Tag Archives: router

[Review] Mi Wi-Fi Range Extender Pro: Menambah Jangkauan Wi-Fi dengan Harga Murah

Kebutuhan akan koneksi internet mungkin sudah menjadi utama pada saat ini. Tidak hanya itu, koneksi WiFi juga termasuk penting karena tanpa teknologi ini, sebuah broadband internet tidak akan bisa dipakai secara nirkabel. Namun yang menjadi satu masalah adalah sebuah router tidak selalu bisa menjangkau seluruh ruang dalam satu rumah mau pun kantor.

Pengguna bisa saja membeli satu router lagi untuk menambah jangkauan yang lebih luas. Namun hal tersebut membutuhkan tenaga dan biaya yang lebih mahal. Untuk memecahkan masalah ini, Xiaomi sudah punya solusinya dengan mengeluarkan Mi Wi-Fi Range Extender Pro.

Xiaomi Mi Wifi Range Extender Pro

Mi Wi-Fi Range Extender Pro merupakan sebuah alat untuk menambah jangkauan koneksi internet. Cara kerjanya mudah, yaitu menangkap SSID WiFi yang ada dan langsung kembali menyebarkan sinyal tersebut kembali. Namun, cara ini memiliki sebuah kelemahan di mana kecepatan transfer data akan terpotong setengahnya.

Mi Wi-Fi Range Extender Pro memiliki spesifikasi sebagai berikut

SoC Mediatek MT7628K
CPU MIPS24KEc 580 MHz
RAM 8 MB
ROM 2 MB
Standar 802.11 a/b/g/n
Sinyal 2.4 GHz
Antenna 2 buah
Dimensi 80×54×70 mm

Sayangnya, Mi Wi-Fi Range Extender Pro tidak mendukung WiFi 5 GHz yang menyediakan lebih banyak keuntungan. Hal tersebut memang dikarenakan penggunaan MediaTek MT7628K yang hanya mendukung 2,4 GHz. Jika digunakan hanya untuk koneksi internet saja, seharusnya sudah lebih dari cukup.

Desain

Mi Wi-Fi Range Extender Pro dibalut dengan plastik polikarbonat disekujur tubuhnya. Saat dirasakan, sepertinya case tersebut cukup berbunyi saat diketuk. Namun saat saya menggenggam perangkat ini, cukup terasa build-nya lumayan kokoh.

Pada kedua sisinya terdapat sebuah antenna. Mi Wi-Fi Range Extender Pro menggunakan antenna 2×2 yang berarti satu antennanya memiliki kemampuan untuk memancarkan dua stream untuk upload dan download. Jika hal tersebut dibandingkan dengan antenna biasa, tentu saja peningkatan kinerjanya akan jauh lebih tinggi. Antenna tersebut berbentuk pipih dan dapat diputar 180 derajat.

Xiaomi Mi Wifi Range Extender Pro - Reset buuton

Untuk melakukan reset, pengguna harus menekan tombolnya pada bagian bawah. Untuk melakukan itu, pengguna harus memasukkan pin ke lubang kecil yang ada di bagian bawah tersebut. Saat ditekan selama lima detik, maka Mi Wi-Fi Range Extender Pro akan menjadi seperti saat pertama kali dinyalakan.

Mi Wi-Fi Range Extender Pro membutuhkan aplikasi Mi Home pada perangkat Android saat pertama kali dioperasikan. Semua setting dengan mudah bisa dilakukan pada aplikasi yang satu ini sampai benar-benar memancarkan sinyal. Untungnya, aplikasi ini mudah ditemukan untuk perangkat Android dan iPhone.

Xiaomi Mi Wifi Range Extender Pro - Antenna

Perangkat yang saya dapatkan sudah menggunakan standar steker Indonesia. Hal tersebut berarti Mi Wi-Fi Range Extender Pro bisa digunakan tanpa memerlukan converter.  Tinggal colok saja pada lubang listrik, Mi Wi-Fi Range Extender Pro pun langsung menyala.

Pengujian: Orang awam juga bisa

Saat datang pertama kali, saya langsung mencoba Mi Wi-Fi Range Extender Pro pada kamar yang cukup jauh dari jangkauan WiFi. Pada kamar tersebut, koneksi WiFi akan terdeteksi satu bar atau mati sama sekali. Jadi yang harus dilakukan adalah memasang Mi Wi-Fi Range Extender Pro pada sebuah tempat yang terjangkau oleh router utama saya.

Router utama yang saya gunakan sudah diubah sistem operasinya menjadi OpenWRT. Jadi, saya cukup terbiasa dengan melakukan setting router yang sedikit teknis. Mi Wi-Fi Range Extender Pro pun saya perlakukan dengan cara yang sama, yaitu mencoba melakukan setting dengan menyambung ke IP address-nya.

Gagal. Hal tersebut yang pertama kali cukup membuat saya bingung. Hal ini berarti membuat Mi Wi-Fi Range Extender Pro tidak bisa diset dengan cara biasa. Oleh karena itu, saya pun menggunakan aplikasi Mi Home yang sudah lama saya gunakan untuk beberapa perangkat Mi. Hasilnya, aplikasi ini langsung mendeteksi adanya Mi Wi-Fi Range Extender Pro.

