Tag Archives: Ruben Hattari

Fiber Optik Facebook Indonesia

Bersama Mitra Lokal, Facebook Bangun Jaringan Fiber Optik di Indonesia

Facebook memperluas program Facebook Connectivity ke Indonesia dengan mengget Alita Praya Mitra, perusahaan penyedia jaringan infrastruktur lokal. Facebook ingin membangun jaringan infrastruktur fiber optik sepanjang 20 ribu kilometer untuk meningkatkan konektivitas buat lebih dari 10 juta masyarakat Indonesia.

Direktur Utama Alita Teguh Prasetya menjelaskan, target pembangunan ini akan diarahkan ke Bali, Jawa, Sumatera dan Sulawesi. Masuk ke kota tier dua dan tiga karena di sana masih ada pasar yang belum bisa dijangkau oleh perusahaan operator dalam menyediakan layanan broadband.

Alita dan Facebook akan menanamkan investasi untuk ketersediaan dan efisiensi distribusi serat backhaul yang lebih baik. Alita akan sepenuhnya memiliki, membangun, memelihara dan mengoperasikan jaringan fiber green field dan menyediakan kapasitas besar untuk operator jaringan seluler dan penyedia jasa internet. Facebook akan memberikan dukungan untuk proses perencanaan jaringan fiber tersebut.

“Dengan tools dari Facebook, pembangunan jaringan ini menjadi lebih cepat dan lebih efisien. Mereka juga mentransfer teknologinya agar bisa kami gunakan secara gratis,” kata Teguh seperti dikutip dari Liputan6.

Teguh melanjutkan dukungan dari Facebook kepada perusahaan tidak hanya dari sisi materi saja. Namun juga sisi teknologi, termasuk transfer pengetahuan. Dia bilang investasi yang diberikan kepada Alita nominalnya kurang dari $100 juta atau hampir 1,5 triliun Rupiah.

“Ini sebagai long term investasi Facebook Connectivity,” katanya dikutip dari Merdeka.com.

Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia Ruben Hattari mengatakan kerja sama ini penting karena sekitar 3,5 miliar orang di dunia belum terhubung dan merasakan manfaat internet broadband.

“Kami terus mencari model-model baru, kami terus mencari teknologi baru, mitra bisnis baru, dan tentu mitra-mitra strategis di seluruh dunia untuk bagaimana kita bisa addressing problem tersebut,” terang Ruben.

Dia juga menegaskan peran Facebook Connectivity dalam kerja sama bukan sebagai provider. Perusahaan akan memberi dukungan teknologi seperti analitik dan infrastruktur.

Saat ini pembangunan infrastruktur sudah dimulai untuk tahap pertama sepanjang 3 ribu kilometer di Jawa, Bali, Sumatera dan Sulawesi. Pada fase ini nantinya akan menghubungkan 10 juta orang dengan akses internet terbaik.

Adapun Alita kini memiliki akses fiber optik sepanjang lebih dari 3 ribu pembangunan di 40 kota dari enam provinsi, a.l: Denpasar, Bandung, Cilegon, Cirebon, Malang, Manado, Semarang, Serang, Solo, Surabaya dan Tegal.

“Melalui kemitraan ini, kami dapat mendukung 56 kota di 8 provinsi pada akhir 2021. Alita akan terus mengembangkan infrastruktur jaringan akses telekomunikasi untuk memenuhi kebutuhan para penyedia layanan telekomunikasi dan ICT,” imbuh Teguh.

Kancah Facebook Connectivity

Facebook Connectivity adalah program internal dari perusahaan untuk mengatasi soal konektivitas. Dalam perjalanannya, sebelum masuk ke Indonesia, Facebook telah berinvestasi ke berbagai negara, seperti Meksiko, Kolombia, Kongo, Peru dan Brazil; mayoritas masuk ke negara Afrika atau lainnya dengan tingkat ekonomi yang rendah.

