Tag Archives: review laptop gaming

Review ROG Zephyrus G14: Si Laptop Ringkas nan Bertenaga

ROG Zephyrus G14 merupakan salah satu laptop yang sempat menarik cukup banyak perhatian gamers ataupun pecinta teknologi ketika diungkap dalam gelaran Consumer Electronic Show (CES) Januari 2020 lalu. Salah satu daya tarik terbesarnya adalah teknologi “Anime Matrix” yang memungkinkan pengguna mengkustomisasi penampilan back cover laptop sesuka hati. Kebetulan beberapa waktu lalu saya dipinjamkan unit ROG Zephyrus G14 untuk direview lebih lanjut. Selain teknologi Anime Matrix, apa lagi keistimewaan laptop ini? Simak ulasan dari Hybrid.co.id berikut.

 

Melihat ROG Zephyrus G14 Dari Kulit Luar: Build Quality, Anime Matrix, dan Lain Sebagainya

ROG Zephyrus G14 yang datang adalah yang berwarna putih. Dari segi build quality secara keseluruhan, ROG Zephyrus G14 terasa solid dan cukup premium. Sayangnya dengan banderol harga Rp23.999.000, ada satu sisi kekurangan build quality-nya.

Mari bicarakan soal kelebihannya dahulu. Sisi back cover laptop terlihat sangat minimalis, bersih, dan elegan bisa saya bilang sebagai salah satu kelebihan build quality laptop ini. Walau tentu saja back cover warna putih akan mudah kotor, terutama apabila Anda adalah tipe pengguna yang cenderung slebor. Seluruh bagian laptop juga terasa solid ketika digunakan. Tidak ada hinge laptop yang bergoyang saat terkena guncangan. Bagian body laptop juga menggunakan plastik berkualitas yang membuatnya terasa padat ketika dipegang, ditekan, atau diketuk-ketuk.

Review ROG Zephyrus G1400012
Hinge laptop yang menggunakan teknologi ErgoLift.
Review ROG Zephyrus G1400004
I/O Ports di sisi kiri.
Review ROG Zephyrus G1400003
I/O Ports di sisi kanan.

Selain itu kelebihan lain laptop ini menurut saya adalah ukurannya yang cukup ringkas. Zephyrus G14 merupakan laptop dengan layar 14 inci yang ukurannya lebih kecil dibanding kebanyakan laptop gaming yang biasanya berukuran bongsor. Selain ringkas, laptop ini juga cukup ringan. Bobotnya adalah 1.70 kg, lebih ringan dibanding kebanyakan laptop gaming yang biasanya memiliki bobot 2kg lebih dan cenderung lebih berat dibanding dengan laptop tipe ultrabook. Jadi bisa dikatakan bahwa ukuran ROG Zephyrus G14 punya ukuran dan bobot di tengah-tengah antara laptop gaming dengan laptop tipe ultrabook.

Lalu di mana letak kekurangan yang saya sebut di awal tadi? Kekurangannya ada di sisi keyboard. Keyboard laptop ini, menurut saya, kurang sesuai dengan banderol harga laptopnya. Secara keseluruhan, keyboard chiclet yang ada di ROG Zephyrus G14 tidak terasa premium dan tergolong biasa saja.

Memang keyboard sudah tergolong NKRO (N-Key Rollover), yang artinya Anda bisa menekan tombol sebanyak apapun dan tetap masuk sebagai input. Tapi sayangnya feel yang diberikan ketika menekan tuts keyboard terbilang kurang enak, keras, dengan tingkat kedalaman penekanan yang terlalu dalam untuk sebuah keyboard chiclet. Backlit keyboard yang tersedia juga hanya ada warna putih. Tidak ada warna backlit RGB yang biasanya jadi salah satu nilai jual laptop gaming.

Review ROG Zephyrus G1400005
Penampakan keyboard laptop secara keseluruhan.
Review ROG Zephyrus G1400007
Tomboh tambahan untuk volume, mute mic, dan membuka aplikasi ROG.
Review ROG Zephyrus G1400018
Backlit laptop yang hanya memiliki warna putih saja.

Review ROG Zephyrus G1400019

Keyboard laptop tergolong cukup nyaman jika digunakan untuk mengetik. Tetapi pada saat saya menggunakannya untuk bermain game, saya merasa feel keyboard jadi tidak menyenangkan terutama saat memainkan game yang melibatkan input menahan satu tombol.

