Tag Archives: Riset

Riset HP: Generasi X dan Milenial Memegang Peranan Penting Bagi Digitalisasi UMKM

Dalam era digitalisasi yang semakin pesat, teknologi menjadi salah satu pilar utama dalam perkembangan bisnis. Seiring dengan kemajuan teknologi, ekspektasi dan pandangan masyarakat terhadapnya teknologi itu sendiri beragam, terutama di antara generasi yang berbeda.

Studi terbaru dari HP mengungkapkan bahwa mayoritas generasi milenial dan X melihat teknologi sebagai kunci keberhasilan bisnis di masa depan. Namun, sebuah fenomena mengejutkan muncul ketika generasi Z, yang tumbuh di era digital, bersama dengan generasi baby boomers, menunjukkan keraguan yang signifikan terhadap manfaat investasi teknologi, khususnya di pasar Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Dalam laporan Kantar yang didukung oleh HP ditemukan bahwa teknologi dianggap sebagai alat penting oleh 77% pengusaha UMKM untuk mengatasi hambatan bisnis. Meskipun demikian, sekitar 69% dari mereka yang berada di generasi baby boomers (usia 59 tahun ke atas) tidak melihat nilai tambah dari investasi teknologi.

Lebih mengejutkan lagi, 57% dari generasi Z (usia 19-26 tahun), yang tumbuh di era digital, memiliki pandangan skeptis yang serupa. Di Indonesia, pola pikir ini juga terlihat, teknologi tampaknya kurang mendapat dukungan dari 65% UMKM generasi Z dan baby boomers, jika dibandingkan dengan rekan-rekan mereka dari generasi X dan milenial.

“HP memahami betapa pentingnya perkembangan UMKM bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Para pelaku UMKM harus melakukan banyak hal—jadi terdepan dalam iklim usaha yang makin kompetitif, menambah konsumen dan penghasilan, serta meningkatkan efisiensi waktu dan uang. Karena itu, teknologi sebaiknya tidaklah rumit dan mengintimidasi. Teknologi harus bekerja dengan sederhana, lancar digunakan, aman, dan ramah lingkungan,” ujar ujar Lim Choon Teck, Managing Director HP Indonesia.

Di era digital saat ini, keberhasilan UMKM seringkali ditentukan oleh adaptasi dan pemanfaatan teknologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada urgensi bagi generasi X dan milenial untuk memegang kendali dan memandu UMKM dalam transisi ini. Mereka memiliki peran penting dalam mengatasi hambatan psikologis, seperti rasa takut, keraguan, dan kecemasan yang seringkali muncul saat berhadapan dengan teknologi baru.

Credit: Riset HP Smart Where IT Matters Study oleh Kantar yang Didukung oleh HP

Lebih dari 70% pelaku UMKM mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap kompleksitas dan potensi risiko keamanan dari teknologi terkini. Angka ini bukan hanya sekedar statistik, melainkan refleksi dari tantangan nyata yang dihadapi oleh pelaku usaha.

Perlunya Sinergi Antar Generasi

Penulis berpandangan penting juga untuk mempertimbangkan bagaimana generasi sebelumnya, seperti generasi baby boomers, yang masih bisa berkontribusi. Mereka memiliki pengalaman bisnis yang kaya dan pemahaman mendalam tentang industri. Ketika bekal ini dikombinasikan dengan pemahaman teknologi dari generasi yang lebih muda, dapat menciptakan sinergi yang kuat.

Oleh karena itu, bukan hanya tentang menghilangkan ketakutan terhadap teknologi, tetapi juga tentang menggabungkan kebijaksanaan generasi lama dengan inovasi generasi baru untuk mencapai kesuksesan UMKM di era digital.

Terakhir, pendekatan holistik yang melibatkan edukasi, pelatihan, dan dukungan teknis mungkin menjadi solusi kunci untuk membantu UMKM beradaptasi dan tumbuh di tengah pesatnya perkembangan teknologi.

51% UMKM di Indonesia Menggunakan Uang Tunai untuk Transaksi

51% UMKM di Indonesia Menggunakan Uang Tunai untuk Bertransaksi

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan digitalisasi yang merambah berbagai aspek kehidupan, sebuah riset dari Modalku menunjukkan bahwa tradisi lama belum sepenuhnya ditinggalkan. Meskipun berbagai metode pembayaran modern bermunculan, transaksi uang tunai dan transfer bank tetap menjadi pilihan dominan bagi UMKM Indonesia.

Untuk mendalami perspektif pelaku UMKM, Grup Modalku, yang merupakan platform pendanaan digital di Asia Tenggara, mengadakan survei pada 2023 yang melibatkan 977 UMKM dari lima negara: Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Dari total responden, sebagian besar adalah pelaku usaha mikro (74%) dan pemilik bisnis (63%). Dari mereka, 59% adalah penerima dana dari Grup Modalku sementara 41% lainnya bukan.

Dalam lanskap bisnis UMKM di wilayah operasional Grup Modalku, terdapat sebuah fenomena menarik terkait metode pembayaran yang digunakan. Meskipun era digitalisasi semakin menguat, transfer bank tetap menjadi pilihan utama bagi mayoritas UMKM.