Sumber: Facebook Connectivity
Sumber: Facebook Connectivity

Dalam rangkaian program ini, Facebook memiliki berbagai inisiatif. Di antaranya mendirikan Telecom Infrastructure Project (TIP) bersama perusahaan telekomunikasi tersohor seperti Vodafone dan Telefonica. TIP fokus pada pengembangan alternatif teknologi komunikasi yang membuat harga data jauh lebih murah, sehingga lebih banyak orang yang terjun ke dunia online.

Berikutnya ada Terragraph yang lebih diarahkan pada pengembangan solusi konektivitas nirkabel bandwidth tinggi dan murah untuk pusat kota. Malaysia, Puerto Rico, California menjadi contoh negara yang sudah menjajal layanan ini.

Layanan lainnya ada Analytics, Free Basics, High Altitude Connectivity, Internet Exchange Points, Magma, OpenCellular, Rural Access dan Express Wi-Fi. Inti dari seluruh layanan di sini adalah bagaimana orang bisa mengakses internet di manapun lokasi mereka.

Menurut laporan dari 2019 EIU Internet Inclusivity Index, diestimasi ada 3,8 miliar orang di dunia yang belum memiliki koneksi internet yang cepat dan andal. Penelitian ini juga mengungkap dari tahun-tahun sebelumnya, kemajuan teknologi telah berhenti yang menghasilkan kesenjangan digital.

Meskipun layanan internet seluler terus meningkat, masih banyak negara dengan tingkat pendapatan perkapita yang rendah mengalami pertumbuhan yang melambat.

Visi Facebook dalam menghubungkan dunia dengan jaringan internet tentu adalah hal yang mulia. Tapi bisa menjadi perhatian khusus di balik seluruh rencananya ini. Sebab, semakin banyak orang di internet, semakin banyak penambahan pengguna Facebook.

Platform dapat memanfaatkan data-data tersebut untuk membuat algoritma yang jauh lebih canggih, untuk memprediksi bagaimana Anda menanggapi iklan dan bagaimana Anda akan berperilaku.

Facebook bisa memprediksi siapa kandidat yang kemungkinan bakal Anda pilih saat pesta politik. Bahkan saat ini, juga terjadi di Indonesia, akun Facebook bisa menjadi salah satu komponen dalam menentukan skoring kredit saat mengajukan pinjaman. Berapa bunga dan limit yang tepat sesuai dengan jejak online calon nasabah.

Pada akhirnya, pendapatan iklan yang bisa dihimpun Facebook akan semakin tebal. Forbes melaporkan, Facebook mengantongi pendapatan dari iklan sebesar $70 miliar pada tahun lalu. Bila dirata-rata, pendapatan iklan yang dikantongi dari tiap pengguna adalah $7,26 untuk per kuartalnya.

Application Information Will Show Up Here
Lab Innovation Facebook Indonesia

Facebook Resmikan “Ruang Kumpul” Komunitas Startup dan Developer di Jakarta

Facebook meresmikan fasilitas ruang kumpul komunitas, dinamai “Lab Innovation Indonesia” (Linov). Lokasinya terletak di CoHive Plaza Asia, Senayan, Jakarta.

Ini adalah ruang kumpul komunitas kedua yang diresmikan Facebook, setelah Ruang Komunal (RuKi) pada Mei tahun lalu. Perbedaan antara keduanya, RuKi lebih diarahkan buat komunitas sosial. Sementara Linov khusus untuk komunitas industri teknologi, seperti pelaku startup, developer, dan inovator.

Baik Linov dan RuKi adalah bagian dari program ekosistem hub dari Facebook untuk komunitas dapat tumbuh di ranah online dan offline. Indonesia jadi satu-satunya negara yang memiliki fasilitas ruang kumpul Facebook.

Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia Ruben Hattari menjelaskan, dua ruang kumpul ini adalah bentuk komitmen perusahaan untuk memberikan nilai lebih kepada semua penggunanya, tidak lagi sekadar mendorong pakai platform-nya saja. Terlebih, Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah pengguna Facebook terbesar di dunia.

“Di Facebook, kami melihat semakin banyak komunitas berkumpul untuk mendiskusikan berbagai macam topik sehingga kami mulai berpikir tentang apa yang dapat kami lakukan untuk dukung mereka secara offline,” katanya, Senin (24/6).

