Tag Archives: review app

Interface Situs Parallel Space

[Review Apps] Menggandakan Diri di Satu Perangkat dan Aplikasi dengan Parallel Space

Bukan perkara baru dan bukan hal yang aneh lagi dengan fenomena adanya akun media sosial atau aplikasi pesan instan ganda yang dimiliki oleh satu orang. Saya sendiri punya lebih dari satu akun di layanan yang sama, walaupun tidak di semua situs.

Mempunyai lebih dari satu akun di layanan yang sama bukannya tanpa resiko. Resiko paling nyata misalnya, kita akan dibuat lebih repot saat harus merespon beberapa notifikasi di kedua akun. terlebih jika layanan tersebut tidak menyediakan dukungan multiple account di satu aplikasi. Hanya sedikit aplikasi yang menyediakan dukungan itu, salah satunya Instagram.

Untungnya sekarang ada opsi lain yang dari pantauan saya cukup diminati. Yaitu dengan menggunakan aplikasi Parallel Space yang tersedia di Play Store.

Aplikasi Parallel Space bekerja dengan cara unik, di mana ia menyediakan ruang virtual bagi aplikasi untuk kemudian diduplikasi. Dengan begitu, pengguna dapat mengakses layanan yang sama namun dengan akun yang berbeda. Misalnya, di perangkat Anda saat ini sudah ada aplikasi WhatsApp, Parallel Space nantinya akan menduplikasi WhatsApp di mesin virtual, sehingga Anda akan mempunyai dua aplikasi di satu perangkat dan mengakses masing-masing dengan nomor yang berbeda.

Soal popularitas, Parallel Space bisa dibilang satu dari sedikit aplikasi yang menguasai ceruk ini. Apalagi belum semua perangkat menawarkan ruang untuk duplikasi seperti yang mereka tawarkan. Hanya tersedia di Play Store, Parallel Space sudah diunduh tak kurang dari 100 juta kali sejak pertama kali diluncurkan. Dari 3,3 juta yang meninggalkan ulasan, 2,5 juta di antaranya memberikan bintang 5 dan 400 ribu orang memberi 4 bintang. Artinya, mayoritas pengguna puas dengan performanya.

Sekarang kita coba selami lebih dalam untuk melihat antarmuka dan fitur-fiturnya.

Interface

Dari segi interface, saya bisa bilang tak ada yang istimewa dari Parallel Space. Mungkin dikarenakan fokus pada fungsi, pengembang tak ingin terlalu pusing dengan keindahan antarmukanya.

Screenshot_2018-11-06-08-13-31-495_com.lbe.parallel.intl

Saat pertama kali dijalankan, Parallel Space menampilkan video singkat tentang cara kerja dan fitur-fiturnya. Kemudian sebuah tombol Start akan muncul yang akan menjadi pintu masuk menuju tatap muka utama.

Setelah langkah-langkah konfigurasi awal dijalankan, Parallel Space akan menampilkan antarmuka berlatar belakang putih dengan barisan shortcut aplikasi yang sudah dipilih di tahap konfigurasi sebelumnya. Di bagian teratas ada ikon iklan dan tombol menu utama yang terdiri dari tiga titik disusun vertikal. Di menu inilah nantinya diletakkan beberapa penyesuaian lanjutan seperti menu notifications, password, speed mode, like us, settings dan lain-lain.

Screenshot_2018-11-06-08-14-22-645_com.lbe.parallel.intl

Sampai di sini, praktis bahasan interface tuntas sudah. Parallel Space hanya memiliki satu interface utama, sedangkan jendela dialog lainnya mayoritas berupa jendela dari fungsi-fungsi yang tersedia, seperti penambahan aplikasi, settings, dan berlangganan versi premium.

Fitur-fitur di Parallel Space

Menggandakan Aplikasi

Parallel Space mempunyai fitur yang merupakan fungsi utamanya, yaitu menggandakan aplikasi yang sudah terpasang di dalam perangkat. Tidak semua aplikasi, hanya aplikasi yang memang sudah mendukung operasi tersebut. Tetapi hampir 99% aplikasi terbaru sudah mendukung penggandaan diri. Misalnya, WhatsApp, Facebook, Instagram, Gmail, Mobile Legends, Trello, BBM, Go-Jek, Hangouts, bahkan aplikasi bawaan seperti Mi Forums, Mi Community, Music dan Compass.

Screenshot_2018-11-06-08-13-55-567_com.lbe.parallel.intl

Penggandaan aplikasi ini tidak akan mewajibkan perangkat menanggung beban pemasangan aplikasi kedua, karena Parrallel Space melalui situs resminya mengatakan bahwa aplikasi kedua dipasang di mesin virtual. Sehingga memori yang dibebankan juga bukan berarti dua kali lipat dari beban yang sudah ada di dalam perangkat.

Incognito Installer

Screenshot_2018-11-06-08-31-07-380_com.lbe.parallel.intl

 

Fitur ini memungkinkan pengguna memasang aplikasi yang tersedia di Play Store tetapi shortcut aplikasi tersebut hanya akan terlihat di dalam Parallel Space, tidak akan terlihat di layar home, app drawer bahkan panel pengaturan. Untuk secara penuh melindungi privasi, Anda juga bisa menggunakan fitur Password yang ada di Parallel Space. Fitur ini akan kita bahas di poin berikutnya.

Password

Screenshot_2018-11-06-08-29-27-552_com.lbe.parallel.intl

 

Ketimbang menggunakan aplikasi pihak ketiga lainnya untuk melindungi akses ke dalam Parallel Space, pengembang menyediakan tool bernama Password yang akan menjadi petugas keamanan khusus ke Parallel Space. Sehingga, hanya Anda dan orang yang mengetahui sandi yang bisa membuka aplikasi.

Speed Mode

Screenshot_2018-11-06-08-29-19-112_com.lbe.parallel.intl

 

Sadar betul penggunaan aplikasi ganda dapat menyebabkan lonjakan konsumsi daya dan data, Parallel Space menyediakan tool bernama Speed Mode yang secara signifikan membantu memangkas penggunaan daya baterai. Tetapi, fitur ini tidak bisa dipakai di aplikasi yang membutuhkan akses Google Play Store dan Play Games, misalnya Gmail, Hangouts dan Meetings.

Notifikasi

Screenshot_2018-11-06-08-29-41-716_com.lbe.parallel.intl

 

Pengaturan notifikasi ditempatkan di menu ini, memudahkan pengguna untuk memilih aplikasi mana saja yang boleh menampilkan pemberitahuan dan mana yang tidak boleh. Opsi ini dapat digunakan dengan mudah, hanya dengan memberi tanda centang ke aplikasi yang diinginkan.

Task Manager

Fitur Task Manager diletakkan di menu Settings, di mana panel ini memberi informasi beban tugas perangkat saat semua aplikasi berjalan seperti biasa. Di panel ini, pengguna juga dapat menghentikan aplikasi yang berjalan di latar belakang dengan menyentuh tombol Stop.

Storage

Sesuai namanya, panel ini digunakan untuk memantau ruang memori yang terpakai dan yang bebas. Dari sini, pengguna tidak hanya sekadar memantau tapi juga bisa mencopot aplikasi dari Parallel Space apabila memori perangkat terasa sesak.

