Tag Archives: Rifki Pratomo

Andalin Announces Follow on Funding of 57 Billion Rupiah

Andalin announced an additional funding of $4 million or equivalent to 57.2 billion Rupiah led by Intudo Ventures. A number of investors were involved, including Cardig Group, Beenext, and other strategic investors.

The funding follows the previous series A round in March 2021, at which time BRI Ventures was involved. While Beenext previously led Andalin’s initial funding in 2020.

The fresh money will be focused on increasing the presence of Andalin products in the local market, including strengthening its position in eastern Indonesia. The company is to add more team, targeting 200 people. In addition, a number of new product innovations will soon be rolled out, such as financing, trading platforms for producers and distributors, etc.

Focus on export-import management solution

Was founded in October 2016, Andalin’s focus is to provide digital services that make it easier to manage cross-border shipments. It includes having a B2B model to help shipping companies in Indonesia find affordable cargo transportation — by plane (Air Cargo & Air Courier) or by ship (Full Container Load & Low Container Load).

Through the Andalin platform, customers can communicate, track, and schedule shipments to global destinations. In addition, it also performs real time monitoring with the Andalin Go application launched last year. With the supply chain efficiency, it is expected to help customers reduce shipping costs, simplify administration, and make deliveries on time.

“We started Andalin with the vision of simplifying Indonesia’s international trade by integrating its highly fragmented services ranging from logistics, finance and other trade services into one platform. Indonesia’s export-import value grew from around $300 billion in 2020 to $430 billion in 2021, a remarkable growth especially during the pandemic,” Andalin’s Co-Fonder & CEO, Rifki Pratomo said.

Andalin’s technology aims to solve this issue with a presence in 200 global ports and 200 service partners worldwide. From February 2021 to December 2021, Andalin’s monthly revenue grew by 690%, coupled with a 10.6x increase in the total number of containers shipped.

Apart from Rifki, Andalin was also founded by Ivhan Famly Gunawan (CTO) and Saut Tambunan (COO).

“Indonesia is at the crossroads of global trade routes and now occupies an increasingly prominent position in the supply chain with many global brands leveraging its developing country consumer base and rich natural resources. Built from a suite of cutting-edge digital freight forwarding services, Andalin brings Indonesia to the world and the world to Indonesia, simplifying the export-import process from start to finish,” Intudo Ventures’ Founding Partner, Patrick Yip said.

Logistics startup development

In terms of export-import logistics solutions, there are not many existing startups in the market. Apart from Andalin, platforms that offer similar solutions include Tera Logistic, Allsome, and Janio.

Meanwhile, the issue of logistics within the country itself (for domestic shipments) also still leaves many challenges – especially in the midst of rapidly increasing demand due to e-commerce. So most players are still focused on solving these issues, starting from the supply chain, vehicle management, to logistics management.

Logistics innovation also received good support from investors. Until 2021, DailySocial.id noted a number of startups that have received good support from investors, including:

Perusahaan Putaran Tahun
ASSA (induk AnterAja) Convertible Bond 2021
Andalin Seed Funding, Series A 2020, 2021
Deliveree Series A 2017
Finfleet Series A 2019
GudangAda Series A Series B 2020 2021
J&T Express Venture Round 2021
Kargo Technologies Seed Funding Series A 2019 2020
Logisly Series A 2020
McEasy Seed Funding 2021
Pakde Seed Funding 2018
RaRa Delivery Seed Funding 2021
Ritase Series A 2019
Shipper Seed Funding Series A Series B 2019 2020 2021
SiCepat Series B 2021
TransTrack Seed Funding 2021
Triplogic Seed Funding 2019
Waresix Seed Funding Pre-Series A Series A Series A+ Series B 2018 2018 2019 2020 2020
Webtrace Seed Funding 2020

Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian
Application Information Will Show Up Here
Pendanaan Startup Logistik Andalin 2022

Andalin Umumkan Pendanaan Lanjutan Senilai 57 Miliar Rupiah

Andalin mengumumkan perolehan pendanaan tambahan senilai $4 juta atau setara 57,2 miliar Rupiah dipimpin Intudo Ventures. Sejumlah investor turut terlibat termasuk Cardig Group, Beenext, dan investor strategis lainnya.

Pendanaan ini melanjutkan perolehan seri A yang didapat perusahaan pada Maret 2021 lalu, kala itu BRI Ventures turut terlibat. Sementara Beenext sebelumnya memimpin pendanaan awal Andalin pada tahun 2020 lalu.

Dana segar akan difokuskan untuk meningkatkan kehadiran produk Andalin di pasar lokasl, termasuk memperkuat posisinya di Indonesia timur. Tim juga akan diperkuat, dari berjumlah 100 ditargetkan menjadi 200. Selain itu sejumlah inovasi produk baru akan segera digulirkan, seperti pembiayaan, platform perdagangan untuk produsen dan distributor, dll.

Fokus di solusi manajemen ekspor-impor

Didirikan sejak Oktober 2016, fokus Andalin adalah menyediakan layanan digital yang mempermudah manajemen pengiriman barang lintas negara (cross border). Termasuk memiliki model B2B untuk membantu perusahaan pengiriman di Indonesia menemukan angkutan kargo yang terjangkau — menggunakan pesawat (Air Cargo & Air Courier) atau kapal laut (Full Container Load & Low Container Load).

