Tag Archives: ROI

return on investment (roi)

Return On Investment (ROI): Pengertian, Manfaat dan Cara Menghitungnya

Dalam dunia bisnis, ROI adalah faktor penting yang digunakan untuk melakukan evaluasi untuk mengetahui apa saja yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan oleh perusahaan. Pasalnya, ROI adalah persentase yang menunjukkan laba bersih yang didapat dari total investasi yang dikeluarkan.

Nah, untuk lebih jelasnya, berikut adalah penjelasan mengenai ROI dan cara menghitungnya!

Pengertian ROI

Pada dasarnya, Return on Investment (ROI) adalah rasio yang menunjukkan hasil perhitungan laba bersih yang didapatkan dari nominal investasi yang sudah dikeluarkan. Mengutip dari laman Kementerian Keuangan, ROI juga dapat diartikan sebagai presentase kenaikan atau penurunan investasi selama periode tertentu.

ROI digunakan untuk mengetahui seberapa besar efektivitas dari sebuah investasi yang diberikan. Oleh sebab itu, hasil ROI yang sudah lakukan biasanya digunakan investor untuk menentukan strategi bisnis yang akan digunakan selanjutnya agar tidak salah langkah dalam mengaturnya.

ROI dipengaruhi oleh dua faktor, yakni turnover dari operating assets dan profit margin. Turnover dari operating adalah tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk kegiatan operasional dalam suatu periode tertentu. Sementara profit margin adalah besarnya keuntungan atau penjualan bersih yang didapat oleh perusahaan dalam bentuk persentase.

Manfaat ROI

Umumnya, ROI digunakan untuk menentukan strategi bisnis yang akan digunakan selanjutnya. Namun, ROI memiliki beberapa manfaat lain, di antaranya adalah:

Efisiensi Penggunaan Dana

ROI digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal yang bekerja, efisiensi produksi dan efisiensi bagian penjualan. Dengan ini, pengeluaran perusahaan menjadi lebih terkontrol.

Mengetahui Kelemahan Perusahaan

ROI juga dapat digunakan untuk membandingkan efisiensi penggunaan modal pada satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Dengan demikian, kelemahan perusahaan dibandingkan kompetitornya dapat diketahui sehingga memudahkan untuk memperbaikinya.

Mengukur Profitabilitas Perusahaan

Sebuah perusahaan yang menggunakan product cost system yang baik akan memudahkan dalam menghitung profitabilitas dari produk-produk yang dihasilkan. Product cost system dapat dilakukan dengan melakukan perhitungan modal dan biaya yang dapat dialokasikan kepada produk-produk yang dihasilkan.

Sebagai Alat Kontrol

Terakhir, ROI juga berfungsi sebagai alat kontrol untuk melihat bagaimana prospek yang didapat oleh perusahaan, sehingga dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang akan diambil untuk ke depannya.

Cara Menghitung ROI

Pada dasarnya, cara menghitung ROI adalah dengan membagi laba bersih yang dihasilkan dengan biaya investasi yang didapatkan, lalu dikalikan seratus persen. Untuk menghitung ROI, kamu juga bisa menghitungnya dengan rumus berikut:

ROI = (Pendapatan Investasi - Biaya Investasi) / Baya Investasi x 100%

Sebagai contoh, apabila seorang investor menginvestasikan uangnya sebesar Rp. 10.000.000 pada sebuah perusahaan dan menghasilkan penjualan sebesar Rp. 15.000.000, maka dapat diketahui bahwa laba yang didapat adalah sebesar Rp. 5.000.000.

Untuk perhitungan ROI yang didapat menggunakan rumus sebagai berikut:

  • ROI = ((Rp. 15.000.000 – Rp. 10.000.000) / Rp. 10.000.000) x 100% = 50%

Dari contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa investor tersebut mendapatkan keuntungan sebesar 50% dari total investasi yang diberikan.

Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai ROI yang telah dirangkum oleh Daily Social. Semoga artikel ini dapat menambah wawasanmu mengenai hal ini.

Apa itu ROI, Rumus, dan Contohnya Dalam Marketing?

Bagi seorang pelaku usaha salah satu tujuan perusahaan yang selalu ingin dituju adalah keuntungan dari adanya investasi, mungkin kamu yang saat ini sebagai tim keuangan, pemasaran, atau pelaku usaha sekalipun sudah tidak asing dengan sebutan ROI ata singkatan dari return on investment.