Linov dan RuKi dapat dimanfaatkan untuk berkumpul secara gratis tanpa dipungut biaya sama sekali oleh Facebook. Apabila komunitas ingin menggunakan ruang kumpul Facebook, akan disediakan alat pendukung untuk presentasi, serta dapur mini yang berisi makanan dan minuman ringan.

Komunitas hanya perlu mendaftar diri lewat situs Lab Innovation dan mengisi beberapa data yang dibutuhkan Facebook.

Ruben menyebut, Facebook juga mengadakan pertemuan rutin, pelatihan, serta lokakarya yang diadakan oleh anggota Developer Circles dan FbStart. Facebook juga bekerja sama dengan Hacktiv8 untuk mengadakan program “Developer Circles Javascript Training Course and Bootcamp.”

“Di dalam Lab Innovation, pelaku startup, developer, dan inovator dapat saling berkolaborasi, belajar, dan bertukar ide untuk bantu mereka dalam mengembangkan keahlian dan jaringannya.”

Sejak setahun RuKi diresmikan, sambungnya, pihaknya telah memfasilitasi lebih dari 4 ribu orang yang datang dari 860 komunitas di wilayah Jabodetabek.

Total program yang telah dijalankan sekitar 212 program, baik diselenggarakan langsung oleh Facebook maupun komunitas sendiri. Beberapa topik yang diangkat mengenai toleransi, difabel, kesehatan mental, dan pemberdayaan perempuan.

Ruben menuturkan, ke depannya Facebook akan membawa baik RuKi maupun Linov ke luar Jakarta, agar semakin banyak komunitas bisa berkumpul secara offline. Yang terdekat, rencananya bakal disiapkan RuKi yang berbentuk pop up di kota-kota besar.

“Banyak feedback yang masuk ke kami untuk mengadakan RuKi di luar Jakarta, karena memang isu di sini tidak bisa dipukul rata juga terjadi di luar sana. Kami masih cari kota yang akan disasar serta topik yang mau diangkat, apa yang sedang hot di sana,” pungkasnya.

Acara peresmian program Laju Digital / Facebook

Lewat “Laju Digital” Facebook Ingin Melatih UKM Optimalkan Media Sosial

Facebook Indonesia baru saja meresmikan program bertajuk “Laju Digital”. Ditujukan untuk membantu UKM mengembangkan bisnis secara online. Program tersebut terdiri dari beberapa agenda. Pertama adalah sesi workshop peningkatan keterampilan digital bagi bisnis dan individu.

Untuk bisnis, workshop difokuskan pada materi pemanfaatan media sosial sebagai kanal pemasaran. Sedangkan untuk individu, workshop Laju Digital difokuskan untuk membantu meningkatkan profil media sosialnya. Kemudian agenda kedua, Facebook menggandeng Shopee untuk memberikan kelas pengembangan bisnis.

Kegiatan tersebut dielaborasi dengan “Kampus Shopee”, salah satunya berjalan pada 11 Agustus 2018 lalu di Yogyakarta. Kedua perusahaan membekali para penjual dengan pengetahuan media sosial dalam optimasi bisnis e-commerce, termasuk bagaimana mengelola iklan digital supaya tepat sasaran dan menghasilkan ROI yang menguntungkan.

Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia, Ruben Hattari, saat peluncuran Laju Digital di Jakarta mengatakan, visi besar dari kampanye tersebut pihaknya ingin mengeksplorasi bagaimana Facebook bisa digunakan untuk meningkatkan daya saing Indonesia. Facebook juga menggandeng Kemenkominfo, Kemendikbud, dan KemenkopUKM dalam pelaksanaannya.

Ditargetkan Laju Digital akan menyasar lebih dari 3 ribu UKM di 15 kota di Indonesia. Ruben turut menekankan, salah satu target prioritas (10 kota sasaran) adalah kota-kota di wilayah Indonesia bagian timur. Berbagai program akan intensif dimulai pada bulan September mendatang, dimulai dari Gorontalo, dilanjutkan ke kota lainnya termasuk Manokwari dan Kupang.