Memalui platform Andalin, pelanggan bisa melakukan komunikasi, pelacakan, penjadwalan pengiriman atas barang ke berbagai tujuan global. Juga melakukan pemantauan real time dengan aplikasi Andalin Go yang diluncurkan tahun lalu. Dengan efisiensi proses rantai pasok, diharapkan membantu pelanggan mengurangi biaya pengiriman, menyederhanakan administrasi, dan melakukan pengiriman tepat waktu.

“Kami memulai Andalin dengan visi menyederhanakan perdagangan internasional Indonesia dengan mengintegrasikan berbagai layanannya yang sangat terfragmentasi mulai dari logistik, keuangan, dan layanan perdagangan lainnya ke dalam satu platform. Nilai ekspor-impor Indonesia tumbuh dari sekitar $300 miliar pada 2020 menjadi $430 miliar pada 2021, pertumbuhan yang luar biasa terutama di masa pandemi,” kata Co-Fonder & CEO Andalin Rifki Pratomo.

Teknologi Andalin mencoba memecahkan isu tersebut dengan kehadiran di 200 port global dan 200 mitra layanan di seluruh dunia. Dari Februari 2021 hingga Desember 2021, pendapatan bulanan Andalin mengalami pertumbuhan 690%, ditambah dengan peningkatan 10,6x dalam jumlah total kontainer yang dikirim.

Selain Rifki, Andalin turut didirikan oleh Ivhan Famly Gunawan (CTO) dan Saut Tambunan (COO).

“Indonesia berada di persimpangan rute perdagangan global dan sekarang menempati posisi yang semakin menonjol dalam rantai pasokan dengan banyaknya merek global yang memanfaatkan basis konsumen negara berkembang dan sumber daya alam yang kaya. Dibangun dari rangkaian layanan pengiriman barang digital mutakhir, Andalin membawa Indonesia ke dunia dan dunia ke Indonesia, menyederhanakan proses ekspor-impor dari awal hingga akhir,” sambut  Founding Partner Intudo Ventures Patrick Yip.

Perkembangan startup logistik

Untuk solusi logistik ekspor-impor, startup yang hadir di pasar memang masih bisa dihitung dengan jari. Selain Andalin, platform yang menyuguhkan solusi serupa di antaranya Tera Logistic, Allsome, dan Janio.

Sementara itu, isu logistik di dalam negeri sendiri (untuk pengiriman domestik) juga masih menyisakan banyak tantangan – apalagi di tengah kebutuhan yang meningkat pesat akibat e-commerce. Sehingga kebanyakan pemain masih fokus untuk menyelesaikan isu-isu tersebut, mulai dari supply chain, manajemen kendaraan, hingga tata kelola logistiknya.

Inovasi logistik turut mendapatkan dukungan baik dari para investor. Hingga tahun 2021, DailySocial.id mencatat sejumlah startup yang telah mendapatkan dukungan baik dari pemodal, di antaranya:

Perusahaan Putaran Tahun
ASSA (induk AnterAja) Convertible Bond 2021
Andalin Seed Funding, Series A 2020, 2021
Deliveree Series A 2017
Finfleet Series A 2019
GudangAda Series A Series B 2020 2021
J&T Express Venture Round 2021
Kargo Technologies Seed Funding Series A 2019 2020
Logisly Series A 2020
McEasy Seed Funding 2021
Pakde Seed Funding 2018
RaRa Delivery Seed Funding 2021
Ritase Series A 2019
Shipper Seed Funding Series A Series B 2019 2020 2021
SiCepat Series B 2021
TransTrack Seed Funding 2021
Triplogic Seed Funding 2019
Waresix Seed Funding Pre-Series A Series A Series A+ Series B 2018 2018 2019 2020 2020
Webtrace Seed Funding 2020
Application Information Will Show Up Here
Andalin mengeksekusi sejumlah inovasi untuk mendigitalisasi proses ekspor-impor di Indonesia / Andalin

Andalin Memperkuat Ekosistem Layanan Ekspor-Impor, Meluncurkan “Andalin GET”

Usai memperkenalkan aplikasi Andalin Go di paruh tahun ini, startup digital freight forwarder Andalin kembali memperkenalkan produk Andalin GET untuk memperkuat posisinya di industri ekspor-impor Indonesia. Dengan produk ini, eksportir dapat mengatasi kelangkaan pengiriman laut jenis Full Container Load (FCL) dengan beralih ke jenis Less than Container Load (LCL).

Dalam keterangan resminya, Andalin mengubah pengiriman dari sebelumnya FCL menjadi beberapa kontainer berskala kecil (LCL) sehingga pengiriman barang tidak terhambat. Andalin menjamin ketersediaan space LCL dan kepastian jadwal keberangkatan yang dipilih klien.