ROI menjadi satu hal yang penting yang harus dipahami oleh pelaku usaha karena ROI nantinya akan menjadi tolak ukur atau penilaian keuntungan sebuah perusahaan.

Di artikel ini DailySocial akan menjelaskan apa itu ROI dan contoh perhitungannya.

Yuk, simak penjelasan berikut!

Apa itu ROI?

Return on investment atau ROI adalah tindakan untuk menghasilkan sebuah rasio untung dan rugi investasi yang dihasilkan dari pemasaran digital.  Atau bisa juga sebuah rasio yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi investasi yang dilakukan oleh perusahaan.

Jadi secara umum ROI adalah profit yang didapatkan dari jumlah aset investasi perusahaan.

Sehingga dengan adanya perhitungan ROI nantinya akan membantu untuk menganalisis ulang rencana investasi suatu aset. 

Perhitungan ROI juga biasanya dibutuhkan oleh investor yang akan melakukan investasi pada sebuah perusahaan, nantinya ROI akan dijadikan sebuah bahan referensi sekaligus evaluasi untuk mengambil keputusan investasi secara tepat.

ROI juga nantinya akan menghasilkan dua kemungkinan yaitu nilai positif dan negatif, apabila ROI mendapatkan nilai positif maka investasi bisa dijalankan, tetapi apabila ROI menunjukkan angka negatif maka investasi harus segera dicabut.

Seperti penjelasan sebelumnya, ROI juga bisa dihasilkan dari pemasaran digital atau sebuah campaign.

Pengertian ROI menurut para ahli

Setelah mengetahui definisi ROI atau return on investment secara teori, kamu juga bisa mengetahui definisi ROI dari para ahli ekonomi seperti berikut:

Kasmir (2015) 

Rumus ROI digunakan sebagai rasio pengembalian atau hasil (return) atas aktiva yang digunakan suatu pihak dalam perusahaan. Sementara, ROI adalah skala pengukur efektivitas manajemen suatu transaksi investasi.

Syamsudin (2011) 

ROI atau Return on Investment adalah skala perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva.

Rahardjo (2009) 

ROI adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dalam investasi yang mereka lakukan.

Rumus menghitung ROI

ROI merupakan hasil keuntungan atau profit yang dihasilkan dari investasi sebuah perusahaan, sehingga bisa disebut juga sebagai rasio laba bersih terhadap biaya. Rumus ROI adalah sebagai berikut.

ROI = (Pendapatan Investasi – Biaya Investasi) / Biaya Investasi x 100%

Contoh perhitungan ROI:

Apabila kamu melakukan investasi sebesar Rp15 juta dan menghasilkan penjualan sebesar Rp20 juta, artinya laba yang diperoleh adalah Rp5 juta.

Maka untuk menghitung ROI atau return on investment-nya adalah dengan menggunakan rumus di atas:

ROI = (Rp 20 juta – Rp15 juta) / Rp15 juta x 100%

ROI = 33,3%

Sehingga return on investment yang akan kamu dapatkan berjumlah 33,3%

Faktor yang mempengaruhi ROI

Tinggi atau rendahnya ROI yang dihasilkan dari sebuah investasi tentunya disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah:

1. Profit Margin

Yaitu sebuah keuntungan operasional yang dinyatakan dalam bentuk persen dan jumlah penjualan bersih. Profit margin ini nantinya akan mengukur tingkat keuntungan perusahaan yang akan dihubungkan dengan penjualannya.

2. Turnover

Turnover biasanya akan berasal dari aset operasional atau juga tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk biaya operasional yaitu kecepatan berputarnya suatu aset operasional dalam periode tertentu.

Dengan adanya ROI, pelaku usaha juga bisa melihat seberapa efisiennya sebuah perusahaan untuk memanfaatkan aktiva guna kegiatan operasional dan juga dapat digunakan untuk melihat ukuran profitabilitas perusahaan.

Manfaat analisis ROI

Tentunya selain sebagai bahan evaluasi dan referensi dalam investasi, analisis ROI juga memiliki beberapa manfaat untuk perusahaan yaitu:

  1. Analisis ROI dapat digunakan untuk sebagai pembanding penggunaan modal pada perusahaan sejenis.
  2. Analisis ROI juga digunakan untuk mengukur alokasi biaya dan modal dari masing-masing divisi.
  3. Digunakan untuk mengukur profitabilitas produk yang dihasilkan perusahaan.
  4. Analisis ROI bisa digunakan sebagai bahan referensi untuk mengambil keputusan apabila perusahaan melakukan ekspansi.
  5. ROI digunakan untuk perencanaan keuangan dan manajemen perusahaan.

