Sepanjang perjalanan skena kompetitif game Pro Evolution Soccer, Thailand memang terbilang menjadi salah satu pusat perkembangan di kawasan Asia Tenggara. Tahun lalu E-League Thailand bahkan berhasil menggaet liga sepak bola kasta utama di negara tersebut sehingga pertandingan berubah nama menjadi Toyota E-League 2020.
Mengingat perkembangan skena Pro Evolution Soccer yang begitu pesat di sana, tidak heran bila beberapa pemain terbaik Indonesia pun turut bertandang ke sana. Tahun 2020 lalu setidaknya ada tujuh pemain Indonesia yang bertanding di sana. Ada Rizal “Ivander” Danyarta, Adyatama “Qwa” Priady, Rizky Faidan, Rommy Hadi Wijaya, Elga Cahya Putra, Setia Widianto, dan Doni Pratama Sakti. Mereka semua bermain membela klub-klub liga sepak bola Thailand untuk Toyota E-League 2020.
Tahun 2021 ini E-League Thailand kembali hadir, namun terlihat memiliki format berbeda. Informasi terakhir dari akun media sosial resmi E-League Thailand menunjukkan bahwa akan ada 10 tim yang bertanding di dalam liga tersebut. Dari 10 tim tersebut kita dapat melihat bahwa 5 di antaranya yaitu Prachuap FC, Buriram United, Rayong FC, Suphanburi FC, dan Police Tero FC merupakan klub sepak bola liga Thailand. Sementara 5 lainnya merupakan organisasi esports yang sudah cukup ternama di Asia Tenggara seperti Xavier Esports, Purple Mood Esports, atau Box Gaming.
Terselip dari 5 organisasi esports tersebut adalah Zeus Gaming, salah satu organisasi yang cukup ternama di skena Pro Evolution Soccer lokal. Ingin mengetahui lebih lanjut soal perjalanan Zeus Gaming hingga mendapat kesempatan tersebut, saya mewakil redaksi Hybrid.co.id pun berbincang singkat dengan Putra Sutopo selaku President & Founder of Zeus Gaming.
Dalam hal format pertandingan, Putra pun mengatakan. “Memang sedikit beda jika dibanding tahun lalu. Tahun ini tetap melibatkan tim sepak bola namun dicampur dengan sebagian tim esports. Kalau alasan kenapa tim esports juga turut disertakan pada tahun ini, mungkin karena penyelenggara bertujuan untuk meningkatkan viewership liga dan tim esports mungkin punya daya tariknya tersendiri bagi para penonton. Menurut pendapat saya sih seperti itu.” Ucap Putra.
Jujur saya agak bingung ketika E-League Thailand tiba-tiba mengumumkan tim peserta saja tanpa ada informasi sebelumnya seputar seleksi ataupun persiapan menuju season 2021. Mungkin juga saya jadi ketinggalan informasi karena E-League Thailand hanya memiliki kanal informasi dengan bahasa lokal saja, setidaknya dari apa yang saya pantau. Putra lalu menjelaskan bagaimana Zeus Gaming bisa terpilih menjadi bagian dari e-League Thailand musim ini.
“Untuk musim ini penyelenggara liga Thailand memang mengundang organisasi esports yang ada di Asia dan memberikan kesempatan bergabung ke dalam liga melalui sebuah kualifikasi. Pada saat kualifikasi, kami menghadapi tim dari klub sepak bola Thailand serta organisasi esports asal Thailand, Malaysia, Vietnam dan Jepang. Alhamdulillah porsesnya berjalan lancar dan enggak ada kendala yang terlalu besar.” Putra Sutopo menjelaskan seputar perjalanan timnya menjadi bagian E-League Thailand di musim ini.
Lalu bagaimana dengan persiapan Zeus Gaming untuk liga tersebut? “Kalau soal persiapan, sejauh ini saya merasa persiapan kami sudah cukup matang karena jadwal latihan rutin yang telah kami lakukan belakangan ini.” Lalu bagaimana dengan roster? Musim lalu Rizky Faidan bermain untuk Buriram Esports. Dengan kehadiran Zeus Gaming dan Buriram Esports di musim ini tentu akan menciptakan kebingungan tersendiri bagi para fans.
“Roster Zeus Gaming untuk E-League Thailand yaitu Rizal ‘Ivander’, Elga Cahya Putra, Elul Wibowo, Ferry Gumilang, Rommy Hadiwijaya, dan Fiqri Rahardian. Lima roster Zeus tersebut adalah pemain berpengalaman dan turut bertanding di liga Indonesia Football e-League musim kemarin kecuali Fiqri Rahardian. Kalau soal Rizky Faidan, ada kemungkinan dia akan perpanjang kontrak dengan Buriram. Namun hal tersebut masih tentatif dan belum bisa dipastikan.” Putra menjelaskan.
“Jadi apabila Rizky Faidan diperpanjang kontraknya dengan Buriram United, maka ia akan kembali bermain bersama tim tersebut dalam status pinjaman. Rizky akan tetap membela Zeus Gaming untuk kompetisi di luar E-League Thailand. Tapi apabila Buriram United tidak jadi memperpanjang peminjaman Rizky, maka ia akan bermain bersama Zeus Gaming untuk E-League Thailand nantinya.” Putra memperjelas lebih lanjut.
Lalu bagaimana dengan lawan-lawan yang akan dihadapi? “Saya merasa Buriram tentu akan jadi lawan terberat. Tim tersebut adalah juara 3 kali berturut-turut dari E-League Thailand. Belum lagi soal kemungkinan Rizky yang bermain dengan tim tersebut.” Ucap Putra.
Terkait soal jadwal dan metode pertandingan, Putra Sutopo menjelaskan bahwa pertandingan akan dilakukan mulai dari bulan Februari hingga bulan Agustus 2021 mendatang. Pertandingan E-League Thailand akan diselenggarakan secara online dengan format 1vs1 dan 3vs3. Putra juga menjelaskan bahwa ada kemungkinan pertandinga dilakukan secara offline di Thailand apabila pandemi COVID-19 sudah lebih dapat dikendalikan.
Menutup perbincangan Putra pun menyampaikan rasa bahagianya bisa turut bertanding E-League Thailand.