Contohnya ketika bermain VALORANT. Pergerakan saya kadang tersendat ketika sedang menahan tombol W untuk berjalan maju. Setelah saya tilik, penyebab gerakan saya tersendat adalah karena saya kurang dalam menekan tombol W. Selain itu saya juga merasa aneh dengan bentuk rancangan tombol spasi. Menurut selera saya, bentuk tombol spasi di keyboard tidak menambah estetika, juga tidak praktis karena area yang bisa ditekan sebenarnya tetap berbentuk persegi panjang.

Teknologi Anime Matrix tentu saja merupakan gimmick kosmetik yang berfungsi sebagai fitur tambahan untuk memperindah laptop. Fitur tersebut mungkin bisa dianggap norak bagi beberapa orang. Namun saya rasa Asus menyajikan fitur tersebut secara adil untuk semua orang. Kenapa? Karena fitur tersebut memungkinkan penggunanya memilih penampilan back cover menjadi apapun yang diinginkan sang pengguna.

Review ROG Zephyrus G1400001
Lampu Anime Matrix dalam kondisi lampu ruangan.
Review ROG Zephyrus G1400015
Lampu Anime Matrix pada kondisi cahaya luar ruangan. Karena laptop berwarna putih, lampu Anime Matrix jadi tidak mencolok saat digunakan di luar ruangan.

Apabila Anda penyuka gaya minimalis nan elegan, Anime Matrix bisa dimatikan untuk menunjukkan back cover dari ROG Zephyrus G14 yang pada dasarnya sudah tampan luar biasa. Apabila Anda ingin tampil beda, Anda bisa menampilkan animasi bergerak pada bagian LED Anime Matrix. Kalau Anda ingin tampil beda tapi masih sedikit malu-malu, Anda juga bisa menyertakan gambar statis di sana. Semua kustomisasi tersebut bisa Anda akses melalui aplikasi Armoury Crate.

Terakhir, bagian laptop yang saya rasa juga perlu mendapat sorotan adalah sisi audio. ROG Zephyrus G14 menyematkan dua buah speaker di sisi kiri dan kanan yang menghadap ke atas. Speaker juga sudah ditenagai oleh teknologi Dolby Atmos. Karena hal tersebut, suara yang dihasilkan oleh speaker ROG Zephyrus G14 tergolong di atas rata-rata. Suara yang dihasilkan cenderung memiliki karakteristik warm, dengan suara menggelegar layaknya menggunakan sebuah speaker khusus.

 

Jeroan ROG Zephyrus G14 – Performa, Suhu, dan Kemampuan Baterai

Berikutnya adalah soal performa. ROG Zephyrus G14 yang saya review dibekali jeroan berupa CPU AMD Ryzen 4800HS dan GPU Nvidia Geforce 1650Ti. Performanya menurut saya cukup unik. Walau beberapa percobaan mencatatkan min FPS yang cukup rendah, namun game masih tetap terasa mulus secara visual. Hal unik lainnya ada dari segi suhu. Berdasarkan dari aplikasi monitoring, suhu Zephyrus G14 cukup stabil dan cepat untuk adem kembali. Tapi saya merasa suhu panas yang dikeluarkan cukup terasa di tangan saat sedang menggunakan laptop. Sebelum membahas lebih lanjut, mari lihat dulu spesifikasi teknis ROG Zephyrus G14 GA401.

OS

  • Windows 10 Home – ASUS recommends Windows 10 Pro for business

CPU/GPU

  • AMD Ryzen™ 7 4800HS Processor 2.9 GHz (8M Cache, up to 4.2 GHz)
  • NVIDIA® GeForce® GTX 1650 Ti 4GB GDDR6

Display

  • 14-inch
  • FHD (1920 x 1080) 16:9
  • anti-glare display
  • sRGB: 100%
  • Adobe: 75.35%
  • Pantone Validated
  • Refresh Rate: 120Hz
  • IPS-level

Memori

  • 8GB DDR4 on board
  • Max Capacity: 24GB

Penyimpanan

  • 512GB M.2 NVMe™ PCIe® 3.0 SSD

Port I/O

  • 1x 3.5mm Combo Audio Jack
  • 1x HDMI 2.0b
  • 1x USB 3.2 Gen 2 Type-C support display / power delivery
  • 1x USB 3.2 Gen 2 Type-C
  • 2x USB 3.2 Gen 1 Type-A

Audio

  • Built-in array microphone
  • 2x 0.7W tweeter
  • 2x 2.5W speaker with Smart Amp Technology

Jaringan dan Komunikasi

  • Wi-Fi 6(802.11ax)+Bluetooth 5.0 (Dual band) 2*2;(*BT version may change with OS upgrades.)

