Xiaomi punya penawaran baru yang sangat menarik buat konsumen kelas menengah ke bawah. Mereka baru saja menyingkap Redmi Note 8 dan Note 8 Pro secara resmi, dan keduanya sama-sama menawarkan banyak keunggulan terlepas dari harganya yang terjangkau.
Kita mulai dari yang lebih superior dulu, yakni Redmi Note 8 Pro. Ia merupakan ponsel pertama bikinan Xiaomi yang mengemas kamera 64 megapixel, siap bersaing langsung dengan Realme XT yang meluncur hampir bersamaan. Mengikuti tren terkini, kamera beresolusi masif tersebut turut didampingi oleh tiga kamera belakang lain.
Ketiganya adalah kamera wide-angle 8 megapixel, kamera macro 2 megapixel, dan terakhir sensor 2 megapixel untuk merekam informasi depth. Di depan, ada kamera 20 megapixel yang bernaung di dalam notch. Layarnya sendiri merupakan panel IPS 6,53 inci dengan resolusi 2340 x 1080 pixel, lengkap beserta lapisan kaca Gorila Glass 5.
Dapur pacu Redmi Note 8 Pro ditenagai oleh chipset MediaTek Helio G90T yang masih sangat gres. Berhubung chipset ini dirancang untuk menyajikan performa gaming yang optimal, Xiaomi tak lupa melengkapinya dengan sistem liquid cooling pada Redmi Note 8 Pro. Untuk RAM dan storage internal, Note 8 Pro bakal ditawarkan dalam tiga konfigurasi: 6GB/64GB, 6GB/128GB, dan 8GB/128GB.
Beralih ke Redmi Note 8, kita masih akan disambut oleh kuartet kamera yang sama di belakang, hanya saja resolusi kamera utamanya bukan 64 megapixel, melainkan 48 megapixel. Di depan, Redmi Note 8 mengandalkan kamera selfie beresolusi 13 megapixel. Layar IPS-nya sedikit lebih kecil di angka 6,3 inci, tapi resolusi dan kaca pelapisnya sama persis.
Untuk spesifikasinya, Xiaomi memercayakan pada chipset Qualcomm Snapdragon 665. Konfigurasi RAM dan storage-nya juga ada tiga, yaitu 4GB/64GB, 6GB/64GB, dan 6GB/128GB. Baik Redmi Note 8 maupun Note 8 Pro sama-sama mengemas slot microSD untuk ekspansi.
Kedua ponsel ini dibekali sensor sidik jari tradisional yang diposisikan di belakang. Baterai dengan dukungan fast charging 18 W via sambungan USB-C juga tersedia pada keduanya, meski kapasitasnya tidak sama: Note 8 dengan kapasitas 4.000 mAh, sedangkan Note 8 Pro dengan kapasitas 4.500 mAh.
Di Tiongkok, Redmi Note 8 Pro dijual dengan harga mulai 1.399 yuan (± Rp 2,8 juta) untuk varian dengan konfigurasi RAM dan storage terendahnya itu tadi, sedangkan Redmi Note 8 malah lebih terjangkau lagi, tepatnya mulai 999 yuan (± Rp 2 juta) saja.
Smartphone flagship adalah representasi sebuah brand, dan dalam berkompetisi, di kelas inilah para produsen mencantumkan segala macam teknologi mutakhir serta bereksperimen dengan fitur-fitur unik. Namun meski punya pengguna setianya sendiri, smartphone high-end belum bisa dijamah oleh sebagian besar konsumen. Dan sejujurnya, saya merupakan bagian dari kalangan ini.
Itulah alasannya mengapa saya sangat mengapresiasi merek-merek yang berupaya merevolusi smartphone-entry level. Beberapa dari mereka mencoba menawarkan kualitas dan kapabilitas handset premium di harga terjangkau. Dan jauh sebelum nama-nama populer memperkenalkan sub-brand-nya, waktu itu pilihan terbaik konsumen ialah brand yang mengkhususkan diri pada penyediaan smartphone terjangkau, misalnya seperti Asus dan Xiaomi.
Di segmen itu, seri Redmi Note dianggap sebagai pionir. Sejak dulu, varian ini selalu membuat sensasi lewat penawaran performa dan harga yang begitu fantastis. Ditakar dari spesifikasi, seharusnya produk dibanderol di harga lebih mahal. Namun situasi ini selalu menimbulkan pertanyaan: apa yang dikorbankan oleh produsen demi menekan Redmi Note semurah mungkin? Hal inilah yang ingin coba saya ulik.