Xiaomi Mi Wifi Range Extender Pro - Mi Home

Melakukan seting juga sangat mudah untuk saya. Tinggal menentukan SSID mana yang bakal menjadi saluran WiFi utama yang akan dikoneksikan, masukkan password yang ada, dan tentukan penamaannya apakah akan sama dengan router asli atau tidak. Semua itu akan bisa dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu menit.

Nantinya, seluruh IP yang digunakan pada setiap perangkat akan ditangani oleh router utamanya. Jadi Mi Wi-Fi Range Extender Pro tidak akan membuat IP baru untuk setiap perangkat yang terhubung. Jika ada NAS pada jaringan Anda, maka penyimpanan eksternal tersebut bisa langsung terhubung tanpa kendala.

Sama seperti kebanyakan perangkat repeater, jika menggunakan jalur pada frekuensi 2,4 GHz, bandwidth-nya akan berkurang. Biasanya kinerja transfer data akan terbagi sekitar setengahnya. Hal tersebut pun berlaku pada Mi Wi-Fi Range Extender Pro. Hal tersebut juga biasanya akan berlaku dengan kecepatan internetnya.

Untuk menguji kinerja transfer data pada Mi Wi-Fi Range Extender Pro, saya menggunakan dua program benchmark. Passmark Performance Test dan iPerf adalah dua alat yang saya percayakan pada pengujian kali ini.

Pengujian saya lakukan dengan langsung terhubung dengan SSID utama serta melalui Mi Wi-Fi Range Extender Pro. Cukup terlihat perbedaan kinerja antara keduanya pada saat melakukan pengujian. Berikut adalah hasil dari kinerja saat terhubung pada SSID utama

iPerf mendeteksi bahwa SSID utama pada rumah saya dapat melakukan transfer data dengan rata-rata kecepatan 78.9 Mbps (Megabit per detik). Sedangkan Passmark Advanced Network Test mendeteksi rata-rata kecepatannya adalah 52 Mbps.

Kinerja dari Mi Wi-Fi Range Extender Pro memang terpotong sekitar hampir 50%-nya. Pada iPerf, kinerjanya terpotong menjadi 33,9 Mbps atau sekitar 4.23 MB/s. Passmark mendeteksi kinerja yang hampir mirip, yaitu 32.40 Mbps atau 4.05 MB/s saja.

Koneksi internet pun juga akan terpotong sekitar setengahnya. Hal itu memang tergantung dengan jarak antara Mi Wi-Fi Range Extender Pro dengan router utamanya serta gangguan sinyal dari router lainnya. Sebagai informasi, saya menggunakan internet dengan bandwidth 25 Mbps dan kanal 2,4 GHz di sekeliling rumah saya termasuk padat.

Kinerja seperti ini sudah cukup untuk memanjangkan sinyal WiFi untuk perkantoran mau pun pribadi. Asalkan, penggunanya bukan downloader kelas berat. Melakukan akses pada NAS juga tidak memiliki masalah, asal bukan file dengan kapasitas besar yang diakses. Setidaknya, menonton video 1080p masih cukup lancar.

Verdict

Kurang panjangnya jangkauan WiFi mungkin sudah menjadi sebuah masalah saat ini. Walaupun sebenarnya seseorang bisa saja bergerak menempatkan dirinya mendekat ke router, namun hal tersebut tentu menjadi tidak nyaman. Hal tersebut yang dipecahkan oleh Xiaomi dengan Mi Wi-fi Range Extender Pro-nya.

Mi Wifi Range Extender Pro bisa diandalkan saat memberikan tambahan jangkauan untuk kebutuhan rumah mau pun kantor. Walaupun kinerjanya tidak akan sama dengan router utama, setidaknya masih bisa digunakan untuk kebutuhan internet sehari-hari dan akses file pada server. Hal tersebut bisa didapat tanpa harus mengeluarkan tenaga dan waktu ekstra untuk melakukan seting.

Mi Wi-Fi Range Extender Pro dijual oleh Xiaomi dengan harga Rp. 149.000 saja. Dengan harga yang tergolong murah tersebut, pengguna hanya harus mencari stop kontak kosong yang bisa ditancapkan repeater ini. Satu hal yang disayangkan memang, Mi Wi-Fi Range Extender Pro tidak mendukung frekuensi 5 GHz yang memiliki kinerja jauh lebih kencang.

Sparks

  • Harganya murah untuk sebuah repeater
  • Setting yang mudah dengan aplikasi Mi Home
  • Posisi antenna yang fleksibel

Slacks

  • Tanpa dukungan 5 GHz
  • Tidak bisa seting dengan alamat IP

Perkenalkan WiFi 6, TP Link Bakal Boyong 5 Perangkat ke Indonesia

Saat ini mungkin hampir setiap orang yang menggunakan internet pita lebar di rumahnya pasti menggunakan router WiFi untuk terkoneksi. Hal tersebut disebabkan oleh kemampuan router untuk bisa membagi koneksi ke setiap perangkat yang terhubung. Jadi, semua pengguna bisa terkoneksi ke internet dalam waktu yang bersamaan.

TPLink Wifi 6 - Launch

WiFi juga terbagi ke beberapa versi, mulai dari kode 802.11a, b, g, n, AC, dan yang terakhir adalah AX atau yang disebut dengan WiFi 6. WiFi 6 tentu saja menawarkan segudang peningkatan dibanding dengan 802.11 AC atau saat ini bernama WiFi 5. Apalagi, masih banyak juga pengguna yang saat ini menggunakan 802.11n, sehingga peningkatan ke WiFi 6 akan jauh lebih baik lagi.