“Sangat bersyukur bisa mendapat kesempatan bersaing di liga profesional bersama klub serta tim esports dari berbagai negara. Target kami tentunya adalah menjadi juara dan menjadi yang terbaik di kompetisi manapun. Kami akan berjuang sekuat tenaga untuk dapat merebut piala dari sang juara bertahan. Insya Allah kami akan jadi juara di E-League Thailand 2021 dan mengharumkan nama bangsa Indonesia.” Tutup Putra.
Mari kita doakan segala yang terbaik dan agar Zeus Gaming sebagai organisasi esports yang mewakili Indonesia di kancah Pro Evolution Soccer bisa menunjukkan permainan terbaiknya di E-League Thailand 2021.
Masih dalam suasana akhir tahun, kali ini saya akan kembali menyajikan daftar-daftar menarik seputar game dan esports yang sudah kita lewati sepanjang tahun 2020. Setelah daftar turnamen terpopuler 2020, kali ini saya akan mencoba melakukan sedikit rekap terhadap sosok pemain serta tim esports asal Indonesia tersukses di tahun 2020. Tidak banyak tim ataupun pemain mampu sekonsisten seperti mereka, apalagi mengingat situasi pandemi yang terjadi di tahun 2020 ini. Tanpa berlama-lama lagi, berikut daftarnya:
Bigetron Red Aliens bahkan masih bisa mendapatkan satu prestasi lagi di akhir tahun 2020 ini. Zuxxy, Luxxy, Ryzen, dan Microboy berhasil mendapat posisi Runner Up pada babak liga PUBG Mobile Global Championship 2020 yang baru saja berakhir akhir pekan lalu. Melihat jajaran prestasi yang mereka dapatkan, jadi tak terbantahkan juga bahwa Bigetron Red Aliens adalah tim esports tersukses sepanjang tahun 2020 ini.
RRQ Hoshi (MLBB)
Kalau ditanya siapa tim paling sukses dari kancah esports MLBB, saya akan menjawabnya dengan dua tim. Tim yang pertama adalah RRQ Hoshi. Tahun ini adalah tahun di mana RRQ Hoshi berhasil memecahkan kutukan juara Mobile Legends Professional League (MPL) Indonesia dan menjadi tim pertama yang meraih gelar keduanya di sepanjang MPL berjalan.
Tak hanya itu, RRQ Hoshi juga menjadi yang mempertahankan posisi Indonesia sebagai negara kompetitif MLBB terbaik di kawasan Asia Tenggara lewat gelaran MPL Invitational 4 Nations Cup. Walaupun hanya dua turnamen yang dimenangkan RRQ Hoshi, namun dua turnamen tersebut adalah turnamen official yang merupakan kasta tertinggi di skena esports MLBB saat ini. Berkat prestasi dan konsistensi tersebut, RRQ Hoshi pun berhak masuk ke dalam daftar ini.
Alter Ego (MLBB)
Setelah RRQ Hoshi, saya merasa Alter Ego selaku pesaing terberatnya di musim kompetisi MLBB 2020 juga patut dimasukkan ke dalam daftar ini. Jika bicara tersukses secara jumlah piala yang diperoleh, Alter Ego mungkin hanya akan terkesan sebagai tim yang biasa saja. Pada MPL ID Season 5 yang berlangsung di awal 2020, Alter Ego harus puas tersungkur di hari pertama babak playoff. Kejadian tersebut terulang kembali pada MPL Invitational 4 Nations Cup. Alter Ego kembali tumbang sejak hari pertama, kali ini dipulangkan oleh ONIC Esports.
Baru pada MPL ID Season 6 tim Alter Ego mulai melesat dengan cepat. Pada musim tersebut mereka berhasil mendapatkan peringkat pertama di akhir babak Regular Season. Pada babak playoff, Alter Ego berhasil mendapatkan peringkat runner-up walau harus merangkak lewat lower-bracket terlebih dahulu.
Puncak kejayaan mereka terjadi pada ONE Esports MPL Invitational 2020. Pada pertandingan tersebut mereka berhasil mengalahkan RRQ Hoshi yang notabene musuh bebuyutan Udil dan kawan-kawan, serta memboyong piala ONE Esports MPL Invitational 2020 pada 6 Desember 2020 kemarin. Jadi, saya merasa Alter Ego patut masuk daftar ini karena perjuangan para pemain serta manajemen untuk terus berusaha menjadi lebih baik. Karena itu saya berpikir bahwa Alter Ego adalah tim esports yang paling sukses perkembangannya di tahun 2020 ini.
BOOM Esports (Dota 2)
Tahun 2020 sebenarnya bisa dibilang bukan tahun yang terbaik bagi divisi Dota 2 BOOM Esports. Namun sebagai satu-satunya tim Dota 2 dengan roster berisikan 5 pemain Indonesia, saya merasa prestasi BOOM Esports Dota 2 di Asia Tenggara terbilang sudah cukup sukses pada tahun 2020 ini.
Jika kita melihat daftar prestasinya di Liquidpedia, kita bisa melihat sendiri bagaimana BOOM Esports berkali-kali harus puas dengan perolehan runner-up. Namun, BOOM Esports tampil konsisten mendapatkan runner-up tersebut hampir di kebanyakan kompetisi online yang diselenggarakan selama pandemi ini. Mulai dari ESL One Online hingga BTS Pro Series. Prestasi terbaik mereka di tahun 2020 ada pada turnamen ESL SEA Championship 2020, ketika Mikoto dan kawan-kawan berhasil melibas Geek Fam 3-2 pada bulan Maret 2020 lalu. Sayangnya di akhir tahun 2020 ini kita harus mendengar kabar yang cukup mengecewakan yaitu kepergian sang bintang, Dreamocel, dari divisi Dota 2 BOOM Esports. Akankah prestasi BOOM Esports divisi Dota 2 bertahan di tahun 2021 mendatang?
Kenny Deo “Xepher” (Dota 2)
Dari sisi individu, sosok Kenny “Xepher” Deo saya rasa pantas untuk mendapat gelar sebagai pemain esports tersukses di tahun 2020 dari kancah Dota 2. Puncak kesuksesan Xepher adalah ketika dia bersama dengan tim Geek Fam. Jika kita melihat jajaran prestasinya pada laman Liquidpedia, kita bisa melihat sendiri bagaimana Xepher bersama Geek Fam berhasil mendapatkan dua kali gelar juara dari bulan Juni hingga Juli 2020.
