Aplikasi komunikasi tim Slack tidak kekurangan jumlah pesaing, baik dari yang sama-sama masih berwujud startup maupun dari nama-nama besar seperti Facebook atau Microsoft. Namun sebuah startup bernama Redkix melihat ada masalah baru yang muncul mengikuti tren aplikasi komunikasi tim ini.
Masalah tersebut berkaitan dengan tingkat adopsi pengguna. Ketika suatu perusahaan memutuskan untuk mulai menggunakan Slack sebagai medium komunikasi utamanya, pastinya ada sejumlah karyawan yang kesulitan beradaptasi. Buat orang-orang seperti ini, sepertinya sulit untuk bisa move on dari email – padahal salah satu tujuan Slack adalah menjadi pengganti email.
Pada kenyataannya, email masih merupakan medium komunikasi yang lebih universal. Hal ini pun menginspirasi Redkix untuk menciptakan layanan macam Slack, tapi yang terintegrasi dengan email sehingga tidak semua pengguna diwajibkan untuk berkomunikasi lewat interface Redkix sendiri.
Secara tampilan Redkix memang sangat mirip dengan Slack, lengkap dengan deretan channel terpisah. Yang berbeda adalah bagaimana suatu anggota tim bisa membaca isi suatu channel sekaligus memberikan balasan lewat email. Dengan kata lain, mereka sama sekali tidak perlu menggunakan Redkix untuk bisa tergabung dalam komunikasi tim.
Kemudahan ini memungkinkan pengguna Redkix untuk membuat channel khusus untuk berkomunikasi dengan pihak luar. Singkat cerita, siapapun yang tidak menggunakan Redkix masih bisa ikut berpartisipasi lewat email.
Sebagai bonus, aplikasi Redkix yang tersedia di Windows, macOS, iOS dan Android rupanya juga bisa digunakan sebagai email client. Tim yang tertarik sekarang sudah bisa mencoba Redkix yang baru saja masuk tahap open beta.
Sumber: VentureBeat.