TP-Link, salah satu vendor yang memproduksi router, ternyata telah mengadopsi teknologi WiFi 6 ini. Hal tersebut diutarakan pada saat menggelar konferensi pers yang diadakan pada hotel Ashley pada tanggal 10 Maret 2020. Teknologi WiFi 6 nantinya akan diimplementasikan pada lima produk terbarunya yang akan mereka bawa ke Indonesia.

TPLink Wifi 6 - AX11000

Perangkat pertama adalah TP Link Archer AX11000. Archer AX11000 menjadi router berbasis Wi-Fi 6 yang diusung TP-Link bagi para gamers. Router ini memiliki prosesor 1,8 GHz Quad-Core CPU dan tiga coprocessor yang bisa memastikan kinerja jaringan pengguna selalu lancar dan stabil. Archer AX11000 menawarkan kecepatan Wi-Fi hingga 10756 Mbps.

TPLink Wifi 6 - Archer AX50

Selanjutnya adalah Archer AX50. Dengan fitur bandwidth 160MHz dan 1024-QAM, perangkat ini mampu memberikan kecepatan hingga 3 Gbps. Router ini memiliki fitur BSS color client, user akan diidentifikasi sesuai warna ketika sudah terhubung ke router. Jika ternyata tidak cocok dengan jaringan tersebut, otomatis perintahnya akan di-ignore. Router ini juga memiliki teknologi OFDMA yang bisa meningkatkan kapasitas koneksi dalam densitas tinggi.

TPLink Wifi 6 - Archer AX10

TP-Link juga memperkenalkan Archer AX10 yaitu CPU bertenaga Triple-Core didukung teknologi Wi-Fi 6 Stable Next-Gen Performance. Router ini mendukung 1024-QAM terbaru yang bekerja untuk meningkatkan kecepatannya.  Teknologi OFDMA yang ditanamkan pada router ini memungkinkan beberapa perangkat untuk menggunakan satu band pada saat yang sama serta tidak berpengaruh pada penurunan kinerja.

TPLink Wifi 6 - Archer TX3000

TP-Link juga menghadirkan Archer TX3000E, yakni Wi-Fi 6 Bluetooth 5.0 PCI-E adapter khusus untuk para pengguna internet di PC desktop. Perangkat jaringan ini terdiri atas network card dan dua antena magnet 5 dBi. Dengan 1024-QAM dan bandwith 160 MHz, network card Archer TX3000E meningkatkan kinerja Wi-Fi tiga kali lebih cepat dari standar AC Wi-Fi drive bawaan PC.

TPLink Wifi 6 - EAP620HD

TP-Link juga segera memperkenalkan perangkat router access point Wi-Fi 6 seri EAP620 HD yang dihadirkan bagi para pebisnis. Access point ini cocok digunakan di dalam kantor atau café. Perangkat ini memiliki kecepatan hingga 1.8 Gbps serta kecepatan Dual-Band hingga 1.774 Mbps. Access point ini juga mendukung integrasi ke penyimpanan data pada cloud Omada, di mana akses cloud Omada yang disediakan TP-Link tersebut mampu mempermudah kendali jaringan penggunanya di mana pun mereka berada.

Pada saat sesi tanya jawab, saya menanyakan bedanya antara 5 GHz yang digunakan pada WiFi 5 dengan WiFi 6 dari sisi jangkauannya. TP-Link pun mengatakan bahwa jangkauannya akan sama dengan WiFi 5, namun yang harus diperhatikan adalah kecepatannya pada jarak yang sama. Kinerjanya sudah dipastikan akan meningkat dibandingkan dengan WiFi 5.

Sayangnya, TP-Link belum bisa membocorkan berapa harganya. Perangkat-perangkat tersebut juga rencananya akan dijual di Indonesia pada pertengahan tahun 2020.

OPPO INNO DAY Jadi Panggung Demonstrasi Atas AR Headset, Router 5G, dan Beragam Inovasi Teknologi Lainnya

Menjelang pergantian tahun, OPPO menggelar event tahunan baru bertajuk OPPO INNO DAY guna mendemonstrasikan beragam inovasi teknologi yang mereka siapkan dalam menyambut tahun depan. Tema yang diangkat adalah “Create Beyond Boundaries”, dan seperti yang bisa kita tebak, sebagian besar inovasinya berkaitan dengan teknologi 5G, namun beberapa juga menyentuh ranah augmented reality (AR) dan Internet of Things (IoT).

Guna menyambut tren 5G, OPPO pun memperkenalkan router Wi-Fi pintar yang mendukung teknologi tersebut. Berbekal modem Snapdragon X55, router ini dapat dijejali kartu SIM 5G. Dari kacamata sederhana, menggunakan perangkat ini berarti konsumen dapat menikmati kecepatan teknologi 5G melalui jaringan Wi-Fi, sangat berguna seandainya mereka masih memakai ponsel 4G.

Router OPPO 5G CPE / OPPO
Router OPPO 5G CPE / OPPO

OPPO bilang router ini mampu mengakomodasi lebih dari 1.000 perangkat yang terhubung, baik dalam mode jaringan standalone (SA) maupun non-standalone (NSA), membuatnya ideal dijadikan sebagai hub untuk ekosistem smart home. Perangkat ini rencananya akan dipasarkan pada kuartal pertama tahun depan, kemungkinan besar berbarengan dengan smartphone flagship-nya yang mengunggulkan chipset terbaru Qualcomm.

