Tag Archives: rumor

Developer Detroit: Become Human akan Kerjakan Game Star Wars Baru?

Pengembang game asal Perancis, Quantic Dream dikenal lewat karya-karyanya yang selalu menitikberatkan pada narasi dan juga konsekuensi. Game-game seperti Detroit: Become Human, Heavy Rain, dan Beyond Two Souls memang menjadi ciri khas dari Quantic Dream.

Lalu bagaimana jadinya bila style game tersebut dibawa ke game Star Wars? Mungkin itulah yang akan terjawab bila kabar terbaru ini terbukti benar. Rumor bahwa Quantic Dream tengah mengembangkan game Star Wars ini awalnya muncul dari penulis Dualshockers sekaligus leaker, Tom Henderson.

Lewat postingan di akun Twitternya, Tom mengunggah salah satu adegan di dalam game Detroit: Become Human milik Quantic Dream yang ditimpa dengan dua buah light saber, senjata ikonik dari Star Wars.

Postingan tersebut memang tidak memiliki caption, namun Tom memberikan like kepada semua komen yang berhubungan dengan Quantic Dream tengah mengerjakan game Star Wars. Hal ini menguatkan indikasi bahwa itulah makna dari foto yang ia unggah tersebut.

Star Wars memang menjadi salah satu franchise film yang terbilang sukses diadaptasi ke game. Game-game seperti Star Wars: Knight of the Old Republic yang tengah di-remake, Star Wars: Battlefront, hingga yang terakhir adalah Star Wars Jedi: Fallen Orders memang menunjukkan bahwa franchise ini sangat diminati.

Game-game Star Wars itu pun cukup bervariasi mulai dari action-adventure, first-person shooter, hingga pinball. Maka, akan sangat menarik bila nantinya terdapat game Star Wars yang menitikberatkan game-nya pada narasi karakter, konflik, serta pilihan para gamer yang akan mempengaruhi jalan ceritanya.

https://www.youtube.com/watch?v=lL-RfE-ioJ8

Sebelumnya, franchise tentang perang galaksi ini memang telah memiliki daftar panjang game adaptasi yang tengah dikerjakan mulai dari remake Knight of the Old Republic oleh Aspyr, game open-world baru dari Ubisoft, hingga game LEGO terbaru yang berjudul LEGO Star Wars: The Skywalker Saga.

Sayangnya, rumor ini memang tidak memiliki kekuatan pendukung apapun untuk menjamin kebenarannya. Terlebih pihak Quantic Dream maupun Lucasfilm/Star Wars juga belum memberikan konfirmasi apapun mengenai rumor ini.

Bocoran Tampilan FIFA 22 Muncul di Internet

Sat ini kita telah memasuki masa tengah tahun 2021, beberapa game yang punya jadwal rutin tahunan mulai bersiap untuk seri lanjutan. Sudah menjadi rutin, bahwa beberapa game sport akan dirilis mendekati akhir tahun, salah satunya adalah seri game FIFA.

Saat ini, yang tersedia di pasaran adalah seri FIFA 21 yang dirilis akhir tahun 2020, dengan konten yang relate sama musim pertandingan tahun 2020-2021. Kini mendekati akhir musim pertandingan baik liga atau antara negara maka versi terbaru dari game FIFA akan disiapkan untuk seri selanjutnya.

Dari informasi yang beredar, EA sendiri, sebagai pengembang akan menampilkan tampilan FIFA 22 secara resmi di ajang EA Play Live pada bulan Juli, namun bocoran dari tampilan game ini telah muncul ke publik.

Sebagai salah satu pemain rutin FIFA 21 yang sebagian besar waktu bermain game habis untuk mengumpulkan pemain terbaik (versi saya sendiri) di mode FUT, bocoran ini memberikan sedikit rasa penasaran sekaligus was-was. Apakah FIFA 22 akan tampil lebih seru dari FIFA 21?

Salah satu sumber yang menampilan cukup banyak bocoran tampilan adalah akun FUT Mentor, kebetulan saya follow akun ini via Instagram. Namun penjelasan yang agak lebih lengkap tentang bocoran ini bisa ditonton juga di Youtube di bawah. Info bocoran berdasarkan info yang muncul di akun Twitter @kinglangpard.