Baterai

  • 76WHrs, 4S1P, 4-cell Li-ion
  • Suplai Daya: ø6.0, 180W AC Adapter, Output: 20V DC, 9A, 180W, Input: 100~240V AC, 50/60Hz universal TYPE-C, 65W AC Adapter, Output: 20V DC, 3.25A, 65W, Input: 100~240V AC 50/60Hz universal

Berat

  • 1.70 Kg (3.75 lbs)

Dimensi (L x D x T)

  • 32.4 x 22.0 x 1.99 ~ 1.99 cm (12.76″ x 8.66″ x 0.78″ ~ 0.78″)

Untuk gaming, saya menguji performa ROG Zephyrus G14 dengan dua jenis game seperti biasa. Ada game free to play dan game AAA. Untuk game free to play ada Dota 2 dan VALORANT. Sementara untuk game AAA ada Mafia: Definitve Edition dan World of Warcraft: Shadowlands.

Berhubung Dota 2 dan VALORANT tidak butuh spesifikasi hardware yang terlalu tinggi, maka saya mengharapkan laptop bisa menjalankan kedua game tersebut dengan lancar. Karena hal tersebut, saya juga mematok standar fps yang lebih tinggi. Untuk review ini, saya mematok 120 fps sebagai target mengingat display laptop yang memiliki refresh rate 120Hz.

Sayangnya Zephyrus G14 tidak berhasil mencapai target tersebut, walau catatan fps yang didapatkan terbilang tidak terlalu jauh dari target. Dengan menggunakan pengaturan rata kanan, Dota 2 mencapai rata-rata sebesar 92 fps. Memang tidak mencapai target, tapi saya masih merasa pergerakannya mulus di mata.

VALORANT berhasil mencapai target tersebut. Dengan preset grafis rata kanan, VALORANT mencatatkan rata-rata sebesar 125 fps. Saya cukup puas dengan performa laptop ini saat memainkan game free to play. Game tetap responsif serta punya aspek visual yang baik karena memberi catatan fps yang tinggi di pengaturan rata kanan. Catatan fps lebih lengkap bisa Anda lihat pada grafik di bawah ini.

Review ROG Zephyrus G14 Dota 2 Review ROG Zephyrus G14 VALORANT

Sayangnya ROG Zephyrus G14 mungkin masih belum bisa memuaskan kaum PC Master Race yang hobi bermain game AAA. Saya juga kurang puas dengan performanya saat menjalankan game AAA mengingat harga yang dipatok oleh laptop ini.

ROG Zephyrus G14 hanya bisa mencapai kisaran 40+ fps saja untuk titel AAA yang saya uji. World of Warcraft: Shadowlands mencatatkan fps rata-rata yang lumayan, yaitu 58 fps pada preset pengaturan grafis rata kanan. Namun ROG Zephyrus G14 sempat mencatatkan minimum framerate sebesar 21 fps dalam skenario open world, terutama di area Bastion yang memang cenderung intensif secara grafis.

ROG Zephyrus G14 juga cukup ngos-ngosan saat menjalankan Mafia: Definitive Edition. Pengujian saya lakukan pada adegan awal game yang berupa kejar-kejaran menggunakan mobil taksi. Dari pengujian tersebut, ROG Zephyrus mencatatkan rata-rata 40 fps pada preset pengaturan grafis High (rata kanan). Fps berangsur meningkat menjadi rata-rata 43 fps pada pengaturan Medium, sampai akhirnya menjadi rata-rata 60 fps pas pada pengaturan Mow.

Review ROG Zephyrus G14 Mafia Review ROG Zephyrus G14 Warcraft

Tetapi angka hanyalah angka. Sepanjang saya menguji kemampuan laptop dengan game-game tersebut, saya merasakan pengalaman bermain yang flawless. Walaupun ada catatan penurunan fps yang cukup jauh, game masih berjalan dengan stabil tanpa ada stutter yang benar-benar terasa. Pokoknya animasi game terasa mulus di mata sepanjang saya melakukan pengujian.

Beralih ke performa suhu, ROG Zephyrus punya kemampuan thermal yang cukup unik seperti apa yang saya tulis di awal sub-bagian ini. Catatan angka suhu CPU dan GPU masing-masing stabil di kisaran 90+ dan 70+ derajat celsius. Untuk catatan suhu secara lebih lengkap, Anda bisa melihat grafis di bawah ini yang menunjukkan suhu pada saat menjalankan pengujian pada  game yang saya sebut di atas.