Swipe into Parallel Space

Fitur ini bisa diaktifkan seandainya pengguna menginginkan akses cepat ke dalam Parallel Space, misalnya dengan menggeser layar home dari bawah ke atas. Apabila fungsi gesture di perangkat Anda dalam posisi mati, fitur ini bisa jadi jalan pintas yang asik untuk dipakai.

Meniadakan Iklan

Untuk menutup biaya operasional dan mengembangkan diri, pengembang Parallel Space menampilkan iklan di saat-saat tertentu. Jika Anda merasa terganggu, Anda dapat meniadakan iklan dengan berlangganan versi berbayar yang harganya bervariasi mulai Rp 20 ribu hingga Rp 100 ribu dengan rentang waktu yang juga berbeda.

Kesimpulan

Kendati tak banyak yang bisa dibanggakan dari sisi interface, namun bicara fitur Parallel Space benar-benar mampu menjawab kebutuhan pengguna lewat fitur-fiturnya. Hampir tak ada kritik pedas yang bisa saya lemparkan selama dua hari menggunakan Parallel Space. Beberapa pengguna mengeluhkan soal konsumsi baterai yang meningkat, saya merasa hal itu wajar terjadi karena perangkat memproses dua akun secara bersamaan.

Kritik ringan dari saya, hanya ada dua:

  1. Akan lebih baik jika setiap aplikasi yang berjalan di Parallel Space dapat mengakses akun-akun yang sebelumnya sudah tersimpan di dalam sistem, tanpa harus login secara manual.
  2. Mengapa dukungan untuk aplikasi 64-bit harus melibatkan aplikasi lainnya, mengapa tidak menyertakan opsi ini dalam bentuk add-on atau plugin tanpa meninggalkan aplikasi Parallel Space, sehingga pengguna awam tidak kebingungan saat diminta untuk memasang aplikasi kedua untuk mengatasi komputasi 64-bit.

Sparks

  • Fungsi-fungsi utamanya bekerja tanpa cela.
  • Secara umum mudah digunakan.
  • Antarmuka yang sederhana
  • Cukup ringan, hanya 8MB

Slacks

  • Kewajiban memasang aplikasi kedua untuk dukungan 64-bit cukup membingungkan.
  • Parallel Space tidak dapat membaca akun-akun yang sudah ditambahkan di dalam sistem perangkat. Misalnya duplikasi Gmail, meskipun Anda punya 5 akun di dalam sistem, Anda tetap harus login secara manual untuk akun kedua yang ingin diakses dari Parallel Space.
Application Information Will Show Up Here
Ilustrasi Interface Firefox Rocket

[Review App] Firefox Rocket, Cukupkah Hanya Bermodal Cepat dan Ringan?

Bersama Chrome dan Microsoft Edge, Mozilla Firefox menjadi salah satu browser paling populer di dunia. Kecepatan, keamanan dan luasnya dukungan menjadi faktor penting yang melatar-belakangi keputusan seseorang memilih browser. Mozilla juga meluncurkan berbagai versi dengan peruntukan yang berbeda, dua yang cukup unik adalah Firefox Focus dan Firefox Rocket.

Firefox Focus punya keistimewaan dalam menjaga privasi pengguna dan handal menghalau iklan-iklan yang agresif. Sedangkan Firefox Rocket lebih fokus pada kecepatan.

Saya menggunakan Firefox Rocket sejak akhir pekan lalu untuk mengenal lebih dekat dan juga merasakan sendiri performa yang digembar-gemborkan oleh Mozilla. Bahwa, Rocket diklaim mampu bekerja lebih cepat dan juga ringan untuk perangkat dengan spesifikasi minimalis. Nanti saya akan jabarkan pengalaman selama menggunakan Firefox Rocket.

Browser ini diluncurkan perdana pada bulan November 2017 dan eksklusif hanya tersedia di Indonesia. Rocket memang dirancang untuk mampu bekerja secara optimal di wilayah dengan kualitas jaringan yang rendah. Dengan demikian, Anda juga boleh berekspektasi akan kinerja Firefox Rocket di perangkat dengan spesifikasi rendah. Ukuran berkasnya saja kurang dari 3MB.

Sekarang, mari kita masuk ke bahasan utama, review Firefox Rocket.

Interface

Sejalan dengan peruntukannya, Firefox Rocket menampilkan antarmuka super sederhana tapi dengan performa yang memang sangat ringan. Di bagian terdepan, saya hanya jumpai adress bar yang sekaligus berfungsi sebagai kolom pencarian dan delapan shortcut ke situs-situs popuper seperti TribunNews, YouTube, Detik, Tokopedia, BukaLapak, dan lain-lain.

Screenshot_2018-10-24-11-08-16-865_org.mozilla.rocket

Di bagian atas tak dihuni shortcut atau tombol apapun, polos dan lugu. Kemudian di bagian bawah ada dua buah tombol salah satunya dalam kondisi tidak aktif. Sedangkan tombol tiga titik vertikal merupakan tombol panel utama yang akan menampilkan menu utama browser seperti Bookmarks, downloads, history, my shots, turbo mode, block images, clear cache, settings dan Exit.

Antarmuka sederhana tapi menarik juga ditampilkan Firefox Rocket ketika saya mengetikkan alamat situs atau kata kunci pencarian. Address bar ditonjolkan ke depan yang kemudian diapit oleh tuts keyboard dan saran kata kunci atau situs di bagian atas. Rekomendasi kata kunci yang ditampilkan muncul seiring dengan huruf yang saya ketikkan, dan menurut saya rekomendasi ini sangat membantu dan bisa jadi salah satu tambahan yang membuat Rocket terasa unik.

Screenshot_2018-10-24-11-08-34-233_org.mozilla.rocket

 

Antarmuka situs-situs yang dikunjungi melalui Firefox Rocket tak banyak berbeda dengan browser lainnya, ia mengikuti script yang digunakan oleh situs bersangkutan. Jadi, tak banyak yang akan saya bahas di bagian ini. Kita langsung masuk saja ke fitur-fitur unggulannya.

Fitur-fitur Firefox Rocket

Bookmark

Fitur ini sudah barang tentu tidak boleh absen dari sebuah browser, dan Firefox Rocket tak mau melanggar hukum wajib itu. Fitur bookmark di Firefox diletakkan di panel utama di mana untuk menambahkan bookmark, pengguna cukup menyentuh ikon bintang ketika mengakses situs tertentu.

Screenshot_2018-10-24-11-10-29-065_org.mozilla.rocket

 

History

Fitur history atau riwayat juga tersedia di Firefox Rocket. Daftar riwayat diletakkan di tempat yang berdekatan dengan bookmarks dan dihapus tanpa harus membuka panel lain, semua tersedia di satu pintu.

Screenshot_2018-10-24-11-09-29-528_org.mozilla.rocket

Screenshot

Ini jadi salah satu fitur unik yang ada di Firefox Rocket, di mana di dalam peramban Anda dapat menemukan alat untuk menangkap tampilan layar secara penuh dari atas hingga bawah.

Screenshot_2018-10-24-11-09-46-669_org.mozilla.rocket

My Shots

Berkas screenshot yang diambil tentu butuh rumah, nah Firefox membuatkan panel My Shots untuk menampung semua foto screenshot yang diambil oleh pengguna. Kumpulan screenshot ini tempatnya juga berdekatan dengan Bookmark dan history.