Dari beberapa bocoran yang muncul yang paling kentara adalah penggunaan warna yang, lagi-lagi, cukup ngejreng. Yaitu hijau terang. Warna ngejreng ini sebenarnya sudah cukup muncul di FIFA 21 dengan nuansa warna ungu terang. Beberapa tampilan lain juga memberikan gambaran tampilan FIFA 22 untuk perangkat PS5 dengan layout menu awal saat masuk game serta ikon kontroler PS5 ketika memilih side saat akan bertanding.

Tampilan bagian menu utama juga muncul bocorannya dengan penekanan menu pada Volta Football. Logo team juga desain bocorannya muncul yang bagi saya terasa terlalu polos malah mengingatkan pada tampilan PES.

Untuk gameplay sendiri, bocorannya akan ada beberapa penyesuaian seperti passing lalu defending (switch player between defender).

Waktu peluncuran FIFA 21, saya kebetulan mendapatkan akses agak lebih cepat dari ketersediaan di market. Saya cukup intens bermain FIFA (lagi) sejak FIFA 20 tengah musim, setelah sebelumnya cukup intens di beberapa seri FIFA sebelum FIFA 19. Perubahan dari FIFA 20 ke FIFA 21 bagi saya cukup menyegarkan, baik musik tampilan menu dan elemen lain. Meski tidak besar tapi perubahannya membuat saya cukup menikmati game ini.

Kalau dari sisi gameplay, karena saya baru fokus di FUT satu setengah tahun ke belakang, sebelumnya lebih fokus bermain bersama teman offline menggunakan klub, salah satu yang saya apresiasi adalah perubahan crossing dan header yang di FIFA 21 kembali bisa jadi andalan untuk pemain-pemain yang memang punya header dan umpan crossing yang baik. Mengingatkan saya pada FC Bayern Munich yang saya mainkan dengan hampir 80% crossing menggunakan Robben atau Ribery pada masanya.

Nah, apakah ada elemen gameplay baru di FIFA 22? Tentu saja saya berharap ada, namun yang lebih penting sih sebenarnya EA bisa menghilangkan lebih banyak bug-bug mengganggu yang sering muncul saat permainan, dan bisa menyeimbangkan lagi kontrol dan AI. Sehingga lebih terasa lagi elemen simulator game sepakbola di seri selanjutnya.

Rumor ini tentu saja bisa jadi akan sekali berubah saat EA nanti merilis resmi FIFA 22, namun karena bocoran ini didapatkan dari akses play test/beta, ada kemungkinan perubahannya tidak akan terlalu signifikan. Dan semoga saja bocoran ini juga bukan sekedar photoshop tetapi memang benar dari aktual game. Kita tunggu info-info terkait game FIFA 22 selanjutnya.

Gambar header: Fifaultimateteam.it.

Apple Dilaporkan Bakal Merancang Antena 5G-nya Sendiri untuk iPhone

Kalau melihat perkembangan terkini di industri smartphone, Apple semestinya bakal merilis iPhone pertamanya yang mengemas konektivitas 5G tahun ini. Sejumlah smartphone kelas menengah sudah mendukung 5G, jadi jelas mengecewakan apabila iPhone terbaru yang dirilis tahun ini masih belum juga mendukungnya.

Beruntung Apple sudah berbaikan dengan Qualcomm, yang berarti mereka dapat menggunakan modem Snapdragon X55 pada iPhone terbarunya demi mendukung 5G. Selain modem, 5G juga membutuhkan antena khusus. Dalam konteks Qualcomm, modul antena 5G terbaru mereka adalah QTM525.

Masalahnya, kalau menurut laporan dari Fast Company, adalah Apple menilai ukuran fisik antena ini terlalu besar untuk iPhone 12 (atau apapun namanya nanti). Jadi seandainya Apple tetap memilih menggunakan antena 5G pasokan dari Qualcomm, berarti mereka harus merancang iPhone 12 sedikit lebih tebal ketimbang rencana aslinya.