Pada bulan Juni, Xepher bersama Geek Fam berhasil mendapat gelar juara di gelaran BTS Pro Series Season 2 setelah melibas BOOM Esports 3-0. Pada bulan Juli, Xepher bersama Geek Fam menjadi juara di ONE Esports Dota 2 SEA League setelah mengalahkan Fnatic 3-1. Sayangnya kebersamaan Xepher dengan Geek Fam kini hanya tinggal kenangan saja. Sejak 27 November 2020, Xepher diumumkan akan membela organisasi esports asal Korea Selatan yaitu T1. Akankah prestasi Xepher bisa tetap cemerlang di tahun-tahun ke depannya?
Andika Rama Maulana (Sim Racing)
Dari skena balapan simulasi ada sosok Andika Rama Maulana. Sosok yang satu ini terbilang menjadi salah satu pebalap simulasi asal Indonesia yang paling aktif serta berprestasi. Pencapaian terbesar terbarunya adalah ketika ia berhasil memenangkan seri GT World Challenge Asia Esports Championship kelas SIM-Pro. Walaupun ia sempat tersendat di seri balapan tersebut, namun Rama akhirnya menjadi juara setelah melakukan balapannya secara konsisten.
Selain pertandingan tersebut, Andika Rama juga beberapa kali mengikuti pertandingan-pertandingan balap simulasi tingkat internasional. Salah satunya seperti Logitech McLaren G Challenge saat dirinya berhasil mendapat peringkat 6 di balapan tersebut. Ia juga sempat diundang untuk mengikuti salah satu balap simulasi bergengsi yaitu Forza LeManz Esports Championship. Tidak hanya di luar negeri, Rama juga mendapatkan prestasinya di kancah lokal. Salah satu turnamen lokal terbesar yang ia menangkan adalah Honda Racing Simulator Championship pada kategori Pro-Class.
Rizky Faidan (Pro Evolution Soccer)
Dari skena sportsgame, kita tentunya tidak bisa melewatkan nama Rizky Faidan yang bertanding di dalam skena Pro Evolution Soccer. Setelah berhasil meraih runner-up di PES World Finals 2019 bersama tim Indonesia, prestasi serta kehadiran Rizky Faidan menjadi semakin diakui lagi di tahun 2020 ini.
Mengawali tahun 2020, nama Rizky Faidan kembali mencuat setelah kabar peminjaman dirinya untuk liga esports Pro Evolution Soccer Thailand. Membela Buriram Esports, Rizky Faidan dan kawan-kawan berhasil memboyong titel juara di dalam pertandingan Toyota Thai E-League 2020. Kembali ke tanah air, Faidan kini membela PSS Sleman untuk kompetisi iFel 2020. Dalam pertandingan tersebut, Faidan pun lagi-lagi berhasil menorehkan prestasi dan membawa piala juara iFel 2020 untuk PSS Sleman. Dengan dua gelar juara berturut-turut, sepertinya tak tertampikkan lagi bahwa Rizky Faidan adalah pemain esports tersukses pada tahun 2020 dari kancah Pro Evolution Soccer.
Raja.Pugu (FIFA Esports)
Masih dari skena sportsgame, kini giliran Raja.PUGU yang merupakan pemain di skena esportsgame FIFA masuk ke dalam daftar. Pugu Mujahid Mantang terbilang sebagai pemain esports FIFA tersukses karena beberapa hal. Pugu membuka tahun 2020 dengan kelolosan dirinya ke FUT Championship Cup 4. Pada bulan Juli 2020, Pugu kembali menunjukkan prestasinya dan berhasil menjadi wakil Indonesia untuk FIFA 20 Summer Cup.
Walaupun Pugu mungkin belum bisa mendapatkan prestasi yang terbaik pada saat bertanding di panggung internasional, namun pencapaiannya membuat Pugu terbilang sebagai yang tersukses di tahun 2020 pada skena esportsgame FIFA. Menghadapi tahun 2021, mampukah Pugu mempertahankan prestasinya dengan kehadiran FIFA 2021 dan beberapa perubahan yang dialami ekosistem esports FIFA?
Hansel Ferdinand “BnTeT” (CS:GO)
Nama yang satu ini sepertinya sudah sering sekali disebut apabila kita membicarakan sosok pemain esports lokal yang bertanding di kancah dunia. Setelah membela tim Tyloo pada 2 tahun terakhir, BnTeT akhirnya pindah ke Gen.G Esports untuk bertanding di panggung esports CS:GO Amerika Serikat pada akhir tahun 2019 lalu.
Bersama Gen.G, BnTet malah jadi semakin bersinar lagi. Pencapaian terbesarnya adalah ketika dirinya bersama Autimatic dan kawan-kawan berhasil memenangkan salah satu panggung terbesar di kancah CS:GO internasional yaitu Dreamhack Open Anaheim 2020 pada bulan Februari lalu. Prestasi terbesar kedua dari seorang BnTeT ada pada bulan Mei 2020 ketika ia bersama tim Gen.G kembali berhasil menjadi juara, kali ini di turnamen ESL One: Road to Rio North America.
Selama situasi pandemi, banyak pertandingan olahraga terpaksa ditunda atau dibatalkan. Dampak dari hal ini adalah, turnamen esportsgame olahraga menjadi salah satu pilihan alternatif utama bagi ekosistem olahraga. Skena sim racing misalnya, yang menjadi alternatif utama dari beberapa ekosistem balap, mulai dari Formula 1, NASCAR, sampai MotoGP.
Sepak bola juga jadi ekosistem olahraga lain yang turut menjadikan game bola sebagai alternatif utama selama masa pandemi. Beberapa liga sepak bola di beberapa negara sudah melakukan ini, mulai dari Bundesliga Jerman, Premier League Inggris, MLS Amerika Serikat, bahkan sampai liga Finlandia, Singapura, dan Malaysia. Saking banyaknya pertandingan esportsgame sepak bola, bulan April lalu Hybrid sampai membuat daftar kompetisi sepak bola virtual yang berjalan selama masa pandemi – yang mungkin bisa membuat Anda kaget sendiri ketika melihat betapa panjangnya daftar tersebut.