Presentasi
Presentasi produk adalah aspek yang telah lama jadi perhatian utama Xiaomi, terlepas dari mahal-murahnya harga perangkat yang mereka patok. Bertahun-tahun silam, saya ingat bagaimana vice president (saat itu) Hugo Barra mengungkapkan betapa telitinya perusahaan dalam melakukan pengecekan mutu, misalnya menggunakan tetesan air buat memastikan body terpotong mulus. Saya tidak tahu apakah prosedur tersebut tetap diterapkan hari ini, namun penyajian Redmi Note 7 sama sekali tidak mengecewakan.
Redmi Note 7 adalah smartphone berlayar 6,3-inci yang dibekali fitur fotografi sensasional. Ia memanfaatkan setup dual camera dan salah satunya dilengkapi sensor ’48Mp’. Unit review ini mempunyai tubuh berwarna neon pink/lavender dengan gradasi ungu ke merah rose di sisi belakang. Penggunaan gradasi warna belakangan memang populer, biasanya diaplikasikan pada produk-produk kelas menengah hingga premium.
Sejumlah aspek diusung secara tradisional, namun elemen desain lainnya boleh dikatakan sudah memenuhi standar modern. Smartphone telah memanfaatkan notch ‘dot drop‘ untuk memaksimalkan rasio layar ke tubuh – tercatat mencapai 81,4 persen. Dari pengamatan saya, konstruksi body-nya tersusun dari logam dan plastik, dipadu lapisan kaca di punggung. Ada lis plastik hitam menyambungkan area tubuh dan display, lalu sensor sidik jari diposisikan strategis sehingga mudah digapai telunjuk.
Tubuh glossy, lapisan kaca, serta warna mentereng memang membuat Redmi Note 7 tampil mewah (dan sedikit feminin untuk selera saya), namun pendekatan ini memang punya efek samping. Hanya butuh waktu sebentar baginya untuk mengumpulkan minyak dari tangan dan bekas sidik jari. Lalu kamera dengan megapixel begitu besar juga memiliki dampak negatif sendiri, yaitu modul yang menonjol.
Bagian modul kamera bahkan tetap menjendul ketika soft case dipasang (dibundel dalam paket penjualan). Baringkan perangkat di permukaan rata, dan ia tampak miring. Dan terlepas dari penggunaan notch dot drop dan tombol navigasi utama yang diintegrasikan di layar, bingkai tetap terlihat tebal – dan adanya area ‘dagu’ menonjolkan kesan tersebut.
Kualitas
Kabar baiknya, saya tidak menemui kompromi pada aspek kualitas produk. Dalam pemakaian selama beberapa minggu, semua bagian Redmi Note 7 bekerja semestinya: tiap tombol fisik terasa konsisten, dan tak ada distorsi pada layar LCD ketika body ditekan dari samping atau belakang. Potongan tubuhnya dibentuk secara presisi, tidak ada gap yang mengkhawatirkan. Mereka yang kurang familier dengan merek Xiaomi mungkin akan kaget, tingginya mutu ini dapat diperoleh di harga sangat terjangkau.
Redmi Note 7 dibekali layar IPS kapasitif beresolusi 1080x2340p dengan rasio 19,5:9 dan bagian ujung membundar, yang kemudian dilapisi oleh Corning Gorilla Glass 5. Kualitas panel sentuh ini cukup baik di kelasnya, mampu menghasilkan output yang tajam, cerah (tingkat keterangan maksimal kira-kira di 560-lux) dan mampu menyajikan warna secara merata. Lebih teliti lagi, saya menemukan adanya area gelap di bagian pojok layar dekat notch – baru benar-benar terlihat jika display menampilkan warna putih.
Hardware & kinerja
Selain desain mewah dan angka raksasa yang mengindikasikan besarnya sensor kamera, komposisi hardware merupakan salah satu nilai jual utama Redmi Note 7. Di sana Xiaomi mencantumkan system-on-chip Qualcomm Snapdragon 660 berisi prosesor octa-core (Kryo 260 4×2,2GHz plus Kryo 260 4×1,8GHz) dan GPU Adreno 512. Unit review ini menyimpan RAM sebesar 4GB dan memori internal 64GB. Teorinya, susunan komponen tersebut sudah lebih dari cukup buat menjalankan mayoritas aplikasi, termasuk game-game populer.
Dalam uji coba benchmark, Redmi Note 7 memperlihatkan skor yang cukup menjanjikan: 139186 di AnTuTu, 6147 di PCMark Work 2.0, dan masing-masing 1990 serta 1276 di 3DMark Sling Shot dan Sling Shot Extreme. Namun tentu saja angka-angka tersebut tidak merepresentasikan kinerja device di dunia nyata. Untuk mengetahui secara lebih pasti, smartphone saya tes pula dengan dua permainan yang mewakilkan genre berbeda: Asphalt 9 Legends dan PUBG Mobile.