Turbo Mode

Meskipun Firefox Rocket sudah menjanjikan performa yang relatif lebih ringan dan cepat, mereka masih saja mencoba lebih dari itu dengan menambahkan fitur bernama Turbo Mode. Fitur ini secara agresif akan menahan konten-konten dari pihak ketiga yang barangkali lolos dari pemblokir iklan default di dalam mesin Firefox Rocket.

Screenshot_2018-10-24-11-08-27-769_org.mozilla.rocket

Fitur Turbo Mode secara default dalam kondisi mati, jadi harus diaktifkan dahulu dengan cara membuka panel utama kemudian tap Turbo Mode untuk mengaktifkannya.

Block Images

Jika masih kurang ngebut, Firefox Rocket masih punya alat bantu lain untuk Anda yaitu fitur block images. Dari namanya tak sulit untuk menangkap apa kegunaannya. Jika diakfitkan, fitur block images akan menghilangkan semua konten berjenis gambar sehingga pemuatan data di browser akan terpangkas secara signifikan.

Clear Cache

Semua smartphone berbasis Android sudah dibekali fitur pembersih cache, dan beberapa pengguna juga menggunakan aplikasi pihak ketiga untuk melakukan tugas itu. Tetapi hal itu tak menghentikan Firefox untuk membenamkan fitur clear cache yang secara khusus dirancang untuk membersihkan cache di internal Rocket.

Screenshot_2018-10-24-11-10-52-084_org.mozilla.rocket

 

Dukungan 3 Mesin Pencari

Google memang masih jadi terfavorit, tapi Firefox Rocket punya dua opsi lain yang sayangnya tak cukup seimbang dengan Google, misalnya DuckDuckGo dan Yahoo. Saya berharap ada opsi Bing atau Amazon yang relatif lebih populer ketimbang dua opsi di atas.

Incognito

Fitur penting lainnya adalah Incognito atau mode private, memungkinkan pengguna untuk menjelajah internet tanpa terdeteksi. Uniknya, ketika saya berada di mode incognito, semua panel pengaturan dan alat bantu yang saya jelaskan di atas seketika hilang, digantikan oleh tombol cari, stop dan hapus.

Screenshot_2018-10-24-11-11-55-874_org.mozilla.rocket

Pengaturan

Perambang Firefox Rocket juga mempunyai panel pengaturan atau settings yang menampung beberapa penyesuaian lanjutan, seperti pemilihan bahasa, mesin pencari default, menghapus data-data rambahan, mode turbo, opsi pengiriman data penggunaan ke pengembang, feedback, berbagi ke teman dan profil Rocket.

Kesimpulan

Sebagai peramban yang dirancang khusus untuk Indonesia, Firefox Rocket saya rasa merupakan opsi yang paling tepat bagi Anda yang mempunyai perangkat dengan resource terbatas. Kapasitasnya kurang dari 3MB dan performanya super mulus di banyak situs dengan platform yang berbeda. Dan karena ia tidak menjalankan aktivitas di belakang layar yang agresif, Rocket juga akan menghemat konsumsi data dan baterai, jauh berbeda dengan peramban lainnya. Sayang, Firefox Rocket tidak mempunyai fitur penyimpanan offline yang sangat berguna untuk pengguna yang ingin menghemat konsumsi data.

Hanya saja, kebutuhan pengguna akan browser yang lengkap dan serba bisa juga terus meningkat. Sehingga tuntutan ini akan menjadi tantangan yang berat bagi Firefox Rocket, bagaimana mereka dapat memuaskan banyak kepala dengan beragam keinginan.

Sparks

  • Super ringan, kurang dari 3MB
  • Performa sangat mulus
  • Fiturnya unik
  • Tampilan iklan jauh berkurang

Slack

  • Pilihan mesin pencari terlalu sedikit dan kurang populer
  • Tidak bisa mengedit shortcut di layar home atau menambahkan shortcut baru
  • Tidak ada fitur pencarian teks di laman situs.
  • Tidak ada fitur offline
Poco Launcher Interface

[Review App] Menjajal Rasa Smartphone Poco Lewat Aplikasi Poco Launcher

Beberapa hari yang lalu Poco, sub brand milik Xiaomi baru saja meluncurkan aplikasi Poco Launcher ke Play Store, memungkinkan perangkat non-Poco untuk mencicipi antarmuka di smartphone yang bikin heboh tersebut.

Poco Launcher dipoles berdasarkan custom ROM buatan Xiaomi untuk semua smartphone Poco. Lebih lanjut dikenal dengan nama MIUI for Poco. Di Play Store, Poco Launcher sudah lepas dari label beta yang artinya sebagian besar fitur-fitur di dalamnya sudah bebas dari bugs. Performanya juga makin ditingkatkan. Untuk mengunduh launcher dari Play Store, Anda hanya ‘membakar’ kuota data sebesar 12MB, cukup ringkas.

Semua perangkat berlogo Mi dipastikan bisa mengunduh dan menggunakan launcher ini. Saya belum mencobanya di smartphone merk lain, tapi sebagian media online sudah mengonfirmasi dukungannya untuk beberapa perangkat Android non-Xiaomi meskipun bukan mendapatkannya langsung dari Play Store.

Anda yang belum mengunduh tapi punya keinginan mencobanya bisa membaca review ini terlebih dahulu untuk mengenal Poco Launcher lebih jauh.

Interface Poco Launcher

Interface yang dihadirkan oleh Poco Launcher sedikit berbeda dari MIUI yang dipakai di semua perangkat Xiaomi. Perbedaan paling ketara terlihat di rancangan ikon, susunan menu dan opsi animasi transisi. Ikon di Poco Launcher terlihat unik dengan pilihan warna yang relatif lebih bervariasi dan berukuran lebih besar ketimbang MIUI. Yang menarik, Poco Launcher tetap dapat dikombinasikan dengan tema-tema dari Xiaomi, sehingga jika Anda terbiasa memakai perangkat dari pabrikan asal Tiongkok itu, Anda tak harus beradaptasi dalam waktu yang lama.

Screenshot_2018-10-16-09-29-34-503_com.mi.android.globallauncher

 

Layar Home di Poco Launcher menampilkan dua widget utama, yaitu pencarian dan jam. Di bagian menu utama akan berjejer lima shortcut aplikasi antara lain Settings, Gallery, Apps, Themes dan penghapus cache. Sementara di bagian dasar akan muncul lima menu lainnya yang terdiri dari panggilan, pesan singkat, browser, Mi Music dan Kamera. Saya belum tahu apakah susunan shortcut ini juga akan diterapkan di perangkat lain, tapi kemungkinan besar penggunaan tema atau launcher sebelumnya akan sedikit berdampak saat Poco Launcher diaktifkan.

Gambar latar yang dipakai oleh Poco Launcher berupa bukit batu dengan latar langit yang bertabur bintang. Seperti kebanyakan launcher, pengguna dapat dengan mudah mengubah gambar latar sesuai keinginan. Hal yang sama juga bisa diimplementasikan ke pilihan widget.

Screenshot_2018-10-16-09-32-09-593_com.android.thememanager

 

Di bagian menu, Poco Launcher menerapkan cara yang berbeda dari launcher lainnya. Alih-alih menggunakan halaman, Poco Launcher menyembunyikan deretan menu yang bisa dibuka dengan menggeser layar dari bawah ke atas atau mentap tanda jarum saat berada layar home utama ataupun yang kedua.

