Tag Archives: Rey Assurance

Startup insurtech Rey berkolaborasi dengan Kimia Farma, melalui jaringan Kimia Farma Diagnostika dan Kimia Farma Apotek sediakan akses kesehatan

Startup Insurtech Rey Berambisi Ubah Skema Benefit Karyawan di Indonesia

Startup insurtech Rey memiliki ambisi tinggi dalam rangka mengubah skema benefit karyawan di Indonesia. Dalam upayanya mencapai misi tersebut, perusahaan berkolaborasi dengan banyak bisnis, teranyar bersama Kimia Farma, tepatnya melalui jaringan Kimia Farma Diagnostika dan Kimia Farma Apotek.

Kolaborasi tersebut memungkinkan member Rey mengakses layanan kesehatan secara cashless di jaringan klinik, laboratorium, dan apotek Kimia Farma. Sebelumnya, pada Juni 2023, perusahaan berkolaborasi dengan SATURDAYS menghadirkan produk membership kesehatan berbasis proteksi bagi individu untuk manfaat kacamata.

“Kami bukan hanya ingin memberikan proteksi yang optimal bagi karyawan perusahaan, tapi juga memberikan layanan Kesehatan yang bersifat end-to-end, tidak hanya kuratif tapi juga promotif dan preventif,” ucap Co-founder dan CEO Rey Evan Wijaya Tanotogono kepada DailySocial.id.

Dia melanjutkan, proteksi yang optimal ini pada akhirnya dapat meningkatkan engagement karyawan dengan perusahaan dan meningkatkan level kesehatan, serta produktivitas karyawan secara keseluruhan. Tak hanya itu, Rey juga ingin memberikan fleksibilitas dan akses terhadap kebutuhan bisnis yang beragam, mulai dari ukuran perusahaan dari 5 hingga 10 ribu karyawan per perusahaan, hingga model layanan kesehatan yang dibutuhkan.

“Karena kami percaya, kebutuhan baik dari perusahaan (HR, karyawan, decision makers) akan semakin beragam dan akan membutuhkan partner yang dapat pivot beyond the status quo.”

Terkait kolaborasi teranyar dengan Kimia Farma, Evan menjelaskan layanan kesehatan pada masa kini sudah seharusnya terintegrasi antara pencegahan dan penyembuhan, antara online dan offline, dan terintegrasi dengan program proteksi. Walaupun demikian, kendati produk proteksi menyediakan produk perlindungan untuk menanggung biaya dan risiko kesehatan, layanan kesehatanlah yang menjadi garis depan berinteraksi dan melawan masyarakat.

“Rey menyediakan akses layanan kesehatan menyeluruh yang berfokus pada wellbeing dan kesehatan itu sendiri. Di Rey, para member dapat sepenuhnya mengakses layanan kesehatan dan berfokus pada wellbeing-nya karena kami berfokus pada kesehatan bukan pada kesakitan.”

Direktur Utama Kimia Farma Lab & Klinik Ardhy Nugrahanto Wokas menyampaikan, pihaknya mengapresiasi kolaborasi antara kedua perusahaan. Selaku penyedia layanan kesehatan kuratif, perusahaan akan berupaya meningkatkan kemudahan layanan dan sebaran klinik kesehatan, laboratorium diagnostik medik, dan apotek agar semakin mudah dijangkau member Rey di seluruh Indonesia.

Menurut Evan, inovasi perusahaan akan terus berlanjut, sebab misinya adalah memberikan akses terhadap pelayanan kesehatan holistik yang terjangkau untuk lebih banyak lapisan masyarakat Indonesia. “Tentunya yang tidak hanya hadir pada saat sakit, namun seutuhnya ingin meningkatkan keseluruhan level kesehatan member yang mendaftar.”

