Rekruta tahun ini terus berbenah. Setelah mendapatkan pendanaan April silam dan digunakan sebagai bagian dari seleksi program magang pemerintah DKI Jakarta Rekruta kembali menghadirkan sebuah inovasi baru, Rekruta Radar. Sebuah fitur atau layanan yang bisa membantu perusahaan dalam melakukan perekrutan talenta-talenta baru yang dilengkapi dengan teknologi machine learning sehingga bisa merekomendasikan talenta yang benar-benar dibutuhkan oleh perusahaan.
Maslah mendasar yang coba diselesaikan Rekruta dengan menghadirkan Rekruta radar ini adalah susahnya mencari kandidat yang tepat yang sesuai dengan kualifikasi dan kultur perusahaan. Upaya-upaya yang dilakukan coba disederhanakan melalui sebuah fitur atau layanan yang disebut Rekruta Radar ini. Rekruta Radar mencoba menyuguhkan pencarian kandidat yang sesuai dengan waktu dan biaya yang terjangkau.
Belum ada info lain mengenai teknologi yang digunakan selain Rekruta Radar ini menggunakan teknologi machine learning. Cara kerja Rekruta Radar pun cukup sederhana. Pengguna tinggal melakukan registrasi sesuai dengan paket yang ada kemudian mengatur filter seperti skill, perusahaan sebelumnya, dan juga umur. Selanjutnya kandidat pasif akan ditampilkan perusahaan tinggal menghubungi kandidat-kandidat tersebut. Kandidat pasif yang dimaksud adalah talenta-talenta yang selama ini dicari melalui headhunter atau referral. Inilah yang membedakan Rekruta Radar dengan job portal.
“Rekruta Radar itu fokusnya ke passive job seekers sementara job portals itu fokusnya ke active jobseekers, karena 75% dari talent market itu sendiri adalah passive job seekers di mana passive jobseekers selama ini dicari hanya lewat headhunter atau referral, sedangkan melalui Rekruta Radar, perusahaan bisa langsung mencari dan reach out ke para passive candidates tersebut,” terang CMO Rekruta Arnold Kauntu.
Ia juga menjelaskan bahwa Rekruta Radar mengumpulkan public data seperti media sosial dan digital footprint yang ditinggalkan di public space termasuk database pihak ketiga untuk mendapatkan data-data kandidat pasif yang ada di sistem Rekruta Radar. Dengan teknologi-teknologi yang digunakan proses pencarian kandidat bisa dipersingkat dan dipermudah.
Sejauh ini layanan-layanan dari Rekruta termasuk Rekruta Radar sudah digunakan oleh beberapa perusahaan besar, di antaranya adalah Motul, Bussan Auto Finance, dan Convergence Ventures. Dengan Rekruta Radar yang akan diluncurkan penuh awal tahun depan, pihak Rekruta berharap bisa menjadi solusi untuk perusahaan yang mencari kandidat terbaik.
“Harapan kita, Rekruta Radar nantinya dapat membantu para employers untuk mendapatkan kandidat yang berkualitas dengan mudah dan cepat,” ungkap CEO Rekruta Silvia Pratama.
Rekruta, salah satu startup yang memberikan layanan HR Applicant Tracking System, April silam berhasil mengamankan pendanaan dari East Ventures. Paska pendanaan Rekruta dengan aktif melakukan rekrutmen untuk talenta-talenta berbakat dari berbagai universitas dan perbaikan di berbagai layanannya. Pihak Rekruta, melalui salah satu founder mereka, Silvia Pratama, juga bercerita bahwa sejauh ini sudah mulai banyak perusahaan kelas menengah yang mempercayakan sistem rekrutmen mereka kepada Rekruta. Pemerintah DKI Jakarta juga menggunakan sistem Rekruta untuk menangani pendaftaran program magang mereka.
“Tim Rekruta sangat berterima kasih atas kepercayaan dari Balai Kota Jakarta untuk menjadi software provider di dalam program magang Balai Kota Jakarta,” terang Silvia kepada DailySocial.
Sejauh ini berbekal tambahan yang didapat pada bulan April silam Rekruta telah menambah sejumlah talenta dari beberapa universitas ternama baik dari dalam negeri maupun luar negeri, di antaranya adalah Institut Teknologi Bandung, Universitas Bina Nusantara, University of California, Berkeley (USA), Presidio Graduate School, San Francisco (USA), dan beberapa universitas lainnya.