Screenshot_2018-10-16-09-30-57-955_com.mi.android.globallauncher

 

Saat menu ditampilkan, Poco Launcher mengelompokkan shortcut ke dalam 9 kategori berbeda, antara lain Communication, Entertainment, Photography, Tools, Shoppings, Games, Lifestyle, Finance & Business dan Knowledge & Education. Sayangnya, kategori-kategori ini tidak bisa dihapus atau di-edit, tetapi bisa disembunyikan. Untuk mempermudah pencarian, Poco juga menambahkan form pencarian di bagian bawah dan kategori “All” yang akan menampilan semua shortcut dalam satu tempat. Fitur pembeda lainnya adalah pengelompokan aplikasi berdasarkan warna.

Fitur di Poco Launcher

Mempertimbangkan kegunaannya sebagai launcher pengganti, tentu saya tak bisa berekspektasi Poco Launcher akan menawarkan fitur seperti halnya custom ROM.

Fitur di Poco Launcher lebih banyak berhubungan dengan bagaimana launcher bekerja di smartphone, bukan fitur yang menambah fungsi dari perangkat itu sendiri.

Icon Pack

Screenshot_2018-10-16-09-30-04-291_com.mi.android.globallauncher

 

Kehadiran fitur icon pack memang jadi kewajiban di launcher tak terkecuali bagi Poco. Pasalnya, sebagian besar aplikasi launcher sudah melakukan hal yang sama, bahkan dengan kreasi yang lebih beragam. Di Poco Launcher, pengguna mendapatkan dua opsi, ikon bawaan launcher dan ikon dari pihak ketiga yang bisa diunduh dari Play Store.

Grup Otomatis

Screenshot_2018-10-16-09-30-18-476_com.mi.android.globallauncher

 

Secara default, Poco Launcher akan mengelompokkan aplikasi ke dalam grup secara otomatis. Tetapi, fitur ini bisa dimatikan dengan konsekuensi Anda akan mengatur sendiri ketika memasang aplikasi atau game baru. Selain pengelompokkan otomatis, launcher juga mempunyai opsi untuk mengatur susunan dan menyembunyikan grup yang dianggap tidak perlu.

Grup Berdasarkan Warna

Screenshot_2018-10-16-09-34-17-897_com.mi.android.globallauncher

 

Seperti yang sudah disinggung di pembahasan interface, Poco Launcher mempunyai opsi pengelompokkan aplikasi berdasarkan warna. Fitur ini dimatikan secara default, jadi harus dihidupkan lebih dulu di panel pengaturan.

Layout

Screenshot_2018-10-16-09-30-37-426_com.mi.android.globallauncher

Urutan shortcut aplikasi pada dasarnya diterapkan berdasarkan abjad, tetapi jika Anda merasa kurang nyaman, Anda bisa mengubahnya ke urutan aslinya.

Mengunci Layar Home

Poco Launcher sudah mempunyai rancangan dan pilihan sendiri untuk layar home. Tetapi, sebagai pemilik perangkat Anda bebas memutuskan shortcut apa saja yang tampil di sana. Dan untuk menjaga susunannya tetap rapi, Poco menawarkan opsi mengunci layar sehingga tidak bisa diubah baik dengan sengaja atau tidak.

Efek Transisi

Screenshot_2018-10-16-09-31-50-234_com.mi.android.globallauncher

 

Selain wallpaper dan ikon, Anda juga bisa membuat launcher terasa lebih keren, yakni dengan menerapkan efek transisi antar halaman. Efek transisi yang tersedia terdiri dari empat pilihan, yaitu slide, crossfade, tumble dan page.

Menyembunyikan Ikon

Terakhir, Poco juga mempunyai opsi untuk menyembunyikan ikon. Tetapi, untuk melakuannya Anda harus membuat pin atau kunci terlebih dahulu. Jadi, fungsinya hampir sama dengan App Lock di MIUI.

Kesimpulan

Sisi interface Poco Launcher terbilang tak terlalu istimewa, terutama bagi mereka yang sudah terbiasa dengan launcher di MIUI-nya Xiaomi. Kelebihan Poco Launcher sebenarnya terletak pada performanya yang sangat ringan dan cepat, cocok untuk mereka yang mempunyai banyak koleksi aplikasi.

Pengelompokkan aplikasi berdasarkan warna juga cukup pintar meski rancangan tombolnya menurut saya masih terasa kurang nyaman.

Sparks

  • Ringan dan cepat
  • Ikonnya unik dan segar
  • Mudah digunakan

Slack

  • Tak ada yang baru di bagian status bar dan notifikasi
  • Grup aplikasi yang tidak bisa di-edit membuat layout grup terlihat berlebihan karena teksnya terlalu panjang. Pengguna yang tidak berbahasa Inggris juga akan kesulitan.
  • Fitur-fiturnya masih bisa ditingkatkan.
Application Information Will Show Up Here
Banner Web RuangGuru

[Review App] Belajar di RuangGuru, Cara Pintar untuk Menjadi Pintar

Menjadi pintar tidak muncul secara tiba-tiba, tapi dibentuk dan dilatih. Belajar adalah salah satu cara untuk mencapai level pintar itu. Dan di Indonesia ada banyak sekali lembaga pendidikan baik formal maupun informal untuk dijadikan media meningkatkan kemampuan diri.

Namun di era digital seperti sekarang ini, ada pergeseran tren di mana orang-orang menuntut akses yang lebih mudah sehingga keterlibatan teknologi – smartphone dan internet – sulit dihindari. Maka, kini hadirlah berbagai platform belajar online, salah satunya RuangGuru.

Di kolom Review Apps minggu ini, saya mencoba untuk tidak melirik aplikasi-aplikasi buatan pengembang luar negeri yang sedang tren. Saya ingin juga sesekali mengulas lebih dalam aplikasi-aplikasi anak negeri yang secara kebetulan memang sedang saya incar untuk membantu anak-anak dalam belajar. Jadilah akhirnya saya memutuskan untuk me-review RuangGuru. Langsung saja, kita mulai bahasan utamanya.

Apa itu RuangGuru?

Pertanyaan yang juga saya jadikan sub heading di review-review lainnya; apa itu ruangGuru. Anda tentu juga ingin mengetahui profil RuangGuru, siapa di belakangnya dan juga bagaimana kiprahnya di industri pendidikan berbasis teknologi. Terutama jika Anda punya niatan untuk menggunakan layanannya.

RuangGuru adalah sebuah perusahaan teknologi yang fokus pada layanan pendidikan, di mana siswa mulai SD hingga jenjang SMA dapat belajar lebih mudah dengan antarmuka yang interaktif. Beberapa ruang belajar yang disediakan antara lain video belajar yang bisa diulang, layanan bimbingan belajar on-demand, tryout ujian online, dan lain-lain.

Di RuangGuru juga terdapat marketplace di mana orang tua dapat mencari guru private untuk anaknya, dan menyediakan ruang bagi guru untuk mengelola kegiatan belajar di kelas secara virtual melalui layanan Kelas Saya.

RuangGuru berdiri pada tahun 2014 oleh dua anak muda Belva Devara dan Iman Usman. Kini, basis pengguna RuangGuru sudah lebih dari 6 juta dengan 150.000 guru yang menawarkan jasa di lebih dari 100 bidang pelajaran.

