Tag Archives: Resident Evil

Film Reboot Resident Evil Akhirnya Tunjukkan Tampilan Karakter Utamanya

Reboot dari film layar lebar Resident Evil memang sangat dinanti oleh para fans dari seluruh dunia. Bagaimana tidak, harapan untuk melihat semesta Resident Evil yang lebih akurat dengan game-nya di layar lebar tentunya menjadi mimpi dari semua fans Resident Evil.

Kehadiran Welcome to Raccon City, yang merupakan judul baru dari film Resident Evil, memang kini dinanti-nanti oleh para fans. Dan kabar baiknya, Sony merilis beberapa foto resmi dari filmnya lewat IGN yang menunjukkan karakter-karakter ikonik dalam video game-nya.

Credits: Sony Pictures

Ada tiga foto yang dirilis oleh Sony, yang pertama adalah foto dari dua karakter ikonik dari seri Resident Evil 2 yaitu Leon S. Kennedy yang diperankan Avan Jogia dan juga Claire Redfield yang diperankan Kaya Scodelario. Foto tersebut menunjukkan kedua karakter tersebut tengah berada di lorong bawah tanah.

Yang patut diapresiasi adalah baik karakter Leon maupun Claire menggunakan kostum yang sangat mirip dengan yang mereka gunakan dalam game-nya, terutama pada versi remake. Namun, banyak fans yang bertanya-tanya dengan keputusan gaya rambut pada kedua karakter ikonik ini. Apalagi Leon ditampilkan berambut panjang serta berkumis dan memiliki jenggot.

Credits: Sony Pictures

Gambar selanjutnya menampilan Tim Alpha dari S.T.A.R.S yang tengah menyerbu Spencer State Mansion. Dalam foto tersebut terlihat Albert Wesker yang diperankan Tom Hopper (kiri), Richard Aiken (Chad Rook), Jill Valentine (Hannah John-Kamen), dan juga Chris Redfield (Robbie Amell). Para fans juga mempertanyakan foto satu ini karena tim Alpha yang harusnya diisi oleh Barry Burton namun malah digantikan oleh Richard Aiken.

Untuk kostum dari keempat anggota S.T.A.R.S. ini Chris mungkin menjadi yang paling akurat dengan tampilan karakternya di game pertama Resident Evil. Sedangkan ketiga karakter lainnya mengalami perubahan dan juga penyesuaian dengan para pemerannya.

Credits: Sony Pictures

Sedangkan foto terakhir menampilkan salah satu karakter antagonis yang cukup unik yaitu Lisa Trevor, diperankan oleh Marina Mazepa. Karakter ini memang tidak setenar Mr. T ataupun Nemesis. Namun ia menjadi salah satu karakter monster dengan latar cerita yang paling menyedihkan.

Karakter ini juga mendapat penyesuaian yang membuatnya tampil tidak semenakutkan di video game, karena dalam foto tersebut Lisa ditampilkan masih memiliki proporsi layaknya manusia normal. Topeng wajahnya pun terlihat seperti topeng karet. Meskipun tentunya foto tersebut tidak mampu menjadi justifikasi hasil akhirnya nanti.

Lisa Trevor tidak akan menjadi satu-satunya monster yang akan muncul dalam film ini. Karena sang sutradara, Johannes Roberts menjelaskan bahwa dirinya ingin membuat film Resident Evil ini menonjolkan atmosfir seram ketimbang aksinya. Resident Evil: Welcome to Raccoon City ini direncanakan untuk dirilis pada 24 November mendatang.

Resident Evil 8 Bajakan Diklaim Memiliki Performa yang Lebih Baik

Masalah optimalisasi performa memang sering terjadi pada rilisan game-game terbaru. Game terbaru dari Resident Evil yaitu Village ternyata juga tidak terlepas dari masalah tersebut, terutama untuk versi PC-nya yang dikatakan menderita stuttering.

Stuttering yang dilaporkan tersebut kerap terjadi di berbagai kesempatan seperti ketika gerombolan lalat muncul saat melawan bos, ketika musuh menangkap pemain untuk digigit, saat musuh mati, saat berada di area pasar di desa, dan bahkan saat cut-scene tengah berlangsung.

Kasus stutter ini memang belum ditangani oleh Capcom, namun para fans menaruh curiga pada proteksi DRM (Digital Rights Management) yang ada dalam game-nya. Dan siapa yang menyangka bahwa kecurigaan para fans tersebut malah berhasil dibuktikan oleh cracker/pembajak dari game-nya.

