Tag Archives: S10

[Review] Samsung Galaxy S10+: Smartphone Android Kencang dengan Kamera Cantik

Seperti biasanya, Samsung bakal meluncurkan smartphone flagship Android terbarunya di setiap tahun. Tahun 2019 merupakan giliran Galaxy S10 yang diperkenalkan kepada para konsumen. Galaxy S10 sendiri memiliki tiga varian, yaitu S10e, S10, dan S10 Plus.

Kali ini DailySocial kedatangan Galaxy S10+ yang merupakan versi dengan layar yang lebih besar serta kamera yang lebih lengkap. Versi yang kami dapatkan tentu saja menggunakan SoC Exynos 9820 yang diproduksi memakai proses pabrikasi 8 nm. Kinerjanya sendiri diklaim oleh Samsung sama atau terpaut sangat sedikit dengan versi Snapdragon yang dijual di Amerika.

Samsung Galaxy S10+

Galaxy S10 sendiri memiliki spesifikasi sebagai berikut

Samsung Galaxy S10e Samsung Galaxy S10 Samsung Galaxy S10+
SoC Exynos 9820
Prosesor 2×2.73 GHz Mongoose M4 + 2×2.31 GHz Cortex-A75 + 4×1.95 GHz Cortex-A55
GPU Mali-G76 MP12
RAM 6 / 8 GB 6 / 8 GB 8 / 12 GB
Internal 128 / 256 GB 128 / 512 GB 128/256 GB dan 1 TB
Layar 5,8″ 2280×1080 HDR10+ GG 5 6,1″ 3040×1440 HDR10+ GG 6 6,4″ 3040×1440 HDR10+ GG 6
Dimensi 142.2 x 69.9 x 7.9 mm 149.9 x 70.4 x 7.8 mm 157.6 x 74.1 x 7.8 mm
Bobot 150 gram 157 gram 175 / 198 gram (versi keramik)
Baterai 3100 mAh 3400 mAh 4100 mAh
OS Android Pie 9 dengan One UI

Untuk perangkat Samsung Galaxy S10+ yang kami dapatkan, berikut adalah hasil dari CPU-Z dan Sensor Box.

Sebelum Samsung Galaxy S10+ datang ke meja pengujian tim Dailysocial, kami pun telah menggunakannya pada saat Samsung menjamu ke Turki. Akan tetapi, pada saat itu kami belum menguji performa smartphone dengan menggunakan aplikasi benchmark. Samsung S10+ pun pada saat itu belum mendapatkan fitur Night Mode, sehingga hasil yang didapatkan pada saat gelap masih kurang baik. Fitur Night Mode pulalah yang membuat kami sedikit terlambat dalam melakukan review kali ini. But it worth the wait…

Unboxing

Samsung Galaxy S10+ - Box

Seperti di ataslah bentuk dari paket penjualan Samsung Galaxy S10+. Didalam paket penjualan tersebut dapat ditemukan perlengkapan seperti gambar berikut ini.

Samsung Galaxy S10+ - Unboxing

Desain

Layar merupakan bagian terbaru dari desain Samsung Galaxy S10+. Walaupun memiliki nama yang sama, Infinity Display, tetapi kali ini Samsung membuatnya lebih luas lagi. Layar yang ada pun juga menggunakan kaca pelindung Gorilla Glass 6 yang diklaim mampu bertahan saat perangkat jatuh dalam ketinggian tertentu. Pada sisi layarnya, Samsung masih menggunakan desain edge yang melengkung, membuatnya menjadi bezelless.

Samsung Galaxy S10+ - Bagian Bawah

Kamera pada bagian depan terdapat pada sisi kanan atas layar. Pada Samsung Galaxy S10+, kameranya ada dua buah. Kamera tersebut tidak terletak di luar layar, tetapi ada didalam layar Infinity Display. Samsung pun masih mendesain layar keluarga S yang tidak memakai poni sama sekali.

Layar pada S10+ juga menggunakan standar HDR10+ yang memiliki warna lebih cerah dibandingkan layar dari smartphone lainnya. HDR10+ sendiri merupakan standar yang diperkenalkan oleh Samsung dan Amazon Video. HDR10+ sendiri merupakan standar bebas royalti yang memberikan tingkat kecerahan lebih akurat dibandingkan HDR10.

Samsung Galaxy S10+ - Bagian kanan

Samsung kali ini memperkenalkan Ultrasonic Fingerprint ID yang memindahkan pemindai sidik jari dari bagian belakang ke depan. Hal tersebut berarti sensor pemindainya ada dibalik layarnya. Sensor sidik jari ini juga terasa cepat.