Data menunjukkan bahwa hampir 90% dari responden memilih untuk membayar supplier mereka melalui transfer bank. Bahkan, 88% dari UMKM tersebut mengkonfirmasi bahwa mereka menerima pembayaran dari pelanggan dengan cara yang sama.

Namun, tidak dapat diabaikan bahwa transaksi tunai masih memiliki tempat di hati banyak UMKM, terutama di Indonesia. Sebanyak 51% responden di tanah air mengungkapkan ketergantungannya pada uang tunai, baik untuk membayar supplier maupun menerima pembayaran dari pelanggan.

Namun, tren pembayaran tidak berhenti di sini. Dengan perkembangan teknologi, metode pembayaran alternatif mulai mendapatkan tempat di kalangan UMKM.

Sebagai contoh, 27% responden menyatakan bahwa mereka menerima pembayaran dari pelanggan melalui e-wallet. Sementara itu, cek masih relevan dengan 14% UMKM menerima pembayaran melalui metode ini.

Virtual account juga mulai mendapatkan traksi dengan 12% UMKM mengadopsinya untuk menerima pembayaran. Dari sisi pembayaran ke supplier, cek masih menjadi pilihan bagi 17% responden, diikuti oleh virtual account (8%), dan e-wallet (4%).

Ini menunjukkan bahwa UMKM terus beradaptasi dengan berbagai opsi pembayaran yang tersedia, mencerminkan fleksibilitas dan ketahanan mereka dalam menghadapi dinamika pasar yang berubah-ubah.

51% UMKM Indonesia Memulai Bisnis dengan Modal Sendiri, Teman atau Keluarga

Laporan terkini dari Grup Modalku ini juga memberikan pandangan mendalam tentang realitas di balik pendirian UMKM di beberapa negara utama kawasan ini, seperti Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

Di tanah air, sebagian besar UMKM memperoleh modal awal dari tabungan pribadi, bantuan dari keluarga dan sahabat (51%), disusul oleh bank konvensional (31%), pendanaan alternatif seperti fintech (10%), dan selebihnya dari investor (3%).

Country Head Modalku, Arthur Adisusanto, mengatakan, “Survei ini menegaskan dan memperluas pemahaman kami tentang UMKM untuk melayani mereka lebih baik, dengan mempermudah akses pendanaan yang dihadirkan dan mulai masuk ke dalam manajemen arus kas, yang akan diterapkan pada produk kami.”

Dalam survei ini terungkap pula, Business Term Loan mendominasi pilihan responden di Asia Tenggara dengan porsi sebesar 49%. Produk ini juga memberikan dampak signifikan dalam pendanaan bisnis di tanah air dengan kontribusi mencapai 74%. Produk lain yang mendapat perhatian adalah account payable financing (25%) dan invoice financing (22%). Tidak hanya itu, produk manajemen biaya juga diminati oleh 21% responden, sementara 13% memilih transaksi lintas-negara dan 8% memanfaatkan fasilitas pembayaran dengan kartu.

3 Cara Riset Produk yang Sedang Trending

3 Cara Riset Produk yang Sedang Trending

Menjual produk yang sedang trending memang bukan satu-satunya strategi dalam bisnis, tetapi ada sejumlah alasan mengapa banyak pebisnis memilih pendekatan ini, antara lain:

  1. Permintaan Pasar yang Tinggi: Produk yang sedang trending biasanya memiliki permintaan pasar yang tinggi. Artinya, banyak konsumen yang mencari dan ingin membeli produk tersebut.
  2. Peningkatan Pendapatan: Dengan permintaan yang tinggi, potensi peningkatan penjualan dan pendapatan juga menjadi lebih besar.
  3. Pemasaran Lebih Efektif: Saat sebuah produk sedang trending, sering kali lebih mudah untuk memasarkannya karena konsumen sudah memiliki kesadaran tentang produk tersebut. Kampanye pemasaran bisa menjadi lebih resonan dan efektif.
  4. Persaingan: Jika kompetitor Anda menjual produk yang sedang trending dan Anda tidak, Anda bisa kehilangan pangsa pasar.
  5. Kesempatan Branding: Menyediakan produk yang sedang trending dapat meningkatkan reputasi dan citra brand Anda sebagai brand yang up-to-date dan relevan dengan kebutuhan konsumen saat ini.
  6. Rotasi Stok Cepat: Produk yang trending cenderung terjual dengan cepat, yang berarti Anda dapat merotasi stok Anda dengan lebih cepat dan mengurangi biaya penyimpanan.
  7. Peluang untuk Upsell dan Cross-sell: Ketika konsumen datang untuk membeli produk yang sedang trending, ada peluang untuk menawarkan produk lain yang relevan atau komplementer, meningkatkan total penjualan.
  8. Membangun Basis Pelanggan: Menarik konsumen baru dengan produk yang sedang trending dapat menjadi kesempatan untuk memperkenalkan mereka kepada produk lain yang Anda tawarkan, membangun loyalitas pelanggan jangka panjang.

Meskipun ada banyak keuntungan dalam menjual produk yang sedang trending, penting juga untuk diingat bahwa tren bisa berubah dengan cepat. Oleh karena itu, pebisnis harus waspada dan fleksibel, serta siap untuk menyesuaikan strategi mereka sesuai dengan perubahan tren pasar. Selain itu, terlalu mengandalkan tren bisa berisiko jika Anda tidak melakukan riset pasar dengan benar atau jika tren tersebut berakhir tiba-tiba.

