Tag Archives: Road to Harbolnas 2015

Workshop Hari Kedua “Road to Harbolnas 2015” Berbagi Wawasan Mengenai Payment Gateway, User Retention, dan Kesiapan Teknologi

Rangkaian dari workshop Road to Harbolnas 2015 di hari kedua telah selesai diselenggarakan kemarin (3/12). Masih dengan tema yang sama, “Eliminate Obstacle Through Collaboration”, titik berat workshop hari kedua adalah berbagi wawasan yang berkaitan dengan sisi teknis, mulai dari payment gateway, user retention, hingga kesiapan teknologi.

Hari Belanja Online yang memiliki konsep tak jauh berbeda dengan Black Friday dan akrab dikenal dengan Harbolnas saat ini sudah memasuki tahun keempatnya. Direalisasikan tanpa sengaja pada 2012 lalu dan diawali hanya dengan tujuh layanan e-commerce saja, kini antusiasmenya telah meledak berkali-kali lipat. Tidak hanya dapat dilihat dari sisi jumlah pelaku e-commerce yang berpartisipasi saja, tetapi juga dari lonjakan trafik yang berasal dari konsumen seperti yang disampaikan sebelumnya.

Melalui workshop Road to Harbolnas 2015 yang digelar selama dua hari di Agro Plaza, Jakarta Selatan, penyelenggara ingin setiap layanan e-commerce yang berpartisipasi dapat menyiapkan diri menerima lonjakan kunjungan maupun order selama Harbolnas 2015 nanti. Di hari keduanya, workshop Road to Harbolnas 2015 lebih menitikberatkan pembahasan yang berkaitan dengan dengan payment gateway, user retention, dan technology.

Pembicara yang hadir di hari kedua ini adalah Imam Akbar Hadikusumo (Doku), Budi Gandasoebrata (Veritrans), Agus Supriyatna (Sodexo), Dyah Anamia (Sodexo), Aulia Amalia (WeGo), Fajar A. Budiprasetyo (HappyFresh), dan Natali Ardianto (Tiket).

abcd

Akbar mengatakan, “Pemerintah saat ini sudah melihat e-commerce sebagai industri yang menarik. UKM juga sudah melihat industri ini [e-commerce]. Harapan ke depan, e-commerce bisa lebih diterima mulai dari UKM hingga yang besar dan [pertumbuhannya] bisa dikawal.”

Budi menambahkan, “Tugas kita dari sisi pelaku industri adalah memastikan pemerintah bila membuat regulasi, itu adalah regulasi yang bisa [membantu] menumbuhkan industri. Jangan sampai regulasi itu mengekang kita.”

Semenjak menunjukkan pertumbuhan yang menggairahkan, pemerintah memang telah menunjukkan ketertarikan terhadap e-commerce. Bisa dilihat dari bagaimana rencana roadmap e-commerce akan dibuat. Belum lagi sebuah wacana untuk membuat sisitem national payment gateway (NPG) yang bertujuan untuk bantu menyehatkan e-commerce itu sendiri.

Namun, menurut Akbar dan Budi, hingga saat ini bentuk dan intention rencana inisiasi NPG itu sendiri hingga saat ini masih belum begitu jelas. Payment gateway sendiri pada dasarnya dapat bantu memudahkan transaksi merchant dalam aktivitas jual beli online.

Event seperti Harbolnas 2015 sesungguhnya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para pelaku industri e-commerce untuk menarik sebanyak mungkin kunjungan ke situsnya. Namun, bila infrastruktur yang dimiliki tidak dipersiapkan dengan baik, hal tersebut bisa menjadi bumerang.

ab

Natali menyampaikan bahwa pengalaman pengguna tetaplah menjadi nomor satu yang harus diperhatikan. Menurutnya jangan sampai ketika ada pengguna yang baru beralih ke online merasakan dampak dari tingginya trafik yang bisa membuat layanan down karena hal tersebut dapat mempengaruhi citra layanan yang digunakan saat itu.

Fajar mengatakan, “Rencanakan dari sekarang [untuk menyambut Harbolnas]. Naikkan kebutuhan sistem menjadi 10 hingga 20 kali lipat atau sesuai yang kalian perkirakan.”

User experience adalah hal yang penting. Karena bila pengguna mendapatkan pengalaman yang buruk, belum tentu dia mau kembali lagi untuk menggunakan layanan yang sama. Jadi persiapkanlah segalanya dengan matang [untuk menyambut Harbolnas],” tandas Aulia.