Interface dan Layout

Aplikasi RuangGuru versi Android tersedia di Play Store dan berukuran cukup kecil, sehingga saya yakin dapat berjalan di smartphone dengan spesifikasi minimal. Interface RuangGuru menampilkan layout yang sangat menarik dan navigasi yang mudah. Pengembang RuangGuru secara cerdas menggunakan karakter-karakter animasi yang lucu dan memilih warna yang adem di mata. Layout-nya tidak terlalu ramai, latar belakang didominasi warna putih bersih sehingga label untuk setiap layanan ataupun navigasi dapat ditemukan dengan mudah.

Screenshot_2018-07-25-08-17-39-010_com.ruangguru.livestudents

 

Menu utama aplikasi hanya terdiri dari empat pilihan; Home, Pembelian, Login (Akun Saya), dan Lainnya. Menu Home menampilkan sederet layanan utama yang ditawarkan oleh RuangGuru, seperti RuangBelajar, DigitalbootCamp, RuangLes, RuangLesOnline, RuangUji dan RuangBaca.

Screenshot_2018-07-25-08-21-16-064_com.ruangguru.livestudents

 

Kemudian di menu Pembelian, saya menemukan daftar layanan yang bisa saya pesan sesuai dengan jenis layanan yang saya sebutkan di atas. Di menu ini juga saya menemukan platform berlangganan yang tersedia dalam berbagai rentang harga, daftar layanan yang saya beli dan juga voucher jika ada.

Nah, kalau untuk daftar dan login bisa ditemui di menu Login. Di panel ini Anda bisa mendaftarkan akun baru atau login apabila sudah punya akun sebelumnya. Apabila posisi Anda sudah login, menu ini akan berubah nama menjadi Akun Saya. Kemudian terakhir, menu Lainnya yang memuat beberapa opsi ekstra seperti pengaturan, bantuan, hubungi kami, tentang kami, program referal, kebijakan privasi dan syarat dan ketentuan.

Screenshot_2018-07-25-08-18-29-361_com.ruangguru.livestudents

 

Di menu home, RuangGuru juga menampilkan banner iklan yang berisi penawaran promo, bonus untuk pengguna yang berkeinginan mengikuti program referal, dan tantangan harian untuk para siswa.

Fitur dan Layanan di Aplikasi RuangGuru

RuangBelajar

Layanan RuangBelajar menawarkan tempat belajar seluruh mata pelajaran atau tergantung paket yang dipilih. Di layanan ini siswa dapat mempelajari berbagai topik dan pembahasan baik dalam bentuk teori tulisan atau video. Masing-masing topik disusun berdasarkan kelas dan program pembelajaran pemerintah. Untuk versi gratis, RuangGuru hanya menyediakan satu sampai dua topik pembahasan lengkap dengan video.

Screenshot_2018-07-25-08-24-21-902_com.ruangguru.livestudents

 

Jika pengguna ingin berlangganan tinggal pesan dari tombol yang disediakan atau dari menu Pembelian. RuangBelajar juga menyediakan laporan untuk setiap mata pelajaran. Siswa dan orang tua dapat memantau perkembangan anak di panel ini, dan mendapatkan rekomendasi apa-apa saja yang perlu ditingkatkan.

Screenshot_2018-07-25-08-22-33-335_com.ruangguru.livestudents

 

DigitalBootCamp

Screenshot_2018-07-25-08-25-13-066_com.ruangguru.livestudents

 

Layanan jenis ini bersifat interaktif, di mana siswa dapat belajar bersama tutor yang siap sedia memberikan arahan dan menjelaskan semua mata pelajaran pilihan. Satu grup hanya untuk satu mata pelajaran, sehingga hasilnya akan terukur, tutornya juga fokus. Layanan ini juga menyediakan video dengan durasi 5 sampai dengan 10 menit.

RuangLes

Screenshot_2018-07-25-08-25-21-420_com.ruangguru.livestudents

 

RuangLes ini adalah marketplace-nya guru dan murid. Anda sebagai orang tua ataupun murid bisa mencari sendiri guru les privat untuk datang ke rumah. Pengguna bebas menentukan kriteria guru yang diinginkan, dan RuangGuru akan mencarikannya untuk Anda. Atau, jika Anda bingung guru seperti yang bagus, RuangGuru juga bisa mencarikannya untuk Anda.

RuangLesOnline

Screenshot_2018-07-25-08-25-43-860_com.ruangguru.livestudents

 

Layanan RuangLesOnline diperuntukkan bagi siswa yang mengalami kesulitan untuk menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Siswa dapat mengajukan pertanyaan terkait soal di semua jenis mata pelajaran. RuangGuru menerapkan sistem koin untuk layanan ini, di mana satu koin untuk konsultasi selama 30 menit ke tutor yang diinginkan.

RuangUji

Screenshot_2018-07-25-08-25-54-652_com.ruangguru.livestudents

 

Setelah belajar sekian lama, siswa juga perlu diberi pengalaman menghadapi ujian dalam bentuk simulasi. Layanan RuangUji ini dirancang menyerupai UNBK sehingga anak akan terbiasa dengan sistem dan interface aslinya nanti. Tak cuma itu, RuangUji juga akan membahas soal-soal yang dikerjakan, mengapa keliru dan bagaimana pengerjaan yang benar serta analisis hasil untuk mengetahui bagian mana yang bisa ditingkatkan.

RuangBaca

Screenshot_2018-07-25-08-26-29-607_com.ruangguru.livestudents

 

Layanan ini lebih bersifat informatif, di mana konten-konten yang disuguhkan bertujuan untuk memperluas pengetahuan siswa baik terkait mata pelajaran ataupun pendidikan secara umum, seperti tips menghadapi ujian nasiona, SBMPTN, tips mengajar dan lain sebagainya.

Paket Berlangganan

Seperti yang sudah disinggung di atas, RuangGuru menawarkan paket berlangganan sesuai dengan kelas yang ingin diikuti. Harganya juga bervariasi.

Screenshot_2018-07-25-08-22-13-708_com.ruangguru.livestudents

 

Paket berlangganan RuangBelajar dapat diikuti dengan biaya mulai Rp 250.000 sampai dengan Rp 1.995.000. Masing-masing paket mendapatkan hak akses yang berbeda. Sedangkan biaya untuk RuangLes tergantung pada keahlian guru private yang dipilih, dimulai dari Rp 100.000/jam.

Screenshot_2018-07-25-08-31-03-505_com.ruangguru.livestudents

 

Ada juga paket RuangGuru on the Go yang menawarkan akses ke semua video pembelajaran tanpa batasan menggunakan USB On-the-Go. Paket ini ditawarkan mulai Rp 775.000 sudah termasuk study-kit.

Referral

Screenshot_2018-07-25-10-47-55-243_com.ruangguru.livestudents

 

Untuk yang ingin mendapatkan bonus-bonus menarik, RuangGuru juga menawarkan program referral yang bisa diikuti oleh siapa saja selama mempunyai akun. Bonusnya berupa pulsa senilai Rp 50.000 dan sesi RuangLesOnline.

Guru

Selain menjadi ruang bagi murid untuk belajar secara mandiri, RuangGuru juga menawarkan tempat bagi guru untuk mengajar sesuai dengan bidangnya masing-masing. Semua guru yang mendapatkan kelas, sudah barang tentu akan dibayar.

Kesimpulan

Mencapai tujuan belajar ditentukan oleh banyak faktor. Dukungan pendidikan dari sekolah, kursus, bimbingan belajar atau belajar online seperti RuangGuru ini hanya salah satu di antaranya. Disiplin, keuletan dan dukungan orang tua juga berperan besar.