Opsi lain yang dimiliki Apple adalah merancang antenanya sendiri. Namun sejarah mencatatkan bahwa Apple kurang berbakat dalam merancang antena, seperti dibuktikan oleh kasus “Antennagate” yang melanda iPhone 4. Singkat cerita, jangan sampai kasus ini terulang kembali hanya karena Apple terobsesi menciptakan iPhone yang lebih tipis daripada yang bisa diwujudkan seandainya mereka menggunakan antena 5G buatan Qualcomm.

Selain perihal ukuran, faktor lain yang membuat Apple enggan bergantung pada Qualcomm adalah perkara uang. Narasumber Fast Company bilang bahwa Apple merasa mereka membayar royalti yang kelewat mahal kepada Qualcomm. Alasan ini juga yang menjadi salah satu alasan mengapa Apple mengakuisisi bisnis modem smartphone Intel tahun lalu.

Namun Apple masih butuh waktu untuk mengembangkan modem 5G-nya sendiri, dan setidaknya untuk tahun ini, mereka masih harus bergantung pada modem bikinan Qualcomm. Pertanyaannya hanya tinggal: “Akankah Apple nekat mendesain antena 5G-nya sendiri untuk digunakan pada iPhone 12?”

Sumber: Fast Company.

Samsung Tak Sengaja Unggah Gambar Galaxy S20 ke Situsnya

Berbagai rumor dan bocoran terkait smartphone flagship terbaru Samsung sudah cukup lama beredar. Namun baru-baru ini akhirnya ada bocoran langsung dari Samsung sendiri. Gambar di atas adalah screenshot dari Galaxy S20 yang terbungkus casing bertabur LED, diambil oleh WinFuture melalui situs resmi Samsung.

Galaxy S20? Ya, gambar ini mengonfirmasi rumor bahwa Samsung bakal menamainya demikian, bukan Galaxy S11. Namun tentu saja yang paling banyak disoroti adalah penampilannya. Seperti yang bisa kita lihat, layarnya lagi-lagi mengadopsi gaya punch-hole ala Galaxy Note 10, sedangkan tonjolan kameranya yang memanjang kini juga melebar.

Pastinya gambar ini sekarang sudah ditarik dari situsnya oleh Samsung, apalagi mengingat jadwal peluncurannya hanya tinggal pekan depan, tepatnya di event Unpacked yang Samsung tetapkan pada tanggal 11 Februari.

Samsung Galaxy S20 official leak

Ini juga bukan pertama kalinya Samsung secara tidak sengaja membocorkan gambar perangkat yang belum mereka ungkap secara resmi. Tahun lalu, bocoran gambar Galaxy Note 10 dan Note 10+ terungkap hanya sehari sebelum event pengumumannya digelar.

Satu rumor yang paling menarik menurut saya adalah, Galaxy S20 disebut bakal hadir dalam tiga varian yang berbeda: Galaxy S20, Galaxy S20 Plus, dan Galaxy S20 Ultra, dengan varian Ultra yang disebut-sebut mengemas spesifikasi paling superior. Benar atau tidaknya akan terjawab dalam beberapa hari mendatang.

Sumber: WinFuture via The Verge.

Betulkah Konami Sedang Menggarap 2 Game Silent Hill Baru?

Kolaborasi antara Hideo Kojima, sutradara Guillermo del Toro, Sony dan aktor Norman Reedus demi mengembangkan Death Stranding mungkin mungkin mampu mengobati kekecewaan karena pembatalan proyek Silent Hills. Tapi dengan melihat P.T. (versi demo game, singkatan dari playable teaser) yang begitu brilian, fans kini hanya bisa membayangkan seperti apa istimewanya Silent Hills jika permainan betul-betul digarap.

Meski Konami tak lagi memegang kendali atas Kojima Productions, mereka kabarnya masih punya hasrat untuk ‘menghidupkan kembali’ franchise Silent Hills. Menariknya lagi, perusahaan gaming asal Tokyo itu tak hanya berencana mengerjakan satu game, tetapi dua permainan Silent Hills sekaligus. Informasi ini datang dari pengguna Twitter bernama Aesthetic Gamer serta laporan situs Rely on Horror dari sumber terpisah.

