Tag Archives: Reeracoen

startup HR tech Reeracoen Indonesia mengumumkan rebrand menjadi Gaweku, sekaligus mengubah badan hukumnya PT Gaweku Human Technology

Ambisi Gaweku Setelah Rebranding, Ingin Ciptakan Solusi HR-Tech Terpadu

Baru-baru ini, startup HR-tech Reeracoen Indonesia mengumumkan rebrand menjadi Gaweku, sekaligus mengubah badan hukumnya PT Gaweku Human Technology. Langkah ini mengawali ambisi perusahaan yang ingin membentuk ekosistem HR menyeluruh di Indonesia dengan bantuan teknologi terkini.

Dalam wawancara bersama DailySocial.id, COO Gaweku Kenichi Fujiki menyampaikan, rebrand ini adalah upaya perusahaan agar semakin dekat dengan Indonesia — agar mudah diingat dan dilafalkan daripada merek sebelumnya.

“Sebelumnya kita sudah ada keinginan agar lebih mudah diingat klien. Karena kebetulan masuk ke tahun ke-10, sekalian saja kita rebrand […] kami ingin fokuskan ke satu nama yang sangat merepresentasikan Indonesia,” ujarnya.

Gaweku berasal dari kata “gawe” dan “aku”. Gawe berasal dari bahasa Jawa yang memiliki arti “pekerjaan”. Menurut Fujiki, nama tersebut mencerminkan kebanggaan perusahaan atas kualitas pekerjaan tim Gaweku selama ini, serta kontribusi yang diberikan kepada masyarakat Indonesia melalui pertumbuhan pelanggan dan kesuksesan perusahaan.

Baginya, transformasi ini tidak hanya sekadar perubahan brand saja, perusahaan memahami bahwa banyak profesional di bidang SDM menghabiskan waktu berharga mereka untuk tugas-tugas administratif yang panjang dan berulang.

Berdasarkan pemahaman ini, Gaweku bertekad untuk mengembangkan bisnisnya dan mengintegrasikan teknologi ke dalam bidang SDM. Melalui langkah ini, Gaweku bertujuan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dan memberikan solusi inovatif dalam industri teknologi SDM.

“Sudah 10 tahun kami bekerja di seputar HR, kami tahu dalam praktiknya ada kesulitan yang mereka alami setiap hari. Dengan brand baru, kami ingin jadi penyedia jasa untuk berikan solusi kepada praktisi HR dan bentuk ekosistem HR yang saling terhubung satu sama lain.”

Produk utama Gaweku yang sudah hadir sejak awal berdiri di 2013 adalah Gaweku Recruit, adalah recruitment agency (headhunter) untuk mencari talenta terbaik yang dibutuhkan klien perusahaan. Kemudian, pada 2018, meluncurkan solusi earned wage access (EWA) dinamai Kasibon (dulu bernama Ultratech), memberikan solusi gaji prabayar kepada karyawan yang mengajukan.

Diklaim Kasibon adalah pelopor produk EWA di Indonesia. Perusahaan menyediakan solusi tersebut dengan menggunakan kapital sendiri, tidak bekerja sama dengan perusahaan dari jasa keuangan. “Jadi klien Gaweku Recruit bisa jadi klien Gaweku Kasibon juga.”

Produk ketiga adalah media online khusus HR bernama HRPods, membahas seluruh topik mengenai dunia HR yang selama ini akses informasinya terbatas. Fujiki memastikan HRPods ini bersifat netral dan tidak hanya memberitakan semua informasi terbaru dari Gaweku.

Produk terbaru yang sedang dikembangkan perusahaan adalah Gaweku HR System, untuk mengatasi kesulitan HR dalam mengelola administrasi, basis data karyawan, pembayaran gaji, hingga absensi. Menurut Fujiki, solusi ini sedang dalam tahap pengembangan yang ditargetkan dapat dirilis segera. “Produk ini akan jadi yang pertama menyelesaikan isu HR dalam satu platform.”

Sudah cetak untung

Terkait status keuangan perusahaan, Fujiki mengaku sejak tahun pertama perusahaan berdiri sudah cetak laba, mengingat bisnis headhunting tergolong lebih sehat karena B2B, sehingga tidak perlu bakar duit. Meski tidak bisa dirinci dengan angka, ia bilang pertumbuhannya cukup fluktuatif mengingat banyak faktor pemicunya. Lantaran bisnis headhunting seperti ini berurusan dengan manusia, bukan dari tools, teknologi, atau solusinya.

“Tapi tentang orangnya, konsultan-konsultan kami itu kan manusia, jadi ada masa istirahatnya, resign atau sebagainya, ketika itu terjadi bisa memengaruhi produktivitas perusahaan.”

Terlebih perusahaan sedang mengembangkan produk baru dan ambisi besar lainnya di HR-tech, bila diperhitungkan dengan rinci, perusahaan butuh investor strategis untuk membantunya. Tak hanya cari dana segar, ia pun menargetkan Gaweku dapat IPO setidaknya pada 2027 mendatang.

“Ketika kita bisa go public di 2027, maka akan semakin banyak orang yang tertarik dengan kita, sehingga ekosistem HR yang mau kita bangun semakin melebar.”

Sebagai catatan, Gaweku merupakan anak usaha dari perusahaan recruitment agency asal Jepang, Neo Career Group. Tak hanya di Indonesia, Reeracoen beroperasi di 8 negara di Asia, seperti Thailand, India, Malaysia, Vietnam, Filipina, Taiwan, dan Hong Kong. Di Indonesia, Neo Career membentuk perusahaan patungan dengan perusahaan lokal.