Catatan suhu yang dibukukan memang bukan yang terbaik, tapi setidaknya suhu tidak menyentuh angka 100 derajat celsius. Ditambah lagi panas laptop juga bisa reda dengan cepat seperti yang Anda lihat pada histogram di atas. Dengan suhu seperti demikan, kekurangan dari laptop ini adalah rasa panas yang ternyata terasa sampai ke tangan ketika sedang mengoperasikan laptop. Karena itu bermain game berlama-lama di ROG Zephyrus G14 kadang menimbulkan rasa tidak nyaman.

Rancangan arah pembuangan udara panas laptop yang mungkin jadi biang kerok masalah tersebut. Pembuangan udara panas di belakang laptop terbagi jadi dua bagian, satu bagian mengarah ke atas, satu bagian mengarah ke bawah. Bagian yang mengarah ke atas bisa dikatakan sebagai sumber suhu panas yang membuat area keyboard jadi agak tidak nyaman saat digunakan dalam durasi lama. Selain itu Anda juga harus hati-hati, jangan sampai menyentuh bagian tersebut karena suhunya yang sangat panas.

Arah pembuangan udara panas yang mengarah ke atas. Dekat dengan monitor dan keyboard.
Arah pembuangan udara panas yang mengarah ke atas. Dekat dengan monitor dan keyboard.

Dari segi benchmarking, hasil skor 3DMark terpaut 2 ribu lebih jika dibandingkan dengan MSI Bravo 15 yang memiliki CPU sama, namun menggunakan GPU RX5500M. Apabila Anda penasaran, Anda mungkin bisa lihat sendiri pada tabel urutan kemampuan GPU dalam menjalankan 3DMark. Untuk hasil benchmark lebih lengkap, Anda bisa lihat rangkaian tangkapan gambar di bawah ini.

Terakhir adalah soal performa baterai. Untuk pengujiannya saya memutar video HD 1080p secara looping mulai dari baterai penuh hingga mati. Berdasarkan dari perkiraan sistem Windows 10, baterai laptop akan habis setelah 5 jam 15 menit. Ternyata perkiraan dari sistem Windows tidak jauh beda dengan kondisi sesungguhnya.

Catatan ketahanan baterai laptop ROG Zephyrus G14.
Catatan ketahanan baterai laptop ROG Zephyrus G14.

Pengujian dilakukan mulai pukul 17:35 dan laptop akhirnya mati pada pukul 22:44 (sekitar 5 jam 9 menit). Setelahnya saya memulai menguji kecepatan charging dari laptop. Sistem Windows 10 memperkirakan laptop akan terisi penuh dalam durasi 1 jam 26 menit. Pada kondisi sesungguhnya, saya memulai charging pada pukul 22:55 dan laptop ternyata selesai melakukan charging dari 0-80% (angka charging baterai optimal) pada pukul 00:00 (sekitar 1 jam 5 menit).

 

Kesimpulan

Dengan harga Rp23.999.000, ROG Zephyrus G14 GA401 bisa dibilang kurang worth it kalau kita hanya bicara performa saja. Lihat saja hasil pengujiannya. Performa ROG Zephyrus G14 GA401 sebenarnya juga bisa kita dapatkan pada laptop lainnya yang punya harga lebih murah.

Meski begitu ROG Zephyrus G14 GA401 punya nilai tambah yang cukup solid apabila kita ingin membicarakan laptop tersebut sebagai sebuah produk secara keseluruhan.

Build quality mantap, ukuran ringkas dengan performa bertenaga, performa thermal yang mampu mendinginkan laptop dengan cukup cepat, kualitas speaker yang luar biasa, dan tentunya teknologi Anime Matrix sebagai gimmick gemas menyenangkan menjadi poin-poin tambahan yang bisa Anda dapatkan dari laptop ini.

Jadi saya rasa apabila Anda sedang mencari laptop gaming yang berukuran ringkas dan punya penampilan ciamik, Zephyrus G14 bisa menjadi salah satu pilihannya.

Review ASUS TUF Gaming A15 FX506: Performa Kencang Kombinasi AMD dengan Nvidia

Memilih laptop yang tepat memang bisa dibilang susah-susah gampang. Dalam urusan laptop gaming, ada beberapa laptop yang rancangannya mantap, tapi jeroannya agak tanggung. Sementara pada sisi lain, ada juga laptop yang punya jeroan mumpuni untuk gaming tapi malah punya rancangan yang mungkin kurang memuaskan.

