Tag Archives: Samsung Electronics

JBL Luncurkan Seri Earphone Endurance yang Dispesialisasikan Untuk 4 Jenis Olahraga

JBL berkiprah lebih dari seabad dalam bisnis penyediaan perangkat audio. Brand ini merupakan kependekan dari nama sang pendiri, James Bullough Lansing, dan kini produknya bisa ditemukan di rumah, auditorium sampai kendaraan. Dan dengan menyebarluasnya smartphone serta populernya gaya hidup mobile, JBL kian gencar memperkaya lineup headphone ringkas dan nirkabelnya.

JBL juga bukan pemain baru dalam ranah earphone olahraga. Produk-produk ‘Sports’ mereka racik untuk mendukung kelas olahragawan berbeda, dari mulai atlet amatir hingga profesional. Dan mendeketai dimulainya Asian Games 2018, merek yang dimiliki oleh Harman International Industries itu meluncurkan empat earphone keluarga Endurace, terdiri dari Run, Sprint, Jump dan Dive.

G6

Sesuai nama masing-masing produk, keempat earphone dispesialisasikan untuk cabang olahraga berbeda. Mereka semua mempunyai fitur kedap-air dan konektivitas wireless, kecuali pada model Endurance Run. Tipe ini masih memanfaatkan sambungan kabel dengan colokan 3,5mm buat tersambung ke sumber musik.

G7

Aspek yang menjadi andalan JBL seri Endurance adalah desain ergonomis yang nyaman serta ketahanan terhadap air dan cuaca, tanpa mengorbankan performa audio. JBL berjanji, produk-produk tersebut bisa menjadi rekan sempurna ketika Anda sedang beraktivitas olah fisik. Navigasi serta pengaturan juga dirancang agar intuitif, dapat dilakukan dengan tap dan slide pada tubuh headphone.

G8

 

Endurance Run

JBL menjelaskan bahwa ada banyak pengguna yang masih memilih headphone berkoneksi kabel buat menemani mereka berlari. Dengan kabel, kita tidak perlu memikirkan baterai. Namun bagi saya, bagian paling menarik dari Endurance Run terletak pada desainnya.

G18

Pertama, JBL memanfaatkan rancangan bernama Fliphook yang memberikan fleksibiltas dalam memasang earphone: secara standar atau memposisikan kabelnya di belakang telinga kemudian memasukkan headphone dari atas. Yang kedua adalah desain TwistLock dan silikon FlexSoft. Dengan memutar bagian eartip di daun telinga, Endurance Run akan mengunci posisinya di sana tanpa membuat pemakaiannya jadi tak nyaman.

G11

Endurance Run dibekali tubuh berstruktur karet dan plastik anti-keringat (IPX5), serta ditunjang fitur hands-free jika ada panggilan telepon masuk. Lalu ketika tidak digunakan, kedua earpiece-nya bisa disatukan – menempel via magnet.

 

Endurance Sprint

Merupakan varian Endurance berkonektivitas Bluetooth paling ekonomis, namun performanya sama sekali tidak mengecewakan. Tubuhnya dirancang untuk merangkul telinga, kemudian posisinya diamankan oleh tangkai, plus kabel silikon yang menyambung kedua earpiece. Di dalam tubuhnya, JBL mencantumkan baterai yang membuatnya mampu menghidangkan musik selama delapan jam non-stop.

G16

G17

Struktur TwistLock dan FlexSoft kembali digunakan di sana. Namun yang membuat Endurance Sprint unik adalah desain pengaman MagHook. Saat tidak dipakai, magnet akan menarik modul utama ke tangkai. MagHook juga berfungsi untuk memperkuat cengkeraman earphone di telinga, dan membuatnya lebih stabil. Selanjutnya, tubuh Endurance Sprint menyimpan sensor sentuh untuk mengendalikan fungsi musik dan telepon, serta mengatur volume.

 

Endurance Jump

Jump adalah pilihan sempurna bagi Anda yang gemar melakukan beragam jenis olahraga. Wujud headphone ini hampir mirip seperti Endurance Sprint, tapi konstruksinya dibuat mencengkeram telinga, kepala, sampai leher secara lebih mantap sehingga Anda tak perlu cemas Jump akan terlepas ketika sedang bergerak lincah. Selain itu, teknologi TwistLock dan FlexSoft juga diusung lagi di sana.