Indonesia sepertinya juga tak ingin ketinggalan. Awal tahun 2020, Indonesia Gaming League meluncurkan musim keduanya. Mengutip dari antaranews.com, IGL mempertandingkan dua game sepak bola, FIFA 20 dan eFootball Pro Evolution Soccer. Walau mempertandingkan game sepak bola, ada satu hal yang dirasa kurang dari liga tersebut, yaitu tidak adanya keterlibatan dari klub sepak bola lokal. Kekosongan tersebut akhirnya mencoba dimanfaatkan oleh sebuah brand liga sepak bola virtual terbaru yang bernama Indonesia Football e-League, disingkat IFeL.
Sejak awal kemunculannya, IFeL berhasil membangun animo masyarakat secara positif, karena hadirnya beberapa klub sepak bola ternama di tanah air. Satu pengumuman yang cukup mengejutkan (dan mungkin ditunggu oleh beberapa pelaku esports domisili Jakarta), adalah pengumuman “PERSIJA Esports”. Tak lama beberapa klub sepak bola lain mulai menyusul, mengumumkan keikutsertaannya ke dalam IFeL.
Anda mungkin penasaran, apa itu IFeL, siapa mereka, dan apa tujuannya. Maka untuk membahas ini, beberapa waktu lalu saya pun mewawancara Putra Sutopo selaku Head of Indonesia Football e-League. Tanpa berlama-lama lagi, mari simak hasil wawancara saya berikut ini membahas soal IFeL.
Sebuah Cita-Cita Membuat Liga Sepak Bola Indonesia Dalam Bentuk Virtual Lewat Indonesia Football e-League
Anda yang berkomunitas dengan sesama pecinta game Pro Evolution Soccer mungkin sudah tidak asing dengan nama Putra Sutopo ataupun Zeus Gaming. Putra Sutopo adalah sosok Co-Founder dan juga President dari Zeus Gaming, “Zeus Gaming bisa dibilang sebagai bisnis esports yang memiliki tiga bidang yaitu eventorganizer, esportsteam, dan talentmanagement, yang fokusnya di skena virtual football. Awalnya kami memulai perkembangan dari komunitas FIFA, lalu bercabang juga ke PES, tetapi seiring waktu akhirnya kami lebih fokus mengembangkan komunitas PES karena punya struktur kompetisi yang lebih rapih.” Ucap Putra Sutopo menjelaskan soal Zeus Gaming secara singkat.
Selain itu, Zeus Gaming juga merupakan penyelenggara di balik gelaran Indonesia Football e-League tersebut. Lebih lanjut, Putra lalu juga menjelaskan soal apa itu IFeL. “Kompetisi IFeL ini bisa dibilang sebagai Liga 1 (sepak bola sungguhan) versi virtual. Dalam IFeL, kami melibatkan klub-klub dari Liga 1 Indonesia untuk bertanding dalam kompetisi sepak bola virtual, yang akan diwakili oleh para pemain pemain game sepak bola profesional, dan akan bertanding selama 2 sampai 3 bulan.” Lanjut Putra menjelaskan soal IFeL.
Nantinya akan ada 11 klub sepak bola yang berasal dari Liga 1 Indonesia turut bertanding di dalam IFeL. Mayoritas klub akan diwakili oleh para pemain PES profesional Indonesia dan beberapa akan diwakili oleh pemain yang datang dari kualifikasi.
“Musim ini kita mengadakan babak kualifikasi terbuka, dengan 2 slot tersedia untuk masyarakat umum yang ingin dapat bertanding di tingkat profesional dan mewakili klub kesayangannya. Sembilan sisanya akan diwakili oleh pemain-pemain PES profesional Indonesia. Beberapa klub sepak bola mengambil pemain PES profesional yang dahulu bertanding di Thai e-League. Tapi ada juga beberapa yang memang sudah punya wakil pemain PES profesional sendiri, contohnya PERSIKABO Kabupaten Bogor yang sudah diwakili oleh Sakti Aulia.” Putra Sutopo menjelaskan sambil memberi sedikit cuplikan, siapa saja pemain PES profesional yang turut bertanding di dalam IFeL, dan klub apa yang diwakili.
Putra juga sempat mengungkap jadwal dan format IFeL secara cukup lengkap. “IFeL memiliki dua fase. Fase pertama disebut sebagai Regular League, berlangsung dari 12 September sampai 1 November 2020 mendatang. Pada fase tersebut, 11 pemain ini akan bertanding secara round-robin, dengan total pertandingan sekitar 18 sampai 20 match. Delapan pemain teratas di klasemen nantinya akan melaju ke babak selanjutnya, yaitu Grand Final, yang akan diadakan pada 14-15 November 2020 mendatang.”
Bukan cuma itu, IFeL juga membuat penggemar esports turut penasaran dengan banyaknya pemain bintang dari skena kompetisi PES, turut bertanding untuk mewakili masing-masing klub sepak bola tersebut. PERSIJA diwakili oleh Rizal Danyarta (Ivander), pemain PES Indonesia yang bisa dibilang sebagai salah satu yang pertama yang berkiprah di Thai e-League Pro. PSS Sleman diwakili oleh Rizky Faidan, PERSIK Kediri diwakili oleh LuckyMaarif, dua pemain yang mewakili Indonesia dalam gelaran PES League 2019 Finals, dan berhasil menjadi runner-up dalam kategori co-op. Terakhir ada Elul Wibowo, yang juga sempat bertanding di Thai e-League, dan akan membela PERSITATangerang di IFeL 2020.
https://www.youtube.com/watch?v=yUNnaxqwn_w
Tetapi IFeL sebenarnya bukan yang pertama dalam urusan liga esportsgame sepak bola. Sebelumnya kita sudah sempat melihat beberapa nama seperti Liga1PES, Indonesia Gaming League, ataupun IVPL yang mencoba menyelenggarakan liga esportsgame sepak bola, dan mencoba menarik perhatian para penggemar sepak bola di tanah air. Indonesia Gaming League mungkin bisa dibilang sebagai salah satu yang paling getol dalam menggelar kompetisi esports game sepak bola di kancah lokal.
Indonesia Gaming League (IGL) sudah memulai inisiatifnya sejak Mei 2019 lalu, dengan mempertandingkan FIFA 19 FUT, 24 pemain, sebelas pekan pertandingan, dan total hadiah sebesar 250 juta rupiah. Liga esportsgame sepak bola tersebut ternyata berhasil menarik cukup banyak perhatian, sehingga kini IGL berlanjut ke musim kedua dengan cakupan yang lebih besar, yaitu FIFA 20 FUT, FIFA 20 Kick-Off (menggunakan tim defaultgame FIFA), dan PES 2020.