Tidak hanya Facebook, program serupa yang menyasar UKM juga dilakukan oleh perusahaan teknologi lain. Salah satu yang sudah lama berinisiatif adalah Google Indonesia. Program bertajuk UKM Go Online digelar melalui berbagai program pembinaan bertajuk “Gapura Digital” dan “Womenwill”, bekerja sama dengan Kemenperin.

Bahkan pada Juli 2018 lalu Google melaporkan capaiannya telah melatih lebih dari 2600 UKM di Indonesia. Jika Facebook mengoptimalkan media sosial sebagai tools, Google memanfaatkan beberapa fitur optimasi website seperti Google My Business, Google Primer, dan Test My Site.

Application Information Will Show Up Here
(Left-right): Alice Budisatrijo, Facebook Indonesia's News Partnership Lead; Sapto Anggoro, Tirto.id's Founder; Ruben Hattari, Facebook Indonesia's Public Policy Lead

Facebook Partners with Tirto.id to Introduce Third Party Fact Checking Feature

To reduce circulation of the fake news (hoax), Facebook pairs with Tirto.id to introduce third-party fact checker in Indonesia. Tirto.id, which already received certification from Independent International Fact Checking Network, will investigate the news involving any dubious data or information.

Indonesia is the first country in Asia Pacific to use the feature with more than 115 million monthly active users. Previously, the feature has been available in US, Italy, and Mexico. Facebook claims it cannot work alone to filter all fake news.

“Facebook will recommend post with alleged fake news to Tirto.id. Later the its distribution will be reduced in the newsfeed,” Alice Budisatrijo, Facebook Indonesia’s News Partnership Lead, said.

On the number of fake news to be filtered, both Facebook and Tirto.id haven’t confirmed. The feature will be focused on quality, not on quantity.

“We can’t determine what kind of news will be fact-checked, but we’ll decide whether it has false information, not only from Facebook’s trending topic.”

Tirto.id’s supporting articles will be attached

News with false information will be marked along with Tirto.id’s s supporting articles. Therefore, users can read debunking version of the fake news spread in their newsfeed.

“There will be some users still seeing fake news after the fact-checking, but we’ll attach supporting articles containing correct information,” Budisatrijo said.

To ensure the fact-checking process is correct, Tirto.id is still on trial and training its team. Even in the early stage, both Facebook and Tirto.id want to make sure to the fake news is clarified correctly.

“Facebook alone has been able to filter out fake news based on user’s complaints, this partnership is expected to help Facebook getting better in reducing fake news on the timeline,” she said.

Furthermore, Facebook will partner with more media, institutions, and government to be a third-party fact checker. The requirement is for the institutions to have been certified by International Fact-Checking Network.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

(kiri ke kanan; Alice Budisatrijo, News Partnership Lead - Facebook Indonesia; Sapto Anggoro - Pendiri Tirto.id; Ruben Hattari, Public Policy Lead – Facebook Indonesia

Gandeng Tirto.id, Facebook Luncurkan Fitur Pemeriksa Fakta Pihak Ketiga

Untuk meminimalisir penyebaran berita palsu (fake news) Facebook menggandeng media online Tirto.id meluncurkan fitur pemeriksa fakta pihak ketiga (third party fact checker) di Indonesia. Melalui kerja sama ini Tirto.id yang telah mendapatkan sertifikasi dari pemeriksa fakta internasional independen, akan melakukan pemeriksaan terhadap berita-berita yang diklaim memiliki informasi hingga data yang kurang tepat.

Indonesia merupakan negara pertama di Asia Pasifik yang menikmati fitur ini dengan jumlah pengguna aktif bulanan Facebook lebih dari 115 juta. Fitur ini sebelumnya telah hadir di Amerika Serikat, Italia, dan Meksiko. Sebagai media sosial yang selalu dibanjiri oleh berita palsu hingga hoax, Facebook mengklaim tidak bisa bekerja sendiri untuk menyaring berita-berita palsu tersebut.