Asphalt 9 Legends berjalan lancar di setting grafis default, namun mutu visualnya memang kurang tajam dan pinggir objek tampak bergerigi. Lewat menu, kita bisa memilih opsi grafis yang lebih baik. Dan cukup mengejutkannya, hal tersebut hampir tidak berdampak pada frame rate. Saya juga tidak merasakan adanya stuttering atau penurunan FPS secara signifikan ketika permainan menampilkan banyak objek bersamaan. Sedikit kendala yang saya sempat saya rasakan adalah, game ini beberapa kali crash.
Di PUBG Mobile, permainan segera merekomendasikan pilihan grafis medium sebelum dimulai. Kualitas visualnya memang jauh dari versi PC/console, dengan tekstur karakter dan objek yang kurang halus plus fenomena objects popping in secara tiba-tiba, tapi setidaknya ia tersuguh mulus tanpa kendala. (Pengujian Redmi Note 7 via PUBG Mobile mengingatkan kembali mengapa saya kurang suka bermain game di perangkat bergerak – layarnya sempit dan kendalinya kurang intuitif.)
Perlu diketahui bahwa mengakses game 3D akan meningkatkan temperatur perangkat dalam waktu cukup singkat. Kabar baiknya, suhu tidak melewati batasan kewajaran.
Redmi Note 7 memanfaatkan baterai Li-Po 4000mAh sebagai sumber tenaganya. Dalam proses pengisian ulang, smartphone ditunjang oleh teknologi Qualcomm Quick Charge 4. Namun uniknya, produk dibundel bersama charger standar.
MIUI
Redmi Note 7 mengusung sistem operasi mobile Android 9.0 Pie dengan overlay MIUI 10. Versi terbaru antarmuka buatan Xiaomi itu kabarnya didesain untuk memaksimalkan pengalaman pemakaian smartphone ‘berlayar penuh’. Ia mampu membaca lebih banyak gerakan jari, dirancang agar segala notifikasi dan detail informasi lebih terekspos, serta memastikan aplikasi-aplikasi yang diinstal dapat meluncur lebih cepat.
Bagi saya, bagian terbaik dari MIUI terletak pada sederhananya interface serta pengelolaan aplikasi yang begitu intuitif. Semua app ditempatkan di satu lapis menu tanpa ada app tray sekunder, dan Anda yang tak menyukai kehadiran shortcut tidak perlu repot membuangnya dari menu utama. Untuk menyatukan sejumlah app di satu folder, kita hanya tinggal melakukan drag and drop icon. Memindahkan icon aplikasi ke halaman berikutnya juga sangat mudah karena kita tinggal menekannya, lalu men-swipe page dengan jari lain.
Tetapi satu hal menarik akan Anda temui begitu membuka sejumlah folder ataupun aplikasi bawaan Xiaomi. Silakan tap folder ‘More apps’ dan Anda akan segera melihat ‘promoted apps‘ di area bawah. Lalu coba masuk atau gunakan File Explorer, Cleaner atau Music. Kemungkinan besar Anda akan disodorkan iklan secara acak (saya disuguhkan Tokopedia dan Black Desert Online) ketika Redmi Note 7 tersambung ke internet. Kehadiran iklan memang bukan masalah besar, tapi mungkin menyebalkan buat sebagian orang.
Mungkin ini merupakan salah satu kompensasi yang harus kita terima dengan membayarkan uang begitu kecilnya untuk sebuah smartphone berspesifikasi cukup tinggi.
Fotografi
Saya tidak menyangka mengukur kapabilitas kamera Redmi Note 7 menjadi hal yang menantang. Di sesi hands-on, rekan saya Lukman sempat menyampaikan bahwa smartphone ini dibekali sensor Samsung ISOCELL Slim GM1 48Mp, tetapi akan secara otomatis menghasilkan resolusi 12Mp (3000x4000p) di mode auto atau ketika AI diaktifkan. Xiaomi menjelaskan, teknologi ‘Super Pixel 4-in-1’ bertugas menggabungkan empat pixel untuk meningkatkan sensitivitas cahaya.
Untuk memperoleh hasil jepretan berukuran 48-megapixel, yang perlu Anda lakukan ialah men-switch mode ke Pro (manual), lalu tap icon 48Mp di bagian atas. Beberapa fitur lain juga bersembunyi di mode berbeda – misalnya efek kedalaman (bokeh) yang terdapat di opsi Portrait. Seperti klaim Xiaomi, megapixel maksimal memang efektif untuk menyerap cahaya sebanyak-banyaknya. Foto-foto yang saya ambil beberapa menit sebelum matahari terbenam tetap bisa menunjukkan detail meski saat itu ruangan hanya diterangi satu lampu LED.