Cracker yang menggunakan nama Empress tersebut berhasil membobol keamanan game-nya sekaligus mengklaim bahwa mereka telah berhasil memperbaiki masalah performa buruk game-nya. Empress bahkan memberikan catatan dalam crack-nya yang menyebutkan bahwa semua stutter di dalam game-nya telah diperbaiki karena DRM milik Capcom telah dinonaktifkan.

Parahnya, Resident Evil Village versi PC juga menggunakan DRM Denuvo yang disebut memperburuk performa game-nya. Tetapi ketika semua DRM tersebut dimatikan oleh Empress, performanya dikatakan langsung meningkat drastis.

Hal ini dibuktikan lewat video yang Anda bisa tonton di atas dengan menguji coba versi retail resmi di Steam dan juga versi bajakan milik Empress. Hasilnya, memang versi bajakan dapat berjalan lancar tanpa masalah. Sedangkan versi resminya malah sering mengalami stuter meskipun telah diuji coba menggunakan kartu grafis RTX 3080.

Namun pengujian di atas memerlukan beberapa catatan seperti kedua cuplikan game tersebut diambil dengan driver Nvida yang berbeda. Versi retail-nya menggunakan driver 466.63, sedangkan versi bajakan menggunakan versi yang lebih baru yaitu 471.11.

Selain ini, yang cukup unik adalah, pada versi bajakannya, animasi adegan saat anak dari Lady Dimitrescu tersebut menggigit pemain hilang. Tidak hanya itu, namun animasi serangan dari bos lainnya juga absen pada versi bajakan.

game baru valve

Valve Punya Game Baru, Resident Evil Village Bakal Rilis Mei 2021

Dalam satu pekan lalu, muncul beberapa kabar di dunia game. Capcom mengumumkan tanggal peluncuran dari Resident Evil Village, sementara Gabe Newell mengungkap bahwa Valve tengah mengembangkan beberapa game baru. Dari sisi bisnis, Tencent membeli saham dari Klei Entertainment dan Vicarious Visions kini menjadi bagian dari divisi Blizzard Entertainment.

Tencent Jadi Pemegang Saham Mayoritas dari Developer Don’t Starve

Tencent menjadi pemegang saham mayoritas dari Klei Entertainment, developer dari Don’t Starve, Oxygen Not Included, dan Griftlands. Hal ini diumumkan oleh Jamie Cheng, pendiri Klei, dalam sebuah forum. Cheng mengatakan, Klei akan tetap beroperasi mandiri, tanpa campur tangan Tencent. Mereka tidak hanya tetap mempekerjakan para staf mereka, tapi mereka juga akan fokus pada proyek-proyek yang sedang mereka kembangkan.

“Klei telah berdiri selama sekitar 15 tahun dan selama itu, kami telah membuat berbagai perubahan untuk menyesuaikan diri dengan industri game,” kata Cheng, seperti dikutip dari Games Industry. “Harapan saya tetap sama, yaitu memungkinkan para pekerja kami untuk bekerja dengan kreatif, belajar, dan menikmati kehidupan di luar pekerjaan mereka tanpa harus khawatir akan keuangan perusahaan. Hal ini tetap tidak berubah.”

Resident Evil Village Bakal Rilis Mei 2021

Minggu lalu, Capcom mengumumkan bahwa Resident Evil Village akan dirilis pada 7 Mei 2021. Game horror itu akan tersedia untuk PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, Xbox Series X, dan PC, lapor The Verge. Capcom mengatakan, Village sudah mendukung Smart Delivery untuk Xbox Series X|S dan Xbox One. Tak hanya itu, pemilik PS4 yang membeli game itu juga bisa melakukan upgrade ke versi digital untuk PS5. Selain mengumumkan tanggal peluncuran Village, Capcom juga merilis trailer baru dari game itu.

Vicarious Visions Digabung dengan Blizzard

Activision Blizzard memindahkan studio Vicarious Visions dari divisi Activision ke bagian Blizzard. Hal itu berarti, ke depan, 200 orang yang menjadi tim Vicarious Visions akan bekerja di bawah manajemen Blizzard Entertainment. Mereka tidak lagi menjadi tim developer utama dan akan fokus untuk membantu Blizzard menyelesaikan game yang menjadi proyek mereka.

“Setelah berkolaborasi dengan Vicarious Visions untuk beberapa waktu, Blizzard sadar bahwa kami dapat memberikan dukungan jangka panjang pada mereka,” kata juru bicara Vicarious Visions pada Games Industry. Sayangnya, mereka tidak menjelaskan proyek apa yang tengah mereka kerjakan bersama Blizzard.

Gabe Newell Ungkap Valve Punya Beberapa Game yang Bakal Dirilis

Dalam wawancara dengan 1 News, Bos Valve, Gabe Newell mengatakan, Valve sedang mengembangkan beberapa game baru. Setelah Half-Life: Alyx diluncurkan, Newell pergi ke Selandia baru untuk berlibur. Dia memutuskan untuk tetap tinggal di sana setelah pandemi virus corona merebak.