Lanjut ke ranah berikutnya, OPPO turut mengumumkan OPPO AR Glass yang mengemas tiga kamera (dua fisheye dan satu standar), sensor time-of-flight (ToF) untuk mengukur kedalaman, serta diffractive waveguide, yang diyakini sebagai salah satu teknologi display terbaik untuk augmented reality. Juga menarik adalah bagaimana pengguna dapat menavigasikan konten tanpa bantuan controller.

OPPO AR Glass / OPPO
OPPO AR Glass / OPPO

Wujudnya mengingatkan saya pada Microsoft HoloLens ketimbang Magic Leap One, dan OPPO bilang perangkat ini telah mengandalkan teknologi 3D surround sebagai sistem audionya. Seperti router 5G-nya, AR Glass juga dijadwalkan hadir di pasaran pada kuartal pertama tahun depan.

Dalam acara yang sama, OPPO turut mengungkapkan rencananya untuk merilis smartwatch dan true wireless earphone di kuartal pertama 2020. Wujud sekaligus detail lengkapnya masih disimpan baik-baik oleh OPPO, namun mereka menjanjikan bahwa smartwatch-nya bakal berperan sebagai ekstensi dari smartphone dengan bekal kapabilitas AI dan deep learning.

Di segmen smartphone sendiri, OPPO memamerkan prototipe ponsel yang tak memiliki notch maupun kamera pop-up. Sebagai gantinya, kamera depannya disembunyikan di balik layar. Dilansir oleh GSM Arena yang berkesempatan mencoba, modul kameranya masih kelihatan saat area layar di sekitarnya menampilkan warna-warna cerah, tapi tidak demikian saat menampilkan warna gelap.

Dibandingkan generasi pertama teknologinya yang OPPO pamerkan di bulan Juni kemarin, teknologi under-screen camera terbaru ini dapat menyerap cahaya lebih banyak, dan tim riset OPPO pun terus menyempurnakan desain panel OLED yang digunakan demi memaksimalkan kinerja kamera depan tersembunyi ini.

OPPO AR Glass

Dari event ini sebenarnya bisa kita simpulkan bahwa OPPO tak lagi segan keluar dari zona nyamannya demi memperluas portofolio produknya. Tidak tanggung-tanggung, OPPO bahkan sudah menyiapkan anggaran riset dan pengembangan sebesar 50 miliar yuan (± Rp 99,5 triliun) untuk berbagai segmen teknologi, tidak melulu smartphone saja.

Pernyataan dari founder sekaligus CEO OPPO, Tony Chen, berikut ini adalah yang paling gamblang: “OPPO lebih dari sekadar produsen smartphone sejak awal. Pada kenyataannya, smartphone hanya sebatas pintu gerbang untuk menghadirkan berbagai macam portofolio layanan teknologi. Bagi OPPO dan bahkan seluruh industri, tidak akan ada perusahaan yang hanya berfokus pada smartphone saja.”

Sumber: 1, 2, 3, 4, 5, 6.

TP-Link Umumkan Empat Produk Baru, Deco 4 Hingga Switch TL-SF1008P

TP-Link Indonesia hari ini (26 November 2019) telah meluncurkan empat produk terbaru mereka dalam acara bertajuk ‘Reliable Technology‘. Pertama Deco E4, sistem WiFi mesh yang dilengkapi dengan fitur QoS. Berkat teknologi mesh ini setiap unit Deco E4 akan terhubung secara wireless tanpa perlu menarik kabel lagi.

Sementara, fitur QoS pada Deco E4 akan secara otomatis membagi kecepatan internet pada masing-masing aktivitas, mulai dari streaming video, bermain game, dan browsing. Selain itu, Deco E4 memiliki kemampuan untuk mengcover hingga 2.800 square ft area WiFi.

Pengguna Deco E4 dapat menginstal aplikasi Deco di smartphone mereka untuk mengatur Deco E4. Terdapat juga fitur parental control yang bisa memonitor situs-situs web yang diakses dan membatasi akses penggunaan internet di rumah. Harga yang dibanderol untuk Deco E4 ialah Rp1.550.000.

Lanjut ke Tapo C200, Home Security WiFi Camera atau kamera keamanan untuk rumah ini dibanderol Rp400.000 dan mampu menangkap gerakan atau gambar di tempat yang gelap.

Fitur unik dari Tapo C200 ini ialah ‘pan tilt zoom‘, di mana kamera mampu berputar hingga 360 derajat – bisa dikontrol melalui aplikasi bawaan lewat smartphone. Selain itu, speaker yang tersemat dalam perangkat ini memungkinkan pengguna untuk melakukan komunikasi dua arah.

Pindah ke CPE605, sebuah perangkat access point yang bisa memberikan solusi untuk titik-titik lokasi yang tidak bisa dijangkau oleh internet WiFi. CPE605 ini merupakan perangkat outdoor access point yang dapat memancarkan frekuensi hingga 5GHz dan dilengkapi antena internal yang mampu menghasilkan kecepatan hingga 150Mbps.

Terdapat teknologi TDMA yang ditanamkan pada CPE605 sebagai transmisi outdoor jarak jauh yang bisa meningkatkan kinerja, serta kapasitas device dalam menangkap dan memancarkan sinyal. Karena memang di desain untuk luar ruangan, CPE605 tahan berbagai kondisi cuaca baik panas maupun hujau. Harga dari CPE605 dijual seharga Rp670.000.