Return on Investment dalam pemasaran

Tidak hanya dalam dunia keuangan saja, istilah ROI juga sering digunakan dalam pemasaran atau marketing. ROI marketing adalah tindakan untuk menghasilkan sebuah rasio untung dan rugi investasi yang dihasilkan dari pemasaran digital.

Contoh ROI dalam marketing bisa dilihat dari penggunaan strategi pemasaran, karena pemasaran digital juga bisa digunakan sebagai bentuk investasi perusahaan. Ada beberapa jenis pemasaran digital yang bisa digunakan sebagai investasi dan menghasilkan ROI di antaranya campaign marketing, social media marketing, dan email marketing.

Bahkan, penggunaan email marketing sebagai strategi pemasaran perusahaan bisa lebih menguntungkan dibandingkan social media marketing.

Direct Marketing Association (DMA) menyebutkan bila ROI email marketing menghasilkan return $40 untuk setiap $1 yang dibelanjakan. Bahkan, channel marketing lainnya tidak bisa menyentuh angka return ini.

Jika, ditanya ROI yang bagus berapa persen maka jawabannya adalah penggunaan email marketing bisa meningkatkan ROI atau return on investment sampai 3800% apabila segmentasi dan personilasinya dilakukan secara maksimal dan tepat.

Disclosure: Artikel ini bekerja sama dengan MTARGET.

ROI Ala Strategi Email Marketing yang Lebih Menguntungkan

ROI Ala Strategi Email Marketing yang Lebih Menguntungkan

Menjalankan sebuah bisnis tentunya tidaklah mudah, apalagi bila menjalankannya saat pandemi. Selain, karena adanya batasan dalam melakukan pemasaran, banyak ide bisnis yang bermunculan yang akhirnya menambah persaingan. Maka dari itu, bagi Anda yang sedang membuka peluang bisnis saat pandemi harus memilih strategi marketing yang tepat.

Salah satu bentuk strategi marketing yang efisien dan juga memiliki anggaran yang murah adalah email marketing. Strategi email marketing adalah bentuk strategi pemasaran produk atau jasa yang mengandalkan pesan email sebagai pemasaran digital. Sebagai bentuk pemasaran digital, email marketing bisa menjadi salah satu strategi marketing di masa pandemi, selain anggarannya yang murah juga menurut artikel MTARGET, generasi milenial lebih suka mendapatkan promosi brand melalui email karena lebih bersifat profesional.

Bahkan, 90% bisnis yang mengadopsi strategi marketing ini berguna untuk meningkatkan penjualan, karena dengan menggunakan email marketing marketer bisa menjangkau konsumen lebih jauh dengan mengandalkan pendekatan personal. 

Tidak hanya meningkatkan penjualan, email marketing memiliki ROI yang tinggi

Selain biayanya yang murah, pemilihan email marketing sebagai channel pemasaran adalah karena bisa meningkatkan ROIApa itu ROI?

Return of investment atau biasa yang disingkat ROI adalah sebuah rasio untung dan rugi investasi yang dihasilkan oleh pemasaran digital. Berbeda dengan channel marketing lainnya, Direct Marketing Association (DMA) menyebutkan bila ROI email marketing menghasilkan return $40 untuk setiap $1 yang dibelanjakan. Bahkan, channel marketing lainnya tidak bisa menyentuh angka return ini.

B2B marketing juga mengatakan bahwa channel pemasaran yang berhasil meningkatkan revenue adalah email marketing dan faktanya juga 87% menggunakan channel ini untuk untuk meng-generate leads baru. Selain itu, MTARGET melalui artikel business report “The ROI of Personalized Marketingjuga menyebutkan bahwa email marketing bisa meningkatkan ROI hingga 3800% jika segmentasi dan personalisasi dilakukan secara tepat dan maksimal.

Namun untuk meningkatkan ROI pada email marketing perlu memaksimalkan beberapa variabel, yang pertama adalah persentase deliverability, di mana keberhasilan email yang diterima oleh audiens memiliki peran penting dalam menentukan apakah kampanye melalui email bisa terus dilakukan. Sebab, bila persentase deliverability-nya rendah, reputasi dari domain Anda akan mengalami penurunan dan berujung semua email promosi masuk ke dalam folder spam audiens. Selain deliverability, perusahaan juga perlu memperhatikan Click Through Rate (CTR), Open Rate, dan Interaction Rate.

***

Disclosure: Artikel ini ditulis oleh Tasya Kania A. C.