Half-Life: Alyx. | Sumber: IGN
Half-Life: Alyx. | Sumber: IGN

“Kami punya beberapa game yang sedang kami kembangkan, yang akan kami umumkan di masa depan,” kata Newell, menurut laporan IGN. Sebelum ini, Valve telah mengembangkan banyak game. Namun, pada akhirnya, juga ada banyak game yang Valve tidak luncurkan, termasuk sejumlah versi dari Half-Life 3. Newell juga membahas tentang proses pengembangan Half-Life: Alyx dan keputusan Valve untuk fokus pada game single-player.

Resident Evil Village Siap Dirilis 7 Mei 2021, Tonton Demonstrasi Gameplay-nya

Tahun 2021 ini Capcom bakal merayakan hari jadi franchise Resident Evil yang ke-25, dan seperti yang kita tahu, mereka sudah menyiapkan game baru sebagai wujud selebrasinya, yaitu Resident Evil Village, yang akan dirilis secara resmi pada tanggal 7 Mei 2021 mendatang.

Menariknya, ada sedikit perubahan terkait perilisan Resident Evil Village. Awalnya Capcom hanya berniat merilis game ini di PC dan console next-gen (PlayStation 5 dan Xbox Series X/S) saja, akan tetapi Capcom diam-diam rupanya juga telah menggodok versi untuk console current-gen, yang dijadwalkan tersedia di hari yang sama, sekaligus yang dapat di-upgrade ke versi next-gen secara cuma-cuma.

Buat yang belum punya gambaran semencekam apa suasana yang ditawarkan Resident Evil Village, Anda bisa menonton trailer ketiganya di bawah ini, yang menurut saya adalah yang paling seram dibanding dua trailer lainnya.

Bersamaan dengan trailer baru tersebut, Capcom juga tidak lupa untuk mendemonstrasikan gameplay Resident Evil Village walau secara singkat. Melanjutkan seri sebelumnya, yakni Resident Evil 7: Biohazard, pemain bakal kembali menjalankan tokoh protagonis Ethan Winters di Resident Evil Village, dan permainan pun kembali disajikan dalam perspektif orang pertama.

Lagi-lagi pemain tak hanya akan diuji akurasi bidikannya, tapi juga ketangkasannya dalam menangkis serangan-serangan musuh. Ini penting mengingat Anda akan berjumpa dengan musuh yang lebih bervariasi di Resident Evil Village. Tentu saja menghindar masih merupakan taktik yang paling jitu, karena di sini Anda juga bakal berhadapan dengan monster raksasa yang membawa palu sebesar mobil.

Elemen gameplay lain yang tak kalah menarik adalah sistem inventory berbasis grid yang dipinjam dari Resident Evil 4. Bedanya, kali ini Capcom juga menambahkan sistem crafting, sehingga pemain bisa membuat obat-obatan maupun peluru sendiri. Selama perjalanannya, Ethan juga akan beberapa kali berjumpa dengan seorang pedagang senjata bernama The Duke.

Silakan simak sendiri demonstrasi gameplay-nya di bawah ini, yang dimulai di menit 34:44.

Khusus bagi pengguna PlayStation 5, Anda juga bisa mengunduh versi demo Resident Evil Village yang berjudul Maiden secara gratis. Versi demo ini memang tidak melibatkan sesi combat sama sekali, akan tetapi ia punya jalan ceritanya sendiri, sekaligus dapat memberikan gambaran yang lebih jelas lagi terkait gaya visual dan audio yang ditawarkan Resident Evil Village nantinya.

Lalu buat yang belum sempat memainkan Resident Evil 7, Capcom juga menawarkan bundel lengkap Resident Evil 7 dan Resident Evil Village, sehingga Anda bisa memainkan dan menamatkannya terlebih dulu selagi menanti kedatangan Resident Evil Village.

Namun rupanya Capcom masih belum puas dengan semua itu. Video di atas adalah trailer dari RE:Verse, mode multiplayer yang akan ditawarkan secara cuma-cuma bagi konsumen yang membeli Resident Evil Village. Di RE:Verse, Anda dapat bertarung melawan lima pemain lainnya dalam mode deathmatch menggunakan karakter-karakter populer dari franchise Resident Evil.

Lucunya, RE:Verse disuguhkan dalam perspektif orang ketiga. Ini dikarenakan setiap kali karakter Anda mati, ia bakal berubah menjadi monster untuk membalaskan dendamnya. Buat yang penasaran, Anda bisa mendaftarkan diri untuk berpartisipasi dalam tahap closed beta, yang dijadwalkan berlangsung mulai 27 Januari mendatang.