Head of Commercial Andalin Arlia Irishtiana mengungkapkan, Andalin GET hadir untuk mengatasi fenomena kelangkaan muatan kontainer yang terjadi sejak 2020, terutama di rute laut Indonesia-Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan data Asosiasi Logistik Forwarder Indonesia (ALFI), ketimpangan jumlah kapal dengan muatan kontainer yang dibawa terjadi sejak 2020. Mengingat banyak pelabuhan yang ditutup karena pandemi Covid-19, pergerakan volume barang mulai lesu sehingga banyak kapal terpaksa berubah jadwal dan mengakibatkan sedikit kontaier yang siap dikirim. Fenomena ini memicu lonjakan biaya pengiriman laut dari Indonesia ke AS hingga 300%.

Menurut Arlia, jika terus berlanjut, situasi ini akan menciptakan dampak buruk terhadap kondisi perekonomian di Indonesia. Pasalnya, ekspor ke AS menyumbang 12% dari total ekspor non-migas Indonesia di 2020 senilai Rp26,5 triliun. AS merupakan negara tujuan ekspor terbesr kedua bagi Indonesia.

“Menjelang akhir tahun, pasti terjadi peningkatan pengiriman karena pola musiman dari kegiatan dna konsumsi masyarakat. Tren ini memicu kelangkaan space pengiriman dan diestimasi terus berlanjut hingga Tahun Baru Imlek di kuartal satu 2022. Maka itu, pelaku pengiriman internasional harus beradaptasi dari yang biasa menggunakan pengiriman FCL untuk mengeksplorasi jenis LCL agar penjualan ke pasar AS tetap berjalan,” paparnya.

Lebih lanjut, Andalin GET membidik berbagai pelaku bisnis dari berbagai vertikal industri. Namun, saat ini Andalin GET baru melayani pengiriman ekspor ke AS mengingat rute ini membutukan inovasi tercepa untuk mengatasi kelangkaan kontainer. Adapun, pelaku bisnis dapat memantau status pengiriman barang secara real-time melalui platform Andalin.

Dihubungi secara terpisah, CEO Andalin Rifki Pratomo mengatakan, untuk tahap awal, layanan Andalin GET baru dapat diakses dengan menghubungi tim ahli Andalin. Ke depannya, Andalin GET akan diintegrasikan ke platform Andalin untuk memudahkan akses layanan.

Pertumbuhan bisnis

Kepada DailySocial, Rifki mengungkap bahwa tahun ini Andalin berhasil mengeksekusi sejumlah inovasi penting untuk mendigitalisasi proses ekspor-impor di Indonesia. Misalnya, peluncuran aplikasi Andalin Go yang bertujuan untuk memangkas rumitnya proses birokrasi logistik dan mendorong efisiensi pada pengiriman barang ekspor-impor.

Kemudian, Andalin juga digandeng platform lending Investree sebagai mitra startup pertama yang memperkenalkan produk paylater untuk UMKM. DailySocial sempat menanyakan perkembangan kerja sama paylater ini, tetapi Rifki enggan memberikan komentar. 

“Pandemi belum usai dan masih ada tantangan pengiriman yang terjadi di dunia selama pandemi. Terlepas dari itu, Andalin tetap tumbuh pesat di 2021 dengan mencatat pertumbuhan bisnis sebesar lebih dari 400% dibandingkan tahun sebelumnya. Kami akan terus berinovasi mempermudah pengiriman bagi perdagangan internasional dengan memanfaatkan teknologi dan inovasi solusi baru di 2022,” ungkapnya.

Ia mengungkap, gelombang kedua pandemi justru membuat Andalin dapat beradaptasi dengan baik, baik dari sisi bisnis maupun cara bekerja. “Bisnis eksportir harus beradaptasi mengingat banyak kemacetan dan kelangkaan kargo akibat penutupan pelabuhan sehingga diperlukan inovasi-inovasi baru, seperti Andalin GET dan Andalin Go,” tambahnya.

Tahun depan Andalin GET akan fokus melanjutkan tren perkembangan di 2021 dengan meningkatkan jumlah klien dan volume barang. Pihaknya juga sedang mengembangkan platform untuk mendorong kegiatan ekspor dengan konsep one-stop international trade solution.

Paylater B2B Investree

Investree Mulai Debut Produk Paylater B2B, Gaet Andalin

Startup fintech lending Investree memperkenalkan produk paylater B2B untuk membiayai UKM yang membutuhkan pembayaran di awal. Startup digital freight forwarder Andalin menjadi startup pertama yang digandeng Investree untuk peluncuran produk ini.

Dalam kerja sama ini, pada tahap awal, Investree menawarkan akses pembiayaan bea cukai dan pajak bagi para UKM di Andalin. Baik Investree dan Andalin termasuk dalam portofolio BRI Ventures.

Dalam wawancara bersama DailySocial, Co-Founder & CEO Investree Adrian A. Gunadi menjelaskan dalam dua tahun terakhir perusahaan fokus pada pembiayaan produktif untuk ekosistem digital yang memiliki banyak jaringan UKM dengan kebutuhan kredit yang tidak sedikit.

Posisi Investree sebagai perusahaan fintech lending, membuka kesempatan bagi ekosistem digital tersebut untuk melengkapi kebutuhan para UKM-nya terutama dari sisi kredit modal kerja. “Paylater ini untuk melengkapi produk pembiayaan mata rantai yang dimiliki Investree,” ucapnya.