Mungkin pertanyaan yang kini muncul adalah, apakah info dari Aesthetic Gamer ini akurat dan bisa dipercaya? Secara teknis, eksistensi game Silent Hill anyar belum dapat dipastikan hingga ada pengumuman resmi dari pihak Konami. Namun bocoran dari Aesthetic Gamer terkait permainan Capcom berkali-kali terbukti benar – salah satu yang paling baru ialah mengenai remake Resident Evil 3.

Berdasarkan keterangan Aesthetic Gamer, sejak dua tahun silam Konami sudah mulai mendekati sejumlah developer untuk membantu mereka mengerjakan permainan. Satu game dirancang sebagai ‘soft-reboot‘ dari franchise Silent Hill, lalu satu lagi digarap dengan formula episodik ala permainan TellTale Games (The Walking Dead, Minecraft: Story Mode) dan gaya penyajian drama interaktif Until Dawn.

Aesthetic Gamer menyampaikan hanya itu saja informasi yang bisa dibagikan. Ia pribadi memprediksi, ada kemungkinan salah satu game tersebut akan diumumkan tahun ini. Jika benar begitu, boleh jadi permainan akan diluncurkan di dua generasi console, dan ini sangat menarik. Saya juga berharap agar Konami tidak melakukan perjanjian eksklusif dengan pemilik platform tertentu agar game lebih mudah diakses.

Lewat artikel terpisah, Rely on Horror menguatkan laporan Aesthetic Gamer, “Kami berani memverifikasi keabsahan berita ini. Walaupun belum bisa mendiskusikan detailnya, kami telah mendengar informasi serupa dari sejumlah narasumber independen yang menyatakan bahwa game Silent Hill baru tengah dikembangkan. Kami berpendapat, dua informan ini adalah bukti terkuat Silent Hill siap bangkit dari kematian.”

Seandainya game Silent Hill anyar betul-betul disingkap di tahun 2020, kira-kira ajang apa yang Konami pilih untuk mengumumkannya? Apakah E3, Gamescom, TGS, PAX, atau event seperti Sony State of Play?

Via Eurogamer.

Betulkah Tadinya Blizzard Berencana Mengumumkan Diablo 4 di BlizzCon 2018?

Kejadian paling canggung di BlizzCon 2018 minggu lalu adalah respons Blizzard terhadap pertanyaan seorang gamer: Jadi apakah Diablo Immortal akan tersedia di PC? Developer menjelaskan bahwa permainan ini dari awal digarap untuk perangkat bergerak. Wyatt Cheng dari Blizaard malah bertanya kembali pada penonton, “Bukankah kalian semua punya smartphone?”

Kekecewaan fans terhadap pengumuman Diablo Immortal tentu bukan dikarenakan mereka tidak punya smartphone – atau tidak suka bermain game di smartphone namun karena para penggemar berat ini mengetahui jelas sejarah Diablo yang terlahir di PC. Tidak menyertakan PC sebagai platform peluncuran game Diablo anyar memberikan kesan yang salah. Menariknya, berdasarkan laporan sejumlah narasumber terpercaya pada Kotaku, Blizzard Entertainment sebetulnya memiliki rencana untuk mengumumkan sekuel sejati Diablo III di BlizzCon 2018.

Dua informan anonim itu menginformasikan bahwa Blizzard telah menyiapkan sebuah video berisi singkat dari co-founder Allen Adham, berisi update mengenai proyek Diablo baru. Kejutan yang disinyalir berupa Diablo 4 itu awalnya akan diungkap sesudah pengumuman Diablo Immortal. Namun entah mengapa, Blizzard memutuskan buat tidak melakukannya.

Kotaku sendiri berani mengonfirmasi bahwa memang betul Diablo 4 sedang dikembangkan, tapi salah satu narasumbernya bilang Blizzard belum siap ‘berkomitmen’. Kabarnya, Diablo 4 telah dikerjakan selama empat tahun, namun sudah beberapa kali arahan pengembangannya berubah secara drastis. Kotaku menuturkan, setidaknya sudah terlahir dua iterasi Diablo 4, yang pengerjaannya dipimpin sutradara berbeda.