Bagian belakang dari smartphone ini menggunakan bahan berjenis kaca. Jangan khawatir, karena kaca belakang tersebut sudah menggunakan Gorilla Glass 5. Setelah dipakai tanpa casing, kami belum menemukan satu garis goresan pun pada unit yang kami terima. Pada bagian belakang pula terdapat tiga buah kamera, sebuah flash, dan sensor inframerah.

Samsung Galaxy S10+ - Bagian Kiri

Untuk tombol daya ada pada sisi sebelah kanan dari Galaxy S10+. Pada sisi kirinya terdapat tombol volume dan tombol Bixby. Pada bagian bawahnya terdapat port audio 3.5 mm, USB-C, dan speaker. Dan pada bagian atasnya terdapat slot nano SIM hybrid.

Samsung Galaxy S10+ menggunakan Android Pie sebagai sistem operasinya. Namun untuk antarmukanya, Samsung tidak menggunakan lagi versi lama. Antarmuka baru bernama One UI sudah terpasang pada perangkat yang satu ini.

Samsung Galaxy S10+ - Bagian Atas

Jaringan LTE

Samsung Galaxy S10+ merupakan sebuah smartphone flagship. Tentu saja perangkat ini akan mendukung hampir semua spektrum yang ada. Samsung Galaxy S10+ mendukung band LTE  1(2100), 2(1900), 3(1800), 4(1700/2100), 5(850), 7(2600), 8(900), 12(700), 13(700), 17(700), 18(800), 19(800), 20(800), 25(1900), 26(850), 28(700), 32(1500), 38(2600), 39(1900), 40(2300), 41(2500), dan 66(1700/2100). Modem yang terpasang sendiri mendukung Cat 20 dengan kecepatan download 2 Gbps. Hal tersebut dapat tercapai karena Cat 20 mendukung 7 Carrier Aggregation!

Wifi 6

Satu hal pula yang baru pada Samsung Galaxy S10+ adalah pengenalan ke jenis WiFi yang baru. Samsung Galaxy S10+ sudah menggunakan WiFi 6 atau dengan nama lainnya, 802.11ax. WiFi 6 memiliki kecepatan yang luar biasa, yaitu 9.6 Gbps! Sayangnya, perangkat router dengan WiFi 6 belum ada di Indonesia untuk sekarang ini. Akan tetapi, untuk menguji kecepatannya, Anda bisa melakukan transfer data dengan kapasitas yang besar antar Samsung Galaxy S10.

Kamera

Tidak banyak yang dapat dibicarakan lagi untuk kamera. Semua dapat dilihat pada artikel uji coba kamera Samsung Galaxy S10+ di Turki. Akan tetapi, saat kami akan mengembalikan unit demo, perangkat tersebut mendapatkan sebuah mode baru. Mode tersebut adalah Night Mode. Hal inilah yang ingin kami bahas pada segmen yang satu ini dan membuat artikel ini keluar “sedikit” telat.

Sama seperti kebanyakan fitur Night Mode yang ada dipasaran, kamera harus mengambil gambar dalam waktu 5 detik. Dengan begitu, cahaya yang akan didapat akan semakin baik untuk menghasilkan gambar pada keadaan gelap. Pengguna juga diharapkan untuk tidak terlalu bergoyang saat mengambil gambar selama 5 detik tersebut. Tentu saja agar gambar yang diambil tidak buram.

Berikut adalah contoh pengambilan gambar dengan menggunakan Night Mode

Pengujian

Saatnya menguji SoC yang digunakan oleh Samsung Galaxy S10+. Oleh karena yang kami dapatkan merupakan versi Indonesia, SoC yang digunakan adalah Exynos 9820. Prosesor yang digunakan adalah buatan Samsung sendiri dengan Mongoose M4 yang digadang lebih kencang dari Cortex A76 yang ditemani oleh Cortex A75 dan Cortex A55.

Sebelum mendapatkan sampel SoC Snapdragon 855, tentu saja kami harus sandingkan Exynos 9820 dengan Snapdragon 845 dan Hisilicon Kirin 980. Samsung mengklaim bahwa kinerja kedua versinya akan sedikit berbeda. Untuk hal tersebut, silahkan lihat pada hasil benchmark-nya berikut ini.

Cukup unik dimana Exynos 9820 memiliki nilai AITutu yang lebih rendah dari Snapdragon 845. Hal ini cukup menggambarkan kinerja AI pada kamera. Walaupun begitu dengan nilai yang ada, kinerja keduanya sudah cukup kencang.