Melihat peserta yang bertanding, IFeL terbilang punya resep yang berbeda. IGL sejauh ini hanya mempertandingkan pemain esportsgame sepak bola saja. Sementara IFeL mencoba menghadirkan kombinasi antara bintang esports PES dengan klub sepak bola lokal yang terkenal punya fans fanatik.
Mungkinkah resep ini berhasil menarik perhatian lebih banyak orang? “Ternyata antusiasme masyarakat terhadap IFeL sejauh ini cukup besar juga. Dari apa yang saya lihat, ketika para pemain esports PES mengumumkan klub sepak bola yang mereka wakili, mereka (para fans sepak bola) nge-tag klub sepak bola kesayangan masing-masing yang belum berpartisipasi. Saya cukup senang melihat ini, karena ternyata pengumuman tersebut juga jadi kejutan bagi mereka (para fans sepak bola).” Cerita Putra Sutopo melihat antusiasme masyarakat terhadap IFeL sampai sejauh ini.
Putra Sutopo lalu menjelaskan strategi lain yang akan membuat IFeL beda dan lebih menarik daripada liga esports game sepak bola yang sudah ada. Salah satunya adalah patch khusus IFeL, yang artinya, klub sepak bola peserta IFeL akan hadir secara digital dalam game Pro Evolution Soccer. “Kita akan menggunakan patch khusus berisikan klub-klub Liga 1. Jadi sebagai contoh misalnya Ivander mewakili PERSIJA, maka selama bertanding di IFeL, dia akan menggunakan klub PERSIJA di dalam game Pro Evolution Soccer.” Ucap Putra.
Terkait patch, Putra menjelaskan lebih lanjut lagi, bahwa dalam liga IFeL, bukan cuma tim dan pemain saja yang tampil secara digital di Pro Evolution Soccer. “Selain itu nantinya juga akan ada stadion kustom, seperti Gelora Bung Karno dan lain sebagainya, warna suporter di dalam game yang menyesuaikan dengan warna tim, chants atau sorak sorai penonton juga sama seperti sorak sorai dari penggemar klub sepak bola terkait, dan juga banner sponsor khusus di dalam game. Kalau terkait stats pemain, kami cuma bisa bilang akan memastikan stats antara tim satu dengan tim lain seimbang, demi menjaga integritas kompetisi.” ucapnya.
Penggunaan patch ini memunculkan tanda tanya tersendiri, apakah ini resmi dari Konami, atau buatan komunitas? Putra lalu mengatakan bahwa patch ini merupakan khusus yang dibuat oleh IFeL, namun belum official dari Konami. “Untuk saat ini kami menggunakan patch khusus. Namun nantinya di masa depan kami tentunya kami akan mencoba menggandeng Konami, untuk menghadirkan Liga 1 Indonesia ke dalam game.”
Bicara soal legalitas penggunaan patch atau custommod, Putra menjelaskan bahwa sampai sejauh ini, Konami tidak memberlakukan larangan keras terkait modifikasi terhadap game ataupun penggunaan modifikasi tersebut untuk sebuah turnamen. “Maka dari itu di sini kami menggandeng klub sepak bola terkait, yang merupakan usaha formal kami dalam mendapatkan izin menggunakan patch yang berisi nama, jersey kit, dan pemain dari klub terkait di dalam game.” Putra menjelaskan.
Selain penggunaan patch, Putra juga mengatakan bahwa keterlibatan suporter sepak bola menjadi hal lain yang ingin dicapai IFeL nantinya. “Untuk musim awal ini kami membuka kesempatan ini lewat 2 slot kualifikasi yang diberikan. Namun mayoritas peserta memang masih pemain profesional, dan hanya mempertandingkan cabang single saja, agar tayangan pertandingan IFeL dapat lebih mudah diterima oleh masyarakat. Di masa depan, kami ingin membuka kesempatan lebih besar lagi kepada para suporter, yang ingin menjadi bagian dari klub sepak bola kesayangan dengan menjadi pemain esports Pro Evolution Soccer di liga IFeL, juga kemungkinan untuk membuka cabang pertandingan co-op.” Jawabnya.
Mimpi Besar Putra Sutopo Menjadikan Indonesia Sebagai Kiblat Esports PES Internasional
Putra Sutopo juga mengakui, bahwa IFeL bukan sekadar untuk melengkapi atau menyaingi liga sepak bola virtual yang sudah ada saja, tetapi juga menjadi wadah untuk mencapai mimpi-mimpi yang ia miliki sendiri. Salah satu yang ingin ia buktikan adalah antusiasme pasar esports ataupun fans sepak bola lokal atas liga sepak bola virtual.
“Salah satu ambisi saya sih ingin membuktikan bahwa IFeL nggak kalah dari Toyota e-League (liga sepak bola virtual Thailand).” Ucapnya membuka pembahasan. “Kalau dilihat lagi, market sepak bola di Indonesia itu besar dan pemain PES asal Indonesia juga diperhitungkan. Maka dari itu lewat IFeL, saya sendiri punya ambisi ingin menunjukkan bahwa Indonesia juga bisa membuat liga sepak bola virtual serupa, karena antusiasme masyarakat Indonesia enggak kalah, karena kebanyakan suporter bola Indonesia yang fanatik. IFeL juga ingin dapat membuktikan ke Konami bahwa market PES di Indonesia itu besar. Lewat IFeL, saya juga berharap Liga 1 nantinya bisa mendapat lisensi resmi dari Konami.”
Menutup pembahasan kami berdua soal IFeL, Putra Sutopo juga menyatakan keinginannya untuk membuat Indonesia menjadi kiblat esports PES dunia. “Melalui IFeL saya ingin membuat Indonesia menjadi yang terbaik di bidang esports sepak bola virtual. Indonesia sudah menjadi nomor 1 di kancah Mobile Legends dan PUBG Mobile. Pencapaian terbaik bagi komunitas Pro Evolution Soccer Indonesia sejauh ini adalah peringkat 2. Melihat ini tentunya Indonesia punya kemungkinan besar untuk menjadi nomor 1. Maka dari itu, saya ingin membawa esports sepak bola virtual Indonesia menjadi nomor 1 di segala aspek. Saya juga mengajak semua masyarakat untuk berkontribusi. Enggak harus menjadi pemain profesional, dengan menonton, menyebarkan informasi seputar IFeL, sudah cukup untuk membantu membuktikan bahwa liga sepak bola virtual Indonesia tidak kalah dari liga Thailand ataupun liga-liga lainnya.” Tutup Putra sembari menyampaikan pesannya kepada para pegiat esports di Indonesia.