Tak lama setelah berita dari Kotaku ini dipublikasikan, Blizzard Entertainment segera mengeluarkan pernyataan:

“Pertama-tama, kami ingin menyatakan bahwa kami tentu saja mendengar permintaan komunias. Biasanya kami tidak memberikan komentar terhadap rumor atau spekulasi, tapi di sini kami ingin menggarisbawahi: Blizzard tidak menarik rencana pengumuman apapun dari BlizzCon tahun ini atau punya agenda untuk melakukan pengumuman lain. Walau demikian, kami memiliki beberapa tim yang sedang menggarap sejumlah proyek Diablo, dan akan menyingkapnya di waktu yang tepat.”

Eksistensi dari Diablo 4 memang sudah lama dirumorkan. Beberapa waktu lalu, komunitas gamer sempat merasa yakin sekuel permainan action role-playing itu akan diumumkan di BlizzCon 2018. Melihat tingginya antusiasme fans, lewat blog resminya Blizzard mengingatkan dengan gamblang: mereka belum siap buat mengungkap semua proyek game di acara tahunan fans tersebut.

Sejujurnya, Diablo Immortal tidak terlalu menarik bagi saya. Tapi kemungkinan besar saya tak akan melewatkan Diablo 4 jika akhirnya permainan dirilis di PC.

Tambahan: Polygon.

Bocoran Foto Ungkap Perubahan yang Diusung DJI Mavic 2

Kalau ditanya drone buatan DJI apa yang paling revolusioner, saya bakal menjawab Mavic Pro. Diluncurkan hampir dua tahun silam, Mavic memulai era baru drone berwujud ringkas dan berdesain foldable, namun di saat yang sama tidak terlalu banyak mengorbankan performa maupun kualitas gambar.

Sekarang, beredar rumor bahwa DJI tengah menyiapkan penerusnya, lengkap dengan bocoran fotonya. Dalam foto tersebut, tampak drone dengan gaya desain mirip Mavic Pro orisinil, namun tentu saja dengan sedikit perubahan dan label “Mavic 2” di salah satu lengannya.

Perubahan yang paling menarik, kalau mengacu pada bocoran gambarnya, adalah gimbal kamera model baru yang sepertinya bisa dilepas-pasang, macam yang diunggulkan oleh almarhum GoPro Karma. Juga tidak menutup kemungkinan adalah variasi kamera yang tersedia buat Mavic 2, dengan satu varian yang bersensor lebih besar dari biasanya.

Perubahan lain yang tampak dari gambarnya adalah kehadiran sensor di sisi kiri dan kanan bodi drone (kemungkinan di belakang juga ada), sehingga Mavic 2 dapat menawarkan fitur obstacle avoidance 360 derajat. Atau dengan kata lain, kemampuan bermanuver secara otomatisnya bakal meningkat pesat.

Hal lain yang mungkin juga mengundang pertanyaan adalah, mengapa label “Pro” tak ada lagi pada namanya? Kemungkinan DJI memang sengaja menyiapkan dua model Mavic 2 yang berbeda, kurang lebih seperti yang mereka lakukan dengan lini Phantom selama ini.

Sejauh ini belum banyak yang bisa kita ketahui soal Mavic 2. DJI baru-baru ini juga menunda perhelatan event-nya di kota New York, yang semestinya berlangsung di tanggal 18 Juli nanti, dan kemungkinan bakal menjadi panggung debut buat Mavic 2.

Sumber: DroneDJ.