Sumber: PC Gamer.

Versi Demo Resident Evil 3 Remake Bisa Dimainkan pada 19 Maret

Setelah sukses menghidangkan remake Resident Evil 2 yang menuai banyak pujian tahun lalu, Capcom kini sedang bersiap untuk merilis remake Resident Evil 3. Berdasarkan pengumumannya, RE3 dijadwalkan hadir pada tanggal 3 April 2020, namun sebelumnya, Capcom bermurah hati merilis versi demo-nya terlebih dulu.

Versi demo-nya ini siap dimainkan pada tanggal 19 Maret melalui PlayStation 4, Xbox One, maupun PC (Steam). Mengapa harus ada versi demo-nya? Sepertinya Capcom ingin menekankan sekali lagi bahwa RE3 bukanlah game shooter tradisional yang bertemakan zombie, melainkan game horor dengan elemen survival yang amat kental.

Resident Evil 3 Remake

Capcom sendiri bilang bahwa RE3 bakal menyajikan lebih banyak elemen action ketimbang RE2, tapi itu bukan berarti kita bisa asal memberondong begitu saja. Sama seperti di RE2, pemain harus memanfaatkan amunisi seefisien mungkin, dan itu sudah bisa kita rasakan lewat versi demo-nya ini.

Sekadar mengingatkan, game ini merupakan remake dari Resident Evil 3: Nemesis yang dirilis di tahun 1999. Narasi yang diangkat kurang lebih sama, dan masih mengisahkan perjuangan salah satu tokoh lama franchise Resident Evil, Jill Valentine, di Raccoon City.

Resident Evil 3 Remake

Kabar baiknya, versi demo RE3 dapat kita mainkan tanpa batas waktu. Kalau mau, kita bebas memainkan versi demo-nya sampai berkali-kali sebelum versi penuhnya dirilis tidak lama kemudian.

Dalam kesempatan yang sama, Capcom juga mengumumkan bahwa Resident Evil Resistance akan memasuki fase open beta pada 27 Maret. RE Resistance merupakan game co-op multiplayer yang akan dibundel bersama remake RE3.

Sumber: Eurogamer.

Lewat Game Mobile Teppen, Capcom Resmi Berkecimpung di Ranah Card Battle

Di tengah industri yang sepertinya dimabuk battle royale, genre kompetitif lain pelan-pelan mengumpulkan penggemar setianya sendiri. Salah satu dari mereka ialah permainan card battle. Kita tahu bahwa kepopuleran Hearthstone buatan Blizzard mendorong publisher raksasa lain untuk menggarap game mereka sendiri: Valve lewat Artifact serta CD Projekt Red lewat Gwent: The Witcher Card Game.

Dan di bulan Juli ini, Capcom selaku pemegang franchise Street Fighter dan Mega Man resmi berkecimpung di ranah card battle lewat peluncuran Teppen. Permainan punya banyak kesamaan dengan Hearthstone, namun tentu saja Capcom turut mengimplementasikan sejumlah twist dan modifikasi. Developer juga tampaknya menyiapkan Teppen sebagai permainan casual, diprioritaskan untuk perangkat bergerak sehingga gampang diakses.

Seperti Hearthstone, kartu-kartu di sana merepresentasikan unit Anda di medan tempur. Namun ketika di permainan card battle lain kita harus menunggu giliran untuk melakukan sesuatu, di Teppen kita bisa memengaruhi pertandingan secara real-time. Saat Anda meletakkan kartu, indikator berupa anak panah mengindikasikan bahwa serangan tersebut mengenai sasaran. Di saat yang sama, Anda dapat menurunkan ‘kartu aktif’, misalnya buat memperkuat unit sendiri atau menyerang lawan.

Kartu aktif membuat Teppen terasa seperti permainan strategi turn-based. Kartu jenis ini segera ‘menghentikan’ sesi real-time dan juga memberikan lawan Anda kesempatan untuk merespons dengan kartu mereka sendiri. Fase turn-based akan terus berlangsung hingga pemain selesai menurunkan kartu-kartu aktifnya, sementara itu aksi real-time terus berjalan. Satu pertandingan Teppen tersaji selama lima menit, jadi idenya permainan ini cocok buat mengisi waktu senggang.

Lagi-lagi mirip Hearthstone, Teppen dimeriahkan oleh karakter-karakter lintas franchise (punya Capcom), di antaranya game Monster Hunter, Devil May Cry, Mega Man, Darkstalkers, Resident Evil, serta Street Fighter. Di versi awal ini, Anda dapat memilih Ryu, Chun-Li, Rathalos, Nergigante, Dante, X (Mega Man), Morrigan Aensland serta Albert Wesker. Masing-masing tokoh ini mempunyai kemampuan khusus, namun buat menggunakannya, kita harus menunggu sampai action point mencukupi.