G13

G12

JBL turut menyematkan baterai berdurasi delapan jam, sistem kendali berbasis sentuh dan fitur hands-free, serta memastikan Jump lulus sertifikasi tahan-air IPX7. Itu artinya, Anda bisa terus mendengarkan musik saat hujan turun, bahkan headphone bisa tetap berjalan normal setelah tercemplung ke dalam air (maksimal sedalam satu meter selama 30 menit).

 

Endurance Dive

Tapi jika Anda benar-benar mau headphone yang bisa diajak bermain air, Endurance Dive ialah pilihan paling ideal. Wujudnya identik dengan Jump, begitu pula daya tahan baterai, fitur, serta kemampuan anti-airnya. Yang membuatnya berbeda adalah dukungan memori internal berkapasitas 1GB, mampu menampung kurang lebih 200 lagu yang bisa diputar secara mandiri tanpa kehadiran smartphone/music player di dekat Anda.

G14

Beberapa smartphone high-end memang sudah dipersenjatai kapabilitas anti-air, tapi tentu saja sangat repot jika Anda harus membawa-bawanya berenang. Selain itu, ada kekhawatiran sambungan Bluetooth jadi kurang optimal di dalam air.

G15

G1

Sertifikasi IPX7 di Endurance Dive menandai ketahanan air setara Jump, namun mungkin penamaan produk ini memberikan kesan yang keliru. Perlu diketahui: Endurance Dive tidak bisa digunakan untuk menyelam, hanya buat dipakai berenang – sekali lagi maksimal di kedalaman satu meter. Saya penasaran mengapa JBL tidak menamainya ‘Endurance Swim’…

 

Ketersediaan dan harga

Keempat model earphone Endurance sudah bisa Anda miliki. Mereka telah tersedia di Indonesia, dan Anda bisa mencobanya dulu sebelum membeli dengan mengunjungi gerai-gerai resmi JBL. Saat presentasi pers digelar kemarin, JBL turut membuka experience zone di area atrium Pondok Indah Mall 2. Berikut ini adalah harga dari masing-masing produk:

  • Endurance Run: Rp 380 ribu
  • Endurance Sprint: Rp 950 ribu
  • Endurance Jump: Rp 1,3 juta
  • Endurance Dive: Rp 1,65 juta

G2

Samsung CHG90 Ialah Monitor Gaming Monster Dengan Panel Melengkung Seluas 49-Inci

Perbedaan monitor gaming dengan varian standar umumnya terletak dari resolusi dan refresh rate. Keduanya dibutuhkan untuk menampilkan visual yang lebih tajam serta memastikan gerakan objek tetap mulus. Model curved belakangan mulai populer karena mampu menyajikan field of view lebih luas, lalu ukuran biasanya menjadi faktor pertimbangan selanjutnya.

Namun Samsung Electronics sepertinya terdorong untuk melakukan hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Dalam Gamescom 2017, raksasa elektronik asal Korea Selatan itu menyingkap CHG90, monitor gaming QLED dengan layar paling luas saat ini, mencapai 49-inci. Ukuran tersebut setara dua monitor 27-inci 16:9 yang diletakkan sejajar. Perancangannya terinspirasi dari teater IMAX, dimaksudkan untuk memaksimalkan efek sinematik dari permainan video.

Samsung CHG90 2

Samsung CHG90 merupakan monitor super ultra-wide dengan rasio 32:9 yang dibekali fitur HDR (high dynamic range). Produsen memanfaatkan kelengkungan 1800R di panel seluas 49-inci tersebut untuk mendongkrak kualitas pengalaman bermain: pandangan jadi lebih menyeluruh karena jarak dari frame kanan ke kiri sangat lebar, juga memberikan persepsi kedalaman yang lebih baik.

Samsung CHG90 3

Monitor ini menyuguhkan resolusi 3840×1080-pixel dengan refresh rate 144Hz (bisa diturunkan ke 60/120Hz). Samsung menjamin gerakan-gerakan objek di game tampil mulus dan lancar, dan dibantu oleh waktu respons 1-milidetik, CHG90 sanggup menanggapi input hampir seketika. Teknologi Quantum dot kabarnya dimanfaatkan agar monitor mampu menghasilkan output warna secara akurat, dan selanjutnya, Samsung turut menyediakan opsi ‘game mode‘.

