Startup rantai pasok agribisnis Gokomodo hari ini (6/9) mengumumkan pendanaan seri A sebesar $26 juta (lebih dari 386 miliar Rupiah) dipimpin oleh East Ventures. Investor lain juga berpartisipasi dalam pendanaan ini, yakni SMDV, Eight Capital, K3 Ventures, Triputra, Waresix, Indogen Capital, Sahabat Group, dan Sampoerna Financial.
Diklaim putaran ini merupakan salah pendanaan seri A dengan nilai terbesar di Indonesia. Pengumuman ini dilakukan relatif singkat pasca dikabarkan peroleh pendanaan tahap awal pada Juli 2022. Berdasarkan informasi dari data regulator, perusahaan mengantongi pendanaan sebesar $1 juta dari East Ventures dan Waresix. Akan tetapi, pihak yang terkait tidak memberikan respons terkait pemberitaan ini.
Co-founder dan CEO Gokomodo Samuel Tirtasaputra menyampaikan, dukungan dari East Ventures dan investor lainnya akan digunakan untuk mengembangkan Gokomodo. Gokomodo melakukan pendekatan ganda, yakni menggabungkan platform digital yang kuat dengan infrastruktur yang strategis. Hal ini untuk memastikan bahwa perusahaan dapat mendukung penetrasi di area yang minim akan infrastruktur digital.
“Sejalan dengan tujuan kami untuk memajukan perusahaan agribisnis dan petani kecil di seluruh Indonesia, serta penyediaan akses yang sama bagi semua pemangku kepentingan melalui teknologi. Dengan hadir lebih dekat dengan para petani, kami berharap dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan membantu mereka membangun praktik agrikultur yang lebih berkelanjutan,” ucap Samuel.
Co-founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca menyampaikan, Gokomodo hadir sebagai solusi inovatif yang dapat mengatasi masalah rantai pasok di sektor agribisnis. Sejalan dengan besarnya potensi agribisnis di Indonesia, pihaknya percaya Gokomodo memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan produktivitas dan output signifikan menuju perekonomian Indonesia yang lebih baik. “Kami menantikan perkembangan dan inovasi Gokomodo ke depannya,” kata dia.
Agribisnis adalah sektor pemberi kontribusi terbesar kedua terhadap PDB Indonesia, dengan cakupan lebih dari 42 juta hektar lahan agrikultur dengan total pasar untuk input pemasukan pengadaan senilai $30 miliar. Terlepas dari ukuran dan potensi yang dimiliki, sistem rantai pasok di Indonesia masih terfragmentasi dan jauh dari kata efisien. Sehingga menimbulkan kesulitan bagi perusahaan dan petani kecil dalam mengakses produk kebutuhan agrikultur, seperti pupuk dan peralatan pertanian.
Produk Gokomodo
Gokomodo menawarkan solusi melalui platform pengadaan digital, perdagangan digital, dan distribusi. Ketiganya hadir untuk meningkatkan efisiensi pada proses pengadaan dan mempermudah pencarian vendor, disertai peningkatan transparansi dan kemudahan pengendalian yang seluruhnya berbasis digital untuk perusahaan agribisnis dan petani kecil.
Selain itu, lini bisnis e-commerce Gokomodo menghadirkan produk agribisnis dengan harga bersaing. Pengirimannya didukung oleh Waresix, sehingga menjamin pengantaran yang jelas dan tepat waktu. Tak hanya korporat, para petani kecil juga dipermudah karena dapat mengakses produk agribisnis yang dibutuhkan dengan harga dan ketersediaan yang lebih optimal di platform Gokomodo.
Startup ini didirikan pada 2019 oleh Samuel Tirtasaputra (CEO) dan William Pramana (CTO). Jaringannya cukup luas, mayoritas melayani sektor perkebunan. Diklaim ada lebih dari 3 ribu perusahaan yang telah bergabung dalam ekosistem, di antaranya perusahaan agribisnis Sinar Mas, First Resources, dan Sampoerna Agro.
“Gokomodo telah membuktikan bahwa kami dapat menjadi mitra terpercaya bagi perusahaan agribisnis dan petani, dengan menawarkan solusi terbaik dalam memberikan akses mudah terhadap komoditas agrikultur yang berkualitas. Tujuan kami adalah memanfaatkan teknologi untuk menjembatani kesenjangan antara perusahaan dan petani kecil, dengan memanfaatkan daya beli dan infrastruktur milik Gokomodo untuk kepentingan bersama,” ucap Co-founder dan CTO Gokomodo William Pramana.
Ke depannya, perusahaan akan memprioritaskan pertumbuhan, meliputi penambahan pilihan produk yang tersedia pada platform, mengembangkan basis pelanggan, memperkaya platform digital serta secara agresif membangun pusat distribusi terutama di daerah terpencil. Inisiatif tersebut bertujuan untuk menguatkan kehadiran Gokomodo baik di ranah digital maupun secara offline, hingga mampu mendorong penetrasi dan menjangkau daerah yang masih kurang terlayani, termasuk pelanggan di luar Jawa sebagai lokasi dari mayoritas perusahaan agribisnis dan petani.
Pada April lalu, Gokomodo meresmikan hub pertamanya dengan menggandeng Koperasi Unit Desa (KUD) Mesuji, Sumatera Selatan sebagai mitra. Hub ini berfungsi sebagai perpanjangan bisnis yang memungkinkan KUD dan toko tani memesan produk pertanian secara online. Produk tersebut selanjutnya akan dikirim dari gudang untuk diambil pembeli di hub Gokomodo di seluruh Indonesia.