Blibli dan Astra International Disebut Turut Berpartisipasi di Putaran Pendanaan Go-Jek

Tak hanya Google dan sejumlah investor Tiongkok yang ikut berpartisipasi dalam putaran pendanaan Go-Jek yang diharapkan memperoleh dana sekitar $1,5 miliar (sekitar 20 triliun Rupiah). Dua perusahaan lokal, layanan e-commerce Blibli dan perusahaan raksasa otomotif PT Astra International, disebut turut ambil bagian mengucurkan dana secara total sekitar 3-3,5 triliun Rupiah untuk layanan on-demand yang berstatus unicorn ini. Blibli, yang didukung GDP Venture, tahun lalu telah mengakuisisi dua layanan OTA, Tiket.com dan Indonesia Flight. Berdasarkan informasi terakhir, valuasi Go-Jek berada di kisaran $4 miliar (atau sekitar 54 triliun Rupiah).

Seperti dikutip dari Katadata, Astra International disebut menyetorkan dana $150-170 juta, sementara Blibli mengucurkan $100-120 juta. Kesepakatan ini diteken baru-baru ini. Baik pihak Astra International, Blibli, maupun Go-Jek tidak mau berkomentar untuk informasi ini.

Sebelumnya Google telah mengonfirmasi keterlibatannya dalam putaran pendanaan Go-Jek. Google mengatakan pihaknya berinvestasi di Go-Jek karena kepemimpinan dan manajemen tim yang kuat. Dinilai hal tersebut menjadi langkah awal untuk memenangkan ekonomi internet yang saat ini bergulir signifikan di Indonesia dan Asia Tenggara.

Selain Google, juga turut berpartisipasi sejumlah investor internasional baru seperti Tencent, JD.com, Temasek, dan Meituan-Dianping. Tahun 2017 lalu Go-Jek telah mengakuisisi 3 layanan fintech dan 1 layanan event management untuk memperkuat posisinya di industri, termasuk mendukung layanan pembayaran Go-Pay.

Go-Jek bersaing ketat dengan Grab dan Uber di Indonesia dan pihaknya berencana untuk berekspansi ke negara-negara lain di Asia Tenggara mulai tahun ini.


Disclosure: DailySocial, Blibli, dan GDP Venture berada di bawah naungan induk perusahaan yang sama

Gabe Newell Angkat Suara Soal Rumor yang Menyatakan Microsoft Akan Membeli Valve

Microsoft mungkin merupakan perusahaan yang berhasil menciptakan console dengan performa hardware paling bertenaga, namun dilihat dari sisi bisnis, penawaran mereka merupakan yang terlemah dibanding rival-rivalnya. Game Xbox One tak lagi eksklusif karena Microsoft juga melepas judul-judul tersebut di Windows. Sang produsen memang butuh sebuah strategi radikal.

Minggu lalu, sebuah kabar membuat seisi komunitas gaming heboh. Dari narasumber terpercaya, Polygon melaporkan bahwa mereka telah mendengar desas-desus soal rencana Microsoft mengakuisisi Electronic Arts, PUBG Corporation, dan Valve. Dengan memiliki Valve Corporation, keberuntungan Microsoft tentu saja akan berubah dalam sekejap, karena nilai Valve bukan hanya di jangkauan layanan Steam, tetapi juga data-data para gamer.

Hal lain yang akan jadi keuntungan bagi Microsoft adalah dominasi terhadap eSport. Kita semua tahu bagaimana Dota 2, Counter-Strike dan Rainbow Six Siege menjadi judul populer di Steam. Lalu mayoritas pemain PlayerUnknown’s Battlegrounds juga mengakses game battle royale ini dari platform distribusi digital terbesar PC tersebut.

Rumor tetaplah rumor, tapi berita ini begitu mengusik pengguna Steam hingga mendorong seseorang untuk mengirim email ke sang presiden Valve, Gabe Newell. Di sana, ia menuliskan: “Apakah betul Valve sedang diakuisisi oleh Microsoft? Tolong direspons, saat ini seisi komunitas sedang terguncang.”

Dan respons gamblang Gabe Newell menampik kebenaran dari kabar burung tersebut, Ia menjawab, “Sepengetahuan saya tidak.”

Newell email

Meskipun hal ini menenangkan para fans, ketertarikan Microsoft pada ranah gaming PC merupakan sebuah fakta. Di akhir November 2017 kemarin, CEO Satya Nadella mengungkapkan niatan timnya untuk melakukan ekspansi ke pasar yang menyimpan potensi begitu tinggi tersebut, nilainya melampaui US$ 100 miliar. Microsoft berniat buat ‘memperluas’ pendekatan mereka, dan langkah pertamanya adalah fokus pada aspek produksi serta cara konten didistribusikan.