Penggunaan terminologi paylater dirasa kini semakin familiar di telinga orang Indonesia sebagai pengganti kartu kredit. Dengan demikian, diharapkan akan semakin diterima bila dibawa untuk sektor B2B, ketimbang memakai istilah buyer financing untuk konsep yang sama.

Andalin, sambungnya, termasuk perusahaan yang menarik karena mereka adalah perusahaan 4PL logistik yang tidak hanya menangani urusan ekspor dan impor untuk UKM, namun juga membantu pengurusan administrasinya. Dengan demikian, para UKM dapat diringankan, tidak perlu mengeluarkan biaya besar di awal, sehingga arus kas perusahaan dapat dioptimalkan. Mereka dapat mengalokasikan dana tersebut untuk kebutuhan yang lebih mendesak.

“Apa yang kita finance saat ini adalah uang yang diperlukan UKM untuk membiayai cukai dan segala perizinan terkait barang yang mereka jual ke luar negeri. Sebab, kendala di lapangan, biasanya UKM punya barang bagus tapi kesulitan urus izin ekspor karena butuh dana di depan untuk pembayarannya.”

Dari data yang dikutip, diperkirakan potensi dari pembiayaan bea cukai dan pajak ini mencapai $6 juta (Rp86 miliar), ditambah lagi kesempatan tersebut belum banyak digarap oleh pemain fintech yang bermain di pembiayaan mata rantai.

Dengan masuk ke ekosistem Andalin, Investree berkesempatan untuk menganalisis kinerja UKM berdasarkan data historis, seperti berapa kali melakukan ekspor, rata-rata perdagangannya, dan nilai transaksinya. Data alternatif ini dipakai sebelum menentukan risiko dan tingkat bunganya.

“Kita lihat pembiayaan di sektor produktif ini banyak tantangan, oleh karenanya kita perlu bekerja sama dengan ekosistemnya karena merekalah yang punya data historis terkait terkait kinerja UKM di platform tersebut.”

Secara terpisah, dalam keterangan resmi yang disampaikan pada hari ini (29/6), CEO Andalin Rifki Pratomo menuturkan, kemitraan dengan Investree dapat mendorong perusahaan untuk meracik produk finansial yang menarik dan kompetitif, sekaligus menerapkan risiko yang kuat. “Kami percaya, kolaborasi dengan Investree, yang dimulai dari pembiayaan bea cukai dan pajak, bisa menjadi tahap penting untuk membuat perubahan di bidang pendanaan perdagangan supply chain global.”

Terkait produk paylater ini punya tenor mulai dari dua sampai tiga bulan, dengan tingkat bunga mulai dari 10%-20% untuk setahun efektif. Sumber dana yang dipakai Investree untuk produk ini dari para lender institusi yang sudah bermitra dengan perusahaan, seperti Bank Mandiri, BRI Group, dan Bank Danamon.

“Kami sudah bermitra dengan puluhan lender institusi, mayoritas dari bank lokal dan institusi internasional. Bagi bank segmen ekspor-impor ini sesuai dengan appetite mereka karena ada kaitannya juga dengan membantu UKM naik level.”

Ke depannya, Investree akan terus menggencarkan persebaran produk paylater untuk ekosistem digital lainnya. Ada sejumlah potensi kerja sama yang akan dilakukan, di antaranya dengan perusahaan fesyen dan FMCG yang UKM di dalamnya butuh modal kerja.

Adrian menargetkan produk paylater B2B ini dapat berkontribusi sekitar 15%-20% dari total penyaluran perusahaan senilai Rp5 triliun. Selama ini produk pembiayaan dengan kontribusi terbesar adalah PO financing dan invoice financing dengan kontribusi sebesar 80%.

Perusahaan juga akan memboyong paylater B2B ini untuk unit usahanya yang ada di Thailand dan Filipina karena juga dibutuhkan oleh UKM di sana. “Kami juga berencana untuk meningkatkan fitur paylater B2B ini ke versi ke-2, rencananya akan dirilis pada semester II ini. Nantinya semua proses full host-to-host dengan API jadi automated, kalau versi pertama ini UKM harus registrasi dulu ke situs Investree,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Andalin Logistics Secures Series A Funding from BRI Ventures

BRI Ventures, through Sembrani Nusantara Venture Fund, announced series A funding for Andalin logistics startup. The investment value was undisclosed, but it adds to the bags of pre-series A funding that the company previously obtained in October 2020 worth around seven-figure.

In his remarks, Andalin’s Co-Founder & CEO, Rifki Pratomo said, “We see an opportunity in digitizing first-mile logistics, simplifying processes that are often complicated and confusing for MSMEs, as well as reducing cost barriers. If all goes well, it will encourage MSMEs to do more export-import activities.”

Based on the data, local players account for 70% of the transportation and logistics industry in Indonesia, but the market conditions are still very fragmented. For instance, the top 10 players control less than 30% of the market share.

Last year, Andalin alone managed to facilitate the delivery of goods worth a total of $20 million and was close to positive EBITDA. With GMV reaching $100 million, they are also quite optimistic to secure new funding round at the end of 2021.