Namun terlepas dari apakah Redmi Note 7 betul-betul ditopang sensor 48-megapixel sejati atau interpolasi, mutu gambar tetap bergantung pada asupan cahaya. Kamera baru bekerja optimal di bawah sinar matahari. Jika kurang, hasil jepretan yang muram dan kelabu sulit dihindari. Pengambilan foto di tempat temaram mengekspos begitu banyak grain khususnya di zona gelap atau gradasi, dan sejujurnya, kualitasnya tidak begitu berbeda seperti foto 12Mp. Ukuran gambar lebih besar hanya memberikan ruang untuk men-zoom lebih jauh, tapi tidak terlalu efektif dalam menyembunyikan noise.
Di sana memang tersedia pilihan mode fotografi malam, namun tak ada teknologi rahasia yang membuat foto jadi terlihat istimewa. Saat tombol shutter ditekan, smartphone butuh waktu beberapa saat untuk memproses gambar serta meminta kita agar tidak bergerak. Lalu berdasarkan pengalaman saya, diaktifkannya AI di mode auto juga tidak begitu mendongkrak kualitas, malah menciptakan efek berbayang pada objek bergerak: bukannya blur, jari malah terlihat lebih banyak.
Mode bokeh-nya sendiri terbilang memuaskan, bekerja menggunakan algoritma serta bantuan sensor sekunder 5-megapixel. Ketika dinyalakan, Redmi Note 7 akan mengingatkan kita untuk berdiri sekitar dua meter dari objek. Kombinasi antara kamera dan software cukup baik dalam memisahkan individu-individu yang jadi target foto dan latar belakang, walaupun kadang pemotongannya kurang akurat di area berwarna gelap.
Untuk kebutuhan swafoto, Redmi Note 7 mengandalkan kamera depan 13Mp f/2.2, 1.25µm plus flash LED. Karakteristiknya mirip seperti kamera depan smartphone dengan rentang harga Rp 2-3 jutaan, yang sekali lagi kualitasnya bersandar pada intensitas cahaya. MIUI 10 memberikan kita keleluasaan buat menggunakan efek beautify serta bermain-main untuk membuat pipi lebih tirus atau membesarkan ukuran mata.
Di ranah videografi, kamera utama smartphone mampu merekam video full-HD hingga 120fps, dan disertai fitur-fitur seperti time lapse dan slow motion. Lalu via kamera depan, Anda dipersilakan untuk membuat video beresolusi 1080p di 30fps. Lewat pengujian di siang hari di dalam rumah, saya masih bisa melihat jelas noise di area-area gelap.
Sampel foto kamera utama bisa Anda lihat di bawah:
Verdict
Pengalaman panjang Xiaomi meramu smartphone entry-level membuat mereka mengetahui hal-hal apa saja yang bisa mencuri perhatian ‘konsumen peduli budget‘. Di momen pengungkapan Redmi Note 7, banyak jurnalis lokal terkejut melihat rasio harga dengan hardware. Tetapi tentu, pengujian langsung memperlihatkan adanya sejumlah aspek di smartphone yang belum mencapai ekspektasi – terutama di sisi imaging serta branding ’48Mp AI Dual Camera’.
Namun saya tak bilang bahwa performa fotografi Redmi Note 7 tidak baik. Sebaliknya, ia boleh jadi merupakan satu dari sedikit smartphone dengan fitur kamera terunik yang bisa Anda miliki di bawah harga Rp 2 juta. Saya rasa cukup sulit bagi merek lain buat mencapai rekor ini. Dan kita juga perlu mengapresiasi besarnya perhatian Xiaomi terhadap spesifikasi, desain serta kualitas produksi – dan produsen dapat melakukan semua itu tanpa mengambil jalan pintas.
Xiaomi Redmi Note 7 sudah bisa Anda beli secara resmi di Indonesia. Produk dijual seharga Rp 2 juta kurang seribu rupiah.
Sparks
Hardware mumpuni, dijajakan di harga ekonomis
Desain menarik dengan warna tubuh gradasi
Kualitas produk memuaskan
Penuh dengan fitur dan kelengkapan ala smartphone high-end
UI yang intuitif
Slacks
Performa kamera tidak sebaik ekspektasi
MIUI 10 penuh dengan iklan
Tak ada NFC
Charger sepertinya belum mendukung quick charging, Anda harus membeli aksesori third-party
Sebelum meluncurkan seri Redmi Note 5, Xiaomi melepas dulu satu varian lain yang dibanderol lebih terjangkau yaitu seri Redmi Note 5A. Redmi Note 5A sendiri terbagi atas tiga varian, yang pertama menggunakan RAM 2GB plus memori 16GB, varian kedua menggunakan RAM 3GB dengan memori 32GB dan terakhir juga dengan RAM 3GB tapi memorinya lebih luas, yakni 64GB. Selain kapasitas RAM dan memori, pembeda paling jelas terlihat adalah sensor sidik jari yang absen di varian 2GB.