Layanan RuangGuru menghadirkan cara baru untuk belajar secara mandiri, terjangkau dan menghindarkan anak dari pengaruh lingkungan yang bermacam-macam. Secara keseluruhan, saya acungkan jempol untuk RuangGuru yang tidak hanya sukses membangun sebuah platform yang solid tapi juga berhasil menyajikannya dalam kemasan yang menarik, interaktif, dan menyenangkan. Pun demikian, anak tetap membutuhkan dukungan dari orang tua dan lingkungan yang kondusif.

Sparks

  • Ukuran file yang kecil
  • Aplikasi berjalan sangat mulus
  • Fitur sangat lengkap
  • Video berjalan baik, tidak lag meski diakses dari jaringan seluler.

Slacks

  • Pemilihan warna di menu Pembelian sepertinya perlu dipikirkan kembali, menurut saya warna-warna menuala terasa kurang nyaman di mata.
  • Harga paket berlangganan masih relatif mahal terutama untuk pengguna di daerah.
  • Popup saat keluar dari layanan tertentu menurut saya cukup mengganggu.
  • Tak lama setelah me-review aplikasi RuangGuru, saya mencoba mengirimkan pertanyaan terkait paket layanan. Sayangnya, saya harus menunggu lebih dari satu pekan untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan “sederhana” saya. Kualitas layanan yang sepertinya sangat membutuhkan perbaikan secepatnya.

Sumber gambar header RuangGuru.

Application Information Will Show Up Here

[Review App] Bikin Video Keren di Smartphone dengan KineMaster Pro Video Editor

Video dan foto hampir sulit untuk dipisahkan, karena keduanya merupakan bukti otentik setiap momen bahagia seseorang yang dapat dikolaborasikan, dipisah menjadi album foto dan video yang berbeda. Foto dan video juga kerap menjadi pilihan orang untuk menghiasi akun media sosialnya, dan bahkan video mendapatkan area istimewa lewat layanan berbagi video seperti YouTube, Vimeo dan Dailymotion.

Di sisi pengguna, ada banyak cara yang bisa dipergunakan untuk memproduksi video. Cara yang paling umum dipakai adalah dengan memanfaatkan smartphone. Beberapa lebih serius dengan perangkat kamera dan camcorder, beberapa lainnya memilih kamera aksi. Kemudian setelah video didapatkan, langkah selanjutnya adalah memodifikasi video sehingga menjadi sebuah konten yang layak untuk dikonsumsi oleh orang banyak. Di fase ini, kita membutuhkan aplikasi video editor yang juga tersedia dalam banyak pilihan. Beberapa di antaranya, Camtasia, Windows Movie Maker, dan KineMaster untuk yang dibatasi oleh perangkat, misalnya hanya menggunakan smartphone.

Nah, di kesempatan kali ini saya akan mengulas lebih dalam aplikasi KineMaster, bagaimana cara kerjanya, antarmuka dan lain sebagainya.

Apa Itu KineMaster

KineMaster merupakan aplikasi mobile yang secara khusus dirancang untuk membantu pengguna Android dan iOS untuk memodivikasi video dari video biasa menjadi video yang lebih menarik. KineMaster sendiri diluncurkan oleh sebuah perusahaan yang cukup besar bernama NexStreaming, bermarkas di Seoul, Korea dan memiliki beberapa cabang di seluruh dunia, seperti di Amerika Serikat, Spanyol, Tiongkok dan Taiwan.

NexStreaming Corp terlibat dalam pengembangan perangkat lunak multimedia untuk perangkat seluler di Korea Selatan dan internasional. Perusahaan menawarkan NexPlayer SDK untuk aplikasi seluler, NexPlayer360 SDK untuk aplikasi video 360, NexPlayer untuk streaming HLS dengan perlindungan konten widevine, NexPlayerSTB SDK untuk Android TV dan set-top box; NexPlayer untuk Tizen. NexStreaming juga menyediakan NexPlayer HTML5 untuk memutar dan streaming video di seluruh browser desktop dan seluler termasuk KineMaster, aplikasi edit video seluler profesional yang sedang kita review. NexStreaming Corp didirikan pada tahun 2002 dan KineMaster dilahirkan di tahun 2013 dengan angka pengguna mencapai jutaan orang di platform Android dan iOS.

Interface

Pengembang KineMaster tampanya punya cara pandang yang berbeda dalam hal interface atau antarmuka. Jadi, ketimbang menghabiskan tenaga untuk merancang interface yang bukan elemen utamanya, pengembang lebih memilih untuk fokus pada alat dan fitur yang powerful. Sehingga jangan heran jika pertama kali menjalankan aplikasi KineMaster, Anda hanya mendapati tampilan sederhana berupa empat buah tombol dengan latar belakang berupa gambar berukuran besar yang tampak mendominasi.

review kinemaster_1

Tombol bundar berwarna merah merupakan pintu masuk utama untuk menemukan “inner beauty” sesungguhnya di KineMaster. Tombol ini akan menghantarkan Anda ke pembuatan project baru yang nantinya akan menampilkan seluruh alat editing video yang Anda butuhkan.

Tiga tombol lainnya terdiri dari tombol pengaturan, bantuan dan toko. Menu terakhir memuat berbagai elemen pelengkap misalnya audio yang nantinya bisa Anda unduh sebagai komponen pelengkap project-project yang dibuat.

Screenshot_2018-06-05-09-31-36-385_com.nexstreaming.app.kinemasterfreeScreenshot_2018-06-05-09-31-29-101_com.nexstreaming.app.kinemasterfree

Satu lagi, ketika KineMaster berjalan pertama kali, Anda akan langsung dihantarkan ke mode lanskap, termasuk ketika membuka panel pengaturan. Nah, di sinilah saya menemukan kesan kurang nyaman, karena teks yang tampil di pengaturan terkesan kurang rapi dan profesional. Saya merasa panel ini bisa diperbaiki, misalnya dengan menerapkan desain yang lebih menarik, warna latar dan mungkin sedikit sentuhan animasi dari menu satu ke menu lainnya. Pun begitu, saya tak bermasalah dengan kelengkapannya.

Itu tadi kesan saya untuk antarmuka di bagian utama. Untuk bagian lainnya, KineMaster konsisten untuk fokus pada fungsionalitas ketimbang memanjakan mata pengguna. Pun demikian, antarmuka jeroan KineMaster tak sepenuhnya jelek. Tapi benar, butuh sentuhan artistik untuk lebih menonjolkan kesan manis, paling tidak agar tak terlihat terlalu kaku.

Screenshot_2018-06-05-09-44-40-801_com.nexstreaming.app.kinemasterfree

 

Fitur-fitur KineMaster

Sekarang, mari kita lihat apa saja fitur-fitur yang dimiliki KineMaster.

Project AssistantScreenshot_2018-06-05-09-31-56-044_com.nexstreaming.app.kinemasterfree

 

Ketika pertama kali membuat project, KineMaster akan menawarkan dua tipe project, yang pertama adalah Project Assistant dan yang kedua Empty Project. Keduanya sama-sama untuk membuat project editing video baru, bedanya Project Assistant menawarkan bantuan dengan rangkaian proses pembuatan video yang sistematis sehingga jauh lebih mudah untuk pengguna baru. Di Project Assistant, KineMaster akan memandu Anda mulai pemilihan video, tema, memasukkan video, filter, teks dan lain sebagainya hingga menjadi video akhir yang cantik.