This industry potential is projected to grow. One of the motors is the increase in export demand from China, following the ratification of the Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), which has 15 members in the Asia Pacific. RCEP is estimated to help increase Indonesia’s overall exports by 11%, and increase investment by up to 20% in the five years after the agreement runs.

Was founded in 2016, Andalin helps many businesses to run export-import shipments. This includes having a B2B model to help shipping companies in Indonesia find affordable cargo transportation – using aircraft (Air Cargo & Air Courier) or ships (Full Container Load & Low Container Load).

In addition, Andalin also has a supply chain service. This includes consulting services, customs management for export-import, and cargo insurance. They have also become Alibaba’s official partner in Indonesia, bridging the needs of local entrepreneurs to embrace the international market through the Alibaba platform.

“We are very pleased to support Andalin’s mission to bridge the logistical gap which has historically been a major obstacle for Indonesian businesses trying to go global. This is in line with BRI’s commitment to developing and empowering the nation’s MSMEs,” BRI Ventures’ CEO, Nicko Widjaja said.

Logistics startups continue to attract investors. In 2020, besides Andalin, there were 6 other startups that also received funding, including Webtrace, Logisly, Shipper, GudangAda, Kargo Technologies, and Waresix. Even Wasresix’s last investment round in series B managed to realize the total fund worth $75 million.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian
Gambar Header: Depositphotos.com

Andalin Kargo

Startup Logistik Andalin Bukukan Pendanaan Seri A dari BRI Ventures

BRI Ventures, melalui Dana Ventura Sembrani Nusantara, mengumumkan pendanaan seri A untuk startup logistik Andalin. Tidak disebutkan nilai investasi yang diberikan, namun menambah pundi-pundi modal dari dana pra-seri A yang sebelumnya didapat perusahaan Oktober 2020 lalu dengan kisaran nilai 7-digit dolar.

Dalam sambutannya, Co-Founder & CEO Andalin Rifki Pratomo mengatakan, “Kami melihat peluang dalam mendigitalkan logistik first-mile, menyederhanakan proses yang sering berbelit-belit dan tidak jelas untuk UMKM, sekaligus mengurangi hambatan biaya. Jika semua lancar, maka akan mendorong UMKM untuk lebih banyak melakukan kegiatan ekspor impor.”

Dari data yang disampaikan, pemain lokal menyumbang 70% dari industri pengangkutan dan logistik di Indonesia, namun kondisi pasarnya masih sangat terfragmentasi. Sebagai gambaran, 10 pemain teratas menguasai kurang dari 30% dari pangsa pasar.

Andalin sendiri tahun lalu berhasil memfasilitasi pengiriman barang senilai total $20 juta dan mendekati EBITDA positif pada akhir tahun lalu. Dengan GMV mencapai $100 juta, mereka juga cukup optimis bisa membukukan putaran pendanaan baru di akhir tahun 2021 ini.

Diproyeksikan potensi industri ini akan terus bertumbuh. Salah satu penggeraknya adalah peningkatan permintaan ekspor dari China, menyusul ratifikasi Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang beranggotakan 15 negara di Asia Pasifik. RCEP diperkirakan dapat membantu meningkatkan ekspor Indonesia secara keseluruhan sebesar 11%; dan meningkatkan investasi hingga 20% dalam lima tahun setelah kesepakatan tersebut berjalan.

Didirikan sejak tahun 2016, Andalin banyak membantu bisnis untuk melakukan pengiriman ekspor-impor. Termasuk memiliki model B2B untuk membantu perusahaan pengiriman di Indonesia menemukan angkutan kargo yang terjangkau — menggunakan pesawat (Air Cargo & Air Courier) atau kapal laut (Full Container Load & Low Container Load).

Selain itu Andalin juga memiliki layanan supply chain. Di dalamnya termasuk jasa konsultan, kepengurusan bea cukai untuk ekspor-impor, dan asuransi kargo. Mereka juga sudah menjadi mitra resmi Alibaba di Indonesia, menjembatani kebutuhan pengusaha lokal untuk merangkul pasar internasional lewat platform Alibaba.

“Kami sangat senang untuk mendukung misi Andalin dalam menjembatani kesenjangan logistik yang secara historis menjadi rintangan utama bagi bisnis Indonesia yang mencoba mendunia. Hal ini sejalan dengan komitmen BRI untuk mengembangkan dan memberdayakan UMKM bangsa,” ujar CEO BRI Ventures Nicko Widjaja.

Startup logistik terus memikat para investor. Tahun 2020 lalu, selain Andalin ada 6 startup lainnya yang juga mendapatkan pendanaan, meliputi Webtrace, Logisly, Shipper, GudangAda, Kargo Technologies, dan Waresix. Bahkan putaran investasi terakhir yang dibukukan Waresix dalam seri B berhasil menggenapkan total dana yang dihimpun senilai $75 juta.

Gambar Header: Depositphotos.com

Andalin Secures New Funding, Local Logistics are Getting the Highlight

The smart logistic platform developer Andalin posted new funding led by BEENEXT. Access Ventures and ATM Capital took part in this round. There was no further details regarding the nominal, but Andalin is said to have raised $1.5 million, equivalent to 22 billion Rupiah.