Nah, agar keputusan bisnis Anda tidak keliru, ada beberapa cara melakukan riset produk yang sedang trending.

Riset Menggunakan Tiktok Shop

Cara pertama, Anda bisa menggunakan data dari Tiktok Shop.

  • Buka aplikasi Tiktok di smartphone Anda
  • Tap tombol TikTok Shop

  • Scroll sampai Anda menemukan panel Trending, tap saja jika sudah kelihatan

  • Nah, di panel ini Anda dapat menemukan deretan produk yang sedang trending, yang paling laku dan yang mendapatkan rating tertinggi berdasarkan kategorinya masing-masing.

Riset Menggunakan Tiktok Seller Centre

Cara kedua, Anda bisa menggunakan data dari Tiktok Seller Centre yang bisa Anda akses dari browser mobile ataupun desktop.

  • Masuk ke Tiktok Seller Centre. Saya berasumsi Anda sudah punya akun di sana. Jika belum, silahkan daftar dan lakukan verifikasi terlebih dahulu.
  • Setelah login, klik Live Manager.

  • Ketika tab baru terbuka, klik menu Data Compass – Market analysis.

  • Nah, di panel ini Anda bisa menemukan data produk yang sedang trending, yang paling laku dan yang paling banyak dipilih oleh kreator.

Riset Menggunakan Google Trends

Google Trends adalah alat yang dikembangkan oleh Google untuk membantu pengguna memahami tren pencarian tertentu sepanjang waktu. Alat ini menunjukkan seberapa sering suatu istilah dicari relatif terhadap total volume pencarian di berbagai wilayah dan dalam berbagai bahasa.

Fungsi Google Trends:

  1. Pemahaman Tren: Anda dapat melihat bagaimana minat terhadap topik atau istilah tertentu berubah seiring waktu
  2. Penelitian Keyword: Untuk mereka yang bekerja di bidang SEO atau pemasaran digital, Google Trends bisa menjadi alat untuk memahami kata kunci yang potensial.
  3. Pembandingan Tren: Anda dapat membandingkan beberapa istilah pencarian untuk melihat mana yang lebih populer.
  4. Informasi Geografis: Google Trends menunjukkan daerah mana yang memiliki minat tertinggi terhadap suatu topik.
  5. Tren Berita: Anda dapat melihat topik berita mana yang sedang tren dan bagaimana topik tersebut dicari oleh pengguna sepanjang waktu.
  6. Ide Konten: Bagi pembuat konten, mengidentifikasi topik yang sedang tren bisa membantu dalam merencanakan konten yang relevan.

Cara Menggunakan Google Trends

  • Mengakses Situs: Kunjungi website Google Trends di trends.google.com.
  • Masukkan Istilah Pencarian: Di kotak pencarian di bagian atas, masukkan istilah atau produk yang ingin Anda lihat trennya.

  • Pemilihan Rentang Waktu: Anda dapat memilih periode waktu tertentu (misalnya, 12 bulan terakhir, 5 tahun terakhir, atau periode waktu khusus) untuk melihat bagaimana tren tersebut berubah.
  • Pemilihan Wilayah Geografis: Anda dapat memfokuskan pencarian pada wilayah tertentu atau melihat data global.
  • Kategori dan Sumber Web Pencarian: Anda bisa memilih kategori tertentu atau jenis pencarian (misalnya, Berita, Google Shopping, YouTube).

  • Eksplore Bagian “Terkait”: Di bagian bawah halaman, Google Trends menampilkan kueri terkait dan topik terkait yang memberi Anda gambaran lebih lanjut tentang bagaimana orang mencari topik yang Anda eksplore.

Dengan menggabungkan data dari Google Trends dengan alat analisis lainnya, Anda dapat memahami lebih lanjut tentang minat pengguna, memprediksi tren mendatang, dan menyesuaikan strategi pemasaran atau konten Anda sesuai dengan data tersebut.

Contoh Kata Pengantar

Contoh Kata Pengantar untuk Makalah, Karya Ilmiah, Skripsi

Pada karya tulis berbentuk makalah, karya ilmiah, laporan, serta sebagainya diperlukan kata pengantar agar pembaca memahami pokok bahasan. Biasanya kata pengantar ini ada di halaman pertama sebuah karya tulis.

Untuk memudahkan penulisan, pemahaman, dan penghayatan terhadap struktur kata pengantar, berikut ini uraian dan contoh kata pengantar untuk berbagai karya. Tujuan dari kata pengantar adalah untuk membuat pembaca mengerti bahwa penulis telah melalui banyak hal untuk menyelesaikan karyanya dan mendapat bantuan dari banyak pihak untuk mempersiapkannya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata pengantar adalah kata pendahuluan atau pandangan umum secara singkat dan jelas sebagai pendahuluan karya tulis.

Pendahuluan dibagi menjadi tiga bagian: pendahuluan, isi, dan akhir.