Silvia juga menjelaskan saat ini mereka sedang terus melakukan pembaruan teknologi-teknologi di fitur mereka untuk bisa terus memenuhi kebutuhan pengguna sehingga semakin banyak yang mempercayai sistem rekrutmen milik Rekruta.
“Harapannya kami dapat memperoleh 100 perusahaan pada akhir tahun ini. Apabila ada perusahaan yang tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Rekruta, software HRD berbasis web, “ lanjut Silvia.
Saat ini tantangan terbesar Rekruta adalah mengedukasi calon penggunanya. Sama seperti solusi-solusi berbasis teknologi yang mencoba mengganti sistem konvensional atau manual, banyak pihak yang belum begitu paham sebesar apa kemudahan berkat teknologi digital yang dibawa.
“Tantangannya adalah di Indonesia kebanyakan dari sistem rekrutmen masih manual, kebanyakan masih belum aware ada teknologi seperti Rekruta software rekrutmen HRD berbasis web yang dapat memudahkan proses rekrutmen. Kami yakin sudah mulai muncul kesadaran bahwa proses manual di samping memakan waktu banyak, tidak kelihatan jelas juga ROI-nya seperti apa karena tidak data-driven. Semoga Rekruta dapat membantu perusahaan dalam mengembangkan bisnis mereka dan jangan sungkan untuk menghubungi para konsultan kami,” lanjut Silvia.
Untuk teknologi, Rekruta dibekali teknologi cloud milik AWS (Amazon Web Services) dan protokol HTTPS yang diterapkan di sistem Rekruta. Mereka yakin bisa menjaga dan mengamankan semua informasi pengguna yang memanfaatkan sistem mereka.
CTO Rekruta Yanuar Wibisono menjelaskan bahwa saat ini mereka menggunakan 100 persen infrastruktur cloud milik AWS dengan teknologi terbaru dari Silicon Valley, termasuk menggunakan sepasang kunci kriptografi yang digunakan untuk otentikasi ke server untuk meningkatkan fleksibilitas, skalabilitas, dan kelincahan sistem Rekruta.
Lima puluh tujuh juta UKM Indonesia belum pernah mendapatkan kesempatan yang begitu besar dan juga belum pernah menghadapi persaingan seperti sekarang ini. Karena adanya persatuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), hampir 600 juta masyarakat Asia Tenggara sudah dapat dijangkau oleh perusahaan-perusahan Indonesia. Para ekonom dan investor percaya bahwa teknologi akan menjadi kunci dalam membuka berbagai potensi lokal.
MEA juga menjadi suatu tanda kemudahan bagi perusahaan asing untuk memasuki Indonesia. Founder Moka Haryanto Tanjo, startup mobile point-of-sale yang berbasiskan di Jakarta, menjelaskan, “Untuk tetap dapat bersaing, pebisnis UKM dituntut untuk menjalankan bisnis mereka secara lebih efisien dan juga dapat mengakses informasi secara real-time.”
Managing Partner East Ventures Willson Cuaca menjelaskan bahwa di dalam era transparansi, di mana informasi menjadi sangat mudah di akses, akan ada banyak persaingan antar UKM yang memiliki kesamaan dalam model bisnis, pelanggan dan cara berbisnis. Menurutnya, kelebihan kompetitif yang dimiliki setiap bisnis yang ada terletak pada kemampuan dalam menjalankan bisnis tersebut.
Cuaca mengatakan, “Perusahaan kami terus mencari kunci pertumbuhan di Indonesia yang juga meningkatkan perkembangan teknologi. Inilah saat di mana software dapat membantu mereka dalam menjalankan bisnis secara lebih efisien dan kami percaya bahwa UKM yang dilengkapi dengan software akan muncul sebagai pemenang. Kami mengelompokkan grup pemenang ini sebagai ‘UKM pintar’.”
Senjata Pertahanan Regional
“Saya percaya bahwa hanya perusahaan besar dan multinasional yang dapat memiliki kemampuan dan sumber daya dalam menggunakan software seperti SAP dan Oracle, “ jelas Joshua Kevin, co-founder Talenta, startup SaaS yang bergerak di bidang human resources di Indonesia.