The additional capital will be focused on expanding the team and strengthening services, the target is to acquire more clients from manufacturing companies and distributors. The service expansion throughout Indonesia will be their next target.

Was founded in 2016 by Rifki Pratomo, Andalin helps many businesses to perform export-import shipments. Including having a B2B model to help shipping companies in Indonesia find affordable cargo transportation – using aircraft (Air Cargo & Air Courier) or ships (Full Container Load & Low Container Load).

In addition, Andalin also has a supply chain service. This includes consulting services, customs management for import-export, and cargo insurance. They have also become Alibaba’s official partner in Indonesia, bridging the needs of local entrepreneurs to embrace the international market through the Alibaba platform.

“Our mission is to simplify and optimize international trade for businesses in Indonesia, starting with cross-border logistics,” Rifki said.

He also believes that Indonesia is experiencing a manufacturing boom, as happened in China three decades ago. This trend was accelerated by the US-China trade war which resulted in companies relocating manufacturing from China to countries in Southeast Asia, including Indonesia.

“By building a delivery company with modern technology, Andalin has the ability to dynamically simplify international supply chain solutions for our clients,” he added.

In Indonesia, the logistics business is quite developed, driven by many factors. Apart from manufacturing developments, the e-commerce business growth trend is also predicted to be a supporting factor. Moreover, there are many services from home and abroad that reach the international market. In the export-import segment, Andalin is not alone, there are several other players in the area include Expedito, Tera Logitic, and Janio.

Ekosistem bisnis logistik di Indonesia data iInfografik per Maret 2019)
Logistis business ecosystem in Indonesia, Infographic per March 2019

Logistics startup funding

The pandemic has become a momentum for logistics startups to maximize business. Evidently, this year there have been several startups in related fields that have received funding. The most significant was obtained by Waresix through the series B round if in total the company had raised $ 100 million worth of funding or the equivalent of 1.5 trillion Rupiah.

Startup Stage Nominal Investor
Andalin Seed BEENEXT, Access Ventures, ATM Capital
Waresix Series B EV Growth, Jungle Venture, SoftBank Ventures Asia, EMTEK Group, Pavilion Capital, Redbadge Pacific
Webtrace Seed Corin Capital, Prasetia Dwidharma, Astra Ventures
Shipper Series A $20 million Prosus Ventures, Lightspeed, Floodgate, Y Combinator, Insignia Ventures, AC Ventures
GudangAda Series A $25,4 million Sequoia India, Alpha JWC Ventures, Wavemaker Partners
Kargo Technologies Series A $31 million Tenaya Capital, Sequoia India, Intudo Ventures, Amatil X, Agaeti Convergence Ventures, Alter Global, Mirae Asset Venture Investment
Waresix Series A $25,5 million EV Growth, Jungle Ventures

Compared to last year, the trend is increasing, both in terms of quantity and nominal volume. From DailySocial’s records, there were 6 startups in the logistics sector that received funding from investors throughout 2019, as follows:

Startup Stage Nominal Investor
Kargo Technologies Seed $7,6 million Sequoia India, 10100 Fund, Agaeti Ventures, Northstar Group, Intudo Ventures, Zhenfund, ATM Capital, Innoven Capital
Triplogic Seed East Ventures
Ritase Series A $8,5 million Golden Gate Ventures, Jafco Asia, ZWC Partners, Insignia Ventures, Beenext, Skystar Capital, Mitsubishi Corporation
Waresix Series A $14,5 million EV Growth, Sinarmas Digital Ventures, Jungle Ventures
Shipper Seed $5 million Lightspeed Ventures, Floodgate Ventures, Insignia Ventures Partners, Convergence Ventures, Y Combinator
Finfleet Seri A $3,5 juta Kejora Ventures, XL Axiata, Gobi Ventures, Skystar Ventures, Asian Trust Capital


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Andalin Dapat Pendanaan Baru, Startup Logistik Lokal Makin Diperhitungkan Investor

Pengembang platform smart logistic Andalin membukukan pendanaan baru yang dipimpin oleh BEENEXT. Access Ventures dan ATM Capital turut andil dalam putaran ini. Tidak disebutkan detail nominal pendanaan yang diberikan, namun disampaikan Andalin telah mengumpulkan total pendanaan $1,5 juta setara 22 miliar Rupiah.

Modal tambahan akan difokuskan untuk memperluas tim dan memperkuat layanan, targetnya dapat mengakuisisi lebih banyak klien dari perusahaan manufaktur dan distributor. Perluasan layanan di seluruh Indonesia juga akan jadi target selanjutnya.

Didirikan sejak tahun 2016 oleh Rifki Pratomo, Andalin banyak membantu bisnis untuk melakukan pengiriman ekspor-impor. Termasuk memiliki model B2B untuk membantu perusahaan pengiriman di Indonesia menemukan angkutan kargo yang terjangkau — menggunakan pesawat (Air Cargo & Air Courier) atau kapal laut (Full Container Load & Low Container Load).

Selain itu Andalin juga memiliki layanan supply chain. Di dalamnya termasuk jasa konsultan, kepengurusan bea cukai untuk ekspor-impor, dan asuransi kargo. Mereka juga sudah menjadi mitra resmi Alibaba di Indonesia, menjembatani kebutuhan pengusaha lokal untuk merangkul pasar internasional lewat platform Alibaba.