Satu lagi ada TL-SF1008P, switch dengan delapan port yang mampu mendukung kekuatan listrik hingga 15,4 watt dari total seluruh port. Switch sendiri merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk berbagi koneksi internet kepada user lainnya dengan kabel.

Pada kondisi tertentu switch masih diperlukan dan memiliki kelebihan yaitu transfer data menjadi lebih cepat dan koneksi lebih stabil. Di pasar Indonesia, TL-SF1008P dibanderol Rp 700.000. Perangkat ini mengusung kampanye Green Technology, di mana konsumsi daya yang rendah pada perangkat ini akan menghemat penggunaan listrik.

Empat produk yang diluncurkan oleh TP-Link tahun ini dibuat agar sesuai dengan kebutuhan. Serta, diharapkan menjadi solusi yang tepat bagi setiap masalah jaringan dan keamanan yang sering muncul di masyarakat. Mulai dari sistem WiFi mesh yang memecahkan masalah untuk ruang yang tidak dijangkau sinyal WiFi hingga kamera keamanan yang mampu menangkap gerakan dan gambar dengan kualitas baik di ruang gelap.

PROLiNK Xtend Pro PCR2402M Tawarkan Pengalaman yang Mudah untuk Sebuah Mesh

PROLiNK baru-baru ini meluncurkan Mesh terbaru mereka di Indonesia. Acara yang diadakan pada restoran Hongkong Cafe pada tanggal 17 September 2019 lalu tersebut memamerkan Mesh mereka yang berukuran cukup ringkas yang bisa ditaruh di mana saja tanpa mengganggu estetika. Mesh terbaru yang dinamakan Xtend Pro PCR2402M ini pun juga menawarkan segala kemudahan.

Mungkin bagi beberapa orang masih asing dengan istilah Mesh. Router Mesh sebenarnya digunakan untuk menghilangkan lokasi yang tidak memiliki sinyal WiFi dalam suatu lingkungan. Solusinya kurang lebih mirip seperti WiFi extender yang memiliki jangkauan lebih luas.

Prolink Xtend Pro Mesh PRC2402M - Launch

PROLiNK Xtend Pro PCR2402M juga dapat menjadi router utama dan mampu menjangkau sampai dengan 100 meter. “Xtrend Pro mengadopsi sistem topologi jaringan yang menghilangkan ketergantungan jaringan internet terhadap koneksi pusat,” terang Yuriko Chen, Corporate Business Div Director PROLiNK.

Xtend Pro PCR2402M juga menawarkan kemudahan yang mungkin tidak ditemukan pada mesh lainnya. Hal itu seperti dapat menghubungkan antara satu mesh dengan mesh lainnya hanya dengan menekan tombol pairing saja. Satu topologi dapat terhubung dengan delapan mesh. Sedangkan satu mesh bisa terhubung hingga 16 pengguna.

Prolink Xtend Pro Mesh PRC2402M

PROLiNK juga sudah menyematkan enam buah antenna pada Xtend Pro PCR2402M, sehingga dapat mencakup jangkauan yang lebih luas lagi. Secara umum, mesh yang beredar dipasaran hanya memiliki empat buah antena saja. Tentunya, Xtend Pro PCR2402M sudah mendukung MuMiMo.

5 GHz jadi tulang punggung konektivitas

PROLiNK juga menjual Xtend Pro PCR2402M dengan Twin Pack yang berisi dua mesh. Tentunya, hal tersebut memang dimaksudkan untuk menghilangkan dead spot di mana sinyal wifi tidak akan bisa terkoneksi. Lalu bagaimana antara satu mesh dengan mesh lainnya dapat terhubung?

Prolink Xtend Pro Mesh PRC2402M - Extra

Ternyata, mesh dari PROLiNK ini sudah memiliki jalur 5 GHz dengan sistem 4×4. Dari situ, PROLiNK membuat sebuah jalur khusus pada kanal 5 GHz, sehingga tidak mengganggu jalur 5 GHz yang digunakan untuk penggunanya. Walaupun begitu, kecepatan koneksi masih akan terbagi dua jika melakukan hubungan bridge melalui WiFi.

Tidak takut kompetisi

PROLiNK saat ini dihadapkan dengan para pesaingnya yang menjual router dengan harga rendah. PROLiNK tidak memungkiri bahwa saat ini sudah banyak pesaingnya yang bermain pada pangsa pasar tersebut. Akan tetapi, PROLiNK menawarkan solusi yang berbeda.

Prolink Xtend Pro Mesh PRC2402M - Belakang

PROLiNK saat ini menawarkan kenyamanan dan kemudahan dalam melakukan koneksi wifi. Hal ini akan membuat orang awam akan mudah dalam melakukan seting router tanpa harus memiliki pengalaman tertentu. PROLiNK mengatakan pengguna hanya tinggal melakukan sekitar tiga langkah mudah dalam memasang router, seperti pada mesh Xtend Pro PCR2402M.

Hal ini, yang menurut PROLiNK, belum ada pada router buatan pesaingnya. Dan dengan fitur yang mereka miliki, Xtend Pro PCR2402M akan terlihat tidak terlalu mahal karena sistem otomasinya yang sangat baik.

Harga?