—
Indonesia Football e-League akan kick-off pada tanggal 12 September 2020 mendatang. Konsep baru yang dihadirkan oleh IFeL tentu diharapkan bisa menjadi penyegar atas liga sepak bola virtual yang sudah ada sejauh ini atau, seperti yang dikatakan Putra, yaitu pengobat rindu atas Liga 1 yang absen selama situasi pandemi ini.
Apakah Anda sudah siap melihat jagoan PES Indonesia berlaga di bawah bendera klub sepak bola papan atas Indonesia?
Sabtu 22 Agustus 2020 kemarin, PSS Sleman mengumumkan nama Rizky Faidan sebagai pemain yang membela klub sepak bola asal Kabupaten Sleman tersebut. Pengumuman ini bisa dibilang sebagai tindak lanjut dari diselenggarakannya Indonesia Football e-League 2020 (IFeL). Pada kesempatan sebelumnya kita juga sudah melihat PERSIJA Jakarta, sebagai tim sepak bola pertama yang mengumumkan pemain serta keikutsertaannya ke dalam liga tersebut.
IFeL bisa dibilang sebagai kompetisi yang mempertandingkan klub sepak bola ternama di Indonesia dalam sebuah pertandingan esports, dengan menggunakan game sepak bola. Lebih jelas soal IFeL, Putra Sutopo selaku Head of Indonesian Football e-League menjelaskan dalam rilis. “Secara garis besar, IFeL bisa dibilang semacam ‘Liga 1 Virtual Football’ yang diikuti oleh klub sepak bola yang mengikuti Liga 1. PSS Sleman cukup kooperatif dalam mengikuti liga ini, sehingga mereka bisa mengumumkan keikutsertaannya dengan cepat.”
https://www.youtube.com/watch?v=yUNnaxqwn_w
Lebih lanjut, Hempri Suyatna sebagai Direktur Operasional PSS Sleman lalu menambahkan. “Sebuah kesempatan yang luar biasa dari IFeL bisa mengundang PSS Sleman sebagai salah satu peserta di kompetisi ini. Harapannya Rizky Faidan bisa all-out membela klub PSS Selman. Target kami, minimal PSS Sleman bisa masuk 4 besar, tapi tentu target besarnya adalah bisa menjadi juara liga IFeL. Semoga Mas Rizky bisa menjadi inspirasi untuk munculnya talenta-talenta baru dari masyarakat, dari dunia esports.”
Rizky Faidan sendiri bisa dibilang sebagai salah satu pemain esportsgame sepak bola Pro Evolution Soccer paling cemerlang hingga saat ini. Tahun lalu bisa dibilang sebagai tahun paling gemilang dari seorang Rizky Faidan. Dalam PES League 2019 World Finals, Faidan, Lucky Maarif, dan Rio Dwi Septian berhasil mendapatkan Runner Up di cabang co-op. Juga turut serta di caban Pencapaian dirinya di cabang Single juga tak kalah baik, berhasil menjadi semifinalis, walau belum berhasil menjadi juara.
Rizky yang akan membela PSS Sleman dalam IFeL juga memberikan sedikit tanggapannya. “Saya mungkin bukan anak asli Sleman, namun saya akan bermain secara total untuk membela PSS Sleman. Saya sudah mulai berlatih selama 3 jam setiap harinya demi mempersiapkan diri untuk liga IFeL ini.”
Sampai saat ini sendiri, baru ada dua klub sepak bola lain yang mengumumkan pemain serta keikutsertaannya untuk IFeL. Selain Rizky Faidan, baru ada Rizal Danyarta yang akan membela PERSIJA Jakarta, dan Lucky Maarif yang akan membela PERSIK Kediri. Mengutip INDOSPORT, Putra juga menambahkan. “Sejauh ini yang sudah pasti ada 10 tim, kita masih tunggu terlebih dulu, mungkin totalnya akan jadi 12 tim nanti saat kickoff IFeL di 12 September 2020 mendatang.”
Ini tentu akan menjadi era baru bagi esportsgame sepak bola di Indonesia. Format seperti ini mungkin bisa dibilang jadi yang pertama di Indonesia, namun sempat juga dilakukan oleh negara Thailand dengan nama Thai e-League, dengan Rizky Faidan membela tim Buriram United.
Karena program ini juga, Rizky Faidan, salah satu pemain PES paling cemerlang di skena Indonesia, dipinjam oleh Buriram United, klub sepakbola asal Thailand. Sebagai tambahan informasi, kompetisi tambahan lain dari eFootball adalah Toyota E-League 2020 atau Thai eLeague yang merupakan liga sepakbola kasta utama di Thailand.
Buriram United sendiri merupakan salah satu tim sepakbola paling cemerlang di liga Thailand. Berkat kesuksesannya, tim ini juga sudah beberapa saat mencoba menjajaki diri di dunia esports. Selain turut bergabung dalam esports PES, mereka juga memiliki tim AOV yang merupakan juara liga kasta utama, RoV Pro League, dan runner-up di gelaran AOV International Championship 2019.
Lebih lanjut soal pengumuman ini, Putra Sutopo President & Founder of Zeus Gaming, promotor Rizky Faidan, turut memberikan komentarnya. “Saya pribadi sangat senang dengan adanya perjanjian kerjasama antara Zeus Gaming dan Burriram United. Kebetulan kami punya satu visi yaitu memajukan talent yang bekerjasama dengan kami (Rizky Faidan). Dengan perjanjian ini saya berharap Rizky bisa menambah ilmu serta pengalaman di Thailand, dan membuat kemampuannya jadi lebih matang di masa depan.” ucapnya. “Setelah Thailand, saya ingin Faidan bisa bermain di Eropa. Kerja sama ini bisa dibilang sebagai pintu pertama Faidan untuk menuju Eropa.” tutup Putra.
Soal kesempatannya bermain di liga tingkat tinggi, Rizky juga menyampaikan pandangannya. “Alhamdulillah, aku pribadi senang bisa berkompetisi di tingkat setinggi Thai eLeague. Dengan ini, tentunya aku bisa menambah jam terbang kompetisi saya.” tuturnya. “Selain itu, aku juga bakalan memanfaatkan kesempatan ini semaksimal mungkin, karena aku tahu tidak semua orang bisa mendapat kesempatan ini. Harapan aku pribadi adalah bisa semakin berkembang dan memberi yang terbaik untuk Buriram, Zeus Gaming dan tentunya untuk Indonesia.”