Dalam triwulan pertama di tahun 2016, Talenta melaporkan ada lebih dari 75 perusahaan pengguna dan 10.000 karyawan yang aktif dalam software-nya. Startup ini memproyeksikan di akhir tahun akan ada peningkatan 50.000 karyawan aktif.
Selain Talenta, juga ada startup tenaga kerja lokal lainnya yang dibantu dengan adanya pendanaan dari kapitalis ventura. Ketika Talenta membantu perusahaan dalam mengurus karyawan yang sudah ada, Rekruta membantu usaha bisnis dalam melacak pelamar kerja baru.
“Lokalisasi adalah kuncinya,” jelas Silvia Pratama, founder Rekruta, yang startupnya menawarkan suatu sistem yang dapat membantu proses perekrutan kerja bagi perusahaan menengah ke atas secara otomatis. Ia berkata, “Salah satu contoh lokalisasi di Indonesia dan Asia Tenggara adalah fitur resume parsing.”
Walaupun Rekruta masih tergolong baru, perusahaan ini menargetkan 100 pengguna aktif pada tahun 2017 yang Pratama harap adalah perusahaan e-commerce lokal.
Di bagian akunting, perusahaan seperti Jurnal dan Jojonomic telah menjadi salah satu pemainnya di Indonesia. Jurnal membuat suatu software bookkeeping yang interaktif sedangkan Jojonomic adalah suatu software manajemen keuangan pribadi gratis. Dalam versi premiumnya, Jojonomic Pro, adalah suatu solusi SaaS untuk mengatasi reimbursement yang ditargetkan kepada bisnis-bisnis. Produk ini menggunakan kamera smartphone untuk dengan mudah memindai dan menyimpan kuitansi. Founder Jojonomic Indrasto Budisantoso mengatakan
bahwa penggunaan mobile phone adalah tenaga penggerak di balik kemajuan SaaS dalam UKM di Asia Tenggara.
“Sekarang, semua smartphone memliki kamera dan hampir seluruh jajaran karyawan pasti memiliki smartphone. Hal ini belum terjadi untuk tiga sampai empat tahun yang lalu,” jelasnya.
Jojonomic Pro melaporkan adanya lebih dari 40 perusahaan berlangganan dan pertumbuhan 100 persen setiap bulannya sejak Desember 2015.
CEO dan co-founder SIRCLO Brian Marshal mengatakan bahwa platform pembuatan website toko online-nya yang berbasiskan cloud ini telah memiliki lebih dari 10.000 user aktif. Marshal menyatakan bahwa SIRCLO akan segera melewati pendapatan tahunan US$200.000. Ia percaya bahwa perusahaannya adalah salah satu dari banyak SaaS startup di Indonesia yang telah berhasil mencapai angka tersebut. SIRCLO sampai saat ini telah memfasilitasi lebih dari US$4.000.000 dalam GMV (gross merchandise volume).
“Kami telah melihat berbagai kisah sukses belakangan ini,” jelas Marshal. “Hari ini, bukanlah suatu kasus yang jarang untuk melihat bisnis perseorangan dalam platform kami yang mendapatkan revenue bulanan dari US$0 hingga US$5000.”
Waktu Keemasan SaaS (Software as a Service)
Tercatat ada lebih dari 140 startup SaaS yang tersebar di seluruh Asia Tenggara. Karena banyaknya bisnis yang mulai berpindah kepada solusi cloud-based untuk distribusi produk, software tradisional akan semakin tertinggal di belakang. Riset menjelaskan bahwa sekitar 60 persen dari startup SaaS yang ada di Asia Tenggara telah mendapatkan funding senilai sekitar US$90 juta per Mei tahun lalu.
Golongan menengah Indonesia diperkirakan akan terus meningkat dan bertumbuh sekitar 70 juta penduduk dan mencapai 141 juta pada tahun 2020. Hal ini terus mengindikasikan bahwa akan ada lebih banyak UKM yang akan bergabung ke dalam ekonomi digital ini. Ini juga menjadi faktor bahwa SaaS akan memiliki peran yang sangat signifikan dalam pertumbuhan di Asia Tenggara dalam beberapa tahun ke depan.