PROLiNK Xtend Pro PCR2402M dibanderol dengan harga Rp 3.490.000 untuk Twin Pack atau dua mesh dalam satu paket penjualan (2 mesh). Sedangkan untuk single pack, PROLiNK menjualnya dengan harga Rp1.779.000.

[Review] Router D-LINK DIR-878 AC1900: Jangkauan Luas dengan Kecepatan Transfer Data yang Stabil

Kehidupan berinternet tentu saja tidak lepas dari hadirnya router. Dengan perangkat yang satu ini membuat SSID (Service Set ID) atau nama-nama WiFi dapat ditemukan oleh perangkat-perangkat seperti laptop, smartphone, dan lain sebagainya. Salah satu vendor router yang sangat dikenal, D-LINK, mengirimkan salah satu perangkat andalannya ke meja pengujian DailySocial.

DLINK DIR 878

Perangkat tersebut adalah D-LINK DIR-878 yang memiliki empat buah antena. Hal tersebut membuat router ini memiliki fasilitas MU-MIMO. MU-MIMO merupakan kependekan dari Multiple User – Multiple In Multiple Out yang juga berarti bahwa router ini bisa menerima koneksi lebih banyak lagi dibandingkan router biasa. Hal ini juga berarti bahwa sinyal yang dipancarkan akan lebih luas dibandingkan dengan router dengan dua antena.

Router D-LINK DIR-878 sendiri memiliki spesifikasi sebagai berikut

Merek D-LINK
Model DIR-878
Chipset MediaTek MT7621
RAM 64 MB
Flash 8 MB
LAN Port 4
WAN 1
Antena 4 x 2 dBi
WiFi Band 2,4 GHz dan 5 GHz
Standard 802.11 a/b/g/n/ac
Dimensi 258.8 x 183.4 x 44.9 mm
Bobot 566 gram

Unboxing

DLINK DIR 878 - Box

Didalam paket penjualan tersebut, selain router-nya, dapat ditemukan perlengkapan sebagai berikut

DLINK DIR 878 - Unboxing

Desain

Badan utama dari D-LINK DIR-878 berbentuk kotak dengan bahan polikarbonat. Akan tetapi, sepertinya ketebalan dari casing DIR-878 ini dibuat tidak terlalu tebal. Mungkin D-LINK ingin agar DIR-878 memiliki bobot yang tidak terlalu berat, namun saat diketuk bunyinya membuat router ini terkesan sedikit ringkih.

Router ini memiliki empat buah antena yang juga menjadi salah satu syarat untuk fungsi MU-MIMO. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa antena pada DIR-878 tidak dapat dibongkar pasang. Jadi, berhati-hatilah agar antenanya tidak patah karena akan memengaruhi jangkauan sinyal WiFi-nya.

DLINK DIR 878 - Belakang

Pada bagian belakang dari DIR-878, terdapat empat buah port LAN dan sebuah port WAN untuk menghubungkan langsung dengan modem atau sumber internet. Di sebelahnya terdapat tombol reset, WPS, dan WiFi. Setelah port untuk daya, ada sebuah tombol untuk menyalakan dan mematikan router ini.

Pada bagian bawahnya terdapat banyak lubang yang memang ditujukan untuk membuang panas yang dihasilkan oleh chipset Mediatek yang digunakan. Akan tetapi, hal tersebut berarti pula bahwa debu akan mudah masuk. Jadi, sering-seringlah membersihkan bagian bawah dari router ini.

Antarmuka/Firmware

Setiap vendor router tentu saja mengembangkan sistem operasi sendiri untuk perangkatnya. Hal yang sama juga dilakukan oleh D-LINK. Oleh karena itu, antarmuka yang digunakan pada setiap router tentu saja berbeda-beda.

Untuk memanggil halaman seting dari DIR-878, Anda dapat menggunakan IP default-nya yaitu 192.168.0.1. Jika terhubung dengan internet, Anda juga bisa menggunakan URL http://dlinkrouter.local pada browser. Untuk pengguna yang pertama kali melakukan akses, DIR-878 akan menampilkan panduan untuk terkoneksi ke internet dan pembuatan SSID.

Bagi pengguna yang lebih mengerti, tentu saja akan melewati panduan tersebut dan langsung melakukan pengaturan secara manual. Menu-menunya sendiri juga cukup mudah untuk di mengerti.

Pengujian

Secara teoritis, WiFi 802.11ac dapat melakukan transfer data pada kecepatan sekitar 1300 Mbps (Mega Bit per second). Tentunya, kecepatan ini dikurangi dengan beberapa overhead sehingga tidak akan menyentuh angka tersebut. D-LINK sendiri menjanjikan kecepatan hingga 1900 Mbps pada router yang satu ini.

Kecepatan itu pun harus diuji. Untuk melakukan pengujian, saya menggunakan dua program benchmarking yang dapat melakukan pencatatan kecepatan transfer data. Keduanya adalah Passmark Performance Test dan iPerf.

Firmware yang saya gunakan pada pengujian kali ini adalah versi 1.20. Saat dibuka dari paket penjualannya, firmware yang ada memiliki versi 1.15. Berikut adalah pengujian kecepatan dari D-LINK DIR-878

Passmark mencatat bahwa pada kanal 5 GHz, Dir-878 mampu mentransfer data dengan kecepatan rata-rata 561,4 Mbps atau sekitar 70 MB/s. Kecepatan ini tentu saja masih kurang kencang dibandingkan dengan router para pesaingnya. Akan tetapi, kecepatan tersebut  masih terbilang kencang. Untuk kanal 2,4 GHz, kinerjanya juga cukup baik.