Nah, Redaksi Dailysocial Lifestyle berkesempatan memegang varian standar tersebut, dan akan mengulas lebih dalam untuk Anda mulai dari desain, interface, performa, hasil jepretan kameranya dan tentu daya tahan baterai.
Paket Kemasan
Sebelum membahas hal-hal teknis, saya mulai dari yang pertama saya temukan yaitu kemasan penjualan, di mana seperti kebanyakan smartphone Xiaomi, Anda tidak akan menemukan headset di dalamnya. Praktis, hanya ada charger, kartu garansi, buku manual singkat, SIM ejector, dan perangkat smartphone.
Desain
Sekarang baru kita masuk ke pembahasan pertama, yaitu desain. Berdasarkan pengalaman menggunakan Redmi Note 5A selama beberapa hari, saya cukup terkesan dengan bobot perangkat yang sangat ringan dan rasa nyaman saat digenggam dengan satu tangan.
Perangkat punya body lebih tipis ketimbang Redmi 4A dan dengan penampang layar yang lebih besar. Di atas kertas, Xiaomi Redmi Note 5A mempunyai layar selebar 5,5 inci dengan material logam. Nah, di bagian ini cukup menarik, awalnya saya tidak terlalu yakin kalau material Redmi Note 5A yang saya pegang, terbuat dari metal karena kesan ringkih masih sangat terasa. Namun, setelah membaca beberapa referensi, termasuk situs resmi Xiaomi, saya cukup percaya dengan klaim tersebut meski belum 100%.
Dalam hal layout tombol-tombol, tak banyak perbedaan yang dihadirkan di seri ini dibandingkan dengan Redmi 4A. Tombol volume dan power masih diletakkan di bagian kanan yang lebih dekat dengan jari jempol untuk yang orientasinya tangan kanan. Sementara slot kartu SIM di posisi kiri sendirian.
Geser ke atas ada tiga buah lubang berbeda ukuran dua di antaranya berfungsi sebagai audio jack 3,5mm dan sensor infrared. Kemudian lompat ke bagian bawah ada satu buah port microUSB untuk menghubungkan charger yang diapit speaker di kanan dan kirinya.
Untuk slot kartu SIM, ada kejutan. Karena di dalamnya ada tiga buah slot yang bertugas menampung dua buah kartu SIM (nano) dan satu buah microSD. Kombinasi ini terbilang cukup jadi tambahan menyenangkan bagi saya pribadi. Karena, di Xiaomi Redmi Note 5A, Anda tidak harus mengorbankan salah satu SIM demi kartu eksternal tambahan, karena semua bisa ditampung dalam satu tempat.
Bagian belakang Xiaomi Redmi Note 5A tampak relatif sama dengan Redmi 4A. Kamera masih diletakkan bagian kanan atas berdampingan dengan LED flash. Kemudian selain logo, nyaris tak ada apa-apa yang bisa diceritakan, karena di varian ini Xiaomi memang tidak menyertakan sensor sidik jari. Berbeda dengan dua saudaranya yang lebih superior.
Performa
Performa tentu bagian yang paling ingin Anda ketahui. Dan berdasarkan percobaan beberapa hari menggunakan Redmi Note 5A, perangkat mampu melakukan banyak hal dengan baik dan mulus, misalnya memainkan game tertentu seperti Mobile Legends, Arena of Valor, Real Drum, Clash of Royale, Clash of Clans dan Extreme Landing dengan sangat baik. Tapi khusus untuk Mobile Legend, Anda hanya bisa bermain dengan grafis rendah, karenanya saya cukup kesulitan untuk membaca teks yang tertera dengan baik, misalnya ketika harus membaca pesan chat dari teman saat sedang battle.
Namun secara keseluruhan, game berjalan dengan sangat baik. Secara teknis, Xiaomi Redmi Note 5A menggunakan Snapdragon 425 yang diduetkan dengan RAM sebesar 2GB.
Selain game, saya juga mencoba mengunduh beberapa aplikasi penunjang kerja, misalnya Microsoft Office dan Word. Hasilnya, aplikasi berjalan dengan sangat baik tanpa masalah berarti.
Benchmark
Saya sertakan beberapa pengujian antara lain menggunakan AntuTu dan Geekbench.
AnTuTu Benchmark
Berdasarkan pengujian yang saya jalankan, Redmi Note 5A mencetak skor 36574 menggunakan aplikasi AnTuTu. Jika diurutkan, Xiaomi Redmi Note 5A berada di peringkat ke 51, satu tingkat di bawah Huawei Mate 9 Pro dan Samsung Galaxy S7 Edge yang notabene perangkat papan atas. Jadi, cukup baik untuk smartphone harga Rp 1 juta-an.