“Misi kami adalah merampingkan dan terus mengoptimalkan perdagangan internasional untuk bisnis di Indonesia, dimulai dengan logistik lintas batas,” kata Rifki.

Ia juga meyakini, bahwa di Indonesia sedang mengalami booming manufaktur, seperti yang terjadi di Tiongkok tiga dekade lalu. Tren ini dipercepat oleh perang dagang AS-Tiongkok yang mengakibatkan perusahaan merelokasi manufaktur dari Tiongkok ke negara-negara di Asia Tenggara, tak terkecuali Indonesia.

“Dengan membangun perusahaan pengiriman dengan teknologi modern, Andalin memiliki kemampuan untuk secara dinamis merampingkan solusi rantai pasokan internasional untuk klien kami,” imbuhnya.

Di Indonesia sendiri bisnis logistik cukup berkembang, didorong oleh banyak faktor. Selain perkembangan manufaktur, tren pertumbuhan bisnis e-commerce juga digadang-gadang menjadi faktor penyokong. Terlebih, banyak layanan dari dalam dan luar negeri yang menjamah pasar internasional. Di segmen ekspor-impor sendiri, Andalin tidak sendirian, beberapa pemain lain di area tersebut antara lain Expedito, Tera Logitic, dan Janio.

Ekosistem bisnis logistik di Indonesia data iInfografik per Maret 2019)
Ekosistem bisnis logistik di Indonesia data iInfografik per Maret 2019)

Pendanaan startup logistik

Pandemi justru seperti menjadi momentum bagi para startup logistik untuk memaksimalkan bisnis. Terbukti, sepanjang tahun ini sudah ada beberapa startup di bidang terkait yang mendapatkan pendanaan. Paling signifikan didapatkan Waresix melalui putaran seri B, jika ditotal secara keseluruhan perusahaan telah mengumpulkan pendanaan senilai $100 juta atau setara dengan 1,5 triliun Rupiah.

Startup Tahapan Nilai Investor
Andalin Seed BEENEXT, Access Ventures, ATM Capital
Waresix Series B EV Growth, Jungle Venture, SoftBank Ventures Asia, EMTEK Group, Pavilion Capital, Redbadge Pacific
Webtrace Seed Corin Capital, Prasetia Dwidharma, Astra Ventures
Shipper Series A $20 juta Prosus Ventures, Lightspeed, Floodgate, Y Combinator, Insignia Ventures, AC Ventures
GudangAda Series A $25,4 juta Sequoia India, Alpha JWC Ventures, Wavemaker Partners
Kargo Technologies Series A $31 juta Tenaya Capital, Sequoia India, Intudo Ventures, Amatil X, Agaeti Convergence Ventures, Alter Global, Mirae Asset Venture Investment
Waresix Series A $25,5 juta EV Growth, Jungle Ventures

Dibanding tahun lalu trennya meningkat, dari sisi kuantitas maupun nominal yang dibukukan. Dari catatan DailySocial, sepanjang 2019 ada 6 startup di bidang logistik yang mendapatkan pendanaan dari investor, sebagai berikut:

Startup Tahapan Nilai Investor
Kargo Technologies Seed $7,6 juta Sequoia India, 10100 Fund, Agaeti Ventures, Northstar Group, Intudo Ventures, Zhenfund, ATM Capital, Innoven Capital
Triplogic Seed East Ventures
Ritase Series A $8,5 juta Golden Gate Ventures, Jafco Asia, ZWC Partners, Insignia Ventures, Beenext, Skystar Capital, Mitsubishi Corporation
Waresix Series A $14,5 juta EV Growth, Sinarmas Digital Ventures, Jungle Ventures
Shipper Seed $5 juta Lightspeed Ventures, Floodgate Ventures, Insignia Ventures Partners, Convergence Ventures, Y Combinator
Finfleet Seri A $3,5 juta Kejora Ventures, XL Axiata, Gobi Ventures, Skystar Ventures, Asian Trust Capital

Indosat Ooredoo Umumkan Tiga Startup Ikuti Program Akselerator Ideabox Batch Keempat

Program akselerator teknologi lokal Ideabox mengumumkan tiga startup terpilih untuk mengikuti program akselerasi dalam batch ke-4 yang akan berlangsung selama 120 hari. Tiga perusahaan yang terpilih yaitu: Andalin, AyoSlide, dan Sevva.

Ideabox merupakan program gabungan yang dimotori Indosat Ooredoo, Mountain Partners, dan Kejora yang bertujuan mengangkat potensi startup Indonesia melalui bantuan dana investasi tahap awal dan memberikan penghargaan khusus untuk startup yang bergerak di sektor internet dan telekomunikasi.

Sebelumnya telah terpilih 15 finalis dari serangkaian proses seleksi yang cukup panjang untuk mengikuti 48 jam bootcamp di Jakarta, dimulai pada 10 Februari 2017 lalu.

Selama bootcamp, 15 perusahaan bekerja keras untuk menunjukkan komitmen dan potensi mereka. Pada puncak acara yakni tanggal 13 Februari 2017, terpilih sembilan perusahaan startup urutan teratas berdasarkan hasil keputusan dari mentor-mentor lokal dan internasional.