“Facebook nantinya akan merekomendasikan berita-berita yang dinilai mengandung unsur berita palsu kepada Tirto.id, nantinya berita-berita yang mengandung informasi palsu tersebut akan dikurangi distribusinya di halaman newsfeed milik pengguna,” kata News Partnership Lead Facebook Indonesia Alice Budisatrijo.

Disinggung berapa jumlah berita palsu yang akan disaring Facebook dan Tirto.id, baik pihak Facebook maupun Tirto.id enggan menyebutkannya. Fitur tersebut diklaim akan lebih fokus kepada kualitas dibandingkan dengan kuantitas.

“Kami juga tidak bisa menentukan jenis berita seperti apa yang akan diperiksa faktanya, namun kami akan menentukan jika berita tersebut ternyata memiliki informasi tidak benar dan bukan hanya berdasarkan trending topic di Facebook,” kata Founder Tirto.id Sapto Anggoro

Menyematkan artikel pendukung dari Tirto.id

Nantinya berita yang sudah diperiksa dan ternyata memiliki informasi palsu, akan ditandai palsu dengan disertai artikel pendukung dari Tirto.id. Dengan demikian pengguna bisa melihat tanggapan artikel yang benar saat berita palsu tersebut beredar di newsfeed mereka.

“Mungkin nantinya ada beberapa pengguna yang masih bisa melihat berita palsu tersebut meskipun sudah ditandai oleh Facebook dan Tirto.id, namun kami akan memberikan artikel pendukung yang memang benar informasinya,” kata Alice.

Untuk memastikan proses pemeriksaan fakta tersebut benar adanya, Tirto.id masih melakukan uji coba dan training kepada timnya. Meskipun masih dalam tahap awal, baik Facebook maupun Tirto.id ingin memastikan berita palsu tersebut dapat diklarifikasi dengan benar kepada pengguna Facebook di Indonesia.

“Facebook sendiri selama ini mampu menyaring berita palsu yang kebanyakan berasal dari laporan pengguna, dengan kerja sama ini diharapkan bisa membantu Facebook lebih baik lagi untuk mengurangi berita palsu di halaman newsfeed pengguna,” kata Alice.

Ke depannya Facebook akan menambah kemitraan dengan media, lembaga hingga pemerintah untuk menjadi pemeriksa fakta pihak ketiga. Syaratnya institusi tersebut memiliki sertifikasi dari pemeriksa fakta internasional independen.

Kelase Mobile Lab Dihadirkan untuk Bantu Sekolah di Pelosok Belajar TIK

Sebagai lanjutan dari kegiatan Microsoft Affordable Access Initiative Grant, Kelase mengadakan serangkaian kegiatan untuk mengoptimalkan implementasi teknologi digital dalam pendidikan. Sebelumnya dalam program Microsoft tersebut, Kelase mendapatkan pendanaan dan dukungan infrastruktur komputasi awan Microsoft Azure untuk mengembangkan layanan end-to-end solusi pembelajaran berbasis TIK (teknologi informasi dan komunikasi) agar dapat dinikmati oleh sekolah-sekolah di pelosok Indonesia.

Bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional, Kelase bekerja sama dengan Microsoft Indonesia dan PT Trakindo Utama memberikan akses pembelajaran digital kepada sekolah di Merauke. Salah satu hasil inovasi yang diberikan berupa Kelase Mobile Lab, yakni sebuah paket perangkat TIK yang didesain untuk mudah dipindahkan dan digunakan di area yang tergolong sulit dijangkau.

“Kelase Mobile Lab dihadirkan untuk memberi akses kepada sekolah-sekolah di pelosok Indonesia untuk dapat menerapkan pembelajaran digital dengan lebih terjangkau dan mudah. Paket piranti TIK ini didesain untuk bisa berpindah dari satu kelas ke kelas lain, selain itu dengan adanya server kelas berikut aplikasi dan konten edukasi digital yang disertakan akan memudahkan siswa dan guru melakukan kolaborasi dan pembelajaran digital dengan koneksi internet yang minim,” ujar Winastwan Gora, Chief Operating Officer PT Edukasi Satu Nol Satu (Kelase).