  1. Paragraf pembuka adalah dari paragraf 1 sampai 2 dari pendahuluan.
  2. Bagian ini berisi pengakuan penulis untuk menyelesaikan karya tulis.
    Bagian konten berisi deskripsi singkat tentang apa pekerjaan itu. Penulis memberikan judul karyanya. Penulis biasanya juga mencantumkan nama orang-orang yang berkontribusi dalam penyelesaian makalah.
  3. Kesimpulan berisi permintaan maaf dan harapan dari penulis atau makalah atau laporan yang dihasilkan. Permintaan maaf cenderung lebih disengaja jika kesalahan tata bahasa ditemukan kemudian.

Contoh Kata Pengantar Makalah

Puji Syukur kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmatnya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan sempurna. Jangan lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan baik ide maupun materi atas bantuannya.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Bahkan, kami berharap makalah ini dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari para pembaca.

Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, kami sebagai penulis merasa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Sebagai imbalannya, kami mengharapkan kritik dan saran yang benar-benar membangun dari para pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.

Bandung, 02 September 2022

Penyusun

Contoh Kata Pengantar untuk Karya Ilmiah

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang Mahakuasa atas berkah dan rahmat-Nya sehingga Pedoman Pelaksanaan Riset Terapan Bidang Fokus Sosial Humaniora, Seni Budaya, dan Pendidikan Penelitian Lapangan dalam Negeri (Kecil) di Pusat Asesmen dan Pembelajaran (Pusmenjar), Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tahun 2021 dapat terselesaikan.

Pedoman Pelaksanaan Riset Terapan Bidang Fokus Sosial Humaniora, Seni Budaya, dan Pendidikan Penelitian Lapangan Dalam Negeri (Kecil) ini disusun sesuai dengan perkembangan regulasi pelaksanaan penelitian di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, salah satunya dengan mengacu kepada Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia tentang Standar Biaya Masukan yang berlaku.

Buku Pedoman ini berisi judul penelitian, persyaratan dan tata cara pengusulan proposal, kriteria penilaian proposal, jadwal penelitian, penilaian proposal penelitian, serta pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan penelitian. Pedoman ini sebagai rujukan dasar operasional pengelolaan dan penyelenggaraan kegiatan Riset Terapan Bidang Fokus Sosial Humaniora, Seni Budaya, dan Pendidikan Penelitian Lapangan Dalam Negeri (Kecil) di Pusmenjar dan diharapkan mampu memberikan arahan penelitian sesuai judul riset yang telah ditetapkan.

Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan pedoman ini. Semoga pedoman ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dan menciptakan budaya dan iklim penelitian yang ilmiah di Pusmenjar. Amin.

Jakarta, 14 April 2021

Kepala Pusat,

Asrijanty, Ph.D.

Contoh Kata Pengantar Laporan

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal Kuliah Kerja Nyata Tematik Institut Pertanian Bogor yang berjudul “Pengembangan Model Ekowisata Agro dan Optimalisasi Potensi Desa Sagarahiang Sebagai Desa Penyangga Taman Nasional Gunung Ciremai (Studi Kasus : Desa Sagarahiang, Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan)” yang dilaksanakan sejak bulan Juni hingga Juli 2019.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Ir. Arzyana Sunkar, M.Sc selaku dosen pembimbing lapang, Bapak Iman Budi Kortana, A.Md selaku Kepala Desa Sagarahiang beserta jajarannya, dan Bapak Ukad selaku pengelola situs sejarah di Desa Sagarahiang yang telah memberikan saran, arahan, dan masukannya. Terimakasih juga tidak lupa penulis ucapkan kepada seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu atas bantuan dan dukungannya. Semoga proposal ini dapat disetujui dan diterima.

Bogor, 10 Agustus 2019

Penulis

Itulah beberapa contoh kata pengantar yang semoga bisa memudahkanmu membuatnya. Sebetulnya tidak sulit untuk membuat kata pengantar. Kamu hanya perlu terbiasa menuliskan pesan dan salam dengan singkat dan tak bertela-tele.

Dapatkan Berita dan Artikel lain di Google News

Aplikasi Riset Tren Pasar

5 Aplikasi Riset Tren Pasar Untuk Menemukan Ide Konten yang Menarik

Sebelum membuat konten tentu saja Anda harus memikirkan ide dari promosi konten Anda. Dan sebelum membuat konten, Anda tidak bisa asal sembarangan menjadikan ide tersebut sebagai dasar dari konten produk Anda. Dengan kemajuan teknologi, kini ada aplikasi yang bisa membantu menyelesaikan pekerjaan Anda dengan lebih mudah, berikut ini aplikasi riset tren pasar untuk produk Anda!

Synthesio

Aplikasi Riset Tren Pasar

Aplikasi yang pertama yang bisa Anda gunakan adalah Synthesio. Dengan aplikasi ini Anda bisa mengumpulkan data data terkait tren pasar secara real time. Keunggulan dari aplikasi ini Anda bahkan bisa langsung menganalisis kompetitor Anda mengenai kampanye dari tren pasar produk yang dijalankan oleh usaha Anda.

Google Alerts

Aplikasi Riset Tren Pasar

Aplikasi satu ini biasanya digunakan oleh tools market research mengenai perusahaan dan produk Anda. Dengan menggunakan aplikasi ini, Anda bisa memantau tren pasar yang paling populer. Selain itu keunggulan dari aplikasi ini adalah tampilannya yang cukup sederhana dan tinggal memasukan kata kunci mengenai apa yang ingin Anda cari terkait suatu trend.