Tren industri HR

Menurut Fujiki, pasca pandemi, perusahaan yang kembali membuka lowongan pekerjaan tumbuh tinggi karena mereka mulai ekspansi jor-joran setelah tertahan selama beberapa tahun saat pandemi. Walau tidak digambarkan dengan angka, diibaratkan jumlah lowongan yang dicari klien lewat Gaweku lebih tinggi daripada di 2019, alias sebelum pandemi.

“Tapi meski lapangan kerja yang dicari naik, bukan berarti orang yang bisa mengisi posisi tersebut memenuhi kriteria. Tugas kami adalah menjembatani para pencari kerja yang sesuai kapasitasnya dengan yang dicari perusahaan.”

Gaweku sendiri melayani seluruh segmen industri yang membutuhkan jasa headhunting, walau kebutuhan talenta teknologi untuk perusahaan teknologi belakangan banyak dicari di Indonesia. Solusinya paling banyak digunakan oleh perusahaan yang bergerak di industri manufaktur, logistik, trading, service, dan teknologi.

Berkaitan pula dengan strategi ekspansi yang banyak dilakukan perusahaan, maka tren lowongan pekerjaan yang paling banyak dicari saat ini adalah orang-orang yang berpengalaman di dunia sales, juga engineer.

“Permintaan tech talent di Indonesia secara umum tinggi, begitupula di kami. Tapi karena ada dampak mass layoff di A.S, itu berdampak juga di Indonesia. Kebutuhannya tetap tinggi, tapi pertumbuhannya stagnan,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here
Startup headhunter Jepang Reeracoen fokus ke pengembangan produk HRtech "Ultra Tech" yang memungkinkan pembayaran gaji di awal

Startup Headhunter Reeracoen Fokus Kembangkan Layanan HRtech “Ultra Tech”

Startup headhunter asal Jepang Reeracoen Indonesia kini fokus ke pengembangan produk HRtech “Ultra Tech” tahun ini seiring ambisinya yang ingin menjadi perusahaan terdepan dengan mengatasi masalah sosial melalui SDM dan teknologi.

Produk ini sebenarnya sudah diluncurkan sejak Januari 2018 dan siap untuk digalakkan kembali mengingat korelasinya yang kuat dengan layanan utama Reeracoen.

“Sejak kami memulai recruiting service di 2013, kami menemukan salah satu alasan masyarakat Indonesia untuk mencari pekerjaan baru adalah risiko keuangan yang diakui oleh pemerintah sebagai permasalahan sosial. Kami memulai ini dengan keinginan untuk meningkatkan inklusi finansial di Indonesia,” ucap Presiden Direktur Reeracoen Indonesia Suryanto Wijaya kepada DailySocial.

Ultra Tech adalah produk yang memungkinkan pembayaran gaji di awal kepada karyawan berdasarkan hari kerja yang dilaluinya dan skala gaji mereka yang sudah diatur terlebih dahulu oleh perusahaan. Jika karyawan mengajukan pada hari ini, mereka akan menerima gaji prabayar paling lambat satu hari berikutnya.

Untuk menikmati fasilitas tersebut, karyawan cukup mengakses aplikasi Ultra Tech dan mengisi permohonannya. Dalam aplikasi tersebut, karyawan juga dapat melihat riwayat pengajuan dan membatal pengajuan yang terlanjut sudah diajukan.

Bagi pemilik perusahaan, mereka tidak diharuskan untuk membuka rekening bank tambahan, mengubah sistem penggajian atau sistem SDM mereka. Lebih dari itu, tidak diperlukan pula beban kerja tambahan.

“Perusahaan dapat memantau secara real time keadaan penggunaan layanan ini melalui dashboard yang disediakan. Sehingga pihak perusahaan juga dapat dengan mudah dan aman menggunakan layanan ini.”

Harapannya dengan layanan ini dapat mengurangi tingkat turnover. Karyawan pun dapat memberi performa yang terbaik sehingga lingkungan kerja bisa lebih sehat.

Pencapaian Ultra Tech

Indonesia menjadi negara pertama di luar Jepang yang menjajal produk tersebut. Berikutnya Ultra Tech digulirkan ke Thailand pada Desember 2018. Di Jepang sendiri, layanan ini sudah beroperasi sejak tiga tahun.

Suryanto mengklaim Ultra Tech telah dimanfaatkan oleh 142 perusahaan dengan total 50 ribu pengguna per 1 Januari 2019. Lokasinya tidak hanya di Jakarta, tetapi sudah tersebar sampai ke Surabaya dan Medan.

Sebanyak 52% di antaranya adalah perusahaan Jepang dan sisanya adalah perusahaan lokal. Mereka bergerak di industri F&B, farmasi, manufaktur, outsource, jasa, dan pendidikan, Dikutip dari Industry, Suryanto menargetkan setidaknya pada tahun ini perusahaan dapat memiliki 100 ribu pengguna.

Untuk monetisasinya, Reeracoen mengutip biaya sistem dari tiap pengajuan gaji prabayar yang dilakukan karyawan. Hanya saja, Suryanto enggan mendetailkan besarannya.

Reeracoen hadir di Indonesia sejak 2013 dengan fokus bisnis utama sebagai rekrutmen agensi atau headhunter. Diklaim ada sejumlah pekerjaan yang hanya dapat ditemukan melalui Reeracoen, juga lebih dari 80% kandidat mendapatkan pekerjaan lewat jasa Reeracoen lewat rekomendasi pekerjaan yang lebih baik untuk peningkatan karier.

Application Information Will Show Up Here