Untuk kinerja performa, Samsung Galaxy S10+ menduduki nyaris semua aplikasi benchmarking yang kami gunakan. Oleh karena itu, memang bisa dikatakan bahwa Samsung Galaxy S10+ yang menggunakan Exynos 9820 merupakan perangkat Android terkencang saat artikel ini kami muat yang resmi di Indonesia.

Uji dengan BatteryXPRT

DailySocial melakukan pengujian dengan menggunakan aplikasi BatteryXPRT. Mengapa BatteryXPRT? Karena aplikasi yang satu ini dapat menguji baterai smartphone mirip dengan penggunaan sehari-hari. Kami tidak melakukan pengujian saat smartphone berada dalam kondisi menyala tanpa henti atau yang sering disebut dengan Screen On Time.

Samsung Galaxy S10+ - BatteryXPRT

BatteryXPRT sendiri mengatakan bahwa smartphone dengan baterai 4100 mAh ini dapat bertahan sampai dengan 22 jam. Hal tersebut tentu membuat Samsung Galaxy S10+ juga cocok untuk mereka yang ingin memiliki smartphone yang dapat bertahan lebih dari satu hari. Tentunya saat digunakan untuk memainkan game atau mengambil foto-foto saat liburan, smartphone ini tidak akan bertahan sehari, mungkin hanya 8 jam saja sesuai dengan penggunaan kamera saat kami melakukan uji kamera.

Verdict

Dalam memilih sebuah perangkat kelas atas saat ini memang hanya didominasi oleh beberapa merek. Samsung adalah salah satunya yang secara konsisten menawarkan perangkat kelas atas yang baru setiap tahunnya. Untuk tahun 2019, smartphone flagship dari Samsung yang menjadi senjata utama mereka adalah keluarga Galaxy S10, terutama Galaxy S10+.

Kinerja yang ditawarkan oleh Samsung Galaxy S10+ sudah pasti memuaskan semua orang. Pasalnya, saat ini Exynos 9820 yang digunakan di Galaxy S10+ meraih kinerja tertinggi di antara smartphone Android yang ada di Indonesia secara resmi sampai artikel ini dimuat. Oleh karena itu, kinerjanya sudah pasti memuaskan jika dipakai untuk bermain game, melakukan editing baik gambar maupun video, ataupun kegiatan lainnya.

Kamera yang dimiliki oleh Samsung Galaxy S10+ juga sangat apik. Hal tersebut dapat dilihat pada artikel kami sebelumnya, baik untuk video maupun kamera. Tingkat noise yang sangat rendah dan ketajaman yang sangat baik akan didapat disetiap pengambilan foto. Ditambah lagi update Night Mode yang membuat hasil fotonya menjadi lebih cerah pada saat kurang cahaya. Semuanya membuat Anda tidak perlu lagi membawa kamera tambahan karena hasilnya sudah dapat diandalkan di segala medan.

Perangkat yang kami dapatkan merupakan versi 8/128 GB. Varian yang satu ini dijual secara resmi dengan harga Rp. 13.999.000. Harga tersebut memang dapat dikatakan mahal karena memang Samsung menjual pada pasar premium. Apalagi, harga tersebut terlihat tidak mahal jika kita melihat varian 12GB/1TB yang memiliki harga Rp. 23.999.000.

Sparks

  • Prosesor kencang!
  • Hasil kamera bagus
  • WiFi 6
  • Dukungan LTE lengkap
  • Perlindungan kaca dengan Gorilla Glass terbaru
  • HDR10+
  • Feature kamera yang lengkap
  • Pemindai sidik jari responsif

Slacks

  • Harganya mahal!
  • Licin saat digenggam tanpa back case

Menjajal Kemampuan Kamera Samsung Galaxy S10+ di Turki

Bukan Samsung namanya jika tidak mengejutkan para jurnalis untuk mencoba produknya. Setelah mengadakan peluncuran perangkat terbarunya, Galaxy S10, Samsung pun mengajak media dan youtuber terpilih yang berjumlah 32 orang untuk melakukan utak atik. Kali ini, Samsung memilih Turki sebagai lokasi workshop perangkat terbarunya itu.

Pada workshop kali ini, yang dibicarakan tidak lagi hanya mengenai bagaimana menangkap gambar tidak bergerak saja. Galaxy S10 saat ini menawarkan video dengan kemampuan yang mirip dengan sebuah gimbal, mengurangi guncangan yang terjadi saat merekam video. Selain itu, Galaxy S10 juga memiliki HDR10 yang membuat warna menjadi lebih apik.

S10 Experience Turkey - Launch

Bursa merupakan kota pertama yang menjadi tujuan saya pada perjalanan kali ini. Hal tersebut dikarenakan Samsung ingin para peserta untuk merasakan gunung Uludag (yang artinya adalah Gunung Besar) yang ada pada kota tersebut. Hal ini juga secara tidak langsung menguji bagaimana Galaxy S10 bekerja pada suhu yang dingin.

