Masih sulitnya perusahaan baru dengan skala mikro-medium untuk mendapatkan persetujuan kartu kredit perusahaan dari bank, menjadi salah satu alasan platform fintech Monit.id hadir. Secara khusus mereka adalah perangkat lunak pembayaran untuk bisnis. Monit.id resmi aktif beroperasi awal tahun 2022 ini.
Melalui Monit.id, bisnis bisa mengelola keuangan mereka seperti bill payment, reimbursement, atau disbursement melalui bank transfer. Mereka juga menangani kebutuhan kartu kredit virtual untuk menangani berbagai jenis pembayaran.
“Kami ingin menawarkan cara baru untuk perusahaan ketika mengelola pembayaran untuk layanan digital menggunakan virtual kartu kredit. Apakah itu untuk keperluan tools seperti SaaS, server, hingga kampanye iklan di media sosial, semua bisa diatur dengan mudah melalui Monit.id,” kata Co-founder Monit.id Rizki Aditya.
Model bisnis dan strategi monetisasi
Persoalan penggunaan kartu kredit perusahaan yang kebanyakan masih mengandalkan kepemilikan si pendiri atau pimpinan perusahaan, menjadi satu-satunya solusi yang diterapkan oleh perusahaan saat ini ketika akan melakukan pembayaran layanan digital. Melalui Monit.id kini mereka bisa melakukan kontrol terhadap kartu, bisa menentukan limit kartu kredit, bisa mengunci merchant yang ingin digunakan dan akan menolak pembayaran yang tidak didaftarkan.
Monit.id juga memiliki visibilitas yang diklaim belum disediakan oleh bank konvensional pada umumnya. Karena billing statement biasanya akan diberikan pada akhir bulan oleh bank, sementara di Monit.id jika ada transaksi mereka bisa melihat transaksi tersebut secara langsung memanfaatkan dasbor dan notifikasi.
Saat ini Monit.id bertindak sebagai sistem integrator. Di Bank Indonesia terdapat lisensi sebagai platform yang menghubungkan kepada institusi finansial.
“Untuk strategi monetisasi saat ini masih transactional base, jadi jika kartu tersebut digunakan klien, kami akan mendapatkan interchange fee dari bank partner. Tapi mungkin ke depannya semakin banyak instrumen finansial yang disediakan tentu monetisasinya akan bertambah. Misalnya bisa melalui commision fee, interest fee dan lainnya,” kata Rizki.
Saat ini Monit.id telah menjalin kemitraan strategis denga bank CIMB Niaga dan bank UOB. Meskipun saat ini fokus menyasar kepada B2B namun melihat peluang yang ada, Monit.id tidak menutup kemungkinan untuk memberikan layanan kepada segmen B2C.
“Saat ini Monit.id menyasar layanan e-commerce dan perusahaan teknologi. Kebanyakan dari mereka memerlukan kartu kredit untuk melakukan pembayaran berlangganan server, cloud, hingga tools SaaS untuk tim engineer mereka hingga kampanye pemasaran melalui media sosial,” kata Rizki.
Pendanaan awal
Awal tahun 2022 Monit.id telah berhasil mengantongi pendanaan awal dari Init 6, 1982 Ventures, dan satu venture capital yang enggan disebutkan identitasnya. Tidak disebutkan berapa nilai investasi yang diterima, namun perusahaan ingin memanfaatkan dana segar tersebut untuk mengakuisisi lebih banyak klien dan menambah tim. Monit.id juga memiliki rencana untuk melakukan penggalangan dana tahapan lanjutan tahun ini.
“Kita melihat masih punya ruang bagi platform seperti Monit.id untuk tumbuh jika dilihat dari transaksi kartu kredit dan kartu debit saat ini sekitar $500 miliar. Dari situ kita bisa menyentuh 10% saja bisa menguntungkan. Bisa jadi potensi tersebut yang menjadikan investor tertarik untuk berinvestasi kepada Monit.id,” kata Rizki.
Menurut Managing Partner Init 6 Achmad Zaky, melihat kembali pengalaman dirinya membangun Bukalapak dulu, cukup frustrasi dalam mengelola pengeluaran, terutama pengeluaran digital. Sebagian besar pembayaran untuk pengeluaran digital memerlukan kartu kredit dan sangat sulit bagi perusahaan untuk mengajukan kartu kredit perusahaan ke bank.
“Dari pengalaman tersebut, kami yakin banyak perusahaan, khususnya UKM menghadapi masalah yang sama dan oleh karena itu Monit.id dapat membantu mereka untuk menjadi lebih produktif dan efisien dengan menyediakan sistem manajemen pengeluaran semua dalam satu termasuk kartu kredit perusahaan untuk pembayaran,” kata Zaky.
Ditambahkan olehnya seperti semua investasi yang telah diberikan, pendiri startup memainkan peran besar dalam keputusan yang diambil. Dalam hal ini Init 6 menyukai cara para pendiri Monit.id mengeksekusi dan membangun produk. Init 6 juga kagum pada bagaimana mereka mengganggu status quo dengan menyederhanakan proses aplikasi kartu kredit perusahaan yang terkenal ketidaknyamanan bagi perusahaan.
“Mereka telah mendapatkan kemitraan strategis dengan dua penyedia kartu kredit global dan dua bank regional. Kemitraan ini sangat penting bagi Monit.id untuk memperkuat posisi mereka di pasar dan memberikan solusi terbaik bagi klien. Kami percaya bahwa Monit dapat menjadi pengubah permainan di sektor teknologi finansial B2B,” kata Zaky.