GeekBench
Pengujian Geekbench agak berbeda, karena ada pengujian single dan multi core. Di pengujian single core, Redmi Note 5A mencetak skor 679. Sedangkan di pengujian multi core sebesar 1831. Sebagai perbandingan, pengujian multi core LG Nexus 5 bahkan hanya mencetak skor 1764. Tapi kembali lagi, skor benchmark bukanlah patokan performa yang sebenarnya karena pada kenyataanya, Anda lah yang bisa merasakan seberapa mulus kinerja masing-masing perangkat.
Kamera
Di teknis spesifikasinya, Redmi Note 5A menggunakan sensor 13MP untuk bagian belakang dan 5MP di bagian depan. Soal kualitas, kamera Redmi Note 5A menghasilkan hasil jepretan yang sama baiknya dengan Redmi 4A. Untuk kamera belakang, terdapat beberapa fitur, antara lain HDR, Panorama, Timer, Audio, Manual, Straighten, Beautify, HHT dan Scene.
Sedangkan untuk kamera depan, tak ada fitur seperti yang tersedia di kamera belakang, hanya ada pengaturan skin mode Pro dan Smart, yang bisa diatur secara manual.
Supaya lebih otentik, biarkan gambar yang berbicara.
Video
Untuk kualitas video, tak ada keluhan berarti. Redmi Note 5A mampu menghasilkan rekaman yang jernih sesuai dengan kelasnya. Jika kegunaannya hanya untuk rekaman sehari-hari, apa yang diberikan Redmi Note 5A tidaklah buruk. Berbeda ceritanya jika untuk produksi komersil, suara berisik yang tidak tersaring mungkin akan mengganggu.
Video dengan Kamera Belakang
Video dengan kamera depan
Menu, Aplikasi dan Interface
Secara default, Redmi Note 5A menggunakan custom interface MIUI 8.5 versi stable. Jika sobat membeli Redmi Note 5A sekarang, Anda sudah bisa melakukan upgrade ke MIUI 9.1.1 versi Nightly atau belum versi final. Apa yang baru? Ada banyak, tapi kita tidak akan membahas itu. Saya justru akan tetap mengulas interface dan fitur di versi MIUI 8.5.
Home Screen
Ciri khas MIUI langsung terpancar ketika perangkat hidup pertama kali. Di depan Anda akan disambut home screen yang sejak MIUI 8.0 diformat seperti ini. Susunan ini tidak bisa Anda ubah sesuka hati, kecuali mengganti shortcut menu dan widget jam atau mengganti dengan widget lainnya.
Maksud saya begini, jika shortcut home screen Anda ubah, ia hanya akan berputar di antara dua baris empat kolom tersebut. Tapi Anda mengubah posisi shortcut ke bagian atas dan widget jam berpindah ke bagian bawah, atau mengapit widget di antara shortcut.
Tapi tenang, karena launcher bawaan Xiaomi sudah menyediakan berbagai pilihan tema yang bisa Anda jumpai di menu Themes, memakai yang sudah diunduh atau mengunduh tema baru dari direktori yang disediakan.
Di launcher MIUI, tidak ada pilihan menu. Anda hanya cukup menggeser layar untuk menemukan app drawer atau barisan menu lainnya. Jumlah halaman untuk drawer tersebut bisa Anda tambahkan dari menu launcher dengan menekan tombol multi-tasking (tombol kapasitif paling kiri) selama beberapa detik.
Pengaturan
Pengaturan bisa Anda akses dengan menyentuh shortcut Settings/Pengaturan atau menarik status dan men-tap ikon gear di sebelah kanan Anda. Layout pengaturan di Redmi Note 5A masih sama persis dengan mayoritas model smartphone Xiaomi yang menggunakan versi ROM yang sama.
Bagi yang baru mengenal Xiaomi, di menu pengaturan ini Xiaomi menyuguhkan beberapa fitur tambahan seperti dual apps, second space, lite mode, Mi account, App lock dan Do not disturb.
Aplikasi
Kebanyakan perangkat Xiaomi membawa beberapa aplikasi default yang jadi standar mereka. Antara lain:
Security – untuk memantau kesehatan perangkat dari virus.
App Lock – untuk mengunci aplikasi dari tangan-tangan jahil.
Mi Remote – fitur untuk mengendalikan perangkat elektronik seperti TV, AC, dan lain-lain.
Mi Accout – aplikasi untuk mengelola akun Mi.
MIUI Forum – untuk mengetahui perkembangan perangkat baru Xiaomi dan update MIUI.