Workshop Hari Pertama “Road to Harbolnas 2015” Berbagi Wawasan Soal Bisnis, Logistik, dan Strategi Pemasaran (UPDATED)

Kemarin (2/12), bagian dari rangkaian workshop Road to Harbolnas 2015 hari pertama yang membawa tema “Eliminate Obstacle Through Collaboration” telah digelar. Dengan mengambil tempat di Agro Plaza, Jakarta Selatan, para pelaku industri e-commerce tanah air saling berbagi wawasan terkait bisnis, logistik, dan strategi pemasaran dengan peserta di hari pertama workshop ini.

Tiga tahun sudah sejak event pertama Hari Belanja Online Nasional, atau yang lebih akrab disebut Harbolnas, berjalan. Event tahunan yang tak jauh berbeda dengan Black Friday di Amerika Serikat ini pada dasarnya  memiliki konsep yang sama yakni untuk memberikan diskon besar-besaran buat seluruh konsumen tanpa terkecuali.

Di awal berjalannya Harbolnas, yang direalisasikan tanpa sengaja, hanya ada tujuh pemain e-commerce yang turut berpartisipasi dengan ide ini. Tapi, kini ada hampir 140 pemain  di industri e-commerce Indonesia yang ikut mendukung jalannya Harbolnas 2015.

CEO Berrybenka Jason Lamuda menyampaikan, “Melihat dua atau tiga tahun lalu, kini masyarakat sudah jauh lebih nyaman berbelanja online. [Artinya] Trust itu sudah bukan jadi kendala utama lagi. […] Semakin banyak pemain [yang berpartisipasi dalam Harbolnas] bukan berarti kuenya semakin kecil untuk semuanya [pemain e-commerce – red], justru kuenya semakin besar.”

Sementara itu CEO Lazada Indonesia Magnus Ekbom mengatakan, “Kami ingin mengajak sebanyak mungkin perusahaan [e-commerce] untuk bergabung di event Harbolnas ini. […] Tidak ada satu pun perusahaan yang dapat membangun [ekosistem] sendiri.”

20151202_141451

Sebagai informasi, workshop di hari pertama yang menjadi rangkaian Road to Harbolnas ini lebih menitik beratkan berbagi wawasan seputar lansekap bisnis, strategi marketing, hingga logistik industri e-commerce tanah air.

Pembicara yang hadir di antaranya adalah Chris Yio (Director of SMB SalesForce), Magnus Ekbom (CEO Lazada Indonesia), Joel Leong (Founder of Shopback), Jason Lamuda (CEO Berrybenka), Edwin Chayadi (Client Solutions Manager e-Commerce Facebook Indonesia), Brian Li (Product Operation Manager Baidu Indonesia), dan Kiki Rizky (Head of Marketing GrabTaxi Indonesia).

Ada data yang cukup menarik yang disampaikan Edwin mengenai perilaku berbelanja online yang berkaitan dengan event Harbolnas ini. Edwin mengungkap bahwa ada peningkatan mencapai 160 persen berkaitan dengan kegiatan belanja online pada tanggal 12 Desember tahun lalu. Itu menjadi hari dengan kunjungan situs tertinggi di tanah air yang juga berujung pada peningkatan 30 persen kegiatan belanja online di bulan Januari.

Selain itu ditemukan juga bahwa e-commerce merupakan industri vertikal yang menduduki peringkat teratas di Indonesia, diikuti travel dan gaming.

20151202_152018

Setelah tiga tahun diselanggarakan berturut-turut, Harbolnas memang terus menunjukan peningkatan, baik itu dari sisi jumlah partisipan maupun konsumen, yang ditunjukkan dengan lonjakan trafik. Adalah hal yang masuk akal bila berbagai pihak terkait mempersiapkan diri demi kelancaran event Harbolnas itu sendiri.

Dari sisi logistik yang diwakili oleh pihak JNE dan GrabTaxi, keduanya berjanji akan menambah jumlah armada demi mengantisipasi ramainya event Harbolnas ini. Seperti yang diketahui, GrabTaxi Indonesia baru-baru ini sudah mulai masuk ke ranah logistik dengan meluncurkan layanan GrabExpress.

Tak dapat dipungkiri bahwa industri e-commerce Indonesia sudah jauh lebih berkembang saat ini. Namun, para pemain industri pun sadar bahwa e-commerce tanah air masih jauh dari kata matang ekosistemnya. Harbolnas sendiri memiliki visi untuk memperkuat ekosistem industri e-commerce.

Dengan melibatkan berbagai pihak di tahun 2015 ini, mulai dari perusahaan telekomunikasi, bank, logistik dan payment gateway, harapan yang ingin dicapai hanya satu. Bersama-sama mendorong industri e-commerce tanah air ke titik terbaiknya.