Survey Monkey

Aplikasi Riset Tren Pasar

Aplikasi satu ini biasnaya digunakan oleh para pebsnis untuk melihat target pasaran yang biasanya dilakuakn oleh para pemebeli Anda. Survey Monkey tentunya bisa Anda gunakan apabila sudah membayar per-bulannya sesuai dengan tarif yang ditentukan. Keunggulan dari aplikasi ini Anda bisa membuat survey untuk memahami dari pasar dan konsumen yang sebelumnya telah membeli produk Anda dengan menyertakan link ini pada aplikasi. 

Typeform

Aplikasi satu ini digunakan untuk mengumpulkan feedback dari para pembeli yang biasanya bisa Anda gunakan untuk mendapatkan reaksi dari apra konsumen Anda dan bisa mengolahnya menjadi ide terhadap konten produk Anda. Keunggulan dari aplikasi ini bisa memberikan bantuan bentuk pertanyaan terhadap produk Anda dan konten Anda sendiri, baik itu dari pilihan ganda maupun hanya mengetik singkat.

Think With Google 

Aplikasi Riset Tren Pasar

Rekomendasi alat yang bisa Anda gunakan untuk riset trend pasar adalah Think With Google, dengan aplikasi ini Anda bisa mengetahui perubahan dari perilaku konsumen yang berubah dari waktu ke waktu. Dengan alat ini Anda bahkan bisa mendapatkan hasil dari pencarian di Google dan mengolahnya menjadi konten untuk produk Anda.

Demikianlah rekomendasi aplikasi riset tren pasar yang bisa Anda gunakan untuk membuat konten trend pemasaran dari produk Anda. Pilihlah aplikasi yang tentunya menarik dan bisa menyesuaikan dengan kebutuhan dari bisnis Anda. Selamat Mencoba!

67% dari Populasi Dunia Punya Ponsel & Harga Rata-rata Global untuk 1GB Data Seluler $4,07

Meski pandemi Covid-19 menyebabkan pasar smartphone mengalami penurunan, namun jumlah pengguna ponsel terus bertambah tanpa tanda-tanda akan berhenti dalam waktu dekat. Menurut data yang dikeluarkan oleh Stock Apps, jumlah orang yang menggunakan ponsel mencapai 5,3 miliar pada bulan Juli 2021 atau sekitar 67% dari populasi dunia.

Laporan Hootsuite dan We Are Social Digital 2021 menunjukkan lebih dari 117 juta orang mulai menggunakan ponsel pada tahun lalu, dengan jumlah total pengguna meningkat 2,3% pada periode ini. Eropa sejauh ini memiliki jumlah penduduk tertinggi yang menggunakan ponsel. Tahun lalu, 86% orang Eropa memiliki ponsel, namun untuk 2025 tingkat penetrasi di pasar Eropa diperkirakan hanya akan meningkat menjadi 87%.

 

Amerika Utara berada di peringkat kedua, di mana sekitar 85% warganya menggunakan ponsel. Kemudian gabungan China, Hong Kong, Makau, dan Taiwan, sekitar 83% populasi penduduknya memiliki ponsel. Pasar dengan pangsa kepemilikan ponsel terkecil adalah Afrika sub-Sahara, di mana kurang dari setengah penduduknya memiliki ponsel.

Data Hootsuite mengkonfirmasi mayoritas orang menggunakan smartphone untuk mengakses jaringan seluler dan internet seluler. Pada Juli, smartphone menyumbang 6,4 miliar atau 79% dari semua koneksi seluler secara global. Di sisi lain, router, tablet, PC portabel hanya memiliki pangsa pasar 3,8% dengan 310 juta perangkat.

Pertumbuhan jumlah pengguna smartphone yang mengesankan dan pandemi menyebabkan lonjakan lalu lintas data seluler. Pada kuartal pertama 2021, lalu lintas data seluler global rata-rata bulanan, termasuk unggahan dan unduhan, berjumlah sekitar 66 exabytes atau miliaran gigabyte (66 juta terabyte), meningkat sebesar 68% dari tahun ke tahun. Perangkat berbasis sistem operasi Android menyumbang 73% dari total lalu lintas data, sedangkan perangkat iOS menyumbang 26,3%.

Survei tersebut juga mengungkapkan perbedaan yang signifikan dalam biaya data seluler per negara. Rata-rata global untuk 1 GB data seluler adalah $4,07. Namun orang Yunani membayar lebih mahal, dua kali lipat dari rata-rata atau $8,16. Sementara, di UEA dan Selandia Baru tidak jauh lebih baik dengan masing-masing $7,62 dan $6,99 per GB. Pengguna smartphone di AS dan Inggris rata-rata membayar $3,33 dan $1,42. Israel sejauh ini memiliki data termurah dengan biaya 1 GB hanya $0,05, diikuti oleh Italia $0,27 dan Rusia $0,29.

Sumber: GSMArena, Stock Apps

Riset Mengatakan Red Dead Redemption 2 Membantu Pengenalan Satwa Liar

Kompleksitas dunia open-world yang ditawarkan game-game buatan Rockstar memang tidak perlu diragukan. Terlebih Rockstar selalu meningkatkan standar dengan dunia yang lebih imersif.