Dukungan Berbagai Media

Screenshot_2018-06-05-09-33-32-543_com.nexstreaming.app.kinemasterfree

Meskipun tidak mendukung semua jenis video, namun KineMaster sejauh ini mengakomodir hampir sebagian besar video yang direkam oleh smartphone. Input media di KineMaster juga terbilang mudah, meskipun Anda tidak dapat memilih sumber media, apakah dari memori internal atau eksternal. Seluruh media akan ditampilkan di jendela yang sama, namun dipisah berdasarkan folder dan tiga buah folder ekstra mencakup Background, Favorite danCloud Storage. Sisanya adalah folder yang ada di memori perangkat.

Tema

Screenshot_2018-06-05-09-35-08-383_com.nexstreaming.app.kinemasterfree

 

Fitur ini juga membantu pengguna baru KineMaster, di mana ada empat pilihan tema, antara lain Basic, On-Stage, Serene dan Travel.

Teks

Screenshot_2018-06-05-09-41-42-790_com.nexstreaming.app.kinemasterfree

 

Berikutnya, KineMaster juga menawarkan opsi untuk menambahkan teks ke dalam video. Pilihan teks mencakup untuk pembuka dan penutup, di mana masing-masing teks dapat diatur lebih jauh dengan memilih warna dan juga jenis teks yang sesuai selera pengguna.

Audio

Tak lengkap rasanya jika aplikasi edit video sekelas KineMaster tidak punya fitur suara latar. Untuk membedakan diri dengan aplikasi lainnya, KineMaster punya rentang pilihan yang lebih luas, di mana pengguna bisa memilih sumber yang dirasa paling pas untuk mereka. Misalnya, ada opsi Music Assets dari toko, kemudian SFX Assets, rekaman, lagu dari memori perangkat, album, artis bahkan genre dan tambahan menu folder jika pengguna mempunyai referensi dari perangkat lokal mereka.Screenshot_2018-06-05-09-35-51-529_com.nexstreaming.app.kinemasterfree

 

Selain menawarkan opsi sumber audio yang lebih lengkap, KineMaster juga memungkinkan pengguna untuk mengatur seberapa nyaring suara latar, bagaimana video pertama kali muncul dan berakhir, kemudian durasi penayangan untuk jenis konten foto.

Tool Editing yang Lengkap

Sekarang, kita lihat fitur juaranya. Di bagian ini, kemampuan KineMaster yang sesungguhnya akan terlihat. Di saat video sudah diinput, audio juga sudah dipilih dan teks sudah diketikkan, semua bagian-bagian itu akan dikumpulkan menjadi satu di jendela editing utama. Di jendela ini, ada banyak sekali hal yang akan berlangsung. Pertama kali berada di jendela ini, saya butuh sekitar 30 menit untuk memahami cara kerjanya dan apa fungsi untuk masing-masing tombol yang ada.

Screenshot_2018-06-05-09-41-01-538_com.nexstreaming.app.kinemasterfree

 

Jadi, ada beberapa fitur yang saya jumpai. Agar lebih mudah, saya hanya akan membuat daftar lengkapnya dengan istilah yang saya pahami. Bahasa aslinya mungkin saja berbeda.

  • Dukungan banyak layer
  • Voice over
  • Playback
  • Sharing
  • Cut, Copy, Crop
  • Filter warna
  • Color adjustment
  • Vignette
  • Trimming
  • Split
  • Rotate
  • Record dari kamera dan camcorder
  • Drag and Drop
  • Capture frame
  • Duplicate
  • Undo/redo

Kesimpulan

Cukup sulit jatuh cinta dengan KineMaster sebelum benar-benar merasakan kehebatan fitur-fiturnya. Anak muda zaman sekarang yang cenderung menilai sesuatu dari pandangan pertama mungkin akan kesulitan untuk menyukai KineMaster di menit-menit awal. Saya sendiri pertama kali menggunakan KineMaster merasakan kesan kaku yang kuat. Tapi, kesan itu memudar ketika masuk ke jendela editing utamanya. Jadi, jika boleh memberi masukan, akan sangat bagus jika pengembang KineMaster melakukan rombakan di sisi interface. Bagaimana caranya agar interface utamanya terlihat cantik dan tidak kaku.

Performa juga membuat saya merasa cocok dengan KineMaster. Ukuran berkas terbilang ringan, hanya 25MB, dan kinerjanya selama saya gunakan di smartphone Redmia 5A, terbilang sangat mulus.

Sparks

  • Ukuran file yang kecil
  • Performa mulus
  • Fitur sangat lengkap
  • Fitur Project Assistant sangat membantu pengguna baru

Slacks

  • Interface terkesan kaku
  • Sulit mengubah ukuran teks
  • Sumber media yang menjadi satu menyulitkan pemilihan berkas video
  • Tidak ada tombol back di tipe Project Assistant, sehingga menimbulkan keraguan saat ingin kembali ke proses sebelumnya.
Application Information Will Show Up Here

[Review App] PixelLab, Aplikasi Edit Foto dan Teks yang Cocok untuk Meme atau Cover

Gambar, baik dalam bentuk foto, lukisan atau ilustrasi disebut mampu menyampaikan banyak hal ketimbang barisan kata-kata yang kerap tak dipahami orang. Pun demikian, setiap individu mempunyai penilaian yang berbeda untuk sebuah gambar atau foto.

Maka, kemudian hadirlah aplikasi edit foto seperti Photoshop dan Corel Draw untuk memastikan tak ada cela di dalam foto dan membuat hasil jepretan makin terlihat mengesankan. Makin berkembang, kini muncul juga aplikasi edit foto yang dikombinasikan dengan teks yang lebih ringkas menggunakan perangkat ponsel pintar, salah satunya adalah aplikasi PixelLab.

Aplikasi inilah yang akan menjadi bahan ulasan kami pekan ini. Bagi yang ketinggalan, sebelumnya Dailysocial juga sudah pernah me-review beberapa aplikasi, misalnya LemoCam dan Ace Browser.

Deskripsi

PixelLab adalah sebuah aplikasi edit foto sederhana yang berfokus pada kombinasi foto dan teks, bisa foto saja, foto dihiasi teks atau teks saja. Berdasarkan penelusuran Dailysocial, PixelLab hanya tersedia di platform Android. Dan pengembangnya, Imagin Studio tampaknya belum mempunyai web perusahaan yang menandakan bahwa developer ini masih dalam tahap pengembangan diri.

Aplikasi PixelLab sendiri sudah diunduh lebih dari 5 juta kali dengan rating rata-rata 4,6 dari 5 bintan. Aplikasi terakhir kali diperbarui pada bulan Desember tahun 2017 lalu. Ukuran berkasnya cukup ringkas untuk diunduh, hanya sebesar 17MB.

Interface

Sekarang mari kita langsung masuk ke inti pembahasan di-review ini. Yang pertama, kita akan membahas soal sisi interface atau penampilan aplikasi secara visual, tentang apa yang terlihat oleh mata di bagian utamanya.