Sebagai tambahan informasi, status perpindahan Rizky ke Buriram United adalah peminjaman. Putra menjelaskan bahwa Rizky bermain untuk Buriram hanya untuk durasi tertentu saja, yaitu dari Januari sampai Juni 2020 mendatang. Secara status, Rizky masih menjadi bagian dari Zeus Gaming, dan nantinya akan tetap bertanding mewakili Zeus Gaming lewat eFootball .Open dalam skema kompetisi eFootball Konami.
Dalam bursa transfer sepakbola, satu yang juga tak kalah menarik adalah soal nilai kontrak. Apalagi mengingat dalam industri sepakbola kasta atas, nilai transfer bahkan peminjaman, bisa mencapai puluhan atau ratusan juta Euro. Namun demikian, dalam hal esports, Putra tidak bisa mengungkap nilai peminjaman Rizky Faidan ke Buriram Esports. “Nilai kontrak rahasia mas hehe..tapi kalau untuk gaji yang pasti ada di angka 2 digit.” ucap Putra kepada redaksi Hybrid.
Semoga dengan kesempatan ini, Rizky Faidan bisa menjadi lebih baik dari hari ke hari, dan membanggakan Indonesia di kancah kompetisi PES tingkat internasional!
Konami baru saja mengumumkan bahwa mereka akan menggelar hands-on perdana eFootball PES 2020 dalam kompetisi International Champions Cup (ICC) 2019 di Singapura. Kompetisi ini merupakan tur pemanasan alias pre-season untuk berbagai klub sepak bola dari benua Eropa serta Amerika Serikat. 12 tim ternama menjalankan 18 pertandingan di berbagai negara, dan dari 18 laga itu 2 di antaranya digelar di Singapore National Stadium.
Laga ICC 2019 di Singapura terdiri dari pertandingan antara Manchester United melawan Inter Milan pada tanggal 20 Juli, dan Juventus kontra Tottenham Hotspur di tanggal 21 Juli. Sebagai sponsor resmi ICC 2019, Konami akan hadir membawa versi demo dari eFootball PES 2020, entri terbaru seri PES (Pro Evolution Soccer) yang rencananya akan dirilis pada bulan September mendatang. Ini merupakan hands-on perdana eFootball PES 2020 di wilayah Asia, sedangkan wilayah Amerika Serikat sudah berkesempatan mencicipi lebih dahulu di acara E3 bulan Juni kemarin.
https://www.youtube.com/watch?v=Jaqgt-59HRE
Dua laga ICC di Singapura itu punya posisi cukup spesial terhadap eFootball PES 2020. Pasalnya Konami juga baru saja mengungkap kerja sama penting dengan klub Manchester United dan Juventus. eFootball PES 2020 nantinya akan memiliki lisensi klub Manchester United. Kerja sama dengan Juventus lebih heboh lagi, karena eFootball PES 2020 memperoleh lisensi eksklusif atas klub Serie A tersebut. Alhasil, FIFA 20 terpaksa harus mengganti nama tim Juventus menjadi Piemonte Calcio. Tentunya akan sangat menarik menonton para bintang sepak bola bertanding secara nyata sambil membandingkan mereka dengan versi virtualnya.
Konami juga secara khusus mengundang Rizky Faidan, atlet esports PES Indonesia yang beberapa waktu lalu bertanding di PES World Finals 2019. Dalam kompetisi tersebut Rizky bersama tim WANI berhasil menjadi runner-up dunia di kategori co-op. Sementara di nomor perorangan, Rizky meraih predikat Top 4 setelah gugur di babak semifinal. Performa Rizky cukup memukau banyak pihak, termasuk Konami, apalagi ia masih berusia 16 tahun. Tentunya akan sangat menarik melihat pendapat atlet sekaliber Rizky terhadap game baru ini.
eFootball PES 2020 adalah wujud keseriusan Konami untuk mengembangkan ekosistem esports di sekitar franchise ini. Selain perubahan nama yang mencerminkan olahraga virtual, Konami juga memasukkan fitur-fitur yang mendukung aktivitas kompetitif. Contohnya mode baru bernama Matchday, di mana pemain dapat memilih satu dari dua kubu berbeda untuk bertanding dan mengumpulkan poin. Setiap minggunya, akan dipilih satu pemain dari tiap kubu untuk menjadi perwakilan yang bertarung di Grand Final. Pertarungan Grand Final ini kemudian bisa ditonton secara livestream langsung dalam mode Matchday.
Selain itu Konami juga melakukan beberapa perombakan besar, seperti Master League Remastered yang membuat mode ini menjadi semakin imersif, serta gameplay yang dirancang dengan bantuan pemain legendaris Andres Iniesta. Secara lisensi tim keseluruhan, mungkin eFootball PES 2020 masih akan kalah dengan FIFA 20 nantinya. Tapi bila faktor-faktor penunjang lainnya bisa tampil optimal, tampaknya kekurangan lisensi itu akan tertutupi dan eFootball PES 2020 bisa punya daya tarik tersendiri.
20-21 April 2019 ini berlangsung sebuah kualifikasi bergengsi untuk esports Pro Evolution Soccer (PES) tingkat Asia, yaitu Final Regional Asia PES League 2019 (PES Asia Finals).
Di kualifikasi yang berlangsung di Tokyo, Jepang, Indonesia sendiri memang mengirimkan 7 pemainnya sekaligus; berkat performa gemilang para pemain tersebut. Rizky Faidan, pro player PES asal Bandung yang memang sedang berada di puncak performanya belakangan, pun lolos ke ajang ini untuk dua kategori; 1vs1 dan Co-Op (3vs3).
https://www.youtube.com/watch?v=pW6vUvbxp6M
Performa gemilang Rizky pun kembali terjadi di PES Asia Finals kali ini. Pasalnya, ia kembali jadi juara di 2 kategori tadi. Rizky menjuarai PES Asia Finals untuk kategori 1vs1 dan 3vs3 (bersama tim WANI).