Pada perjalanan kali ini, para peserta dibimbing oleh salah satu sutradara yang sudah sangat dikenal di Indonesia, yaitu Jay Subiakto. Beliau sendiri sebelumnya telah menggunakan Samsung Galaxy S10 untuk membuat video di negara Nepal. Dua feature yang dia gunakan di Nepal tentu saja HDR10 dan Super Steady Mode.

Pada kesempatan kali ini, DailySocial beruntung mendapatkan perangkat Samsung Galaxy S10+ (baca: dipinjamkan). Smartphone yang satu ini memiliki tiga buah kamera. Kamera pertama disebut dengan kamera wide dan merupakan kamera utama dengan resolusi 12 MP bukaan f/1.5-2.4 dengan kemampuan Dual Pixel PDAF dan OIS. Kamera kedua merupakan kamera telephoto atau zoom (2x) dengan resolusi 12 MP, bukaan f/2.4 dan memiliki OIS. Terakhir adalah kamera ultrawide dengan resolusi 16 MP dan bukaan f/2.2.

Pada workshop hari pertama, Jay memberikan beberapa tips untuk mengambil video dengan baik. Salah satunya adalah mengenali tempat yang akan dikunjungi terlebih dahulu, sehingga tidak kagok pada saat berada dilokasi pengambilan gambar. Lalu sebisa mungkin mengambil gambar dengan format landscape, karena sesuai dengan dimensi layar.

Teknik Tilting, Panning, dan Sliding untuk melakukan gerakan ke samping, atas, dan menggunakan badan sebagai tumpuan juga patut digunakan. Lalu, sebuah stabilizer juga harus digunakan agar tidak membuat pusing. Pada Galaxy S10, Super Steady dapat menggantikan sebuah gimbal. Terakhir, jika tidak ingin menggunakan Super Steady, gunakan HDR10 yang juga memakai kamera ultrawide.

Terakhir, Jay mengatakan bahwa dalam mengambil gambar dan video, jangan terlalu terpaku kepada patokan yang ada. Kreativitas hendaknya tidak boleh dikekang. Hal ini nantinya akan berimbas kepada hasil akhir dari video yang dibuat.

Gunung Uludag

Mount Uludag atau berarti Gunung Besar merupakan tujuan pertama untuk pengambilan gambar kali ini. Indahnya salju yang ada dan penggunaan kereta gantung yang selalu bergerak memang cocok untuk menguji Super Steady serta HDR10 yang ada pada perangkat ini.

Saya pun melakukan simulasi memegang perangkat dan menjatuhkan diri ke salju. Hasilnya memang guncangan yang terjadi sangat mulus diredam oleh Super Steady. Selain itu, saya juga menggunakan Super Slo-mo yang saat ini sudah dikembangkan dengan lebih baik lagi. Namun, Super Slo-mo yang ada memang sepertinya kurang senyaman Galaxy S9, di mana dalam satu rekaman bisa menghasilkan banyak Super Slo-mo.

https://youtu.be/XgwlARlkSgo

https://youtu.be/V9nsMzsWVEM

https://youtu.be/80Ip_T344Mg

Green Mosque

Green Mosque atau Mesjid Hijau di Istanbul juga merupakan tempat yang cukup baik untuk mengambil foto. Dengan banyaknya jendela yang memasukkan sinar ke dalam mesjid, membuat pengujian Dynamic Range dan Ultra Wide Angle menjadi lebih menarik. Sayangnya, tidak banyak obyek yang dapat diambil pada lokasi yang satu ini.

Galata Tower

Menara Galata merupakan salah satu obyek wisata Turki yang sangat menarik. Pada menara ini, para pengunjung dapat melihat kota Istanbul yang berada pada dua benua, yaitu Asia dan Eropa. Dengan begitu, mengambil gambar dengan menggunakan Ultra Wide Angle tentu saja akan menangkap kedua benua tersebut.

Hal unik pada menara ini adalah secara tiba-tiba seekor burung camar hinggap pada pagar tepat di depan saya. Hal ini tentu saja sangat pas untuk mencoba Scene Optimizer. Namun sayang, burung belum masuk ke dalam daftar pemandangan pada Galaxy S10 dan perangkat ini tidak mendeteksi sebagai binatang.

Saya juga mencoba kamera zoom pada perangkat ini. Bukan zoom 2x yang sayagunakan, namun seberapa baik kamera pada Galaxy S10 dapat menangkap gambar saat 10x digital zoom. Hasilnya ternyata tidak mengecewakan.