Salah satu contohnya adalah Red Dead Redemption 2 yang kini sudah berumur 3 tahun. Namun dunia liar Amerika yang mereka hadirkan masih mampu membuat takjub banyak orang. Bahkan, sebuah riset terbaru menyebutkan bahwa RDR 2 ini dapat digunakan untuk memelajari hewan liar yang ada di dalam game-nya.

Riset ini dilakukan oleh seorang guru Biologi asal Inggris yang juga seorang gamer. Risetnya dilakukan kepada sebanyak 586 partisipan yang mengambil lokasi di 55 negara. Sekitar 444 orang telah memainkan Red Dead Redemption 2. Rata-rata respondennya berumur 18 hingga 34 tahun.

image credit: Rockstar

Dikutip dari postingannya di forum Reddit, sang guru yang menggunakan nama SaiRookwood tersebut menjelaskan bahwa tujuan dari risetnya ini adalah untuk mencari tahu apakah lingkungan virtual detail yang dimiliki oleh Red Dead Redemption 2 dapat membuat gamer belajar mengidentifikasi beberapa spesies yang ada di dalam simulasi ekosistem game-nya tanpa disadari.

Dalam surveynya, para responden diminta untuk mengidentifikasi 15 hewan dari foto aslinya. Hewan-hewan tersebut semuanya ada di dalam RDR 2. Dan para responden diminta untuk memilih nama hewan tersebut yang benar dari pilihan ganda.

Hasilnya pun cukup mengejutkan, karena rata-rata para responden yang memainkan RDR 2 mampu menebak dengan benar 10 dari 15 binatang. Lebih lanjut, para gamer yang baru saja memainkan game RDR 2 dikatakan mampu memperoleh nilai lebih tinggi.

image credit: imgur

Sedangkan responden dengan nilai terbaik adalah mereka yang memilih peran sebagai ‘Naturalis’ di dalam Red Dead Online. Hal itu dikarenakan peran tersebut meminta para pemain untuk memelajari satwa yang ada di dunia Red Dead tanpa membunuhnya.

SaiRookwood berkesimpulan bahwa imersi dan ‘gamification‘ dalam pembelajaran akan lebih efektif. Karena aksi yang mereka lakukan dalam proses pembelajaran tersebut lebih bermakna ketimbang hanya harus mengingat-ingatnya lewat gambar, buku, atau video.

Meskipun begitu, SaiRookwood tetap tidak menyarankan untuk para gamer yang masih berumur di bawah 18 tahun untuk memainkan Red Dead Redemption 2. Karena memang banyak adegan-adegan dalam game-nya yang terlalu sadis dan kurang sesuai untuk anak-anak di bawah umur.

Pengguna Paylater di Indonesia

Riset Kredivo: Opsi Paylater Makin Dipertimbangkan untuk Bayar Belanja Online

Riset Kredivo dan Katadata Insight Center (KIC) menunjukkan sebanyak 27% dari 3560 responden memanfaatkan metode pembayaran paylater saat berbelanja di platform e-commerce selama setahun lalu. Kendati, opsi pembayaran dengan dompet digital masih jadi pilihan utama responden.

Direktur Riset KIC Mulya Amri menjelaskan, dompet digital masih menjadi pilihan utama responden selama setahun terakhir. Namun jumlah pengguna paylater di platform e-commerce mulai meningkat. “Lebih dari 50% pengguna baru menggunakan paylater di e-commerce setahun terakhir atau saat pandemi corona,” ucapnya saat konferensi pers virtual, Rabu (9/6).

Ini adalah tahun kedua KIC dan Kredivo berkolaborasi membuat riset. Pada edisi kali ini “Perilaku Konsumen E-Commerce Indonesia 2021”, juga menganalisis perilaku pembayaran konsumen dan penggunaan paylater di tengah pandemi. KIC memanfaatkan data primer lebih dari 10 juta sampel transaksi dari enam pemain e-commerce terbesar Indonesia sepanjang 2020 dan hampir satu juta sampel pengguna Kredivo dari seluruh Indonesia yang dikumpulkan langsung oleh Kredivo.

Lebih lanjut, dari riset ini mayoritas responden menilai bahwa paylater merupakan alternatif kredit, namun dengan proses yang mudah. Berikut rinciannya:

Selain itu, dalam survei juga turut menanyakan sejauh mana pengetahuan responden terhadap produk paylater. Sebanyak 86% orang menyatakan sudah mengetahui dengan tingkat pengetahuan sedang. Bisa dikatakan, bahwa orang-orang sudah mulai tahu dengan konsep paylater, meski belum memanfaatkan produknya secara langsung. Ini bisa menjadi peluang yang bisa digarap para pemain paylater ke depannya.

Mulya turut menambahkan, hampir seluruh responden (71%) yang menggunakan paylater akan terus menggunakannya. Bahkan sebanyak 49% menyatakan akan meningkatkan penggunaannya.

Hasil riset ini dilakukan dengan melakukan survei online selama 26-30 Maret 2021. Responden mayoritas perempuan (64%), laki-laki (36%). Dari segi usia, sebanyak 68% responden adalah kelompok milenial atau 23-38 tahun. Kemudian, generasi Z (13-22 tahun) 16%, generasi X (39-54 tahun) 15%, dan baby boomer (55-70 tahun) 1%.