Berbeda dengan iPerf, program benchmark ini hanya mencatat kecepatan 319 Mbps saja untuk kanal 5 GHz dari DIR-878. Sedangkan pada kanal 2,4 GHz, kinerjanya mirip dengan Passmark.

Verdict

Dengan semakin canggihnya teknologi perangkat nirkabel, tentu saja membutuhkan koneksi yang lebih baik pula. Salah satunya dengan mengganti router lama ke versi baru. Seperti yang ditawarkan D-LINK pada DIR-878 yang memiliki koneksi WiFi 802.11ac.

DLINK DIR 878 - Samping

Kecepatan yang ditawarkan oleh D-LINK DIR-878 memang kencang. Kecepatan rata-rata dapat mencapai 500-an Mbps. Walaupun begitu, kinerja ini bisa menurun seiring dengan banyaknya perangkat yang terkoneksi. Transfer data yang ditawarkan memang kencang, namun bukanlah yang terkencang.

Antarmuka yang ditawarkan juga cukup mudah untuk digunakan. Namun, bagi pengguna awam, setidaknya harus terbiasa dengan beberapa menu yang terkesan “tersembunyi”. Menunya pun juga menawarkan panduan agar dapat membuat koneksi WiFi dengan mudah.

Harga yang ditawarkan memang tidak murah, yaitu Rp. 1.799.000. Walaupun begitu, harga tersebut bukanlah yang termahal dan bahkan masih bisa dikatakan terjangkau bila membandingkan dengan fasilitas yang diberikan. oleh karenanya, router ini cocok bila digunakan dalam perkantoran atau UKM.

Sparks

  • Kinerja cukup baik
  • Jangkauan sinyal luas
  • Desain cukup baik
  • Antarmuka yang cukup mudah di mengerti
  • Empat antena

Slacks

  • Harga cukup tinggi
  • Dimensinya cukup besar
  • Rentan terkena debu pada bagian bawahnya

 

Razer Luncurkan Gaming Router Perdananya, Sila

Kalau melihat daftar gaming router terpopuler di Amazon, hampir semuanya punya penampilan yang tergolong sangar. Namun Razer rupanya menolak untuk mengikuti tren tersebut, dan memilih jalur minimalis dalam mengembangkan gaming router perdananya, Razer Sila.

Sila hanya berwujud balok hitam biasa tanpa ada satu pun antena di bagian luarnya. Kendati demikian, Sila benar-benar didedikasikan bagi para gamer yang menuntut performa jaringan Wi-Fi yang paling optimal, baik untuk laptop, smartphone maupun gaming console.

Rahasianya, menurut Razer, adalah software bernama Razer FasTrack yang terdapat pada Sila, yang berfungsi untuk memprioritaskan bandwith berdasarkan jenis perangkat maupun aplikasi. Sederhananya, ketika Sila mendeteksi pengguna sedang memainkan game online, ia bakal memastikan bandwith yang tersalurkan ke perangkat yang digunakan tidak sampai kekurangan.

Razer Sila

Anda boleh skeptis dengan sesumbar Razer, tapi setidaknya mereka sadar bahwa teknologi jaringan bukanlah spesialisasinya, sehingga mereka memutuskan untuk menggandeng Ignition Design Labs dalam menggarap Sila. Ignition sendiri sudah memproduksi router pintar bernama Portal sejak tahun 2016.

Sila sebenarnya juga merupakan mesh router, yang berarti pengguna dapat menyambungkan lebih dari satu unit untuk mencakup area yang lebih luas. Razer bilang bahwa tiga unit Sila dapat mencakup area seluas 836 m².

Lalu untuk siapa perangkat ini ditujukan? Tentu saja buat mereka yang perangkatnya tidak bisa tersambung ke router via ethernet, pemilik game console misalnya, dan Razer memang mengklaim Sila dapat mendeteksi PlayStation, Xbox maupun Switch secara otomatis. Razer Sila saat ini sudah dipasarkan seharga $250.

Sumber: Razer.

Asus Lyra Voice Adalah Router Wi-Fi Sekaligus Smart Speaker Berbasis Alexa

Tidak bisa dipungkiri, smart speaker adalah kategori yang sangat mendominasi CES tahun ini. Namun dari sekian banyak smart speaker, yang paling unik menurut saya datang dari Asus. Namanya Asus Lyra Voice, dan ia sebenarnya merupakan sebuah router Wi-Fi dengan teknologi mesh networking.

Penampilannya sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia berfungsi menyebarkan jaringan Wi-Fi. Performa audionya ditunjang oleh sepasang speaker berdaya 8 watt, dan Asus tak lupa menyematkan integrasi asisten virtual Amazon Alexa ke dalamnya, sehingga pengguna dapat mengoperasikannya via perintah suara.

Kehadiran Alexa berarti perangkat ini juga dapat dipakai untuk mengendalikan perangkat smart home yang kompatibel. Dukungan layanan IFTTT juga semakin memaksimalkan perannya sebagai pusat kendali ekosistem rumah pintar.

Namun jangan sekali-kali lupa bahwa Lyra Voice juga merupakan sebuah router Wi-Fi AC tri-band. Mengikuti tren terkini, pengaturan konfigurasinya tak lagi tergantung pada PC, melainkan bisa melalui aplikasi pendamping di smartphone.