Sekitar bulan Juni 2020 lalu, ASUS meluncurkan lini TUF (The Ultimate Force) Gaming terbaru, yaitu TUF Gaming A15. Menggunakan CPU AMD Ryzen terbaru dan GPU NVIDIA GeForce seri RTX, laptop ini diharapkan memiliki performa yang kencang. Saya kebetulan mendapat kesempatan menjajal ASUS TUF Gaming A15 dan cukup penasaran dengan performa, maupun kualitas laptop ini secara keseluruhan.

Kebetulan, saya dipinjamkan ASUS TUF Gaming A15 versi FX506 yang merupakan varian dengan spesifikasi tertinggi. Sebelum membahas lebih jauh soal ASUS TUF Gaming A15 FX506, simak dulu spesifikasi lengkap dari laptop yang dibanderol dengan harga Rp20.299.000 berikut ini:

Spesifikasi

  • Prosesor – AMD Ryzen Mobile 7 4800H 8 Core 16 Thread
  • GPU – 6GB NVIDIA GeForce RTX 2060
  • RAM – 16 GB DDR4 3200 MHz Dual Channel
  • Storage SSD PCIe NVMe 512 GB
  • Monitor 15,6 inci Full HD 144Hz 3ms Adaptive Sync
  • OS Windows 10
  • Bobot 2.3 Kg
  • Dimensi 359,8 x 256 x 24,7 mm
  • Audio DTS-X Ultra

Dengan harga yang cukup tinggi, kira-kira bagaimana kualitas ASUS TUF Gaming A15 FX506IV secara produk laptop gaming secara keseluruhan? Berikut ulasan saya:

 

Tampilan, Desain, dan ASUS TUF Gaming A15 FX506IV Secara Keseluruhan

Melihat dari kulit luar, ASUS TUF Gaming A15 terbilang cukup minimalis, sembari tetap mempertahankan identitasnya sebagai laptop gaming. ASUS TUF Gaming A15 hanya menyediakan varian warna Fortress Gray saja untuk rilisan Indonesia. Varian warna Fortress Gray memiliki warna abu-abu layaknya aluminium, dengan ornamen berupa mur besi di setiap pojok, dan logo TUF di tengah.

Tampilan kalem ala militer tersebut cenderung lebih low-profile, jika dibanding dengan laptop gaming lain, yang kadang juga menyajikan ornamen lampu RGB di bagian belakang laptop. Dengan tampilan seperti itu, TUF Gaming A15 terbilang masih cocok untuk digunakan dalam berbagai keadaan, termasuk keadaan formal.

Walau rancangan cover belakang laptop minimalis, tapi Anda akan merasakan feel yang berbeda setelah mengintip ke bawah cover belakang, Anda akan menemukan exhaust untuk mengeluarkan udara panas, yang berpenampilan ala racing dengan warna tembaga. Sekilas, kombinasi warna hitam dan tembaga pada bagian exhaust membuat saya jadi teringat bagian belakang mobil Lamborghini, yang seakan ingin mempertegas betapa kencangnya performa laptop ini. Build quality dari TUF Gaming A15 bisa dibilang cukup solid, walau semua bagian laptop terbuat dari plastik; termasuk bagian belakang laptop yang wujudnya seperti alumunium.

Dari segi I/O port, TUF Gaming A15 hadir dengan rancangan yang standar, yaitu colokan berada di sisi samping laptop. Tak seperti port colokan belakang, port colokan samping mungkin akan membuat laptop jadi terkesan berantakan. Walau demikian, saya cukup salut dengan rancangan ASUS terhadap port colokan TUF Gaming A15.

Kebanyakan colokan sengaja diletakkan di bagian kiri, sehingga bagian kanan laptop punya ruang yang lebih luas. Rancangan ini membuat saya (yang kebetulan sedang hobi main VALORANT) jadi lebih leluasa menggerakkan mouse, karena semua peripheral saya colokkan ke 2 port USB A yang ada di sisi kiri laptop.

Berlanjut ke keyboard, TUF Gaming A15 mempromosikan sebuah teknologi bernama Overstroke Technology pada bagian keyboard. Mengutip laman resmi ASUS TUF A15, dikatakan bahwa Overstroke Technology memungkinkan keyboard laptop ini bertahan lebih lama sampai dengan 20 juta tekanan.

Walaupun dipasarkan memiliki daya tahan yang kuat, namun sepertinya keyboard ASUS TUF Gaming A15 terbilang kurang cocok untuk gaming. Salah satu alasannya, karena keyboard ini tidak mendukung N-Key RollOver (NKRO), yang memungkinkan pengguna melakukan input tombol keyboard sebanyak apapun yang diinginkan. Saya menguji hal ini di laman pengujian fitur NKRO. Hasilnya keyboard TUF Gaming A15 cuma bisa menerima 8 input saja paling maksimal.