Ketiga pemenang ini masing-masing akan mendapatkan pendanaan awal sebesar US$50 ribu, beserta intensif pembinaan dari mentor lokal dan internasional yang merupakan pelaku bisnis terkemuka, akses ke jaringan investor, dan mendapatkan dedikasi fasilitas selama program berlangsung.

Tak hanya itu, para pemenang juga akan mendapatkan dukungan dari para mitra strategis Ideabox, seperti kredit marketing dari Facebook senilai US$80 ribu, infrastruktur cloud senilai US$120 ribu, IBM Soft Layer dan IBM Blue Mix. Mereka juga akan mendapat prioritas kemitraan komersial dengan Indosat Ooredoo.

“Kami bersemangat menjalankan Ideabox di tahun ke empat ini karena kami masih melihat perlu menjangkau para entrepreneur muda berkakat dengan membekali mereka pengetahuan, pendanaan, dan dukungan komersial,” terang Chief of New Business and Innovation Indosat Ooredoo Prashant Gokarn, Senin (13/2).

Managing Director Kejora Andy Zain menambahkan, dari segi animo masyarakat terhadap Ideabox tiap tahunnya juga makin meningkat. Sebelumnya, pihaknya lebih banyak melakukan roadshow ke lima hingga enam kota untuk mempromosikan program tersebut. Komunikasinya pun masih satu arah karena masih banyak yang belum mengenal Ideabox dan dunia startup digital.

Namun, untuk batch keempat ini pihaknya hanya mengunjungi sekitar tiga kota saja. Peminatnya juga semakin banyak, terlihat dari pertanyaan yang mereka ajukan saat roadshow lebih kritis dan jumlah aplikasi yang masuk membludak meski baru diumumkan pembukaan pendaftaran lewat publikasi media.

“Tahun ini kami menerapkan proses seleksi yang cukup berat karena kualitas dan variasi startup meningkat dari tahun sebelumnya. Kami menyukai solusi yang ditawarkan oleh para startup, sebab lebih luas dengan bantuan teknologi. Kami yakin pemenang batch ke-4 ini bisa berkembang dengan tambahan nilai melalui jaringan kami dan bisa berakselerasi melalui program kami,” terang Andy.

Untuk mengenal lebih dalam ketiga pemenang Ideabox Batch keempat, berikut rangkumannya:

Andalin

Merupakan situs kargo one-stop service untuk membantu SME dalam menjalani bisnis perdagangan ekspor dan impor melalui integrasi layanan bea cukai. Perusahaan startup ini dipimpin Rifki Pratomo sebagai Co-Founder dan CEO, dan sudah resmi berdiri sejak September 2016.

Pengusaha UKM yang ingin melakukan ekspor/impor dalam jumlah tidak besar dilakukan secara bersama (patungan). Nantinya pihak Andalin akan memproses seluruh pengiriman lewat kerja sama dengan perusahaan shipping clearance dan penyimpanan gudang yang berlokasi di berbagai negara.

“Tujuan kami adalah membantu UKM yang masih memiliki limitasi dalam jumlah untuk melakukan kegiatan ekspor/impor. Kami sudah melakukan product testing sejak September 2016, mengirim kargo ke Amerika Serikat, Tiongkok, dan Eropa,” ujar Rifki.

AyoSlide

Merupakan platform mobile marketing yang bergerak dengan insentif iklan untuk pengguna. Para pengiklan bisa mengiklankan produk mereka di “lockscreen” mobile phone Android pengguna atau melalui aplikasi mobile. Pengguna akan mendapat insentif setiap kali mereka mengikuti instruksi iklan dari pengiklan, bentuknya bisa berupa uang tunai, pulsa, voucher belanja, dan lainnya.

AyoSlide bertujuan membantu pengiklan mencapai KPI mereka dan pada saat yang sama membantu pengguna mendapatkan insentif ekstra dengan mudah lewat penggunaan smartphone setiap harinya. Perusahaan startup ini dipimpin Rizki Fitriana Sari selaku Founder dan CEO, dan bakal mulai beroperasi secara publik Maret 2017 mendatang.

Rizki menerangkan, sepanjang tahun ini AyoSlide menargetkan 1 juta pengguna dengan rata-rata pengguna aktif harian sebesar 195 ribu orang.

Sevva

Merupakan platform rental marketplace, menyederhanakan proses dan memberikan pengalaman sewa menyewa barang dengan mudah dan nyaman lewat layanan rekening bersama. Perusahaan ini sudah resmi berdiri sejak Juni 2016, dipimpin Erik Hormein selaku Co-Founder dan CEO.

Sejauh ini, Sevva sudah melakukan bisnis dengan total order sebanyak 642 order senilai Rp 226 juta. Cakupan wilayah Sevva sementara ini di sekitar Jabodetabek.

Barang sewa yang tersedia di Sevva di antaranya perlengkapan bayi, perjalanan, fotografi, dan fesyen. Sementara ini, Sevva baru tersedia via situs (desktop). Rencananya tahun ini Sevva akan meluncurkan aplikasi mobile.