Teppen digarap secara kolaboratif oleh tim Capcom dan GungHo Online Entertainment. Game card battle ini sudah tersedia untuk perangkat Android via Google Play dan iOS lewat Apple App Store. Di waktu ke depan, developer punya rencana buat memperbanyak opsi karakter, dihadirkan melalui update yang diimplementasikan secara berkala.

Via Eurogamer.

[Review] Resident Evil 2, Hidangkan Sensasi Horor Klasik Dengan Penyajian Baru, Siap Rebut Gelar Game Terbaik di 2019

Saat itu tahun 1998. Mayat hidup memang sudah lama meneror pemirsa layar kaca, tapi kehadirannya di video game terbilang cukup jarang. Dua tahun sebelumnya, Resident Evil laris terjual di Amerika serta Inggris, menyemangati Capcom buat membangunnya jadi franchise raksasa. Setelah proses pengembangan yang panjang serta revisi besar-besaran, Resident Evil 2 lebih sukses lagi dari pendahulunya.

Di E3 2015, Capcom mengungkap rencana untuk membangun ulang Resident Evil 2 buat platform game current-gen berbekal teknologi engine dan grafis terbaru, namun baru tiga tahun setelahnya sang developer berkesempatan menyingkap apa yang sudah mereka kerjakan. Pengumumannya di E3 2018 disambut gamer dengan begitu antusias, dan ia menjadi salah satu permainan yang perilisannya paling ditunggu di 2019.

Meski demikian, banyak orang juga cemas mengenai nasibnya. Sejak Resident Evil 4, arahan franchise ini lebih condong mengedepankan action ketimbang horor. Pada akhirnya, Resident Evil 6 dikritisi akibat kualitas campaign single-player yang tidak rata serta melenceng jauhnya arahan game dari tema survival horror. Demi mengembalikan Resident Evil ke akarnya, Capcom nekat bereksperimen di permainan ketujuhnya, buat pertama kalinya menyajikan petualangan mendebarkan dalam perspektif orang pertama.

Salah satu alasan keberhasilan Resident Evil 7: Biohazard adalah, game ini berperan sebagai sekuel sekaligus gerbang masuk bagi mereka yang sama sekali belum pernah bermain Resident Evil. Anda tidak perlu menyelesaikan permainan-permainan sebelumnya agar bisa menikmatinya, melalui pengenalan tokoh-tokoh serta formula gameplay baru. Tapi bagaimana dengan remake Resident Evil 2?

RE2 3

 

Tradisi klasik dengan penyajian baru

Situasi sulit yang dihadapi Capcom dalam penggarapan remake Resident Evil 2 adalah tingginya ekspektasi gamer serta aspek cerita yang bukan lagi rahasia di kalangan gamer veteran. Itu artinya, tim developer  Jepang ini harus menemukan titik keseimbangan antara penyuguhan konten baru, sembari memastikan kengerian khas Resident Evil 2 tetap terjaga. Mereka juga tidak berniat untuk menawarkan formula yang pernah dipakai sebelumnya.

RE2 14

Aspek yang membuat Resident Evil 2 ‘lawas’ jadi tambah menegangkan adalah kurang bersahabatnya sistem kendali. Seperti game pertama dan ketiga, Resident Evil 2 mengusung metode kontrol ala tank dengan kamera fixed. Itu artinya, menghindar dan membidik musuh sangatlah sulit. Dari sisi presentasi, RE2 remake sendiri lebih menyerupai Resident Evil 4, tetapi ada banyak keputusan jenius dari Capcom yang membuat game baru ini se-mengerikan pendahulunya.

RE2 17

Resident Evil 2 remake memanfaatkan sudut pandang kamera orang ketiga over-the-shoulder. Bertolak belakang dari Resident Evil 7, pengendalian karakter terasa lebih intuitif dan kita bisa lebih mudah mengetahui keadaaan di sekitar – apalagi dukungan keyboard dan mouse di versi PC yang saya mainkan membuat kontrolnya lebih luwes lagi. Bahkan sebelum game dimulai, saya bisa merasakan bagaimana Capcom betul-betul memperhatikan hal ini.

RE2 18

Di PC, segala macam fungsi kendali karakter berada di jangkauan jari Anda. Selain untuk menggunakan persenjataan, tombol kiri dan kanan mouse berguna buat berinteraksi dengan objek. Lalu lewat kombinasi Tab dan tombol WASD, kita bisa mudah mengakses menu pause serta membuka dokumen, sangat berguna saat kita mencoba mencari petunjuk puzzle. Developer juga menyediakan fitur quick turn 180 derajat, tapi berkat ringkasnya mouse, fungsi ini jarang sekali saya gunakan.