Hagia Sofia (Ayasofya Müzesi)

Hagia Sofya merupakan bangunan kuno yang pertamanya adalah sebuah gereja dan saat ini berubah fungsi menjadi sebuah mesjid. Didalamnya memang sangat megah. Sehingga sebuah kamera Ultra Wide Angle saja kurang lebar dalam mengambil keseluruhan gambar. Tentu saja, Panorama menjadi hal yang sangat baik untuk mengambil gambar di sekitarnya.

Keadaan cahaya yang tidak terlalu terang juga cocok untuk mencoba bukaan f/1.5. Hal tersebut tentu saja tidak menjadi masalah bagi Samsung Galaxy S10+ karena hasil gambarnya terlihat cukup prima. Beberapa relik yang jauh juga mampu diambil oleh kamera telephoto, namun hasilnya tidak setajam kamera utama.

Dua kucing yang hidup didalam Hagia Sofia juga menjadi sorotan saya. Karena musim dingin, keduanya berusaha menghangatkan diri pada sebuah lampu sorot. Hal tersebut sangat baik dalam menguji Scene Optimizer dari Galaxy S10+.

Basilica Cistern

Bekas tempat penampungan air ini merupakan sebuah tantangan bagi setiap kamera, baik itu DSLR maupun smartphone. Hal tersebut dikarenakan Basilica Cistern berada di bawah tanah. Hal ini membuat tidak adanya cahaya matahari yang masuk ke dalam tempat wisata tersebut.

Beberapa lampu menjadi basis penerangan dari Basilica Cistern. Dan hal ini sangat cocok untuk menguji bukaan f/1.5 dari Galaxy S10+. Scene Optimizer juga akan membantu meningkatkan kualitas gambar pada saat kondisi cahaya kurang baik.

Pada saat kurangnya cahaya, Galaxy S10 akan menggunakan feature Bright Night. Fasilitas yang satu ini secara otomatis dan cepat akan mengambil beberapa gambar untuk digabungkan menjadi satu sehingga pada saat kondisi gelap akan mendapatkan foto yang tetap baik.

Bosphorus Cruise

Samsung juga mengajak saya menaiki kapal untuk memutari selat Bosphorus. Di atas kapal tersebut, guncangan yang ada pun juga cukup keras. Kadang bisa membuat orang jatuh. Hal ini tentu saja cocok untuk menguji Super Steady Mode dari Galaxy S10.

S10 Experience Turkey - Bosphorus Scene Op

Gerakan kapal yang stagnan ke depan juga cocok untuk menguji mode Hyperlapse. Fasilitas ini akan mempercepat gerakan di video sehingga dapat membuat durasi 5 menit menjadi 20 detik saja. Tentunya, kamera tidak boleh bergerak agar hasilnya prima.

https://youtu.be/oN0fAvc1szo

https://youtu.be/ZfPP1jycE3o

Emirgan Park

Sayang, pada taman Emirgan, Tulip yang sejatinya berasal dari Turki ini belum mekar. Hanya beberapa bunga saja yang dapat diambil gambarnya dengan baik. Hal tersebut membuat taman Emirgan cocok untuk mencoba mode Bokeh baru dengan Live Focus dari Galaxy S10.

Ada empat mode Live Focus pada Samsung Galaxy S10. Yang pertama adalah bokeh standar seperti biasanya, Zoom bokeh, Spin bokeh, dan terakhir Color Point. Dan dimsinilah pengujian saya berakhir.

Baterai

Samsung Galaxy S10+ ditenagai dengan baterai berkapasitas 4000 mAh. Tentunya dengan baterai sebesar ini, diharapkan mampu dapat bertahan seharian saat dipakai. Akan tetapi, berbeda lagi ceritanya pada saat menggunakan kamera.

Setiap hari saat saya menggunakan Samsung Galaxy S10+, baterai akan habis sekitar 6-8 jam kemudian. Kabel USB-C saya cabut saat 100% pada saat jam 8 pagi dan akan membutuhkan pengisian kembali pada saat jam 15.00-16.00. Walaupun begitu, hal seperti ini kemungkinan besar akan jarang terjadi saat dipakai sehari-hari.

Tahan Banting

Selama di Turki, banyak sekali peserta yang terlihat menjatuhkan perangkat Galaxy S10+ dan S10 nya (jangan bilang-bilang panitia, ya). Ternyata, tidak satu pun perangkat yang rusak, bahkan tidak ada goresan sedikit pun pada layar. Ternyata, kualitas produksi dari Samsung Galaxy S10 juga bisa dibilang baik.