Tampak depan, PixelLab tak bertele-tela tapi langsung ke fungsi utamanya. Jadi, jika Anda membuka PixelLab untuk pertama kalinya, Anda akan langsung menjumpai sebuah kanvas default dan sebuah objek text dengan label New Text.

review aplikasi pixellab_1

 

Menu-menu utama terletak di dua tempat, di atas dan di bawah. Kita bahas yang bagian atas terlebih dahulu. Di bagian ini, terdapat dua baris menu yang diwakilkan oleh beberapa ikon shortcut, antara lain shortcut plus (+), ikon disk untuk menyimpan, ikon berbagi, kutipan dan tiga titik horizontal yang memuat sejumlah menu ekstra. Tak ada border untuk memisahkan setiap ikon, jadi semestinya Anda tak akan kesulitan untuk memahami fungsi masing-masing shortcut. Namun dari sisi visual, konfigurasi ikon yang terlalu padat ini terlihat canggung dan kaku.

Di bawah kanvas utama terdapat beberapa buah pilihan template yang bisa digeser untuk pilihan lainnya. Sayangnya, template yang ditawarkan hanya berjumlah 14 dan menurut saya desainnya masih kurang menarik.

Kemudian di bagian paling bawah ada lima buah menu utama lainnya yang diwakilkan kembali oleh ikon. Masing-masing kegunaan shortcut, nanti akan kita bahas di sub Fitur.

Secara umum, interface PixelLab terkesan kaku dan kurang menarik. Namun bagi yang kurang suka dengan hal-hal yang rumit, PixelLab jelas mampu memberikan kebutuhan itu. Apalagi, dari sisi fungsionalitas, PixelLab terasa efektif dan efisien, langsung ke fungsi utamanya ketimbang bertele-tele dengan berbagai menu, banner dan border.

Fitur

Sebagai sebuah aplikasi yang sebenarnya cukup sederhana, PixelLab mempunyai fitur yang sangat banyak dan tepat guna. Saya bilang tepat guna karena hampir semua fitur yang disediakan memanglah fitur dibutuhkan oleh pengguna, bukan fitur formalitas yang sebatas ada tapi tak mempunyai manfaat.

Modifikasi Teks

Sebagaimana konsep utamanya, teks memang mendapatkan perhatian lebih dari PixelLab. Itu sebabnya mengapa Anda akan temukan menu untuk memodifikasi teks yang lebih banyak dari objek lainnya. Di bagian kiri atas terdapat ikon pensil yang fungsinya untuk menambahkan teks baru, menyalin, mengedit, mengubah ukuran teks, memutar dan mengganti orientasi, warna dan mengubah ukuran border.

Screenshot_2018-04-09-08-45-02-613_com.imaginstudio.imagetools.pixellab

 

Kemudian di menu bagian bawah, Anda juga bisa temukan menu yang berkaitan dengan teks, bahkan jauh lebih banyak. Saking banyaknya, jika digeser Anda harus melakukannya sebanyak 3 kali geser untuk menghabiskan seluruh opsi menu yang terdapat di dalamnya. Secara pribadi saya cukup terkesan dengan totalitas pengembang dalam mempersiapkan bagian ini.

Stiker, Shape dan Menggambar

Kembali ke menu bagian atas, ketika saya sentuh tombol plus (+), muncul beberapa opsi input objek baru, misalnya stiker, shape misalnya segitiga, kubus, kotak, prisma dan lain-lain, kemudian Anda juga bisa mengunggah foto dari galeri, tanggal, teks dan lukisan tangan.

Screenshot_2018-04-09-08-51-26-947_com.imaginstudio.imagetools.pixellab

 

Objek-objek ini nantinya akan terpisah dari border yang sudah ada, jadi Anda dapat mengatur posisi, ukuran dan lain-lain secara terpisah. Modifikasi untuk objek tambahan ini tidak akan mempengaruhi objek yang ada lainnya.

Import dan Export Gambar

Untuk membantu pengguna memodifikasi gambar, PixelLab juga menyediakan fitur import dan export untuk foto dan bahkan termasuk opsi untuk import berkas plp.

Screenshot_2018-04-09-08-45-33-147_com.imaginstudio.imagetools.pixellab

 

Fitur-fitur ini diletakkan di menu utama yang bisa Anda akses dengan men-tap ikon tiga titik horisontal di bagian kanan paling atas. Secara lengkap, berikut adalah beberapa fitur yang terletak di menu utama tersebut.

  • Use Image from gallery
  • Fullscreen
  • Use image from camera
  • Export image
  • Image size
  • Contact us
  • Tutorial
  • Recover autosave
  • About dan
  • Exit

Share

Screenshot_2018-04-09-08-45-17-052_com.imaginstudio.imagetools.pixellab

 

Rasanya dewasa ini hampir semua aplikasi sudah punya tombol berbagi yang fungsinya untuk membagikan isi atau hasil kreasinya ke media sosial. Tapi, PixelLab menerapkan rancangan yang unik, di mana selain tombol berbagi, mereka juga menempatkan fitur menyimpan hasil editan ke galeri.

Edit Foto

Screenshot_2018-04-09-08-54-35-745_com.imaginstudio.imagetools.pixellab

 

Untuk urusan memodifikasi foto, PixelLab memang “bukan” ahlinya. Mengapa demikian? Karena fitur yang ditawarkan untuk bagian ini terbilang minimalis. Total, hanya ada 7 fitur dan itupun fitur-fitur yang terbilang standar, misalnya mengubah pewarnaan, transparansi, ukuran, crop, import dari galeri dan kamera.

Fitur Ekstra

Screenshot_2018-04-09-08-54-39-558_com.imaginstudio.imagetools.pixellab

 

Di menu paling kanan bawah, saya menemukan beberapa fitur pelengkap yang cukup berguna. Misalnya fitur rotate dan brightness yang membantu saya mendapatkan sudut pandang berbeda dari masing-masing foto editan saya. Ada juga fitur Noise yang berguna memperhalus hasil akhirnya.

Kesimpulan

PixelLab tampak sekali fokus pada fitur teks sehingga agak melupakan elemen lain yang dewasa ini justru makin diburu oleh pengguna kaula muda, yaitu edit foto. Memang benar, PixelLab punya fitur editing foto tapi saya merasa masih membutuhkan peningkatan. Akan sangat menyenangkan jika pengembang menambahkan fitur-fitur seperti efek, filter dan bokeh. Atau pengembang mau mempertimbangkan untuk mulai melirik tren selfie dengan menambahkan fitur-fitur yang khusus untuk itu.

Berkaca pada kombinasi yang ditawarkan, PixelLab sangat cocok untuk pengguna yang ingin bermain dengan teks dan efek-efeknya tanpa harus banyak mengubah elemen pada foto. Aplikasi ini juga lebih cocok untuk mereka yang gemar membuat meme, thumbnail video, cover buku, cover majalah dan novel, atau bahkan cover album pribadi.

Sparks

  • Fitur modifikasi teks yang sangat lengkap
  • Dukungan fitur teks tiga dimensi membuatnya berada di depan dari aplikasi sejenis lainnya.
  • Mendukung stiker dan lukisan tangan
  • Interface sederhana

Slacks

  • Fitur edit gambar yang terbilang minimalis
  • Sulit untuk mengubah ukuran objek secara manual langsung di kanvas
  • Adanya fitur ganda di shortcut yang berbeda, misalnya ikon pensil (atas) dan huruf A (bawah), semestinya bisa dijadikan satu sehingga barisan menu tak terkesan terlalu padat.
  • Template yang kurang kreatif
Application Information Will Show Up Here

 

Sumber gambar header uptodown.