Sementara itu, dari sisi pengeluaran, sebanyak 36% responden memiliki pengeluaran Rp2 juta-Rp4 juta, 30% kurang dari Rp2 juta, 21% lebih dari Rp6 juta, dan 13% antara Rp4 juta-Rp6 juta.

Dari data primer Kredivo, KIC menganalisis mengenai Perilaku Konsumen E-Commerce Indonesia 2021. Ditemukan sejumlah temuan bahwa:

  1. Terjadi peningkatan rata-rata nilai transaksi secara konsisten di hampir semua kategori produk yang disebabkan oleh konsumen yang bergeser ke pembelanjaan secara online. Hal ini menunjukkan meningkatnya kepercayaan konsumen terhadap transaksi digital, walaupun distribusi belum merata di beberapa wilayah.
  1. Konsumen yang berusia lebih tua semakin nyaman berbelanja online. Di tengah dominasi gen Z dan milenial, generasi X (kelompok usia 36-45) mengalami peningkatan jumlah transaksi berbelanja online dari 13% pada 2019 menjadi 19% pada 2020.
  1. Pandemi ubah preferensi belanja konsumen saat bertransaksi online. Karena konsumen lebih banyak beraktivitas dari rumah, pandemi mendorong konsumen untuk membeli produk yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi belanja produk non-pokok. Ini terlihat dari penurunan volume transaksi produk fashion (30% di tahun 2019 menjadi 22% di tahun 2020) sedangkan terjadi peningkatan signifikan di kategori produk seperti peralatan rumah tangga, isi ulang pulsa dan voucher, serta makanan.
  1. Promosi dan festival belanja online masih efektif tarik konsumen untuk berbelanja. Hari Belanja Online Nasional (12.12) dan festival belanja tanggal kembar seperti 9.9 dan 11.11 terbukti masih efektif dalam menarik konsumen untuk berbelanja. Jumlah rata-rata transaksi pada tanggal 11.11 dan 12.12 tahun 2020 meningkat hingga 3 kali rata-rata transaksi harian tahun 2020.

“Riset yang dilakukan Kredivo bersama Katadata Insight Center tahun ini memperkuat kesimpulan kami bahwa adopsi e-commerce akan terus meningkat tiap tahunnya. Di samping meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap e-commerce, pandemi juga mendorong masyarakat untuk berpindah ke transaksi digital [..],” tandas VP Marketing & Communications Kredivo Indina Andamari.

Application Information Will Show Up Here

5 Tool Riset Trending Topik di Media Sosial

Konten kreator, blogger dan buzzer dituntut untuk selalu up to date dengan segala informasi dan fenomena yang terjadi di sekitarnya. Tapi dengan segala kesibukan dan fokus yang mungkin teralihkan, sangat mungkin Anda kehilangan momentum.

Sehingga untuk bisa terus mencium tren di media sosial, Anda butuh alat tambahan yang tidak sebatas memudahkan proses penemuan tren tapi juga memberi akses ke data, fitur dan fungsi-fungsi pendukung lainnya. Berikut kami suguhkan 5 tool riset untuk menemukan trending topik di media sosial.

Trendsmap

Alat yang pertama ini akan memberi tahu Anda trending topik sosial media Twitter berdasarkan lokasi pengguna. Jadi Anda bisa mengetahui informasi trending topik terbaru di setiap wilayah di Indonesia. Alat ini sebenarnya gratis, Namun Anda juga bisa beralih ke premium untuk mendapat fasilitas lainnya.

EpicBeat

EpicBeat ini ditujukan untuk penulis yang ingin mencari konten viral dan trending topik di media sosial. Di tool ini, Anda juga bisa mencari influencer yang paling berpengaruh di media sosial. Selain itu EpicBeat  memiliki fitur yang dapat mengukur konten tertentu dengan gaya penulisan yang paling diminati oleh pembaca.

Google Trends

Sesuai dengan namanya, Google Trend memberitahu Anda tentang informasi apa saja yang paling banyak diminati di Google. Google Trend melaporkan hal tersebut berdasarkan pencarian alami yang dilakukan oleh pengguna Google di seluruh dunia.

Saat Anda membuka tool Google Trend, Anda bisa langsung melihat beberapa fitur dengan daftar topik yang lagi trend selama 24 jam terakhir. Anda juga dapat menelusuri minat pada topik tersebut dari waktu ke waktu dan bagaimana minatnya di setiap wilayah geografis.

Buzz Sumo

Buzz Sumo adalah alat pencarian trending topik terbaik dan terlengkap. Namun dengan segala kelengkapannya, Buzz Sumo ini tidaklah gratis, namun harus membayar sebesar $99 per bulannya. Dengan biaya tersebut, Anda bisa mendapatkan fitur View Share dimana Anda bisa melihat siapa saja yang membagikan konten tertentu serta Trend Now dimana Anda bisa mengidentifikasi konten apa yang berpotensi viral.

Hashtagify

Hastgaify ini melacak apa yang  sedang trending topik di Twitter berdasarkan penggunaan hastag. Jika Anda memasukkan suatu topik, maka akan muncul beberapa hastag yang salah satunya adalah hastag yang paling banyak muncul. Alat ini gratis digunakan, namun jika ingin menggunakan fitur lainnya, harus membayar dahulu sebesar $9.9 per bulan.

