Tag Archives: Rebel GoFood

Explore the Further Concept of “Cloud Kitchen” in Indonesia

In the past three years, food delivery services have become one of the fastest-growing sectors. Many SME’s success stories based on the food business pioneer, supported by a delivery service, one indicator. Grab and Gojek became the two companies that dominated the industry. Now the competition continues. Both are in a competition to bring the concept of cloud kitchen or kitchen together to accelerate the food delivery business.

Cloud Kitchen, also known as a ghost kitchen or virtual kitchen, is basically a shared kitchen concept that can combine several brands in one place or kitchen. This concept, if viewed from the point of view of the delivery order service, will be effective to improve user experience because users can order the desired food from the nearest shared kitchen.

As in the food business, the concept of a shared kitchen can make it easier for them to be present in more places than opening a new branch that is costly.

Research says that the global cloud kitchen market is to reach $ 2.63 billion by 2026. The greatest potential for growth occurs in countries that have a growing food delivery service market.

In India, the cloud kitchen concept works quite well and is accepted by the public. The potential for growth is predicted to reach five times in the next five years. This is also driven by pandemic situations that force restaurants to serve only takeaway orders. Cloud kitchen allows many aspects that can ultimately be suppressed, one of which is infrastructure costs.

“People are currently ordering online, it benefits us for our entire cost structure is built on that. There is no shop in front of the restaurant. Therefore, from the perspective of capital and operating expenses, we are in a position to maintain and grow,” the CEO of the Indian Rebel Food Business Unit Raghav Joshi explained.

While in China, food delivery services also reached $62 billion in 2018. This is predicted to double by the year 2021. One that adds up to the message service between eating in China is the presence of Panda Selected. The Beijing-based startup is a cloud kitchen service provider with 120 locations in various major cities, such as Beijing and Shenzhen.

Cloud kitchen in Indonesia

Gojek brought Rebel Food expertise from India to Indonesia to develop this cloud kitchen concept. Gojek calls it the GoFood Joint Kitchen. There is also Grab (GrabKitchen) and Hangry which carry the concept of one kitchen for many brands.

“To date, GoFood Dapur Bersama, which was launched in October 2019, has 27 locations and expanding across Greater Jakarta, Bandung, and Medan. 80 percent of business partners who benefit from Dapur Bersama are GoFood SME partners that also part of the GoFood ecosystem, for example Duck Dower, Martabak Pizza Orins Express, Bakso Jawir, etc. Next, referring to GoFood data in May 2020, 70% of transactions were recorded by MSMEs after joining the GoFood Joint Kitchen, “said VP Corporate Affairs Food Ecosystem Gojek Rosel Lavina.

Grab also presents GrabKitchen in many cities. As of last February they already had 40 cloud kitchen kitchens spread across several cities in Indonesia. GrabFood also has a GrabKitchen “All in One” feature that can make it easier for customers to order many dishes from several restaurants at once.

A similar concept is also applied by Hangry, a multi-brand restaurant developed with a digital approach. Although Hangry does not claim that they carry the concept of a cloud kitchen, the concept of one place with many brands is very close to the concept of a shared kitchen. The startup, which is headed by Abraham Viktor, utilizes a delivery service from Gojek and Grab and other technologies that support the company’s performance.

Last June Hangry successfully pocketed Rp42.7 billion in initial funding from Sequoia India and Alpha JWC Ventures. Currently, Hangry has dozens of outlets throughout Jabodetabek.

“During this pandemic, we still grow. Maybe because many people have not started eating out. From January to March the growth is 100%, while from March to June 30% per month,” Viktor explained then.

Gojek, Grab, and Hangry launched an expansion this year to encourage the presence of a more massive shared kitchen. Gojek decided to stop the GoFood Festival category and switch to the concept of a shared kitchen to continue with the delivery model.

“Gradually, through data and market demand, we are proceeding to develop GoFood Joint Kitchens in other cities in Indonesia as one of the comprehensive solutions to support the needs of culinary MSME businesses,” Rosel said.

The concern

As any other business model, the cloud kitchen concept raises several questions, both in terms of customers and business owners. For example the issue of cleanliness and quality.

There is also concern that expansion only benefits well-known brands, which makes it difficult for new businesses to grow and compete. At least those two are the concerns of the joint kitchen business that runs in several countries.

To date, the concept of shared kitchens is still an attractive option in Indonesia to encourage the expansion of restaurant chains that have proven to have a lot of interest. Time will prove whether there will be a new local restaurant network that is able to be national along with the growth of the cloud kitchen business in this country.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Dapur bersama (cloud kitchen) membuat bisnis semakin dekat dengan pelanggannya. Grab dan Gojek menjadi dua perusahaan yang mendorong perkembangan segmen ini

Mengenal Lebih Dekat Konsep “Cloud Kitchen”

Tiga tahun belakangan layanan pesan antar makanan menjadi salah satu sektor yang tumbuh dengan cepat. Banyak kisah sukses UMKM yang merintis bisnis makanan, didukung layanan pesan antar, yang jadi salah satu indikatornya. Grab dan Gojek menjadi dua perusahaan yang merajai industri ini. Kini persaingan berlanjut. Keduanya berlomba-lomba membawa konsep cloud kitchen atau dapur bersama untuk mengakselerasi bisnis pengantaran makanan.

Cloud Kitchen, atau juga dikenal dengan ghost kitchen atau virtual kitchen, pada dasarnya merupakan konsep dapur bersama yang bisa menggabungkan beberapa brand di satu tempat atau dapur. Konsep ini, jika ditengok dari segi pengelola layanan pesan antar, akan efektif untuk meningkatkan pengalaman pengguna karena pengguna bisa memesan makanan yang diinginkan dari dapur bersama terdekat.