Nadella juga bilang bahwa perusahaan akan terus berupaya mengoneksikan seluruh ‘aset gaming‘ mereka di PC, console dan mobile. Selanjutnya, Microsoft berjanji untuk bekerja keras demi meningkatkan perhatian serta pelayanan mereka pada 53 juta pelanggan Xbox Live, terutama melalui fitur baru semisal Game Pass dan Mixer.

Jika boleh mengandai-andai, satu hal yang mungkin bisa terwujud dengan langkah akuisisi Microsoft terhadap Valve adalah terealisasinya Half-Life 3. Tak mungkin terjadi? Begitu pula eksistensi dari Star Wars episode tujuh hingga Lucasfilm dibeli Disney…

Sumber tambahan: DualShockers & PCGamesN.

[Rumor] Tim NXA Ladies Punya Divisi Game Arena of Valor dan Mobile Legends?

MOBA adalah salah satu genre favorit gamer PC, namun ia jadi semakin dikenal berkat meroketnya kepopularitasan judul-judul seperti Mobile Legends, Vainglory serta Arena of Valor di perangkat bergerak. Naik daunnya permaian-permainan tersebut mendorong banyak tim eSport mendirikan divisi tersendiri, dan rumornya, termasuk salah satu tim all-female veteran di Indonesia.

Berdasarkan laporan sumber terpercaya (yang meminta agar namanya tidak disebutkan), manajemen tim NXA Ladies telah merekrut belasan anggota baru untuk memperkuat ‘divisi mobile gaming‘ mereka – khususnya buat judul Arena of Valor dan Mobile Legends. Info ini juga diperkuat oleh beredarnya sejumlah screenshot hasil pertandingan NXA Ladies.

NXA MOBA Mobile 1

NXA MOBA Mobile 2

Petunjuk selanjutnya datang dari sumber lain, menyatakan bahwa perwakilan NXA Ladies pernah bertanding melawan Rex Regum Qeon. Kabarnya meski NXA Ladies tidak menang, keduanya bertanding sangat sengit. Manajemen NXA Ladies tak banyak berkomentar saat saya mintai keterangan. Sang manager hanya merespons dengan jawaban singkat: “Lihat saja nanti.”

Walaupun belum dikonfirmasi, ada indikasi kuat berita tersebut akurat. Peluang yang dibuka oleh game-game multiplayer online battle arena di perangkat mobile terlalu besar untuk diabaikan. Ambil contohnya Arena of Valor. Kecuali Anda tinggal di dalam gua, Anda pasti pernah mendengar soal turnamen berhadiah total Rp 7 miliar yang dipersembahkan Garena. Lalu di bulan September kemarin, Telkomsel dan Super Evil Megacorp juga melangsungkan kompetisi Vainglory terbesar di Asia Tenggara.

NXA MOBA Mobile 4

NXA MOBA Mobile 3

NXA Ladies dikenal sebagai tim dengan karakteristik gaming yang sangat fleksibel karena beberapa anggota mereka – terutama sang co-founder Monica ‘Nixia’ Carolina – mudah beradaptasi saat harus bermain game berbeda.

Belum diketahui apakah itu berarti beberapa anggota inti NXA Ladies akan terjun ke ranah mobile gaming, atau divisi itu malah diperkuat oleh individu-individu yang betul-betul baru. Dari sana, muncul sejumlah pertanyaan: siapa yang berperan jadi pelatih mereka? Lalu apakah Nixia turut memperkuat formasinya? Kemudian kapan NXA Ladies akan mengumumkan divisi baru itu secara resmi?

Khusus buat pertanyaan terakhir itu, kemungkinan besar manajemen tim punya agenda untuk mengungkapnya tak lama lagi.

Buat sekarang, saya belum bisa menemukan update dan postingan terkait divisi AoV serta Mobile Legends baik di page Facebook resmi milik Nixia ataupun NXA Ladies.