Serbuan perangkat wearable memang tidak dapat dibendung, tetapi bahkan Apple Watch bersepuh emas masih belum betul-betul menembus pasar kelas luxury sesungguhnya. Terlepas dari harganya, Apple Watch emas bukanlah tandingan kreasi Greubel Forsey. Perusahaan ini fokus pada upaya penyajian waktu secara presisi, dan produk mereka bukanlah ‘mainan’ konsumen biasa.
Di 2014, watchmaker asal Swiss ini memperkenalkan arloji Double Tourbillon 30°. Sistem kompleks di dalam sengaja disusun agar pergerakan jam tidak banyak terpengaruh gravitasi, memastikannya tetap akurat. Dan belum lama, Greubel Forsey menyingkap versi paling unik dari varian tersebut sebagai jawaban mereka atas kepopularitasan tema transparan di dunia jam mewah: Double Tourbillon 30° Technique bertubuh safir.
Tidak ada satu material logam pun digunakan di case ataupun dial (kecuali winding pin). Di sana, Anda bisa melihat arsitektur dan elemen bergerak yang telah diciptakan begitu cermat. Material safir memang cukup sering digunakan dalam pembuatan arloji, namun mungkin baru Double Tourbillon 30° Technique Sapphire saja yang memanfaatkannya seperti ini.
Alasan mengapa arloji tersebut menuntut harga sangat tinggi adalah karena ia diciptakan dari satu bongkah kristal safir – bukan mineral terpisah – diproses oleh mesin khusus sehingga menghasilkan case berukuran 38,4-milimeter. Istilah safir sebetulnya mengacu pada varian berwarna biru dari mineral corundum, yaitu bahan ketiga terkeras di Bumi setelah berlian dan moissanite. Namun secara fisik, Double Tourbillon 30° Technique mempunyai tubuh seperti kaca.
Double Tourbillon 30° Technique Sapphire merupakan rumah bagi dua ‘tourbillon escapements‘, yaitu device untuk mengurangi eror akibat gaya gravitasi, satu komponen ditaruh di dalam yang lain. Dua bagian tersebut bergerak di kecepatan berbeda: komponen luar berputar sekali selama empat menit, dan bagian dalam bergerak sekali semenit. Berkatnya, Greubel Forsey memperoleh skor pencetak rekor, 915 dari 1.000, di International Chronometry Competition lima tahun silam.
Double Tourbillon 30° Technique Sapphire mengusung sistem hand-wound (ditenagai gerakan tangan) dan menyajikan cadangan baterai selama 120 jam, memanfaatkan empat barrel co-axial.
Sayangnya ada sedikit kabar buruk bagi Anda yang buru-buru ingin memesannya. Greubel Forsey hanya menciptakan delapan buah Double Tourbillon 30° Technique Sapphire, dan cuma tersedia buat pasar Amerika. Harga satu unitnya? Hanya US$ 1,1 juta saja.
Via Forbes. Sumber: A Timely Perspective.