Asus Lyra Trio / Asus
Asus Lyra Trio / Asus

Menemani Lyra Voice adalah Lyra Trio yang berbentuk layaknya sebuah piramid kecil. Juga mengandalkan teknologi mesh networking, perangkat ini dimaksudkan untuk memperluas jaringan Wi-Fi utama dari Lyra Voice, sekaligus menyebarkan cakupan Alexa ke lebih banyak ruangan di dalam rumah.

Keduanya dijadwalkan hadir di pasaran mulai babak pertama tahun ini juga, sayang belum ada informasi mengenai harga jualnya masing-masing.

Sumber: CNET.

Asus Lyra Ramaikan Pasar Router Wi-Fi Berteknologi Mesh Networking

Asus bukan lagi nama yang asing saat membicarakan mengenai router Wi-Fi. Namun berkat kemunculan produk seperti Eero yang mengandalkan teknologi mesh networking, persaingan di ranah ini tak lagi didominasi oleh pabrikan-pabrikan besar. Asus pun memutuskan sudah saatnya bagi mereka untuk ikut mengadopsi tren mesh networking.

Dari situ lahirlah Asus Lyra. Seperti halnya Google Wifi, Lyra datang dalam bundel berisi tiga unit. Cara kerjanya pun sama: satu unit tersambung langsung ke kabel Ethernet, lalu dua unit lainnya bertugas memperluas cakupan satu jaringan Wi-Fi tersebut sehingga pengguna dapat menikmati akses internet di segala sudut kediamannya.

Lyra merupakan router 802.11ac, tapi yang lebih menarik adalah bagaimana masing-masing unitnya menggunakan tiga frequency band terpisah guna memaksimalkan performa: satu band sebagai medium komunikasi antar unit Lyra, dan dua sisanya ditujukan sepenuhnya untuk semua perangkat yang tersambung.

Asus Lyra

Fitur lain Lyra mencakup aplikasi pendamping untuk iOS dan Android yang memungkinkan pengguna untuk mengakses semua pengaturan router tanpa memerlukan PC sama sekali – bahkan untuk setup awalnya. Dari aplikasi yang sama, pengguna juga bisa memblokir situs atau aplikasi tertentu, membatasi penggunaan pengguna lain atau menyetop koneksi internet sepenuhnya ketika sudah waktunya untuk berkumpul bersama keluarga.

Terakhir, Lyra juga dibekali fitur keamanan untuk semua perangkat yang tersambung bernama AiProtection, yang merupakan hasil kolaborasi Asus dengan Trend Micro, dan ini bisa dinikmati tanpa membutuhkan biaya berlangganan. Pun begitu, harga Asus Lyra sendiri tidak murah; bundel tiga unitnya dipatok $399.

Sumber: The Verge dan Asus.

Router Wi-Fi Ini Amankan Perangkat Smart Home Anda dari Serangan Hacker

Pengguna PC pastinya pernah mendengar nama Symantec. Mereka adalah developer di balik software antivirus kenamaan, Norton. Di tahun 2017 ini, Symantec memutuskan untuk terjun ke bisnis hardware, akan tetapi masih tidak jauh-jauh dari spesialisasinya di bidang antivirus dan proteksi malware.

Hardware yang dimaksud bernama Norton Core, sebuah router Wi-Fi dengan fokus pada sektor keamanan. Faktor yang mendorong terciptanya router ini adalah semakin populernya tren smart home maupun IoT (Internet of Things), dimana pada dasarnya hampir semua perangkat elektronik yang ada di rumah konsumen sekarang mengemas konektivitas Wi-Fi dan terhubung dengan jaringan cloud.

Core sejatinya dapat berfungsi seperti router Wi-Fi biasa, hanya saja Symantec memastikan jaringan yang dibuatnya akan aman setiap saat. Core diberi tugas khusus untuk memperhatikan traffic secara saksama, mengisolasi perangkat-perangkat yang bekerja tidak sebagaimana mestinya; contohnya ketika ada seorang hacker yang memanfaatkan bohlam pintar Anda sebagai backdoor untuk menembus jaringan di kediaman Anda.

Tersedia dalam dua pilihan warna, Norton Core dirancang agar lebih menyerupai dekorasi ruangan ketimbang perangkat elektronik / Symantec
Tersedia dalam dua pilihan warna, Norton Core dirancang agar lebih menyerupai dekorasi ruangan ketimbang perangkat elektronik / Symantec

Agar konsumen tidak dibuat pusing oleh istilah-istilah teknis yang biasa didapati pada bidang keamanan, Norton Core akan menyajikan hasil evaluasi dalam wujud skor sederhana yang mengindikasikan tingkat keamanan dalam jaringan Anda, plus sejumlah tips untuk meningkatkan keamanannya.

Symantec berharap Norton Core bisa menarik perhatian konsumen dari semua kalangan, bukan cuma para geek saja. Itulah mengapa desainnya sengaja dibuat agar menyerupai dekorasi ruangan ketimbang perangkat elektronik, sama kasusnya seperti Google Wifi.

Perangkat ini rencananya akan dipasarkan mulai musim panas mendatang seharga $280, akan tetapi Symantec saat ini telah menerima pre-order dengan potongan harga sebesar $80.

Sumber: Digital Trends dan Symantec.