Ketiadaan dukungan NKRO membuat keyboard bisa jadi ghosting, yaitu kejadian ketika input tidak masuk walau tombol keyboard sudah ditekan. Tanpa NKRO, pemain Dota 2 yang menggunakan hero Invoker bisa jadi kesulitan, gara-gara tombol yang ditekan mungkin jadi tidak masuk sebagai input. Namun demikian, sejauh saya menggunakan laptop ini, ketiadaan fitur NKRO terbilang tidak mengganggu. Saya belum pernah menemukan momen ghosting ketika sedang bermain game, ataupun mengetik untuk kebutuhan produktivitas sehari-hari. Keyboard TUF Gaming A15 juga mendukung LED backlit berwarna. Walau punya beragam warna, sayangnya hanya satu warna yang aktif dalam satu waktu secara default.

 

Performa dan Suhu

Kalau ditanya bagaimana performa si ASUS TUF Gaming A15 FX506IV, jawaban tercepat yang bisa saya berikan adalah, KENCANG! Tapi jujur, kalau urusan bermain game di PC, saya terbilang lebih jelata kalau dibandingkan dengan Chief Editor Hybrid, Yabes Elia; yang memang seorang PC Master Race. Jadi saya merasa bahwa performa laptop ini adalah yang terkencang, dibanding dengan laptop dan PC built-in yang pernah saya bahas.

Patokan kencang saya dalam hal gaming juga mungkin agak sedikit receh. Seperti sebelumnya, untuk gaming kompetitif dan mengoptimalkan display 144Hz dari laptop ini, saya menggunakan PUBG dan Apex Legends. Sementara untuk game AAA saya menggunakan Assassin’s Creed Odyssey dan Metro Exodus sebagai patokan.

Sebelum menuju ke pembahasan performa, saya ingin memberi tahu terlebih dahulu bahwa TUF Gaming A15 memiliki 3 preset pengaturan performa laptop. Tiga mode tersebut adalah Silent, Performance, dan Turbo, yang bisa Anda temukan di halaman utama aplikasi Armoury Crate.

Mode Silent akan memperlambat putaran kipas untuk mengurangi kebisingan, seraya mengurangi performa CPU serta GPU secara keseluruhan. Mode Performance membuat TUF Gaming A15 berjalan lebih optimal dengan kipas berputar lebih kencang, dan tentunya lebih bising. Sementara Mode Turbo mungkin bisa dibilang semacam ‘overclock kecil-kecilan’, meningkatkan performa CPU dan GPU secara keseluruhan dengan putaran kipas paling kencang mencapai 5600 RPM.

Penampakan software Gaming Crate, dan beberapa mode yang bisa dipilih. Sumber; Akbar Priono - Hybrid.co.id
Penampakan software Armoury Crate dan beberapa mode yang bisa dipilih. Sumber: Akbar Priono – Hybrid.co.id

Untuk PUBG dan Apex Legends, secara umum, saya bisa bilang kedua game tersebut berjalan dengan lancar di laptop ini (ya iyalah! AMD Ryzen 7 4800H dan GeForce RTX 2060… Hehe). ASUS TUF Gaming A15 bisa menjalankan PUBG dengan pengaturan grafis rata kanan, dan berhasil mendapatkan 80,9 average fps (Frame per Second) saat menggunakan mode Performance. Saat menggunakan Mode Turbo, performa jadi lebih meningkat, dan mendapatkan 90,4 average fps pada pengaturan grafis yang sama.

Sementara itu, Apex Legends juga bisa berjalan lebih lancar lagi. Dengan pengaturan rata kanan, Anda bisa mendapatkan 102 average fps. Tapi jika Anda mengutamakan fps tertinggi, mungkin Anda perlu menurunkan sedikit pengaturan menjadi medium untuk bisa mendapatkan 114,1 average fps.

Untuk game AAA, saya yang jelata ini begitu kagum ketika melihat Metro Exodus dengan pengaturan grafis Extreme, RTX On, dan Hairworks On, bisa berjalan dengan 56.0 average fps. Walau begitu, rata-rata scene pertarungan sebenarnya hanya mendapatkan 40an fps saja. Tapi menurut saya, 40an fps terbilang masih cukup playable karena juga mendapat pertukaran yang adil berupa kualitas visual yang ciamik.