Tercatat sebagai IKD

Rey yang baru berdiri di 2021 ini telah resmi tercatat sebagai penyelenggara Inovasi Keuangan Digital (IKD) di OJK. Rey menjadi insurtech ketiga yang resmi tercatat setelah melewati proses audit oleh Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) dan tim IKD OJK.

Perusahaan pun harus tunduk menaati kaidah-kaidah yang telah ditetapkan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh kepercayaan dari regulator maupun masyarakat terhadap platform Rey. “Kami tentu akan mengembangkan cakupan pelayanan kesehatan kami menjadi lebih luas, sehingga manfaat yang didapatkan member terhadap aspek kesehatannya dapat menjadi lebih holistik.”

Evan melanjutkan, klaster insurtech merupakan inovasi digital untuk mempermudah Masyarakat mengakses produk asuransi dan mendapatkan pengalaman yang lebih baik, mulai dari proses pendaftaran hingga pengajuan klaim.

Rey memiliki visi menghadirkan akses kesehatan secara menyeluruh yang semuanya disatukan dalam satu paket langganan yang terjangkau dalam platform-nya. Semua fitur dan akses kesehatan, yakni fitur preventif, layanan kesehatan kuratif (penyembuhan) dari konsultasi dokter, rawat inap hingga rehabilitatif kondisi kritis sudah ditanggung oleh produk proteksi kesehatan yang terintegrasi dalam aplikasi Rey. Masyarakat pun bisa mendapatkan solusi dan pengalaman kesehatan yang menyeluruh dan lebih baik.

Dipaparkan, pengguna Rey tidak tersentralisasi di kota-kota besar saja, tapi sudah menyebar ke Banda Aceh hingga Manokwari. Total penggunanya mencapai lebih dari 30 ribu pengguna sejak pertama diluncurkan. Di samping itu, perusahaan telah memfasilitasi pembayaran 3.800 klaim dengan total senilai lebih dari Rp1,4 miliar hingga Agustus 2023.

“Dengan sejumlah pencapaian yang telah kami peroleh, kami berkomitmen akan menjadi insurtech yang membuka akses kesehatan bagi masyarakat dan menjadi penggerak inovasi keuangan sesuai ketentuan OJK,” tutup Evan.

Application Information Will Show Up Here
Startup insurtech Rey Assurance mengumumkan pendanaan baru sebesar $4,2 juta dipimpin oleh Trans-Pacific Technology Fund, Genesia Ventures, dan PT Reycom Document Solusi

Startup Insurtech Rey Umumkan Pendanaan 63 Miliar Rupiah

Startup insurtech Rey Assurance mengumumkan pendanaan baru sebesar $4,2 juta (lebih dari 63 miliar Rupiah) dipimpin oleh Trans-Pacific Technology Fund (TPTF), Genesia Ventures, dan PT Reycom Document Solusi (RDS).

TPTF merupakan investor pra-awal Rey yang menyuntik dana sebesar $1 juta pada September 2021. Bersamaan dengan itu, perusahaan juga merilis fitur pendukung untuk kartu keanggotaan dinamai ReyCare, ReyCard, dan ReyFit.

Dalam keterangan resminya, Co-founder & CEO Rey Evan Wijaya Tanotogono menjelaskan, perusahaannya membawa misi ingin mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat dan terproteksi. Maka dari itu, Rey membuka akses seluas-luasnya terhadap asuransi kesehatan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan biaya terjangkau demi mendapatkan layanan kesehatan yang lebih baik.

“Hal ini lantaran, penetrasi asuransi di negara ini masih rendah dan layanan kesehatan yang ada masih terkonsentrasi di wilayah tertentu,” ucapnya.

Produk baru

Dalam pembaruan terkini, Rey menambahkan produk proteksi baru, yakni ReyCare, ReyCard, dan ReyFit untuk melengkapi kartu proteksi kesehatan yang sudah diluncurkan sejak awal, meliputi manfaat rawat jalan dan rawat inap.