Samsung CHG90 1

Menurut sang produsen, CHG90 adalah alternatif lebih optimal dari setup multi-monitor, karena tak ada lagi bingkai yang mengganggu pandangan. Dan sebagai tambahan, Samsung membubuhkan fitur bernama Easy Setting Box, mempersilakan gamer mengustomsasi besar tampilan atau agar display memperlihatkan konten berbeda. Terdapat pula fungsi Picture-by-Picture tanpa ada pemangkasan kualitas output.

Monitor Samsung CHG90 QLED mempunyai tubuh berwarna hitam dengan tekstur matte, diposisikan di atas stand minimalis. Ia hanya memanfaatkan sebuah kabel untuk memasok tenaga, sehingga meja gaming Anda bisa tetap rapi. Kita dapat menyesuaikan ketinggian serta kemiringannya baik vertikal maupun horisontal, serta memasangkannya ke mounting VESA. CHG90 ditunjang konektivitas HDMI (dua buah), DisplayPort, dan audio (opsioal).

Samsung sama sekali belum membahas harga dari CHG90 di press release, tapi mereka mengungkapkan agenda untuk mulai memasarkan produk ini di kawasan Eropa begitu Gamescom 2017 berakhir. Rencananya, monitor gaming QLED CHG90 juga akan dipamerkan di IFA Berlin (tanggal 1-6 September).

Samsung Siap Produksi Smartphone Berlayar Ganda Tahun Ini?

Samsung sudah lama punya ide untuk mengembangkan perangkat komunikasi pintar dengan layar yang bisa ditekuk. Sempat diperkenalkan sebagai Project Valley, saat itu sang raksasa elektronik dari Korea Selatan berniat mengumumkannya di Januari 2016. Tapi bahkan di peluncuran Galaxy S8 akhir Maret kemarin, device flagship tersebut masih belum memiliki panel foldable.

Belum lama ini, berita soal pengembangan smartphone dua layar oleh Samsung kembali muncul, dilaporkan oleh ET News dan The Investor. Kedua media mengungkapkan agenda Samsung untuk menguji handset purwarupa ber-display ganda dalam waktu dekat. Perangkat tersebut dipercaya sebagai versi awal smartphone foldable yang akan diberi nama Galaxy X. Tapi konsep layar melengkung sendiri boleh jadi tidak diusung di sana.

Berdasarkan laporan dari informan terpercaya, unit purwarupa itu dapat dilipat 180 derajat dan menyuguhkan sepasang panel light-emitting diode organik. Namun layar tersebut tidak bisa menekuk seperti karet, masih memanfaatkan display datar biasa, tersambung dengan engsel. Bukan cuma gagasan, Samsung juga dikabarkan telah melakukan pemesanan komponennya.

Sang narasumber menginforkasikan bahwa Samsung memiliki agenda buat memproduksi sebanyak 2.000 sampai 3.000 unit, prosesnya dilaksanakan di tahun ini. Device katanya disiapkan buat ‘mayoritas konsumen Samsung’ dan ‘bukan ditargetkan pada pengguna biasa’.

Hingga saat artikel ini ditulis, belum ada bocoran soal akan seperti apa penampilannya. Boleh jadi, desainnya berpedoman pada Samsung Youm (rancangannya seperti dompet) yang produsen pamerkan di CES 2013. Namun tanpa panel fleksibel, akan lebih masuk akal jika engsel diposisikan di sisi terpanjang device; sehingga saat dibuka, pengguna memperoleh penyajian ala tablet. Pendekatannya bisa saja menyerupai smartphone dual-touchscreen Echo yang diperkenalkan Kyocera di tahun 2011.

Dari deskripsi tertulis, produk Samsung itu memiliki ukuran layar lebih lebar dengan bezel super-tipis. Di sana ada dua buah panel OLED 5-inci, dan karena frame-nya hampir tidak ada, display terlihat ‘menyatu’. Menariknya lagi, perangkat dioptimalkan buat multi-tasking, di mana dua layar dapat menampilkan konten app berbeda. Saat ini Samsung tengah menggodok elemen UI-nya.

“Karena perangkat foldable belakangan memperoleh perhatian cukup besar, sangat penting bagi produsen untuk memahami kebutuhan serta ide-ide terkait user experience lewat unit prototype,” tutur narasumber pada ET News. “Hal ini merupakan salah satu alasan Samsung Electronics akan menawarkan smartphone foldable mereka sebagai produk ultra-premium.”

Gambar header: CNET.