Sementara bagi bisnis makanan, konsep dapur bersama bisa memudahkan mereka untuk hadir di lebih banyak tempat ketimbang membuka cabang baru yang memakan banyak biaya.

Sebuah riset menyebutkan bahwa pasar cloud kitchen secara global akan mencapai $2,63 miliar pada 2026. Potensi pertumbuhan paling besar terjadi di negara-negara yang memiliki pasar layanan pengantaran makanan yang sedang tumbuh.

Di India, konsep cloud kitchen bekerja cukup baik dan diterima masyarakat. Potensi pertumbuhan yang diprediksikan mencapai 5 kali lipat dalam lima tahun terdepan. Ini juga didorong kondisi pandemi yang memaksa restoran lebih aman melayani pembelian secara take away. Dengan cloud kitchen, ada banyak aspek yang akhirnya bisa ditekan, salah satunya biaya infrastruktur.

“Karena orang hanya memesan secara online, itu menguntungkan kami karena seluruh struktur biaya kami dibangun berdasarkan hal itu. Tidak ada toko di depan restoran. Jadi dari perspektif modal dan pengeluaran operasional, kami berada dalam posisi untuk mempertahankan dan tumbuh,” terang CEO India Business Unit Rebel Food Raghav Joshi.

Sementara di Tiongkok, layanan pesan antar makanan juga menyentuh angka $62 miliar pada tahun 2018 silam. Angka ini diprediksi terus tumbuh hingga dua kali lipat pada tahun 2021 mendatang. Salah satu yang mewarnai layanan pesan antara makan di Tiongkok adalah kehadiran Panda Selected. Startup yang bermarkas di Beijing ini merupakan penyedia layanan cloud kitchen dengan 120 lokasi di berbagai kota besar, seperti Beijing dan Shenzhen.

Cloud kitchen di Indonesia

Gojek membawa keahlian Rebel Food dari India ke Indonesia untuk mengembangkan konsep cloud kitchen ini. Gojek menyebutnya sebagai Dapur Bersama GoFood. Ada juga Grab (GrabKitchen) dan Hangry yang membawa konsep satu dapur untuk banyak brand.

“Hingga saat ini, Dapur Bersama GoFood, yang diluncurkan sejak Oktober 2019, memiliki 27 lokasi dan tersebar di Jabodetabek, Bandung, dan Medan. 80 persen mitra usaha yang mendapatkan keuntungan dari Dapur Bersama adalah mitra UMKM GoFood yang telah menjadi bagian dari ekosistem GoFood sejak dahulu, seperti misalnya Bebek Dower, Martabak Pizza Orins Express, Bakso Jawir, dan lain-lain. Selanjutnya, merujuk kepada data GoFood di bulan Mei 2020, tercatat transaksi sebesar 70% oleh UMKM setelah bergabung dengan Dapur Bersama GoFood,” ujar VP Corporate Affairs Food Ecosystem Gojek Rosel Lavina.

Grab juga menghadirkan GrabKitchen di banyak kota. Per Februari silam mereka sudah memiliki 40 dapur cloud kitchen yang tersebar di beberapa kota di Indonesia. GrabFood juga memiliki fitur GrabKitchen “All in One” yang bisa memudahkan pelanggan memesan banyak menu hidangan dari beberapa restoran sekaligus.

Konsep serupa juga diusung Hangry, sebuah restoran multi-brand yang dikembangkan dengan pendekatan digital. Kendati Hangry tidak mengklaim bahwa mereka mengusung konsep cloud kitchen, konsep satu tempat dengan banyak brand sangat mendekati dengan konsep dapur bersama. Startup yang digawangi Abraham Viktor ini memanfaatkan layanan pesan antar dari Gojek dan Grab dan teknologi-teknologi lainnya yang menunjang kinerja perusahaan.

Juni kemarin Hangry berhasil mengantongi pendanaan tahap awal Rp42,7 miliar dari Sequoia India dan Alpha JWC Ventures. Saat ini Hangry tercatat memiliki belasan outlet di seluruh Jabodetabek.

“Selama pandemi ini, growth kami masih aman. Mungkin karena banyak orang yang belum mulai makan di luar. Dari Januari sampai Maret pertumbuhannya 100%, sementara dari Maret ke Juni 30% tiap bulannya,” terang Viktor kala itu.

Gojek, Grab, dan Hangry mencanangkan ekspansi sepanjang tahun ini untuk mendorong kehadiran dapur bersama yang lebih masif. Gojek memutuskan untuk menghentikan layanan pujasera GoFood Festival dan beralih ke konsep dapur bersama untuk tetap bisa melayani konsumen dengan model pesan antar.

“Secara bertahap, melalui data dan permintaan pasar, kami berproses untuk mengembangkan Dapur Bersama GoFood di kota-kota lain di Indonesia sebagai salahs atu solusi komprehensif untuk mendukung kebutuhan usaha UMKM kuliner,” terang Rosel.

Kekhawatiran

Layaknya model bisnis lainnya, model cloud kitchen atau dapur bersama menimbulkan beberapa pertanyaan, baik dari sisi pelanggan maupun pemilik bisnis. Misalnya isu kebersihan dan kualitas.

Ada juga kekhawatiran bahwa ekspansi hanya menguntungkan brand ternama, yang justru membuat bisnis baru sulit berkembang dan bersaing. Setidaknya dua itu yang menjadi kekhawatiran bisnis dapur bersama yang berjalan di beberapa negara.

Sejauh ini, di Indonesia, konsep dapur bersama masih menjadi opsi menarik untuk mendorong perluasan jaringan restoran yang terbukti memiliki banyak peminat. Waktu yang akan membuktikan apakah bakal muncul jejaring restoran lokal baru yang mampu menasional seiring dengan pertumbuhan bisnis cloud kitchen di negeri ini.