ReCare merupakan fitur yang melayani anggota untuk mengakses seluruh layanan kesehatan, mulai dari chat dokter sepuasnya untuk mendapatkan triase dan tindakan lanjutan yang sesuai, penebusan resep online, pembuatan janji dengan dokter, hingga proses pembayaran di rumah sakit. Semuanya dilakukan tanpa biaya tambahan, dilakukan secara digital melalui aplikasi, dan dibantu oleh tim Rey.

Dengan menggunakan fitur chat dokter yang disediakan, para pengguna segera mendapatkan diagnosis awal yang dapat dilanjutkan dengan pemberian resep obat oleh dokter yang ada dalam tim ReyCare. Seluruh dokter dalam tim ReyCare telah dipastikan memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik (SIP) serta melaksanakan konsultasi berdasarkan SOP yang sesuai dengan kaidah kedokteran.

Resep dokter pun dapat ditebus langsung melalui aplikasi untuk untuk dikirim maupun diambil sendiri. Semuanya sesuai preferensi dan kenyamanan anggota. Jika diberikan rekomendasi untuk menemui dokter secara tatap muka, maka tim ReyCare akan membantu proses pemilihan rumah sakit atau dokter yang diinginkan oleh anggota sampai membuat janji temu.

Berikutnya ReyCard, berupa kartu debit berbasis jaringan GPN yang dapat digunakan sebagai metode pembayaran cashless di faskes manapun di seluruh Indonesia. Kemudian, ReyFit, untuk memotivasi anggota menjalankan hidup lebih sehat, salah satunya dengan target harian yang dapat dilacak untuk jumlah langkah kaki dan tingkat hidrasi.

Menariknya, ReyFit tidak hanya diperuntukkan untuk anggota Rey tapi juga pengguna aplikasi yang belum menjadi anggota. Jika pengguna memenuhi milestone kesehatan akan diberikan berbagai hadiah melalui ReyCoin.

Ekosistem Rey

Sejak awal berdiri, Rey membawa pendekatan baru dengan mengambil model berlangganan untuk mengubah perspektif masyarakat saat membeli produk asuransi. Dalam kartu keanggotaan, pengguna dapat memilih produk proteksi kesehatan yang sesuai dengan biaya terjangkau, layaknya mengakses layanan streaming musik dan hiburan.

Produk proteksi ini telah dilengkapi dengan fitur-fitur ekosistem kesehatan, sehingga Rey hadir sebagai one-stop solution yang melindungi sekaligus melayani kebutuhan kesehatan para anggotanya. Proteksi kesehatan yang dapat diakses melalui Rey saat ini mencakup rawat jalan dan rawat inap.

Saat pertama kali menjadi anggota, maka membership-nya sudah mencakup manfaat rawat jalan yang disediakan dari polis Rey Outpatient Care dan dilengkapi dengan fitur-fitur utama Rey, yaitu ReyCare, ReyCard, dan ReyFit. Semuanya dapat diperoleh dengan harga langganan mulai dari Rp35 ribu per bulan.

Polis Rey Outpatient Care juga menanggung biaya medis apabila anggota diharuskan berobat offline, termasuk konsultasi dokter umum dan dokter spesialis, pemeriksaan laboratorium, tebus resep obat lewat aplikasi, rawat jalan darurat akibat kecelakaan. Apabila anggota ingin menambahkan dengan rawat inap, harganya terjangkau dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

Rey menawarkan tiga cakupan rawat inap. Adapun yang paling komprehensif, Rey Complete Care, meng-cover semua kondisi kesehatan selama tidak masuk ke dalam pengecualian. Rey Complete Care memberikan pertanggungan biaya medis rawat inap hingga batas limit tahunan Rp1 miliar, perawatan kamar 1 tempat tidur di Indonesia dan Malaysia. Semuanya sesuai tagihan atau as charge.