 

Zombie jadi kembali menyeramkan

Seri Resident Evil 2 lahir sebelum ‘zombie berlari’ jadi tren di layar lebar dan video game. Di edisi remake ini, Capcom tidak mencoba mengubah cara mereka menyajikan teror pada pemain – malah terus berpegang pada tradisi lawas Resident Evil. Namun ada sejumlah hal yang Capcom utak-atik agar mayat hidup tetap mengerikan; pertama adalah lewat penempatan strategis serta efek suara, dan kedua ialah dengan mengubah karakteristik mereka.

RE2 2

Saat berjumpa pertama kali dengan mayat hidup di RE2 remake, insting yang terbentuk dari pengalaman menikmati puluhan game shooter mendorong saya untuk segera menembak mereka di kepala. Langkah ini ternyata keliru. Butuh sekitar tujuh tembakan di kepala buat merobohkan satu zombie. Dan itu artinya ada banyak peluru berharga yang harus dihabiskan jika Anda ingin mengalahkan mereka satu per satu.

RE2 12

Situasi ini membuat saya berpikir ulang tentang apa yang harus dikerjakan. Untungnya solusi muncul sebelum terlambat: tembak zombie di kaki untuk memutuskan bagian tersebut demi menghambat gerakan mereka. Lebih baik hindari lawan dari pada konfrontasi langsung, kecuali jika tak ada pilihan lain. Dengan cara itu, kita bisa lebih menghemat amunisi. Metode ini mengingatkan saya pada bagaimana cara menangani Necromorph di Dead Space.

RE2 13

Pola pikir ‘hidari ketimbang konfrontasi’  tersebut penting karena di satu titik dalam permainan, pemain akan berhadapan dengan lawan yang tak bisa dikalahkan. Kita hanya bisa melarikan diri atau membuatnya roboh secara sementara, namun ia baru benar-benar bisa tumbang ketika pemain mendapatkan senjata berukuran besar. Tyrant ber-codename Mr. X ini akan terus memburu Anda. Ia akan mengejar saat melihat Anda dan berpatroli tanpa lelah. Itu berarti, pengetahuan terhadap lokasi serta kesadaran lingkungan sangatlah esensial.

RE2 20

Berkaitan dengan faktor awareness tadi, saya sangat mengapresiasi desain audio edisi remake ini. Suara derakan nafas dan rintihan zombie terdengar sangat menyeramkan, apalagi jika muncul dari lokasi yang tidak disangka. Suara juga bisa sangat membantu, apalagi ketika Anda sudah mulai dikejar oleh sang tyrant. Bunyi derap langkah bisa terdengar ketika ia berada di dekat kita, dan itulah alasannya saya sangat menyarankan penggunaan headset berfitur surround 7.1.

RE2 15

Namun seperti mayoritas game survival horror sejenis, Resident Evil 2 (2019) masih mengandalkan elemen jump scare. Kejutan bisa saja bersembunyi di tiap lorong dan tikungan, atau di tempat-tempat yang Anda kira aman. Sejujurnya, pendekatan ini mulai terasa membosankan, terutama jika Anda punya pengalaman dalam menangani permainan-permainan semisal Bloodborne, Amnesia atau Alien: Isolation.

RE2 19

Bagi saya, bagian terbaik dari Resident Evil 2 remake adalah kehadiran Mr. X serta ketidakpastian dan kepanikan yang ia timbulkan. Sensasinya mirip ketika menghadapi Xenomorph di Alien: Isolation. Bedanya, sang tyrant tidak bergerak secepat alien sehigga lebih gampang dihindari. Dan bahkan di situasi terpojok sekali pun, kematian dini dapat dielakkan jika Anda bisa berpikir serta beraksi cepat atau kebetulan membawa peralatan yang tepat.

 

Nostalgia dengan wajah-wajah lama

Remake Resident Evil 2 kembali mempersilakan Anda bermain sebagai dua tokoh favorit di franchise ini, Leon S. Kennedy dan Claire Redfield. Penampilan keduanya disesuaikan dengan standar desain karakter modern, berbasis pada gaya tahun 90-an (rambut belah pinggir Leon tidak direvisi, sukurlah). Kedua tokoh ini tampaknya pernah menjalani pelatihan bela diri dan senjata api, tapi sama sekali belum berpengalaman dalam menghadapi mayat hidup. Claire ialah seorang mahasiswi, sedangkan Leon adalah polisi pemula.