– Disclosure: artikel tamu ini ditulis oleh East Ventures setelah melalui proses penyuntingan
Selain bidang kesehatan, layanan informasi dan sistem pencarian kerja juga menjadi salah satu bidang yang banyak diminati startup Indonesia untuk berkarya. Terbukti hingga saat ini sudah ada lebih dari 10 startup yang mengusung layanan di bidang yang sama dengan berbagai variasi layanan.
Berikut ini adalah beberapa startup yang menyajikan layanan informasi pencarian kerja yang berhasil dihimpun oleh DailySocial:
Zelos
Zelos merupakan platform pencocokan pekerjaan yang mampu mempertemukan pelajar dan lulusan yang prospektif ke pada para pemilik bisnis dan perusahaan berdasarkan minat dan keahlian. Para pengguna (mahasiswa atau pemilik pekerjaan) dapat mencari dan menawarkan pekerjaan purnawaktu, paruh waktu dan juga kesempatan magang. Zelos didirikan dan dipimpin oleh Markus L. Rahardja. Latar belakang pendirian Zelos didasarkan pada fakta bahwa upaya pencarian staff yang cocok sesuai passion dan keahlian tidaklah selalu mudah.
KapanKerja
Telah mengudara dan tersedia sejak akhir bulan Desember 2015 silam, KapanKerja dibentuk guna mewadahi pelaku usaha dan pencari kerja mengikuti era transformasi digital saat ini. Dengan mengambil perhatian lebih besar pada pemain UMKM.
Startup bentukan William Salim ini dibentuk atas dasar keprihatinan atas tingginya tingkat pengangguran di Indonesia, namun di satu sisi banyak sekali pelaku usaha yang kesulitan mencari karyawan. Oleh karena itu dengan menyediakan platform lapangan pekerjaan yang gratis bagi pemasang iklan lowongan pekerjaan, maupun user.
Kerjabilitas
Kerjabilitas merupakan sebuah platform pencari kerja yang dikhususkan bagi masyarakat berkebutuhan khusus (difabel). Sedikit berbeda dengan platform pencari kerja pada umumnya, Kerjabilitas mendesain layanan yang ada menyesuaikan dengan calon penggunanya. Misalnya dengan menambahkan kompatibilitas screen reader untuk penyandang tuna netra dan memasangkan simbol-simbol tertentu untuk mudah dipahami oleh penyandang tuna rungu. Selain itu lowongan pekerjaan yang ditawarkan juga langsung menyasar kepada perusahaan penyedia kerja inklusi.
Kerjabilitas digagas oleh Rubby Emir pada September 2015. Rubby dan teman-teman melihat sebuah kesenjangan di masyarakat, orang dengan kebutuhan khusus cenderung dianaktirikan oleh lapangan kerja, ketenagakerjaan di Indonesia belum ramah disabilitas. Dari masalah tersebut muncul sebuah ide untuk menjembatani kebutuhan lapangan kerja penyandang disabilitas dengan lapangan pekerjaan yang mau menerima.
Application Information Will Show Up Here
Student Job Indonesia
Student Job Indonesia mencoba melakukan pendekatan yang berbeda untuk layanan job marketplace. Didirikan oleh Annisa Purbandari yang merupakan lulusan Founder Institute, ia mencoba menyasar kalangan fresh graduate dan mahasiswa yang belum memiliki banyak pengalaman kerja. Dengan mengusung tema “Start Your Journey”, Student Job mengajak anak muda berusia 17 hingga 24 tahun untuk mulai berkarier sejak dini.
Student Job memiliki visi menjadi portal kerja pertama dan terpopuler bagi pelajar dan mahasiswa di Indonesia. Selain memberikan informasi lowongan kerja paruh waktu dan magang untuk fresh graduate, Student Job juga memberikan tips seputar dunia pendidikan dan pekerjaan, pelatihan / seminar, Student Coach, dan StuDi (Student Discussion).
JobSmart
JobSmart merupakan startup berbasis di Jakarta yang didirikan oleh Tiffany Effendy dan Peter Wijaya. Latar belakang pengembangan platform ini karena dari pengalaman sering kali perusahaan dikecewakan ketika mengiklankan lowongan pekerjaan dari sisi masukan lamaran. Perusahaan menerima banyak CV yang tidak cukup memenuhi persyaratan dari perusahaan. Hal tersebut yang menjadi perhatian JobSmart dalam menyuguhkan layanannya.