Gora menuturkan, selain menyediakan Kelase Mobile Lab sebagai sarana belajar, pihaknya juga memberikan pelatihan dan pendampingan bagi para guru dan siswa untuk mampu belajar secara efektif memanfaatkan TIK sebagai perangkat produktivitas belajar.

“Kami sangat senang dapat kembali mendukung kegiatan Kelase dengan memberikan akses pembelajaran digital. Bantuan piranti TIK ini kami harapkan dapat membantu proses pembelajaran di sekolah menjadi lebih kreatif dan kolaboratif. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mendukung misi Microsoft untuk memberdayakan masyarakat dan organisasi, terutama di sektor pendidikan, sehingga dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat di era transformasi digital saat ini,” sambut Corporate Affairs Director Microsoft Indonesia Ruben Hattari.

SDN Inpres Polder Merauke merupakan salah satu dari 40 Sekolah Dasar Negeri binaan Trakindo yang mendapatkan kesempatan untuk menerima suguhan tersebut dari Kelase.

“SDN Inpres Polder Merauke merupakan salah satu dari 40 Sekolah Dasar Negeri binaan Trakindo. Dalam menerapkan pembelajaran berbasis proyek sebagai bagian dari pelaksanaan program pendidikan berbasis karakter yang kami selenggarakan, SDN Inpres Polder ini menunjukkan kemajuan yang cukup baik. Hal inilah yang kemudian menjadi dasar terpilihnya SDN Inpres Polder sebagai sekolah percontohan berbasis TIK oleh mitra kerja kami,” ungkap Chief Administration Officer PT Trakindo Utama Maria T. Kurniawati.

Application Information Will Show Up Here

Didukung Microsoft, Kelase Bantu Kolaborasi dengan Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan untuk Pembelajaran Guru Sertifikasi

Januari silam Microsoft berkomitmen untuk memberikan dana bantuan sebesar $1 miliar untuk penyediaan sumber daya cloud selama tiga tahun ke depan bagi 70.000 organisasi nirlaba di seluruh dunia. Di Indonesia salah satu organisasi nirlaba yang akan menerima bantuan tersebut adalah Kelase, sebuah startup yang berfokus pada pendidikan di Indonesia. Salah satu program terbaru dari Kelase adalah membantu Ditjen Guru dan Tenaga Pendidikan (GTK) di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam menyediakan tempat belajar untuk persiapan sertifikasi para guru di Indonesia.

Kelase sejauh ini disebutkan menjadi salah satu startup yang fokus pada penyediaan layanan online untuk kolaborasi, pembelajaran, dan pertukaran ilmu di sektor pendidikan. Sejauh ini Kelase sudah mendapatkan sekitar 75.223 pengguna dengan 2.740 kelas terdaftar. Perjuangan Kelase inilah yang nantinya akan didukung teknologi cloud dari Microsoft.

Disampaikan Corporate Affairs Director Microsoft Indonesia Ruben Hattari, program donasi dari Microsoft ini akan membantu mereka dalam menjalankan misi untuk membuat perubahan yang lebih baik. Sejalan dengan misi Microsoft untuk memberdayakan orang-orang dan organisasi sehingga bisa bermanfaat bagi orang lain. Salah satu organisasi yang masuk kategori Microsoft ini adalah Kelase.

Program donasi US$ 1 miliar dari Microsoft ini memungkinkan organisasi nirlaba mendapatkan kemudahan akses ke Microsoft Azure dan pusat data, Enterprise Mobility untuk perangkat dan manajemen data, CRM daring, dan program Office 365 Nonprofit. Program-program tersebut dapat  membantu organisasi nirlaba di dunia dalam memberdayakan masyarakat melalui program inisiatif yang mereka miliki.

Sementara itu Chief Operating Officer Kelase Winastwan Gora menjelaskan, “Kelase menjadi wadah bagi tenaga-tenaga pendidik di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kapabilitas mereka dalam proses belajar-mengajar. Melalui program donasi dana yang diadakan oleh Microsoft, Kelase mendapatkan kesempatan untuk melakukan transisi ke Azure Cloud dan integrasi dengan Office 365 yang dapat membantu kami untuk menyediakan layanan yang lebih mudah diakses.”