RE2 11

Claire dan Leon akan menjalani pengalaman berbeda di Kota Raccoon, namun narasi yang mereka lalui kurang lebih sama. Kedua tokoh beberapa kali bertemu, mengunjungi lokasi serupa, serta menyelesaikan teka-teki yang sama. Walaupun demikian, cerita Leon menyuguhkan sensasi ala investigasi polisi, sedangkan kisah Claire berhubungan dengan tema keluarga. Perbedaan di sisi narasi terletak pada NPC yang mereka temui, lalu beberapa area cuma bisa diakses oleh karakter tertentu.

RE2 5

Game memang dirancang untuk diselesaikan minimal dua kali, dan Capcom sudah menyiapkan banyak hal untuk memotivasi kita melakukannya – misalnya lewat kostum baru, karakter rahasia, dan sistem achievement. Alternatifnya, menamatkan permainan secepat mungkin di tingkat kesulitan tertentu akan membuka bonus amunisi tak terbatas yang dapat digunakan di petualangan Anda berikutnya.

RE2 7

Selain menghadapi mayat hidup dan senjata biologis, puzzle merupakan elemen esensial dari Resident Evil 2. Mereka yang familier dengan seri ini akan segera menyadari bahwa segala sesuatu di game tidaklah sederhana. Contohnya sewaktu Claire mencoba membuka gerbang area parkir mobil. Ia harus mendapatkan kunci, buat memperoleh kunci berbeda, demi mendapatkan sirkuit listrik pengganti agar pintu bisa terbuka, untuk memperoleh keycard di dalamnya.

RE2 4

Penyelesaian teka-teki dipersulit dengan sistem inventory yang sangat terbatas. Bahkan tanpa item-item quest, kita akan terus mengadapi dilema soal barang-barang apa saja sebaiknya dibawa: apakah pisau, amunisi untuk senjata sekunder, atau obat? Sejumlah senjata berukuran besar memakan lebih dari satu slot penyimpanan. Bersediakah Anda meninggalkannya demi ruang penyimpanan yang lebih lega?

RE2 5

Satu hal yang sangat saya sukai ialah, banyak hal tak dijelaskan secara gamblang dan pemain sering kali harus mencari jawabannya sendiri – misalnya ‘mencuci film’ buat mencari petunjuk, melacak kode loker yang tersembunyi di lokasi berbeda, dan menyadari bahwa papan kayu berguna untuk menutup jendela untuk menghalangi zombie masuk. Dan di sejumlah skenario, beberapa item penting disembunyikan di benda lain (kunci atau batu permata), mendorong kita buat memeriksa objek secara teliti.

RE2 9

 

Konklusi

Bagi saya, edisi PC Resident Evil 2 remake ialah versi terbaik. Di sistem berprosesor Intel Core i7-6700HQ dan berkartu grafis GeForce GTX 1070, permainan berjalan sangat mulus di setting visual tertinggi dengan resolusi 1080p, rata-rata di atas 100-frame per detik. Di tingkat ini, detail wajah, lipatan di jaket, hingga efek basah pada pakaian terlihat jelas. Lalu, game juga bisa dibeli di harga lebih ekonomis.  Ketika Resident Evil 2 di PlayStation 4 dibanderol di atas Rp 700 ribu, edisi Steam dapat dimiliki cukup dengan mengeluarkan uang kurang dari Rp 500 ribu.

RE2 1

Remake Resident Evil 2 merupakan salah satu game yang dibahan-bakari konsep nostalgia. Namun berbeda dari upaya remake/remaster judul lain, Capcom tidak mengambil jalan pintas. Seluruh aset permainan dibangun dari nol, berbekal engine RE yang digunakan dalam penggarapan Resident Evil 7: Biohazard, dan upaya developer tidak sia-sia. Game ini menawarkan keseimbangan antara aspek-aspek baru dan lawas, membuat petualangan horor di sana terasa menyegarkan, dan siap merebut gelar permainan terbaik di 2019.

RE2 8

Resident Evil 2 mengingatkan kembali mengenai hal yang membuat saya jatuh hati pada franchise ini. Saya akan segera merekomendasikannya pada siapa saja yang mengaku fans berat Resident Evil atau penggemar permainan horor pada umumnya. Capcom berhasil menetapkan sebuah standar baru mengenai bagaimana sebuah remake video game seharusnya dikerjakan. Tapi sebelum membelinya, perlu diketahui bahwa permainan ini kental dengan tema kekerasan, sangat tak disarankan bagi Anda yang sensitif dengan kejutan dan darah.