Tambahan polis rawat inap Rey Complete Care dapat diperoleh anggota, mulai dari Rp105 ribu per bulan. Apabila anggota menginginkan perlindungan yang lebih terjangkau, Rey menyediakan Rey Accident & Infection Care, yaitu asuransi rawat inap yang mengcover risiko cedera akibat kecelakaan serta 16 penyakit menular.

Lalu, Polis Rey Accident & Infection Care dimulai dari Rp95 ribu per bulan. Kemudian, Rey Critical Care yang mencakup 9 risiko penyakit kritis, termasuk kanker, serangan jantung, stroke, hingga gagal ginjal. Produk ini dapat diperoleh mulai dari Rp10 ribu per bulan.

“Dengan pendekatan digital first secara operasional maupun distribusi akses produk, Rey dapat memberikan premi yang lebih terjangkau kepada pengguna. Hal ini juga diperkuat oleh optimalisasi layanan kesehatan yang terintegrasi. Selain itu, dengan pendekatan ini, kami juga dapat menyajikan informasi yang lebih efisien dan straightforward sehingga masing-masing calon member mendapatkan kebebasan untuk menelaah, memilih, dan membeli produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka semudah mengakses dari gadget masing-masing,” ujar Evan.

Proses pembayaran premi keanggotaan pun sangat mudah, yakni setelah proses pengisian data dilengkapi, calon Member dapat memilih metode membership secara bulanan atau tahunan menggunakan kartu kredit, e-wallet (OVO, DANA, Shopee), atau transfer Virtual Account (VA).

Tidak hanya permudah proses pembelian, perusahaan juga mengedepankan kemudahan saat klaim. Evan menjelaskan, proses klaim sepenuhnya dilakukan tanpa kertas (paperless) untuk rawat inap dan rawat jalan. Kemudian, proses klaim dapat dilakukan hanya dengan mengunggah foto dokumen medis yang diperlukan melalui aplikasi Rey.

Kedua, saat anggota mengalami perawatan, segala proses mulai dari pre-admisi, admisi, hingga discharge akan ditemani oleh tim ReyCare. Untuk proses pre-admisi, anggota dapat menghubungi tim ReyCare melalui chat yang tersedia pada aplikasi Rey. Tujuannya agar segala proses dapat dipersiapkan lebih awal oleh tim ReyCare sehingga tidak ada lagi proses menunggu berjam-jam di rumah sakit karena kurangnya koordinasi antara rumah sakit dengan pihak asuransi.

Ketiga, anggota juga dibekali dengan ReyCard, yaitu kartu pembayaran cashless yang dapat digunakan di rumah sakit dan penyedia kesehatan mana pun di seluruh Indonesia. ReyCard dapat digunakan pada mesin EDC mana pun bertanda GPN, layaknya kartu kredit atau debit biasa ketika melakukan pembayaran. Dengan ReyCard, anggota tidak perlu lagi merasa terbatas pada jaringan rumah sakit rekanan saja.

“Penyederhanaan dan digitalisasi proses klaim merupakan salah satu fokus kami di Rey karena mengetahui betapa rumitnya proses ini yang terjadi pada kondisi offline. Namun untuk memastikan kenyamanan penggunaan layanan para Member, kami tetap memberlakukan human-assisted digital process dengan tim ReyCare yang siap membantu di setiap proses klaim.”

Evan juga menuturkan bahwa saat ini Rey memperoleh sertifikasi ISO/IEC 27001:2013 untuk cakupan Sistem Manajemen Informasi dalam penyediaan asuransi digital yang terintegrasi dengan ekosistem kesehatan. “Pencapaian ini kami peroleh dalam waktu kurang dari satu tahun sejak kami berdiri. Harapannya, member Rey dapat lebih percaya karena data pribadi, data kesehatan, dan data telekonsultasi yang ada pada platform Rey dikelola sesuai dengan standar yang semestinya,” pungkas dia.