Tidak berhenti sampai Metro Exodus saja, Assassin’s Creed Odyssey juga berjalan dengan mulus pada laptop ini. Menguji performa dengan menggunakan ingame benchmark, TUF Gaming A15 berhasil menjalankan game dengan pengaturan grafis rata kanan dan mendapatkan 49 average fps.

Lebih lanjut berikut catatan hasil performa ASUS TUF Gaming A15 untuk menjalankan game-game terkini yang lebih detail:

PUBG

Sumber: Akbar Priono - Hybrid.co.id
Sumber: Akbar Priono – Hybrid.co.id

Ultra, Mode Performance

  • Average frame rate – 80.9 fps
  • Minimum frame rate – 37.8 fps
  • Maximum frame rate – 141.0 fps

Ultra, Mode Turbo

  • Average frame rate – 90.4 fps
  • Minimum frame rate – 68.5 fps
  • Maximum frame rate – 155.5 fps

High, Mode Performance

  • Average frame rate – 77.5 fps
  • Minimum frame rate – 45.3 fps
  • Maximum frame rate – 140.4 fps

Medium, Mode Performance

  • Average frame rate – 91.5 fps
  • Minimum frame rate – 61.9 fps
  • Maximum frame rate – 175.1 fps

Apex Legends

Sumber: Akbar Priono - Hybrid.co.id
Sumber: Akbar Priono – Hybrid.co.id

Pengaturan Grafis Tertinggi

  • Average frame rate – 102.0 fps
  • Minimum frame rate – 74.0 fps
  • Maximum frame rate – 171.1 fps

Pengaturan Grafis High

  • Average frame rate – 101.1 fps
  • Minimum frame rate – 66.2 fps
  • Maximum frame rate – 144.8 fps

Pengaturan Grafis Medium

  • Average frame rate – 114.1 fps
  • Minimum frame rate – 81.4 fps
  • Maximum frame rate – 144.8 fps

Metro Exodus

Sumber: Akbar Priono - Hybrid.co.id
Sumber: Akbar Priono – Hybrid.co.id

Pengaturan Grafis Tertinggi, RTX On, HairWorks – On, Mode Turbo

  • Average frame rate – 56.0 fps
  • Minimum frame rate – 35.9 fps
  • Maximum frame rate – 93.8 fps

Pengaturan Grafis Tertinggi, RTX – On, HairWorks – On, Mode Performance

  • Average frame rate – 53.9 fps
  • Minimum frame rate – 34.3 fps
  • Maximum frame rate – 90.2 fps

Pengaturan Grafis Menengah, RTX – Off, HairWorks – Off, Mode Performance

  • Average frame rate – 95.7 fps
  • Minimum frame rate – 50.3 fps
  • Maximum frame rate – 189.8 fps

Assassin’s Creed Odyssey

Ultra High, Mode Performance

  • Average frame rate – 49 fps
  • Minimum frame rate – 19 fps
  • Maximum frame rate – 89 fps

Ultra High, Mode Turbo

  • Average frame rate – 50 fps
  • Minimum frame rate – 28 fps
  • Maximum frame rate – 88 fps

Very High, Mode Performance

  • Average frame rate – 60 fps
  • Minimum frame rate – 29 fps
  • Maximum frame rate – 95 fps

High, Mode Performance

  • Average frame rate – 68 fps
  • Minimum frame rate – 40 fps
  • Maximum frame rate – 103 fps

Pada benchmark menggunakan 3DMARK, dan PCMARK 10 saya mencoba lebih lanjut menguji perbedaan antara mode Silent, Performance, dan Turbo. Dengan menggunakan 3DMARK Time Spy dan Fire Strike, saya menemukan salah satu perbedaan dari mode tersebut ada pada average clock frequency GPU. Pada mode Silent, average clock frequency GPU berjalan lebih rendah, sementara mode Performance membuat GPU berjalan dengan average clock frequency lebih tinggi, dan mode Turbo lebih tinggi lagi. Mengingat yang diubah adalah average clock frequency GPU, tentu saja perbedaan skor 3DMARK antar mode menjadi berbeda, terutama antara mode Silent dengan mode Performance.

Dari sisi Thermal, CPU TUF Gaming A15 beberapa kali menyentuh angka 100 derajat celsius. Pengukuran sendiri saya lakukan dengan menggunakan software Open Hardware Monitor. Walaupun suhu mencapai angka 100 derajat celsius, namun tidak ada penurunan performa sejauh saya melakukan benchmark, ataupun bermain game dalam durasi yang panjang. Salah satu contoh bisa Anda lihat pada gambar di atas, perbandingan skor Cinebench R15 yang tidak begitu jauh walau dilakukan sebanyak 5 kali berturut-turut.