Mi Community – tempat pengguna Xiaomi berinteraksi.
Sejumlah fitur bawaan Google, seperti Voice Search, Gmail, Maps, YouTube, Drive, Play Music, Play Movie, Hangouts, Photos, Chrome, Duo dan Play Games.
Baterai
Cukup kecewa tapi sebaiknya jangan mengambil kesimpulan dulu. Benar memang, berstatus sebagai smartphone yang lebih baru, Redmi Note 5A justru mendapatkan bekal baterai yang lebih kecil yakni 3080mAh berbanding 3120 di Redmi 4A. Perbedaannya sangat kecil sih, tapi di era smartphone modern dan aktivitas media sosial yang agresif sekarang ini, setiap menit akan berarti .
Untuk mengisi ulang baterai Redmi Note 5A dari posisi nol, membutuhkan waktu sekitar 3 jam 20 menit. Smartphone sejatinya sudah mendukung fitur quick charge, tapi sayangnya komponen charger yang diberikan tidak.
Jadi, jika Anda ingin mendapatkan tambahan tenaga lebih cepat, ada baiknya memakai charger yang sudah mendukung quick charge. Paling tidak bisa memangkas 50% waktu yang dihabiskan jika menggunakan charger konvensional.
Untuk daya tahan baterai Redmi Note 5A bisa dilihat di grafis pengujian berikut ini.
Kesimpulan
Ada beberapa hal yang bisa saya simpulkan dari pengalaman memakai Redmi Note 5A selama beberapa hari.
Sentuhan baru di desain Redmi Note 5A membuat perangkat tampil lebih cantik, meskipun secara umum hampir sama dengan Redmi 4A. Namun dengan body yang lebih ramping menjadikan Redmi Note 5A terasa punya kelas yang berbeda.
Tapi, sayang sekali Redmi Note 5A varian 2GB ini tidak mendapatkan jatah sensor sidik jari. Padahal, jika dilengkapi, saya yakin orang-orang akan jatuh hati di pandangan pertama, apalagi jika melihat banderol harganya.
Logam sih, tapi jujur saja saya masih ragu dengan kekuatannya. Pengalaman kurang enak saya rasakan ketika menyentuh cover belakangnya, di mana komponen terasa lentur dan ringkih. Kebetulan saya juga memiliki Redmi Note 3 Pro, berbahan metal dan cover belakangnya terasa kokoh. Tapi, tentu saja perlu pembuktian lebih lanjut untuk menguji kekuatannya dibandingkan material plastik.
Kamera selfie-nya cukup baik, terutama jika Anda mendapatkan pencahayaan yang tepat. Sedangkan kamera utamanya cukup bisa diandalkan, mampu membidik dengan hasil baik. Jika harus memberi angka, saya beri angka 8 dari 10 untuk kamera utama Redmi Note 5A (untuk segmen smartphone kelas yang sama). Yang saya keluhkan hanya satu, proses loading ketika berpindah dari jendela kamera ke hasil bidikan. Saya merasa ada jeda atau lag beberapa detik sebelum foto ditampilkan. Terlihat seolah-olah prosesor berjuang keras menampilkan foto, apalagi jika mode HDR diaktifkan. Tapi terlepas dari kelemahan ini, kinerja kamera Redmi Note 5A cukup memuaskan saya.
Baterai Redmi Note 5A memang dipangkas, tapi saya tak merasakan perbedaan signifikan dibandingkan Redmi 4A. Xiaomi tampaknya tak terlalu khawatir dengan hal ini, karena mereka memang berencana merilis MIUI 9 untuk Redmi Note 5A yang notabene lebih efisien dan telah dioptimalkan untuk menghemat pemakaian daya.
Yap, cukup layak! Dengan mahar hanya Rp 1,5 juta-an, Redmi Note 5A bisa dibilang pilihan terbaik di tier entry level. Jika Anda jatuh cinta dengan Redmi 4A tapi merasa kurang sreg dengan penampang layarnya, pilihan Anda mestinya jatuh ke Redmi Note 5A yang sedikit lebih lega. Desainnya juga lebih cantik.
Seperti yang sudah diantisipasi oleh jutaan fans, Xiaomi akhirnya secara resmi mengumumkan kehadiran ponsel terbarunya yang dipersiapkan untuk berjibaku di segmen ponsel selfie, Redmi Note 5A yang mempunyai kamera depan 16MP ditemani interface apik dari MIUI terbaru.