Di kategori Co-Op (3vs3), tim WANI yang berisikan Rizky Faidan, MuchamadLucky Ma’arif, dan Rio Dwi Septiawan, berhasil melenggang ke babak final untuk berhadapan dengan tim Beginners dari Jepang. Di pertandingan final ini, tim Wani memang cukup mudah mendominasi di awal jalannya pertandingan. Trio pemain Indonesia berhasil memimpin skor dengan 2-0 di akhir babak pertama.
Namun para pemain Jepang nyaris mengejar ketinggalan saat berhasil memanfaatkan kesalahan pemain kita dan mencetak 1 gol. Skor pun berubah jadi 2-1. Untungnya, WANI berhasil melesatkan bola ke gawang untuk yang ketiga kalinya. Skor sementara 3-1. Beginners pun kembali berhasil memanfaatkan peluang setelah kombinasi umpan-umpan cantik mereka dan menjadikan skor 3-2.
Skor 3-2 pun bertahan sampai peluit terakhir dibunyikan dan tim WANI berhasil jadi juara kategori 3vs3 di PES Asia Finals ini.
Di kategori 1vs1, Indonesia sebenarnya sudah mengamankan 1 kursi untuk ke World Finals yang rencananya akan digelar bulan Juni 2019 dari babak perempat final. Pasalnya, di babak tersebut, 2 pemain Indonesia (Rizky Faidan dan Akbar Paudie) bertemu untuk memperebutkan slot ke babak semi final dan ada 4 pemain terbaik di Asia Finals ini yang akan langsung mendapat kursi ke jenjang selanjutnya.
Rizky pun mengalahkan Paudie dan melenggang sampai ke babak final. Di babak pamungkas ini, Rizky harus berhadapan dengan Mayageka dari Jepang. Kedua pemain pun bertarung keras dan cukup berimbang. Sampai menit 75, skor pun masih sama 2-2. Namun, lewat serangan balik cepat dari Rizky, ia berhasil mencetak 1 gol dan membuat skor berubah jadi 3-2. Skor 3-2 pun berakhir sampai akhir pertandingan.
Rizky pun berhasil meraih piala keduanya di turnamen ini. Rizky, yang saya hubungi setelah kemenangannya, menyempatkan diri untuk memberikan komentarnya. “Titip salam dan makasih buat semua yang udah dukung aku, tim aliban, zeus, temen temen pes indonesia, sama semua yang udah support lewat IG dan YouTube.” Ujar Rizky.
Dari kemenangan mereka di final tingkat Asia ini, tim WANI dan Rizky Faidan akan kembali lagi berlaga di World Final PES League 2019 melawan tim-tim terbaik dari regional Eropa dan Amerika.
Saya lalu bertanya kepada Valentinus Sanusi, FounderLiga1PES dan dedengkot komunitas PES Indonesia, tentang peluang Indonesia di World Finals nanti. Menurutnya, Indonesia akan menjadi tim kuda hitam di gelaran kompetitif PES paling bergengsi di dunia.
“Untuk pemain yang lolos saat ini dengan Tim WANI & Rizky, saya yakin Indonesia bakal menjadi “kuda hitam” di WF (World Finals) nanti. Karena bisa lolos & tampil ke WF aja udah menjadi pencapaian yang luar biasa buat Indonesia. Jadi kita akan tampil tanpa beban, tapi yang pasti kita juga punya motivasi sendiri untuk memberi “perlawanan” dan menunjukkan kemampuan pemain-pemain Indonesia melawan dunia, termasuk sang juara bertahan.” Ungkap Valentinus.
Oh iya, menurut cerita Valentinus, kemenangan Rizky ini mungkin adalah yang pertama kali di dunia. “Belum pernah ada yang juara di regional manapun di 2 kategori berbeda. Bahkan di regional Eropa aja, juara dunia tahun lalu, Ettorito cuma juara regional Eropa di Co-Op. Di 1vs1 nya, ia bukan juaranya.
Bagaimanakah nanti perjuangan kawan-kawan kita di World Finals ya? Apakah kawan-kawan kita nanti berhasil jadi juara dunia? Kita dukung terus saja ya!
Meski termasuk salah satu genre esports yang kurang populer di Indonesia, prestasi para pemain Pro Evolution Soccer 2019 tanah air ternyata malah kian bersinar di tingkat Asia Tenggara.
Setelah sebelumnya menjadi juara di Thailand di gelaran SEA Finals 2019 dan membawa pulang uang hadiah sebesar 50.000 Baht Thailand atau sekitar Rp22 juta, Rizky Faidan kembali menjadi juara PES 2019 tingkat SEA di Malaysia.
Di gelaran Axis Pro Evolution Soccer League (APL) Season 1 ini, Rizky menjadi juara setelah menaklukkan pemain asal Vietnam, Quan Bi. Menurut Valentinus Sanusi, FounderLiga1PES, di pertandingan tersebut Rizky memang lebih diunggulkan karena keduanya pernah bertemu tahun 2016 dan Rizky menang telak juga.
Menurut cerita Valentinus, selain Rizky yang cemerlang prestasinya akhir-akhir ini, 3 nama pemain lainnya juga bukan para pemain baru yang tampil di tingkat internasional. Ketiga pemain tersebut adalah Noydhiet yang merupakan juara 1 IGotGame SuperSoccer, Widi yang merupakan wakil Indonesia di Asian Games 2018, dan Sakti yang sempat jadi juara 1 di sebuah kompetisi di Thailand tahun 2018.
“Semoga makin banyak pemain PES yang bisa mengukir prestasi & mengharumkan nama Indonesia di level internasional.” Tutup Valentinus mengakhiri perbincangan kami.
Turnamen APL besutan Axis Esports ini sendiri termasuk dalam rangkaian Axis Esports League 2019 untuk sejumlah game yang berbeda mulai dari AoV, Call of Duty, Pro Evolution Soccer, PUBG Mobile, dan Mobile Legends (MLBB) dengan total hadiah sebesar RM235 ribu (Ringgit Malaysia) atau setara dengan Rp819 juta.
Untuk APL-nya, turnamen ini akan dibagi menjadi 3 musim (Maret, Juni, dan September) untuk memilih 24 pemain terbaik (8 pemain setiap musimnya) yang akan melaju ke Grand Final. Selain itu, kualifikasi terakhir (Wildcard) akan digelar untuk mendapatkan 8 pemain lagi; jadi akan ada total 32 pemain yang akan berlaga di Grand Final APL.