Di layanan JobSmart terdapat sebuah sistem dinamakan Smart Hunter yang secara otomatis mencocokkan apa yang diinginkan perusahaan dengan calon pekerja. Fitur ini dinilai akan efisien dan memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk mendapatkan filtering secara otomatis dari sistem. Informasi yang diberikan bukan hanya informasi dasar, seperti tingkat pendidikan atau pengalaman kerja dan minat, melainkan hingga tipe kepribadian dan juga karakteristik dari kandidat. Smart Hunter dikembangkan menggunakan algoritma yang memungkinkan JobSmart untuk memahami rincian calon dan mampu menyaring jutaan kandidat.
Urbanhire
Benson Kawengian, Hengki Sihombing, dan Jepri Sinaga adalah tiga orang di balik lahirnya Urbanhire. Ketiganya bertemu akhir tahun lalu dalam sebuah gelaran hackathon di Jakarta, selanjutnya karena kesamaan visi mengenai solusi untuk memecahkan permasalahan menemukan talenta terbaik bagi perusahaan akhirnya ketiganya sepakat mendirikan Urbanhire.
Secara sederhana solusi Urbanhire ingin mengubah pola rekrutmen tradisional yang akrab dengan email, dokumen spreadsheet dan lain sebagainya menjadi satu dashboard yang mengontrol semuanya. Perusahaan akan dimudahkan untuk membuat halaman lowongan pekerjaan dan membagikannya ke beberapa media sosial dan situs pencari kerja lain seperti CareerJet, Karejo, dan lainnya. Selain itu terdapat juga fitur analisis untuk membantu perusahaan melihat bagaimana proses rekrutmen mereka selama ini.
Karir.com
Karir.com merupakan sebuah situs pencarian kerja yang tidak hanya berfokus menampilkan informasi lowongan saja, melainkan juga pengembangan profesi calon pekerja. Salah satu fitur yang ditawarkan untuk pengembangan diri tersebut adalah MT Academy, sebuah portal belajar yang siap memberikan pengetahuan seputar pengembangan bakat dan tips mencari kerja yang sesuai dengan minat.
Qerja
Qerja merupakan “Glassdoor versi Indonesia” yang memberikan informasi gaji dan tempat kerja berbagai perusahaan di Indonesia. Qerja juga pernah menelurkan layanan Jobs.id yang fokus di situs lowongan pekerjaan. Qerja resmi diluncurkan tanggal 8 Maret 2014 dan didirikan oleh Veronika Linardi dan Rinaldo Augusta.
Ide membuat situs ini berawal dari sebuah hasil lembaga riset Gallup yang mengeluarkan fakta bahwa hanya delapan persen orang Indonesia yang benar-benar puas dengan pekerjaannya. Riset lain yang menguatkan, menurutnya lagi adalah dari Accenture yang melakukan riset di lebih 30 negara.
Menurut riset itu, karyawan Indonesia justru yang paling tidak bahagia. Hanya 18 persen yang puas. Alasan utama ketidakpuasan dari hasil riset tersebut dirangkum antara lain, kompensasi, work-life balance, dan kesempatan untuk mengembangkan karier.
Rekruta
Didirikan oleh Silvia Pratama dan Yanuar Wibisono, layanan ini diklaim sebagai startup pertama di bidang SaaS untuk human resources applicant tracking system di Indonesia. Solusi yang ditawarkan Rekruta dianggap dapat meringankan pekerjaan perusahaan untuk mempercepat proses perekrutan SDM dan membuat keputusan berdasarkan data yang teragregasi.
Rekruta sendiri diklaim sebagai startup pertama di bidang SaaS untuk human resources applicant tracking system di Indonesia. Secara sederhana, solusi yang ditawarkan Rekruta merupakan solusi yang dapat meringankan pekerjaan perusahaan yang mempunyai banyak pelamar kerja untuk dapat mempercepat proses perekrutan SDM dan membuat keputusan berdasarkan data yang teragregasi melalui satu set alat dan otomatisasi yang disediakan Rekruta.
