanpa disertai lensa sama sekali. Dibandingkan Typ 240 yang berharga $6.950, selisihnya memang cukup jauh, tapi masih saja di luar budget mayoritas konsumen.

Berikut dua contoh hasil foto dari Leica M (Typ 262) tangkapan fotografer Andrea Boccalini, sisanya bisa Anda lihat langsung di blog Leica.

Leica M (Typ 262) Sample Photo

Leica M (Typ 262) Sample Photo

Sumber: Wired.