Selain itu, saya juga menemukan bahwa mode Turbo cenderung lebih mendinginkan GPU. Hal tersebut terlihat dari perbedaan suhu saat memainkan PUBG dengan mode Turbo yang 5 derajat celsius lebih rendah dibanding dengan mode Performance. Kondisi tersebut juga terlihat dalam bencmark menggunakan 3DMARK, dengan suhu GPU 3 derajat celsius lebih rendah saat menggunakan mode Turbo.

 

Display

Sumber: Akbar Priono - Hybrid.co.id
Sumber: Akbar Priono – Hybrid.co.id

Mengutip laman resmi ASUS TUF A15 dikatakan bahwa layar TUF Gaming A15 memiliki spesifikasi sebagai berikut

  • 15.6″ (16:9)
  • LED-backlit FHD (1920×1080)
  • Anti-Glare IPS-level
  • 144Hz Panel with 45% NTSC With Adaptive Sync

Melihat dari spesifikasi layarnya, memang benar bahwa reproduksi warna terbilang jadi salah satu kelemahan laptop ini. Secara respon, saya sih merasa layar 144Hz ini dengan Adaptive Sync ini sudah lebih dari cukup. Respon yang diberikan cukup cepat, memberikan pengalaman bermain game yang mulus tanpa ada screen-tearing, walau saya bergerak cepat dalam game VALORANT.

Namun demikian, reproduksi warna dan tingkat kecerahan display TUF Gaming A15 terbilang menjadi satu hal yang cukup mengganjal bagi saya. TUF Gaming A15 terbilang cukup keteteran untuk menghasilkan warna yang cerah, yang salah satu fungsinya adalah agar lebih mudah menemukan musuh ketika main game FPS kompetitif. Untungnya ASUS menyematkan software Game Visual, yang berisi beberapa preset reproduksi warna display untuk beberapa jenis game, termasuk FPS.

Tingkat kecerahannya pun terbilang tidak begitu tinggi. Mengutip ulasan ultrabookreview.com, tingkat kecerahan display monitor ASUS TUF Gaming A15 adalah sekitar 250 nits. Kalau sepengalaman saya menggunakan laptop ini, saya merasa tingkat kecerahan display laptop bahkan masih kalah dengan terangnya lampu kamar pada pengaturan tertinggi.

 

Baterai

Sumber: Akbar Priono - Hybrid.co.id
Sumber: Akbar Priono – Hybrid.co.id

Mengutip dari laman spesifikasi resmi, ASUS TUF Gaming A15 memiliki baterai sebesar 48 Wh. Berdasarkan claim dari laman produk, ASUS TUF Gaming bisa berjalan sampai dengan 8,7 jam untuk browsing, dan 12,3 jam untuk memutar video. Untuk menguji daya tahan baterai laptop, saya memutar video dengan resolusi 1080p secara berulang-ulang sampai laptop mati. Hasilnya adalah laptop berhasil bertahan selama 2 jam 46 menit 43 detik. Namun memang, catatan tersebut adalah daya tahan baterai dengan menggunakan mode Performance, yang dipilih secara default oleh laptop. Ketahanan baterai tentu akan bervariasi tergantung tingkat penggunaan, dan mode yang Anda pilih.

 

Kesimpulan

Dengan banderol harga Rp20.299.000, ASUS TUF Gaming A15 FX506 sebenarnya sudah terbilang cukup baik dari segi performa, malah mungkin lebih dari cukup. Kekurangannya mungkin hanyalah dari sisi display yang terkesan tanggung, tampilan yang cenderung minimalis, dan suara kipas yang cenderung bising.

Jadi apabila Anda yang ingin punya laptop spesifikasi tinggi, banderol harga ASUS TUF Gaming A15 FX506 terbilang cukup “murah”. Kenapa TUF Gaming A15 terbilang murah? Coba misalnya Anda bandingkan dengan ROG Zephyrus G14. Walau memiliki spesifikasi yang agak mirip, namun ROG Zephyrus dibanderol dengan harga Rp23.999.000, dan bahkan memiliki GPU yang lebih rendah yaitu GTX 1650 Ti.

Jadi Rp20 juta untuk Ryzen 7 4800H dan GeForce RTX 2060, dengan kompromi berupa produk laptop yang secara keseluruhan terbilang biasa-biasa saja? Yaa, masih cukup adil lah.