Program teranyar Kelase yang bekerja sama dengan Ditjen GTK di Kemeterian pendidikan menjadi salah satu program yang akan didukung dengan teknologi Microsoft. Harapannya dengan platform dari Kelase dan dukungan teknologi dari Microsoft dapat membantu para guru yang akan mengikuti program Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) untuk melakukan persiapan sebelum mereka menyelesaikan ujian tulis sertifikasi.

Wujud kerja sama Kelase dengan Ditjen GTK ini berupa sebuah platform online sertifikasi.id bagi lebih dari 60.000 guru peserta sertifikasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu Kelase juga mengembangkan teknologi miliknya hingga menjangkau ke Papua. Tak kurang dari 400 siswa SMAN 1 Yapen 1 telah mendaftarkan diri di platform Kelase yang nantinya juga akan diintegrasikan dengan Office 365 seperti OneDrive dan Outlook.

Application Information Will Show Up Here

Program YouthSpark Bimbing Siswa-siswi di Yogyakarta Kembangkan Produk Game

Sebanyak 1.000 siswa-siswi di Yogyakarta pagi ini berkumpul di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjosoemantri UGM untuk mengikuti pembukaan rangkaian acara Microsoft YouthSpark 2015. Microsoft YouthSpark merupakan sebuah ajang pelatihan dan pembangunan kapasitas teknologi bagi para pemuda, khususnya yang berasal dari kalangan marjinal. Yogyakarta menjadi pilihan karena dinilai memiliki begitu banyak anak muda kreatif yang berpotensi besar terhadap percepatan pembangunan Yogyakarta sebagai kota pintar (smart city).

Di Indonesia, Yogyakarta menjadi kota ketiga penyelenggaraan YouthSpark, setelah sebelumnya sukses menjangkau 15.000 pemuda Jakarta dan Jambi pada 2013 dan 2014.  Pada acara di Yogyakarta, para calon generasi bangsa diajak untuk mengembangkan aplikasi permainan yang berkaitan dengan pendidikan, sehingga mampu meningkatkan pola pikir logis dan kreatif.

Dalam rentang waktu November 2015 – Mei 2016 para peserta akan mengikuti serangkaian acara, mulai dari submisi ide (hari ini), seleksi, pematangan ide, hingga inkubasi pengembangan aplikasi permainan. Kodu Game Labs merupakan aplikasi utama yang akan digunakan untuk mengembangkan produk game. Selain memiliki tampilan yang menarik, aplikasi ini juga menyajikan bahasa pemrograman visual, sehingga dapat lebih bisa diadaptasi oleh anak-anak, terutama dalam hal ini peserta kebanyakan dari kalangan sekolah pinggiran dan yayasan anak (underprivileged).

Corporate Affairs Director Microsoft Indonesia Ruben Hattari dalam sambutannya mengatakan:

“Tujuan akhir YouthSpark bukan untuk melihat seberapa rumit aplikasi permainan yang berhasil dikembangkan, melainkan proses berpikir yang ada dibaliknya. Kami berharap anak-anak muda mampu memberikan ide kreatif dan strategis yang dapat diwujudkan melalui proses coding. Sebagai bentuk komitmen Microsoft terhadap program-program komunitas, CEO Microsoft Satya Nadella telah mengumumkan investasi sebesar $75.000.000 bagi YouthSpark agar dapat memperluas pemberdayaan anak-anak muda, khususnya yang berasal dari kalangan marjinal, di bidang teknologi.”

Microsoft YouthSpark merupakan sebuah inisiatif global dari Microsoft yang ditujukan untuk memberdayakan anak-anak muda dalam menggunakan teknologi, sehingga dapat membantu mereka untuk melakukan lebih banyak hal bagi diri mereka sendiri, keluarga, maupun komunitas serta masyarakat di sekitar mereka. Pada acara di Yogyakarta ini Microsoft bekerja sama dengan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) sebagai penghubung kepada peserta dan juga Microsoft Innovation Center UGM untuk melakukan inkubasi.