Nah, setelah saya melakukan pengujian, dapat disimpulkan bahwa Galaxy S10 memiliki peningkatan yang cukup jauh pada sisi kamera (dan SoC tentunya). Hasil foto menjadi semakin baik dan perekaman video menjadi lebih apik. Jadi, apakah Anda ingin upgrade ke Galaxy S10?

Note: Semua gambar diambil menggunakan Samsung Galaxy S10

Cara Trio Samsung Galaxy S10 Tawarkan Kualitas Foto dan Video ala Pro

Ketika ada begitu banyak pilihan smartphone terjangkau berkemampuan canggih dijajakan di Indonesia, Samsung tetap menjadi brand favorit konsumen kelas high-end. Dalam peluncuran keluarga Galaxy S10 yang dilaksanakan di The Tribatra Jakarta tanggal 6 Maret kemarin, raksasa elektronik asal Korea Selatan itu mengungkapkan bahwa mereka telah menggenggam 68 persen pasar handset premium.

Semenjak Galaxy S tersedia di tanah air hampir satu dekade silam hingga akhir tahun lalu, Samsung telah berkembang begitu pesat dengan compound annual growth date sebesar 69 persen. Dan terlepas dari agresifnya merek-merek Tiongkok dan sub-brand yang mereka miliki, Samsung berhasil mengamankan 50 persen market share penjualan smartphone lokal di tahun 2018 – sebuah pencapaian membanggakan bagi perusahaan.

S10 3

Dan tepat di hari Jumat 8 Maret ini, Samsung Galaxy S10 resmi mendarat di nusantara. Sang produsen punya agenda untuk memasarkannya secara perdana di sejumlah pusat perbelanjaan seperti Central Park Mall, Kota Kasablanka, Sun Plaza (Medan), dan Pakuwon Mall (Surabaya). Samsung mengabarkan bahwa stok pre-order telah habis, mengindikasikan tingginya antusiasme konsumen terhadap Galaxy S10.

S10 1

 

Kamera tetap jadi daya tarik utama

Dari sejumlah aspek unggulan yang ditawarkan Samsung, kamera boleh dibilang sebagai elemen paling atraktif dari keluarga Galaxy S, dan tradisi ini diteruskan oleh S10. Samsung menjelaskan bahwa teknologi-teknologi imaging yang mereka bubuhkan di perangkat flagship anyar itu merupakan kulminasi dari pengembangan sembilan generasi S sebelumnya. Dan lewat keluarga S10, Samsung menjanjikan kemudahan menjepret ala pro tanpa perlu jadi fotografer profesional.

S10 6

Sebelum membahas lebih jauh mengenai apa yang bisa dilakukan kamera Galaxy S10, saya akan menjabarkan dulu sisi teknisnya. Baik S10 maupun S10+ mengusung setup tiga kamera belakang, terdiri lensa wide 26mm f/1.5-2.4 12Mp 1,4µm dengan Dual Pixel PDAF yang dibantu OIS; lensa telephoto 52mm f/2.4 1.0µm 12Mp berfitur OIS dan optical zoom 2x, serta lensa ultra wide 12mm f/2.2 bersensor 16Mp 1.0µm.

S10 5

Galaxy S10 menjanjikan fleksibilitas dalam fotografi seperti membawa satu set kamera beserta lensa berbeda, namun semuanya bisa dimasukkan ke kantong. Ada total tiga lensa di S10e, empat lensa di S10 dan lima lensa di varian S10+. Perbedaan itu dapat Anda lihat di bagian punggung serta dari penggunaan hole punch di layar. S10 dan S10e memiliki ‘lubang kamera’ bundar, sedangkan hole punch S10+ berbentuk kapsul.

S10 4

Bahkan meski kita tidak terlu memahami dasar-dasar fotografi, keluarga S10 menyodorkan interface beserta icon-icon yang gampang dimengerti. Hanya lewat tap pada layar, Anda dapat menggunakan tiga mode berbeda, yakni wide, ultra wide, dan zoom melalui lensa telephoto-nya. Perlu diketahui bahwa lensa telephoto tidak tersedia pada model Galaxy S10e.

S10 8

Dengan mengaktifkan mode ultra wide, kita memperoleh sudut pandang seluas 123 derajat, sangat ideal untuk mengambil foto-foto panorama. Samsung tak lupa membekali kapalitas ini bersama fitur koreksi agar hasil jepretan tidak distorsi. S10 mengabadikan semuanya dalam satu frame, baik secara horisontal maupun vertikal tanpa proses stitching sehingga pengguna tak usah banyak bergerak.