Rey Assurance Klaim Cashless

Peroleh Investasi Tambahan, Rey Assurance Rilis Kartu Klaim “Cashless”

Startup insurtech Rey Assurance mengumumkan perolehan tambahan pendanaan tahap pra-awal dengan nominal dan investor yang dirahasiakan. Seebelumnya, pada pertengahan September, perusahaan mengumumkan pendanaan tahap pra-awal sebesar $1 juta dari Trans-Pacific Technology Fund. Di Indonesia, portofolio TPTF lainnya adalah Prixa, dan Kata.ai.

Bersamaan kabar teranyar ini, perusahaan mengumumkan kemitraan baru dengan Xendit, reasuransi global terkemuka AXA Life & Health Reinsurance Solutions (ALHRS), dan pemimpin industri lainnya. Kemitraan ini merupakan bagian dari peluncuran produk baru Rey, yakni klaim tanpa uang tunai (cashless) yang menjadi pembeda utama ekosistem terintegrasi asuransi yang diusung Perusahaan. Kartu klaim tanpa uang tunai ini sedang memasuki tahap integrasi ke dalam rangkaian lengkap penawaran produk Rey.

Model klaim tanpa uang tunai dari Rey memungkinkan para anggotanya untuk mengakses layanan kesehatan di penyedia offline pilihan mereka. Selain itu, platform klaim ini menghilangkan proses administrasi yang memakan waktu yang sebelumnya berlaku di semua penyedia layanan kesehatan. Kini pengguna cukup menggesek Kartu Rey.

Dalam keterangan resmi, Co-founder dan CEO Rey Evan Tanotogono menjelaskan, dalam waktu singkat perusahaan telah memanfaatkan pendanaan dan perluasan pendanaan untuk menarik mitra kelas dunia dalam mematangkan kualitas ekosistem Rey. “Pengumuman hari ini adalah tonggak utama dalam tujuan kami menciptakan jenis asuransi baru di Indonesia dengan produk dan layanan digital pertama, membuat cakupan kesehatan, jiwa dan penyakit kritis lebih mudah diakses. terjangkau, dan menyenangkan bagi masyarakat,” ujarnya.

Kemitraan dengan Xendit

Dia melanjutkan, kemitraan dengan Xendit memungkinkan platform teknologi masing-masing saling terintegrasi untuk menangani proses penanganan klaim dan membuat proses pembayaran yang lancar bagi anggota Rey dan penyedia layanan kesehatan. Rey akan memanfaatkan keahlian mendalam ALHRS dalam risiko kesehatan, kehidupan, dan penyakit kritis untuk bersama-sama mengembangkan produk eksklusif yang ditawarkan melalui keanggotaan asuransi berbasis langganan Rey, serta proses dan pendekatan berbasis data yang mendukungnya.

Kombinasi ALHRS dan Xendit memungkinkan Rey membangun proses klaim tanpa uang tunai yang didukung oleh analitik canggih dan proses otomatis. Sistem klaim tanpa uang tunai yang baru akan diimplementasikan sebagai bagian integral dari platform perawatan terkelola yang fleksibel dan cerdas milik Rey yang terdiri dari telemedis, pengiriman farmasi, dan kesehatan.

Apabila Anggota Rey baru mendaftar, mereka akan menerima kartu Rey setelah lolos verifikasi dari Bank Sahabat Sampoerna selaku penerbit kartu. Setelah diaktifkan, kartu siap digunakan untuk perawatan tertentu setelah klaim kesehatan yang memenuhi syarat telah diproses melalui proses ajudikasi Rey. Administrasi dan ajudikasi klaim akan dikelola oleh Rey dan terus ditingkatkan dengan memanfaatkan keahlian operasional ALHRS.

Rey juga berencana untuk membuat kartu Rey dan ekosistem tersedia sebagai layanan bagi perusahaan asuransi dan perusahaan lain. Dengan menggunakan klaim baru tanpa uang tunai dari Rey, perusahaan asuransi dan perusahaan akan memiliki pengalaman tanpa uang tunai di penyedia layanan kesehatan mana pun, yang awalnya berfokus di Indonesia, sambil juga menikmati layanan yang jauh lebih baik dan risiko klaim yang dioptimalkan.