Xiaomi Redmi Note 5A diluncurkan dalam dua model (edisi standar dan edisi tinggi) yang kemudian dipecah lagi menjadi tiga varian RAM dan memori internal. Edisi standar mengemas RAM 2GB RAM + 16GB, sedangkan varian lainnya sudah mengemas pemindai sidik jari dan spesifikasi yang lebih tinggi, mempunyai RAM 3GB + 32GB dan RAM 4GB + 64GB. Ketiga varian tersebut akan mulai dijual via Mi.com dan JD.com mulai Selasa waktu Tiongkok.
Ketiga varian Xiaomi Redmi Note 5A tersedia dalam pilihan warna Champagne Gold, Rose Gold, dan Platinum Silver. Smartphone dibalut material unibody logam ramping, pita antena di bagian belakang, pengaturan kamera tunggal, dan tombol navigasi kapasitif di bagian depan. Port USB Type-C dan kisi-kisi speaker ganda terletak di bagian bawah, sementara lubang audio jack 3.5mm diletakkan di bagian atas. Dua varian Edisi Tinggi juga sudah memiliki sensor pemindai sidik jari yang ada di bagian belakang.
Kita mulai pembahasan spesifikasi dari varian standar. Model ini sudah mengemas piranti lunak MIUI 9 terbaru dan memiliki dua slot SIM (Nano + Nano). Di baris terdepan, ponsel menampilkan layar 5,5 inci HD (720×1280 piksel) dan jeroan SoC Snapdragon 425 plus RAM 2GB dan GPU Adreno 308. Penyimpanan internal yang ditawarkan seluas 16GB yang dapat diperluas menggunakan slot kartu microSD sampai dengan 128GB.
Sedangkan untuk urusan optik, Xiaomi Redmi Note 5A menghadirkan sensor belakang 13MP dengan dukungan flash LED, PDAF, aperture f/2.2, mode HDR, dan filter real-time. Di bagian depan, ada kamera selfie 5MP dengan aperture f/2.0.
Berikutnya, varian edisi tinggi. Perbedaan besar pada varian yang lebih tinggi ini adalah hadirnya dukungan sensor sidik jari. Varian premium ini juga didukung oleh prosesor Snapdragon 435 octa-core dengan GPU Adreno 505. Kamera depan diupgrade ke sensor wide–angle beresolusi 16MP dengan lampu kilat lembut yang independen, aperture f/2.0, dan filter kecantikan real-time untuk panggilan video. Spesifikasi lainnya mirip dengan varian Redmi Note 5A standar.
Harganya berapa? Cukup terjangkau. Varian terendah dihargai $105, sedangkan yang paling tinggi dibanderol $180.
Belum lama ini, co-founder Xaomi, Lin Bin mengunggah sebuah foto smartphone terbaru Xiaomi yang akan segera dirilis dalam waktu dekat. Foto yang diunggahnya melalui situs jejaring sosial China, Weibo itu merupakan bocoran foto penampakan dari smartphone Xiaomi Redmi Note 2 Pro. Continue reading Inikah Kejutan Xiaomi Menjelang Penutupan Tahun 2015?→
Selain diisukan dengan persiapan Mi 4i, Xiaomi juga santer dikabarkan sedang dibuat sibuk dengan perakitan smartphone untuk kelas menengah lainnya. Berdasarkan rumor terbaru yang disibak oleh @Upleaks perangkat yang dimaksud menggunakan kode nama Xiaomi H3Y yang diyakini merupakan varian baru dari lini Redmi.
Kita sudah melihat banyak petunjuk tentang meningkatnya popularitas phablet: layar lima-inci yang kini seolah-olah menjadi standar handset modern, ditambah lagi masuknya sang raksasa asal Cupertino ke lini handset berlayar lebar di kelas high-end. Tahun ini, Business Insider memprediksi bahwa phablet akan mengalahkan penjualan smartphone di tahun 2017. Continue reading [Review] Xiaomi Redmi Note→
Kesuksesan Xiaomi dalam mengumpulkan dan membangun loyalitas konsumen tak lepas dari langkah pemasaran jitu yang mereka usung. Pada pendaratan resmi perdana di Indonesia, Xiaomi menerangkan dengan gamblang strategi mereka. Dan di peluncuran Redmi Note di Jakarta, para jurnalis diundang untuk berdiskusi bersama vice president Hugo Barra. Continue reading Bincang-Bincang Dengan Vice President Xiaomi, Hugo Barra→
Ada alasan menarik mengapa pengenalan Redmi Note di Indonesia tidak dilakukan besar-besaran seperti Redmi 1S. Vice president Hugo Barra menjelaskan, event dua bulan lalu bertujuan sebagai tanda bahwa mereka telah hadir di Indonesia, dan sang produsen merasa mereka tak perlu mengulanginya lagi. Xiaomi lebih menyukai pendekatan personal. Continue reading Ditawarkan di Harga Kompetitif, Gerbang Pemesanan Redmi Note Sudah Dibuka→