Demikian informasi mengenai 5 tools yang bisa membantu Anda mencari apa yang sedang trending topik di media sosial. Semoga membantu.

Gambar header Pixabay.

Menyimak survei soal e-commerce sepanjang tahun 2017 / Pexels

Meningkatnya Popularitas Tokopedia Sepanjang Tahun 2017

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Financial Times (FT) soal dinamika industri e-commerce di Indonesia, terdapat beberapa hal menarik sepanjang tahun 2017 yang kemudian menjadi fokus dari riset dan survei tersebut. Survei yang dilakukan FT melibatkan sekurangnya 1000 responden di berbagai pihak yang bersinggungan dalam lanskap e-commerce.

Adapun salah satu hasil temuan yang dikemukakan adalah mengenai fakta bahwa Tokopedia secara perlahan mulai mengalahkan popularitas Lazada dan Shopee, layanan e-commerce asal Singapura yang kerap dikabarkan menempati puncak popularitas dengan strategi khas yakni ongkir gratis. Termasuk mengalahkan popularitas rivalnya untuk marketplace lokal Bukalapak.

Tokopedia dan posisinya menjadi yang terfavorit

Usai mendapatkan pendanaan dari Alibaba Group sebesar 1,1 miliar dolar (atau lebih dari 14 triliun Rupiah), Tokopedia layanan e-commerce yang didirikan oleh William Tanuwijaya ini terus mengalami peningkatan dari jumlah pengguna, hingga akhirnya mengalahkan layanan e-commerce Lazada –yang sebelumnya juga telah diakuisisi oleh Alibaba Group dengan nilai total sebesar $1 miliar. Proses akuisisi ini juga memberikan kendali kepada Alibaba atas Lazada Group hingga 83%.

Tokopedia sendiri berdasarkan hasil riset FT tersebut disebutkan, telah berhasil memperkuat posisi mereka di pulau Jawa, yang merupakan konsumen terbesar untuk layanan e-commerce di Indonesia.

Hal menarik lainnya yang kemudian diungkapkan oleh FT adalah, JD.id dan Shopee saat ini mulai mengganggu posisi layanan e-commerce lokal lainnya seperti Bukalapak, dan mulai banyak dipilih oleh masyarakat Indonesia dalam hal belanja online.

Bukan hanya Bukalapak yang mengalami penurunan, dalam hasil survei tersebut juga diungkapkan OLX, Zalora Indonesia, Berrybenka, dan MatahariMall juga mengalami penurunan popularitas.

Shopee dan JD.id memiliki kampanye yang cukup kuat sepanjang tahun 2017, yaitu Shopee dengan ongkos kirim gratis, sementara JD.id dengan kampanye barang asli yang dijamin kualitasnya, yang selama ini ternyata menjadi perhatian dari pembeli saat melakukan transaksi secara online.

Produk fesyen paling banyak dibeli secara online

Dalam survei tersebut juga diungkapkan, kebanyakan pembeli di Indonesia masih mencari produk fesyen, disusul dengan smartphone dan aksesorinya, produk kecantikan hingga alat-alat rumah tangga. Terkait dengan besarnya uang yang dihabiskan saat melakukan transaksi secara online, FT menyebutkan paling banyak orang Indonesia menghabiskan Rp1 juta untuk setiap transaksi secara online yang dilakukan sepanjang tahun 2017.

Persoalan produk yang asli dan berkualitas juga masih menjadi prioritas utama para pembeli, disusul dengan waktu pengiriman hingga biaya tambahan yang dikenakan oleh layanan e-commerce saat transaksi dilakukan.

Meskipun saat ini sudah banyak layanan e-commerce yang hadir dan banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia, faktanya tidak banyak transaksi yang dilakukan. Dari hasil survei tersebut terungkap, kebanyakan pembeli hanya melakukan transaksi secara online satu bulan sekali saja.

Persoalan pajak untuk transaksi online

Masih belum finalnya persoalan pajak turut menjadi kendala yang terjadi di layanan e-commerce di Indonesia. Wacana yang tengah berkembang menyebutkan bahwa pemerintah Indonesia berencana menarik pajak 0,5% untuk semua transaksi online, lebih rendah 1% dari ritel tradisional. Persoalan lain soal pajak yang masih terus dibicarakan adalah tidak dikenakannya pajak kepada penjual yang menggunakan media sosial seperti Facebook dan Instagram.

Hal tersebut menurut para pelaku e-commerce cukup memberatkan dan menjadi kekhawatiran sendiri, jika pada akhirnya penjual online lebih memilih media sosial untuk menjalankan bisnis, dibandingkan bergabung dengan layanan e-commerce.

Namun demikian di sisi lain dari hasil survei tersebut juga diungkapkan, meskipun penjualan memanfaatkan media sosial terlihat seksi dan menguntungkan, namun masih banyaknya penipuan hingga kualitas yang belum terjamin dari online shop memanfaatkan media sosial, membuat banyak pembeli lebih banyak memilih layanan e-commerce untuk membeli barang yang diinginkan. Jumlah tersebut menurut FT menurun hingga 7,7% dari tahun lalu yaitu 12%.

Toko online yang resmi diklaim memiliki produk yang lebih berkualitas, dengan proses quality control yang ketat, ongkir gratis hingga tampilan situs dan aplikasi yang lebih menarik dibandingkan media sosial.