Karirpad
Layanan ini didirikan agar perusahaan-perusahaan di Indonesia tidak lagi melakukan proses manual dalam perekrutan. Ia menawarkan RMS, sebuah piranti lunak yang diklaim bisa memenuhi kebutuhan perusahaan saat mencari kandidat.
Semua proses perekrutan disebutkan akan berlangsung melalui sistem RMS, tanpa harus melakukan konfirmasi melalui telepon. Pihak HR akan mendapat dashboard yang berisi berbagai informasi, misalnya berapa jumlah kandidat yang sudah mendaftar. Laporannya nanti bisa diunduh dalam bentuk berkas Excel.
RMS memungkinkan setiap lowongan yang dipasang di situs perusahaan secara otomatis juga dipublikasi di situs Karirpad. Fitur export dan import yang tersedia memudahkan perpindahan data dari RMS ke sistem HRIS (Human Resource Information System) yang dimiliki masing-masing perusahaan.
Karirpad mengklaim sebagai, mungkin satu-satunya, penyedia layanan e-recruitment lokal, dengan pesaing berbasis di luar negeri. Hal ini memudahkan Karirpad melakukan pelatihan dan troubleshooting bagi para kliennya.
Jobs.id
Jobs.id ditelurkan oleh tim Qerja, dan CEO Jobs.id Veronika Linardi juga adalah Co-Founder Qerja. Jobs.id memiliki visi untuk menjadi platform penyedia lowongan kerja yang dapat diandalkan dan berharga dengan menyederhanakan proses perekrutan, baik itu untuk memperkerjakan atau mendapatkan kerja. Misinya adalah mewujudkan pemenuhan bakat di industri dan spesialisasi.
KerjaDulu
KerjaDulu merupakan startup media sosial karier dan platform pencarian kerja yang menghadirkan layanan integrasi layaknya situs media sosial lainnya. KerjaDulu menghadirkan pengalaman layaknya berjejaring sosial untuk kalangan profesional. Pengguna dapat menemukan keunggulan seperti berbagi dengan sesama rekan kerja, menjalin koneksi bisnis dan profesional, dan juga menemukan peluang karier yang berguna bagi siapa saja yang ingin mengembangkan karier di bidang profesional.
Platform yang dikembangkan oleh Johan Ng tersebut sebenarnya mirip dengan layanan yang ditawarkan LinkedIn namun dengan cita rasa lokal yang sangat kental. Indonesia yang dipandang sebagai salah satu negara dengan pengguna situs media sosial populer terbanyak di dunia, dianggap merupakan negara yang memiliki “lahan empuk” bagi perkembangan situs-situs media sosial yang tak hanya berasal dari luar negeri namun juga situs-situs buatan lokal.
Layanan SaaS Human Resource (HR) Rekruta mengumumkan perolehan pendanaan awal dari East Ventures dengan nilai yang tidak disebutkan. Investasi yang diperoleh akan digunakan untuk mendanai pertumbuhan melalui sejumlah ekspansi produk. Pihak Rekruta memproyeksikan bisa memperoleh lebih dari 100 klien berbayar, berukuran sedang hingga besar, tahun depan.
Kami sempat mengulas soal Rekrutabulan lalu. Didirikan oleh Silvia Pratama dan Yanuar Wibisono, layanan ini diklaim sebagai startup pertama di bidang SaaS untuk human resources applicant tracking system di Indonesia. Solusi yang ditawarkan Rekruta diangap dapat meringankan pekerjaan perusahaan untuk mempercepat proses perekrutan SDM dan membuat keputusan berdasarkan data yang teragregasi.
Silvia Pratama mengungkapkan, “Potensi dan peluang pasar SaaS HR di Indonesia sangat besar. HR sudah menjadi industri global bernilai miliaran dollar dan masih memiliki ruang untuk berkembang.”
Ia juga menyebutkan Rekruta mengakomodasi kolaborasi antara departemen SDM dan departemen lain secara real time yang sangat membantu di proses perekrutan. Silvia mengklaim sistem yang ada bisa di-scale seiring dengan pemekaran perusahaan.
Tentang urusan keamanan data, Silvia menyebutkan layanannya ini menggunakan infrastruktur yang dikelola Amazon, yang telah dilengkapi oleh sejumlah kontrol keamanan.