RE2 6

Jika boleh diberi kesempatan untuk memberi masukan, saya pribadi sebetulnya berharap agar Capcom menghidangkan dunia game secara lebih luas dan ekspansif. Seperti edisi tahun 1998-nya, struktur level Resident Evil 2 remake terdiri dari lorong-lorong saling menyambung yang berujung pada area hub. Seandainya permainan menyuguhkan ruang lebih terbuka, akan ada banyak peluang buat membenamkan elemen gameplay lain. Lalu, bayangkan serunya bermain bersama kawan jika game juga dibekali mode multiplayer kooperatif.

Claire Redfield, Resident Evil 2 remake.

 

Sparks

  • Standar tinggi dalam penggarapan remake
  • Gameplay baru dengan sensasi horor khas Resident Evil klasik
  • Konten melimpah walaupun campaign-nya linier
  • Tingkat kesulitan teka-teki yang pas, tidak terlalu susah ataupun mudah
  • Desain audio jempolan
  • Berjalan mulus di PC

 

Slacks

  • Dunia permainan yang kurang terbuka
  • Jump scare jadi cara utama buat mengagetkan Anda
  • Absennya mode multiplayer

Resident Evil 4, 5 dan 6 Akan Dihadirkan Kembali Untuk PlayStation 4 dan Xbox One

Secanggih-canggihnya engine grafis dan teknologi pendukung lain, banyak permainan klasik yang keberadaannya sulit ditandingi oleh judul modern, termasuk sekuelnya sendiri. Dan melihat tren populer di ranah video game belakangan, sejumlah publisher memilih untuk bermain aman dengan melakukan remaster permainan terbaik mereka ke platform baru.

Merayakan ulang tahun Resident Evil ke-20, Capcom mengumumkan bahwa Resident Evil 4, 5 dan 6 akan mereka hadirkan kembali untuk console current-gen – PlayStation 4 dan Xbox One. Tiga judul ini menambah koleksi permainan remake mereka, setelah Capcom mengonfirmasi sedang meramu ulang Resident Evil 2. Berdasarkan info dari sang publisher, game-game yang lebih anyar itu tampaknya tiba lebih dulu dari RE2.

Ketiga permainan rencananya akan dilepas secara berurutan, dimulai dari judul paling baru: Resident Evil 6. Menurut Capcom, RE6 merupakan game terbesar mereka, menyajikan empat campaign yang saling terkait. Tiap petualangan fokus pada dua karakter (total ada delapan protagonis), dapat Anda bermain sendiri atau secara kooperatif. Meskipun mengusung angka enam di judul, Resident Evil 6 adalah permainan kesembilan di seri ini.

Resident Evil 4, 5, 6 01

Selain campaign, Capcom turut membekali versi baru RE6 dengan sejumlah mode multiplayer. Permainan juga sudah dibundel bersama add-on versi console, meliputi seluruh downloadable content dan bonus kostum. Resident Evil 6 adalah game terlaris kedua Capcom, meskipun faktanya ia memperoleh respons yang kurang positif dibanding judul-judul sebelumnya.

Resident Evil 4 dan 5 secara statistik jauh lebih baik dari RE6. Menghitung penjualan, Resident Evil 5 menempati urutan pertama dengan 6,7 juta kopi. Ia sukses mengakumulasi skor positif, menerima pujian dari aspek grafis dan gameplay bertempo cepat. Tetapi jika Anda bertanya pada fans mengenai permainan Resident Evil terbaik, jangan heran jika mereka menjawab Biohazard/Resident Evil 4.

Resident Evil 4, 5, 6 02

Begitu apiknya permainan ini, RE4 telah mengalami tiga kali proses port/remaster. Ia pertama kali dilepas di GameCube, lalu menyusul di PlayStation 2. Selanjutnya, Resident Evil 4 dirilis berbarengan di Windows, Wii, PlayStation 3 dan Xbox 360 sebagai edisi high definition. Saya penasaran fitur-fitur apalagi yang Capcom bubuhkan dalam versi console current-gen-nya.

Pendaratan ketiga remake rencananya diawali oleh Resident Evil 6 pada tanggal 29 Maret 2016, kemudian disusul Resident Evil 5 pada musim panas dan Resident Evil 4 di musim gugur tahun ini. Masing-masing permainan dibanderol seharga US$ 15 dan didistribusikan secara digital.

Sumber: Capcom Unity.

Resident Evil Akan Diluncurkan Kembali Untuk Platform Next-Gen

Dilihat dari sisi penjualan, Resident Evil merupakan franchise terbesar dan terlaris milik Capcom. Walaupun belakangan ini namanya tidak lagi menghebohkan (game terbaru yang tidak lagi menyeramkan, belum lagi film layar lebarnya), Resident Evil adalah permainan yang mempopulerkan genre survival horror dengan seri pertama yang begitu fenomenal. Continue reading Resident Evil Akan Diluncurkan Kembali Untuk Platform Next-Gen