 

Kembalinya Dual Aperture

Dual Aperture yang diperkenalkan Samsung di generasi S9 dihadirkan lagi di S10. Kemampuan ini dibubuhkan pada lensa wide angle di belakang, memungkinkannya kamera smartphone menggunakan dua mode bukaan lensa, yakni f/1.5 dan f/2.4. Aperture f/2.5 efektif dalam menangkap detail, dapat bekerja optimal sewaktu didukung cahaya mencukupi – misalnya di siang hari; sedangkan diafragma f/1.5 ialah spesialis pengambilan gambar di kondisi temaram.

S10 2

Jika teliti, Anda bisa melihat langsung perubahan pada diafragma di lensa ketika aperture beralih dari mode f/1.5 ke f/2.4.

S10 11

 

Videografi ala kamera action

Ketiga model Galaxy S10 memperkenankan kita merekam video beresolusi UHD 2160p di 60-frame per detik serta memanfaatkan fungsi Super Slow-mo 960fps 720p dengan durasi 12 detik – fitur yang juga diperkenalkan di S9. Bagi saya pribadi, satu hal paling menarik dari aspek videografi di S10 adalah dukungan HDR10+ serta teknologi Dynamic Tone Mapping.

S10 15

Sederhananya, kedua fitur ini diusung untuk meniru cara mata manusia melihat dengan memastikan warna tetap kaya serta menyajikan level kontras setinggi mungkin. Mereka bertugas untuk menjaga keakuratan warna serta mempersilakan kita melihat detail baik di zona-zona terang maupun di area gelap, sangat membantu ketika Anda mencoba merekam aktivitas-aktivitas outdoor seperti saat bermain di pantai atau menanti matahari tenggelam.

S10 7

Selain itu, faktor unggulan lain di sisi videografi Galaxy S10 terletak pada fitur ‘super steady‘ layaknya menggunakan gimbal. Teknologi ini dihadirkan oleh software ‘predictive‘ yang dibenamkan ke kamera ultra wide. Tugasnya adalah menjaga video tetap stabil, walaupun Anda sedang merekam individu atau objek bergerak sambil turut bergerak. Fungsi super steady hanya tersedia di resolusi full-HD.

S10 16

 

Selfie

Swafoto telah lama menjadi salah satu kegiatan favorit para pengguna smartphone, dan Samsung tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. S10+ boleh dikatakan sebagai varian yang paling dimaksimalkan untuk selfie karena pemakaian dua kamera di depan. Setup ini memungkinkan penggunaan live focus, sehingga kita dapat bermain-main dengan kedalaman gambar (depth of field) serta membubuhkan efek-efek artistik.

S10 13

Selain untuk mengambil foto diri, kamera depan Galaxy S10 juga mampu merekam video 4K di 30-frame per detik.

Fitur live focus tidak hanya terdapat pada kamera depan, namun juga di kamera utama trio S10. Berkatnya, Anda bisa mengaburkan latar belakang foto, memilih efek spin bokeh (background jadi terlihat kabur sembari memutar), zoom bokeh, hingga mengubah area di belakang subjek jadi monokromatis dengan opsi color point.

 

S10 10

 

Bantuan kecerdasan artifisial

Ada beragam fitur canggih bisa disajikan berkat eksistensi dari neural processing unit yang ada di Galaxy S10. Di ranah fotografi sendiri, dukungan kecerdasan buatan bisa memandu kita dalam mendapatkan komposisi jepretan terbaik. Arahan ‘pintar’ tersebut disuguhkan oleh sistem berdasarkan hasil dari analisis terhadap lebih dari 100 juta foto-foto berkualitas tinggi.

S10 12

Apakah Anda tertarik untuk meminang salah satu (atau malah seluruh) varian Samsung Galaxy S10? Detail mengenai spesifikasi hardware dan informasi harga bisa Anda simak di artikel ini.

S10 9

Lini Samsung Galaxy S10 Mendarat di Indonesia

Keluarga Samsung Galaxy S10 pada akhirnya diluncurkan oleh Samsung. Dan seperti biasanya, Samsung Indonesia pun langsung mengundang para jurnalis untuk melakukan Open Box smartphone terbaru mereka. Undangan tersebut dilaksanakan pada Hotel Fairmont Senayan Jakarta pada tanggal 21 Februari 2019.

The Samsungs

Tiga buah smartphone Samsung terbaru diperlihatkan pada acara tersebut. Ketiganya adalah Samsung Galaxy S10+, S10, dan S10e. Tentunya, ketiganya juga memiliki dimensi layar yang berbeda pula. Galaxy S10+ menggunakan layar 6,4 inci (S10+). Untuk Samsung Galaxy S10 berdimensi 6,1 inci. Sementara, Galaxy S10e memiliki layar Flat Dynamic AMOLED 5,8 inci dengan resolusi Full HD+ dan rasio layar 19:9.