Rekruta, yang kebanyakan kliennya adalah perusahaan menengah hingga besar bakal menggunakan perolehan dana untuk mengekspansi jumlah anggota tim.
Managing Partner East Ventures Willson Cuaca, dalam rilisnya, mengatakan, “Rekruta membantu perusahaan saat dihadapkan dengan permasalahan manajemen sumberdaya.”
Willson mencontohkan bahwa selama ini perekrutan melalui portal pekerjaan justru membuat permasalahan baru karena mereka harus mengelola (dan menyeleksi) suplai pelamar dari berbagai sumber.
Segmen business to business (B2B) meski mempunyai tantangan tersendiri bagi startup Indonesia nyatanya tidak menyurutkan nyali orang-orang kreatif Indonesia. Satu lagi startup yang baru masuk ke segmen B2B ini adalah Rekruta. Startup ini menyediakan solusi software as a services (SaaS) untuk human resources applicant tracking system bagi perusahaan-perusahaan Indonesia.
Rekruta diprakarsai oleh dua anak muda Indonesia yang telah merampungkan pendidikan di Amerika Serikat dan sempat berkarir di sana. Dua co-founder Rekruta, Silvia Pratama dan Yanuar Wibisono, mencoba menuangkan pengalaman mereka untuk mengembangkan Rekruta. Yanuar sebelumnya sempat bekerja di Quora dan Silvia bekerja di SFO Airport.
Rekruta sendiri diklaim sebagai startup pertama di bidang SaaS untuk human resources applicant tracking system di Indonesia. Secara sederhana, solusi yang ditawarkan Rekruta merupakan solusi yang dapat meringankan pekerjaan perusahaan yang mempunyai banyak pelamar kerja untuk dapat mempercepat proses perekrutan SDM dan membuat keputusan berdasarkan data yang teragregasi melalui satu set alat dan otomatisasi yang disediakan Rekruta.
Sistem otomatisasi yang tersebut disiapkan lengkap mulai dari tahap seleksi hingga tahap pelamar diputuskan diterima di perusahaan tersebut.
“Fungsi utama Rekruta adalah untuk membantu perusahaan berkembang dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengoptimalkan proses perekrutan yang lebih baik,” terang Silvia kepada DailySocial.
Rekruta dan keyakinannya diterima di pasar Indonesia
Menurut Silvia saat ini sistem perekrutan karyawan di perusahaan-perusahaan Indonsia sebagian besar masih menggunakan proses manual. Inilah yang coba dibantu oleh Rekruta dengan solusi yang mereka berikan.
“Rekruta ingin agar semua proses manual tersebut (perekrutan karyawan) dapat diotomatisasi, yakni dengan menggunakan platform kita yang sangat canggih. Para clients Rekruta dapat mendapatkan semua fitur, mulai dari analisa, interview kits, email pelamar kerja, schedule interview kerja, Gmail sync dan sebagainya hanya melalui satu platform saja,” terang Silvia.
Ia juga menjelaskan bahwa teknologi dan sistem otomatisasi yang diberikan Rekruta memiliki standar Silicon Valley, demikian juga dengan jaminan keamanan dari sistem Rekruta.
“Rekruta juga menggunakan data yang terenkripsi. Kami yakin bahwa proses otomatisasi kami dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan efisiensi kinerja perekrutan SDM mereka. Apabila perusahaan telah mencoba platform Rekruta, kami yakin mereka dapat mengerti nilai-nilai unik dan lebih yang ditawarkan Rekruta,” imbuh Silvia.
Kondisi Rekruta saat ini
Saat ini Rekruta bisa dibilang masih baru. Rekruta baru saja melakukan soft launching dan baru tersedia dalam versi private beta. Dengan kata lain Rekruta baru tersedia bagi perusahaan atau organisasi yang mengajukan permintaan demo di halaman resmi Rekruta.
“Pada saat ini fokus Rekruta adalah kepuasan klien kami. Rekruta akan terus berusaha menambahkan fitur-fitur otomatisasi yang dapat meningkatkan efisiensi perekrutan SDM di perusahaan. Rekruta berkomitmen untuk memberikan servis premium kepada para klien kami,” tutup Silvia.
Updated : Informasi mengenai dua co-founder Rekruta yang telah menyelesaikan studi di Amerika Serikat dan sempat berkarir di sana.