Model klaim sebagai tanpa uang tunai ini merupakan sumber revenue baru bagi Rey. Rencananya akan diperluas secara internasional setelah diluncurkan di Indonesia, dengan memanfaatkan jaringan ALHRS yang memiliki lebih dari 1 juta penyedia di seluruh dunia.

Ambil pendekatan baru

Evan menjelaskan, Rey mengambil model berlangganan sebagai pendekatan yang diambil dalam memasarkan produk asuransi. Menurutnya, industri asuransi memiliki isu yang begitu pelik, lantaran penetrasinya yang masih rendah sehingga sulit untuk tumbuh signifikan.

Oleh karenanya, model berlangganan diyakini dapat mengubah mindset masyarakat dalam membeli produk asuransi. Mindset yang ingin diciptakan adalah membeli sebuah produk sebagai bagian dari ekosistem besar di mana Rey memiliki akses ke ekosistem tersebut.

“Yang kami lakukan sebetulnya mengubah konsep dari ‘product that is just a policy’ menjadi ‘product that takes care of you’. Kami pikir perlu melakukan pendekatan berbeda, dan orang tidak mungkin memiliki ekspektasi hasil berbeda kalau hanya melakukan hal yang sama,” ujar Evan kepada DailySocial.id.

Saat ini, Rey baru menawarkan tiga opsi langganan, yaitu di harga Rp69 ribu/bulan, Rp89 ribu/bulan, dan Rp99 ribu/bulan yang di dalamnya sudah termasuk bundle layanan rawat jalan, telekonsultasi, pengecekan gejala, dan asuransi.

Menurut data OJK, penetrasi asuransi di Indonesia pada semester I 2021 memang masih relatif stagnan, akan tetapi meningkat dalam tiga tahun terakhir. Pada 2019, penetrasi asuransi tercatat hanya 2,81%, lalu naik menjadi 2,92% di 2020. Kemudian, angka tersebut tumbuh menjadi 3,11% pada Juni 2021 yang menunjukkan sinyal pertumbuhan positif bagi industri asuransi Indonesia.

Berdasarkan “Insurtech Ecosystem in Indonesia Report” oleh DSInnovate, penetrasi asuransi dinilai masih sangat rendah akibat kurangnya pemahaman masyarakat Indonesia terhadap produk asuransi beserta manfaatnya. Maka itu, kolaborasi asuransi dan teknologi dinilai dapat meningkatkan awareness dan membuka akses produk di kalangan masyarakat.

DSInnovate
Rey Assurance

Rey Assurance Hadirkan Layanan Insurtech yang Terintegrasi dengan Wellness

Platform insurtech Rey Assurance mendapatkan pendanaan pre-seed sebesar $1 juta atau 14,2 miliar Rupiah dari Trans-Pacific Technology Fund. Pendanaan ini akan digunakan untuk mengoptimalkan produk dan layanan yang dijajakan.

Sebagaimana dilaporkan Techcrunch, mereka mengklaim sebagai platform penyedia asuransi jiwa dan kesehatan pertama yang terintegrasi dengan ekosistem kesehatan dan wellness. Beberapa layanannya antara lain pemeriksaan gejala mandiri, telekonsultasi, pemesanan dan pengiriman obat, serta fitur kebugaran.

Beberapa keunggulan yang ditawarkan adalah Rey bermitra perusahaan asuransi untuk membuat polis kepemilikan alih-alih melakukan underwriting sendiri. Rey juga menawarkan proses onboarding cepat yang dapat dilakukan sepenuhnya melalui online dalam kurun waktu 5 menit. Demikian juga dengan penanganan klaim.