S10 Back

Sejumlah fitur unggulan yang ditawarkan antara lain Dynamic AMOLED display, (generasi selanjutnya dari layar Super AMOLED) dengan kompatibilitas HDR10+. Sudah menjalankan Android 9.0 Pie dengan One UI, chipset Exynos 9820 Octa/ Snapdragon 855, in-display Ultrasonic Fingerprint Scanner, lensa ultra-wide, dan Wireless PowerShare.

Unboxed

Saat dilakukan pembukaan kotak paket penjualan, ternyata ketiga smartphone membawa perlengkapan yang sama: kepala charger yang dapat menghantarkan 9v 1,67 Ampere, kabel USB-C, converter USB ke USB-C, dan sebuah earphone buatan AKG.

Harga untuk penjualan di Indonesia pun juga sudah dikeluarkan oleh Samsung. Berikut adalah skema harga dan paket dari ketiga perangkat Android tersebut.

Samsung Galaxy S10

Samsung Galaxy S10

  • 8GB/128GB: Rp 12.999.000
  • Bundling pre-order: Paket Smart TV 32 inch + Cashback Rp 1 juta dari mitra bank + Bundling Package dari Telkomsel, XL, dan Indosat

Samsung Galaxy S10+

  • 12GB/1TB: Rp 23.999.000 
  • 8GB/512GB: Rp 18.499.000 
  • 8GB/128GB: Rp 13.999.000 
  • Bundling pre-order: Paket Galaxy Watch (42mm) + Cashback Rp 1 juta dari mitra bank + Bundling Package dari Telkomsel, XL, dan Indosat

Samsung Galaxy S10e:

  • 6GB/128GB: 10.499.000 
  • Bundling pre-order: Paket Galaxy Buds + Cashback Rp 1 juta dari mitra bank + Bundling Package dari Telkomsel, XL, dan Indosat.

Setelah pembukaan paket penjualan, Samsung biasanya akan melakukan acara peluncuran untuk ketiga perangkat tersebut. Namun, penjualan online secara pre-order pun sudah dilakukan oleh Samsung. Bagi yang ingin mendapatkannya, jangan sampai ketinggalan, karena beberapa paket sudah habis terjual.

smartphone-in-display-fingerprint-leagoo-s10

Smartphone In-Display Fingerprint Leagoo S10, Andalkan SoC MediaTek Helio P60

Leagoo (baca: Li-Gu), salah satu brand dari Shenzhen OTEDA Technology asal Tiongkok sedang menggarap smartphone futuristik dengan sensor pemindai sidik jari di dalam layar, yakni Leagoo S10.

Berbeda dengan smartphone in-display fingerprint lain seperti Vivo X21 UD, Vivo Nex, atau Xiaomi Mi 8 – Leagoo S10 akan dibanderol dengan harga jauh lebih terjangkau yakni di bawah US$300 atau Rp4,3 juta.

smartphone-in-display-fingerprint-leagoo-s10

Teknologi fingerprint sensor yang digunakan belum diungkap secara detail, tapi sejumlah spesifikasi dari Leagoo S10 sudah dikonfirmasi. Seperti layar berjenis AMOLED berukuran 6,21 inci, resolusi Full HD+, dalam rasio layar 18:9, screen-to-body ratio 90,3 persen, dan notch atau takik di dahinya.

Dapur pacu yang digunakan telah dikonfirmasi oleh Leagoo menggunakan chipset MediaTek Helio P60. Didorong RAM 6GB dan memori internal 64GB. Kapasitas baterainya 4.050 mAh, mendukung wireless charging 10w dan quick charging 18w.

smartphone-in-display-fingerprint-leagoo-s10

SoC Helio P60 sendiri memang telah memiliki teknologi NeuroPilot untuk mengakomodasi kinerja artificial intelligence (AI) yang lebih baik. Helio P60 dibuat oleh TSMC melalui proses pabrikasi FinFET 12nm yang menawarkan kinerja powerful namun penggunaan dayanya tepat efisien.

Soal fotografi, kemungkinan akan menggunakan sistem konfigurasi dual-camera dengan sensor besutan Sony antara 20-megapixel dan 5-megapixel atau 16-megapixel dan 8-megapixel.

Smartphone ini dikampanyekan melalui situs Indiegogo dan akan dirilis pada bulan September mendatang, spesifikasi saat dirilis nanti bisa saja berubah ya. Bila pesan sekarang, maka pembeli akan mendapatkan potongan harga sebesar 21 persen.

Sumber: Gizmochina