Rey Assurance didirikan oleh Evan Tanotogono dan Bobby Siagian. Evan yang kini menjabat sebagai CEO sebelumnya berkarir di Sequis Life dan Tokopedia. Sementara Bobby yang menduduki posisi CTO juga pernah bekerja di Tokopedia, Mbiz, dan Bizzy.

Pendekatan baru dengan model langganan

Dihubungi secara terpisah, Co-founder & CEO Rey Assurance Evan Tanotogono mengatakan, pihaknya berupaya menyederhanakan produk asuransi yang selama ini ada di pasaran dengan pendekatan baru, yakni model berlangganan (subscription). Menurutnya, isu-isu pelik di industri asuransi sudah mengakar, terlebih penetrasinya masih rendah dan sulit tumbuh signifikan.

Maka itu, model berlangganan diyakini dapat mengubah mindset masyarakat dalam membeli produk asuransi. Mindset yang ingin diciptakan adalah membeli sebuah produk sebagai bagian dari ekosistem besar di mana Rey memiliki akses ke ekosistem tersebut.

“Yang kami lakukan sebetulnya mengubah konsep dari ‘product that is just a policy‘ menjadi ‘product that takes care of you‘. Kami pikir perlu melakukan pendekatan berbeda, dan orang tidak mungkin memiliki ekspektasi hasil berbeda kalau hanya melakukan hal yang sama,” ujar Evan kepada DailySocial.id.

Menurutnya, dengan mengintegrasikan ke layanan kesehatan dan wellness, masyarakat seharusnya tidak perlu berpikir bahwa asuransi menjadi “produk yang jangan sampai dipakai” melainkan sebagai sebuah perjalanan transformasi menjadi manusia yang lebih baik.

Saat ini, Rey baru menawarkan tiga opsi langganan, yaitu di harga Rp69 ribu/bulan, Rp89 ribu/bulan, dan Rp99 ribu/bulan yang di dalamnya sudah termasuk bundle layanan rawat jalan, telekonsultasi, pengecekan gejala, dan asuransi.

Mengingat timnya masih mengembangkan produk secara minimum viable product (MVP), Evan menyebut saat ini baru tersedia tiga layanan di aplikasi Rey, yakni Cek Gejala, Chat Dokter, dam Pesan Obat. Sementara, pembelian asuransi baru tersedia di platform web.

“Produk asuransi kami sudah punya dua mitra saat ini yang pakai existing produk untuk MVP. Meanwhile we are designing our own proprietary designs soon,” tambahnya.

Penetrasi asuransi dan kebangkitan insurtech

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat adanya tren pertumbuhan positif pada kinerja industri asuransi di situasi pandemi Covid-19 ini. Mengutip Bisnis.com, penetrasi asuransi di Indonesia pada semester I 2021 memang masih relatif stagnan, akan tetapi meningkat dalam tiga tahun terakhir.

Pada 2019, penetrasi asuransi tercatat hanya 2,81%, lalu naik menjadi 2,92% di 2020. Kemudian, angka tersebut tumbuh menjadi 3,11% pada Juni 2021 yang menunjukkan sinyal pertumbuhan positif bagi industri asuransi Indonesia.

Berdasarkan Insurtech Ecosystem in Indonesia Report oleh DSInnovate, penetrasi asuransi dinilai masih sangat rendah akibat kurangnya pemahaman masyarakat Indonesia terhadap produk asuransi beserta manfaatnya. Maka itu, kolaborasi asuransi dan teknologi dinilai dapat meningkatkan awareness dan membuka akses produk di kalangan masyarakat.

Elemen kunci pada adopsi insurtech / DSResearch
Elemen kunci pada adopsi insurtech / DSInnovate

Dari sisi bisnis, platform digital juga dibutuhkan untuk menjembatani kegiatan distribusi guna mengurangi biaya operasional di lapangan melalui sinergi antara perusahaan asuransi, insurtech, dan platform digital.

Application Information Will Show Up Here